• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mata kuliah dasar-dasar akuntansi II mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2009-2010 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mata kuliah dasar-dasar akuntansi II mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2009-2010 - USD Repository"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

i

ELAJAR MATA KULIAH DASAR-DASAR AK ENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2009-2

SKRIPSI

ukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

emperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

g Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

WIDIA WANTI

091324042

OGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

ENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

NG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

AS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

iv

Dengan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan rahmat serta

bimbinganNya……….

Karya ini kupersembahkan untuk :

 Kedua Orang Tuaku Ayahanda Mateus Taya dan Ibunda Suwarni yang selalu

memberikan semangat, motivasi, kasih sayang serta Do’a yang tiada henti-hentinya

dihaturkan untuk mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Kepada Adikku tercinta Yohanes Firman Sujatmiko, yang sangat aku sayangi, semoga

Tuhan selalu membimbingmu menjadi anak yang baik dan Cerdas.

 Kepada Andri Iskarno yang selalu mendampingi penulis, selalu memberikan motivasi,

kasih sayang, cinta dan doa yang tiada henti-hentinya dihaturkan untuk penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

 Para Pendidik yang tiada bosan untuk selalu mendidik, membimbing dan menuntunku

dalam menuju kesuksesan hidupku.

 Sahabat-Sahabatku yang sangat aku cintai Dessy Irawati, Yeni Nur Prilanita, Hesti Eka

Yulia, Diana Pramesti, Dwi Haryanti, Febrina Elia Nababan, Maria Reni Irawati, Yuliana

dan Hanun Prastiwi.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku :

(5)

v

Kebahagiaan adalah ketika kita bersyukur dengan apa yang kita miliki

(widya)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

(aristoteles

Jangan pergi melalui jalan yang sudah ada, buatlah jalan sendiri dan tinggalkan jejak untuk orang lain. (Ralp Waldo Emerson)

Jangan Terlalu Takut…!!!!

Tersandung sesuatu tidak otomatis menjadikanmu jatuh, dan jika jatuh pun engkau sesungguhnya masih bisa bangkit.

(6)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya

atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Agustus 2013

(7)

vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : WIDIA WANTI

Nomor Induk Mahasiswa : 091324042

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Kontribusi Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Fasilitas Belajar, dan Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010”. Dengan

demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal : 14 Agustus 2013

Yang menyatakan,

(8)

viii

ABSTRAK

KONTRIBUSI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE MENGAJAR DOSEN, INTENSITAS BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA

KULIAH DASAR-DASAR AKUNTANSI II MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2009-2010

WIDIA WANTI Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yang dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma bulan Mei 2013. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010 yang berjumlah 70 orang. Sampel diambil dengan teknik sampel acak atau random, jumlah sampel sebanyak 42 mahasiswa. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Uji instrumen berupa uji validitas dan reliabelitas yang digunakan pada variabel metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar, dan lingkungan sosial. Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen berkontribusi secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (nilai sig. 0,032 <= 0,05). (2) intensitas belajar berkontribusi secara

signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (nilai sig. 0,011 < = 0,05). (3)

fasilitas belajar berkontribusi secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (nilai sig. 0,047 <= 0,05). (4) lingkungan sosial tidak berkontribusi

secara signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa (nilai sig. 0,229 >= 0,05).

(9)

ix

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF STUDENTS PERCEPTION ON LECTURER TEACHING METHOD, LEARNING INTENSITY, LEARNING FACILITIES AND SOCIAL ENVIRONMENT TOWARDS LEARNING ACHIEVEMENT OF INTRODUCTORY ACCOUNTING COURSE II OF

THE STUDENTS OF ECONOMICS THE DEPARTMENT OF EDUCATION STUDENT EDUCATION 2009-2010 BATCH

WIDIA WANTI Sanata Dharma University

2013

This study aims to determine the contribution of students' perceptions on methods oflecturer’steaching method, the intensity of learning, learning facilities

and social environment toward student learning achievement.

This research is an explanatory research conducted in the Economic Study Program of the Departement of Education Sanata Dharma University in May 2013. The Population of this study were 70 students of Economics Education, 2009-2010 batch. Samples were taken by applying or random sampling techniques, the samples were 42 students. Data were collected by using questionnaires. Validity and reliability were test instrument used to analyze variables of the teaching method, the intensity of studying, learning facilities, and social environments. Data were analyzed by multiple linear regression analysis.

The results show that: (1) students' perceptions on lecturer’s teaching

methods contributes significantly to the achievement of students lerning achievement (grades sig. 0.032 < = 0.05). (2) the intensity of learning

contributes significantly to the achievement of students learning achievement (grades sig . 0.011 <= 0.05). (3) learning facilities contribute significantly to the

achievement of students learning achievement (grades sig. 0.047 < = 0.05). (4)

the social environment does not contribute significantly to the achievement of students (grades sig. 0.229>  = 0,05). (5) student perceptions on lecturer’s

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan

berkat, rahmat dan kasih karunia_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Kontribusi Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Fasilitas Belajar Dan Lingkungan Sosial Terhadap

Prestasi Belajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Akuntansi II Mahasiswa Pendidikan

Ekonomi Angkatan 2009-2010”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan skripsi ini tidaklah

mungkin terlaksana dengan baik tanpa bantuan, kerjasama dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Tuhan Yesus atas Cinta Kasih yang Begitu Luar Biasa Yang tak terhingga,

yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. Rektor Universitas Sanata

Dharma yang memberikan kesemoatan pada penulis untuk memperoleh

pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

3. Romo C. Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Sc. Ph.D.,wakil rektor III Universitas

Sanata Dharma, yang membimbing penulis selama berproses dalam kegiatan

(11)

xi

4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta sekaligus selaku Dosen

penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I yang

dengan sabar, ikhlas dan mampu meluangkan waktu untuk membimbing,

memberikan saran, serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini hingga selesai.

7. Bapak Dr. Teguh Dalyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan

sabar, ikhlas, memberikan saran, dan pengarahan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai.

8. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si. yang telah meluangkan waktunya untuk

mengoreksiabstractpenulis.

9. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh

hati yang namanya akan selalu terukir dihati penulis sehingga berguna untuk

masa depan yang akan membawa penulis kepada istiqarah hidup.

10. Mbak Titin yang selalu memberikan informasi dan membantu dalam

(12)

xii

11. Tenaga Administrasi Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah

membantu penulis selama menjalankan pendidikan di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

12. Para responden yang berada di program studi pendidikan ekonomi yang telah

bersedia mengisi kuesioner penelitian.

13. Ayahanda Mateus Taya dan Ibunda Theresia Suwarni, terima kasih ayah ibu

atas semua kasih sayang yang kalian curahkan, doa, cinta dan nasihat-nasihat

kepada penulis dalam menjalankan perkuliahan hingga mampu

menyelesaikannya dengan baik. Pengorbanan yang kalian lakukan untuk

dewasakan diriku, hanya bisa ditanggung hati ayah dan ibu.

14. Adekku Yohanes Firman Sujat Miko yang telah memotivasiku untuk cepat

menyelesaikan studi, tumbuhlah menjadi anak yang baik dan cerdas.

15. Andri Iskarno atas butir-butir doa dan cinta yang selalu mengiringiku tanpa

terdefinisikan, teringat semua yang kamu beri untukku, semoga tuhan selalu

mencurahkan kasih sayang-Nya selalu.

16. Sahabat-sahabatku : Hesty, Yanti, Soke, Dessy, Hanun, Reny, Lia, Arif,

Ardhy, terima kasih untuk kebersamaan dan rasa kekeluargaan yang selama

ini dibangun serta bantuan selama penyusunan skripsi.

17. Teman-Teman Mahasiswa PE Angkatan ’09, Terima kasih atas kebersamaan

dan kekompakan serta jalinan persahabatan yang telah dibangun, semoga kita

semua mampu meraih kesuksesan dalam meniti karir.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(13)

xiii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Penulis

(14)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK ... . viii BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... . 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... . 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Deskripsi Teori... 8

1. Prestasi Belajar ... 8

2. Metode Mengajar Dosen ... 23

3. Intensitas Belajar ... 34

4. Fasilitas Belajar ... 37

5. Lingkungan Belajar ... 40

B. Kerangka Berpikir ... 42

(15)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 48

A. Jenis Penelitian ... 48

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 49

1. Subjek Penelitian... 49

2. Objek Penelitrian... 49

3. Populasi Penelitian ... 49

4. Sampel Penelitian... 49

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 53

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 53

H. Teknik Analisis Data... 59

IV. HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN ... 77

A. Deskripsi Universitas ... 77

B. Deskripsi Responden ... 88

C. Analisis Data dan Pembahasan... 95

1. Pengujian Prasyarat... 95

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 98

3. Pembahasan... 109

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 124

5.1. Kesimpulan ... 124

5.2. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel III.I Kisi-kisi Instrumen variabel penelitian... 52

Tabel III.2 Pengujian Validitas Metode Mengajar Dosen ... 54

Tabel III.3 Pengujian Validitas Intensitas Belajar ... 55

Tabel III.4 Pengujian Validitas Fasilitas Belajar ... 55

Tabel III.5 Pengujian Validitas Lingkungan Sosial ... 56

Tabel III.6 Pengujian Reliabilitas Metode Mengajar Dosen... 57

Tabel III.7 Pengujian Reliabilitas Intensitas Belajar... . 58

Tabel III.8 Pengujian Reliabilitas Sarana Belajar... ... 58

Tabel III.9 Pengujian Reliabilitas Lingkungan Sosial... 59

Tabel III.10 Interval rata-rata Metode Mengajar Dosen... 60

Tabel III.11 Interval rata-rata Intensitas Belajar... ... 62

Tabel III.12 Interval rata-rata Fasilitas Belajar... ... 63

Tabel III.13 Pengujian Reliabilitas Lingkungan Sosial... 64

Tabel IV.1 Deskripsi Responden tentang Metode Mengajar Dosen... 88

Tabel IV.2 Deskripsi Responden tentang Intensitas Belajar... 89

Tabel IV.3 Deskripsi Responden tentang FasilitasBelajar... 91

Tabel IV.4 Deskripsi Responden tentang Lingkungan Sosial... 92

Tabel IV.5 Deskripsi Responden tentang Prestasi Belajar... 94

Tabel IV.6 Hasil Uji Normalitas... ... 96

Tabel IV.7 Hasil Uji Linearitas... 97

Tabel IV.8 Hasil Uji Multikolinearitas... ... 99

Tabel IV.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas... ... 100

Tabel IV.10 Hasil Uji Auto Korelasi... ... 103

Tabel IV.11 Rangkuman Uji Asumsi Klasik... ... 103

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama yang berperan penting dalam

pembentukan pribadi manusia. Selain itu juga pendidikan merupakan salah

satu dasar bagi pembangunan suatu bangsa. Melalui pendidikan

diharapkan dapat terlahir manusia-manusia yang berkualitas dan mampu

bersaing. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu diterapkan adanya

pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah

satu hal penting yang mendapat perhatian bangsa indonesia. Kualitas

manusia berkaitan erat dengan mutu pendidikan. Bila mutu pendidikan

baik, maka kemungkinan besar akan menghasilkan manusia yang

berkualitas.

Salah satu ciri sukses dalam belajar adalah memperoleh prestasi

belajar yang tinggi bila seseorang memperoleh prestasi yang baik, maka

secara umum dapat dikatakan bahwa dia sukses dalam belajar. Bila nilai

yang diberikan dosen rendah maka prestasi seorang mahasiswa dianggap

rendah. Bila nilai yang diberikan dosen tinggi, maka prestasi seorang

mahasiswa dianggap tinggi sekaligus dianggap sebagai seorang mahasiswa

yang sukses dalam belajar.

Untuk mencapai hal tersebut, maka perlu adanya hal-hal yang

(18)

belajar. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu

faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa, misalnya faktor fisiologis

(kondisi fisik, panca indera) dan faktor psikologis (minat, bakat, motivasi,

intensitas). Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri

mahasiswa, misalnya faktor ekonomi, status sosial orang tua, orang tua,

dosen, teman, sarana belajar, lingkungan belajar, metode mengajar dosen

dan lain-lain.

Kemampuan mengajar dengan menggunakan metode yang tepat

merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang dosen. Penggunaan

metode diperlukan agar penyampaian materi atau bahan dapat tercapai

dengan baik. Metode yang digunakan dosen dapat dijadikan sebuah sarana

dalam keberhasilan pencapaian prestasi belajar mahasiswa.

Selain metode mengajar dosen, intensitas belajar dari mahasiswa

juga berperan untuk mencapai prestasi belajar. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa adalah fasilitas belajar. Fasilitas

belajar tidak hanya menyangkut yang di miliki si mahasiswa sebagai

peserta didik, tetapi juga lembaga pendidikan tempat mahasiswa belajar.

Perlunya sarana belajar ini mempermudah keberhasilan pencapaian

prestasi belajar. Bagaimanapun juga fasilitas belajar menentukan

keberhasilan mahasiswa dalam belajar.

Adanya fasilitas belajar yang mendukung diharapkan dapat

(19)

mahasiswa ditentukan juga oleh lingkungan sosial, karena lingkungan

mempengaruhi seseorang bagaimana seseorang tersebut belajar sehingga

berpengaruh juga terhadap pretasi belajarnya. Penulis melihat di Program

Studi Pendidikan Ekonomi ada beberapa mata kuliah yang mahasiswanya

berprestasi rendah. Akan tetapi untuk lebih fokus dalam penelitian, penulis

lebih menitikberatkan pada satu mata kuliah saja yaitu Dasar-Dasar

Akuntansi II.

Penulis melihat bahwa di matakuliah ini banyak mahasiswa

mendapatkan nilai kurang memuaskan, nilai yang mereka peroleh

cenderung berada dalam kategori sedang dan kategori kurang. Ini terjadi

pada mahasiswa angkatan 2009 dan angkatan 2010 yang mana dari data

yang penulis peroleh menunjukan bahwa mahasiswa pada angkatan

tersebut mengalami kegagalan di matakuliah Dasar-Dasar Akuntansi II ini.

Berikut data mahasiswa yang tidak tuntas dalam mata kuliah ini. Untuk

angkatan 2009 tercatat 10 mahasiswa mendapat nilai D dengan prosentase

25%, dan 4 mahasiswa mendapat nilai E dengan prosentase 10% dari 40

mahasiswa. Sedangkan angkatan 2010 tercatat 6 mahasiswa mendapat

nilai D dengan prosentase 15.38% , dan 11 mahasiswa mendapat nilai E

dengan prosentase 33.33% dari 31 mahasiswa.

Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yang diantaranya

adalah mahasiswa yang merasa tidak cocok dengan metode mengajar

yang digunakan dosen, fasilitas belajar yang dirasa kurang lengkap,

(20)

mahasiswa yang masih rendah. Beberapa faktor tersebut di atas diduga

dapat mempengaruhi keberhasilan belajar atau prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Kontribusi Persepsi Mahasiswa Tentang Metode Mengajar Dosen, Intensitas Belajar, Fasilitas Belajar, dan

Lingkungan Sosial Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Kuliah DDA II

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2009-2010 “ Universitas Sanata Dharma.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan variabel metode

mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan lingkungan sosial

terhadap prestasi belajar mahasiswa pendidikan ekonomi angkatan

2009-2010 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat, penulis dapat merumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Seberapa besar dan signifikan persepsi mahasiswa tentang metode

mengajar dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa?

2. Seberapa besar dan signifikan kontribusi intensitas belajar terhadap

prestasi belajar mahasiswa?

3. Seberapa besar dan signifikan kontribusi fasilitas belajar terhadap

(21)

4. Seberapa besar dan signifikan kontribusi lingkungan sosial terhadap

prestasi belajar mahasiswa?

5. Seberapa besar dan signifikan kontribusi persepsi mahasiswa tentang

metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas belajar dan

lingkungan sosial terhadap prestasi belajar mahasiswa?

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah suatu atribut dari orang atau obyek yang

mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok

tersebut (Sugiyono, 2010). Maka variabel-variabel dan definisi operasional

dalam penelitian ini adalah:

1. Prestasi Belajar (Y)

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian adalah

penguasaan mahasiswa tentang materi mata kuliah Dasar-Dasar

Akuntansi II, yang di wujudkan dengan nilai final mata kuliah tersebut.

2. Metode Mengajar Dosen (X1)

Metode mengajar dosen adalah penilaian mahasiswa tentang

ketepatan cara dosen mengajar sesuai karakteristik materi yang

diajarkan. Indikatornya adalah penilaian mahasiswa tentang kesesuaian

metode pembelajaran dengan karakteristik materi kuliah.

3. Intensitas Belajar (X2)

Intensitas belajar adalah perilaku mahasiswa secara sungguh

(22)

mencapai hasil yang optimal. Indikator intensitas belajar adalah

frekuensi jam belajar dan berapa kali mahasiswa belajar dalam sehari.

4. Failitas Belajar (X3)

Fasilitas belajar adalah fasilitas yang dimiliki oleh mahasiswa yang

digunakan dalam belajar. Indikator fasilitas belajar adalah buku-buku

acuan kuliah, modul, laptop, dan alat tulis.

5. Lingkungan Sosial (X4)

Lingkungan Sosial adalah tempat belajar mahasiswa. Indikator

lingkungan sosial adalah lingkungan keluarga, lingkungan sepermainan,

lingkungan teman sebaya maupun kelompok belajar.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan dari

penelitian yang dilakukan yaitu :

1. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi persepsi

mahasiswa tentang metode mengajar dosen terhadap prestasi belajar

mahasiswa.

2. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi intensitas

belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

3. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi fasilitas

belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

4. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi

(23)

5. Untuk mengetahui seberapa besar dan signifikan kontribusi persepsi

mahasiswa tentang metode mengajar dosen, intensitas belajar, fasilitas

belajar dan lingkungan sosial terhadap belajar mahasiswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dosen

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi dosen

untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar mengingat

pentingnya hubungan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar

mahasiswa yang hendak dicapai secara optimal.

2. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

mahasiswa agar mempunyai intensitas belajar yang tinggi dengan

didukung oleh sarana belajar dan lingkungan belajar yang baik

sehingga mencapai prestasi belajar secara optimal.

3. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan akan dapat menambah referensi

kepustakaan, khususnya referensi mengenai pendidikan yang dapat

digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam dunia

pendidikan.

4. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan menjadiakan banyak memberi bekal

bagi penulis sebelum terjun langsung di dunia pendidikan khususnya

(24)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

mengajar. Penilaian berguna bagi para pengajar, sebab dapat

membantu menjawab masalah-masalah penting

mahaiswa-mahasiswanyanya. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat

keberhasilan mahasiswa. Penilaian hasil belajar selalu ada dalam

proses pembelajaran yang dinilai dari hasil belajar mahasiswa

seperti ujian sisipan dan ujian akhir semester.

Menurut para penulis psikologi belajar, mereka

mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam

diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil sebuah

pengalaman (Imron, 1996:3). Prestasi belajar Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengertian yang

dikembangkan oleh matapelajaran lazimnya ditunjukan dengan

nilai tes atau angka yang di berikan oleh guru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya

tetapi dapat digolongkan menjadi fua golongan saja, yaitu faktor

(25)

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern

adalah faktor yang ada diluar individu (Slameto, 2010:54).

1) Faktor intern

a) Faktor jasmaniah

(1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan

beserta bagian-bagianya atau bebas dari penyakit.

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,

kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika

badanya lemah atau ada gangguan-gangguan fungsi alat

inderanya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar

dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan

badanya tetap terjamin dengan cara selalu

mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,

belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan

ibadah.

(2) Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan

kurang baik atau kurang sempurna mengenal tubuh atau

badan (Slameto, 2010:55). Keadaan cacat tubuh dapat

(26)

b) Faktor psikologis

(1) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari

tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat

dan efektif, mengetahui atau menggunakan

konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi

dan mempelajarinya dengan cepat (Slameto, 2010:56).

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan

belajar. Dalam situasi yang sama, siswa mempunyai

tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari

pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.

(2) Perhatian

Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka

siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan

yang dipelajariya, jika bahan pelajaran yang tidak

menjadi perhatian, maka timbulah kebosanan,

sehingga siswa tersebut tidak suka belajar. Agar siswa

dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran

itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

(27)

(Slameto, 2010:57). Kegiatan yang diminati

seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai

dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian,

karena perhatian sifatnya sementara dan belum tentu

diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat

selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ

diperoleh kesenangan. Minat besar pengaruhnya

terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak

akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada

daya tarik baginya.

(4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar

(Slameto, 2010:57). Kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah

belajar atau berlatih. Bakat mempengaruhi belajar

seseorang. Jika bahan pelajaran yang dipelajari

siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya

lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah

selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.

(5) Motif

Motif erat sekali hubunganya dengan tujuan

(28)

dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai

tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi

penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai

daya penggerak atau pendorong.

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase

dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat

tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan

baru (Slameto, 2010:58).

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi

response atau bereaksi (Slameto, 2010:59). Kesediaan

itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga

berhubungan dengan kematangan, karena kematangan

berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.

Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,

karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada

kesiapan, maka hasil belajarnya lebih baik.

(8) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit

dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua

(29)

2) Faktor-faktor ekstern

a) Faktor keluarga

(1) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar

pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Keluarga adalah

lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Orang

tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan

anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap

belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan

kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan

anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu

belajarnya, tidak menyediakan alat belajarnya, tidak

memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak

mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya dan

lain-lain,dapat menyebabkan anak kurang atau tida

berhasil dalam belajarnya. Mendidik anak dengan cara

memanjakanya adalah cara mendidik yang tidak baik.

Mendidik anak dengan cara memperlakukanya terlalu

keras, memaksa, mengejar-ngejar anaknya untuk

belajar adalah cara mendidik anak yang juga salah.

Disinilah bimbingan dan penyuluhan memegang

peranan yang sangat penting. Anak yang mengalami

(30)

dengan memberikan bimbingan belajar yang

sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat

mempengaruhi keberhasilan bimbingan tersebut.

(2) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting

adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain relasi

anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga

yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.

Sebetulnya relasi antar anggota ii erat vhubunganya

dengan cara orang tua mendidik. Demi kelancaran

belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi

yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan

yang baik adalah hubungan yang penuh dengan

pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan

dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan

belajar anak sendiri.

(3) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau

kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga

dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga

merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk

faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau

(31)

belajar. Begitu pula dengan suasana rumah yang

tegang, ribut, sering terjadi cekcok menyebabkan anak

menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah, akibatnya

belajarnya kacau. Perlu diciptakan suasana rumah yang

tenang dan tenteram agar anak dapat belajar dengan

baik.

(4) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya

dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar harus

terpenuhi kebutuhan pokoknya misalnya makan,

pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain. Selain

itu juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang

belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, uku-buku

dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi

jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup

dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anakkurang

terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu,

sehingga belajar anak juga akan terganggu. Akibat yang

lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak

merasa minder hal ini pasti akan mengganggu belajar

anak. Walaupun tidak dipungkiri tentang adanya

kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu

(32)

keadaan yang seperti itu menjadi cambug baginya

untuk belajar lebuh giat dan akhirnya sukses.

(5) Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian

orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu

dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak

mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi

pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat

mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau

perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui

perkembanganya.

(6) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam

keluarga amempengaruhi sikap anak dalam belajar.

Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan

yang baik, agar mendorong semangat anak untuk

belajar.

b) Faktor sekolah

(1) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan

yang harus dilalui dalam mengajar (Slameto, 2010:65).

Metode mengajar guru yang kurang baik akan

(33)

Metode mengajar yang kurang baik itu misalnya karena

guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan

pelajaran sehingga guru tersebut menyajikanya tidak

jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata

pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang

senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya

siswa malas untuk belajar. Guru bisa mengajar dengan

progresif berani mencoba metode-metode yang baru,

yang dapat membantu meningkatkan kegiatan

belajar-mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka

metode mengajar harus diusahakan setepat, efisien, dan

efektif mungkin.

(2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan

yang diberikan kepada siswa (Slameto, 2010:65).

Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan

pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan

mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahwa

bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.

Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik

terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu

(34)

kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat

dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa sistem

instruksional sekarang menghendaki proses belajar

mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.

(3) Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru

dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh

relasi yang ada dalam proses sendiri. Jadi cara belajar

siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.

Relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan

menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran

yang diberikanya sehingga siswa berusaha mempelajari

sebaik-baiknya. Hal itu juga terjadi sebaliknya, jika

siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata

pelajaran yang diberikanya, akibatnya pelajaranya tidak

maju. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa

secara akrab menyebabkan proses belajar-mengajar itu

kurang lancar dan siswa segan berpartisipasi secara

aktif dalam belajar.

(4) Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah

perlu agar dapat memberikan pengaruh yang positif

(35)

(5) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan

kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

Kedisiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan guru

dalam mengajar dalam melaksanakan tata tertib,

kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam pekerjaan

administrasi, keteraturan kelas, kebersihan gedung

sekolah, dan lain-lain. Kepala sekolah dalam mengelola

seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan kedisiplinan

tim BP dalam pelayananya kepada siswa. Agar siswa

disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin

pula.

(6) Alat pengajaran

Alat pengajaran erat hubunganya dengan cara

belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh

guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa

untuk menerima bahan yang diajarkan itu, alat

pengajaran yang lengkap dan tepat akan

memperlanca5r penerimaan bahan pelajaran yang

diberikan kepada siswa. Mengusahakan alat pengajaran

yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru dapat

(36)

pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik

pula.

(7) Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses

belajar mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi hari,

siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga

mempengaruhi belajar siswa. Sekolah diharpakan

mampu memilih waktu sekolah yang tepat sehingga

akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

(8) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan

wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran

standar. Akibatnya siswa kurang mampu dan takut

kepada guru, bila banyak siswa yang tidak berhasil

dalam mempelajari mata pelajaranya, guru semacam itu

merasa senang. Guru dalam menuntut penguasaan

materi harus sesuai dengan kemampuan siswa

masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan

dapat dicapai.

(9) Keadaan gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi

(37)

gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap

kelas.

(10) Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang

salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. dengan

cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar

siswa itu. Belajar secara teratur setiap hari, dengan

pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang

tepat dan istirahat cukup akan meningkatkan hasil

belajar.

(11) Tugas rumah

Tugas rumah terutama adalah di sekolah, di

samping untuk belajar waktu di rumah biarlah

digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka

diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas

yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak

mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

c) Faktor masyarakat

(1) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat

menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.

Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan

(38)

kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain,

belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak

bijaksana dalam mengatur waktunya.

(2) Mass media

Yang termasuk mass media adalah bioskop,

radio, TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik dan

lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dimasyarakat.

Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik

terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.

Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh

jelek terhadap siswa. Maka perlulah kiranya siswa

mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup

bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di

dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

(3) Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa

lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita

duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik

terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman

bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang sifatnya

(39)

(4) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang

terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi,

mempunyai kebiasaan tidak baik akan berpengaruh

jelek kepada anak yang berada disitu. Sebaliknya jika

lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar

yang baik-baik, mereka akan terpengaruh oleh

orang-orang dilingkunganya tersebut.

2. Persepsi Mahasiswa tentang metode mengajar dosen

a. Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang didahului dengan

penginderaan yaitu merupakan suatu proses yang berwujud

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya.

Stimulus yang telah diindera tersebut oleh individu diorganisasikan

kemudian diinterprestasikan sehingga individu menyadari,

mengerti, tentang apa yang diindera tersebut.

Dalam kenyataanya setiap orang dihadapkan pada sejumlah

besar objek dan peristiwa. Objek dan peristiwa itu tidak

mempunyai arti apa-apa jika tidak diinterpretasikan atau

ditafsirkan. Persepsi terhadap suatu objek dan peristiwa yang sama

dan disampaikan oleh orang yang sama pula, terhadap hal ini tidak

(40)

mungkin tidak kesamaan. Maksudnya satu stimulus dapat

menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda dan beberapa

stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respon yang

sama (Azwar, 1995:10).

Jadi dapat dikatakan persepsi mahasiswa dapat bersifat positif

atau negatif tergantung cara ia memandang atau mempersepsikan

tentang metode mengajar. Sehingga persepsi mahasiswa tentang

metode mengajar dosen adalah suatu proses pemahaman,

menerima, dan menginterpretasikan tentang metode yang

digunakan oleh dosen dalam mengajar.

b. Metode mengajar

1) Pengertian metode mengajar

Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk

menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode mengajar

adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran

(Sudjana, 2011:76). Metode menentukan berbagai kegiatan

belajar mahasiswa sehubungan dengan kegiatan mengajar dosen.

Dengan kata lain akan menciptakan interaksi edukatif.

Dalam interaksi ini dosen berperan sebagai penggerak atau

pembimbing. Sedangkan mahasiswa berperan sebagai penerima

atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan

(41)

dosen. Oleh karenanya, metode mengajar yang baik adalah

metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa.

Baik tidaknya suatu metode mengajar dosen dapat dinilai dari

mahasiswa itu sendiri karenanya disini penulis akan

menguraikan mengenai persepsi mahasiswa tentang metode

mengajar dosen.

2) Jenis-jenis metode mengajar dosen

Proses belajar yang baik sebaiknya menggunakan berbagai

jenis metode mengajar secara bergantian atau saling membahu

satu sama lain. Masing-masing metode ada kelebihan dan

kekuranganya. Oleh karena itu, merupakan tugas dosen untuk

memilih berbagai metode yang tepat dan sesuai dengan materi

yang akan disampaikan untuk menciptakan proses belajar

mengajar.

Ketepatan penggunaan metode mengajar tergantung pada

tujuan, isi proses belajar mengajar dan kegiatan belajar

mengajar. Ditinjau dari segi penerapanya, metode-metode

mengajar ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa salam

jumlah besar dan ada yang tepat digunakan untuk mahasiswa

dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan di dalam

kelas atau bahkan di luar kelas. Berikut ini akan diuraikan

(42)

a) Metode ceramah

Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan

(Sudjana, 2011:76). Dalam metode ini merupakan dosen

harus merangsang mahasiwanya untuk berpikir, membimbing

mereka dalam perkembanganya, membantu mereka dalam

cara belajar, dan dalam melakukan eksperimen, dan dalam

memecahkan masalah-masalah yang ada didalam hidup

mereka. metode ini pun akan berhasil dengan baik bila

penggunaanya betul-betul dipersiapkan dengan baik,

didukung dengan media, dan metode-metode yang lain ,

misalnya tanya jawab, tugas, latihan, dan lain-lain. Ada dua

hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode ini

(Sudjana, 2011:77) yaitu :

(1) Menetapkan apakah metode ceramah wajar digunakan

dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

(a) Tujuan yang hendak dicapai

(b) Bahan yang akan diajarkan termasuk buku

sumbernya yang tersedia

(c) Alat, fasilitas, waktu yang tersedia

(d) Jumlah murid beserta taraf kemampuanya

(e) Kemampuan guru dalam penguasaan materi dan

(43)

(f) Pemilihan metode mengajar lainya sebagai metode

bantu

(g) Situasi pada waktu itu

(2) Langkah-langkah menggunakan metode ceramah yang

diharapkan adalah sebagai berikut

(a) Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk

menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum

mengajar dimulai.

(b) Tahap penyajian, artinya tiap guru menyampaikan

bahan ceramah.

(c) Tahap asosiasi, artinya memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menghubungkan dan

membandingkan bahan ceramah yang telah

diterimanya.

(d) Tahap generalisasi, pada tahap ini kelas

menyimpulkan hasil ceramah.

(e) Tahap aplikasi atau evaluasi, trahap terakhir ini

diadakan penilaian terhadap pemahaman siswa

mengenai bahan yang telah diberikan guru baik

lisan, tugas, dan lain-lain.

Metode ceramah akan wajar digunakan apabila

(Sudjana, 2011:78) apabila :

(44)

ii. Tidak ada sumber bahan pelajaran kepada

siswa

iii. Mengahadapi sejumlah siswa yang cukup

banyak.

b) Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar

yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung

yang bersifat two way traffic, sebab pada saat yang

sama terjadi dialog antara dosen dan mahasiswa

(Sudjana, 2011:78). Dosen bertanya dan mahasiswa

menjawab atau sebaliknya mahasiswa bertanya dan

dosen menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya

hubungan timbal balik secara langsung antara dosen

dan mahasiswanya. Metode ini dapat dijadikan sebagai

pendorong dan pembuka jalan bagi mahasiswa untuk

mengadakan penelusuran lebih lanjut dalam rangka

belajar kepada berbagai sumber belajar seperti buku,

majalah, surat kabar,masyarakat dan lain sebagainya.

c) Metode diskusi

Pada dasarnya diskusi adalah tukar menukar

informasi, pandapat, dan unsur-unsur pengalaman

secara teratur dengan maksud untuk mendapat

(45)

tentang sesuatu atau mempersiapkan atau

menyelesaikan keputusan bersama (Sudjana, 2011:79).

Diskusi hanya mungkin timbul jika dihadapi suatu

masalah yang memungkinkan jawabanya

bermacam-macam. Tetapi diskusi berbeda denga debat, karena

debet adalah perang mulut, orang beradu argumentasi,

beradu paham, dan kemampuan persuasi untuk

menenagkan pahamnya sendiri. Dalam diskusi

mahasiswalah yang harus berbicara bukan dosen. Oleh

karena itu, dalam diskusi tiap orang diharapkan

memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok

kembali dengan paham yang dibina bersama.

d) Metode kerja kelompok

Metode kerja kelompok atau bekerja dalam

situasi kelompok mengandung pengertian bahwa

mahasiswa dalam satu kelas dipandang sebagai satu

kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas

kelompok-kelompok kecil (Sudjana, 2011:83). Ada dua

jenis kelompok bisa dilihat dari segi proses kerjanya

yaitu :

(1) Kelompok jangka pendek, artinya jangka waktu

untuk bekerja dalam kelompok tersebut hanya pada

(46)

(2) Kelompok jangka panjang, proses kerja dalam

kelompok itu bukan hanya pada waktu itu saja tetapi

dapat berlaku untuk satu periode tertentu sesuai

dengan tugas masalah yang akan dipecahkan

e) Metode demontrasi

Metode demonstrasi adalah suatu metode

mengajar dengan cara meragakan atau mempertunjukan

kepada siswa atau mahasiswa suatu proses, situasi, atau

benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya

ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan

lisan. Metode ini baik untuk memberikan gambaran

yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan

dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat

sesuatu, proses bekerjanya sesuatu proses mengerjakan

atau menggunakanya, komponen-komponen yang

membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan

cara lain dan untuk mrengetahui atau melihat kebenaran

sesuatu.

f) Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama adalah semacam sandiwara

tanpa script (bahan tertulis), tanpa latihan terlebih

dahulu, tanpa menyeluruh anak menghafalkan sesuatu.

(47)

pengertian yang lebih mendalam tentang pikiran dan

perasaan manusia dalam berbagai situasi yang

mengandung suatu masalah sosial.

g) Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah metode mengajar

dengan cara melakukan percobaan untuk membuktikan

suatu hal yang sudah diajarkan dan kemudian melihat

apa yang terjadi yang kemudian membandingkanya

dengan teori yang telah diajarkan.

h) Metode pemecahan masalah

Metode pemecahan masalah adalah cara penyajian

bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai

titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis

dalam usaha mencari pemecahan atau jawaban oleh

siswa atau mahasiswa. Metode pemecahan masalah ini

sering dinamakan dengan problem solving method,

reflective thinking method,atauscientific method.

i) Metode latihan

Metode latihan pada umumnya digunakan untuk

memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari

(48)

j) Metode karyawisata

Metode karyawisata adalah metode mengajar

dengan cara mengunjungi suatu tenpat keluar kelas

dalam rangka belajar. Dengan adanya karyawisata maka

akan terbentuk suatu jembatan yang menghubungkan

antara kampus dengan masyarakat dan lingkunganya.

k) Metode simulasi

Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti

berpura-pura atau berbuat seolah-olah, atau simulation

yang berarti tiruan atau perbuatan yang hanya

berpura-pura saja. Simulasi dengan metode mengajar adalah

cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi

tiruan atau berpura-pura dalam proses belajar untuk

memperoleh suatu pemahaman tentang hakikat suatu

konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

l) Metode penemuan

Metode penemuan adalah cara penyajian

pelajaran yang banyak melibatkan siswa atau

mahasiswa dalam proses-proses mental dalam rangka

penemuanya. Menurut sound, discovery adalah proses

mental, dan dalam proses itu individu mengasimilasi

(49)

m) Metode proyek atau unit

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian

pelajaran yang titik tolak dari suatu masalah, kemudian

dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga

pemecahanya secara keseluruhan dan bermakana.

n) Metode sistem regu (team-teaching)

Metode sistem regu adalah metode mengajar yang

dilakukan oleh dua orang dosen atau lebih yang

bekerjasama untuk mengajar sebuah kelompok

mahaiswi. Jadi dalam satu kelas dihadapi oleh beberapa

dosen.

o) Metode survai masyarakat

Metode survai masyarakat adalah metode mengajar

dengan cara mencari informasi atau keterangan dari

sejumlah unit tertentu baik melalui observasi maupun

komunikasi langsung (wawancara).

p) Pembelajaran kontekstual (contextual teaching

learning)

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar

yang mendorong guru untuk menghubungkan antara

materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.

(50)

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam

kehidupan mereka sehari-hari.

q) Pembelajaran kooperatif(cooperatif learning)

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan

kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

3. Intensitas belajar

a. Pengertian Intensitas Belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian

intensitas belajar adalah keadaan tingkatan atau intensnya.

Sedangkan intens adalah hebat atau sangat kuat, penuh semangat.

Sedangkan belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan

(Ali imron, 1996:3). Jadi intensitas belajar adalah suatu keadaan

dimana seseorang secara sungguh-sungguh dan terus menerus

mengumpulkan pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang

optimal.

b. Cara belajar yang efisien

Cara belajar yang efisien mengandung asas-asas tertentu

yang tidak saja harus dipahami oleh mahasiswa tetapi juga harus

dihayati selama masa studinya di perguruan tinggi. dalam setiap

(51)

pedoman untuk suksesnya itu. Asas adalah suatu dalil utama yang

dapat diterapkan pada suatu rangkaian kegiatan untuk menjadi

petunjuk dalam melakukan tindakan-tindakan. Demikian pula

dalam usaha belajar dapatlah dicari dan ditentukan asas-asas

tertentu yang berguna sebagai pedoman bagi para mahasiswa

dalam melakukan studinya. Prinsip-prinsip dalam belajr itu

menyangkut 3 hal, yaitu keteraturan, kedsiplinan, dan konsentrasi.

1) Keteraturan dalam belajar

Pokok pangkal yang pertama dari cara belajar yang baik

adalah keteraturan. Pengetahuan mengenai cara belajar yang

efisien pada umumnya berupa rumus-rumus untuk bekerja

secara teratur. Hanya dengan bekerja secara teratur seorang

mahasiswa akan memperoleh hasil yang baik. Ia harus secara

teratur mengikuti kuliah. Membaca buku pelajaran harus juga

teratur. Catatan-catatan pelajaran juga harus ditata secara

teratur begitu pula dengan perlengkapan belajar.

Jika sifat keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga

menjadi kebiasaan seseorang mahasiswa dalam pembuatanya,

maka sifat ini akan mempengaruhi pula jalan pikirnya. Hanya

dengan jalan pikiran yang teratur maka ilmu itu dapat

(52)

2) Disiplin belajar

Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku, dan

perbuatan mahasiswa untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan

sekaligus mengendalikan diri meneysuaikan diri terhadap

aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang

dan menunjukan kesadaran akan tanggung jawab terhadap

tugas dan kewajiban. Tujuanya agar setiap individu memiliki

disiplin jangka panjang, yaitu disiplin yang tidak hanya

didasarkan pada kepatuhan terhadap aturan atau otoritas, tetapi

lebih kepada pengembangan kemampuan untuk mendisiplinkan

diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan individu.

Dengan adanya disiplin diri yang tertanam dalam diri

mahasiswa, hal ini akan menjadikan mereka lebih aktif dan

kreatif dalam belajar. Dengan adanya disiplin belajar yang bagi

mahasiswa akan meningkatkan ketekunan serta memperbesar

kemungkinan mahasiswa untuk berkreasi dan berprestasi.

Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan

pedoman-pedoman yang di dalam usaha belajar, barulah seorang

mahasiswa mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Sifat

bermalas-malasan, keinginan mencari gampangnya saja,

keseganan untuk bersusah payah memusatkan pikiran,

kebiasaan untuk melamun dan gangguan-gangguan lainya

(53)

akan bisa diatasi apabila mahasiswa mempunyai disiplin.

Berdisiplin selain akan membuat seorang mahasiswa memiliki

kecakapan mengenai cara belajar yang baik juga merupakan

suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik. Cara

belajar yang baik bukanlah bakat sejak lahir dari segolongan

saja. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat

dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan. Tetapi

keteraturan dan disiplin harus ditanam dan dikembangkan

dengan penuh kesungguhan agar deapt dimiliki oleh seorang

mahasiswa. Dapat dikatakan mahaiswa yang memiliki disiplin

belajar cenderung memiliki prestasi yang lebih baik

dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki

kedisiplinan dalam belajar. Oleh karena itu mahasiswa harus

memiliki kedisiplinan belajar agar mereka memiliki prestasi

yang bagus.

3) Konsentrasi

Setiap mahasiswa yang sedang menuntut ilmu harus

melakukan konsentrasi dalam belajarnya tanpa konsentrasi tak

mungkin ia berhasil menguasai pelajaranya. Di dalam ruang

kuliah sering dijumpai seorang mahasiswa walaupun

tampaknya mendengarkan penjelasan dosen, tapi ternyata

(54)

4. Fasilitas belajar

a. Pengertian fasilitas belajar

Komunikasi anatra pendidik dan anak didik yang berwujud

pergaulan memungkinkan terjadinya proses pendidikan. Di dalam

suatu kehidupan modern media komunikasi bukanlah barang yang

mewah, di mana salah satu syarat untuk berhasil atau tidaknya

suatu program organisasi ialah menggunakan media atau sarana

yang baik dan tepat. Hal ini pun terjadi dalam pendidikan baik

secara formal, informal, ataupun non formal yang biasa diberi

nama media pendidikan.

Dalam dunia pendidikan hal tersebut dinamakan alat peraga

atau sarana belajar. Pengertian sarana belajar adalah bahan, alat

atau media yang digunakan dalam belajar mengajar baik didalam

kelas maupun luar kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan

lancar dan tepat guna.

Seorang dosen harus berusaha agar materi pengajaran yang

disampaikan dapat dengan mudah diserap atau dimengerti oleh

mahasiswa. Oleh karena itu, untuk memudahkan penyampaian

materi pengajaran tersebut perlu diusahakan agar mahasiswa

memanfaatkan menggunakan sarana belajar yang ada.

Pengertian sarana belajar yang penulis maksud adalah bahan,

alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh mahasiswa untuk

(55)

b. Fungsi sarana belajar

Beberapa fungsi sarana belajar:

1) Fungsi edukatif, artinya dengan sarana belajar ini dapat

memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai

pendidikan. Pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun

orang lain.

2) Fungsi sosial, artinya dengan sarana belajar ini berhubungan

antara pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara

gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan sarana

itu.

3) Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam sarana belajar

pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik

dan bisa dipergunakan sepanjang waktu.

4) Fungsi politis, artinya dengan sarana belajar ini berarti sumber

pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama

sampai didaerah-daerah bahkan di tiap-tiap kampus.

5) Fungsi seni, artinya dengan adanya sarana belajar ini berarti

kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya

manusia sehingga pengetahuan mahasiswa tentang nilai-nilai

budaya manusia makin lama makin bertambah.

c. Jenis-jenis sarana belajar

(56)

memang keras, misalnya: perpustakaan, meja belajar, ruang belajar,

ruang kelas, dan lain-lain sedangkan yang dimaksud dengan

perangkat lunak adalah yang secara fisik memang lunak misalnya :

modul, buku tulis, alat-alat tulis dan lainya.

5. Lingkungan belajar

a. Pengertian lingkungan belajar

Selain faktor individu, faktor lingkungan lebih-lebih lingkungan

belajar sangat menentukan motivasi belajar seseorang untuk

mendapatkan prestasi belajar yang baik, sebab individu secara

sadar atau tidak senantiasa tersosialisasi oleh lingkunganya.

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat

belajar.

b. Jenis-jenis lingkungan belajar

Lingkungan belajar ini meliputi : lingkungan fisik dan lingkungan

sosial (Ali imron, 1996:103). Adapun uraianya adalah sebagai

berikut:

1) Lingkungan fisik

Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajar tersebut

belajar sehingga si pembelajar dapat merasakan apakah tempat

belajarnya nyaman ataukah tidak. Hal yang demikian sangat

berpengaruh pada motivasi belajar yang pastinya akan

berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar seseorang.

(57)

akan memberi gairah untuk belajar seseorang. Sebaliknya,

tempat belajar yang teratur, yang tertata dengan rapi akan

mendorong seseorang bergairah dalam belajar. Tempat belajar

yang bising pun dapat menganggu belajar seseorang, tapi

sebaliknya tempat belajar yang tenang bisa menimbulkan

gairah belajar.

2) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial adalah suatu tempat dimana seseorang

itu ada keterkaitan dengan orang lain. Lingkungan sosial ini

bisa berupa lingkungan sepermainan, lingkungan teman

sebaya, kelompok belajar, dan lingkungan keluarga. Walaupun

faktor pribadi seseorang lebih menentukan terhadap diri sendiri

haruslah diakui bahwa kelompok belajar, teman sebaya,

lingkungan sepermainan, maupun lingkungan keluarga ini pun

sangat menetukan motivasi seseorang dalam pencapaian

prestasi belajar yang baik.

Misalnya jika dalam lingkungan sosial seseorang tidak

terbiasa dengan aktivitas belajar, atau dapat disebut belajar

belum membudaya maka seseorang itu kurang memotivasi

atau bahkan tidak termotivasi sama sekali untuk belajar.

Begitupun dalam lingkungan keluarga yang kurang

(58)

orang tua maupun anggota keluarga yang lainya, terkadang

seseorang mengalami lemah semangat untuk belajar.

Padahal lingkungan keluarga sangat berperan penting

untuk mengajarkan seseorang agar dapat membiasakan belajar

sebagai sebuah kewajiban. Apabila dalam lingkungan

keluarga, anggota keluarga tidak membiasakan hal tersebut

biasanya seseorang tersebut tidak akan termotivasi dalam

belajar karena menganggap itu bukan budaya dalam

keluarganya.

B. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

1. Kerangka Berpikir

a. Kontribusi persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen

terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan penelitian H.M Farid Nasution (2001) yang

berjudul“Hubungan metode mengajar dosen, keterampilan belajar,

sarana belajar, dan lingkungan belajar dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa“menunjukan ada hubungan yang positif dan signifikan antara metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa

yang berarti semakin baik metode mengajar dosen akan semakin

tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. Kontribusi antara persepsi

mahasiswa tentang metode mengajar dosen dalam kegiatan belajar

mengajar, penulis menduga metode mengajar dosen mempunyai

(59)

mahasiswa. Metode mengajar yang digunakan dosen sangat

mempengaruhi pretasi belajar mahasiswa. Seorang mahasiswa

akan senang untuk belajar bila penggunaan metode mengajar dosen

telah sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

b. Kontribusi antara intensitas belajar terhadap prestasi belajar

mahasiswa.

Intensitas belajar merupakan suatu keadaan dimana

seseorang secara sungguh-sungguh dan terus menerus

mengumpulkan pengetahuan sehingga memperoleh hasil yang

optimal. Indikator intensitas belajar adalah disiplin belajar,

tujuanya agar setiap individu memiliki disiplin jangka panjang,

yaitu disiplin yang tidak hanya didasarkan pada kepatuhan

terhadap aturan atau otoritas, tetapi lebih kepada pengembangan

kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri sebagai salah satu

ciri kedewasaan individu. Dengan adanya disiplin diri yang

tertanam dalam diri mahasiswa, hal ini akan menjadikan mereka

lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Dengan adanya disiplin

belajar, penulis menduga disiplin belajar mempunyai kontribusi

atau andil besar mahasiswa untuk meningkatkan ketekunan serta

memperbesar kemungkinan mahasiswa untuk berkreasi dan

(60)

c. Kontribusi sarana belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Sarana belajar adalah bahan, alat, media atau fasilitas yang

digunakan oleh mahasiswa untuk belajar baik di dalam kampus

maupun di luar kampus. Penggunaan sarana belajar yang baik akan

sangat menunjang kegiatan belajar mengajar mahasiswa. dimana

mahasiswa akan merasa lebih memahami dan mengerti tentang apa

yang telah disampaikan dosen melalui sarana belajar. Dengan

adanya sarana belajar yang baik penulis menduga memiliki

kontribusi terhadap pretasi belajar mahasiswa. Semakin baik sarana

belajar, semakin baik pula prestasi belajar mahasiswa.

d. Kontribusi lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Faktor lingkungan, lebih-lebih lingkungan belajar sangat

menentukan motivasi belajar seseorang untuk mendapatkan

prestasi belajar yang baik, sebab individu secara sadar atau tidak

senantiasa tersosialisasi oleh lingkunganya. Mahasiswa yang

merasa lebih nyaman dan tenang dengan lingkungan belajarnya

akan dapat lebih berkonsentrasi dan lebih bergairah untuk belajar.

Oleh karena itu penulis menduga bahwa kondisi lingkungan belajar

akan mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Semakin baik

kondisi lingkungan belajar semakin tinggi prestasi belajar

Gambar

Gambar. 2.1.
Tabel. III. I
Tabel. III.2
Tabel. III.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

mengakibatkan kedua kaki lepas dari lantai maka gerakan tersebut merupakan gerakan dengan intensitas yang tinggi. Dengan mengeluarkan banyak keringat tentu akan

Sementara penelitian utama mencakup (1) konstruksi dan reduksi data mass array untuk mengubah hasil analisis LC-MS menjadi data yang dapat diolah secara statistika,

Di samping penyajian produk yang menarik, penataan ruang pun unik ditambah dengan fasilitas yang lengkap dan pemandangan yang ditawarkan Enhaii

Luaran wajib dari Penelitian Dosen Pemula ini adalah publikasi ilmiah dalam jurnal lokal.. yang mempunyai ISSN atau jurnal

Praktik mengajar mandiri adalah praktik mengajar yang dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, mahasiswa melaksanakan sendiri proses pembelajaran tanpa ditunggu dan

penggunaan teknik Sebar Gambar telah digunakan oleh Ratu Arini Martika Ditayanti Jurusan Kajian bahasa Jepang (2007) dalam skripsinya untuk pembelajaran kosakata

Bahan yang digunakan adalah data iklim harian di tiga pos penakar yaitu stasiun Jumantono, Tawangmangu dan Bendosari dari tahun 2008 sampai tahun 2013

proporsi yang berbeda berdasarkan pada ukuran tubuh dari ikan gabus tersebut sehingga setiap bagian ikan dapat dimanfaatkan sesuai dengan manfaatnya.. Penelitian ini