<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} @font-face
{font-family:"MS Mincho"; panose-1:2 2 6 9 4 2 5 8 3 4; mso-font-alt:"Arial Unicode MS";
mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature:1 134676480 16 0 131072 0;} @font-face
{font-family:"@MS Mincho"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other;
mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature:1 134676480 16 0 131072 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-language:EN-US;} @page Section1 {size:21.0cm 842.0pt; margin:70.9pt 70.9pt 70.9pt 99.25pt; mso-header-margin:36.85pt; mso-footer-margin:36.85pt;
mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0
{mso-list-id:511533771; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1802603056 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l1
{mso-list-id:620107995; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:1966087342 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l1:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l2
{mso-list-id:808128742; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-27239554 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l2:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l3
{mso-list-id:818226585; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:257343234 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l3:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l4
{mso-list-id:870414017; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:929859808 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l4:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l5
{mso-list-id:982925431; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-758342228 67698689 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l5:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l6
{mso-list-id:1169563676; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-13449008 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l6:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l7
{mso-list-id:1782989287; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-134080018 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l7:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} ol
{margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} -->
Latar Belakang
Pembangunan pertanian dimasa yang akan datang berfokus pada pengembangan agribisnis yang berorientasi global dengan memanfatkan secara optimal dari sumberdaya yang ada. Pem bangunan
pertanian merupakan bagian penting
dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan,
kesejahteran masyarakat petani, menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan.
Namun saat ini pembangunan pertanian di Indonesia dihadapkan pada beberapa tantangan antara lain persaingan pasar global, pemenuhan ketahanan pangan, alternatif sumber
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan, serta penyediaan lapangan kerja.
Badan Litbang Pertanian dengan misi utamanya menemukan atau menciptakan inovasi pertanian (teknologi, kelembagaan, dan kebijakan) maju dan strategis, mengadaptasikannya menjadi tepat guna spesifik pemakai dan lokasi, serta menginformasikan dan menyediakan materi dasarnya. Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani), merupakan suatu model atau konsep baru diseminasi teknologi yang dipandang dapat mempercepat penyampaian informasi dan bahan dasar inovasi baru yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian.
Prima Tani diharapkan dapat berfungsi sebagai jembatan penghubung langsung antara Badan Litbang Pertanian sebagai penghasil inovasi dengan lembaga penyampaian (delivery system) maupun pelaku agribisnis (receiving system) pengguna inovasi. Dengan demikian prima tani diharapkan dapat mengatasi permasalahan pertanian di tingkat petani. Disamping itu Prima Tani akan merajut ulang
hubungan sinergis penelitian dan penyuluhan yang selama ini cenderung semakin melemah atau bahkan terputus di beberapa wilayah sebagai akibat dari belum mantapnya
pelaksanaan otonomi daerah.
Oleh karena itu melalui Prima Tani diharapkan lembaga penyuluhan pertanian di didaerah dapat saling terintegrasi dengan lembaga penelitian melalui penelitian partisipatif dan dapat saling bersinergi dalam kegiatan penelitian dan kegiatan penyuluhan
Selain sebagai wahana diseminasi, Prima Tani juga akan digunakan sebagai wahana pengkajian Partisipatif, yang merupakan implemantasi dari paradigma baru Badan Litbang Pertanian dalam hal ini penelitian pembangunan (Research and Development) menggantikan paradigma lama yaitu penelitian dan pengembangan.
Prima tani pada dasarnya merupakan strategi baru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Badan Litbang Pertanian.
Kegiatan Primatani yang Tahun 2005 hanya diuji coba di 25 kabupaten dan diperluas menjadi 33 kabupaten pada tahun 2006.
Pada tahun 2007
diperluas lagi menjadi 201 kabupaten seluruh Indonesia dan sudah merupakan salah satu instrumen program Departemen Pertanian. Secara garis besarnya program tersebut terdiri dari program ketahanan pangan, peningkatan daya saing dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Prima Tani
yang bersifat integratif
secara vertikal
dan horisontal, akan menghasilkan keluaran yang bermuara pada ketahanan pangan, daya saing melalui peningkatan
nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan Primatani di Propinsi Sulawesi Tengah sejak tahun 2007 dilaksanakan di 6 kabupaten yakni di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Toli-Toli, Tojo Una-Una, Banggai dan kabupaten Parigi-Moutong yang pelaksanaan kegiatannya dimulai pada tahun 2005. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan Prima Tani di masing-masing kabupaten bervariasi antara kabupaten. Di Kabupaten Parigi Moutong yang kegiatannya di mulai sejak
tahun 2005, kegiatan Prima Tani memberikan dampak positif terhadap peningkatan produksi dan pendapatan usahatani sebesasar 260 % dibanding sebelum Prima Tani dilaksanakan. Selain itu kerjasama antar kelembagaan produksi dan kelembagaan pendukung telah terkoordinir dengan baik yang terlihat dari
adanya dukungan Pemda dalam bentukfasilitasi
bantuan pinjaman modal ke perbankan (BNI),
keterlibatan Dolog dalam pembelian hasil panen petani,
Penangkaran benih yang telah terbentuk telah bekerjasama dengan PT. Pertani dalam hal pemasaran,
benih sumber(BB Penelitian Padi dan BPTP).
