• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN PERALATAN MATERIAL HANDLING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN PERALATAN MATERIAL HANDLING"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN PERALATAN

MATERIAL HANDLING BERDASARKAN ONGKOS MATERIAL HANDLING (OMH) YANG OPTIMAL STUDI KASUS GUDANG KOMERSIAL

PERUM BULOG KANWIL DKI JAKARTA DAN BANTEN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

OLEH:

SANDY MAULANA 102417093

PROGRAM STUDI TEKNIK LOGISTIK FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PERTAMINA 2020

(2)

ii Laporan Kerja Praktik yang diajukan oleh :

Nama : Sandy Maulana

NIM : 102417093

Program Studi : Teknik Logistik

Fakultas : Teknologi Industri

Perusahaan / Instansi : Perum BULOG Kanwil DKI Jakarta dan Banten Tanggal Pelaksanaan KP : 20 Juli 2020 – 4 September 2020

Judul :

Analisis Perbandingan Peralatan Penanganan Material dengan MenggunakanMetode Ongkos Material handling (OMH) Studi Kasus Gudang Komersial Perum Bulog

Kanwil DKI Jakarta dan Banten

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari : Tanggal : Disetujui Oleh, Dosen Pembimbing Mirna Lusiani, M.T NIP. 119026 Pembimbing Instansi Budi Indrawan NIP. 118811016 Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Logistik

Dr. Eng. Iwan Sukarno NIP. 116128 Selasa

(3)

iii

Puji serta syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat mengerjakan serta menyelesaikan laporan ini dengan topik “Analisis Perbandingan Peralatan Material handling Berdasarkan Ongkos Material handling (OMH) Yang Optimal Studi Kasus Gudang Komersial Perum Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten”. Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi mata kuliah kerja praktik (KP).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam proses penyusunan laporan kerja praktik (KP) ini, yaitu :

1. Kepada dosen pembimbing kerja praktik (KP) yaitu Ibu Mirna Lusiani, M.T. Ibu Ferani Eva Zulvia Ph.D selaku dosen wali penulis. Serta Bapak Dr. Eng. Iwan Sukarno selaku ketua program Terknik Logistik Universitas Pertamina.

2. Kepada pihak instansi Perum BULOG khususnya pada Bidang Operasional dan Pelayanan Publik (OPP), Bapak R. Darma Wijaya selaku Kepala Bidang OPP. Bapak Budhi Indrawan selaku pembimbing instansi dan Kepala Seksi Persediaan, Pergudangan, dan Angkutan (P2A). Bapak Ihwan Jaya Saksi selaku Kepala Seksi Persediaan, Pergudangan, dan Mutu (P2M). Serta kepada staff OPP lainnya.

3. Kepada Bapak Idul Hidayat selaku Humas. Kepada Bapak Fauzan selaku Kepala Gudang Panganan.com beserta staff jajarannya. Dan juga untuk semua pihak yang telah membantu terkait pengerjaan laporan ini.

Penulis berharap dengan disusunnya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar menjadi acuan yang lebih baik lagi, terlepas dari segala kekurangan dalam isi laporan ini mohon kritik dan sarannya.

Jakarta, 30 Agustus 2020

Penulis, Sandy Maulana

(4)

iv

Saat ini Perum BULOG Kanwil DKI Jakarta dan Banten memiliki masalah pada penanganan material yang disebabkan oleh kurang maksimalnya pemanfaatan penggunaan Material handling Equipment (MHE), namun hal tersebut karena mempertimbangkan adanya batasan kondisi dari gudang tersebut. Hal tersebut menjadi penyebab kurang efektifnya aliran barang yang terjadi dalam gudang. Oleh sebab itu untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan analisis perbandingan peralatan material handling berdasarkan Ongkos Material handling (OMH) yang optimal khususnya dalam penelitian ini membandingkan alat material handling jenis Handtruck dan Reachtruck, untuk menentukan penghematan total biaya yang dikeluarkan oleh kedua jenis alat material handling tersebut secara optimal agar dapat meningkatkan efektivitas aliran penanganan material dalam gudang. Tahapan perhitungan dilakukan dengan menghitung biaya depresiasi dan biaya operasional terlebih dahulu, kemudian menghitung biaya OMH/m per satuan jarak, dan akhirnya dapat menentukan Total Biaya Penanganan Material. Setelah menentukan jenis Material Handling Equipment (MHE) yang cocok digunakan dilakukan perhitungan ROI (Return of Investment) untuk mengetahui atau mengukur efisiensi penggunaan modal yang digunakan, dan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan peralatan penanganan material yang paling hemat untuk digunakan adalah Reachtruck. Karena dengan Reachtruck total biaya penanganan material yang dikeluarkan sebesar Rp 634.212, sedangkan Handtruck menghasilkan total biaya penanganan material sebesar Rp 700.296. Dan dengan hasil tersebut didapatkan ROI sekitar 92,6%.

Kata Kunci : Ongkos Material Handling (OMH), Return of Investment (ROI), Material Handling Equipment.

(5)

v ABSTRACT

Currently Perum BULOG DKI Jakarta and Banten Regional Offices have problems in material handling caused by the inadequate use of Material handling Equipment (MHE), but this is due to considering the limited conditions of the warehouse. This is the cause of the ineffective flow of goods that occurs in the warehouse. Therefore, to overcome this problem, a comparison analysis of material handling equipment based on optimal Material handling Costs (OMH) is carried out, especially in this study comparing Handtruck and Reachtruck material handling tools, to determine the total cost savings incurred by the two types of material handling tools optimal in order to increase the effectiveness of the material handling flow in the warehouse. The calculation is carried out by first calculating the depreciation and operational costs, then calculating the OMH / m cost per unit distance, and finally determining the total material handling costs. After determining the type of Material handling Equipment (MHE) that is suitable for use, the ROI (Return of Investment) calculation is carried out to determine or measure the efficiency of the use of capital used, and based on the results of the analysis that the most efficient material handling equipment to use is Reachtruck. Because with the Reachtruck the total material handling costs incurred was IDR 634,212, while the Handtruck resulted in a total material handling cost of IDR 700,296. And with these results obtained an ROI of around 92.6%.

