commit to user
V - 1
BAB V
ANALISIS KONSEP PERANCANGAN
Bagian ini akan membahas tentang pemrograman arsitektur dimana rumusan sistem konsep perancangan merupakan pengarah atau dasar tindakan merancang. Sistem konsep perancangan atau konsep programatik perancangan terdiri dari program-program: analisis sistem peruangan, analisis penataan tapak, analisis bentuk dan tatanannya, analisis sistem struktur, dan analisis sistem utilitas.
A. ANALISIS SISTEM PERUANGAN
1. Analisis Kelompok Kegiatan dan Pola Kegiatan
Tujuan
Menentukan dan mengelompokkan jenis kegiatan yg dilakukan oleh pegguna yang berada di kawasan TPA Kaliori. Kelompok kegiatan dikelompokkan berdasarkan jenis kegiatan, pelaku kegiatan, serta aktivitas pengguna pada kegiatan.
Analisis dan Hasil a) Kegiatan Penerimaan
Kegiatan penerimaan meliputi memarkirkan kendaraan, pemberian informasi pelayanan, menunggu dan mendapatkan pengarahan. Berikut ini adalah pola kegiatan penerimaan:
b) Kegiatan Pengunjung
Kegiatan pengunjung ini dibagi menjadi dua, yaitu pengunjung umum dan pengunjung wisata edukasi.
1) Pengunjung umum/tamu
Datang Parkir
Menuju ke resepsionis
Skema V.1. Skema kegiatan penerimaan pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 2 Merupakan orang yang datang dengan tujuan tertentu dan spesifik seperti studi banding, reservasi waktu wisata edukasi maupun mengambil data. Berikut ini adalah analisis pola kegiatan pengunjung umum:
2) Pengunjung wisata edukasi (wisatawan)
merupakan sekelompok individu orang yang datang dengan maksud untuk melakukan kegiatan wisata edukasi meliputi kegiatan wisata kegiatan indoor pada Waste Educentre, workshop, maupun kegiatan
outdoor seperti tur keliling TPA dan praktek pembuatan kompos.
Kegiatan indoor dan outdoor dapat dilakukan secara bergantian sesuai dengan tujuan dan paket wisata edukasi yang dipilih. Berikut ini hasil analisa pola kegiatan pengunjung:
Datang Parkir
Menuju ke resepsionis
Pulang
Menuju unit kegiatan tujuan
Melapor kembali ke resepsiois
Kegiatan langsung
Kegiatan tidak langsung/fleksibel
Datang Parkir
Menuju ke resepsionis
metabolisme Ibadah Istirahat
Pulang
Mendapatkan pengarahan
Kegiatan indoor
Kegiatan outdoor Kegiatan indoor
Skema V.2. Skema kegiatan pengunjung umum pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
Skema V.3. Skema kegiatan pengunjung wisata edukasi pada TPA Kaliori Sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 3 c) Kegiatan Operasional TPA
Meliputi pekerjaan lapangan dalam pengolahan sampah seperti penyortiran sampah, pembuatan kompos, pengopersasian pengolahan gas metan dan air lindi serta packing dan display produk akhir pengolahan sampah. Berikut ini adalah pola kegiatan pengguna dalam kelompok kegiatan operasional TPA:
d) Kegiatan Pengelola
Kegiatan pengelolaan meliputi urusan administrasi, keuangan, humas, informasi, promosi, operasional, tekniks, dan penelitian.
Datang Parkir
Presensi
metabolisme Ibadah Istirahat
Mengelola TPA dan bekerja sesuai unit Pulang
Kegiatan langsung
Kegiatan tidak langsung/fleksibel
metabolisme Ibadah Istirahat
Kegiatan langsung
Kegiatan tidak langsung/fleksibel
Datang Parkir
Presensi
Bekerja seuai unit kerja
Pulang
Mengambil dan menyiapkan peralatan
Membereskan peralatan dan melakukan pengecekan kembali
Skema V.4. Skema kegiatan opersional TPA sumber: analisis penulis, 2015
Skema V.5. Skema kegiatan pengelola TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 4 e) Kegiatan Rapat, Seminar dan Workshop
f) Kegiatan Pengelola Komersial
Meliputi kegiatan jual beli pada “Kaliori Shop” yang menyediakan souvenir berupa kerjainan dari sampah anorganik hasil pemrosesan sampah organik yaitu pupuk kompos dan kegiatan pelayanan “Organic Cafe”
Berikut ini adalah pola kegiatan pengelola komersil pada Kaliori Shop:
Dan berikut ini adalah pola kegiatan pada Organic Cafe:
Datang Parkir Registrasi Seminar/ workshop Istirahat Pulang Datang Parkir Dropping dan menata barang Melayani pembeli Pulang
metabolisme Ibadah Istirahat
Skema V.6. Skema kegiatan rapat, seminar dan workshop pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
Skema V.7. Skema kegiatan pengelola Kaliori Shop sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 5 g) Kegiatan Servis
2. Analisis Jumlah Pengguna
Tujuan: Menjadi landasan perhitungan beberapa besaran ruang yang akan digunakan
Kriteria/Dasar Pertimbangan:
a. Dasar perhitungan pengunjung wisata edukasi menggunakan standar jumlah pengunjung pada Temesi Recyling yaitu 1000 orang pertahun dengan maksimal jumlah rombongan 50 orang (jumlah maksimal siswa satu kelas beserta pendamping). Sementara jumlah pengunjung umum berdasar pada data pengunjung yang tercatat pada buku tamu TPA Kaliori dan asumsi perhitungan dari badan formal yang akan mengunjungi TPA.
Datang Parkir
Presensi
metabolisme Ibadah Istirahat
Menjalankan kegiatan servis Pulang
Kegiatan langsung
Kegiatan tidak langsung/fleksibel
Datang Parkir Menyiapkan bahan makanan Melayani pengunjung Pulang
metabolisme Ibadah Istirahat
Skema V.8. Skema kegiatan pengelola Organic Cafe sumber: analisis penulis, 2015
Skema V.9. Skema kegiatan servis sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 6 Penghitungan pengelola berdasarkan keadaan real di TPA Kaliori dengan penambahan berdasarkan asumsi kebutuhan pada unit-unit pengelolanya.
b. Kapasitas ruang tertentu yang direncanakan, berdasarkan pertimbangan asumsi.
Hasil Analisis
Berikut ini adalah tabel jumlah pengguna pada TPA Kaliori:
No Pengguna Jumlah Keterangan
1. Pengunjung
Pengunjung umum 2 – 5
Pengunjung wisata edukasi 100 Dibagi menjadi beberapa kelompok
ketika berkeliling 2. Pengelola
Kepala TPA 1
Sekretaris 1
Bendahara 1
Kepala Bidang Operasional TPA 1 Kepada Bidang Wisata dan Edukasi
1 Kepala Bidang Humas Promosi dan Pemasaran
1 Kepala Bidang Keamanan dan Perawatan
1 Staff Unit Program Pendidikan dan Pengembangan Program
4 3 pemandu
1 petugas pelayanan informasi
Staff Unit Penelitian 3 1 laboran, 2 peneliti
Staff Unit Operasional Lapangan 12 1 operator excavator
1 operator alat pemisah sampah 2 petugas pada area dropping sampah (kemudian membuat kompos)
5 petugas pemilah sampah 3 petugas pengangkut sampah Staff Unit Promosi dan
Pemasaran
2
Staff Unit Keamanan 4 1 petugas penjaga gerbang parkir
1 petugas penata parkir 2 satpam
Staff Unit Perawatan dan Rumah Tangga
2 2 petugas cleaning service 1 teknisi
Penjaga Kaliori Shop 2
Penjaga Organic Cafe 5 2 waitters
2 cooker 1 kasir
commit to user
V - 7
3. Pengepul 3 1 supir, 2 orang pengangkut sampah
3. Analisis Kebutuhan Ruang
Tujuan
Tujuan dari analisis kebutuhan ruang adalah untuk menentukan ruang-ruang yang dibutuhkan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna pada perencanaan TPA Kaliori di Kabupaten Banyumas.
Kriteria/Dasar Pertimbangan
a. Mewadahi setiap jenis kelompok pelaku kegiatan
b. Mewadahi seluruh pola kegiatan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan yang dikaji pada subbahasan analisis sebelumnya.
Hasil dan Analisis
Analisis kebutuhan ruang didasarkan pada kelompok-kelompok kegiatan yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya yang membentuk zona-zona kegiatan. Zona kegiatan tersebut adalah zona kegiatan utama, zona kegiatan pengelola, zona kegiatan pendukung, zona kegiatan komersil dan zona kegiatan servis.
a. Zona Kegiatan Penerimaan
Pada analisis kebutuhan ruang pada zona kegiatan utama terdapat fungsi, persyaratan ruang, macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang.
1) Fungsi Zona Penerimaan
Zona ini berfungsi sebagai area penerimaan dan informasi bagi pengunjung maupun pengelola.