Untuk kabupaten Donggala, Tolitoli, Tojo Una-una, Banggai dan Kota Palu, kegiatan Prima tani telah memasuki tahun ketiga dan telah melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya survei PRA dan Base line Survey dari hasil kegiatan tersebut telah menyusun rancang bangun
selama tiga tahun kedepan dan telah terbentuk Klinik Agribisnis dimasing-masing Kabupaten. Hasil lain yang telah dicapai adalah berjalannya kegiatan inovasi teknologi dan kelembagaan serta meningkatnya jalinan kerjasama dengan stakeholder
khususnya dukungan pemda di masing-masing kabupaten. Hasil eveluasi kinerja Prima Tani
yang dilakukan oleh tim teknis Prima Tani pusat pada tahun 2008
menunjukkan bahwa dari enam lokasi Prima Tani yang ada di Sulawesi Tengah, empat
diantaranya yakni Kabupaten Parigi Moutong, Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Toli-Toli, kegiatan pembinaan sudah layak untuk ditransfer ke pemda masing-masing,
sedangkan dua lokasi yakni Kabupaten Tojo Una-Una dan Banggai masih perlu pembinaan intensif oleh BPTP.
Walaupun ke empat lokasi Prima Tani tersebut pembinaannya akan ditransfer mulai tahun 2009, namun untuk menjamin keberlanjutan inovasi teknologi dan kelembagan maka masih diperlukan pengawalan oleh peneliti dan penyuluh. Untuk itu kegiatan Prima Tani Sulawesi Tengah pada tahun 2009 akan terfokus kepada percepatan inovasi teknologi dan
kelembagaan
khususnya pada kabupaten Tojo Una Una dan Banggai, dan kegiatan pengawalan inovasi teknologi dan kelembagaan pada empat Kabupaten lainnya.
Dasar Pertimbangan
Primatani merupakan Program Rintisan Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan inovasi hasil Litbang kepada masyarakat dalam
bentuk laboratorium agribisnis di lokasi yang mudah dilihat dan dijangkau masyarakat petani.
Prima Tani pada intinya adalah membangun model percontohan
sistem dan usaha
agribisnis progresif
berbasis teknologi inovatif yang memadukan sistem inovasi
dan sistem agribisnis.
Prinsip dasar yang digunakan pada wilayah kegiatan Prima Tani Provinsi Sulawesi Tengah se bagai berikut :
- Membangun model percontohan (laboratorium agribisnis) sebagai wadah aplikasi teknologi yang berorientasi agribisnis untuk memperkenalkan dan mengaplikasikan teknologi pertanian kepada masyarakat petani di pedesaan.
- Pembentukan dan pembinaan kelompok tani melalui sekolah lapang (SL) yakni belajar sambil berbuat dengan cara mempraktekkan langsung intoduksi teknologi oleh petani
dilahan usahatani sekaligus menambah ilmu pegetahuan dan wawasan teknologi pertanian bagi petani.
- Pemasyarakatan inovasi teknologi pertanian melalui kegiatan diseminasi dan transfer teknologi menggunakan media informasi pertanian seperti brosur, leaflet, poster, liptan dan laporan hasil-hasil pengkajian dari BPTP Sulawesi Tengah.
- Mengintegrasikan kelembagaan terkait untuk berpartisipasi mendukung program Prima Tani melalui kemitraan .yang kondusif/saling menguntungkan yang lebih berpihak kepada kepentingan kelompok tani dan masyarakat setempat.
Prima Tani akan merajut ulang hubungan sinergis Penelitian-Penyuluhan yang cenderung
semakin melemah atau bahkan terputus di
beberapa wilayah sebagai akibat belum mantapnya
pelaksanaan otonomi daerah.
Prima Tani disetiap wilayah diharapkan dapat mengintegrasikan lembaga penyuluhan
di daerah melalui penelitian, pengembangan, pengkajian partisipatif di dalam Laboratorium Agribisnis, membekali penyuluh dengan pengetahuan teknologi inovatif yang diintroduksikan.