Keywords : Material Handling Cost (OMH), Return of Investment (ROI), Material Handling Equipemnt.

(6)

vi

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik ... 2

1.5 Ruang Lingkup / Batasan Masalah ... 2

1.6 Metode penelitian ... 2

BAB 2 TINJAUAN UMUM TEMPAT KERJA PRAKTIK (KP) 2.1 Sejarah Perusahaan... 5

2.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 5

2.2.1 Visi... 5

2.2.2 Misi ... 6

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 6

2.4 Proses Bisnis ... 6

2.4.1 Perdagangan ... 7

2.4.2 Industri ... 7

2.4.3 Jasa... 7

2.5 Penempatan Kerja Praktik ... 7

BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Pergudangan ... 9

3.2 Material handling ... 10

3.3 Ongkos Material handling (OMH) ... 11

BAB 4 HASIL KERJA PRAKTIK 4.1 Pengumpulan data ... 14

4.1.1 Data Primer ... 15

4.1.2 Data Sekunder... 15

4.2 Pengolahan data ... 15

4.2.1 Depresiasi ... 16

4.2.2 Menghitung Ongkos Material handling (OMH) Per Satuan Jarak... 16

4.2.3 ROI ... 18

4.3 Analisis Hasil ... 18

4.3.1 Depresiasi ... 18

4.3.2 Menghitung Ongkos Material handling (OMH) Per Satuan Jarak... 18

4.3.3 Menentukan Total Biaya Penanganan Material... 19

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 21

5.2 Saran ... 21 DAFTAR PUSTAKA

(7)

vii

Tabel 4.1 Perbandingan Peralatan Material handling ... 14

Tabel 4.2 Depresiasi Peralatan Material handling ... 18

Tabel 4.3 Perbandingan OMH ... 19

Tabel 4.4 Kapasitas Peralatan ... 19

(8)

viii

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian ... 3

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 6

(9)
(10)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Material handling merupakan suatu seni dari ilmu yang meliputi handling, pemindahan, pengemasan, penyimpanan, serta pengawasan dari material dengan segala bentuknya. Dimana penanganan material sendiri memiliki beberapa prinsip, yaitu planning, system, unit load, standardization, space utilization, automations,

work, environment, ergonomics, dan lifecycle. Hal ini dilakukan untuk

memaksimalkan atau meningkatkan produktivitas kerja serta menciptakan area kerja yang aman dan efisien. Suatu perusahaan khususnya BULOG tentu saja melakukan penanganan material pada barang yang dikelola, dalam hal ini yaitu dengan menggunakan bantuan alat penanganan material seperti Reach Truck dan Hand Truck untuk mempermudah pemindahanan barang dari satu tempat ke tempat lain. Namun dalam kondisi di lapangan terdapat kendala jika penerapan alat penanganan material untuk pengangkutan barang digunakan, jika menggunakan jenis reachtruck akan berpengaruh terhadap kondisi lantai di gudang komersial yang mana dapat membuat rusak lantai tersebut. Sedangkan jika menggunakan handtruck arus pemindahan barang akan kurang maksimal karena membutuhkan tenaga kerja lebih dan juga waktu cukup lama. Berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan upaya untuk membandingkan pemilihan alat material handling dari segi biaya agar dapat mengetahui penggunaan jenis alat material handling mana yang optimal untuk digunakan.

Maka dari itu, peneliti memutuskan untuk melakukan perbandingan Peralatan Material Handling yang mana pada gudang BULOG ini menggunakan dua jenis MHE yaitu Reach Truck dan Hand Truck. Dari kedua alat penanganan material tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode Ongkos Material Handling (OMH) akibat biaya yang dikeluarkan oleh pergerakan alat material handling tersebut. Kemudian melakukan juga perhitungan Return of Invesment (ROI) yang dimaksudkan untuk pengembalian investasi yang sudah dilakukan oleh perusahaan berupa alat material handling. Dari studi literatur (Suryaningrat, 2020) perancangan alat material handling baru yang dikembangkan untuk menghasilkan OMH minimal. Hasilnya adalah memperoleh efisiensi ongkos perpindahan material dari perancangan alat material handling baru dengan menghemat OMH sebesar Rp 8,62 per detik. Sedangkan berdasarkan studi literatur (Judha, 2016) dilakukan rancangan ulang sistem material handling menggunakan conveyor dalam pengangkutan gula. Total OMH yang diperoleh untuk conveyor sendiri mencapai Rp 1.727.775.000, dan dengan penggunaan conveyor tersebut dapat meningkatkan produktivitas sebesar 42%.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis perbandingan alat material handling berdasarkan OMH yang optimal?

(11)

2 1.3Tujuan

1. Memperoleh hasil analisis perbandingan alat material handling berdasarkan OMH yang optimal.

1.4Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

1. Waktu : 20 Juli 2020 - 04 September 2020 (Dapat disesuaikan dengan perusahaan / instansiterkait)

2. Lokasi : Perum BULOG Kanwil DKI Jakarta dan Banten. Jl. Pelepah Raya, Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 14240.

1.5Ruang Lingkup / Batasan Masalah

1. Batasan Masalah

Ruang lingkup penelitian hanya berfokus untuk pemilihan perbandingan dari dua jenis Material Handling Equipment (MHE), dimana pemilihan tersebut nantinya digunakan salah satu alat material handling yang lebih efektif dan efisien dari segi biaya. Peralatan material handling yang dianalisis yaitu hanya Reachtruck dan Handtruck. Sedangkan untuk unit barang yang diangkut pada penelitian ini yaitu hanya fokus kepada produk beras.

2. Asumsi

Data pada penelitian meliputi biaya depresiasi menggunakan metode garis lurus (Straight Line), jarak tempuh alat angkut, dan umur ekonomis dengan asumsi 4 tahun. Kemudian untuk perhitungan analisis perbandingan alat material handling dilakukan berdasarkan OMH dimana biaya bahan bakar didapatkan dari data sekunder dan melakukan perhitungan Return of Investmnet (ROI).