2) Persyaratan Ruang
a) Terlihat dengan jelas dan mudah diakses b) Memiliki besaran yang mamadai untuk parkir c) Memiliki area sirkulasi yang luas
3) Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan, serta Kebutuhan Ruang
Tabel V.1. Jumlah pengguna pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 8 Macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang pada zona kegiatan penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut ini
ZONA KEGIATAN PENERIMAAN
Macam Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang
1. Parkir
2. Memasuki bangunan 3. Bertanya kepada resepsionis 4. Mendapatkan pengarahan
5. Menunggu
Pengunjung 1.Area parkir 2.Kanopi 3.Area resepsionis 4.Ruang tunggu 1. Parkir 2. Mengatur parkir 3. Memberikan pengarahan 4. Menyambut tamu
Pengelola 1.Area parkir
2.Pos jaga parkir 3.Area resepsionis
b. Zona Kegiatan Utama
1) Fungsi Zona Kegiatan Utama
Berlangsungnya kegiatan utama dari TPA Kaliori yaitu sebagai tempat pengelolaan sampah dan wisata edukasi.
2) Persyaratan Ruang
a) Persyaratan fasilitas pengolahan sampah:
(1) Fasilitas pegolahan sampah sesuai dengan kapasitas sampah yang akan diolah
(2) Mudah dijangkau oleh truk dan mobil pengangkut sampah (3) Tempat pengkomposan harus tertutup dengan atap untuk
menghindari air hujan yang dapat menghambat proses pengomposan dan terbagi atas kamar-kamar pengomposan. (4) Terdapat area penjemuran sampah anorganik
(5) Bangunan bersifat semipermanen (6) Penerangan alami pada siang hari b) Persyaratan fasilitas wisata edukasi
(1) Dapat melihat proses pengolahan sampah dengan jelas (2) Memiliki area sirkulasi yang luas
(3) Aman dari alat-alat pengolahan sampah
Tabel V.2. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan penerimaan sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 9 (4) Dapat melindungi dari terik panas matahari
(5) Sistem tata suara yang memadai dan tidak terganggu dengan suara bising mesin pengolah sampah.
3) Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan serta Kebutuhan Ruang
Macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang pada zona penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut ini
ZONA KEGIATAN UTAMA
Macam Kegiatan Pelaku
Kegiatan Kebutuhan Ruang
a. Pengolahan sampah
1) Dropping sampah dari truk 2) Penyortiran sampah 3) Pengomposan sampah organik 4) Pengumpulan sampah anorganik 5) Pengemasan hasil pengomposan sampah organik
6) Pengolahan air lindi
staff operasional lapangan 1.Area dropping 2.Area penyortiran 3.Rumah kompos 4.Area packing 5.Area kontrol air lindi
b.Wisata edukasi (indoor) 1) Mendapatkan pengarahan 2) Berkeliling di area Waste
educentre
3) Melihat proses keluar-masuk truk/mobil pengangkut sampah
4) Mengikuti seminar 5) Mengikuti workshop
pengolahan sampah anorganik menjadi kerajinan 6) Istirahat/ibadah
7) Metabolisme
Pengunjung 1.Aula penerimaan 2.Ruang display informasi dan diorama 3.Ruang observasi 4.Ruang seminar 5.Ruang workshop 6.Rest area 7.Mushola 8.Toilet
c. Wisata edukasi (outdoor) 1) Melihat proses penyortiran
sampah, pengomposan sampah, dan pengemasan pupuk kompos
2) Melihat kolam pengolahan air lindi 3) Istirahat Pengunjung wisata edukasi 1.Area observasi kompos
2.Area observasi air lindi
3.Rest area
4) Memberikan informasi kepada pengunjung
commit to user
V - 10 5) Memandu pengunjung berkeliling 6) Memantau jalannya operasional TPAc. Zona Kegiatan Pengelola 1) Fungsi Zona Pengelola
Fungsi dari zona kegiatan pengelolaan adalah untuk mewadahi aktivitas dan kegiatan pengelola pada TPA Kaliori
2) Persyaratan Ruang
a) Area pengelola berdekatan dengan area penerimaan untuk mempermudah koordinasi
b) Ruang kepala bidang dan staf terletak berdekatan
c) Ruang serbaguna dapat digunakan untuk mengadakan rapat dan seminar
d) Minimalisir kebisingan pada ruang serbaguna
e) Menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan pada malam hari.
f) Menggunakan AC sebagai sistem pengkondisian udara pada ruang kerja utama
3) Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan serta Kebutuhan Ruang
Macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang pada zona penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut ini
ZONA KEGIATAN PENGELOLA
Macam Kegiatan Pelaku
Kegiatan Kebutuhan Ruang
1.Presensi
2.Kegiatan Kepala TPA
3.Kegiatan Kepala Bidang wisata edukasi dan staff bidang pendidikan dan pengembangan program
4.Kegiatan staff unit penelitian
Pengelola 1.Meja presensi 2.Ruang Kepala TPA 3.Ruang kerja kabid dan
staff
4.Laboratorium penelitian 5.Ruang persiapan
penelitian/gudang Tabel V.3. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan kegiatan utama
commit to user
V - 11
5.Kegiatan staff operasional lapangan
6.Kegiatan staff operasional teknis 7.Kegiatan kabid humas, promosi
dan pemasaran
8.Kegiatan staff unit promosi dan pemasaran
9.Kegiatan kabid keamanan dan perawatan
10. Evaluasi dan rapat koordinasi 11. metabolisme
12. Istirahat dan makan 13. ibadah
6.Ruang staff
operasional teknis dan lapangan 7.Ruang penyimpanan alat-alat kerja 8.Ruang serbaguna 9.Toilet 10. Kantin 11. Mushola
d. Zona Kegiatan Komersil 1) Fungsi Zona Komersil
Fungsi dari zona ini adalah mewadahi kegiatan promosi dan komersil yang ada di TPA Kaliori seperti display dan pejualan produk hasil pengolahan sampah berupa pupuk organik maupun kerajinan dari sampah anorganik yang bisa dijadikan souvenir dan penyediaan makanan di cafe.
2) Persyaratan Ruang
a) Ruang display dan penjualan mudah diakses oleh tamu dan pengunjung.
b) Ruang display berdekatan dengan ruang tunggu
c) Cafe terisolir dari proses pengolahan baik secara fisik maupun visual.
d) Cafe berdekatan dengan kebun organik untuk mempermudah supply bahan.
3) Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan serta Kebutuhan Ruang
Macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang pada zona komersil dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel V.4. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan pengelola sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 12
ZONA KOMERSIL
Macam Kegiatan Pelaku
Kegiatan Kebutuhan Ruang
Area Kaliori Shop
1.Melihat produk hasil pengolahan sampah
2.Bertanya mengenai produk 3.Memilih produk
4.Melakukan transaksi pembelian 5.Istirahat
Pengunjung 1. Ruang display 2. Kasir
3. Ruang
tunggu/istirahat
1.Menyiapkan dan menata produk 2.Melayani pembeli
3.Istirahat/ibadah 4.Metabolisme
Pengelola 1. Ruang display 2. Toilet 3. Mushola Area Organic Cafe
1) Memilih tempat duduk 2) Memesan makanan 3) Menunggu pesanan datang 4) Menikmati makanan 5) Membayar
6) Pulang
Pengunjung 1. Area makan 2. Pantry 3. Dapur 4. Kasir 5. Menyambut pengunjung 6. Mencatat pesanan 7. Membuat pesanan 8. Mengantarkan makanan 9. Membersihkan meja 10. Melayani pembayaran pengelola
e. Zona Kegiatan Servis 1) Fungsi Kegiatan Servis
Fungsi dari zona ini adalah mewadahi kegiatan servis yaitu keamanan dan perawatan fasilitas
2) Persyaratan Ruang
Letaknya untuk kegiatan servis tersembunyi, sedangkan untuk keamanan, letaknya mudah terlihat dan mudah memantau keseluruhan fasilitas.
3) Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan serta Kebutuhan Ruang
Macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang pada zona servis dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel V.5. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan komersil sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 13
ZONA SERVIS
Macam Kegiatan Pelaku
Kegiatan Kebutuhan Ruang
1.Menjaga pos pemantauan kedatangan truk pengangkut sampah
2.Jaga malam
3.Berkeliling memantau keamanan 4.Membersihkan fasilitas
5.Mengecek peralatan fasilitas dan utilitas 6.Menyiapkan minuman Petugas servis 1.Pos jaga 2.Pantry 3.Ruang penyimpanan peralatan 4.Ruang utilitas
4. Analisis Identitas Ruang
Tujuan
Tujuan dari analisis identitas ruang adalah untuk menentukan identitas ruang-ruang pada fasilitas TPA Kaliori sebagai wisata edukasi dapat terakomodasi dan tertata sesuai dengan kebutuhannya.
Kriteria/Dasar Pertimbangan
Terdapat kriteria-kriteria dalam menganalisis identitas ruang yang dibutuhkan. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Tingkat Privasi
b. Pencahayaan
c. Penghawaan
d. Tingkat interaksi sosial e. Atmosfer atau suasana ruang f. Bentuk
g. Elemen dekoratif
Analisis dan Hasil
Analisis identitas terdiri dari faktor-faktor yang menunjukkan kualitas ruang-ruang tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah pencahayaan, suhu, tingkat interaksi sosial, atmosfer ruang, bentuk, volume, serta elemen-elemen
Tabel V.6. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan servis sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 14 dekoratif seperti cahaya, warna dan grafis. Zona ruang dibagi menjadi zona penerimaan, zona utama, zona pengelola, zona komersil, dan zona servis. Berikut keterangan dari analisis dan hasil analisis tabel identitas di bawah ini: a. Tingkat Privasi
Karakter ruang dengan tingkat privasi diantaranya adalah sebagai berikut. 1) Publik, ruang dapat diakses oleh semua pengguna.
