• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan - Wardah Agustiani BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan - Wardah Agustiani BAB II"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Sejenis yang Relevan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian dari peneliti dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, peninjauan bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan sehingga dapat diketahui apakah penelitian ini sudah pernah dilakukan atau belum dan dari segi orisinalitas penelitian dapat diketahui. Dari peninjauan tersebut, peneliti dapat melengkapi kekurangan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Penelitian dengan judul Bentuk Imperatif Tindak Tutur Wacana Persuasif pada Fasilitas Umum oleh Desy Andriyani dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada tahun 2012

(2)

9

imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, kalimat imperatif „ngelulu‟. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu terletak pada data dan sumber datanya. Data dan sumber data penelitian sebelumnya yaitu wacana persuasif pada fasilitas umum Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo, Stasiun Kereta Api Purwokerto, Objek Wisata Baturraden, dan Terminal Bus Bulupitu Purwokerto, sedangkan penelitian yang sekarang kalimat yang mengandung bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif berupa kalimat berita dan kalimat suruh pada banner dan poster di rumah sakit se-Kabupaten Banyumas. Selain itu pada penelitian

yang sebelumnya mencakup dua bahasan, meliputi: (a) jenis tindak tutur, dan (b) bentuk imperatif, sedangkan pada penelitian yang sekarang mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) bentuk imperatif, dan (b) variasi kalimat imperatif. Metode penganalisisan data yang digunakan pada penelitian yang sebelumnya yaitu metode agih dengan teknik perluas, sedangkan pada penelitian yang sekarang yaitu metode padan ortografis dengan teknik dasar : teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dengan daya pilah ortografis.

2. Penelitian dengan judul Analisis Variasi Kalimat dan Penggunaan Teknik Persuasif dalam Spanduk Kampanye Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 di Kota Yogyakarta oleh Angga Nugroho dari Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2015

(3)

10

dengan penelitian yang sekarang yaitu terletak pada data dan sumber datanya. Pada penelitian sebelumnya data penelitian yaitu seluruh kata dan kalimat yang terdapat dalam spanduk kampanye Capres dan Cawapres RI tahun 2014 di Kota Yogyakarta, sedangkan penelitian yang sekarang data penelitian yaitu kalimat yang mengandung bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif berupa kalimat berita dan kalimat suruh pada banner dan poster di rumah sakit se-Kabupaten Banyumas. Selain itu pada penelitian yang sebelumnya mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) variasi kalimat, dan (b) penggunaan teknik persuasif, sedangkan pada penelitian yang sekarang mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) bentuk imperatif, dan (b) variasi kalimat imperatif. Metode penganalisisan data yang digunakan pada penelitian yang sebelumnya yaitu metode simak, baca, dan catat dengan teknik dasar teknik simak bebas libat cakap, sedangkan pada penelitian yang sekarang menggunakan metode yaitu metode padan ortografis dengan teknik dasar : teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dengan daya pilah ortografis.

B. Sintaksis

1. Pengertian Sintaksis

(4)

11

yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat. Jadi dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang luas dibandingkan morfologi. Bidang sintaksis lebih kompleks dengan banyaknya unsur-unsur pembentuknya. Secara lebih luas sintaksis dapat digunakan untuk mempelajari wacana dan lebih kecil yaitu mempelajari frasa.

2. Jenis Sintaksis

Menurut Ramlan (2005 : 18) sintaksis terdiri dari dari empat jenis. Jenis sintaksis yang pertama yaitu wacana. wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Jenis sintaksis yang kedua yaitu kalimat. kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Jenis sintaksis yang ketiga yaitu klausa. klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Jenis sintaksis yang terakhir yaitu frasa. Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Uraian dari jenis sintaksis adalah sebagai berikut.

a. Wacana

(5)

12

Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana dibentuk dari kalimat-kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya, sedangkan menurut Mulyana (2005 : 1) wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi: fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Namun demikian, wacana pada dasarnya juga merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap dan utuh yang merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar yang penggunaan bahasanya pun dipilih berdasarkan unsur bahasa (fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf).

b. Kalimat

(6)

13

lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan gramatik atau satuan bahasa terkecil yang berwujud lisan atau tulisan. Jika dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut. Nada tersebut dibatasi oleh adanya jeda panjang. Jeda panjang tersebut disertai nada akhir tuturan atau naik. Jeda pada nada tersebut bertujuan untuk mengungkapkan pikiran yang utuh. Disela jeda, nada diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.

c. Klausa

(7)

14

d. Frasa

Menurut Kridalaksana (2011 : 78) frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Gabungan itu dapat itu dapat rapat, dapat juga renggang, sedangkan menurut Ramlan (2005 : 139) frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas unsur klausa. Maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa. Unsur tersebut yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa. Jadi frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa. Unsur tersebut yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.

Dari semua unsur sintaksis tersebut peneliti memilih kalimat sebagai objek penelitian. Peneliti memilih kalimat dijadikan data penelitian karena peneliti membahas bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif. Bentuk imperatif terdapat tujuh belas kalimat imperatif, yaitu kalimat imperatif perintah, kalimat imperatif suruhan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan, kalimat imperatif desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan, kalimat imperatif persilaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan izin, kalimat imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, dan kalimat imperatif „ngelulu‟.

(8)

15

C. Kalimat

1. Pengertian Kalimat

Alwi dkk (2014: 317) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.

(9)

16

memiliki satuan yang saling membangun berupa klausa. Klausa tersebut yang membentuk suatu pola yang menjadikannya sebagai kalimat. Kalimat harus memiliki informasi dari pikiran yang utuh.

2. Jenis Kalimat

(10)

17

D. Banner

1. Pengertian Banner

Banner adalah salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital

yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner adalah bentuk penyederhanaan dari baliho (Gleenook Desain Grafis, 2013). Banner banyak terdapat di berbagai fasilitas umum meliputi rumah sakit, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), stasiun kereta api, objek wisata, tempat ibadah, pasar, swalayan, terminal bus. Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang menjadi sasaran penempatan banner karena banyak dilalui orang sehingga informasi yang disampaikan akan lebih efektif. Selain itu, banner juga bertujuan untuk mempengaruhi pembaca melalui informasi yang disampaikan oleh penutur. Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh lawan tutur sehingga tujuan yang diharapkan penutur akan tercapai.

2. Ciri-ciri banner

Ciri-ciri banner terbagi menjadi tiga. Ciri yang pertama yaitu banner berisikan gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas. Penggunaan banner sebagai logo dapat mencerminkan identitas komunitas tersebut. Ciri yang kedua yaitu banner biasanya berbentuk menyerupai bendera. Banner salah media promosi yang dicetak dengan print digital yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner tersebut memanjang menyerupai bendera. Ciri yang ketiga yaitu banner memuat pesan. Banner dapat juga berisi pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat.

