• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN

LINGKUNGAN KERJA FISIK KARYAWAN TERHADAP

MOTIVASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi UPT. Balai Yasa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Patricius Bryan Widyanto

NIM: 072214033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN

LINGKUNGAN KERJA FISIK KARYAWAN TERHADAP

MOTIVASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi UPT. Balai Yasa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Patricius Bryan Widyanto

NIM: 072214033

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

Motto dan Persembahan

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan

mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”

(Mat 7:7)

“Kita adalah percik api semangat, redup itu pasti namun takkan

pernah mati..”

(JRX)

“Kita tidak akan bisa menjadi sempurna karena kita sudah sempurna

sebagai manusia dengan ketidaksempurnaan kita, namun kita bisa

menjadi manusia yang lebih baik...”

(penulis)

Karya Sederhana ini kupersembahkan bagi

:

Bapak, Ibu, dan Kedua Adikku

(6)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN

LINGKUNGAN KERJA FISIK KARYAWAN TERHADAP

MOTIVASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi UPT. Balai Yasa Yogyakarta

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 29 November 2011 adalah hasil karya saya

Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak

terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara

menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku

seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain

tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka

saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang

saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan

perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 30 November 2011

Yang membuat pernyataan,

(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Patricius Bryan Widyanto

Nomor Mahasiswa

: 072214033

Demi kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN LINGKUNGAN

KERJA FISIK KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelola dalam pangkalan data, mendistribusikannya diinternet

atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama masih mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 30 November 2011

Yang menyatakan

(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat limpahan kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Pengaruh Kepuasan Kerja Karyawan dan Lingkungan Kerja Fisik Karyawan

terhadap Motivasi Kerja Karyawan” Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi

UPT. Balai Yasa Yogyakarta dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, dan bimbingan

dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Untuk itu

penulis ingin secara khusus menyampaikan ucapan terimakasih dengan tulus kepada:

1.

Dr. Ir. P. Wiryono P,S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2.

Drs. Y.P. Supardiyono, M. Si., Akt., Q.I.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3.

Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma.

(9)

5.

Dra. Yuliana Rini Hardanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia untuk memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

6.

Bapak John Philio Simandjuntak, S.E, M.M. selaku Dosen Penguji yang

banyak memberikan masukan yang berguna.

7.

Seluruh dosen dan staf sekretariat FE yang telah membagi ilmu yang dimiliki

dan membimbing mahasiswa agar memiliki keunggulan akademik &

humanistik.

8.

Kepala, staff, dan karyawan UPT. Balai Yasa Yogyakarta yang telah

menerima saya selama melakukan penelitian untuk skripsi ini.

9.

Bapak Miming Kuncoro, ST selaku Pembimbing Lapangan yang telah

meluangkan waktu dan memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.

10.

Seluruh Assmen (Bp. Darwanto, Bp. Iskandar, Bp. Sriyono, Bp. Indi, Bp.

Toni, dan Bp. Parno) dan karyawan bagian produksi UPT. Balai Yasa

Yogyakarta yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk mengisi

kuesioner penelitian ini.

11.

Bapak dan Ibuku tercinta Patricius Dasuki dan Elisabeth Purwidiyanti.

Terimakasih karena menjadi orang tua terhebat.

You’re the saints of my

life

....Selalu dukung dan doakan anakmu ini untuk meraih mimpinya dimasa

depan.

12.

Kedua adiku Elisabeth Rosalia Widyanti dan Martinus Widyanto

(10)

14.

Om Rismu, Bulek Tri, Bulek Siwi, Om Pantoro, Bulek Sadwi, dan Pakdhe

Karman beserta keluarga. Terima kasih untuk

support

nya..

15.

Teman-temanku di Sanata Dharma yang banyak memberi ide, saran, maupun

gangguan. Anisa, Erika, Mbak Ani, Adnan, Kapten Mega, Ryan, Tokrat,

Hendi Ambon, Dedi, Nicho, Tri, Julkip, Jorish, Obet, Galih’07, dan lainnya

yang tak bisa tersebutkan.