2) Semi Publik, ruang dapat diakses oleh hampir semua pengguna. 3) Semi privat, ruang hanya diakses oleh pengguna yang berhak dan/atau
pengguna yang diundang.
4) Privat, ruang hanya diakses oleh pengguna-pengguna tertentu, tertutup untuk publik.
5) Servis, ruang ditujukkan untuk kegiatan servis b. Pencahayaan
1) Penggunaan cahaya alami dan buatan (+++) 2) Penggunaan cahaya alami (++)
3) Penggunaan cahaya buatan (+) c. Penghawaan
1) Penggunaan penghawaan alami (++) 2) Penggunaan penghawaan buatan (+) d. Tingkat interaksi sosial
1) Interaksi sosial yang tinggi pada ruang (+++) 2) Interaksi sosial yang sedang pada ruang (++) 3) Interaksi sosial yang rendah pada ruang (+) e. Atmosfer atau suasana ruang
1) Suasana ruang yang ramai (+++) 2) Suasana ruang sedikit ramai (++) 3) Suasana ruang tenang (+)
f. Bentuk
1) Bentuk ruang terbuka (+++) 2) Bentuk ruang sedikit terbuka (++) 3) Bentuk ruang tertutup (+)
commit to user
V - 15 g. Elemen dekoratif
1) Perlu adanya elemen dekoratif (++) 2) Tidak memerlukan elemen dekoratif (+)
Hasil Analisis
Berikut ini adalah hasil analisis pada tiap zona: a. Zona Penerimaan
No Jenis Ruang
Identitas Ruang Tingkat
Privasi Pencahayaan Penghawaan
Tingkat Interaksi Sosial Suasana Ruang Bentuk Ruang Elemen Dekoratif ZONA PENERIMAAN
1 Pos jaga parkir Publik +++ ++ ++ +++ +++ +
2 Parkir Publik +++ ++ ++ +++ +++ +
3 Kanopi Publik +++ ++ ++ +++ +++ ++
4 Hall/lobby Publik +++ ++ ++ +++ ++ +++
5 Resepsionist Publik +++ ++ +++ ++ ++ ++
ZONA UTAMA
6 Dropping area Semi
publik
+++ ++ ++ ++ ++ +
7 Area penyortiran Semi publik
+++ ++ ++ ++ ++ +
8 Rumah kompos Publik +++ ++ ++ ++ ++ +
9 Packing area Publik +++ ++ ++ ++ ++ +
10 Area kontrol air lindi Semi privat +++ ++ + + +++ ++ 11 Area observasi kompos Publik +++ ++ +++ +++ +++ ++ 12 Area observasi lindi Publik +++ ++ +++ +++ +++ ++ 13 Ruang display informasi dan diorama Publik +++ ++ +++ +++ +++ +++
14 Ruang workshop Publik +++ ++ +++ +++ +++ ++
ZONA PENGELOLA
15 Meja presensi Semi
privat
+ ++ ++ ++ ++ +
16 R. Kepala TPA Privat + + + + + +
17 R. Kerja Kabid dan staff Privat + + ++ + + + 18 Laboratorium penelitian Semi privat + + + + + +
19 Gudang lab Privat + ++ + + + +
20 R. staff operasional lapangan
commit to user
V - 16
21 R. alat kerja Privat + ++ + + + +
22 R. serbaguna Semi
privat
+ + ++ ++ + ++
ZONA KOMERSIL
23 Ruang display Publik +++ ++ +++ +++ ++ +++
24 Kasir Publik + ++ ++ ++ + +
25 Ruang tunggu/ istirahat
Publik +++ ++ ++ ++ ++ ++
26 Area makan Publik +++ + +++ +++ ++ +++
27 Dapur Privat + ++ + ++ + +
28 Pantry Privat + ++ + ++ + +
29 Kasir cafe Publik +++ + +++ ++ ++ ++
ZONA SERVIS
30 Pos jaga satpam Servis +++ ++ + + ++ +
31 Pantry Servis ++ ++ + + + + 32 Gudang alat kebersihan Servis + ++ + + + + 33 R. utilitas Servis + + + + + + 34 Mushola Servis +++ + + + + + 35 Toilet Servis + + + + + +
5. Analisis Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang
Tujuan
Tujuan dari analisis hubungan ruang dan organisasi ruang adalah untuk mengetahui hubungan keterkaitan antar ruang yang ada pada TPA Kaliori dan menentukan karakter ruang berdasarkan pola kegiatan dan kebutuhan ruang dengan hasil berupa organisasi ruang.
Kriteria/Dasar Pertimbangan a. Karakter ruang
b. Kelompok kegiatan sejenis
Analisis dan Hasil
Proses analisis melibatkan data kebutuhan ruang dan jenis kegiatan yang ada di dalamnya. Selanjutkan, ruang yang memiliki kesamaan karakter akan dikelompokkan sehingga menghasilkan sebuah organisasi ruang.
Tabel V.7. Analisis identitas ruang pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 17 a. Zona Penerimaan
Berikut ini adalah hasil analisis hubungan ruang pada zona penerimaan.
b. Zona Utama
Berikut ini adalah hasil analisis hubungan ruang pada zona utama
Resepsi onis Pos jaga parkir Area parkir Kanopi Hall Berhubungan langsung Dropping area Area penyortiran Rumah Kompos Packing Area Area kontrol air lindi Area observasi lindi Area observasi kompos Area observasi metan Ruang display informasi R. workshop Berhubungan langsung Tidak berhubungan Skema V.10. Analisis hubungan ruang pada zona penerimaan
sumber: analisis penulis, 2015
Skema V.11. Analisis hubungan ruang pada zona utama sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 18 c. Zona Pengelola
d. Zona Komersil
Meja
presensi R. Kepala TPA
R. Kerja sekretari, bendahara, Kabid dan Staff Laborato-rium Gudang Lab R. Staff operasional lapangan R. alat kerja R. Serbaguna R. Tamu Musholla T. wudhu Pantry KM/ WC Berhubungan langsung Tidak berhubungan
Skema V.12. Analisis hubungan ruang pada zona pengelola sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 19 e. Zona Servis Berhubungan langsung Tidak berhubungan Pos jaga satpam Pantry Gudang alat K5 R. utilitas Musholla Toilet T. wudhu Area Makan R. Display R. Tunggu Kasir Gudang barang Gudang makanan dapur kasir KM/WCSkema V.13. Analisis hubungan ruang pada zona komersil sumber: analisis penulis, 2015
Skema V.14. Analisis hubungan ruang pada zona servis sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 20 6. Analisis Besaran Ruang
Tujuan
Tujuan dari analisis luasan ruang adalah untuk menentukan kebutuhan luasan ruang yang digunakan dalam proses perancangan.
Kriteria/Dasar Pertimbangan
Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan:
a. Analisis luasan ruang disesuaikan dengan jumlah pengguna dan aktivitas yang akan diwadahi pada setiap ruang dalam TPA Kaliori.
b. Perhitungan luasan ruang berdasarkan : 1) Literatur:
a) Architects Data, Ernest Neufert (NAD).
b) Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara & John
Callender (TSS)
c) New Metric Handbook (NMH)
2) Survey lapangan tentang kegiatan dan peralatan yang digunakan/studi banding terhadap objek terkait (SB).
3) Asumsi pribadi berdasarkan data dan informasi dari lembaga atau instansi terkait
c. Ukuran standar berdasarkan hasil analisis dari buku-buku referensi. d. Penentuan flow (ruang gerak atau sirkulasi)
Sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya flow yang dibutuhkan berdasarkan buku Arsitek Data oleh Ernest Neufert untuk masing-masing ruang adalah:
o 5% - 10% = Standar minimal
o 20% = Kebutuhan keleluasaan fisik
o 30% = Tuntutan kenyamanan fisik
o 40 % = Tuntutan kenyamanan psikologis
o 50% = Tuntutan spesifik kegiatan
o 70% - 100% = Keterkaitan dengan banyaknya kegiatan
commit to user
V - 21 Analisis dan Hasil
Dari analisis kegiatan dan kebutuhan ruang diatas, didapat beberapa zona yang akan direncanakan pada bangunan, yaitu menjadi zona penerimaan, zona utama, zona pengelola, zona komersil, dan zona servis.