Penelitian dilakukan hanya di wilayah BULOG khususnya gudang komersil dimana merupakan gudang yang memiliki Material handling Equipment (MHE), dan penelitian dilakukan dalam hari kerja.

1.6Metode penelitian

Metode penelitian pada kegiatan kerja praktik kali ini bersifat kuantitatif, dimana perlu melakukan observasi secara langsung agar dapat mengidentifikasi dan menemukan solusi untuk memecahkan masalah yang ada. Namun terdapat kegiatan wawancara juga dengan pihak yang berkaitan untuk mendapatkan data aktual terkait perbandingan alat material handling tersebut. Serta dibutuhkan data sekunder yang didapat dari studi literatur terpercaya seperti jurnal, artikel, dan sebagainya.

(12)

3

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian

Diagram alir diatas menjelaskan alur penelitian pada kegiatan kerja praktik. Diawali dengan identifikasi masalah di tempat pelaksanaan kerja praktik sesuai dengan topik, setelah itu mencari studi literatur sebagai data pendukung yang di dapat dari buku, jurnal atau sumber terpercaya lainnya. Kemudian dilakukan observasi atau studi lapangan untuk dilakukan pengambilan data. Data yang telah diambil secara langsung adalah sebagai data primer yang meliputi data jarak tempuh maksimal dan biaya operator, sedangkan untuk data sekunder sendiri yaitu sebagai acuan untuk pengolahan data pada langkah berikutnya yang meliputi data mengenai biaya depresiasi seperti harga investasi peralatan, umur ekonomis, biaya bahan bakar serta biaya maintenance. Setelah data terkumpul maka dianalisis sesuai dengan teori hingga menghasilkan output yang diinginkan. Jika analisis tersebut tidak memenuhi maka diulang kembali langkah analisis dan pengolahan data agar menghasilkan suatu output yang diharapkan.

(13)

4

Selanjutnya jika output sudah didapatkan maka dapat membuat kesimpulan dan saran terhadap hasil penelitian tersebut.

Metode penelitian yang digunakan yaitu sebagai berikut (Universitas Ciputra, Surabaya, 2016).

1. Studi Literatur

Metode penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan berbagai macam informasi yang relevan terkait dengan topik yang sedang diteliti. Informasi tersebut dapat diperoleh dari jurnal, artikel, laporan penelitian, buku, maupun website namun dari sumber sumber yang terpercaya dengan baik.

2. Observasi

Data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan langsung mengenai perilaku atau kondisi yang sebenarnya untuk menghasilkan data yang efektif.

3. Wawancara

Memperoleh data atau informasi dengan cara tanya jawab antara penanya dan narasumber, kemudian akan dicatat atau pun direkam.

(14)
(15)

5

BAB 2 TINJAUAN UMUM TEMPAT KERJA PRAKTIK (KP)

2.1Sejarah Perusahaan

BULOG berdiri pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/KEP/5/1967 yang memiliki tujuan utama yaitu untuk mengamankan penyediaan pangan dalam mendukung eksistensi pemerintahan baru. Selanjutnya melalui Keppres No.39 tahun 1969 tepat pada tanggal 21 januari 1969 yang bertujuan melakukan stabilisasi harga beras. Lalu terjadi revisi melalui Keppres No.39 tahun 1987 dengan tugas yaitu untuk mendukung pembangunan komoditas pangan menjadi multi komoditas. Terjadi revisi lagi melalui Keppres No.103 tahun 1993 yang mencakup koordinasi pembangunan pangan serta peningkatan dalam mutu gizi pangan, pada saat itu BULOG dirangkap oleh Menteri Negara Urusan Pangan. Setelah itu untuk penyempurnaan struktur organisasi BULOG berdasarkan Keppres No.50 tahun 1995 yang difokuskan untuk meningkatkan stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokok dan pangan. Berdasarkan Keppres tersebut BULOG bertanggung jawab untuk mengendalikan harga dan pengelolaan persediaan beras, gula, terigu, kedelai, dan pangan lainnya. Tugas ini berubah berdasarkan Keppres No.45 tahun 1997 yang berpengaruh terhadap komoditas yang dikelola. Tapi berdasarkan Keppres No.19 tahun 1998 kebijakan ini dikembalikan lagi seperti pada Keppres No.39 tahun 1968 tepat pada tanggal 21 Januari 1998. Dimana komoditas yang dikelola semakin dispesifikasi dengan kesepakatan Pemerintah dengan pihak IMF tercantum dalam Letter Of Intent (Lol) (BULOG, 2018).

Pemerintah melakukan dorongan kepada BULOG agar menuju bentuk badan usaha yang sudah terlihat dengan keluarnya Keppres No.29 tahun 2000, yang terlampir BULOG sebagai organisasi transisi (Tahun 2003) yang bergerak dibidang jasa logistik. Keppres tersebut memiliki tugas pokok untuk pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras, atau mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dan juga usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Keppres No.166 tahun 2000 arah perubahan diperkuat yang kemudian diubah menjadi Keppres No.103 Tahun 2000. Setelah itu diubah kembali dengan Keppres No.03 tahun 2002 pada tanggal 7 Januari, yang memiliki tugas pokok masih sama dengan ketentuan dalam Keppres No.29 tahun 2000, namun karena nomenklatur berbeda dan waktu masa transisi hingga tahun 2003. Dan pada akhirnya dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah RI No.07 tahun 2003, dimana BULOG resmi menjadi Perusahaan Umum (Perum) BULOG (BULOG, 2018).

2.2Visi dan Misi Perusahaan

2.2.1 Visi

Menjadikan Perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan (BULOG, 2018).

(16)

6 2.2.2 Misi

Misi yang dilakukan oleh Perum BULOG adalah sebagai berikut (BULOG, 2018).

1. Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan mengutamakan layanan kepada masyarakat.

2. Melaksanakan praktik manajemen unggul dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional, teknologi yang terdepan dan sistem yang terintegrasi.

3. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta senantiasa melakukan perbaikan yang berkelanjutan.

4. Menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas komoditas pangan pokok.

2.3Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan 2.4Proses Bisnis

Bulog merupakan perusahaan BUMN yang bergerak pada logistik pangan dan tetap melakukan stabilisasi harga khususnya harga pokok serta pengelolaan stok pangan. Tugas yang dikelola oleh BULOG adalah meliputi sebagai berikut.

 Logistik Dan Pergudangan  Survei Dan Pemberantasan Hama  Penyediaan Karung Plastik  Jasa Angkutan

(17)

7

Dalam bisnisnya perusahaan ini melakukan usaha-usaha lain berupa kegiatan perencanaan dan pengembangan usaha (PPU) selain menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang berada dalam lingkup pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO). Berdasarkan lingkup kegiatan perencanaan dan pengembangan usaha dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu antara lain sebagai berikut.

2.4.1 Perdagangan

Pada dasarnya Indonesia memiliki penduduk yang membutuhkan beragam komiditi pangan, yang pemenuhannya tidak bisa didapat dari produk dalam negeri saja. Disamping hal tersebut, ada potensi sumber daya komoditi yang kemungkinan dapat dipasok dari luar yang menjadi peluang usaha perusahaan. Hal ini menjadi menarik karena pada bisnisnya sudah terlihat akibat jumlah pemain yang cukup banyak. Salah satunya adalah jaringan perusahaan yang tersebar luas di wilayah Indonesia, dan menjadikan perusahaan unggul mengenai informasi harga dan kebutuhan pangan.

2.4.2 Industri

1. Industri berbasis beras, pengintegrasian pada manufaktur beras, yang tersusun dalam Rice Processing Complex (RPC)

2. Industri pendukung sebagai penghasil produk-produk samping diluar proses manufaktur komoditi beras seperti karung, dan kemasan.

3. Industri pangan lain yang menghasilkan produk turunan dari beras (down stream product), atau industri pangan primer dan sekunder yang lain seperti gula, berbasis jagung, dan sebagainya.

2.4.3 Jasa

Jasa yang ditangani oleh direktorat perencanaan dan Pengembangan Usaha Perum BULOG yaitu pemberdayaan atau penyewaan asset, seperti gudang, kantor, tanah kosong dan asset yang lain. Selain itu ada juga jasa angkutan yang dikelola oleh anak perusahaan yaitu PT. Jasa Prima Logistik (JPL) dan jasa survey, perawatan kualitas dan pemberantasan hama.

2.5Penempatan Kerja Praktik

Untuk penempatan posisi kerja kali ini yaitu pada divisi operasional pelayanan publik (OPP), dan dalam bidang persediaan, pergudangan, dan angkutan (P2A). hal ini dikarenakan topik yang diambil berkaitan dengan bidang tersebut mengenai Material handling Equipment (MHE), dimana MHE sendiri berada dalam lingkup pergudangan dan angkutan.

(18)
(19)

9

BAB 3 LANDASAN TEORI

3.1Sistem Pergudangan

Gudang adalah tempat sementara untuk menyimpan inventaris dan sebagai penyangga dalam supply chain (Lestari, 2016). Pergudangan sendiri meliputi penerimaan, perawatan, penyimpanan, dan distribusi. Untuk menunjang produktivitas gudang biasanya digunakan sistem yang terintegrasi seperti Warehouse Management Warehouse (WMS), dimana sistem ini digunakan oleh stakeholder untuk mengatur alur barang agar meningkatkan produktivitas.

Adapun beberapa tugas yang biasa dilakukan dalam warehouse, yaitu sebagai berikut. (Evitasari, 2020)

1. Pemeliharaan dengan kualitas layanan sesuai standar perusahaan

2. Pengelompokkan penyimpanan barang dilakukan dengan baik dan benar 3. Selalu melakukan koordinasi mengenai informasi dalam gudang

4. Pemenuhan persyaratan mengenai transportasi dan preventif sesuai dengan standar

5. Menciptakan kebersihan dan keamanan dalam lingkungan kerja sesuai dengan regulasi perusahaan

Selain itu ada manfaat terhadap gudang itu sendiri, yaitu sebagai berikut. 1. Melindungi barang

2. Arus barang yang teratur 3. Memfasilitasi penjualan barang 4. Mengurangi resiko kerugian 5. Kontinuitas dalam produksi

Tidak dapat dipungkiri di dalam gudang juga sering adanya masalah yang terjadi, diantaranya sebagai berikut. (Evitasari, 2020)

1. Memproses barang secara berlebihan atau berulang ulang

2. Tata letak yang kurang baik, seperti aisle yang sempit dan juga kondisi elevasi yang tinggi

3. Permintaan mendadak atau musiman, hal ini akan mempengaruhi dari tata letak barang dan pemilihannya

4. Biaya tenaga kerja yang tinggi, dikarenakan 65% dari anggaran operasional sebagian besar berasal dari gudang

(20)

10

5. Inventaris yang kurang akurat, hal ini diakrenakan tingkat stok yang tidak tepat dan juga penumpukan barang usang

3.2Material handling

Penanganan material dapat didefinisikan sebagai suatu seni dalam penanganan, perpindahan, pengemasan, penyimpanan, serta pengawasan dari material yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain baik secara vertikal, horizontal, maupun lintasan yang membentuk kurva (Noor, 2018). Perpindahan barang tentu saja akan mengeluarkan biaya sehingga perlu dilakukannya perencanaan dan pengendalian, agar tercapainya tujuan dengan baik. Tujuan dari material handling sendiri adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan kapasistas produksi 2. Meminimasi limbah

3. Menciptakan area kerja yang aman 4. Meningkatkan pendistribusian 5. Menghemat biaya

Beberapa prinsip dalam material handling antara lain: 1. Planning

Perencaaan fasilitas mengenai kebutuhan gudang dalam menunjang produktivitas dari setiap aktivitasnya, seperti perancangan sistem dan tata letak gudang.