16.

Teman-teman Bacox Warrior Man’07 , Black Horse, dan V2V FC.

17.

Teman-teman selama KKP. Amel, U’ut, Hesti, Bima dan Diazt botak.

18.

Teman-teman MPT (Suster Trice, Sangga, Dicky, Dwi, mbak Awuli dll).

19.

Teman-teman disekitarku X’K Blacklight, Mendho Rock, Devi, dan lainnya.

You Rock Guys..

!!

20.

Inspiratorku dikala frustasi melanda. SID, Social Distortion, Steven and

Coconut treez, The Cranberries, dan Yui-

Skyline

.

21.

Special big thanks and praises for

our mother

Holly

Marry

and our lord

JESUS

.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Yogyakarta, 30 November 2011

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI

...

x

HALAMAN DATAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... ... xvi

ABSTRACT

... ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A Latar Belakang ... 1

B Rumusan Masalah ... 5

C Pembatasan Masalah . ... 5

D Tujuan Penelitian ... 6

E Manfaat Penulisan ... 6

F Sistematika Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

B. Penelitian- penelitian Sebelumnya ... 40

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 41

(12)

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A Jenis Penelitian ... 44

B Waktu dan Lokasi Penelitian ... 44

C Variabel Penelitian ... 44

D Definisi Operasional ... 45

E Populasi dan Sampel ... 47

F Teknik Pengambilan Sampel ... 48

G Sumber Data ... 49

H Teknik Pengumpulan Data ... 49

I Teknik Pengujian Instrumen ... 50

J Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 59

A. Sejarah UPT. Balai Yasa Yogyakarta ... 59

B. Visi dan Misi Perusahaan ... 60

C. Tugas Pokok UPT. Balai Yasa Yogyakarta ... 60

D. Fungsi UPT. Balai Yasa Yogyakarta ... 61

E.

Struktur

Organisasi UPT. Balai Yasa Yogyakarta ... 62

F. Fasilitas UPT. Balai Yasa Yogyakarta ... 68

G. Fasilitas untuk Karyawan UPT. Balai Yasa Yogyakarta ... 70

H. Konsep dan Pelaksanaan Pemeliharaan Lokomotif ... 70

I. Dasar Sisteem Pengawasan/Pengendalian Kualitas ... 71

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 90

A. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... 74

B. Analisis Deskriptif ... 76

C. Analisis Data ... 81

D. Pembahasan ... 93

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 98

(13)
(14)

DAFTAR TABEL

III.1 Populasi Penelitian ... 47

III.2 Pembagian Porsi Sampel ... 49

III.3 Tabel

Judgement

... 52

V.1 Hasil Uji Validitas ... 75

V.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 76

V.3 Hasil Perhitungan Karakteristik Berdasar Jenis Kelamin ... 77

V.4 Hasil Perhitungan Karakteristik Berdasar Umur ... 78

V.5 Hasil Perhitungan Karakteristik Berdasar Pendidikan Terakhir ... 78

V.6 Hasil Perhitungan Karakteristik Berdasar Status Pernikahan ... 79

V.7 Hasil Perhitungan Karakteristik Berdasar Subbagian/Golongan ... 80

V.8 Tabel

Judgement

Skor Variabel ... 81

V.9 Penentuan Tingkat Kepuasan Kerja ... 83

V.10 Penentuan Tingkat Kualitas Lingkungan Kerja Fisik ... 84

V.11 Penentuan Tingkat Motivasi ... 85

V.12 Hasil Uji Multikolinieritas ... 85

V.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 87

V.14 Hasil Uji Normalitas ... 89

V.15 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 91

V.16 Hasil Uji t ... 92

(15)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Proses Motivasional Dasar ... 33

