19 4.1.1 Proses pembuatan choco chip jewawut
Pembuatan Choco chip jewawut diawali dengan pembuatan tepung
jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,
pengovenan, dan mengemas. Gambar 4.1 berikut menunjukkan proses pembuatan
choco chip jewawut.
Gambar 4.1 Proses pembuatan choco chip jewawut. 1: tepung jewawut, 2: pencampuran adonan, 3: choco chip siap dioven, 4: choco chip yang telah matang.
1 2
4.1.2 Uji Organoleptik dan Kimiawi Choco chipJewawut
1. Uji Organoleptik
Dalam uji organoleptik, responden berjumlah 20 yang berbeda umur dan jenis kelamin. Pada pelaksanaan uji organoleptik, responden diberi pengarahan terlebih dahulu agar responden paham dan memiliki persepsi yang sama dalam mengisi kuisioner. Uji orgaoleptik choco chip jewawut meliputi warna, tekstur, rasa, dan aroma. Hasil uji organoleptik dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Data Hasil Analisis Sensori
Panelis
Skor penilaiam responden terhadap Cocochip Jewawut
Warna Tekstur Rasa Aroma
1 5 5 3 4 2 3 4 5 5 3 3 3 4 4 4 5 3 4 3 5 4 4 3 4 6 5 4 2 3 7 2 2 2 4 8 3 2 2 2 9 4 5 4 5 10 5 4 3 4 11 5 5 4 5 12 4 3 4 2 13 4 4 3 2 14 2 4 5 4 15 5 5 3 5 16 4 2 5 2 17 4 5 6 5 18 5 5 2 4 19 4 3 5 4 20 5 3 5 5 jumlah 81 75 74 76 Rata-rata 4.05 3.75 3.7 3.8
Keterangan: skor penilaian 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = agak tidak suka, 4 = agak suka, 5 = suka, 6 = sangat suka, 7 = amat sangat suka.
Berdasarkan uji organoleptik tersebut, diperoleh hasil bahwa responden memberikan nilai agak suka terhadap warna, tekstur, rasa, dan aroma; masing-masing dengan rata-rata skor 4,05; 3,75; 3,7; dan 3,8.
2. Analisis Kimia
Berikut adalah hasil analisis kimia dari choco chip jewawut. Tabel 4.2 Hasil analisis kimia choco chipjewawut
No Sampel Jenis Analisa Metode Hasil (%wb)
1 Chocochip jewawut
Protein Kjeldahl 9,29%
Dari tabel 4.2 diketahui bahwa choco chip jewawut memiliki kandungan protein 9,29%.
4.1.3Analisis ekonomi pembuatan Choco chip berbahan tepung jewawut
Setelah dilakukan analisis sensori dan analisis kimia pada choco chip jewawut selanjutnya dilakukan perhitungan analisa ekonomi untuk mengetahui biaya produksi, harga pokok penjualan dan Break Event Point (BEP) dari produksichoco chip jewawut.
Adapun penghitungan biaya produksi dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel. 4.3 Biaya Produksi
No Uraian Jumlah Harga Total (Rp)
1 Fixed Cost (FC)
Semua alat (sewa alat) Tenaga kerja 1 paket Rp. 15.000,00 2 Variable Cost (VC) Tepung jewawut 180 g Rp. 2.000,00 Margarin 175 g Rp. 5.000,00 Coklat batang 50 g Rp. 7.000,00 Gula halus 125 g Rp. 2.000,00 Telur 2 butir Rp. 4.000,00 Susu bubuk 20 g Rp. 2.000,00 Cocochip 150 g Rp. 15.000,00
Baking powder 1 sachet Rp. 500,00
Coklat bubuk 150 g Rp. 2.000,00
Total Variable Cost Rp. 37.700,00 Total Cost (FC + VC) Rp. 52.700,00
PERHITUNGAN
Jumlah produk = 43 biji/ kemasan berisi 10 biji
Fixed Cost (FC) = Rp 15.000,00
Variable Cost (VC) = Rp 37.700,00
Variable cost (VC) per unit = Rp 37.700,00 : 4 = Rp 9.425
Harga produk per kemasan = Rp 15.000,00
Pendapatan = Rp 15.000,00 x 4 = Rp 60.000,00 Keuntungan = Rp 60.000,00 – Rp 52.700,00 = Rp 7.300,00 R/C Ratio = 60.000,00 = 1,138 52.700,00 BEP @ = 15000 15000 − ( 37700 4 ) =2,69 BEP (RP) = 15000 15000 − ( 37700 4 ) x 15000 = 4038.7
a. Biaya Produksi
Biaya produksi terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap/variabel cost. Biaya produksi dalam pembuatan chocochip jewawut adalah sebagai berikut:
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. biaya ini tergantung dari jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah kerja suatu alat mesin. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam proses produksi
chocochip jewawut sebesar Rp 15.000,00 dan perincian seperti yang tertera dalam tabel 4.3
Biaya tidak tetap / Variable Cost
Biaya variable merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Dalam satu kali produksi
diasumsikan produksi chocochip jewawut menghasilkan 43
biji/kemasan berisi 10 biji. Biaya tidak tetap yang dikeluarkan dalam proses produksi choco chip sebesar Rp 37.700,00 dan perincian biaya tidak tetap dapat dilihat pada tabel 4.3.