Berikut ini adalah analisis dan hasil besaran ruang:
No Nama Ruang Sumber Jumlah/
Kapasitas Perhitungan Luas
Total (m2)
ZONA PENERIMAAN 1 Pos jaga
parkir
Asumsi 1 unit Asumsi 4 m2 4
2 Parkir NAD Parkir
pengunjung: 4 bis besar 20 mobil 50 motor Standar bis = 2,5 x 11 = 4 x 26,5 m2 = 106 m2 Standar mobil 2,5 m x 5 m 2,5m x 5 m x 20 = 250 m2 Standar motor 0,75 m x 2,25 m = 0,75 m x 2,25 m x 50 = 84,375 m2 Jumlah = 106 + 250 + 84,375 = 440,397 Flow 70 % = 0,7 x 440,397= 308,26 Total = 440,397 + 308,26 = 748,65 748,65 Parkir pengelola: 8 mobil 50 motor Standar mobil 2,5 m x 5 m 2,5m x 5 m x 8 = 100 m2 Standar motor 0,75 m x 2,25 m = 0,75 m x 2,25 m x 50 = 84,375 m2 Jumlah = 100 + 84,375 = 184,375 Flow 70 % = 0,7 x 184,375= 129 Total = 184,375 + 129 = 313,375 313,375 Total : 1062, 02 3 Kanopi asumsi 12
4 Hall/lobby NAD 100 orang Standar ruang 0,6 m2/org = 0,6
m2 x 1000 org = 60 m2
Prediksi peak hour 20% = 0,2 x 60 = 12 m2
Total 60 m2 + 12 m2 = 72 m2
Flow 20% = 0,2 x 72 = 14,4 m2
Total = 72 + 14,4 = 86,4 m2
86
5 Resepsionist NAD 1 unit, 2
orang
Standar 6 m2/orang, 1 unit
furniture: 1 Meja panjang 1 x 2,5 x 0,8 = 2 m2; 2 kursi 2 x 0,5 x 0,6 = 0,6 m2; 1 almari 1 x 0,5 x 1 = 0,5 Luas furniture: 2 + 0,6 + 0,5 = 3,1 m2 17
commit to user
V - 22 Flow 40% dari 3,1 m2 = 1,24 m2 Luas minimal 6,2 + 2,48 = 17,36 m2 LUAS TOTAL 1181 ZONA UTAMA 6 Dropping area TSS 1 dump truck/jamDimensi (panjang x lebar): 8,5 m x 2,5 m = 21,25 m2 Flow 70% = 21,25x0,7= 14,875 m2 Total = 21,25 + 14,875 = 36,375 m2 36 7 Area penyortiran https:// www.st artrace.i n - Mesin dengan kapasitas 5 - 10 m3 /jam - 5 orang petugas conveyor
Dimensi conveyor (panjang x lebar):
8 m x 0,8 m = 6,4 m2
Dimensi separator (panjang x lebar):
2,6 m x 1,7 m = 4,42 m2
Jumlah dimensi alat: 10,82 m2 Magnetic separator Flow pekerja: 30% = 0,3x10,82 = 3,246 m2 dikali 5 pekerja= 5x 3,246= 16,23 m2 Total = 10,82 + 16,23 = 27,05 m2 27 8 Rumah kompos SB 3 ton sampah/ hari
Dimensi mesin pencacah = (1600 x 1500) mm = 2,4 m2
Dimensi kamar fermentasi = 12 m x 2 m = 28 m2
Dimensi mesin pengayak = (3000 x 1200) mm = 3,6 m2
Dimensi mesin penepung: (800x500) mm = 0,4 m2
commit to user
V - 23
Dimensi mesin granule: (3000x700) mm = 2,1 m2
Dimensi mesin mixer: (6000x600) mm = 3,6 m2
Dimensi mesin pengering: (6000x600) mm = 3,6 m2 Jumlah luasan: (2,4+28+3,6+0,4+2,1+3,6+3) m2= 39,5 m2 Flow pekerja : 100% = 1x39,5= 39,5 m2 Total= 39,5 + 39,5 = 79 m2
9 Packing area Asumsi 3 ton/hari 18 m2 18
10 Area kontrol air lindi Asumsi 1 unit 4 m2 4 12 Area observasi kompos Asumsi 20 – 30 pengunjung
50% dari rumah kompos = 0,5 x 79 = 39,5 m2 40 13 Area observasi lindi Asumsi 1 area, 10 orang Asumsi 10 m2 10 14 Waste Educentre Asumsi 1 unit, 50 orang Asumsi 200 15 Ruang workshop NAD 1, kapasitas 50 orang Standar 0,85 m2/orang = 0,85 m2 x 50 org = 40,25 m2 1 meja: 1,5 m2 x 25 meja = 37,5 m2; 1 kursi: 0,5 m2 x 50 org = 25 m2 Total 37,5 m2+ 25 m2 = 62,5 m2 Flow 30% = 18,75 m2 ; total = 40,25 + 25 + 62,5 + 18,75 = 146 LUAS TOTAL 560 ZONA PENGELOLA
16 Meja presensi Asumsi 1 unit Asumsi 2 m2 2
17 R. Kepala TPA NAD 1 unit, 1 orang Standar 15 – 36 m2/orang Flow 20% = 0,2 x 30 m2 = 6 m2 Total: 30 m2 + 6 m2 = 36 m2 36 R. Sekretaris dan bendahara NAD 1 unit, 2 orang Standar 8 – 12 m2/orang Flow 20% = 0,2 x 10 m2 = 2 m2 Total: 2 x 10 m2 + 2 m2 = 24 m2 24 18 R. Kerja Kabid dan staff NAD 1 unit, 10 orang Standar 5,5 m2/orang 2 org x 5,5 m2 = 11 m2 Flow 20% = 0,2 x 11 m2 = 2,2 m2 Total: 10 x 11 m2 + 2,2 m2 = 132 m2 132 19 Laboratorium penelitian
commit to user
V - 24
21 R. staff operasional lapangan
NAD 12 orang Sejenis dengan standar pos
keamanan
Standar ruang 0,8 m2/orang = 0,8
x 12 = 9,6 6 meja = 1,6 m2 ; 12 kursi = 0,8 m2; total = 6x1,6 + 12 x 0,8 = 9,6+9,6 = 19,2 m2 Furniture + orang = 9,6 + 19,2 = 28,8 Flow 8% = 0,08 x 28,8 m2 = 2,3 m2 Total = 28,8 m2 + 2,3 m2 = 31,1 m2 31
22 R. alat kerja Asumsi 1 unit Asumsi 4 m2 4
23 R. serbaguna (rapat dan seminar) Asumsi 1 unit, 100 orang Standar 0,85 m2/orang = 0,85 m2 x 100 org = 85 m2 1 meja: 1,5 m2 x 10 meja = 15 m2; 1 kursi: 0,5 m2 x 100 org = 50 m2 = 85 m2+ 15 m2+ 50 m2 = 150 m2 Flow 20% = 0,2 x 150 m2 = 30 m2, Total: 150 m2 + 30 m2 = 180 m2 180 KM/WC Pengelola NMH Pria: 2 WC, 2 urinoir, 1 westafel Wanita: 2 WC, 1 Westafel 2 x 1,80 = 3,6 m2 2 x 0,40 = 0,8 m2 1 x 0,54 = 0,54 m2 Total: 3,6 + 0,8 + 0,54 = 4,94 m2 2 x 1,80 = 3,6 m2 1 x 0,54 = 0,54 m2 Total: 3,6 + 0,54 = 4,14 m2 5 4 LUAS TOTAL 443 ZONA KOMERSIL Kaliori Shop 1 Ruang display
NAD 1 unit Standar etalase dan ruang
belanja 1,2 m x 3 m / rak Etalase = 6 x 1,2 x 3 = 21,6 m2 Flow 20% = 0,2 x 21,6 = 4,32 m2 Total 21,6 m2 + 4,32 m2 = 25,92 m2 26
3 Gudang Asumsi 1 unit Asumsi 15 m2 15
4 Kasir NAD 1 unit
1 orang
Standar ruang 0,8 m2/orang
Luas kasir 3 m2 0,8 m2 x 3 m2 = 2,4 m2 Flow 8% = 0,08 x 2,4 = 0,19 Total 2,4 + 0,19 = 2,59 m2 3 26 Ruang tunggu/ istirahat Asumsi 1 unit, 10 orang Asumsi 8 m2 8
commit to user
V - 25
Organic Cafe
Kasir NAD 1 unit
1 orang
Standar ruang 0,8 m2/orang
Luas kasir 3 m2 0,8 m2 x 3 m2 = 2,4 m2 Flow 8% = 0,08 x 2,4 = 0,19 Total 2,4 + 0,19 = 2,59 m2 3 Gudang makanan
Asumsi 1 unit Asumsi 20 m2 20
Dapur Asumsi 1 unit Asumsi 50 m2 50
Area Makan NAD 1 unit,
70 orang
Standar ruang 1,3 m2/orang
1,3 m2 x 70 orang = 91 m2 Flow 40% = 0,4 x 91 m2 = 36,4 m2 Total 91 m2 + 36,4 m2 = 127,4 m2 127 KM/WC Pengunjung NMH Pria: 2 WC, 2 urinoir, 2 westafel Wanita: 2 WC, 2 Westafel 2 x 1,80 = 3,6 m2 2 x 0,40 = 0,8 m2 2 x 0,54 = 1,08 m2 Total: 3,6 + 0,8 + 1,08 = 5,48 m2 2 x 1,80 = 3,6 m2 2 x 0,54 = 1,08 m2 Total: 3,6 + 1,08 = 4,68 m2 5,5 4,7 LUAS TOTAL 262,2 ZONA SERVIS 27 Pos jaga satpam NAD 1 unit, 2 orang
Standar ruang 0,8 m2/orang
1 meja = 2 m2 2 kursi = 1 m2 1,6 m2 + 2 m2 + 1 m2 = 3,2 m2 Flow 8% = 0,08 x 3,2 m2 = 0,2 m2 Total = 3,2 m2 + 0,2 m2 = 3,4 m2 3,4 m2 x 2 buah = 6,8 m2 6,8
28 Pantry Asumsi 1 unit Asumsi 4 m2 4
29 Gudang alat kebersihan
Asumsi 1 unit Asumsi 4 m2 4
1 Ruang
Genset
Asumsi 1 unit Asumsi 36 m2 36
2 Ruang Panel Asumsi 1 unit Asumsi 12 m2 12
3 Janitor Asumsi 1 unit Asumsi 4 m2 4
4 Ground Tank Asumsi 2 tangki Asumsi 10 m2 10
5 Roof Tank Asumsi 2 tangki Asumsi 10 m2 10
31 Mushola NAD 40 orang Standar ruang 0,8 m2/orang
0,8 x 40 orang = 32 m2 Flow 8% = 0,08 x 32 m2 = 2,56 m2 Total = 32 m2 + 2,56 m2 = 34,56 m2 35 Tempat Wudhu NAD 2 pria 2 wanita
Standar ruang 0,8 m2/orang
0,8 x 4 orang = 3,2 m2
Flow 8% = 0,08 x 3,2 m2 = 0,26
commit to user
V - 26 m2 Total = 3,2 m2 + 0,26 m2 = 3,46 m2 9 KM/WC Servis NMH 1 WC, 1 westafel 1 x 1,80 = 1,8 m2 1 x 0,54 = 0,54 m2 Total: 1,8 + 0,54 = 2,34 m2 2,4 LUAS TOTAL 128,2Rekapitulasi Besaran Ruang
Berikut ini adalah tabel mengenai rekapituasi besaran ruang berdasarkan perhitungan jumlah luasan besaran ruang pada setiap area pada TPA Kaliori
Kelompok Ruang Total (m2)
Zona Penerimaan 1181,025 Zona Utama 560 Zona Komersil 262,2 Zona Pengelola 443 Zona Servis 128,2 LUAS TOTAL 2574,425
Tabel.V.8. Analisis Besaran Ruang sumber: analisis penulis, 2015
Tabel.V.9. Rekapitulasi Besaran Ruang sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 27
B. ANALISIS PENATAAN TAPAK
Pada analisis penataan tapak terdapat empat aspek yang akan dianalis. Keempat aspek tersebut diantaranya adalah analisis pola pencapaian, analisis view dan orientasi, analisis faktor klimatologi, serta analisis penzoningan akhir.