(11)

18

a. Banner berisikan gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas Logo adalah sebuah karya seni rupa dan tidak bisa lepas dari elemen-elemen seni rupa dasar yang membentuknya, seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi, dan lain-lain. Logo juga mencerminkan citra positif dengan cara memaksimalkan pesan-pesan yang menguntungkan dalam bentuk lambang dan gambar. Bentuk-bentuk yang kaku atau garis lurus yang divisualkan dengan tepat akan menyampaikan kekuatan, profesionalisme, dan efisiensi. Image bentuk itulah yang ingin klien sampaikan kepada publik melalui visual sebuah logo. Sebuah logo akan berhasil apabila ia memiliki konsep visual yang kuat. Penggambaran inilah yang dibuat dalam berbagai cara, baik dengan warna, ilustrasi, atau bahkan dengan image. Penggunaan banner sebagai logo dapat mencerminkan identitas komunitas. Wujud penggunaan

banner dapat ditemukan pada gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas.

Logo pada banner tersebut digunakan sebagai media untuk promosi atau memasarkan suatu produk, baik itu barang atau jasa. Banner termasuk ke dalam jenis media promosi atau pemasaran yang dapat digunakan baik di dalam ruangan maupun di dalam ruangan. tersebut. Selain itu, banner juga mempermudah masyarakat untuk mengenalnya.

b. Biasanya banner berbentuk menyerupai bendera

Banner merupakan salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital

(12)

19

sinyal atau identifikasi. Identifikasi tersebut digunakan untuk melambangkan suatu komunitas yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk. Selain itu, dengan adanya pengunaan banner menyerupai bendera menjadi lebih efesien karena sedikit memakan biaya.

c. Banner memuat pesan

Pesan adalah pemberitahuan yang digunakan dalam berkomunikasi. Pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai maksud, serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Pesan menjadi inti dari setiap komunikasi yang terjalin. Banner dapat juga berisi pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat.

Pesan-pesan yang akan disampaikan bertujuan agar semua lapisan masyarakat mengetahui tujuan dari pembuat banner. Pesan yang disampaikan melalui banner memiliki keuntungan karena relatif tahan lama karena dalam wujud tulisan. Selain itu, penyampaian dapat dalam wujud yang lebih menarik. Hal tersebut lebih efektif apabila ditempatkan di tempat strategis dan ramai.

3. Jenis Banner

(13)

20

yang kedua yaitu banner indoor. Banner indoor adalah banner yang digunakan di dalam ruangan (Affandi, 2016). Uraian dari kedua jenis banner tersebut adalah sebagai berikut.

a. Banner Outdoor

Banner yang digunakan di luar ruangan (outdoor) disebut banner pohon.

Dinamakan banner pohon karena tempat pemasangannya dipaku atau diikat di pohon di pinggir-pinggir jalan. Pada umumnya banner outdoor dipasang secara vertikal atau juga disebut vertical outdoor. Media promosi banner outdoor mempunyai beberapa variasi ukuran. Banner outdoor ini biasanya berukuran 40x60 cm, 60x90 cm, 80x120 cm, dan lain-lain. Contoh dari banner outdoor adalah banner seminar nasional pendidikan, banner seminar kesehatan, banner peringatan, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh banner outdoor.

b. Banner Indoor

Banner indoor dikenal dengan nama standing promotion. Banner ini sering

(14)

21

standing banner, yaitu: X Banner, Y Banner, dan Roll Up Banner. Dalam suatu event

pameran, standing banner promosi cocok digunakan untuk menarik perhatian pengunjung. Ukuran X atau Y Banner yang sejajar dengan tinggi badan manusia dan berdiri secara vertikal membuat media banner mampu membuat gambar dan huruf yang besar. Contoh dari tiga jenis standing banner adalah sebagai berikut.

1) Contoh X Banner

2) Contoh Y Banner

(15)

22

Dari kedua jenis banner tersebut, peneliti memilih outdoor banner. Alasan memilih outdoor banner, karena banner yang diteliti yaitu berada di luar ruangan. Kelebihan Banner outdoor juga tidak dipasang dengan menggunakan penahan dan dipasang dengan paku atau tali rafia, sedangkan standing banner memiliki kelemahan rentan jatuh jika tertiup angin atau tersenggol sedikit saja karena beratnya sangat ringan. Peneliti memilih outdoor banner karena banner ini bukan bertujuan untuk media promosi, tetapi untuk mengetahui bentuk imperatif yang bersifat informatif. Di dalam banner ini hanya menginformasikan yang berupa bentuk imperatif.

E. Poster

1. Pengertian Poster

(16)

23

Dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa poster adalah plakat berupa desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar berisi informasi yang ditulis dalam media tertentu (biasanya papan atau kertas). Poster biasanya dipergunakan untuk kepentingan publikasi atau propaganda. Agar lebih menarik, biasanya dilengkapi dengan gambar ilustrasi. Penggunaan poster tersebut untuk membuat pembaca terpengaruh dengan informasi yang disampaikan serta memberikan respon dengan adanya informasi dari penutur. Lawan tutur akan merasa tertarik dengan informasi tersebut baik secara tulisan maupun dalam bentuk gambar yang menarik. Gambar tersebut harus menarik serta mewakili informasi yang disampaikan agar saling mendukung.

2. Ciri-ciri Poster

(17)

24

a. Bahasa poster ringkas

Ringkas artinya pembahasan mengenai sebuah topik dilakukan secara garis besar tidak sampai detail. Bahasa pada poster tidak panjang dan tidak berbelit-belit. Artinya walaupun bahasa pada poster tersebut ringkas, tetapi tulisannya berbobot. Tidak hanya dalam uraian dan sudut pandangnya saja, tetapi juga dalam cara penyajiannya. Jadi bahasa pada poster tidak menggunakan kata-kata yang tidak bermanfaat. Kalimat pada bahasa poster tanpa basa-basi, dan tidak mengandung makna ganda. Setiap kata yang ditempelkan memiliki arti dan saling mendukung. Penyajian pada poster singkat tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang dari penutur.

b. Kalimat pada poster jelas

Jelas artinya tulisan tersebut mencerminkan judul. Artinya kalimat yang terdapat pada poster tidak membingungkan pembaca. Kalimat pada poster tidak boleh menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimatnya hanya memungkinkan satu penafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penutur. Kalimat pada poster harus sesuai dengan gagasan yang disampaikan. Menyusun kata-kata pada poster harus menghindari kat-kata yang bernada bombastis atau memuji kegiatan yang ingin dilaksanakan secara berlebihan. Poster tersebut akhirnya tidak akan komunikatif dan tidak menempel di hati masyarakat.