Dengan demikian Prima Tani
dapat berfungsi untuk mensinergiskan
kegiatan penelitian dan kegiatan penyuluhan.
Aplikasi Inovasi teknologi dan kelembagaan di wilayah Prima Tani Sulawesi Tengah memberi pengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas, usahatani dan aktivitas agribisnis
sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Demikian pula terhadap peran kelembagaan dalam mendukung kegiatan agribisnis yang semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa
Prima Tani sebagai model/percontohan pembangunan pertanian di pedesaan telah berikan hasil yang diharapkan sehingga keterlibatan dan peran pemda perlu ditingkatkan. Untuk itu Lokasi Prima Tani yang memperlihatkan kemajuan yang berarti saatnya untuk pembinaannya di serahkan Pemda masing-masing. Peran BPTP dalam proses transfer tersebut adalah sebagai pengawal inovasi teknologi dan kelembagaan agar
kegiatan Prima Tani tetap berjalan
sesuai dengan rancang bangun yang telah di buat sehingga tujuan akhir Prima Tani yakni terciptanya agribisnis Industrial pedesaan dan sistem usahatani intensifikasi/diversifikasi dapat tercapai.
1. Tujuan Jangka Panjang
· Mengembangkan Sistem Usahatani Intensifikasi-Diversifikasi (SUID) dan Agribisnis Industrial Pedesaan (AIP) di wilayah Primatani sebagai model/percontohan pembangunan pertanian.
· Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui percepatan pemasyarakatan inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian dalam kegiatan sistem usahatani.
· Meningkatkan peran kelembagaan baik kelembagaan internal maupun kelembagaan eksternal dalam mendukungan kegiatan sistem usahatani dan Agribisnis di pedesaan.
· Meningkatkan Peranan Klinik Agribisnis dalam memenuhi kebutuhan informasi teknologi pertanian bagi masyarakat.
· Meningkatkan kemandirian dan kemampuan masyarakat dan pemerintah setempat untuk melanjutkan pengembangan dan pembinaan percontohan SUID dan AIP berbasis
pengetahuan dan teknologi mutakhir
2. Tujuan Tahun 2009
· Meningkatkan perluasan inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan dalam wilayah Prima Tani.
· Melakukan pengawalan terhadap inovasi teknologi dan kelembagaan di masing-masing wilayah Prima Tani yang pembinaanya telah ditranfer ke pemda sehingga dapat berjalan sesuai dengan rancang bangun yang telah ditetapkan.
· Melakukan koordinasi dengan pemda melalui Dinas-dinas terkait sehingga transfer pembinaan Prima Tani lebih meningkatkan aktivitas inovasi teknologi dan kelembagaan.
Keluaran yang Diharapkan
1. Keluaran Jangka Panjang
· Berkembangnya Sistem Usahatani Intensifikasi-Diversifikasi dan Agribisnis Industrial Pedesaan di wilayah Primatani sebagai model/percontohan pembangunan pertanian.
· Meningkatnya kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui percepatan pemasyarakatan inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian dalam kegiatan sistem usahatani.dan Agribisnis.
· Meningkatnya peran kelembagaan baik kelembagaan internal maupun kelembagaan eksternal dalam mendukungan kegiatan sistem usahatani dan Agribisnis di pedesaan
· Meningkatnya Peranan Klinik Agribisnis dalam memenuhi kebutuhan informasi teknologi pertanian bagi masyrakat.
· Meningkatnya kemandirian dan kemampuan masyarakat dan pemerintah setempat untuk melanjutkan pengembangan dan pembinaan percontohan SUID dan AIP berbasis
pengetahuan dan teknologi mutakhir
2. Keluaran Tahun 2009
· Meningkatnya perluasan inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan dalam wilayah Prima Tani.
· Terkawalnya inovasi teknologi dan kelembagaan di masing-masing wilayah Prima Tani yang pembinaanya telah ditranfer ke pemda sehingga dapat berjalan sesuai dengan rancang
bangun yang telah ditetapkan.
· Terjalinnya koordinasi secara baik dengan pemda melalui Dinas-dinas terkait sehingga transfer pembinaan Prima Tani lebih meningkatkan aktivitas inovasi teknologi dan kelembagaan
Perkiraan Manfaat dan Dampak
PRIMA TANI dapat memberikan manfaat kepada pembangunan sektor pertanian di daerah yang terlihat dari :
· Meningkatnya muatan inovasi teknologi dan kelembagaan dalam kegiatan usahatani sehingga dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani.
· Meningkatnya pendapatan masyarakat akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuham minimal
· Terkoordinasinya lembaga-lembaga terkait dalam mendukung kegiatan agribisnis di setiap wilayah Prima Tani.
· Berkembangnya sistem usahatani intensifikasi-diversifikasi dan agribisnis industrial pedesaan membuka lapangan kerja bagi masyarakat di pedesaan.
Kerangka Teoritis
Prima Tani merupakan Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang dilaksanakan secara partisipatif oleh semua pemangku kepentingan
(Stakeholder) pembangunan pertanian dalam bentuk laboratorium Agribisnis. Dengan demikian Prima Tani di merupakan model atau percontohan pembangunan pertanian dan pedesaan melalui pemanfaatan teknologi dan pendapingan yang intensif kepada para petani/kelompok tani . Selain itu kegiatan ekspose dan sosialisasi pelaksanaan Prima Tani bagi desa atau wilayah disekitar merupakan bagian kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan (Anonim, 2008). Prima tani pada prinsipnya dilaksanakan dengan empat strategi yaitu:
- Menerapkan teknologi inovatif tepat guna secara partisipatif berdasarkan paradigma penelitian untuk pembangunan.
- Membangun model percontohan system dan usaha agribisnis berbasis teknologi inovatif yang mengintegrasikan system inovasi dan kelembagaan dengan sistim agribisnis.
- Mendorong proses difusi dan replikasi model percontohan teknologi inovatif melalui ekspose dan demontrasi lapang, diseminasi informasi, advokasi sertafasilitasi.
- Mengembangkan agroindutri pedesaan berdasarkan karakteristik wilayah agroekositem dan kondisi sosial ekonomi setempat.
Kondisi perkembangan inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian saat ini yang semakin melambat, mendorong perlunya terobosan baru dalam mempercepat penyapaian inovasi teknologi dan kelembagaan
ke pemangku kepentingan (Stakeholder). Di lain pihak Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang pertanian) telah banyak menghasilkan inovasi-inovasi baru yang tidak sampai ke pengguna khusunya petani. Program Prima Tani yang dilaksanakan dengan tujuan utama mempercepat transfer inovasi teknologi
merupakan terobosan dari Badang Libang pertanian dalam
mendorong percepatan penyampaian teknologi tersebut. Dalam implementasi Prima Tani
selain meningkatkan muatan inovasi teknologi dalam setiap kegiatan usahatani juga menumbuhkan kemandirian dan
partisipasi masyarakat
sehingga Prima Tani diiharapkan dapat menstimulasi pemanfaatan potensi sumberdaya yang ada secara optimal di pedesaan.
Keberhasilan Prima Tani dalam menjaring dukungan dari berbagai pihak khususnya pemda di masing-masing wilayah mendorong aktivitas usahatani dan agribisnis yang semakin
meningkat. Hal ini menuntut untuk terus dibina agar apa yang telah dicapai dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Dengan keterbatas yang dimiliki oleh Badan Litbang Pertanian maka kegiatan pembinaan Prima Tani sudah sewajarnya untuk di serahkan ke masing-masing pemda. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh tim Pembina Prima Tani Pusat menunjukkan bahwa beberapa lokasi Prima Tani sudak layak untuk
diserahkan dan dibina langsung oleh pemda dan sebagiannya lainnya masih perlu pembinaan secara intensif. Namun untuk menjaga kesinambungan inovasi teknologi dan kelembagaan maka pada lokasi Prima Tani yang pembinaannya diserahkan ke Pemda maka pengawalan
oleh tim peneliti masih diperlukan.
Pelaksanaan kegiatan Prima Tani di suatu wilayah didahului dengan beberapa survai untuk mengetahui potensi dan permasalahan yang ada ditingkat petani. Hasil survei ini selanjutnya menjadi dasar dalam penyusunan rancang bangun Prima Tani dimasing-masing wilayah.
Hasil identifikasi dan pengelolaan lahan pertanian dimasing-masing wilayah Prima Tani oleh Balai Penelitian Tanah memberikan arahan pengembangan komoditi. Di kelurahan Kayumalue Ngapa dan desa Bongka Makmur dengan Agroekosistem Lahan Kering dataran Rendah Iklim Kering (LKDRIK) rekomendasi komoditi yang akan dikembangkan adalah masing-masing
adalah Bawang merah lokal, Jagung, Kacang tanah
dan Jagung, kedelai (Hikmatullah dkk, 2007a, Hikmatullah dkk, 2007b), sedangkan ternak yang akan dikembangkan di
kedua desa tersebut adalah ternak Sapi. Anjuran pemupukan spesifik pada Bawang Merah lokal di Kelurahan Kayumalue Ngapa adalah Urea 50 kg, ZA 150 kg, SP-36 150 kg, KCL 150 kg dan pupuk Kandang 15 ton/ha, sedangkan pada Jagung adalah 250 kg Urea+ZA, 100 kg SP-36, 50-75 kg KCL dan 2 ton pupuk kandang/ha (Nurida dkk, 2007).
Di desa Bongka Makmur anjuran pemupukan spesifik lokasi untuk tanaman Jagung adalah ur ea 200-300 kg, ZA 100kg,
SP36 100 kg, KCl 100kg dan pupuk kandang 2 ton/ha, sedangkan kedelai adalah Urea dan ZA masing-masing 50 kg, SP-36
dan KCl masing-masing 100 kg dan pupuk kandang 2 ton/ha (Kasno dkk, 2007a).
Pada agroekositem lahan sawah semi intensif di lokasi Prima Tani ( Parigi-Moutong, Donggala, Toli-Toli dan Banggai ) arahan komoditas unggulan adalah padi sawah yang dapat dipola tanamkan dengan palawija seperti jagung, kedelai dan Kacang Tanah sedangkan pada lahan kering dapat diusahatakan Kakao, Kelapa dan Jagung ( Hikmatullah dkk, 2007c, Hikmatullah dkk, 2007d, Hikmatullah dkk, 2007e). Anjuran pemupukan spesifik lokasi untuk tanaman padi di desa Tonggolobibi adalah; 200-250 kg Urea, 50-100 kg SP-36 dan 50-100 kg KCl /ha (Al Jabri dkk, 2007). Di desa Baya anjuran pemupukan Spesifik lokasi untuk tanaman padi adalah 50 kg ZA, 250 kg Urea, 50-100 kg SP-361, dan 50 kg KCl, sedangkan bila dipadukan dengan pengembalian jerami sebanyak 5 ton/ha maka ajuran pemupukan lebih rendah yakni 230 kg urea, 50 kg ZA, 50-100 kg SP-36 tanpa diperlukan lagi pupuk KCL (Kasno dkk, 2007b).
Pendekatan
Untuk mencapai tujuan akhir dari kegiatan Prima Tani yakni terciptanya Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi (SUID) dan Agribisnis Industrial Perdesaan (AIP) maka kegiatan Prima Tani menggunakan lima pendekatan yaitu: (1) agroekosistem, (2) agribisnis, (3) wilayah, (4) kelembagaan dan (5) Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Ini berarti bahwa prima tani diimplementasikan dengan memperhatikan kesesuaian dengan kondisi biofisik lokasi yang
meliputi aspek sumber daya lahan, air, wilayah dan
komoditas dominan. Pendekatan agribisnis dalam implementasi Prima Tani
memperhatikan struktur dan keterkaitan sub sistem penyediaan input, usahatani, pasca panen dan
pengolahan, pemasaran, dan penunjang dalam suatu sistem.
Pendekatan wilayah berarti optimasi penggunaan lahan untuk pertanian
dalam satu kawasan (desa atau kecamatan).
komoditas lainnya sebagai pendukung, terutama dalam kaitannya dengan resiko ekonomi (harga). Pendekatan kelembagaan berarti pelaksanaan prima tani tidak hanya memperhatikan keberadaan dan fungsi suatu organisasi ekonomi atau individu yang berkaitan dengan input dan output, tetapi juga mencakup modal sosial, norma dan aturan yang berlaku di lokasi Prima
Tani. Sedangkan pendekatan kesejahteraan
menekankan bahwa pelaksanaan Prima Tani berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di lokasi Prima Tani.
Dari kelima pendekatan diatas diharapkan terciptanya suatu unit agribisnis industrial dan sistem usahatani intensifikasi dan diversifikasi di lokasi prima tani.
Ruang Lingkup Kegiatan
Prima di Sulawesi Tengah pada tahun 2009 terdiri dari enam kegiatan di enam lokasi sebagai berikut
· Prima Tani dengan lahan sawah semi intensif di Desa Torue, Astina dan Purwosari kabupat en Parigi-Moutong.
· Prima Tani lahan kering dataran rendah iklim kering di kelurahan Kayumalue Ngapa Kota Palu.
· Prima Tani lahan sawah semi intensif di desa Tonggolobibi kabupaten Donggala.
· Prima Tani lahan sawah semi intensif di desa Lantapan kabupaten Toli-Toli.
· Prima Tani lahan kering dataran rendah iklim kering di Desa Bongka Makmur Kabupaten Tojo Una-Una.
· Prima Tani lahan sawah semi intensif di desa Baya Kabupaten Banggai.