1. Analisis Tapak
Tujuan
Menentukan tapak yang digunakan untuk perancangan TPA Kaliori sebagai wisata edukasi
Kriteria/Dasar Pertimbangan
a. Berdasarkan RTRW Kabupaten Banyumas 2011 – 2031
b. Berdasarkan rencana tapak oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Banyumas
Analisis dan Hasil
Tapak yang terpilih merupakan tapak eksisting dari TPA Kaliori yang berada desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Tapak memiliki luas ± 47.200 m2. Tapak dikelilingi dengan lahan kosong dan
pepohonan pada sisi barat, utara, timur. Pada sisi selatan tapak TPA Kaliori berbatasan dengan kampung warga.
Gambar V.1. Eksisting tapak sumber: maps.google.com, 2015
commit to user
V - 28 2. Analisis Pola Pencapaian
Tujuan
Tujuan dari analisis pola pencapaian adalah untuk menentukan pola pencapaian menuju tapak berdasarkan kriteria-kriteria.
Kriteria/Dasar Pertimbangan
Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan guna menganalisis pola pencapaian pada tapak terpilih.
a. Kemudahan akses yang ditempuh dari jalan-jalan yang berkaitan langsung dengan site bagi seluruh pengguna.
b. Sirkulasi lalu lintas sekitar site, keberadaan ME dan SE tidak menyebabkan kemacetan.
c. Kemudahan pencapaian kendaraan dari jalan utama. d. Pertimbangan keamanan akses ke dalam dan ke luar site
Analisis
Gambar V.2. dimensi tapak sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 29 Berikut ini merupakan sirkulasi eksisting yang ada di TPA Kaliori.
TPA Kaliori dapat diakses melalu Jalan Kalibagor-Banyumas kemudian masuk ke gerbang perkemahan Kandalisada. Jarak antara lokasi TPA dari gerbang perkemahan adalah sejauh ± 900 m dengan lebar jalan ± 3 m.
Sirkulasi eksisting tersebut merupakan satu-satunya akses menuju ke TPA Kaliori bagi kendaraan roda empat. Oleh karena itu askes untuk kendaraan baik kendaraan pengangkut sampah, kendaraan pengelola maupun kendaraan pengunjung dijadikan satu pada jalan tersebut. Sedangkan pencapaian untuk memasuki kawasan TPA Kaliori, dibagi menjadi tiga, yaitu
a. Pencapaian kendaraan pengangkut sampah dan kendaraan pengepul b. Pencapaian pengunjung TPA Kaliori
c. Pencapaian pengelola dan kegiatan servis.
Keterangan
Jalan Raya Kalibagor-Banyumas Jalan kampung
Jalur kendaraan pengangkut sampah Batas TPA Kaliori
U
Pintumasuk TPA Jalan menuju TPA
Lapangan Kemah Pendopo Pintu Gerbang
Gambar V.3. pencapaian eksisting tapak sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 30 Hasil
Berikut ini adalah hasil analisis pola pencapaian pada TPA Kaliori:
a. Main entrance 1 (ME1) sebagai akses kendaraan pengangkut sampah
menyesuaikan eksisting jalan/ akses di dalam tapak untuk kemudahan sirkulasi dropping sampah.
b. Side entrance (SE) digunakan sebagai akses pengelola dan servis
c. Main entrance 2 (ME2)sebagai akses pengunjung memasuki kawasan
TPA Kaliori
3. Analisis View dan Orientasi
Tujuan
Tujuan dari analisis view dan orientasi adalah untuk menentukan orientasi analisa view bangunan, khususnya massa bangunan untuk kegiatan wisata edukasi
Kriteria/Dasar Pertimbangan
Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan guna menganalisis view dan orientasi pada tapak
1) Letak point of view terlihat jelas oleh pengguna.
(ME
2)
(SE)
(M
1)
Gambar.V.4. Analisis pencapaian tapak sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 31 2) Arah pandang pengunjung yang luas dalam tapak, untuk mempermudah
pengamatan keseluruhan proses kegiatan.
Analisis Hasil
Pada analisis view dan orientasi terdapat analisis view menuju tapak dan view dari tapak.
1) View dari tapak
Tapak dikelilingi oleh bukit-bukit dan pepohonan. View ada pada sisi selatan tapak di mana terdapat pemandangan pepohonan yang membentuk bukit. View ini dapat dimanaatkan sebagai faktor atraksi utama dalam wisata edukasi.
2) View menuju tapak
Gambar V.5. Analisis view dari tapak sumber: analisis penulis, 2015
Gambar.V.6. Analisis view menuju tapak sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 32 Terdapat dua arah view menuju tapak, yaitu:
a) View utama pada akses utama menuju TPA. Pada sisi ini akan dimaksimalkan sebagai point of interest karena sekalgus merupakan
main entrance.
b) View kedua dari arah pemukiman warga. 4. Analisa Faktor Klimatologi
Tujuan
Tujuan dari analisis faktor klimatologi adalah untuk menentukan respon bangunan terhadap iklim, khususnya matahari dan angin.
Kriteria/Dasar Pertimbangan
Pada analisis faktor klimatologi, ada dua faktor yang akan dibahas, yakni matahari dan angin. Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan guna menganalisis faktor klimatologi pada tapak:
a. Mengoptimalkan kualitas sinar matahari dan angin sebagai pencahayaan dan penghawaan alami pada fasilitas-fasilitas tertentu. b. Menghasilkan respon desain yang tepat terhadap kondisi sinar
matahari dan kualitas angin pada bangunan.
Analisis a. Matahari
Berikut ini adalah pola pergerakan matahari dalam tapak:
Gambar.V.7. Analisis pergerakan matahari pada tapak sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 33 Berdasarkan ilustrasi di atas, didapat analisis mengenai pergerakan matahari dalam tapak:
1) Cahaya matahari yang datang dari arah timur dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami pada fasilitas/bangunan yang berada di sebelah timur.
2) Cahaya matahari tepat jam 12 siang dapat dimanafaatkan sabagai pencahayaan alami melalui skylight.
3) Cahaya matahari sore yang silau dan panas dpat dicegah dengan barier secondary skin.
b. Angin
Berikut ini adalah ilustrasi pergerakan angin pada tapak:
Berdasarkan ilustrasi di atas, didapat analisis mengenai pergerakan angin dalam tapak:
1) Angin sebagian besar bergerak dari arah selatan ke utara erutama dikarenakan tapak pada bagian selatan memiliki kontur yang lebih rendah. Pada sisi selatan tapak elevasi terendah 24 meter dan pada sisi utara memiliki elevasi tertinggi 81 meter sehingga terbentuk seperti bukit. Oleh sebab itu, angin bergerak dari tempat yang rendah menuju tempat yang tinggi.