c. Biasanya poster tepat sasaran

(18)

25

melihat poster yang dipasang, masyarakat tergugah hatinya untuk mengikuti isi dan tujuan poster. Bahasa poster bersifat persuasif artinya bahasa tersebut berisi paparan yang membujuk, mengajak, ataupun berdaya himbau. Paparan tersebut berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya. Himbauan tersebut dapat berupa implisit maupun eksplisit. Himbauan tersebut dibuat agar seseorang melakukan sesuatu dalam waktu ini maupun waktu yang akan datang. Kalimat himbauan tersebut tidak berupa paksaan atau kekerasan terhadap orang menerima persuasi.

d. Poster berisi gambar yang menarik

Poster biasanya bukan hanya berisi kalimat saja, umumnya poster disertai

dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar-gambar dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. Sedikit menggunakan kata-kata, dicetak pada sehelai kertas atau bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu. Bukan hanya gambar saja, tetapi juga foto-foto yang menarik, serta warna-warna yang juga menarik. Poster biasanya dibuat dengan warna-warna yang kontras dan kuat. Pembuatan poster memang dibutuhkan kreativitas, sebab dalam sebuah media yang dibilang terbatas, namun harus mampu menarik minat orang untuk melihatnya.

3. Jenis-jenis Poster

(19)

26

poster yang kedua yaitu jenis poster berdasarkan isinya. Jenis poster berdasarkan

isinya yaitu poster niaga, poster kegiatan, poster kesehatan, poster pelayanan masyarakat, dan poster karya seni. Uraian dari jenis-jenis poster tersebut adalah sebagai berikut.

a. Jenis Poster berdasarkan tujuannya 1) Poster Propaganda

Poster propaganda merupakan poster yang bertujuan memberikan semangat kepada khalayak umum agar bersemangat di dalam mengarungi kehidupan dalam usaha untuk mencapai cita-cita. Poster propaganda lebih banyak mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu dengan membuka jalan pemikiran yang lebih baik. Poster ini tidak menyampaikan informasi secara objektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Poster ini juga dapat merubah kebiasaan yang melekat pada diri seseorang melalui berbagai propaganda. Apabila seseorang membaca poster jenis ini maka dirinya akan tergerak untuk melakukan sesuai dengan isi poster tersebut. Hal tersebut merupakan tujuan utama dari jenis poster propaganda.

2) Poster Kampanye

(20)

27

keputusan di dalam suatu kelompok. Jenis poster ini bersifat politis yaitu untuk menggiring opini masyarakat terhadap pandangan politik seseorang. Opini tersebut lebih banyak menonjolkan keunggulan dari orang tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat menghilangkan berbagai opini negatif yang mungkin mengendap dalam masyarakat. Poster jenis ini juga dapat sebagai wadah untuk memberitahukan visi dan misi seseorang dalam mengikuti pilkada.

3) Poster “Wanted” atau “Dicari”

Poster “Wanted” atau “Dicari” merupakan poster yang tujuan utamanya untuk menginformasikan orang hilang atau perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja. Poster ini sering dipasang di pohon-pohon. Bukan hanya dipasnag di pohon-pohon

saja, terkadang poster ini banyak ditemukan di jalan. Selain itu, poster ini juga dipasang di tempat yang banyak dilalui orang. Penempatan tersebut bertujuan agar masyarakat mengetahui informasi yang disampaikan baik itu orang hilang atau lowongan tenaga kerja. Penutur mengharapkan adanya respon dari lawan tutur apabila mengetahui serta membutuhkan informasi tersebut. Biasanya pada jenis poster ini terdapat alamat serta nomor telepon dari penutur.

4) Poster “Cheesecake”

Poster “Cheesecake” ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat ramai. Poster ini umumnya dibuat dengan gambar orang-orang tenar seperti selebriti, artis,

(21)

28

lebih banyak digunakan dalam bidang periklanan suatu produk agar dapat meningkatkan penjualan. Strategi ini juga terbilang sangat jitu dalam bidang marketing.

5) Poster Film

Poster film adalah poster yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan

kepada sekelompok orang. Pesan pada poster film tersebut dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi poster tersebut. Akan tetapi, umunya poster mencakup pesan pendidikan dan informasi. Pesan dalam poster film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan. Poster film mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Poster film ini digunakan untuk mempromosikan film-film yang akan ditayangkan kepada masyarakat. Poster jenis ini banyak dijumpai di lounge bioskop sebelum menonton film. Poster ini juga digunakan untuk mewakili tema dalam sebuah film. Dengan adanya poster tersebut masyarakat akan lebih mudah dalam menilai suatu film. Selain itu, penggunaan poster ini juga dapat digunakan untuk menaikan popularitas film.

6) Poster komik

Poster komik adalah poster yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak

(22)

29

Biasanya, poster komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Tujuan dari poster komik ini adalah untuk mempopulerkan komik kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan saat ini trend komik sedang menurun berbeda saat kejayaannya di tahun 60-an. Poster jenis ini juga sebagai wadah komunikasi komunitas pecinta komik. Komik yang ada dalam berbagai belahan dunia dapat disatukan dengan adanya poster tersebut. Pada akhirnya akan menaikkan kembali popularitas komik.

7) Poster afirmasi

Poster afirmasi adalah poster yang berupa pernyataan positif yang ditujukan

untuk diri sendiri yang bias mempengaruhi pikiran pembacanya. Poster afirmasi bertujuan untuk memotivasi para pembacanya dengan kata-kata yang sugestif, poster ini banyak dijumpai di acara-acara seminar atau talkshow-talkshow. Dengan adanya poster ini, pembaca akan terpengaruh dan pada akhirnya mau mengikuti lawan tutur.

Pembaca juga akan tergerak untuk lebih tertarik karena bahasa yang disampaikan mengandung motivasi yang tinggi. Hal ini lebih tepat apabila digunakan pada pembaca yang membutuhkan bahan penyemangat hidup. Selain itu, juga mempengaruhi jiwa dari pembaca agar lebih peka terhadap lingkunganya.

8) Poster riset atau kegiatan ilmiah

(23)

30

tempat tersebut karena sekolah dan kampus merupakan pusat riset dan kegiatan ilmiah. Dengan adanya poster tersebut, seluruh warga sekolah dan kampus mengetahui riset serta kegiatan ilmiah yang sedang dilakukan. Hal tersebut juga dapat menambah semangat kalangan akademi untuk terus melakukan penelitian sesuai bidangnya.