2. Sistem

Mengintegrasikan sistem sebagai penunjang aktivitas penanganan material dengan mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi.

3. Unit load

Merancang ukuran load agar kapasitas penanganan material dapat optimal, dan pengadaan material dalam jumlah yang besar. Hal ini untuk meminimasi pengeluaran biaya.

4. Standardization

Penerapan standarisasi metode handling, jenis, dan ukuran sesuai dengan standar dan juga kebutuhan.

5. Space utilization

Pemanfaatan secara baik mengenai volume gudang dengan segala keterkaitan antara alat angkut dan lokasi yang berhubungan, untuk memaksimalkan produktivitas.

(21)

11 6. Automasi

Menerapkan secara otomatis dari setiap peralatan untuk meningkatkan efektivitas dalam proses material handling.

7. Material Flow

perencanaan mengenai urutan operasi atau aliran arus barang untuk mengoptimumkan perpindahan material.

8. Ergonomis

Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan prosedur keamanan untuk meminimasi kecelakaan kerja.

9. Lifecycle

Penetapan metode serta alat berdasarkan siklus kemampuan dalam menunjang efektivitas, dan juga membuat rancangan untuk cara pencegahan jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

3.3Ongkos Material handling (OMH)

Merupakan pengeluaran biaya dari setiap pergerakan material dari satu lokasi ke lokasi lain, dengan tujuan untuk meminimasi biaya produksi, yang berdampak kepada operasi dan perancangan fasilitas.

OMH sendiri digunakan sebagai dasar untuk penentuan tata letak fasilitas, namun pada dasarnya biaya perancangan dalam operasi material handling antara lain. 1. Biaya investasi

Meliputi harga beli alat, harga komponen, dan biaya pemasangan. 2. Biaya operasi

Meliputi biaya maintenance, bahan bakar, dan biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah serta jaminan kecelakaan.

3. Biaya pembelian muatan, biaya ini meliputi pembelian alat-alat material. 4. Biaya kerusakan alat dan barang.

Untuk menghitung ongkos material handling terdapat beberapa komponen untuk diperhitungkan seperti depresiasi, roi, dan sebagainya.

 Biaya penyusutan (Depresiasi)

Depresiasi merupakan taksiran tentang penurunan jasa potensial dari suatu aset selama umurnya. Dalam menghitung OMH depresiasi yang digunakan biasanya yaitu depresiasi garis lurus, dimana merupakan taksiran tentang

(22)

12

penurunan jasa potensial dari suatu aset secara proporsional terhadap waktu atau umur aset tersebut.

𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎

𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐾𝑒𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛

𝑅𝑎𝑡𝑒 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛

(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎)𝑥 100%  Menghitung Ongkos Material handling (OMH) per satuan jarak 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑝𝑒𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 + 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 + 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 + 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟) 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚  Menentukan Kapasitas Peralatan

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙  Menentukan frekuensi Perpindahan

𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡  Menentukan Total Biaya Penanganan Material

(𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑥 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔) + (𝑂𝑀𝐻

𝑚 𝑥 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘)

Perusahaan pada umumnya mengeluarkan biaya investasi yang besar untuk suatu alat dan lain lainnya, namun untuk meyeimbangkan pengeluaran tersebut perusahaan perlu mengetahui lamanya invest tersebut akan mengembalikan nilai atau tidak. Maka dilakukan lah perhitungan yang disebut Return Of Investment (ROI), dimana ROI sendiri merupakan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan investasi yang sudah digunakan atau dikeluarkan (Martina, 2019).

Pada kenyataannya, ROI biasa digunakan untuk membeli aset seperti gedung, kendaraan, mesin, dan lain sebagainya. Selain itu untuk berbagai jenis program pelatihan atau pun perekretuan, serta membuat keputusan untuk invetasi suatu perusahaan.

𝑅𝑂𝐼 =𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

(23)
(24)

14

BAB 4 HASIL KERJA PRAKTIK

4.1Pengumpulan data

Gambar 4.1 Warehouse Komersial BULOG Tabel 4.1 Perbandingan Peralatan Material handling

Berikut adalah perbandingan dari dua alat material handling yang akan diteliti, dimana ada beberapa komponen biaya yang menjadi parameter perhitungan seperi biaya investasi, maintenance, bahan bakar, dan sebagainya. Data diatas diperoleh melalui beberapa studi literatur dan juga observasi secara langsung yang kemudian baru dapat diolah.

Biaya Handtruck Reachtrucks

Investasi Rp3.589.258 Rp 106.600.951

Umur Ekonomis 4 4

Pemeliharaan per Jam Rp20.833 Rp20.833

Operator per Jam Rp5.939 Rp5.939

Bahan Bakar per Hari

(16 jam) - Rp50.000

Jarak Tempuh per Hari

(16 jam) 4,688 km 3,760 km

Asumsi 312 312

Kapasitas Sekali

Angkut 2500 kg 3000 kg

(25)

15 4.1.1 Data Primer

 Biaya Operator

Untuk biaya operator sendiri ditinjau menggunakan gaji UMP per bulan untuk wilayah DKI Jakarta, yaitu sebesar Rp 4.276.349.

 Jarak tempuh maksimal per hari

Untuk memperoleh jarak tempuh maksimal per hari dilakukan perhitungan dari luas gudang komersial BULOG, dimana dengan menghitung area cakupan maksimal yang dilalui oleh masing-masing peralatan material handling. Untuk jenis handtruck dapat menempuh jarak maksimal per harinya mencapai 4,688 km, sedangkan reachtruck mencapai 3,760 km. 4.1.2 Data Sekunder

Diperoleh dengan tidak secara langsung melalui objek penelitian, melainkan dari beberapa studi literatur terpercaya seperti jurnal, laporan penelitian, website, dan sebagainya.