Gambar V.8. Analisis pergerakan angin pada tapak sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 34 2) Pergerakan angin dari barat ataupun dari timur mungkin terjadi,
namun intensitasnya lebih sedikit dibanding dari selatan.
Hasil
Hasil dari analisis klimatologi matahari dan angin adalah sebagai berikut: 1) Sinar matahari pagi dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami dengan memperbanyak bidang transparan pada sisi bangunan di sebelah timur atau menggunakan skylight. Sinar matahari ini juga membantu pada proses pengeringan sampah sehingga pada area dropping sampah bukaan dibuat sebanyak mungkin.
2) Angin ini dapat dimanfaatkan sebagai penghawaan alami pada bangunan, Namun untuk zona-zona tertentu angin dimimalisir karena berpotensi membawa bau sampah yang membuat tidak nyaman.
5. Analisis Penzoningan Akhir
Tujuan
Tujuan analisis in adalah untuk menentukan konsep penzoningan akhir pada TPA Kaliori sebagia wisata edukasi.
Kriteria/Dasar Pertimbangan
a. Kemudahan akses seluruh pengguna
b. Setiap kegiatan memiliki kebutuhan akan privasi dan ekspos ruang yang berbeda-beda
c. Sesuai dengan alur/sekuen pengolahan sampah
d. Berdasarkan analisis yang sudah dibahas pada poin sebelumnya.
Analisis
Dalam proses analisis zonifikasi ini, zona dikelompokkan berdasarkan fungsi kegiatannya, yaitu :
b. Zona Kegiatan Penerima
Zona ini merupakan sarana pencapaian memasuki TPA Kaliori menghubungkan dengan lingkungan luar sehingga harus dekat dan terlihat jelas dari main entrance. Kegiatan penerimaan meliputi
commit to user
V - 35 memarkirkan kendaraan, mendapatkan informasi pelayanan, menunggu dan mendapatkan penyuluhan awal.
c. Zona Kegiatan Utama
Zona ini merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pengolahan sampah dan wisata edukasi. Kegiatan wisata edukasi terbagi menjadi dua, kegiatan indoor dan outdoor yang berhubungan. Kegiatan indoor berupa berkeliling melihat data dan diorama pada Waste Educentre. Kegiatan outdoor berupa melihat proses pengolahan sampah. Pengolahan sampah terdiri dari proses dropping sampah, penyortiran, dan pengolahan yang memiliki area masing-masing dan saling berkesinambungan.
d. Zona Kegiatan Pengelola
Zona ini terpisah dari zona publik dan bersifat privat atau semi privat di mana hanya sebagian pengguna saja yang bisa mengakses. Pengelola bertugas mengelola seluruh aspek yang berhubungan dengan kegiatan di TPA Kaliori.
e. Zona Kegiatan Komersil
Merupakan zona yang berisi kegiatan komersil berupa Kaliori Shop
dan Organic Cafe. Zona ini bersifat publik sehingga harus
ditempatkan pada lokasi yang strategis sehingga dapat diakses oleh semua pengunjung.
f. Kegiatan Servis
Merupakan zona yang berisi kegiatan yang bersifat pelayanan yang mendukung kegiatan lainnya.
commit to user
V - 36 Zona disusun berdasarkan sifat kegiatan yang diwadahi dan berdasarkan alur kegiatannya. Dapat dijabarkan sebagai berikut:
Hasil
Gambar.V.9. Analisis penzoningan pada tapak sumber: analisis penulis, 2015
Truk sampah datang (1) Dropping sampah (2) Sortir Sampah (3) Pengolahan Sampah (4) Penggunaan produk (5)
Alur kegiatan pengolahan sampah
Datang, parkir, menuju bangunan penerima (a) Melihat informasi/ diorama (b) Melihat proses dropping dan sortir (c) Melihat Pengolahan Sampah (d) Melihat Penggunaan produk (e)
Alur kegiatan pengunjung wisata
Truk sampah Dropping sampah Sortir sampah Pengolahan sampah Penggunaa n produk
Alur kegiatan pengolahan sampah (1) (2) (3) (4) (5) (5) (a) (b) (c) (d) (e) (d) (e) Gambar V.9. penzoningan sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 37 6. Analisis Sirkulasi
Tujuan
Tujuan dari analisis sirkulasi bangunan ini adalah untuk medapatkan pola sirkulasi yang dapat memudahkan pengguna dalam melakukan aktivitasnya di dalam TPA Kaliori
Kriteria
Pengaturan arah sirkulasi pada TPA Kaliori perlu mempertimbakan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Pola sirkulasi mendukung pola sekuen ruang. b. Meminimalkan terjadinya cross circulation.
c. Kelancaran, kenyamanan, serta kemudahan pengguna dalam mencapai suatu ruang.
Analisis dan Hasil
Analisis sirkulasi bangunan pada TPA Kaliori dibedakan menjadi dua, yakni sirkulasi luar bangunan dan sirkulasi dalam bangunan.
a. Sirkulasi Luar Bangunan
Sirkulasi luar bangunan dibedakan berdasarkan pengguna dan dan moda yang digunakan.
a. Sirkulasi kendaraan pengangkut sampah melalui ME1 dan
memasuki eksisting jalan dalam TPA, menuju tempat dropping sampah, kemudian keluar melalui ME(out)
b. Sirkulasi kendaraan pengelola, masuk melalui SE dan memarkir kendaraan pada parkir pengelola.
c. Sirkulasi kendaraan pengunjung melaui ME2 dan menuju area
parkir pengunjung, setelah itu memasuki penerima
d. Sirkulas pengunjung untuk berwisata di luar ruangan. Sirkulasi ini mengikuti sekuen pengolahan sampah. Sirkulasi wisatawan terbagi menjadi dua, yaitu dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan wisata. Kendaraan wisata digunakan sebagai sarana menuju ke pengolahan air lindi karena jaraknya yang cukup jauh dari tempat pengolahan sampah. Selain itu, kendaraan wisata ini
commit to user
V - 38 digunakan demi kenyamanan dan keamanan pengunjung karena jalur yang dilalui berdekatan dengan jalur kendaraan pengangkut sampah. Setelah melihat pengolahan air lindi, pengunjung melewati kebun organik dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan untuk memasuki area komersil.
Sirkulasi wisatawan dapat dijabarkan melalui skema berikut:
Berikut hasil analisis sirkulasi luar bangunan:
Wisata indoor Area dropping dan penyortiran Rumah kompos Pengolahan lindi Kebun organik Kegiatan indoor (Mengunjungi
Kaliori shop, organic cafe, workshop)
Berjalan kaki Menggunakan kendaraan wisata
Gambar V.10. Analisis sirkulasi luar bangunan sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 39 b. Sirkulasi Dalam Bangunan
Sirkulasi dalam bangunan TPA Kaliori sebagai wisata edukasi terbagi atas dua jenis, yaitu sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal.
2) Sirkulasi horizontal
a) Sirkulasi horizontal pada bangunan wisata edukasi dan bangunan penunjangnya .
Sirkulasi horizontal pada bangunan fasilitas pengolahan sampah didesain dengan mengutamakan kemudahan melakukan kegiatan berdasarkan urutan/sekuen dari proses pengolahan sampah
b) Sirkulasi horizontal pada bangunan pengelola dan servis ditekankan pada kemudahan pengguna dalam mengakses ruang-ruang yang ada.
3) Sirkulasi vertikal
Sirkulasi vertikal yang ada pada TPA Kaliori berupa tangga dan ramp.
a) Tangga
Tangga digunakan sebagai penunjang sirkulasi vertikal bagi para pengguna pada bangunan pengelola dan bangunan edukasi.
b) Ramp
Ramp digunakan untuk mempermudah sirkulasi vertikal baik manusia maupun barang. Ramp terdapat pada kanopi, Kaliori shop sebagai akses keluar-masuk barang
Gambar V.11. Tangga dan ramp sebagai sirkulasi vertikal Sumber: robertblinfors.blogspot.com, 2015
commit to user
V - 40
C. ANALISIS BENTUK DAN TATANAN
Aspek yang akan dianalisis adalah massa bangunan, sirkulasi bangunan dan lingkungan, bentuk bangunan, analisis material dan finishing, serta interior. 1. Analisis Massa Bangunan
Tujuan
Menentukan peletakan massa bangunan pada TPA Kaliori sebagai wisata edukasi.
Kriteria
Adapun kriteria dari analisis massa bangunan, diantaranya adalah sebagai berikut
a. Penempatan massa bangunan berdasarkan zoning fungsi-fungsi kegiatan
b. Penempatan massa menyesuaikan dengan kondisi eksisting tapak.
Analisis dan Hasil
Massa bangunan ditempatkan sesuai dengan zona masing-masing kegiatan.
2. Analisis Bentuk Bangunan
Tujuan
Menentukan bentuk bangunan yang digunakan sebagai dasar perancangan TPA Kaliori sebagai wisata edukasi.