2.2 Hubungan Teori Maslow dan Herzberg ... 38

2.3 Kerangka Konseptual ... 41

4.1 Struktur Organisasi UPT. Balai Yasa Yogyakarta ... 75

5.1 Gambar Daerah Penentuah H

0

Uji Heterokedastisitas LnX

1

... 88

5.2 Gambar Daerah Penentuah H

0

Uji Heterokedastisitas LnX

2

... 88

5.3 Gambar

Scatter Plot

... 89

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 105

Lampiran 2 Tabulasi Data dan Analisis Tingkat Skor ... 109

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 118

Lampiran 4 Analisis Deskriptif ... 126

Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik dan Regresi Linier Berganda ... 129

(17)

ABSTRAK

PENGARUH KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN LINGKUNGAN

KERJA FISIK KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan Bagian Produksi UPT. Balai Yasa Yogyakarta

Patricius Bryan Widyanto

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja karyawan

dan lingkungan kerja fisik karyawan terhadap motivasi kerja karyawan. Pengumpulan

data dilakukan membagikan kuesioner kepada karyawan non-manajerial bagian

produksi UPT. Balai Yasa Yogyakarta pada tanggal 11-19 Juli 2011 dengan jumlah

153 kuesioner sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah

proportional random sampling

. Teknik analisis data yang

digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan

software

dan SPSS 12.0 .

(18)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF EMPLOYEES JOB SATISFACTION AND

EMPLOYEES PHYSICAL WORKING ENVIRONMENT TOWARDS THE

EMPLOYEES MOTIVATION

Case Study on the Production Division Employees of UPT. Balai Yasa Yogyakarta

Patricius Bryan Widyanto

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

This study aims to determine the influence of employees job satisfaction and

employees physical working environment towards employees motivation . Data

collection was done by distributing the questionnaires to the non managerial

employees of

UPT. Balai Yasa Yogyakarta

from 11 to 19 July 2011. The research

distributed 153 questionnaires completed by non managerial employees of

UPT.

Balai Yasa Yogyakarta

to be used as research samples. The sampling technique used

was proportionate random sampling. The data analysis technique used was multiple

linear regression by using software SPSS 12.0.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini teknologi dan ilmu pengetahuan telah berkembang dengan

pesat sehingga persaingan didunia bisnis pun semakin ketat. Setiap perusahaan

mencoba untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu

pengetahuan dengan harapan akan mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas

yang tinggi dan pada akhirnya akan mendatangkan kesuksesan yang biasa

diukur dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Kesuksesan perusahaan

tergantung dari sejauh mana perusahaan tersebut dapat memanfaatkan sumber

daya yang ada (Nugroho : 2002 :70).

Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari sumber daya

modal, sumber daya fisik, sumber daya teknologi, dan sumber daya manusia.

Dari berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan salah satu sumber

daya yang memegang peranan penting tercapai atau tidaknya keberhasilan

perusahaan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia dianggap

penting karena orang-orang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan segala

usaha mereka kepada organisasi (Handoko :1984 :233). Sumber daya manusia

memiliki kaitan yang sangat erat dengan produktivitas perusahaan atau

organisasi.

Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo ( 1995: 281 ) produktivitas

adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil ( jumlah

(20)

dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Sedangkan

George J. Washinis ( Rusli Syarif,1991: 1 ) memberi pendapat bahwa

“Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna.

Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam

yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertentu, sedangkan hasil guna

menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan”. Dari kedua

pendapat tersebut dapat kita mengerti betapa pentingnya sumber daya manusia

bagi salah satu faktor agar proses produksi dapat berjalan.

Terkadang proses produksi mengalami suatu kendala, salah satunya pada

sumber daya manusia (karyawan). Produksi perusahaan dapat menurun jika

karyawan tidak bekerja secara optimal. Banyak faktor yang mempegaruhi

kinerja karyawan, yang salah satunya adalah motivasi kerja. Motivasi pada

suatu organisasi atau perusahaan bertujuan untuk mendorong semangat kerja

para karyawan agar mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan

dan ketrampilan demi terwujudnya tujuan dari organisasi

Motivasi kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan

ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri

karyawan itu sendiri. Motivasi intrinsik dapat berupa kepuasan kerja yang

didapat oleh karyawan. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor dari luar

pribadi karyawan yang dapat berupa faktor-faktor lingkungan disekitar

karyawan.

Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting untuk

(21)

kepuasan dapat diperoleh dari pekerjaannya dan kepuasan kerja merupakan

kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam

mendukung terwujudnya tujuan perusahaan (Hasibuan, 2003:203). Kepuasan

kerja yang tinggi atau baik akan membuat karyawan semakin loyal kepada

perusahaan atau organisasi. Jika karyawan semakin termotivasi dalam bekerja

dan mendapatkan kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar kemungkinan

tercapainya produktivitas dan motivasi yang tinggi pula.

Bagi setiap individu dalam perusahaan, kepuasan kerja merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja mereka. Pengaruh kepuasan

kerja pada setiap individu di perusahaan akan berbeda satu sama lain karena

pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap

individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan

sistem nilai dan persepsi yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak

aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka

semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya dan begitu juga dengan

sebaliknya.

Selain kepuasan kerja masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi

motivasi kerja karyawan, salah satunya adalah lingkungan kerja. Lingkungan

kerja erat kaitannya dengan suasana dan keadaan yang akan karyawan rasakan

saat berada di lingkungan organisasi. Lingkungan fisik adalah sesuatu yang

berada di sekitar para pekerja yang meliputi warna, cahaya, udara, suara serta

musik yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

(22)

Lingkungan fisik yang baik akan mendorong timbulnya motivasi kerja

karyawan. Dengan motivasi kerja yang tinggi, karyawan akan dapat bekerja

dengan perasaan senang sehingga mereka akan dapat bekerja dengan baik.

Sebaliknya apabila lingkungan fisik buruk tentu produktivitas kerja menurun,

karena karyawan akan merasa tidak nyaman dan terganggu dalam bekerja.

Lingkungan kerja fisik memiliki peranan penting dalam membentuk motivasi

kerja karyawan. Dari sini dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja dapat

berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan, sehingga setiap

organisasi atau unit kerja yang ada harus mengusahakan agar faktor-faktor

yang termasuk dalam lingkungan kerja dapat diusahakan sedemikian rupa

sehingga nantinya mempunyai pengaruh yang positif bagi organisasi itu

sendiri.

Penulis merasa tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut di UPT.

Balai Yasa Yogyakarta. UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan perusahaan

penyedia jasa perbaikan bagi lokomotif kereta api satu-satunya di Pulau Jawa.

Oleh karena itu faktor sumber daya manusia sangatlah penting bagi

perusahaan. sumber daya manusia tidak lepas dari permasalahan motivasi

kerja. Penulis ingin mengetahui apakah kepuasan kerja dan lingkungan kerja

fisik berpengaruh pada motivasi kerja karyawan UPT. Balai Yasa Yogyakarta.

Dengan gaji tetap yang telah dimiliki, seorang pekerja akan mendapatkan gaji

yang sama dengan bekerja secara optimal ataupun tidak. Oleh karena itu

penulis ingin mengetahui kepuasan kerja dan lingkungan kerja fisik dapat

(23)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui apakah ada

pengaruh antara kepuasan kerja dan lingkungan kerja fisik karyawan terhadap

motivasi kerja karyawan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN

LINGKUNGAN KERJA FISIK KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI

KERJA KARYAWAN Studi Kasus pada Karyawan UPT. Balai Yasa

Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka

permasalahan yang dapat diidentifikasi berkaitan dengan penelitian yaitu :

1. Seberapa tinggi tingkat kepuasan kerja, lingkungan kerja fisik,dan

motivasi kerja karyawan?

2. Apakah ada pengaruh kepuasan kerja dan lingkungan kerja fisik

karyawan terhadap motivasi kerja karyawan secara sendiri-sendiri dan

secara bersama-sama (simultan)?

C. Batasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas dan dapat menjawab

permasalahan yang ada, maka akan dibatasi pada :

1. Variabel pertama yang diteliti penulis adalah kepuasan kerja

(24)

indikator :sifat pekerjaan, supervisi,upah,hubungan dengan rekan

kerja, dan kesempatan promosi.