Total biaya produksi adalah:
= total biaya tetap + total biaya tidak tetap = Rp. 15.000,00 + Rp 37.700,00 = Rp 52.700,00 Jadi, total biaya produksi dikeluarkan sebesar Rp. 52.700,00
b. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan ini digunakan untuk per kemasan produk
choco chip. Dalam satu kali produksi per hari menghasilkan 43 biji
chocochip jewawut. Harga pokok penjualan : Hpp = biaya produksi
Kapasitas produksi = Rp. 52.700,00
4 = Rp 13.175
Jadi, harga pokok penjualan choco chip yaitu Rp.13.175/kemasan dengan penetapan harga jual Rp.15.000 per kemasan.
c. Break Even Point (BEP)
Analisis titik impas (BEP) Unit:
= Total cost
Harga jual per unit − ( 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 )
= 15000
15000 − ( 377004 )
= 2,69
Artinya, titik impas akan tercapai pada tingkat produksi sebanyak 3 kemasan/ unit.
Analisis titik impas (BEP) rupiah:
= Total cost
= 15000
15000 − ( 377004 )x 15000
= 40358.7
Artinya titik impas akan tercapai pada harga penjualan Rp. 40350 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa analisis ekonomi usaha choco chip adalah:
a. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Biaya tetap (Fixad Cost)
Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap ini merupakan biaya sewa dari mesin atau peralatan. Biaya tetap produksi cocochip jewawut sebesar Rp. 15.000,00.
Biaya tidak tetap / Variable (Variable Cost)
Biaya variable merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya tidak tetap terdiri dari biaya bahan baku, biaya kemasan, biaya listrik dan biaya tenaga kerja. Biaya tidak tetap produksi cocochip jewawut sebesar Rp. 52.700,00.
b. Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan adalahharga yang diberikan produk agar tidak mengalami kerugian. Harga pokok penjualan ini diperoleh dari biaya
produksi dibagi biaya kapasitas produksi. Harga pokok penjualan cocochip jewawut sebesar Rp. 13.175 per kemasan dengan penetapan harga jual Rp.15.000 per biji.
c. Break Even Point (BEP)
Break even point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik keseimbangan tersebut pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Jadi BEP tercapai ketika penjualan mancapai 3 kemasan atau penjualan dengan harga Rp.13.175
4.2 Pembahasan
Pengolahan tepung jewawut cukuplah mudah karena jewawut sendiri adalah serealia yang mudah ditemukan di lingkungan masyarakat dan memiliki harga yang terjangkau. Proses pengeringan tepung jewawut dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air. Pengayakan tepung bertujuan untuk mendapatkan butiran tepung yang seragam.
Tepung jewawut memiliki potensi untuk diolah menjadi choco chip. Choco chip termasuk dalam kelompok cookies. Tepung yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan cookies adalah terigu yang memiliki kandungan gluten yang rendah (Agustina & Astuti, 2015) sehingga tepung jewawut dapat menggantikan fungsi terigu sebagai bahan dasar dalam pembuatan choco chip.
Pembuatanchocochipjewawutdilakukan dengan mencampur semua bahan. Proses pembuatan choco chipsendiri terbilang mudah, bahan tambahan lain dalam chocochipantara lain margarin, telur, gula halus, baking powder,
chocochip, susu bubuk, gula bubuk, coklat pekat, dan garam.
Berdasarkan uji organoleptik, masyarakat dapat menerima produk
chocochip jewawut tetapi sebagian dari reponden memberikan komentar tentang rasa yang berbeda dari choco chip berbahan tepung terigu. Responden lain juga ada yang memberikan komentar positif, misalnya choco chip jewawut memiliki rasa khas dan rasa tidak kalah dengan choco chip lainya.
Berdasarkan uji kimiawi diketahui bahwa dalam choco chip jewawut memiliki kandungan protein dengan besar 9,29%. Diduga kandungan protein tersebut berasal dari tepung jewawut dan bahan-bahan tambahan lain seperti susu bubuk, telur, dan coklat. Sebagai bahan dasar, tepung jewawut memiliki niai gizi yang tidak kalah dengan biji-biji yang lain seperti beras dan gandum. Biji jewawut memiliki kandungan serat yang lebih tinggi dan tetap memiliki kandungan gizi yang sama (tetap mengandung karbohidrat, protein, lemak).
Analisis ekonomi cukup menguntungkan dengan bahan yang mudah didapat dan terjangkau oleh masyarakat dan makanan seperti ini juga banyak masyarakat yang menerima. Modal yang dibutuhkan juga rendah dengan keuntungan yang didapat dengan biaya sekali produksi Rp.52.700 menhasilkan choco chip jewawut 43 biji, 1 kemasan choco chip jewawut berisi 10 biji choco chip dan harga Rp.15.000/kemasan sehingga dari harga tersebut kita mampu memperoleh keuntungan sebesar 7.300 sekali produksi.