1. Biaya Depresiasi

 Terdiri dari biaya investasi atau harga beli peralatan material handling, dimana untuk harga handtruck yaitu Rp 3.589.258 dengan kapastitas angkut 2,5 ton, dan reachtruck Rp 106.600.951 dengan kapasitas angkut mencapai 3 ton. Kedua jenis alat material handling tersebut memiliki umur ekonomi selama 4 tahun, dikarenakan sama sama termasuk jenis alat atau mesin. Untuk biaya perawatan diperoleh dari studi literatur dan di konversi sehingga mendapatkan Rp 20.833 per jam.

4.2Pengolahan data  Biaya Maintenance

Biaya maintenance didapatkan dengan cara sebagai berikut.

Rp 6.000.000 = Biaya perawatan yang dilakukan perusahaan per satu tahun, maka 𝑅𝑝 6.000.000

24/12 = 𝑅𝑝 20.833 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚  Biaya Operator

Untuk biaya operator sendiri ditinjau menggunakan gaji UMP per bulan untuk wilayah DKI Jakarta, yaitu sebesar Rp 4.276.349.

𝑅𝑝 4.276.349

(26)

16  Jarak tempuh per hari

a. Handtruck = (2 + 29) + 29 + (2 + 23) + (2 + 23) + (2 + 23) + (2 + 23) + (2 + 23) + 18 + (2 + 8) + (2 + 8) + (2 + 8) + (2 + 8) 𝑥 16 = 4688 𝑚 b. Reachtruck = (2 + 29) + 29 + (2 + 23) + (2 + 23) + (2 + 23) + (2 + 23) + (2 + 23) x 16 = 3760 𝑚 4.2.1 Depresiasi

Untuk perhitungan depresiasi dilakukan dengan menggunakan depresiasi gari lurus, maka akan didapatkan sebagai berikut.

Handtruck 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =𝑅𝑝 3.589.258 4 = 𝑅𝑝 897.314 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 = 𝑅𝑝 897.314 312 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 16 𝑗𝑎𝑚= 𝑅𝑝 46.016 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚  Reachtruck 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =𝑅𝑝 106.600.951 4 = 𝑅𝑝 26.650.238 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 = 𝑅𝑝 26.650.238 312 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 16 𝑗𝑎𝑚= 𝑅𝑝 1.366.679 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚

4.2.2 Menghitung Ongkos Material handling (OMH) Per Satuan Jarak a. Menghitung jarak tempuh tiap jam

Handtruck

𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑀𝐻𝐸 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚 =𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑀𝐻𝐸 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚 =4688 𝑚

(27)

17  Reachtruck 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑀𝐻𝐸 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚 =𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝐽𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑀𝐻𝐸 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚 =3760 𝑚 16 𝑗𝑎𝑚 = 235 𝑚/𝑗𝑎𝑚

b. Menghitung total OMH per satuan jarak (OMH/m)  Handtruck =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑝𝑒𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 + 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 + 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 + 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟) 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚 =𝑅𝑝 (20.833 + 0 + 46.016 + 5.939) 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 293 𝑚/𝑗𝑎𝑚 = 𝑅𝑝 248,4/𝑚  Reachtruck =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑝𝑒𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛 + 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 + 𝑑𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 + 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟) 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑚 =𝑅𝑝 (20.833 + 50.000 16 + 1.366.679 + 5.939) 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 235 𝑚/𝑗𝑎𝑚 = 𝑅𝑝 5942,8/𝑚

c. Menentukan Total Biaya Penanganan Material  Menentukan Kapasitas Peralatan

𝐻𝑎𝑛𝑑𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 =115 𝑥 54 𝑥 130

30 𝑥 45 𝑥 9 = 66 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑅𝑒𝑎𝑐ℎ𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 =188 𝑥 103,5 𝑥 107

30 𝑥 45 𝑥 9 = 171 𝑢𝑛𝑖𝑡

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔/𝑈𝑛𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 = 𝑅𝑝 15 𝑥 2 𝑥 100 𝑥 5 = 𝑅𝑝 15.000

 Menentukan Frekuensi Perpindahan

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑢𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 =3000 66 = 45 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑅𝑒𝑎𝑐ℎ𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 =1500 171 = 9 𝑘𝑎𝑙𝑖

 Total Biaya Penanganan Material

[(𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑥 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐿𝑜𝑎𝑑 𝑈𝑛𝑙𝑜𝑎𝑑) + (𝑂𝑀𝐻

(28)

18 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 = [(45 𝑥 15.000) + (𝑅𝑝 248,4/𝑚 𝑥 102 𝑚)] = 𝑅𝑝 700.296 𝑅𝑒𝑎𝑐ℎ𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 = [(9 𝑥 15.000) + (𝑅𝑝 5942,8/𝑚 𝑥 84 𝑚)] = 𝑅𝑝 634.212 4.2.3 ROI 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑥100% 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 = 𝑅𝑝 4.276.349 𝑥 4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 𝑅𝑝 205.264.752 𝑅𝑂𝐼 =𝑅𝑝 205.264.752 − 𝑅𝑝 106.600.951 106.600.951 𝑥100% = 92,6% 4.3Analisis Hasil 4.3.1 Depresiasi

Tabel 4.2 Depresiasi Peralatan Material handling

Dilakukan perhitungan depresiasi dengan metode garis lurus (straight line), yang mana metode garis lurus yang paling sering digunakan dalam untuk menghitung nilai penyusutan aset tepat khususnya peralatan material handling (Wadiyo, 2020). Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai depresiasi untuk masing-masing peralatan material handling yaitu untuk handtruck sebesar Rp 46.016 per jam, sedangkan reachtruck sebesar Rp 1.366.679 per jam. Kemudian nilai tersebut akan digunakan untuk perhitungan total OMH per satuan jarak.

4.3.2 Menghitung Ongkos Material handling (OMH) Per Satuan Jarak  Menghitung Jarak Tempuh tiap Jam

Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh jarak dari peralatan material handling beroperasi tiap jam nya. Berdasarkan hasil perhitungan maka didapatkan jarak operasi peralatan material handling untuk handtruck sebesar 293 m per jam, dan reachtruck sebesar 235 m per jam. Kedua nilai tersebut akan digunakan dalam perhitungan total OMH per satuan jarak.