2. Variabel kedua yang diteliti penulis adalah lingkungan kerja fisik

karyawan. Lingkungan fisik diambil karena merupakan faktor yang

langsung dirasakan oleh karyawan. Lingkungan kerja fisik

karyawan akan diteliti dengan 5 indikator yaitu :sistem penerangan,

kebersihan, tingkat kebisingan, warna, dan temperatur.

3. Responden yang akan diteliti adalah karyawan non-manajerial

UPT. Balai Yasa Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja, lingkungan kerja fisik

karyawan, dan motivasi kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kepuasan kerja dan lingkungan

kerja fisik karyawan terhadap motivasi kerja karyawan secara

sendiri-sendiri ataupun bersama-sama (simultan).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat bagi pihak-pihak

(25)

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai

bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan yang berhubungan

dengan lingkungan kerja dan kepuasan kerja karyawan dan dalam rangka

peningkatan ataupun pemeliharaan motivasi kerja karyawan.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bacaan ilmiah bagi

mahasiswa dan dapat berguna bagi bahan pertimbangan dan acuan dalam

penulisan karya ilmiah selanjutnya mengenai motivasi kerja.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

disiplin ilmu yang didapatkan selama kuliah di Universitas Sanata Dharma

serta sebagai sarana mencari jawaban atas ketertarikan penulis melakukan

penelitian ini.

F. Sistematika Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

(26)

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

Bab ini mengemukakan tentang kajian teori, hasil penelitian yang

relevan, dan kerangka berfikir yang mendukung penelitian

dilakukan.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang waktu dan wilayah penelitian, metode

penelitian, variabel, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,

teknik pengambilan sampel, teknik pengujian instrument dan alat analisis data.

BAB IV. GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN

Berisi tentang sejarah perusahaan, profil perusahaan dan informasi

tentang perusahaan.

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum penelitian, uji instrument

penelitian, data karakteristik responden, dan pembahasan.

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Berisi tentang kesimpulan, yang diambil dari hasil penelitian dan

saran kepada pihak perusahaan yang disertai pernyataan penuis akan

keterbatasan peneitian yang dilakukan.

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumberdaya Manusia

Beberapa pengertian manajemen sumber daya manusia menurut

beberapa ahli :

Menurut Ulrich (dalam Surwani 2003 : 117) sumber daya manusia saat

ini dapat membawa organisasi pada keunggulan bersaing dengan 4 cara ,

yaitu :

a. Sumber daya manusia dapat menjadi partner manajer senior dan lini dalam pelaksanaan strategi.

b. Sumber daya manusia dapat menjadi seorang ahli dalam

menentukan cara kerja yang terorganisasi dan teralisir.

c. Sumber daya manusia dapat menjadi pelopor bagi pekerja

d. Sumber daya manusia dapat menjadi agen perubahan dari

transformasi secara terus menerus.

Dari pengertian Ulrich tersebut dapat diartikan sumber daya

manusia merupakan faktor penting dalam suatu organisasi.Untuk dapat

memaksimalkan peranan sumber daya manusia diperlukan manajemen

sumber daya manusia.

Menurut Buchori (1993:57). Sumber daya manusia dibentuk dari tiga

dasar kata yaitu sumber, daya, dan manusia.Dari ketiganya tidak ada satu

(28)

sebagai daya yang bersumber dari manusia. Daya ini dapat pula disebut

kemampuan, tenaga, energi, atau kekuatan”.

Menurut Suit (1996:35) yang mengatakan bahwa yang dimaksud

dengan sumber daya manusia adalah “Kekuatan daya pikir dan berkarya

manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan digali

serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi

kesejahteraan kehidupan manusia”.

Menurut Nawawi (dalam Makmur 2008:58) pengertian Sumber Daya

Manusia perlu dibedakan antara pengertiannya secara makro dan mikro.

a. Pengertian SDM secara makro adalah semua manusia sebagai

penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah

tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang

sudah maupun yang belum memperoleh pekerjaan (lapangan

kerja).

b. SDM dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang

yang bekerja atau jadi anggota suatu organisasi yang disebut

personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain.

Menurut Simamora (1997 : 3). Manajemen sumber daya manusia

adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa,

pengelolaan individu dan anggota organisasi atau kelompok kerja.

Sedangkan menurut Hariandja (2007 : 2). Manajemen sumber daya

manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

(29)

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya

manusia agar tercapai tujuan organisasi dan masyarakat.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pemberian kompensasi

hingga pemutusan hubungan kerja melalui orang lain secara bersama-sama

untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

2. Kepuasan Kerja

a. Definisi Kepuasan Kerja

Beberapa definisi kepuasan kerja menurut para ahli :

Menurut Marihot Tua Efendi (2002 : 290) kepuasan kerja

didefinisikan dengan sejauh mana individu merasakan secara positif

atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam

pekerjaannya.

Menurut Stephen Robbins (2003 : 91) istilah kepuasan kerja

merujuk pada istilah umumse orang individu terhadap pekerjaan yang

dilakukannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi

menunjukkan sikap positif terhadap kerja itu; seseorang yang tidak puas

dengan pekerjaannya dengan pekerjaannya menunjukkan sikap negatif

terhadap pekerjaan itu, karena pada umumnya orang berbicara

mengenai sikap karyawan lebih sering yang mereka maksudkan adalah

(30)

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2006 : 202) kepuasan kerja

adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai

pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan

prestasi kerja.Kepuasan kerja diknikmati dalam pekerjaan, luar

pekerjaan, dan kombinasi antara keduannya.

Davis (1991 : 27)“job satisfaction as an individual’s positive affective reaction of the target environment...as a result of the individual’s appraisal of the extent to which his or her needs arefulfilled by the environment”. Dapat diartikan kepuasan kerja didefinisikan sebagai "reaksi positif afektif individu dari

targetlingkungan, sebagai hasil dari penilaian individu tentang sejauh

mana kebutuhan-kebutuhannya dapat dipenuhi oleh lingkungan.

Smith et. al.(1969)” job satisfaction as the feeling an individual has about his or her job. Dapat diartikan kepuasan kerja adalah perasaan yang dimiliki seseorang tentang pekerjaannya.

Vroom (1982) “job satisfaction as workers’ emotional orientation toward their current job roles”. Yang dapat diartikan kepuasan kerja sebagai orientasi emosional pekerja terhadap peran

mereka saat ini dalam pekerjaan.

Dari beberapa pengertian tentang definisi kepuasan kerja diatas

dapat disimpukan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan atau

(31)

mereka.Hal tersebut dapat dilihat dari moral kerja, kedisiplinan, dan

prestasi kerja.

b. Teori Kepuasan Kerja

1). Teori Kesenjangan (Discrepancy Theory)

Teori ini dipelopori oleh Porter yang mengukur kepuasan

kerja dengan menghitung selisih antara apa yang

seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan, kemudian

Locke mengemukakan bahwa kepuasan bergantung

kepada discrepancy antara should be (Expectation, needs

atau values)dengan apa yang menurut perasaannya telah dicapai melalui pekerja. Dengan kata lain, orang akan

merasa puas jika yang didapat ternyata lebih besar

daripada yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih

puas, meskipun terdapat discrepancy positif, sebaliknya makin jauh kenyataan yang dirasakan itu dibawah standar

minimum, maka makin besar pula ketidakpuasan

seseorang (discrepancy negatif). (As’ad 1987: 106) 2). Teori Keadilan (Equity Theory)

Menurut Adams Smith (dalam Greenberg, 2005)prinsip

teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak

puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau

tidak atas suatu situasi. Caranya dengan membandingkan

(32)

ditempat lain. Ada empat komponen pokok dari teori

keadilan, yaitu:

a) Individu yang merasakan keadilan sebagai penilai

apakah dia merasakan mendapat keadilan atau tidak.

b) Input, yaitu segala sesuatu yang bernilai yang dirasakan

karyawan yang dapat memberi sumbangan terhadap

pekerjaannya, seperti pendidikan, ketrampilan,

pengalaman, usaha-usaha yang telah dilakukan,

perlengkapan kerja dan sebagainya.

c) Outcome adalah segala sesuatu yang bernilai, yang

didapat karyawan dari pekerjaannya, seperti gaji,

tunjangan, pengakuan, kesempatan berprestasi, status

dan sebagainya.

d) Individu pembanding adalah orang lain sebagai

pembanding, bisa seseorang dari perusahaan yang sama

atau perusahaan yang berbeda atau bahkan dirinya

sendiri diwaktu lampau.

c. Faktor Kepuasan Kerja

As’ad, (1992) mengemukakan faktor-faktor kepuasan kerja :

1). Faktor pemimpin dan karyawan, faktor fisik dan kondisi

kerja, hubungan sosial di antara karyawan, sugesti dari

(33)

2). Faktor individu, yaitu yang berhubungan dengan sikap

orang terhadap pekerjaannya.

3). Faktor luar, yaitu dukungan yang berasal dari luar diri

individu misalnya keluarga.

Menurut Burt (dalam Anoraga, 1992) faktor yang

menentukan terbentuknya kepuasan kerja adalah :

1). Lingkungan,

Terdiri dari tingkat pekerjaan, isi pekerjaan, pimpinan

yang penuh perhatian, kesempatan promosi, interaksi

sosial, dan bekerja dalam kelompok.

2). Faktor individual

Terdiri dari jenis kelamin, lamanya bekerja, dan tingkat

pendidikan.

3). Rasa aman

Merupakan situasi tentram dalam kerja, rasa bebas dari

tekanan kebijaksanaan, jaminan, dan kelangsungan

pekerjaan yang dirasakan pekerja.

4). Kondisi kerja

Merupakan kenyamanan ruang kerja yang dirasakan

dapat mempengaruhi aktivitas kerja, luas sempitnya

ruangan, prgantian udara, terbuka dan tertutupnya

(34)

5). Waktu istirahat

Maksudnya adalah istirahat yang resmi diberikan

perusahaan, yang tidak resmi yang dibutuhkan oleh

pekerja.

Gilmer (dalam As’ad, 1995) mengemukakan beberapa

faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah sebagai

berikut :

1). Kesempatan untuk maju

Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk

memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan

selama kerja

2). Keamanan kerja

Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan

kerja, keadaan yang aman sangat mempengaruhi

perasaan karyawan selama kerja.

3). Gaji

Gaji sering menyebabkan ketidakpuasan dan jarang

orang mengekpresikan kepuasan kerja dengan sejumlah

gaji yang diperolehnya.

4). Perusahaan dan manajemen

Perusahaan dan manajemen yang baik akan

memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil,

(35)

5). Pengawasan (supervisi)

Supervisi yang buruk bisa berakibat terjadi absensi dan

turns over.

6). Faktor Intrinsik dari pekerjaan

Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan

ketrampilan tertentu, sulit dan mudahnya serta

kebanggaan tugas akan meningkatkan atau mengurangi

kepuasan.

7). Kondisi kerja

Kondisi tempat kerja, ventilasi, penyinaran dan tempat

parkir akan mempengaruhi juga kepuasan kerja

karyawan.

8). Aspek sosial dalam pekerjaan

Faktor ini berkaitan dengan interaksi sosial yang terjadi

dilingkungan kerja.Interaksi sosial antara atasan dengan

bawahan atau karyawan dengan karyawan.

9). Komunikasi

Komunikasi yang lancar antara karyawan dengan pihak

manajemen banyak dijadikan alasan untuk menyukai

pekerjaannya.Adanya kesediaan atasan untuk mau

mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun

prestasi karyawan sangat berperan dalam menimbulkan

(36)

10).Fasilitas

Fasilitas rumah sakit, cuti, dana pensiun atau

perumahan merupakan standar suatu jabatan dan jika

dapat dipenuhi akan menimbulkan rasa puas. (As’ad,

1987:114 – 117).

d. Pengukuran kepuasan kerja

Pengukuran kepuasan kerja ternyata sangat bervariasi, baik dari

segi analisa statistik maupun dari segi pengumpulan datanya.

Informasi yang didapat dari kepuasan kerja ini biasanya melalui

tanya jawab secara perorangan, dengan angket maupun dengan

pertemuan kelompok kerja (Riggio:2005). Dalam semua kasus,

kepuasan kerja diukur dengan kuesioner laporan diri yang diisi oleh

karyawan. Pengukuran kepuasan kerja dapat dilakukan melalui

beberapa pendekatan, yaitu kepuasan kerja dilihat sebagai konsep

global, kepuasan kerja dilihat sebagai konsep permukaan, dan

sebagai fungsi kebutuhan yang terpenuhkan.

1) Pengukuran kepuasan kerja dilihat sebagai konsep

global

Konsep ini merupakan konsep satu dimensi,

semacam ringkasan psikologi dari semua aspek

pekerjaan yang disukai atau tidak disukai dari suatu

jabatan. Pengukuran ini dilakukan dengan

(37)

memiliki sejumlah kelebihan, diantaranya adalah tidak

ada biaya pengembangan dan dapat dimengerti oleh

mereka yang ditanyai. Selain itu cara ini cepat, mudah

diadministrasikan dan diberi nilai. Kuesioner satu

pertanyaan menyediakan ruang yang cukup banyak bagi

penafsiran pribadi dari pertanyaan yang diajukan.

Responden akan menjawab berdasarkan gaji, sifat

pekerjaan, iklim sosial organisasi, dan sebagainya .

2) Pengukuran kepuasan kerja dilihat sebagai konsep

permukaan

Konsep ini menggunakan konsep facet (permukaan)

atau komponen, yang menganggap bahwa kepuasan

karyawan dengan berbagai aspek situasi kerja yang

berbeda dapat bervariasi secara bebas dan harus diukur

secara terpisah. Diantara konsep facet yang dapat

diperiksa adalah beban kerja, keamanan kerja,

kompetensi, kondisi kerja lapangan, status, dan prestise

kerja. Kecocokan rekan kerja, kebijaksanaan penilaian

perusahaan, praktek manejemen, hubungan

atasan-bawahan, otonomi dan tanggung jawab jabatan,

kesempatan untuk menggunakan pengetahuan dan

keterampilan, serta kesempatan untuk pertumbuhan dan

(38)

3) Pengukuran kepuasan kerja dilihat sebagai kebutuhan

yang terpenuhkan

Suatu pendekatan terhadap pengukuran kepuasan

kerja yang tidak menggunakan asumsi bahwa semua

orang memiliki perasaan yang sama mengenai aspek

tertentu dari situasi kerja, pendekatan ini dikembangkan

oleh Porter. Kuesioner Porter didasarkan pada

pendekatan teori kebutuhan akan kepuasan kerja.

Kuesioner ini terdiri dari 15 pertanyaan yang berkaitan

dengan kebutuhan akan rasa aman, penghargaan,

otonomi, sosial, dan aktualisasi diri. Berdasarkan

kebutuhan dan persepsi orang itu sendiri mengenai

jabatannya, tiap responden menjawab tiga pertanyaan

mengenai masing-masing pertanyaan: (1) Berapa yang

ada sekarang? (2) Berapa seharusnya? (3) Bagaimana

pentingnya hal ini bagi saya?. Berdasarkan tanggapan

terhadap pertanyaan mengenai pemenuhan kebutuhan

kerja tersebut, kepuasan kerja diukur dengan perbedaan

antara “Berapa yang ada sekarang?” dan “Berapa yang

seharusnya?”, semakin kecil perbedaan, maka semakin

(39)

Menurut Robbins (dalam Wibowo :2007) ada dua

pendekatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran

kepuasan kerja yaitu :

1) Single Global Rating yaitu meminta individu merespon atas suatu pertanyaan seperti; dengan

mempertimbangkan semua hal, seberapa puas anda

dengan pekerjaan anda? Individu bisa menjawab puas

dan tidak puas.

2) