i
ELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AK ENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2009-2
SKRIPSI
ukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
g Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
WIDIA WANTI
091324042
OGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
ENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
NG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
iv
Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan rahmat serta
bimbinganNya……….
Karya ini kupersembahkan untuk :
Kedua Orang Tuaku Ayahanda Mateus Taya dan Ibunda Suwarni yang selalu
memberikan semangat, motivasi, kasih sayang serta Do’a yang tiada henti-hentinya
dihaturkan untuk mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada Adikku tercinta Yohanes Firman Sujatmiko, yang sangat aku sayangi, semoga
Tuhan selalu membimbingmu menjadi anak yang baik dan Cerdas.
Kepada Andri Iskarno yang selalu mendampingi penulis, selalu memberikan motivasi,
kasih sayang, cinta dan doa yang tiada henti-hentinya dihaturkan untuk penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Para Pendidik yang tiada bosan untuk selalu mendidik, membimbing dan menuntunku
dalam menuju kesuksesan hidupku.
Sahabat-Sahabatku yang sangat aku cintai Dessy Irawati, Yeni Nur Prilanita, Hesti Eka
Yulia, Diana Pramesti, Dwi Haryanti, Febrina Elia Nababan, Maria Reni Irawati, Yuliana
dan Hanun Prastiwi.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku :
v
Kebahagiaan adalah ketika kita bersyukur dengan apa yang kita miliki
(widya)
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua
(aristoteles
Jangan pergi melalui jalan yang sudah ada, buatlah jalan sendiri dan tinggalkan jejak untuk orang lain. (Ralp Waldo Emerson)
Jangan Terlalu Takut…!!!!
Tersandung sesuatu tidak otomatis menjadikanmu jatuh, dan jika jatuh pun engkau sesungguhnya masih bisa bangkit.
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Agustus 2013
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : WIDIA WANTI
Nomor Induk Mahasiswa : 091324042
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Kontribusi Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Fasilitas Belajar, dan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010”. Dengan
demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal : 14 Agustus 2013
Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
KONTRIBUSI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA
KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2009-2010
WIDIA WANTI Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma bulan Mei 2013. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010 yang berjumlah 70 orang. Sampel diambil dengan teknik sampel acak atau random, jumlah sampel sebanyak 42 mahasiswa. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Uji instrumen berupa uji validitas dan reliabelitas yang digunakan pada variabel metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar, dan lingkungan sosial. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen berkontribusi secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (nilai sig. 0,032 <= 0,05). (2) intensitas belajar berkontribusi secara
signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (nilai sig. 0,011 < = 0,05). (3)
fasilitas belajar berkontribusi secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (nilai sig. 0,047 <= 0,05). (4) lingkungan sosial tidak berkontribusi
secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (nilai sig. 0,229 >= 0,05).
ix
ABSTRACT
THE CONTRIBUTION OF STUDENTS PERCEPTION ON LECTURER TEACHING METHOD, LEARNING INTENSITY, LEARNING FACILITIES AND SOCIAL ENVIRONMENT TOWARDS LEARNING ACHIEVEMENT OF INTRODUCTORY ACCOUNTING COURSE II OF
THE STUDENTS OF ECONOMICS THE DEPARTMENT OF EDUCATION STUDENT EDUCATION 2009-2010 BATCH
WIDIA WANTI Sanata Dharma University
2013
This study aims to determine the contribution of students' perceptions on methods oflecturer’steaching method, the intensity of learning, learning facilities
and social environment toward student learning achievement.
This research is an explanatory research conducted in the Economic Study Program of the Departement of Education Sanata Dharma University in May 2013. The Population of this study were 70 students of Economics Education, 2009-2010 batch. Samples were taken by applying or random sampling techniques, the samples were 42 students. Data were collected by using questionnaires. Validity and reliability were test instrument used to analyze variables of the teaching method, the intensity of studying, learning facilities, and social environments. Data were analyzed by multiple linear regression analysis.
The results show that: (1) students' perceptions on lecturer’s teaching
methods contributes significantly to the achievement of students lerning achievement (grades sig. 0.032 < = 0.05). (2) the intensity of learning
contributes significantly to the achievement of students learning achievement (grades sig . 0.011 <= 0.05). (3) learning facilities contribute significantly to the
achievement of students learning achievement (grades sig. 0.047 < = 0.05). (4)
the social environment does not contribute significantly to the achievement of students (grades sig. 0.229> = 0,05). (5) student perceptions on lecturer’s
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan
berkat, rahmat dan kasih karunia_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Kontribusi Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Fasilitas Belajar Dan Lingkungan Sosial Terhadap
Prestasi Belajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Akuntansi II Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi Angkatan 2009-2010”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah
mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yesus atas Cinta Kasih yang Begitu Luar Biasa Yang tak terhingga,
yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. Rektor Universitas Sanata
Dharma yang memberikan kesemoatan pada penulis untuk memperoleh
pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.
3. Romo C. Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Sc. Ph.D.,wakil rektor III Universitas
Sanata Dharma, yang membimbing penulis selama berproses dalam kegiatan
xi
4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta sekaligus selaku Dosen
penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan
bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I yang
dengan sabar, ikhlas dan mampu meluangkan waktu untuk membimbing,
memberikan saran, serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini hingga selesai.
7. Bapak Dr. Teguh Dalyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan
sabar, ikhlas, memberikan saran, dan pengarahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini hingga selesai.
8. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si. yang telah meluangkan waktunya untuk
mengoreksiabstractpenulis.
9. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh
hati yang namanya akan selalu terukir dihati penulis sehingga berguna untuk
masa depan yang akan membawa penulis kepada istiqarah hidup.
10. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam
xii
11. Tenaga Administrasi Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah
membantu penulis selama menjalankan pendidikan di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
12. Para responden yang berada di program studi pendidikan ekonomi yang telah
bersedia mengisi kuesioner penelitian.