9) Poster Kelas

Poster kelas adalah poster yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan,

wawasan, penerangan, serta memotivasi kepada para siswa. Poster ini dipasang di dalam kelas di sekolah-sekolah. Poster ini biasanya juga dihubungkan dalam keseharian siswa. Dengan adanya poster ini, siswa akan lebih memiliki pengetahuan yang luas karena penyampaian menarik. Selain itu, poster ini dapat juga digunakan untuk mempengaruhi siswa dalam hal positif misalnya belajar, kebersihan dan sopan santun. Tujuan serta visi sekolah juga dapat dimasukkan dalam poster ini agar siswa dapat membangun kerja sama dengan sekolah untuk mewujudkan hal tersebut.

10) Poster komersial

(24)

31

b. Jenis Poster Berdasarkan Isinya 1) Poster Niaga

Poster niaga adalah poster yang bertujuan mempromosikan atau menjual

barang dan jasa suatu perusahaan. Isi dari poster niaga adalah kalimat serta gambar promosi produk. Poster niaga dibuat oleh orang-orang ataupun oleh suatu badan usaha dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Poster niaga merupakan poster yang paling banyak dipampang. Di Indonesia, salah satu poster niaga yang sering terpampang adalah poster produk rokok. Dengan adanya poster ini, jumlah penjualan produk atau jasa akan semakin naik karena konsumen merasa lebih tertarik baik dalam segi kalimat maupun gambar produk yang secara menarik.

2) Poster Kegiatan

Poster kegiatan adalah poster yang bertujuan menginformasikan suatu

kegiatan. Sebagai upaya publikasi kegiatan, sebuah penyelenggara acara biasanya membuat poster yang berisi informasi acara. Informasi tersebut meliputi hal-hal umum seperti waktu dan tempat acara berlangsung, tema acara, beserta gambar-gambar yang dibuat untuk menarik minat pengunjung. Tujuan umum dari poster ini juga untuk menyebarkan informasi kegiatan seluas-luasnya kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan harapan masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan.

3) Poster Pendidikan

Poster pendidikan adalah poster yang bertujuan memberikan pendidikan

(25)

32

pemerintah mensosialisasikan program wajib belajar 9 tahun. Maka selama periode sosialisasi tersebut, ada banyak poster yang disebar di berbagai tempat. Pemasangan poster tersebut dilakukan pada tempat yang strategis dan ramai seperti terminal, stasiun, jalan raya atau kantor instansi pemerintah.

4) Poster Layanan Masyarakat

Poster layanan masyarakat adalah poster yang bertujuan menginformasikan

pelayanan kepada masyarakat. Poster layanan masyarakat ini menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum. Program layanan masyarakat ini digagas oleh pemerintah. Salah satu contohnya adalah layanan pos layanan terpadu (posyandu). Selain itu, poster jenis ini banyak berisi himbauan dari instansi pemerintah. Himbauan tersebut berkaitan dengan kondisi yang dialami masyarakat. Poster layanan masyarakat ini dapat dikampanyekan oleh organisasi profit ataupun non profit dengan tujuan sosial ekonomis yaitu menngkatkan kesejahteraan masyarakat.

5) Poster Karya Seni

Poster karya seni adalah poster yang diciptakan oleh seseorang yang

(26)

33

F. Bentuk Imperatif

1. Pengertian Bentuk Imperatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 135) bentuk adalah penampakan bentuk satuan bahasa, sedangkan imperatif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 427) adalah bentuk perintah untuk kalimat atau verba yang

menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan. Jadi bentuk imperatif adalah bentuk satuan bahasa yang menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan. Bentuk imperatif merupakan realisasi maksud imperatif dalam bahasa indonesia dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Bentuk imperatif ditentukan oleh konteksnya (Rahardi, 2005 : 93). Konteks tersebut merupakan bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Konteks menjadi sarana penjelas suatu maksud. Sarana penjelas tersebut berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Bentuk imperatif dan konteks memiliki suatu hubungan untuk memperjelas makna yang dimaksud.

2. Bentuk Imperatif

(27)

34

pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, dan kalimat imperatif „ngelulu‟. Pada variasi kalimat terdapat tiga jenis yaitu kalimat berita, kalimat suruh, dan kalimat tanya. Penjelasan tentang kalimat imperatif dan variasi kalimat imperatif adalah sebagai berikut.

a. Kalimat Imperatif

Menurut Rahardi (2005 : 79) kalimat imperatif mengandung maksud memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan sesuatu sebagaimana diinginkan si penutur. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia dapat berkisar antara suruhan yang sangat keras atau kasar sampai dengan permohonan yang sangat halus atau santun. Kalimat imperatif dapat pula berkisar antara suruhan untuk melakukan sesuatu. Kalimat imperatif dalam bahasa Indonesia sangat kompleks dan bervariasi. Pada kalimat imperatif terdapat 17 jenis kalimat imperatif. Ketujuh belas kalimat imperatif tersebut ditemukan baik di dalam kalimat imperatif langsung maupun di dalam kalimat imperatif tidak langsung. Masing-masing kalimat imperatif tersebut diuraikan secara terperinci sebagai berikut.

1) Kalimat Imperatif perintah

(28)

35

mengandung kalimat imperatif tertentu, namun wujud konstruksinya bukan kalimat imperatif. Hanya konteks situasi tuturlah yang dapat menentukan kapan sebuah kalimat ditafsirkan dengan kalimat imperatif yang lain.

Contoh:

(1) “Diam! Hansip tahu apa. Orang mati kok hidup lagi. Ini bukan lenong” Informasi Indeksal:

Tuturan seorang polisi dengan seorang hansip dalam sebuah cerita yang pada saat itu keduanya sedang terlibat dalam pertengkaran karena sesuatu hal.

(2) “Bunuh saja. Ya, itu tentu. Tapi, bagaimana caranya? Tembak! Tembak! Tidak, itu terlalu lekas dan ringan. Kita gantung. Kita gantung.”

Informasi Indeksal:

Tuturan orang-orang yang terlibat dalam sebuah kerusuhan masa pada saat mereka berhasil menangkap seorang pemicu kerusuhan di suatu kota. (3) “Monik, Lihat!”

Informasi Indeksal:

Tuturan yang disampaikan oleh pacar Monik ketika ia melihat ada sebuah mobil yang menyelonong ke arahnya pada saat mereka berdua berjalan di sebuah lorong kota.

2) Kalimat Imperatif Suruhan

(29)

36

Contoh:

(4) “Coba hidupkan mesin mobil itu!”