 Menghitung Total OMH per satuan jarak (OMH/m)

Total Ongkos Material handling (OMH) terdiri dari biaya yang meliputi depresiasi, maintenance, bahan bakar, biaya operator per jam, serta jarak

Handtruck Reachtruck

Rp 897.314 / tahun Rp 26.650.238 / tahun

Rp 46.016 / jam Rp 1.366.679 / jam

(29)

19

angkutan tiap jam. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil bahwa untuk jenis handtruck adalah sebesar Rp 248,4 per jam, sedangkan reachtruck sebesar Rp 5942,8 per jam.

Tabel 4.3 Perbandingan OMH

Berikut adalah perbandingan OMH yang telah didapatkan. Dimana dengan menggunakan handtruck mendapatkan Ongkos Material handling (OMH) sebesar Rp 248,4/m dapat menempuh jarak sekitar 4,688 km, dan dengan beban sekali angkut 600 kg. Jarak tempuh tersebut diperoleh dari lokasi-lokasi yang menjadi alur perpindahan dari alat material handling tersebut. Untuk jenis handtruck dimulai dari department penerimaan barang hingga dapartemen pengeluaran barang, sedangkan jenis reachtruck jarak tempuh maksimal dimulai dari department penerimaan barang hingga area penyimpanan. Hal ini karena reachtruck hanya beroperasi pada area penyimpanan saja.

4.3.3 Menentukan Total Biaya Penanganan Material  Menentukan Kapasitas Peralatan

Tabel 4.4 Kapasitas Peralatan

Berdasarkan perhitungan didapatkan untuk kapasitas peralatan material handling jenis handtruck yang memiliki dimensi 115 x 54 x 130 cm yaitu sebesar 66 unit, sedangkan reachtruck berdimensi 188 x 103,5 x 107 cm yaitu sebesar 171 unit. Hasil tersebut diperoleh dari volume peralatan dengan volume produk. Untuk biaya loading / unloading sendiri sebenarnya adalah Rp 15 per sekali bongkar muat, namun terdapat perhitungan yang meliputi jumlah barang sebesar 100 peaces per palet, kemudian terdapat sumber daya manusia yang mengelola dalam gudang sebanyak 5 orang, serta 2 yaitu proses loading dan unloading.

OMH / m Jarak Tempuh

per hari (Km)

Kapasitas beban per angkut (Kg)

Handtruck Rp248,4 4688 600

Reachtruck Rp5.942,8 3760 1000

Peralatan Volume Max

(cm)

Biaya Loading /

Unloading (Rp) OMH / m

Handtruck 115 x 54 x 130 Rp15.000 Rp248

(30)

20  Menentukan Frekuensi Perpindahan

Tabel 4.5 Frekuensi Perpindahan

Produk yang dipindahkan dalam kasus ini yaitu Beras yang memiliki dimensi total 30 x 45 x 9 cm. untuk unit yang dipindahkan dengan menggunakan handtruck yaitu sebanyak 3000 unit / hari dengan jarak perpindahan 102 m, sedangkan jika menggunakan reachtruck dapat memindahkan sebanyak 1500 unit / hari dengan jarak 84 m. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan dalam sekali perpindahan untuk peralatan penanganan material jenis handtruck sebanyak 45 kali, sedangkan untuk jenis reachtruck yaitu sebanyak 9 kali.

 Total Biaya Penanganan Material

Perhitungan total biaya penanganan material meliputi nilai frekuensi produk, biaya loading / unloading, OMH/m, dan juga jarak perpindahan produk. Berdasarkan perhitungan didapatkan hasil untuk peralatan material handling jenis handtruck sebesar Rp 700.296, sedangkan jenis reachtruck sebesar Rp 634.212. Maka dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa biaya penanganan material yang paling hemat untuk digunakan adalah Reachtruck. Namun untuk penerapannya sendiri dilihat dari kondisi gudang yang belum cukup memenuhi standard keamanan, yang mana dapat memberikan dampak terhadap penggunaan alat material handling jenis reachtruck tersebut. Oleh karena itu untuk memaksimalkan penggunaan alat material handling jenis reachtruk dapat mempertimbangkan terlebih dahulu dari segi keamanan gudang.

Dengan hasil tersebut maka dapat dilakukan perhitungan Return of Investment (ROI) untuk mengetahui atau mengukur efisiensi penggunaan modal yang digunakan khusunya peralatan penanganan material jenis reachtruck. Dengan menggunakan reachtruck dapat menghemat tenaga kerja sebanyak 4 orang, dan diasumsikan dalam waktu selama 1 tahun. Maka berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan reachtruck mendapatkan ROI sebesar 92,5%.

Jenis Angkutan Produk yang

Dipindahkan Volume (cm) Jarak Per Pindahan Unit yang Dipindahkan Reachtruck 84 m 1500 / hari Handtruck 3000 / hari Beras 30 x 45 x 9 102 m

(31)
(32)

21

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu memperoleh hasil perbandingan alat material handling berdasarkan OMH

,

untuk memperoleh hasil yang optimal adalah dengan cara melakukan perhitungan depresiasi (garis lurus) terlebih dahulu yang meliputi biaya investasi, maintenancr, biaya bahan bakar, biaya operator, dan juga jarak tempuh maksimal per harinya. Kemudian menghitung total biaya material handling dengan komponen perhitungan kapasitas peralatan, dan frekuensi perpindahan. Perhitungan tersebut dilakukan untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan oleh peralatan material handling tersebut. Dari hasil perhitungan yang dilakukan didapatkan Total Biaya Material handling dari jenis Reachtruck yaitu sebesar Rp 634.212, biaya tersebut cenderung lebih murah dibandingkan dengan jenis handtruck yang menghasilkan total biaya material handling sebesar Rp 700.296. Maka Material handling Equipment (MHE) yang paling hemat digunakan adalah reachtruck. Namun untuk penerapannya sendiri dilihat dari kondisi gudang yang belum cukup memenuhi standard keamanan, yang mana dapat memberikan dampak terhadap penggunaan alat material handling jenis reachtruck tersebut. Oleh karena itu untuk memaksimalkan penggunaan alat material handling jenis reachtruk dapat mempertimbangkan terlebih dahulu dari segi keamanan gudang.