13. Ayahanda Mateus Taya dan Ibunda Theresia Suwarni, terima kasih ayah ibu
atas semua kasih sayang yang kalian curahkan, doa, cinta dan nasihat-nasihat
kepada penulis dalam menjalankan perkuliahan hingga mampu
menyelesaikannya dengan baik. Pengorbanan yang kalian lakukan untuk
dewasakan diriku, hanya bisa ditanggung hati ayah dan ibu.
14. Adekku Yohanes Firman Sujat Miko yang telah memotivasiku untuk cepat
menyelesaikan studi, tumbuhlah menjadi anak yang baik dan cerdas.
15. Andri Iskarno atas butir-butir doa dan cinta yang selalu mengiringiku tanpa
terdefinisikan, teringat semua yang kamu beri untukku, semoga tuhan selalu
mencurahkan kasih sayang-Nya selalu.
16. Sahabat-sahabatku : Hesty, Yanti, Soke, Dessy, Hanun, Reny, Lia, Arif,
Ardhy, terima kasih untuk kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang selama
ini dibangun serta bantuan selama penyusunan skripsi.
17. Teman-Teman Mahasiswa PE Angkatan ’09, Terima kasih atas kebersamaan
dan kekompakan serta jalinan persahabatan yang telah dibangun, semoga kita
semua mampu meraih kesuksesan dalam meniti karir.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
xiii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak yang berkepentingan.
Penulis
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii
ABSTRAK ... . viii BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... . 4
C. Rumusan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... . 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Deskripsi Teori... 8
1. Prestasi Belajar ... 8
2. Metode Mengajar Dosen ... 23
3. Intensitas Belajar ... 34
4. Fasilitas Belajar ... 37
5. Lingkungan Belajar ... 40
B. Kerangka Berpikir ... 42
BAB III. METODE PENELITIAN ... 48
A. Jenis Penelitian ... 48
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 49
1. Subjek Penelitian... 49
2. Objek Penelitrian... 49
3. Populasi Penelitian ... 49
4. Sampel Penelitian... 49
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 50
E. Teknik Pengumpulan Data ... 53
G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 53
H. Teknik Analisis Data... 59
IV. HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN ... 77
A. Deskripsi Universitas ... 77
B. Deskripsi Responden ... 88
C. Analisis Data dan Pembahasan... 95
1. Pengujian Prasyarat... 95
2. Pengujian Asumsi Klasik ... 98
3. Pembahasan... 109
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 124
5.1. Kesimpulan ... 124
5.2. Saran ... 125
DAFTAR PUSTAKA ... 126
DAFTAR TABEL
Tabel III.I Kisi-kisi Instrumen variabel penelitian... 52
Tabel III.2 Pengujian Validitas Metode Mengajar Dosen ... 54
Tabel III.3 Pengujian Validitas Intensitas Belajar ... 55
Tabel III.4 Pengujian Validitas Fasilitas Belajar ... 55
Tabel III.5 Pengujian Validitas Lingkungan Sosial ... 56
Tabel III.6 Pengujian Reliabilitas Metode Mengajar Dosen... 57
Tabel III.7 Pengujian Reliabilitas Intensitas Belajar... . 58
Tabel III.8 Pengujian Reliabilitas Sarana Belajar... ... 58
Tabel III.9 Pengujian Reliabilitas Lingkungan Sosial... 59
Tabel III.10 Interval rata-rata Metode Mengajar Dosen... 60
Tabel III.11 Interval rata-rata Intensitas Belajar... ... 62
Tabel III.12 Interval rata-rata Fasilitas Belajar... ... 63
Tabel III.13 Pengujian Reliabilitas Lingkungan Sosial... 64
Tabel IV.1 Deskripsi Responden tentang Metode Mengajar Dosen... 88
Tabel IV.2 Deskripsi Responden tentang Intensitas Belajar... 89
Tabel IV.3 Deskripsi Responden tentang FasilitasBelajar... 91
Tabel IV.4 Deskripsi Responden tentang Lingkungan Sosial... 92
Tabel IV.5 Deskripsi Responden tentang Prestasi Belajar... 94
Tabel IV.6 Hasil Uji Normalitas... ... 96
Tabel IV.7 Hasil Uji Linearitas... 97
Tabel IV.8 Hasil Uji Multikolinearitas... ... 99
Tabel IV.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas... ... 100
Tabel IV.10 Hasil Uji Auto Korelasi... ... 103
Tabel IV.11 Rangkuman Uji Asumsi Klasik... ... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama yang berperan penting dalam
pembentukan pribadi manusia. Selain itu juga pendidikan merupakan salah
satu dasar bagi pembangunan suatu bangsa. Melalui pendidikan
diharapkan dapat terlahir manusia-manusia yang berkualitas dan mampu
bersaing. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu diterapkan adanya
pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah
satu hal penting yang mendapat perhatian bangsa indonesia. Kualitas
manusia berkaitan erat dengan mutu pendidikan. Bila mutu pendidikan
baik, maka kemungkinan besar akan menghasilkan manusia yang
berkualitas.
Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi
belajar yang tinggi bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka
secara umum dapat dikatakan bahwa dia sukses dalam belajar. Bila nilai
yang diberikan dosen rendah maka prestasi seorang mahasiswa dianggap
rendah. Bila nilai yang diberikan dosen tinggi, maka prestasi seorang
mahasiswa dianggap tinggi sekaligus dianggap sebagai seorang mahasiswa
yang sukses dalam belajar.
Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu adanya hal-hal yang
belajar. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu
faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa, misalnya faktor fisiologis
(kondisi fisik, panca indera) dan faktor psikologis (minat, bakat, motivasi,
intensitas). Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri
mahasiswa, misalnya faktor ekonomi, status sosial orang tua, orang tua,
dosen, teman, sarana belajar, lingkungan belajar, metode mengajar dosen
dan lain-lain.
Kemampuan mengajar dengan menggunakan metode yang tepat
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang dosen. Penggunaan
metode diperlukan agar penyampaian materi atau bahan dapat tercapai
dengan baik. Metode yang digunakan dosen dapat dijadikan sebuah sarana
dalam keberhasilan pencapaian prestasi belajar mahasiswa.
Selain metode mengajar dosen, intensitas belajar dari mahasiswa
juga berperan untuk mencapai prestasi belajar. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah fasilitas belajar. Fasilitas
belajar tidak hanya menyangkut yang di miliki si mahasiswa sebagai
peserta didik, tetapi juga lembaga pendidikan tempat mahasiswa belajar.
Perlunya sarana belajar ini mempermudah keberhasilan pencapaian
prestasi belajar. Bagaimanapun juga fasilitas belajar menentukan
keberhasilan mahasiswa dalam belajar.
Adanya fasilitas belajar yang mendukung diharapkan dapat
mahasiswa ditentukan juga oleh lingkungan sosial, karena lingkungan
mempengaruhi seseorang bagaimana seseorang tersebut belajar sehingga
berpengaruh juga terhadap pretasi belajarnya. Penulis melihat di Program
Studi Pendidikan Ekonomi ada beberapa mata kuliah yang mahasiswanya
berprestasi rendah. Akan tetapi untuk lebih fokus dalam penelitian, penulis
lebih menitikberatkan pada satu mata kuliah saja yaitu Dasar-Dasar
Akuntansi II.
Penulis melihat bahwa di matakuliah ini banyak mahasiswa
mendapatkan nilai kurang memuaskan, nilai yang mereka peroleh
cenderung berada dalam kategori sedang dan kategori kurang. Ini terjadi
pada mahasiswa angkatan 2009 dan angkatan 2010 yang mana dari data
yang penulis peroleh menunjukan bahwa mahasiswa pada angkatan
tersebut mengalami kegagalan di matakuliah Dasar-Dasar Akuntansi II ini.
Berikut data mahasiswa yang tidak tuntas dalam mata kuliah ini. Untuk
angkatan 2009 tercatat 10 mahasiswa mendapat nilai D dengan prosentase
25%, dan 4 mahasiswa mendapat nilai E dengan prosentase 10% dari 40
mahasiswa. Sedangkan angkatan 2010 tercatat 6 mahasiswa mendapat
nilai D dengan prosentase 15.38% , dan 11 mahasiswa mendapat nilai E
dengan prosentase 33.33% dari 31 mahasiswa.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yang diantaranya
adalah mahasiswa yang merasa tidak cocok dengan metode mengajar
yang digunakan dosen, fasilitas belajar yang dirasa kurang lengkap,
mahasiswa yang masih rendah. Beberapa faktor tersebut di atas diduga
dapat mempengaruhi keberhasilan belajar atau prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Kontribusi Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Fasilitas Belajar, dan
Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah DDA II
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010 “ Universitas Sanata Dharma.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan variabel metode
mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial
terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan
2009-2010 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat, penulis dapat merumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Seberapa besar dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode
mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa?
2. Seberapa besar dan signifikan kontribusi intensitas belajar terhadap
prestasi belajar mahasiswa?
3. Seberapa besar dan signifikan kontribusi fasilitas belajar terhadap
4. Seberapa besar dan signifikan kontribusi lingkungan sosial terhadap
prestasi belajar mahasiswa?
5. Seberapa besar dan signifikan kontribusi persepsi mahasiswa tentang
metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan
lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa?
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah suatu atribut dari orang atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok
tersebut (Sugiyono, 2010). Maka variabel-variabel dan definisi operasional
dalam penelitian ini adalah:
1. Prestasi Belajar (Y)
Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah
penguasaan mahasiswa tentang materi mata kuliah Dasar-Dasar
Akuntansi II, yang di wujudkan dengan nilai final mata kuliah tersebut.
2. Metode Mengajar Dosen (X1)
Metode mengajar dosen adalah penilaian mahasiswa tentang
ketepatan cara dosen mengajar sesuai karakteristik materi yang
diajarkan. Indikatornya adalah penilaian mahasiswa tentang kesesuaian
metode pembelajaran dengan karakteristik materi kuliah.
3. Intensitas Belajar (X2)
Intensitas belajar adalah perilaku mahasiswa secara sungguh
mencapai hasil yang optimal. Indikator intensitas belajar adalah
frekuensi jam belajar dan berapa kali mahasiswa belajar dalam sehari.
4. Failitas Belajar (X3)
Fasilitas belajar adalah fasilitas yang dimiliki oleh mahasiswa yang
digunakan dalam belajar. Indikator fasilitas belajar adalah buku-buku
acuan kuliah, modul, laptop, dan alat tulis.
5. Lingkungan Sosial (X4)
Lingkungan Sosial adalah tempat belajar mahasiswa. Indikator
lingkungan sosial adalah lingkungan keluarga, lingkungan sepermainan,
lingkungan teman sebaya maupun kelompok belajar.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari
penelitian yang dilakukan yaitu :
1. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi persepsi
mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar
mahasiswa.
2. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi intensitas
belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
3. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi fasilitas
belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
4. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi
5. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi persepsi
mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas
belajar dan lingkungan sosial terhadap belajar mahasiswa.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen
untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar mengingat
pentingnya hubungan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar
mahasiswa yang hendak dicapai secara optimal.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
mahasiswa agar mempunyai intensitas belajar yang tinggi dengan
didukung oleh sarana belajar dan lingkungan belajar yang baik
sehingga mencapai prestasi belajar secara optimal.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah referensi
kepustakaan, khususnya referensi mengenai pendidikan yang dapat
digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia
pendidikan.
4. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan menjadiakan banyak memberi bekal
bagi penulis sebelum terjun langsung di dunia pendidikan khususnya
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian prestasi belajar
Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses belajar
mengajar. Penilaian berguna bagi para pengajar, sebab dapat
membantu menjawab masalah-masalah penting
mahaiswa-mahasiswanyanya. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat
keberhasilan mahasiswa. Penilaian hasil belajar selalu ada dalam
proses pembelajaran yang dinilai dari hasil belajar mahasiswa
seperti ujian sisipan dan ujian akhir semester.
Menurut para penulis psikologi belajar, mereka
mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam
diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil sebuah
pengalaman (Imron, 1996:3). Prestasi belajar Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengertian yang
dikembangkan oleh matapelajaran lazimnya ditunjukan dengan
nilai tes atau angka yang di berikan oleh guru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya
tetapi dapat digolongkan menjadi fua golongan saja, yaitu faktor
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern
adalah faktor yang ada diluar individu (Slameto, 2010:54).
1) Faktor intern
a) Faktor jasmaniah
(1) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan
beserta bagian-bagianya atau bebas dari penyakit.
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,
kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika
badanya lemah atau ada gangguan-gangguan fungsi alat
inderanya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar
dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan
badanya tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,
belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan
ibadah.
(2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurna mengenal tubuh atau
badan (Slameto, 2010:55). Keadaan cacat tubuh dapat
b) Faktor psikologis
(1) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari
tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat
dan efektif, mengetahui atau menggunakan
konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi
dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto, 2010:56).
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa mempunyai
tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari
pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.
(2) Perhatian
Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajariya, jika bahan pelajaran yang tidak
menjadi perhatian, maka timbulah kebosanan,
sehingga siswa tersebut tidak suka belajar. Agar siswa
dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran
itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
(Slameto, 2010:57). Kegiatan yang diminati
seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai
dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian,
karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu
diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat
selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ
diperoleh kesenangan. Minat besar pengaruhnya
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada
daya tarik baginya.
(4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar
(Slameto, 2010:57). Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar atau berlatih. Bakat mempengaruhi belajar
seseorang. Jika bahan pelajaran yang dipelajari
siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya
lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
(5) Motif
Motif erat sekali hubunganya dengan tujuan
dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai
tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi
penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai
daya penggerak atau pendorong.
(6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase
dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat
tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan
baru (Slameto, 2010:58).
(7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi
response atau bereaksi (Slameto, 2010:59). Kesediaan
itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya lebih baik.
(8) Faktor kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit
dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua
2) Faktor-faktor ekstern
a) Faktor keluarga
(1) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar
pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Orang
tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan
anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap
belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan
kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan
anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu
belajarnya, tidak menyediakan alat belajarnya, tidak
memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak
mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya dan
lain-lain,dapat menyebabkan anak kurang atau tida
berhasil dalam belajarnya. Mendidik anak dengan cara
memanjakanya adalah cara mendidik yang tidak baik.
Mendidik anak dengan cara memperlakukanya terlalu
keras, memaksa, mengejar-ngejar anaknya untuk
belajar adalah cara mendidik anak yang juga salah.
Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang
peranan yang sangat penting. Anak yang mengalami
dengan memberikan bimbingan belajar yang
sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat
mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.
(2) Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting
adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain relasi
anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga
yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.
Sebetulnya relasi antar anggota ii erat vhubunganya
dengan cara orang tua mendidik. Demi kelancaran
belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi
yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan
yang baik adalah hubungan yang penuh dengan
pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan
dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan
belajar anak sendiri.
(3) Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau
kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga
dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga
merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk
faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau
belajar. Begitu pula dengan suasana rumah yang
tegang, ribut, sering terjadi cekcok menyebabkan anak
menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah, akibatnya
belajarnya kacau. Perlu diciptakan suasana rumah yang
tenang dan tenteram agar anak dapat belajar dengan
baik.
(4) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya
dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar harus
terpenuhi kebutuhan pokoknya misalnya makan,
pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain. Selain
itu juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang
belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, uku-buku
dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi
jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup
dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anakkurang
terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu,
sehingga belajar anak juga akan terganggu. Akibat yang
lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak
merasa minder hal ini pasti akan mengganggu belajar
anak. Walaupun tidak dipungkiri tentang adanya
kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu
keadaan yang seperti itu menjadi cambug baginya
untuk belajar lebuh giat dan akhirnya sukses.
(5) Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian
orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu
dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak
mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi
pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat
mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau
perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui
perkembanganya.
(6) Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam
keluarga amempengaruhi sikap anak dalam belajar.
Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik, agar mendorong semangat anak untuk
belajar.
b) Faktor sekolah
(1) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan
yang harus dilalui dalam mengajar (Slameto, 2010:65).
Metode mengajar guru yang kurang baik akan
Metode mengajar yang kurang baik itu misalnya karena
guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan
pelajaran sehingga guru tersebut menyajikanya tidak
jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang
senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya
siswa malas untuk belajar. Guru bisa mengajar dengan
progresif berani mencoba metode-metode yang baru,
yang dapat membantu meningkatkan kegiatan
belajar-mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka
metode mengajar harus diusahakan setepat, efisien, dan
efektif mungkin.
(2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan
yang diberikan kepada siswa (Slameto, 2010:65).
Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan
mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahwa
bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik
terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu
kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat
dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa sistem
instruksional sekarang menghendaki proses belajar
mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.
(3) Relasi guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru
dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh
relasi yang ada dalam proses sendiri. Jadi cara belajar
siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.
Relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan
menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran
yang diberikanya sehingga siswa berusaha mempelajari
sebaik-baiknya. Hal itu juga terjadi sebaliknya, jika
siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata
pelajaran yang diberikanya, akibatnya pelajaranya tidak
maju. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa
secara akrab menyebabkan proses belajar-mengajar itu
kurang lancar dan siswa segan berpartisipasi secara
aktif dalam belajar.
(4) Relasi siswa dengan siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah
perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif
(5) Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan
kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.
Kedisiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan guru
dalam mengajar dalam melaksanakan tata tertib,
kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan
administrasi, keteraturan kelas, kebersihan gedung
sekolah, dan lain-lain. Kepala sekolah dalam mengelola
seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan
tim BP dalam pelayananya kepada siswa. Agar siswa
disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin
pula.
(6) Alat pengajaran
Alat pengajaran erat hubunganya dengan cara
belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh
guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa
untuk menerima bahan yang diajarkan itu, alat
pengajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlanca5r penerimaan bahan pelajaran yang
diberikan kepada siswa. Mengusahakan alat pengajaran
yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat
pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik
pula.
(7) Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses
belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi hari,
siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga
mempengaruhi belajar siswa. Sekolah diharpakan
mampu memilih waktu sekolah yang tepat sehingga
akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.
(8) Standar pelajaran di atas ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan
wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran
standar. Akibatnya siswa kurang mampu dan takut
kepada guru, bila banyak siswa yang tidak berhasil
dalam mempelajari mata pelajaranya, guru semacam itu
merasa senang. Guru dalam menuntut penguasaan
materi harus sesuai dengan kemampuan siswa
masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan
dapat dicapai.
(9) Keadaan gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi
gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap
kelas.
(10) Metode belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang
salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. dengan
cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar
siswa itu. Belajar secara teratur setiap hari, dengan
pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang
tepat dan istirahat cukup akan meningkatkan hasil
belajar.
(11) Tugas rumah
Tugas rumah terutama adalah di sekolah, di
samping untuk belajar waktu di rumah biarlah
digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka
diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas
yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak
mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
c) Faktor masyarakat
(1) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan
kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain,
belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak
bijaksana dalam mengatur waktunya.
(2) Mass media
Yang termasuk mass media adalah bioskop,
radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik dan
lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dimasyarakat.
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik
terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.
Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh
jelek terhadap siswa. Maka perlulah kiranya siswa
mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup
bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
(3) Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa
lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita
duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik
terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman
bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang sifatnya
(4) Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang
terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi,
mempunyai kebiasaan tidak baik akan berpengaruh
jelek kepada anak yang berada disitu. Sebaliknya jika
lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar
yang baik-baik, mereka akan terpengaruh oleh
orang-orang dilingkunganya tersebut.
2. Persepsi Mahasiswa tentang metode mengajar dosen
a. Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang didahului dengan
penginderaan yaitu merupakan suatu proses yang berwujud
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.
Stimulus yang telah diindera tersebut oleh individu diorganisasikan
kemudian diinterprestasikan sehingga individu menyadari,
mengerti, tentang apa yang diindera tersebut.
Dalam kenyataanya setiap orang dihadapkan pada sejumlah
besar objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa itu tidak
mempunyai arti apa-apa jika tidak diinterpretasikan atau
ditafsirkan. Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa yang sama
dan disampaikan oleh orang yang sama pula, terhadap hal ini tidak
mungkin tidak kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat
menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa
stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang
sama (Azwar, 1995:10).
Jadi dapat dikatakan persepsi mahasiswa dapat bersifat positif
atau negatif tergantung cara ia memandang atau mempersepsikan
tentang metode mengajar. Sehingga persepsi mahasiswa tentang
metode mengajar dosen adalah suatu proses pemahaman,
menerima, dan menginterpretasikan tentang metode yang
digunakan oleh dosen dalam mengajar.
b. Metode mengajar
1) Pengertian metode mengajar
Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk
menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode mengajar
adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran
(Sudjana, 2011:76). Metode menentukan berbagai kegiatan
belajar mahasiswa sehubungan dengan kegiatan mengajar dosen.
Dengan kata lain akan menciptakan interaksi edukatif.
Dalam interaksi ini dosen berperan sebagai penggerak atau
pembimbing. Sedangkan mahasiswa berperan sebagai penerima
atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan
dosen. Oleh karenanya, metode mengajar yang baik adalah
metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa.
Baik tidaknya suatu metode mengajar dosen dapat dinilai dari
mahasiswa itu sendiri karenanya disini penulis akan
menguraikan mengenai persepsi mahasiswa tentang metode
mengajar dosen.
2) Jenis-jenis metode mengajar dosen
Proses belajar yang baik sebaiknya menggunakan berbagai
jenis metode mengajar secara bergantian atau saling membahu
satu sama lain. Masing-masing metode ada kelebihan dan
kekuranganya. Oleh karena itu, merupakan tugas dosen untuk
memilih berbagai metode yang tepat dan sesuai dengan materi
yang akan disampaikan untuk menciptakan proses belajar
mengajar.
Ketepatan penggunaan metode mengajar tergantung pada
tujuan, isi proses belajar mengajar dan kegiatan belajar
mengajar. Ditinjau dari segi penerapanya, metode-metode
mengajar ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa salam
jumlah besar dan ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa
dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan di dalam
kelas atau bahkan di luar kelas. Berikut ini akan diuraikan
a) Metode ceramah
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan
(Sudjana, 2011:76). Dalam metode ini merupakan dosen
harus merangsang mahasiwanya untuk berpikir, membimbing
mereka dalam perkembanganya, membantu mereka dalam
cara belajar, dan dalam melakukan eksperimen, dan dalam
memecahkan masalah-masalah yang ada didalam hidup
mereka. metode ini pun akan berhasil dengan baik bila
penggunaanya betul-betul dipersiapkan dengan baik,
didukung dengan media, dan metode-metode yang lain ,
misalnya tanya jawab, tugas, latihan, dan lain-lain. Ada dua
hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode ini
(Sudjana, 2011:77) yaitu :
(1) Menetapkan apakah metode ceramah wajar digunakan
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
(a) Tujuan yang hendak dicapai
(b) Bahan yang akan diajarkan termasuk buku
sumbernya yang tersedia
(c) Alat, fasilitas, waktu yang tersedia
(d) Jumlah murid beserta taraf kemampuanya
(e) Kemampuan guru dalam penguasaan materi dan
(f) Pemilihan metode mengajar lainya sebagai metode
bantu
(g) Situasi pada waktu itu
(2) Langkah-langkah menggunakan metode ceramah yang
diharapkan adalah sebagai berikut
(a) Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk
menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum
mengajar dimulai.
(b) Tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan
bahan ceramah.
(c) Tahap asosiasi, artinya memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menghubungkan dan
membandingkan bahan ceramah yang telah
diterimanya.
(d) Tahap generalisasi, pada tahap ini kelas
menyimpulkan hasil ceramah.
(e) Tahap aplikasi atau evaluasi, trahap terakhir ini
diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa
mengenai bahan yang telah diberikan guru baik
lisan, tugas, dan lain-lain.
Metode ceramah akan wajar digunakan apabila
(Sudjana, 2011:78) apabila :
ii. Tidak ada sumber bahan pelajaran kepada
siswa
iii. Mengahadapi sejumlah siswa yang cukup
banyak.
b) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar
yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung
yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang
sama terjadi dialog antara dosen dan mahasiswa
(Sudjana, 2011:78). Dosen bertanya dan mahasiswa
menjawab atau sebaliknya mahasiswa bertanya dan
dosen menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya
hubungan timbal balik secara langsung antara dosen
dan mahasiswanya. Metode ini dapat dijadikan sebagai
pendorong dan pembuka jalan bagi mahasiswa untuk
mengadakan penelusuran lebih lanjut dalam rangka
belajar kepada berbagai sumber belajar seperti buku,
majalah, surat kabar,masyarakat dan lain sebagainya.
c) Metode diskusi
Pada dasarnya diskusi adalah tukar menukar
informasi, pandapat, dan unsur-unsur pengalaman
secara teratur dengan maksud untuk mendapat
tentang sesuatu atau mempersiapkan atau
menyelesaikan keputusan bersama (Sudjana, 2011:79).
Diskusi hanya mungkin timbul jika dihadapi suatu
masalah yang memungkinkan jawabanya
bermacam-macam. Tetapi diskusi berbeda denga debat, karena
debet adalah perang mulut, orang beradu argumentasi,
beradu paham, dan kemampuan persuasi untuk
menenagkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi
mahasiswalah yang harus berbicara bukan dosen. Oleh
karena itu, dalam diskusi tiap orang diharapkan
memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok
kembali dengan paham yang dibina bersama.
d) Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam
situasi kelompok mengandung pengertian bahwa
mahasiswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu
kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas
kelompok-kelompok kecil (Sudjana, 2011:83). Ada dua
jenis kelompok bisa dilihat dari segi proses kerjanya
yaitu :
(1) Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu
untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada
(2) Kelompok jangka panjang, proses kerja dalam
kelompok itu bukan hanya pada waktu itu saja tetapi
dapat berlaku untuk satu periode tertentu sesuai
dengan tugas masalah yang akan dipecahkan
e) Metode demontrasi
Metode demonstrasi adalah suatu metode
mengajar dengan cara meragakan atau mempertunjukan
kepada siswa atau mahasiswa suatu proses, situasi, atau
benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan
lisan. Metode ini baik untuk memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan
dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat
sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan
atau menggunakanya, komponen-komponen yang
membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan
cara lain dan untuk mrengetahui atau melihat kebenaran
sesuatu.
f) Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama adalah semacam sandiwara
tanpa script (bahan tertulis), tanpa latihan terlebih
dahulu, tanpa menyeluruh anak menghafalkan sesuatu.
pengertian yang lebih mendalam tentang pikiran dan
perasaan manusia dalam berbagai situasi yang
mengandung suatu masalah sosial.
g) Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah metode mengajar
dengan cara melakukan percobaan untuk membuktikan
suatu hal yang sudah diajarkan dan kemudian melihat
apa yang terjadi yang kemudian membandingkanya
dengan teori yang telah diajarkan.
h) Metode pemecahan masalah
Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian
bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai
titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis
dalam usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh
siswa atau mahasiswa. Metode pemecahan masalah ini
sering dinamakan dengan problem solving method,
reflective thinking method,atauscientific method.
i) Metode latihan
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari
j) Metode karyawisata
Metode karyawisata adalah metode mengajar
dengan cara mengunjungi suatu tenpat keluar kelas
dalam rangka belajar. Dengan adanya karyawisata maka
akan terbentuk suatu jembatan yang menghubungkan
antara kampus dengan masyarakat dan lingkunganya.
k) Metode simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti
berpura-pura atau berbuat seolah-olah, atau simulation
yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya
berpura-pura saja. Simulasi dengan metode mengajar adalah
cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi
tiruan atau berpura-pura dalam proses belajar untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang hakikat suatu
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
l) Metode penemuan
Metode penemuan adalah cara penyajian
pelajaran yang banyak melibatkan siswa atau
mahasiswa dalam proses-proses mental dalam rangka
penemuanya. Menurut sound, discovery adalah proses
mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi
m) Metode proyek atau unit
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian
pelajaran yang titik tolak dari suatu masalah, kemudian
dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahanya secara keseluruhan dan bermakana.
n) Metode sistem regu (team-teaching)
Metode sistem regu adalah metode mengajar yang
dilakukan oleh dua orang dosen atau lebih yang
bekerjasama untuk mengajar sebuah kelompok
mahaiswi. Jadi dalam satu kelas dihadapi oleh beberapa
dosen.
o) Metode survai masyarakat
Metode survai masyarakat adalah metode mengajar
dengan cara mencari informasi atau keterangan dari
sejumlah unit tertentu baik melalui observasi maupun
komunikasi langsung (wawancara).
p) Pembelajaran kontekstual (contextual teaching
learning)
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar
yang mendorong guru untuk menghubungkan antara
materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
q) Pembelajaran kooperatif(cooperatif learning)
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan
kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
3. Intensitas belajar
a. Pengertian Intensitas Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
intensitas belajar adalah keadaan tingkatan atau intensnya.
Sedangkan intens adalah hebat atau sangat kuat, penuh semangat.
Sedangkan belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan
(Ali imron, 1996:3). Jadi intensitas belajar adalah suatu keadaan
dimana seseorang secara sungguh-sungguh dan terus menerus
mengumpulkan pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang
optimal.
b. Cara belajar yang efisien
Cara belajar yang efisien mengandung asas-asas tertentu
yang tidak saja harus dipahami oleh mahasiswa tetapi juga harus
dihayati selama masa studinya di perguruan tinggi. dalam setiap
pedoman untuk suksesnya itu. Asas adalah suatu dalil utama yang
dapat diterapkan pada suatu rangkaian kegiatan untuk menjadi
petunjuk dalam melakukan tindakan-tindakan. Demikian pula
dalam usaha belajar dapatlah dicari dan ditentukan asas-asas
tertentu yang berguna sebagai pedoman bagi para mahasiswa
dalam melakukan studinya. Prinsip-prinsip dalam belajr itu
menyangkut 3 hal, yaitu keteraturan, kedsiplinan, dan konsentrasi.
1) Keteraturan dalam belajar
Pokok pangkal yang pertama dari cara belajar yang baik
adalah keteraturan. Pengetahuan mengenai cara belajar yang
efisien pada umumnya berupa rumus-rumus untuk bekerja
secara teratur. Hanya dengan bekerja secara teratur seorang
mahasiswa akan memperoleh hasil yang baik. Ia harus secara
teratur mengikuti kuliah. Membaca buku pelajaran harus juga
teratur. Catatan-catatan pelajaran juga harus ditata secara
teratur begitu pula dengan perlengkapan belajar.
Jika sifat keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga
menjadi kebiasaan seseorang mahasiswa dalam pembuatanya,
maka sifat ini akan mempengaruhi pula jalan pikirnya. Hanya
dengan jalan pikiran yang teratur maka ilmu itu dapat
2) Disiplin belajar
Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku, dan
perbuatan mahasiswa untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan
sekaligus mengendalikan diri meneysuaikan diri terhadap
aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang
dan menunjukan kesadaran akan tanggung jawab terhadap
tugas dan kewajiban. Tujuanya agar setiap individu memiliki
disiplin jangka panjang, yaitu disiplin yang tidak hanya
didasarkan pada kepatuhan terhadap aturan atau otoritas, tetapi
lebih kepada pengembangan kemampuan untuk mendisiplinkan
diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan individu.
Dengan adanya disiplin diri yang tertanam dalam diri
mahasiswa, hal ini akan menjadikan mereka lebih aktif dan
kreatif dalam belajar. Dengan adanya disiplin belajar yang bagi
mahasiswa akan meningkatkan ketekunan serta memperbesar
kemungkinan mahasiswa untuk berkreasi dan berprestasi.
Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan
pedoman-pedoman yang di dalam usaha belajar, barulah seorang
mahasiswa mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Sifat
bermalas-malasan, keinginan mencari gampangnya saja,
keseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran,
kebiasaan untuk melamun dan gangguan-gangguan lainya
akan bisa diatasi apabila mahasiswa mempunyai disiplin.
Berdisiplin selain akan membuat seorang mahasiswa memiliki
kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan
suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Cara
belajar yang baik bukanlah bakat sejak lahir dari segolongan
saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat
dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan. Tetapi
keteraturan dan disiplin harus ditanam dan dikembangkan
dengan penuh kesungguhan agar deapt dimiliki oleh seorang
mahasiswa. Dapat dikatakan mahaiswa yang memiliki disiplin
belajar cenderung memiliki prestasi yang lebih baik
dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki
kedisiplinan dalam belajar. Oleh karena itu mahasiswa harus
memiliki kedisiplinan belajar agar mereka memiliki prestasi
yang bagus.
3) Konsentrasi
Setiap mahasiswa yang sedang menuntut ilmu harus
melakukan konsentrasi dalam belajarnya tanpa konsentrasi tak
mungkin ia berhasil menguasai pelajaranya. Di dalam ruang
kuliah sering dijumpai seorang mahasiswa walaupun
tampaknya mendengarkan penjelasan dosen, tapi ternyata
4. Fasilitas belajar
a. Pengertian fasilitas belajar
Komunikasi anatra pendidik dan anak didik yang berwujud
pergaulan memungkinkan terjadinya proses pendidikan. Di dalam
suatu kehidupan modern media komunikasi bukanlah barang yang
mewah, di mana salah satu syarat untuk berhasil atau tidaknya
suatu program organisasi ialah menggunakan media atau sarana
yang baik dan tepat. Hal ini pun terjadi dalam pendidikan baik
secara formal, informal, ataupun non formal yang biasa diberi
nama media pendidikan.
Dalam dunia pendidikan hal tersebut dinamakan alat peraga
atau sarana belajar. Pengertian sarana belajar adalah bahan, alat
atau media yang digunakan dalam belajar mengajar baik didalam
kelas maupun luar kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan
lancar dan tepat guna.
Seorang dosen harus berusaha agar materi pengajaran yang
disampaikan dapat dengan mudah diserap atau dimengerti oleh
mahasiswa. Oleh karena itu, untuk memudahkan penyampaian
materi pengajaran tersebut perlu diusahakan agar mahasiswa
memanfaatkan menggunakan sarana belajar yang ada.
Pengertian sarana belajar yang penulis maksud adalah bahan,
alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh mahasiswa untuk
b. Fungsi sarana belajar
Beberapa fungsi sarana belajar:
1) Fungsi edukatif, artinya dengan sarana belajar ini dapat
memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai
pendidikan. Pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun
orang lain.
2) Fungsi sosial, artinya dengan sarana belajar ini berhubungan
antara pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara
gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan sarana
itu.
3) Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam sarana belajar
pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik
dan bisa dipergunakan sepanjang waktu.
4) Fungsi politis, artinya dengan sarana belajar ini berarti sumber
pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama
sampai didaerah-daerah bahkan di tiap-tiap kampus.
5) Fungsi seni, artinya dengan adanya sarana belajar ini berarti
kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya
manusia sehingga pengetahuan mahasiswa tentang nilai-nilai
budaya manusia makin lama makin bertambah.
c. Jenis-jenis sarana belajar
memang keras, misalnya: perpustakaan, meja belajar, ruang belajar,
ruang kelas, dan lain-lain sedangkan yang dimaksud dengan
perangkat lunak adalah yang secara fisik memang lunak misalnya :
modul, buku tulis, alat-alat tulis dan lainya.
5. Lingkungan belajar
a. Pengertian lingkungan belajar
Selain faktor individu, faktor lingkungan lebih-lebih lingkungan
belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang untuk
mendapatkan prestasi belajar yang baik, sebab individu secara
sadar atau tidak senantiasa tersosialisasi oleh lingkunganya.
Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat
belajar.
b. Jenis-jenis lingkungan belajar
Lingkungan belajar ini meliputi : lingkungan fisik dan lingkungan
sosial (Ali imron, 1996:103). Adapun uraianya adalah sebagai
berikut:
1) Lingkungan fisik
Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar tersebut
belajar sehingga si pembelajar dapat merasakan apakah tempat
belajarnya nyaman ataukah tidak. Hal yang demikian sangat
berpengaruh pada motivasi belajar yang pastinya akan
berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar seseorang.
akan memberi gairah untuk belajar seseorang. Sebaliknya,
tempat belajar yang teratur, yang tertata dengan rapi akan
mendorong seseorang bergairah dalam belajar. Tempat belajar
yang bising pun dapat menganggu belajar seseorang, tapi
sebaliknya tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan
gairah belajar.
2) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial adalah suatu tempat dimana seseorang
itu ada keterkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini
bisa berupa lingkungan sepermainan, lingkungan teman
sebaya, kelompok belajar, dan lingkungan keluarga. Walaupun
faktor pribadi seseorang lebih menentukan terhadap diri sendiri
haruslah diakui bahwa kelompok belajar, teman sebaya,
lingkungan sepermainan, maupun lingkungan keluarga ini pun
sangat menetukan motivasi seseorang dalam pencapaian
prestasi belajar yang baik.
Misalnya jika dalam lingkungan sosial seseorang tidak
terbiasa dengan aktivitas belajar, atau dapat disebut belajar
belum membudaya maka seseorang itu kurang memotivasi
atau bahkan tidak termotivasi sama sekali untuk belajar.
Begitupun dalam lingkungan keluarga yang kurang
orang tua maupun anggota keluarga yang lainya, terkadang
seseorang mengalami lemah semangat untuk belajar.
Padahal lingkungan keluarga sangat berperan penting
untuk mengajarkan seseorang agar dapat membiasakan belajar
sebagai sebuah kewajiban. Apabila dalam lingkungan
keluarga, anggota keluarga tidak membiasakan hal tersebut
biasanya seseorang tersebut tidak akan termotivasi dalam
belajar karena menganggap itu bukan budaya dalam
keluarganya.
B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir
a. Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen
terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan penelitian H.M Farid Nasution (2001) yang
berjudul“Hubungan metode mengajar dosen, keterampilan belajar,
sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa“menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa
yang berarti semakin baik metode mengajar dosen akan semakin
tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. Kontribusi antara persepsi
mahasiswa tentang metode mengajar dosen dalam kegiatan belajar
mengajar, penulis menduga metode mengajar dosen mempunyai
mahasiswa. Metode mengajar yang digunakan dosen sangat
mempengaruhi pretasi belajar mahasiswa. Seorang mahasiswa
akan senang untuk belajar bila penggunaan metode mengajar dosen
telah sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
b. Kontribusi antara intensitas belajar terhadap prestasi belajar
mahasiswa.
Intensitas belajar merupakan suatu keadaan dimana
seseorang secara sungguh-sungguh dan terus menerus
mengumpulkan pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang
optimal. Indikator intensitas belajar adalah disiplin belajar,
tujuanya agar setiap individu memiliki disiplin jangka panjang,
yaitu disiplin yang tidak hanya didasarkan pada kepatuhan
terhadap aturan atau otoritas, tetapi lebih kepada pengembangan
kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri sebagai salah satu
ciri kedewasaan individu. Dengan adanya disiplin diri yang
tertanam dalam diri mahasiswa, hal ini akan menjadikan mereka
lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Dengan adanya disiplin
belajar, penulis menduga disiplin belajar mempunyai kontribusi
atau andil besar mahasiswa untuk meningkatkan ketekunan serta
memperbesar kemungkinan mahasiswa untuk berkreasi dan
c. Kontribusi sarana belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Sarana belajar adalah bahan, alat, media atau fasilitas yang
digunakan oleh mahasiswa untuk belajar baik di dalam kampus
maupun di luar kampus. Penggunaan sarana belajar yang baik akan
sangat menunjang kegiatan belajar mengajar mahasiswa. dimana
mahasiswa akan merasa lebih memahami dan mengerti tentang apa
yang telah disampaikan dosen melalui sarana belajar. Dengan
adanya sarana belajar yang baik penulis menduga memiliki
kontribusi terhadap pretasi belajar mahasiswa. Semakin baik sarana
belajar, semakin baik pula prestasi belajar mahasiswa.
d. Kontribusi lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
Faktor lingkungan, lebih-lebih lingkungan belajar sangat
menentukan motivasi belajar seseorang untuk mendapatkan
prestasi belajar yang baik, sebab individu secara sadar atau tidak
senantiasa tersosialisasi oleh lingkunganya. Mahasiswa yang
merasa lebih nyaman dan tenang dengan lingkungan belajarnya
akan dapat lebih berkonsentrasi dan lebih bergairah untuk belajar.
Oleh karena itu penulis menduga bahwa kondisi lingkungan belajar
akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Semakin baik
kondisi lingkungan belajar semakin tinggi prestasi belajar