(5) “Saya menyuruhmu supaya menghidupkan mesin mobil itu.” Informasi Indeksal:

Tuturan 6 dan 7 disampaikan oleh seorang montir kepada pemilik mobil yang kebetulan sedang rusak di pinggir jalan.

(6) “Coba luruskan kakimu kemudian ditekuk lagi perlahan-lahan!”

(7) “Saya menyuruhmu supaya meluruskan kakimu kemudian ditekuk lagi perlahan-lahan.”

Informasi Indeksal:

Tuturan 8 dan 9 disampaikan oleh seorang ahli pijat urat kepada seorang pasien. Pasien itu terkilir kakinya sehingga sangat sulit untuk diluruskan seperti dalam keadaan normal.

3) Kalimat Imperatif Permintaan

Kalimat imperatif permintaan adalah kalimat imperatif dengan kadar suruhan yang sangat halus. Lazimnya, kalimat imperatif permintaan disertai dengan sikap penutur yang lebih merendah. Kalimat imperatif permintaan lebih halus jika dibandingkan sikap penutur pada waktu menuturkan kalimat imperatif suruhan. Kalimat imperatif permintaan ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan tolong atau frasa lain yang bermakna minta. Kalimat imperatif permintaan yang lebih halus diwujudkan dengan penanda kesantunan mohon. Subjek pelaku kalimat imperatif permintaan ialah pembicara yang sering tidak dimunculkan.

Contoh:

(8) Totok: “Tolong pamitkan, Mbak!” Narsih: “Iya, Tok. Selamat Jalan, ya!”

Informasi Indeksial:

(30)

37

(9) Ella : “Stt. Ada orang, Monik.”

Monik : “Ah, tolonglah engkau lebih dekat ke pintu!” Informasi Indeksial:

Tuturan seseorang kepada teman dekatnya pada saat mereka berdua di dalam kamar. Mereka sedang membicarakan sesuatu dengan asyiknya, namun seketika itu juga ada orang mengetuk pintu.

4) Kalimat Imperatif Permohonan

Kalimat imperatif permohonan adalah kalimat imperatif yang jika pembicara demi kepentingannya meminta lawan bicara untuk berbuat sesuatu. Kalimat imperatif permohonan sangatlah sopan sehingga sering digunakan untuk orang-orang yang dihormati, misalnya orang tua, guru, dan lain-lain. Secara struktural, kalimat imperatif permohonan, biasanya, ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan mohon. Selain ditandai dengan hadirnya penanda kesantunan itu, partikel –lah juga lazim digunakan untuk memperhalus kadar kalimat imperatif permohonan. Sebagaimana dengan kalimat-kalimat imperatif lainnya, dalam kegiatan bertutur, kalimat imperatif permohonan tidak selalu dituangkan dalam konstruksi imperatif.

Contoh:

(10) “Mohon tanggapi secepatnya surat ini!” Informasi Indeksal:

Tuturan seorang pimpinan kepada pimpinan lain dalam sebuah kampus.

Pada saat mereka membicarakan surat lamaran pekerjaan dari seorang calon pegawai.

(11) “Mohon ampunilah segala dosa kami!” Informasi Indeksal:

Tuturan seorang Ibu yang sedang berdoa memohon pengampunan kepada Tuhan karena ia merasa telah membuat banyak kesalahan dalam hidupnya.

5) Kalimat Imperatif Desakan

(31)

38

harus untuk memberi penekanan maksud desakan tersebut. Intonasi yang digunakan

untuk menuturkan imperatif jenis ini, lazimnya, cenderung lebih keras dibandingkan dengan intonasi pada kalimat imperatif yang lainnya. Pada kalimat imperatif desakan, kalimat dapat diparafrasa atau diubahujudkan, sehingga menjadi kalimat yang bukan berbentuk kalimat imperatif. Kalimat imperatif desakan pada kalimat bertutur yang sebenarnya dapat juga ditunjukkan dengan kalimat-kalimat yang berkonstruksi nonimperatif.

Contoh:

(12) Kresna kepada Harjuna: “Ayo, Harjuna segera lepaskan pusakamu sekarang juga! Nanti keduluan kakakmu, Karna.”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini diungkapkan oleh Kresna kepada Harjuna pada saat mereka berada di medan laga bertempur melawan Karna dan Salnya dalam sebuah cerita pewayangan.

(13) Para Prajurit di hadapan Kaisar: “Ayo salibkan dia! Salibkan dia! Dia menghujat Allah.”

Infromasi Indeksal:

Tuturan ini diteriakkan oleh para prajurit kepada sang Kaisar menjelang penyaliban Yesus di Gunung Golgota.

6) Kalimat Imperatif Bujukan

(32)

39 dan agak sulit disuruh minum susu. Tuturan itu dimaksudkan untuk membujuk si anak agar ia mau minum susu.

(15) Dokter kepada pasien yang masih anak kecil: “Tiduran dulu, yuk, di tempat tidur sebelah! Tak kasih es biar anyep.”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini terjadi dalam ruang periksa di sebuah rumah sakit, disampaikan oleh seorang dokter kepada pasien yang masih anak-anak pada waktu ia akan dicabut giginya.

7) Kalimat Imperatif Imbauan

Kalimat imperatif imbauan adalah kalimat imperatif yang bertujuan untuk menghimbau penutur kepada lawan bicaranya. Imbauan tersebut dapat berupa implisit maupun eksplisit. Imbauan tersebut dibuat agar seseorang melakukan sesuatu dalam waktu ini maupun waktu yang akan datang. Kalimat imperatif imbauan tersebut tidak berupa paksaan atau kekerasan terhadap lawan tuturnya. Kalimat imperatif imbauan, lazimnya, digunakan bersama partikel –lah. Selain itu, imperatif jenis ini sering digunakan bersama dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan mohon. Kalimat imperatif imbauan dapat pula diwujudkan dalam bentuk kalimat nonimperatif.

Contoh:

(16) “Jagalah kebersihan lingkungan!” Informasi Indeksal:

Bunyi tuturan peringatan di sebuah taman wisata di kota Yogyakarta. (17) “Mohon, jangan membuang sampah di sembarang tempat!” Informasi Indeksal:

(33)

40

8) Kalimat Imperatif Persilaan

Kalimat imperatif persilaan adalah kalimat imperatif yang bertujuan untuk meminta atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara yang sopan. Kalimat imperatif persilaan dalam bahasa Indonesia, lazimnya, digunakan dengan penanda kesantunan silakan. Seringkali digunakan pula bentuk pasif dipersilakan untuk menyatakan kalimat imperatif persilaan itu. Bentuk yang kedua cenderung lebih sering digunakan pada acara-acara formal yang sifatnya protokoler. Kalimat imperatif persilaan pada komunikasi keseharian dapat ditemukan juga kalimat yang berbentuk nonimperatif.

Contoh:

(18) Ketua senat mahasiswa : “Silakan Saudara Monik!” Monik : “Terima kasih Saudara Ketua.” Informasi Indeksal:

Tuturan ini merupakan cuplikan percakapan yang terjadi di sebuah kampus pada saat berlangsung rapat senat mahasiswa.

(19) Komandan kepada Letnan Pongki: “Tenang, tenang, Pong! Sudah, silakan duduk saja, tidak usah tegang berdiri begitu, dan ini rokok biar agak

tenang.”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang komandan angkatan bersenjata kepada bawahannya, seorang letnan, pada saat ia mealporkan suatu kejadian sangat penting dan mendesak.

9) Kalimat Imperatif Ajakan

(34)

41

ajakan dimaksudkan jika pembicara mengajak lawan bicara berbuat sesuatu. Kalimat imperatif ajakan tidak selalu diwujudkan dengan kalimat yang berbentuk imperatif.

Contoh:

(20) Monik kepada Tante: “Mari makan, Tante!” Infornasi Indeksal:

Tuturan ini terjadi dalam ruang makan pada sebuah keluarga, orang yang satu mengajak orang yang lain untuk makan bersama.

(21) Bibi kepada Monik dan rekan-rekannya: “Ayo, pada makan dulu, yo. Kebetulan saya bikin sayur asem dan pepes ikan Peda.”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini terjadi di dalam ruang makan, pada saat sang bibi mengajak makan para tamu yang sudah sangat sering bertamu di rumah sang bibi.

10) Kalimat Imperatif Permintaan Izin

Kalimat imperatif permintaan izin adalah kalimat imperatif yang digunakan pembicara agar lawan bicaranya melakukan permintaan izin sebelum berbuat sesuatu. Kalimat imperatif permintaan izin digunakan untuk memancing agar tidak melarang suatu perbuatan yang dikehendaki penutur. Kalimat imperatif permintaan izin hendaknya menggunakan bahasa yang halus dan tidak memaksa. Kalimat imperatif permintaan izin, biasanya, ditandai dengan penggunaan ungkapan penanda kesantunan mari dan boleh. Kalimat imperatif permintaan izin dapat diwujudkan dalam bentuk

kalimat nonimperatif. Contoh:

(22) Adik kepada kakak perempuan: “Mbak, mari saya bawakan tasnya!” Informasi Indeksal:

(35)

42

(23) Sekretaris kepada direktur: “Pak, boleh saya bersihkan dulu meja kerjanya?”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh seroang sekretaris kepada direkturnya, ia meminta izin untuk memberishkan dulu meja kerja direktur yang saat itu penuh dengan keras dan berkas-berkas.

11) Kalimat Imperatif Mengizinkan

Kalimat imperatif mengizinkan adalah kalimat imperatif yang dimaksudkan penutur untuk mengizinkan lawan bicaranya melakukan sesuatu. Kalimat imperatif mengizinkan, lazimnya, ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan silakan. Kata silakan mempunyai makna mempersilakan lawan tutur melakukan sesuatu. Kalimat

imperatif mengizinkan dapat ditemukan dalam komunikasi sehari-hari dan lazimnya diwujudkan dalam kalimat nonimperatif. Contoh kalimat imperatif mengizinkan adalah sebagai berikut.

Contoh:

Silakan merokok di tempat ini!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini ditemukan di tempat tertentu yang khusus disediakan untuk para perokok. Di lokasi itu orang tidak diperkenankan merokok selain di tempat itu. (24) “Silakan membuang sampah di lokasi ini!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini ditemukan di lokasi yang disediakan khusus untuk tempat pembuangan sampah.

12) Kalimat Imperatif Larangan

(36)

43

dapat diwujudkan dalam bahasa Indonesia keseharian. Kalimat imperatif larangan biasanya berupa himbauan-himbauan. Kalimat imperatif larangan dapat berupa tuturan yang bermacam-macam dan tidak selalu berbentuk kalimat imperatif. Kalimat imperatif larangan, biasanya, ditandai oleh pemakaian kata jangan.

Contoh:

(25) Ishak kepada Satilawati: “Jangan kau sangka aku akan bersedih oleh karena ini!” (Satilawati bergerak seperti hendak pergi).

Informasi Indeksal:

Tuturan ini terjadi pada saat keduanya sedang bertengkar di tempat tertentu. Pria dan wanita ini memiliki hubungan yang sangat dekat dan khusus.

(26) Ishak kepada Satilawati: “Jangan berkata begitu Satilawati, hatiku bertambah rusak!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini terjadi dalam perbincangan yang bersifat pribadi antara seorang dengan orang yang lainnya pada saat mereka bertemu di kantin perguruan tinggi.

13) Kalimat Imperatif Harapan

Kalimat imperatif harapan adalah kalimat yang menyatakan harapan yang diinginkan oleh penuturnya untuk lawan tuturnya. Kalimat imperatif harapan, biasanya ditunjukkan dengan penanda kesantunan harap dan semoga. Kedua macam penanda kesantunan itu di dalamnya mengandung makna harapan. Kalimat imperatif harapan banyak ditemukan dalam komunikasi keseharian. Maksud dari harapan itu banyak diwujudkan di dalam kalimat nonimperatif.

Contoh:

(27) “Harap tenang ada ujian negara!” Informasi Indeksal:

(37)

44

(28) “Semoga cepat sembuh!” Informasi Indeksal:

Bunyi tuturan pada kantong plastik obat dari suatu apotek.

14) Kalimat Imperatif Umpatan

Kalimat imperatif umpatan adalah kalimat imperatif yang berisi umpatan. Kalimat imperatif jenis ini relatif banyak ditemukan dalam pemakaian bahasa Indonesia pada komunikasi keseharian. Kalimat imperatif umpatan dapat juga ditemukan dalam komunikasi keseharian. Lazimnya, kalimat imperatif umpatan banyak ditemukan dalam wujud bukan kalimat imperatif, melainkan kalimat non-imperatif. Contoh kalimat imperatif umpatan adalah sebagai berikut.

Contoh:

(29) Si Gendut kepada Sopir: “Kurang ajar kau! Jangan lancang, ya. Jangan bikin tuan besar menjadi marah. Ayo belok!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini terjadi pada saat seorang sopir yang sedang berusaha menipu penumpangnya bertengkar denga si penumpang yang kebetulan sangat pemberani dan tidak mau dikelabui.