Dan berdasarkan hasil tersebut maka dapat dilakukan perhitungan Return of Investment (ROI) untuk mengetahui atau mengukur efisiensi penggunaan modal yang digunakan khusunya peralatan penanganan material jenis reachtruck. Dengan menggunakan reachtruck dapat menghemat tenaga kerja sebanyak 4 orang, dan diasumsikan dalam waktu selama 1 tahun. Maka berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan reachtruck mendapatkan ROI sebesar 92,5%. 5.2Saran

Berikut adalah saran dan pertimbangan yang perlu diajukan oleh perusahaan adalah sebagai berikut.

1. Memaksimalkan penggunaan Material Handilng Equipment (MHE) untuk pengangkutan material dari satu titik ke titik lain, karena dapat meningkatkan efektivitas dari setiap aliran yang dilakukan dalam gudang.

2. Memperhatikan K3 di dalam gudang, seperti alur tenaga kerja dan alat material handling, SOP dalam gudang, atribut keamanan tenaga kerja, serta kondisi dari setiap bangunan ataupun rak dala gudang. Karena hal ini dapat menghambat aliran penanganan material di dalam gudang.

3. Membuat perencanaan terkait efisiensi dalam gudang seperti biaya pengeluaran yang dihasilkan, dan juga strategi yang tepat untuk meningkatkan produktivitas dalam gudang khususnya penanganan material.

(33)

22

Berdasarkan dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan penulis, saran untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Melakukan perhitungan dan analisis perbandingan peralatan material handling dengan berdasarkan aspek lain untuk mendapatkan hasil yang optimal.

(34)
(35)

DAFTAR PUSTAKA

BULOG. (2018). Sekilas Perum BULOG. Retrieved Oktober 17, 2020, from bulog.co.id/sekilas.php

Evitasari, I. (2020, Juni 19). Pengertian Warehouse. (I. Evitasari, Editor) Retrieved Agustus 11, 2020, from Ruang Guru.co: https://ruangguru.co/pengertian-warehouse/

Judha, C. O. (2016). Analisis Perancangan Sistem Material Handling dengan Mempertimbangkan Risiko Bahaya Pada PG Rejo Agung Baru. 1-8.

Lestari, S. F. (2016, Desember 14). Fungsi Gudang dalam Sistem Logistik dan Rantai Pasok. Retrieved Oktober 22, 2020, from Supply Chain Indonesia: https://supplychainindonesia.com/fungsi-gudang-dalam-sistem-logistik-dan-rantai-pasok/

Martina. (2019, Mei 21). Pengertian ROI (Return of Investment) dan Cara Menghitungnya.

Retrieved Oktober 18, 2020, from UKIRAMA:

https://ukirama.com/en/blogs/pengertian-roi-return-of-investment-dan-cara-menghitungnya

Noor, I. (2018). Peningkatan Kapasitas Gudang Dengan Redesign Layout Menggunakan Metode Shared Storage. 1-7. Retrieved Oktober 22, 2020, from https://core.ac.uk/download/pdf/229029201.pdf

Suryaningrat, I. B. (2020, September). Redesain Alat Angkut (Material Handling) This Brown Crepe (TBC) Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja (Studi Kasus pada Pengolahan Karet di PTPN XII Sumber Tengah, Jamber). 1-14. doi: 10.29303/jrpb.v8i2.189

Universitas Ciputra, Surabaya. (2016, Februari 25). Metode Pengumpulan Data dalam Penenltiian. Retrieved Oktober 18, 2020, from ENTREPRENEURSHIP

EDUCATION WITHOUT BOUNDARIES:

http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-penelitian#:~:text=Metode%20pengumpulan%20data%20adalah%20teknik,yang% 20digunakan%20untuk%20mengumpulkan%20data.

Wadiyo. (2020, Juni 15). Metode Garis Lurus : Cara Sederhana dan Powerfull Menghitung Nilai Penyusutan Aktiva Tetap. Retrieved Oktober 13, 2020, from Manajemen Keuangan: https://manajemenkeuangan.net/metode-garis-lurus/

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)

Gambar

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian ..................................................................................
Gambar 1.1 Metodologi Penelitian
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 4.1 Warehouse Komersial BULOG Tabel 4.1 Perbandingan Peralatan Material handling
+2

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi semua saluran dalam IMAMI UR terjadi ketika ketua, pengurus dan para anggota lainnya dapat saling berkomunikasi satu sama lain ketika berkomunikasi

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk pembinaan religisusitas, pelaksanaan kegiatan pembinaan religiusitas,

Hasil penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya yang dapat menuangkan sebuah hipotesis atau jawaban sementara. Penelitian ini

Tanaman tumbuh lebih tinggi pada umur 15 HST akibat pemulsaan dibandingkan tanpa mulsa karena penggunaan mulsa jerami padi dengan cara disebar secara merata di permukaan tanah

Flashcard merupakan sebuah kartu yang berisi informasi pada salah satu atau kedua sisinya, informasi tersebut dapat berupa pelafalan (kata), gambar atau segala

yang berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara self esteem dengan kecenderungan body dysmorphic disorder pada siswa YPAC Palembang. Dimana semakin tinggi

Penelitian berjudul “Klasifikasi Bentuk Lingual Leksikon Makanan dan Peralatan dalam Upacara Adat Wuku Taun di Kampung Adat Cikondang, Desa Lamajang, Kecamatan

Judul Tesis : PENGARUH PERILAKU INDIVIDU DAN LINGKUNGAN FISIK TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI DAERAH DATARAN TINGGI GAYO KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2010..