Kriteria/Dasar Pertimbangan
Kemungkinan peletakan massa
Gambar V.12. Analisis peletakan massa pada tapak sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 41 a. Bentuk bangunan mampu mewadahi fungsi ruang.
b. Bentuk bangunan dapat merespon tapak dan memiliki image building yang sesuai dengan bangunan fabrikasi
c. Sirkulasi kegiatan
Analisis
a. Orientasi bangunan
Berdasarkan analisis view yang sudah dijabarkan sebelumnya, view pada tapak mengarah ke selatan - barat daya dimana terdapat pemandangan pepohonan yang membentuk bukit. Kontur tanah pun menurun ke arah selatan dan barat daya dari titik tertinggi 78 meter ke titik terendah yaitu 50 meter. Berdasarkan kedua kondisi tersebut, maka massa bangunan akan disusun dengan grid searah dengan kondisi kontur pada tapak. Orientasi bangunan menghadap ke arah bangunan utama.
Grid bangunan
Gambar V.13. Analisis orientasi bangunan sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 42
b. Bentuk dasar massa bangunan
Bentuk dasar bangunan menggunakan modul shipping container atau box peti kemas. Kontainer dipilih untuk menampilkan kesan daur ulang pada bangunan dan memperkuat building image sebagai kawasan pengolahan sampah. Modul kontainer yang dipakai adalah ukuran 40 kaki dan 20 kaki. Modul-modul kontainer ditata dengan ditumpuk atau disejajarkan.
Selain kontainer, bentuk bangunan yang lain dirancang dengan imange building fabrikasi dengan sistem modular agar menyatu dengan bangunan dari kontainer.
Bangunan utama
Gambar V.14. Analisis orientasi bangunan Sumber: analisis penulis, 2015 Gambar V.14. modul kontainer 20’ dan 40’
Sumber: www.casa-de-container.com
Gambar V.15. Penyusunan container Sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 43 3. Analisis Material Bangunan
Tujuan
Menentukan penggunaan material, finishing, dan warna yang digunakan sebagai dasar perancangan pada TPA Kaliori.
Kriteria/Dasar Pertimbangan
a. Material memiliki durabilitas hingga 20 tahun ke depan dan sesuai dengan iklim di Indonesia
b. Menggunakan bahan finishing yang aman
c. Menggunakan bahan container untuk bangunan-bangunan wisata. d. Menggunakan material daur ulang sebagai elemen dekorasi pada
bangunan wisata
e. Material bangunan pengolahan sampah harus disesuaikan dengan proses yang diwadahi
f. Menggunakan warna sesuai dengan sifat ruang
Analisis dan Hasil
a) Material yang digunakan pada bangunan di TPA Kaliori diantaranya sebagai berikut.
1) Kontainer Kelebihan:
(a)Mobile/bisa berpindah pindah lokasi,
(b)Dapat dijadikan bentuk apa pun, (rumah, mess, kantor, laboratorium, toko, pos jaga, mushola, klinik, pom SPBU, toilet, dll)
(c)Bentuknya unik dan tidak memerlukan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) karena termasuk bangunan temporary,
(d)Pemasangan instalasi listrik dan air muddah
(e)Harga yang lebih murah dibanding rumah seukuran yang sama Kekurangan:
(a) Pengiriman ke lokasi terbatas, minimal jalan bisa dilalui truk beroda
commit to user
V - 44 Kontainer diaplikasikan pada banguna Waste Edu Care, kalori shop
dan organic cafe dengan pengolahan dinding dan atap secara
khusus agar tidak panas. 2) Kaca
Kelebihan:
(a)Kaca meniadakan batas ruang dan menghadirkan pemandangan luar ke dalam .
(b)Cahaya luar banyak masuk sehingga (c)Memiliki nilai estetis dan terkesan ringan Kekurangan :
(a) Memerlukan perawatan khusus (b)Tidak dapat dijadikan struktur utama
Kaca digunakan terutama pada bangunan Waste EduCentre dan area komersil sebagai dinding dan partisi.
3) Bata ringan Kelebihan:
(a) Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi.
(b) Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur.
(c) Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air. (d) Mempunyai kekedapan suara yang baik.
Gambar.V.16. Kaca sebagai material eksterior bangunan Sumber: : unmundo10.org, 2015
commit to user
V - 45 Kekurangan:
(a) Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak.
(b) Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan yang berbahan dasar pasir, silika, filter dan semen.
(c) Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa.
Bata ringan digunakan pada bangunan kantor pengelola dan laboratorium agar suara bising dari mesin pengolah sampah tidak mengganggu aktivitas bekerja di dalamnya.
4) Batu bata merah Kelebihan:
(a) Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok.
(b) Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingan dan udara lembab.
(c) Penolak panas yang baik. Kekurangan:
Waktu pemasangannya lebih lama dibandingkan material dinding bangunan yang lain.
Gambar.V.17. Bata ringan
commit to user
V - 46 Bata merah digunakan pada dinding kamar fermentasi. Dinding kamar fermentasi harus dapat menjaga suhu pada 300C – 400C, oleh
karenanya plesteran dipertebal untuk mencegah keluarnya panas sehingga suhu tetap terjaga.
5) Baja
Kelebihan : Fleksibel, kuat menahan beban tarik, serta ringan. Kekurangan : Rawan terhadap api serta mahal.
Baja digunakan sebagai rangka/frame pada bangunan Waste EduCentre.
6) Kayu
Kelebihan: Elemen yang menyiratkan kehangatan, terkesan elegan tetapi tidak asing, serta memiliki kesan natural.
Gambar.V.18. Bata merah sebagai material dinding Sumber: : http://rizkifachurohman.blogspot.co.id/, 2015
Gambar.V.19. Rangka baja Sumber: : http://google.co.id/, 2015
commit to user
V - 47 Kekurangan: Membutuhkan perawatan khusus, apabila ingin bentuk yang rumit lebih sulit untuk direalisasikan.
Material kayu digunakan sebagai elemen dekoratif pada bangunan komersil untuk menyiratkan kehangatan dan kesan natural.
7) Material Insulator panas
Insulator panas digunakan pada dinding dan atap bangunan yang menggunakan kontainer. Lebih efisien dalam penggunaan energi. Kelebihan dari bahan insulator panas ini adalah sebagai berikut:
(a) Menyediakan temperatur yang cenderung seragam di dalam ruang. Perbedaan temperatur secara horisontal maupun vertikal sangat kecil , menciptakan lingkungan yang nyaman untuk ditinggali meski temperatur udara di luar sedang dalam keadaan panas ataupun dingin.
(b) Tidak seperti alat pemanas atau pendingin, insulasi cenderung permanen dan hampir tidak membutuhkan perawatan, penyimpanan ataupun pengaturan.
Gambar.V.20. Kayu sebagai elemen dekoratif Sumber: : http://google.co.id/ 2015
Gambar V.21. bahan insulator Sumber: : http://google.co.id/ 2015
commit to user
V - 48 8) Material Reuse dan Recycle
Berikut ini material Reuse dan Recycle yang dapat digunakan sebagai elemen dekoratif terutama pada Waste Educentre dan bangunan komersil:
b) Ban bekas
Ban bekas dapat dimanfaatkan sebagai elemen dekorasi pada dinding bangunan. Selain itu, banyak kreasi interior dan eksterior yang dapat dihasilkan dari ban bekas seperti meja, kursi, tempat sampah dan pot.
c) Koran bekas
Koran bekas sangat beragam pengolahanya mulai dari elemen dekoratif dinding, hingga interior seperti lampu dan jam dinding.
Gambar.V.22. Ban bekas sebagai elemen dekoratif Sumber: www.ide2gue.co.vu, 2015
Gambar.V.23. Kreasi koran bekas sebagai elemen dekoratif Sumber: google.com, 2015
commit to user
V - 49 d) Botol plastik/kaca
Botol plastik dapat divasriasikan menjadi dinding partisi dan tutup botolnya dapat menjadi tirai.
d. Finishing material dapat menggunakan cat pada dinding, rangka besi dan plitur pada kayu.
e. Warna cat eksterior menyesuaikan dengan alam sekitar, yaitu warna-warna “earth tone”
4. Analisis Tata Landscape
Tujuan
Tujuan dari analisis lansekap adalah untuk mendapatkan pola tata lansekap yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, penyelaras antara bentuk tapak dan massa bangunan, memudahkan sistem sirkulasi, serta sebagai area produktif (kebun organik).
Kriteria/Dasar Pertimbangan
a. Mampu menunjang fungsi dan kegiatan di dalam TPA Kaliori
Gambar.V.25. Kelompok warna earth tone Sumber: : www.creativecolorschemes.com, 2015 Gambar.V.24. Kreasi botol bekas sebagai elemen dekoratif
commit to user
V - 50 b. Tidak hanya fungsional namun dapat membentuk citra sebagai tempat
wisata yang atraktif dan dinamis
c. Vegetasi sesuai dengan iklim dan kondisi tanah setempat.
Analisis dan Hasil
Elemen landscape terbagi menjadi dua, yaitu softscape dan hardscape a. Softscape (bidang lunak)
Elemen softscape adalah elemen vegetasi yang membentuk tata lansekap di dalam kawasan TPA Kaliori yang direncanakan.
Beberapa vegetasi yang digunakan adalah: 1) Vegetasi Peneduh
Vegetasi peneduh dimaksudkan untuk menciptakan bayangan/ sunshading serta pengarah angin. Penanaman vegetasi yang sesuai dengan kriterianya dari hasil evaluasi meliputi pohon relatif tinggi, bentuk tajuk spreading, bulat, dome, irregular, bermassa daun padat, berkanopi besar dan lebar, daun tebal. Dengan vegetasi yang termasuk kategori sangat baik seperti Akasia (Acacia auriculiform), Biola Cantik (Ficus lyrata), Jati Putih (Gmelina sp.), Mangga (Mangifera
indica), Angsana (Pterocarpus indicus), dan Mahoni (Swietenia
mahagoni.
Beberapa vegetasi peneduh yang sudah tersedia pada site, yaitu akasia, jati dan mangga. Vegetasi ini akan dipertahankan semaksimal mungkin. Vegetasi peneduh akan diletakkan pada jalur-jalur pedestrian pengunjung.
Gambar.V.26. Vegetasi pada tapak Sumber: : dokumentasi penulis, 2015
commit to user
V - 51 2) Vegetasi Pengarah
Vegetasi pengarah digunakan untuk membantu mengarahkan sirkulasi pada site, terutama sirkulasi kendaraan. Contoh vegetasi pengarah adalah pohon Palem, yang merupakan pohon bertajuk menarik dan sering digunakan sebagai tanaman pengarah. Selain itu terdapat pohon Cemara Norflok, dapat mencapai ketinggian 60 meter, sering digunakan sebagai tanaman hias, tumbuh subur di alam terbuka dan mendapat sinar matahari langsung. Pohon yang dipilih adalah pohon palem karena memiliki tajuk yang lebih menarik dan ukurannya tidak menghabiskan banyak ruang, serta tanaman rambat yang digunakan pada pengarah jalur pedestrian.
3) Vegetasi Penyejuk
Vegetasi penyejuk memiliki fungsi sebagai penyerap polusi, peredam kebisingan, pengikat massa, vegetasi hias/bunga-bunga aromaterapi. Dengan vegetasi yang termasuk kategori sangat baik seperti Beringin (Ficus benjamina), Jati Putih (Gmelina arborea), Akasia (Acacia auriculiform), Angsana (Pterocarpus indicus), Beringin Karet (Ficus elastica), Biola Cantik (Ficus lyrata), Mangga (Mangifera
indica). Semak dan perdu yang digunakan dapat bermacam-macam
jenis. Sedangkan bunga selain menambah nilai estetika juga memberikan bau harum yang dapat menyamarkan bau sampah seperti bunga mawar, lavender, sweet osmanthus, dan amazon lily.
Gambar V.27. Pohon palem sebagai vegetasi pengarah Sumber: : google.com, 2015
commit to user
V - 52 Selain itu dapat juga ditanami kopi, karean ampas kopi dapat menghilangkan bau busuk sampah.
4) Vegetasi Produktif
Vegetasi produktif merupakan tanaman yang menghasilkan buah dan sayur yang dapat dikonsumsi. Vegetasi produktif ini ditanam pada area kebun organik. Pemilihan tanaman disesuaikan dengan iklim setempat. Sayuran dan buah dapat langsung dipanen untuk dijual di Kaliori Shop maupun diolah menjadi makanan pada Organic Cafe. Sayuran yang dapat ditanam adalah sawi, kangkung, bayam, cabai, terong, kol, timun, jagung, tomat, buncis, dan kacang kapri. Untuk buah banyak sekali yang bisa ditanam seperti mangga, rambutan, pepaya, jambu, manggis, belimbing, pisang, kelengkeng, dan lain sebagainya.
5) Vegetasi Ground cover
Vegetasi groundcover sebagai penutup tanah, yang memiliki fungsi sebagai estetika dan pengarah alur jalan. Vegetasi untuk penutup tanah adalah rumput gajah, arcais pintoi, rumput jepang.
Gambar.V.28. Mawar, lavender dan lily sebagai vegetasi penyejuk Sumber: : google.com, 2015
Gambar.V.29. berbagai jenis tanaman produktif Sumber: : google.com, 2015
commit to user
V - 53
b. Hardscape (bidang keras)
Elemen hardscape pada TPA Kaliori yang direncanakan terdiri dari beberapa macam perkerasan sesuai dengan fungsi sirkulasi tersebut. Berikut adalah beberapa material yang dapat digunakan sebagai penata lansekap:
No Material Analisis Hasil Analisis
1
aspal
- Kuat terhadap beban berat
- Daya serap air hujan kecil
Digunakan untuk
perkerasan jalur kendaraan 2
Paving block
- Daya serap air hujan baik - Bentuk beragam dengan
tekstur kasar
Digunakan untuk penutup tanah pada jalur pejalan kaki
D. ANALISIS SISTEM STRUKTUR
Pada analisis sistem struktur terdapat tiga aspek yang akan dianalisis. Ketiga aspek tersebut adalah analisis pendekatan konsep sub-structure, analisis pendekatan konsep super structure, serta analisis pendekatan konsep upper structure.
1. Analisis Pendekatan Konsep Sub-Structure
Tujuan
Tujuan dari ananlisis pendekatan konsep sub-structure adalah untuk menentukan sistem sub-structure atau struktur bawah sebagai penopang bangunan pada TPA Kaliori.
Gambar V.30. berbagai jenis vegetasi sebagai ground cover Sumber: : google.com, 2015
Tabel V.11. Analisis elemen hardscape Sumber: : analisis penulis, 2015
commit to user
V - 54 Kriteria/Dasar Pertimbangan
a. Dapat menyalurkan beban dan getaran.
b. Dapat menyalurkan beban bangunan hingga dua lantai
c. Cocok dengan gaya dukung tanah dan kondisi hidrologis, dimana daya dukung tanah dan ketinggian air tanah normal.
d. Cukup kaku dalam menghadapi gaya lateral.
Analisis
Berikut ini alternatif pilihan sub-structure yang dapat digunakan pada bangunan di TPA Kaliori
a. Batu Kali
Mendukung bangunan 1 lantai, bentang ruang terbatas, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
b. Footplat
Mampu mendukung bangunan berlantai 1-4, cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
c. Sumuran
Mendukung bangunan berlantai 1- 25, dapat digunakan pada jenis tanah berpasir, dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian.
d. Pondasi umpak
Pondasi ini berfungsi untuk mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada titik kolom struktural. Contoh pondasi setempat:
1) Pondasi umpak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana.
Gambar V.31. Pondasi batu kali, footplat dan sumuran Sumber: : google,com, 2015
commit to user
V - 55 2) Pondasi umpak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana,
rumah kayu pada rumah tradisional, dan lain-lain.
3) Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat.
Hasil
Pondasi umpak beton digunakan untuk menopang bangunan container. Pondasi umpak diletakkan dibawah kolom-kolom struktur utama dalam kontainer.
Pondasi lain yang dapat digunakan adalah pondasi batu kali dan foot plat, mengingat pertimbangan terhadap kondisi tanah tapak yang tidak keras serta bangunan yang tidak berlantai banyak. Yang perlu diperhatikan adalah pondasi perlu diperdalam karena kondisi tanah yang cenderung labil.
2. Analisis Pendekatan Konsep Super Structure
Tujuan
Tujuan dari analisis pendekatan konsep super structure adalah untuk menentukan sistem struktur pada bagian badan bangunan, seperti kolom, dinding, dan balok pada TPA Kaliori.
Kriteria/Dasar Pertimbangan
Gambar V.32. Pondasi umpak yang digunakan pada container Sumber: : google,com, 2015
commit to user
V - 56 Kriteria-kriteria untuk menunjang analisis konsep super structure adalah sebagai berikut.
a. Dapat menyesuaikan bentuk dan karakter tiap massa. b. Efektif.
c. Struktur dapat menahan beban yang diberikan oleh bangunan. d. Bebas dalam mengolah tampak bangunan.
e. Menambah nilai estetika. f. Ekonomis.
g. Tidak mengganggu sirkulasi pengguna bangunan.
Analisis
Terdapat beberapa alternatif dalam sistem super structure, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Sistem Portal (Kolom dan Balok)
Kolom diperlukan untuk menyalurkan beban bangunan ke pondasi. Bentuk dan perletakan kolom perlu dipertimbangkan untuk efisiensi ruang. Sedangkan balok digunakan untuk mendukung beban horizontal dari plat lantai, menuju kolom, untuk diteruskan ke pondasi. b. Sistem Truss
Merupakan sistem struktur yang mendukung kekuatan bangunan dari luar. Sistem ini memungkinkan penggunaan kolom dan balok yang minim. Salah satu sistem truss ada yang dapat digabung dengan sistem struktur lain. Jenis truss antara lain tetriced bracing, single diagonal bracing, dan k-bracing.
c. Sistem Core
Sistem ini biasa digunakan untuk menyalurkan beban bangunan tinggi. Sistem ini tetap membutuhkan sistem kolom dan balok.
d. Space Frame
Sistem space frame ini merupakan sistem struktur bentangan lebar, tanpa memerlukan kolom di tengah ruang.
commit to user
V - 57
(a) (b)
(c) (d)
Gambar V.33. (a) Struktur Kolom Dan Balok, (b) Struktur Truss, (c) Struktur Core, dan (d) Struktur Space Frame.
e. Sistem tumpuk
Kontainer disusun secara vertikal menggunakan sistem tumpuk
(stacking system). Dua kontainer ditumpuk dan disatukan oleh abut
khusus. Badan kontainer dengan pondasi pun disatukan dengan sistem yang sama.