(30) Antaranak muda: “Mampus kamu sekarang!” Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh seorang anak muda yang saat itu mendengar kabar bahwa temannya dijemput polisi dan diangkut ke kantor polisi.

15) Kalimat Imperatif Pemberian Ucapan Selamat

(38)

45

(31) Neti kepada Ibu: “Mami! Selamat jalan, dan oleh-olehnya, ya, nanati.” Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan pada saat ibunya Neti berangkat ke kota lain, sedangkan Neti harus tinggal di rumah.

(32) Ayah kepada Totok: “Selamat jalan anakku! Semoga sukses! Jangan bimbang, berangkatlah!”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh ayah totok ketika totok yang kelihatan ragu-ragu meninggalkan ayahnya tinggal di rumah sendirian.

16) Kalimat Imperatif Anjuran

Kalimat imperatif anjuran dimaksudkan penutur untuk menganjurkan lawan bicaranya berbuat sesuatu. Secara struktural, kalimat imperatif anjuran, biasanya, ditandai dengan menggunakan kata hendaknya dan sebaiknya. Kalimat imperatif anjuran mudah ditemukan di dalam komunikasi keseharian. Kalimat imperatif anjuran dapat diwujudkan dengan kalimat non-imperatif. Contoh kalimat imperatif anjuran adalah sebagai berikut.

Contoh:

(33) Orang tua kepada anak: “Sebaiknya uang ini kamu simpan saja di almari.”

Informasi Indeksal:

Tuturan ini disampaikan oleh Ibu kepada anaknya yang masih kecil. Ia baru saja mendapat uang saku dari saudaranya.

(34) Dosen kepada mahasiswa: “Hendaknya Saudara mencari buku referensi yang lain di toko buku.”

Tuturan Indeksal:

(39)

46

17) Kalimat Imperatif “Ngelulu”

Di dalam bahasa Indonesia terdapat tuturan yang memiliki makna imperatif “ngelulu”. Kata “ngelulu” berasal dari bahasa Jawa, yang bermakna seperti menyuruh

mitra tutur melakukan sesuatu namun sebenarnya yang dimaksud adalah melarang melakukan sesuatu. Kata lain dari kalimat imperatif “ngelulu” adalah pembiaran jika pembicara meminta agar jangan dilarang. Kalimat imperatif melarang, lazimnya diungkapkan dengan penanda kesantunan jangan seperti disampaikan pada bagian terdahulu. Imperatif yanng bermakna “ngelulu” di dalam bahasa Indonesia lazimnya

tidak diungkapkan dengan pennada kesantunan itu melainkan berbentuk tuturan imperatif biasa.

Pertuturan antara seorang Ibu dengan anaknya yang senang makan banyak. Kalau makan, ia sering lupa dengan anggota keluarga yang lain, demikian pula dengan ayahnya yang biasanya pulang dari tempat kerja pada sore hari.

(36) Istri : “Mas, nanti malam tidak usah pulang lagi saja, kasihan Lastri lho, Mas!”

Suami : (Berjalan menuju mobilnya dengan muka kusam karena malu) Informasi Indeksal:

Cuplikan pertuturan seorang istri dengan suaminya yang baru saja bertengkar di ruang makan pada saat sang suami akan berangkat kerja. Sang suami sering pulang malam dengan alasan yang tidak jelas, sementara sang istri mengetahui bahwa Lastri adalah teman dekat sang suami tersebut.

b. Variasi Kalimat Imperatif

(40)

47

bentuk rupa yang lain. Di dalam penelitian ini memiliki berbagai macam variasi atau jenis kalimat imperatif. Variasi kalimat imperatif yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi kalimat berita, kalimat perintah, dan kalimat seru. kalimat berita adalah kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Kalimat suruh adalah kalimat suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara. kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu pertanyaan. Variasi kalimat imperatif tersebut akan dijelaskan berikut ini.

1) Kalimat Berita (Deklaratif)

Menurut Cook dalam Putrayasa (2009: 19) kalimat berita adalah kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau kejadian. Kalimat berita sering juga disebut kalimat pernyataan, yaitu kalimat yang dibentuk untuk menyiaran informasi tanpa mengharapkan responsi tertentu, sedangkan menurut Kridalaksana (2011 : 103) menyebut kalimat berita dengan istilah kalimat deklaratif, yakni kalimat yang mengandung intonasi deklaratif dan pada umumnya mengandung makna „menyatakan

atau memberitahukan sesuatu‟; dalam ragam tulis biasanya diberi tanda titik (.) atau

tak diberi tanda apa-apa pada bagian akhirnya. Menurut Wijana (2011 : 194) kalimat berita adalah kalimat yang berfungsi untuk memberitahukan sesuatu atau hal seperti yang dinyatakan dalam kalimat tersebut. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat berita adalah kalimat yang mengungkapkan peristiwa atau kejadian dengan cara memberitahukan sesuatu hal.

(41)

48

adanya perhatian. Kadang-kadang perhatian itu disertai anggukan, kadang-kadang pula disertai ucapan ya. Menurut Ramlan (2005: 27) kalimat berita memiliki intonasi yang disebut pola intonasi berita, yaitu [2] 3 // [2] 3 1 # dan [2] 3 // [2] 3 # apabila P-nya terdiri dari kata-kata yang suku kedua dari belakangP-nya bervokal /ə/, seperti kata keras, cepat, kering, tepung, bekerja. Di samping itu, dalam kalimat berita tidak

terdapat kata-kata tanya seperti apa, siapa, di mana, mengapa, kata-kata ajakan seperti mari, ayo, kata persilahan silakan, serta kata larangan jangan. Misalnya:

(37) Menurut ilmu sosial konflik dapat terjadi karena penemuan-penemuan baru.

(38) Jalan itu sangat gelap.

2) Kalimat Suruh

Menurut Ramlan (2005: 39) berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi, kalimat suruh mengharapkan tanggapan yang berupa tindakan dari orang yang diajak berbicara. Kalimat suruh biasanya digunakan bersama penanda kesantunan biar, coba, hendaklah, hendaknya, dan tolong. Kalimat suruh juga dapat ditandai dengan sufiks –

kan. Berdasarkan ciri formalnya, kalimat ini memiliki pola dan intonasi yang berbeda

dengan pola intonasi kalimat berita dan kalimat tanya. Pola intonasinya ialah 2 3 # atau 2 3 2 # jika diikuti partikel lah pada P-nya. Pola intonasi kalimat suruh itu ditandai dengan tanda (!)

Misalnya: (39) Pergi! (40) Pergilah!

(42)

49

penutur untuk mempersilakan lawan bicara berbuat sesuatu. Kalimat suruh yang ketiga yaitu kalimat ajakan. Kalimat ajakan adalah kalimat yang disampaikan dengan cara mengajak seseorang untuk melakukan seperti apa yang diperintahkan oleh penuturnya. Kalimat suruh yang terakhir yaitu kalimat larangan. Kalimat larangan dimaksudkan jika pembicara menyuruh agar jangan melakukan sesuatu. Uraian dari kalimat suruh adalah sebagai berikut.

a) Kalimat Suruh yang Sebenarnya

Kalimat suruh yang sebenarnya ditandai dengan pola intonasi suruh. Selain daripada itu, apabila P-nya terdiri dari kata verbal intransitif, bentuk kata verbal itu tetap, hanya partikel lah dapat ditambahkan pada kata verbal itu untuk menghaluskan perintah. S-nya yang berupa persona ke-2 boleh dibuangkan boleh juga tidak. Apabila P-nya terdiri dari kata verbal transitif, kalimat suruh yang sebenarnya itu selain ditandai dengan intonasi suruh juga boleh tidak adanya prefiks meN-. Apabila kata kerja transitif itu digunakan secara absolut, maksudnya tidak diikuti objek, prefiks meN- itu tidak hilang. Untuk memperhalus suruhan, di samping menambah partikel

lah, kata tolong dipakai di muka kata kerja yang beneaktif, ialah kata kerja yang menyatakan tindakan yang dimaksudkan bukan untuk kepentingan pelakunya. Misalnya:

(41) Duduk!

(42) Beristirahatlah!

b) Kalimat Persilaan

(43)

50

yang sopan untuk meminta atau menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu. Selain ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat persilahan ditandai juga oleh penambahan kata silakan yang diletakkan di awal kalimat. S Kalimat boleh dibuang, boleh juga tidak. Contoh kalimat persilahan adalah sebagai berikut.

(43) Silakan Bapak duduk di sini! (44) Silakan datang ke rumahku!

c) Kalimat Ajakan

Sama halnya dengan kalimat persilahan dan kalimat suruh yang sebenarnya, kalimat ajakan ini, berdasarkan fungsinya dalam hubungan situasi. Selain itu juga pada kalimat ajakan mengharapkan suatu tanggapan yang berupa tindakan. Hanya perbedaannya tindakan itu bukan hanya dilakukan oleh orang yang diajak berbicara, melainkan juga oleh orang yang berbicara atau penuturnya. Dengan kata lain tindakan itu dilakukan oleh kita. Di samping ditandai oleh pola intonasi suruh, kalimat ini ditandai juga oleh adanya kata-kata ajakan, ialah kata mari dan ayo, yang diletakkan di awal kalimat. Partikel lah dapat ditambahkan pada kedua kata itu menjadi marilah dan ayolah. S kalimat boleh dibuang, boleh juga tidak. Contoh dari kalimat ajakan adalah sebagai berikut.

(45) Mari kita berangkat sekarang!

(46) Marilah belajar ke perpustakaan pusat!

d) Kalimat Larangan

(44)

51

kata tersebut untuk memperhalus larangan. S kalimat boleh dibuang, boleh juga tidak. Contoh dari kalimat larangan adalah sebagai berikut.

(47) Jangan engkau membaca buku ini! (48) Janganlah engkau berangkat sendiri!

3) Kalimat Tanya

Menurut Cook dalam Putrayasa (2009 : 26) kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu pertanyaan. Kalimat tanya atau kalimat pertanyaan, yaitu kalimat yang dibentuk untuk memancing responsi yang berupa jawaban. Sementara itu, Kridalaksana dalam Putrayasa (2009 : 26) menyebut kalimat tanya dengan istilah kalimat interogarif. Kalimat interogatif yakni kalimat yang mengandung intonasi interogatif; dalam ragam tulis biasanya diberi tanda tanya (?). Jenis kalimat ini ditandai pula oleh partikel tanya seperti kah, atau kata tanya apa, bagaimana. Contoh kalimat tanya adalah sebagai berikut.

(49) Ahmad pergi?

(50) Murid itu masih belajar?

G. Rumah Sakit se-Kabupaten Banyumas

Rumah sakit se-Kabupaten Banyumas adalah rumah sakit yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas. Nama-nama rumah sakit yang terdapat di Kabupaten Banyumas yaitu sebagai berikut:

1. Rumah Sakit Umum Daerah, meliputi RSUD Banyumas, RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo, dan RSUD Ajibarang,

(45)

52

RSU Wishnu Husada, RSU Wiradadi Husada, RSU An-Ni‟mah, RSU Medika Lestari Banyumas, dan RSU Dadi Keluarga.

3. Rumah Sakit Tentara, meliputi: Rumkit Tk III Wijayakusuma.

4. Rumah Sakit Ibu dan Anak, meliputi: RSIA Amanah, RSIA Bunda Arif, RSIA Bedah Jatiwinangun, dan RSIA Budhi Asih.

5. Rumah Sakit Keluarga Berencana, meliputi: RSKB Mitra Ariva.

6. Rumah Sakit Khusus, meliputi: RSK Bedah Siaga Medika Banyumas dan RSK Bedah Orthopaedi.

Gambar

gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas. Penggunaan banner sebagai logo
gambar yang seolah-olah berbicara dan gambar tersebut membentuk sebuah narasi.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh keluaran daya maksimum untuk laser CO 2 sealed-off pada arus listrik 10,75 mA dengan jumlah garis radiasi laser yang dihasilkan sebanyak

Pengaruh Konsentrasi Sukrosa Dan Pektin Terhadap Karakteristik Marmalade Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus).. Program Studi Teknologi Pangan.Universitas

In this novel, Christina and Valhalla have revealed the ideas of liberal feminism which are freedom of choice and

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1). Pengaruh harga produk jasa terhadap sikap konsumen, 2). Pengaruh variasi produk jasa terhadap sikap konsumen, 3). Pengaruh

The SNF are putted on the spent fuel baskeets (canister) consisting the racks.. The decay heat from spent fuel bundles of baskets be transferred to the serial heat

DATA PENGUNJUNG DARI BERBAGAI INSTITUSI KE PERPUSTAKAAN PATIR SELAMA DELAPAN..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : profil petani pembudidaya tanaman sayuran di Desa Gombong Kecamatan Belik dari segi umur, luas lahan, jenis kelamin,

Huruf a.Yang dimaksud dengan "perkawinan" adalah hal-hal yang diatur dalam atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku yang dilakukan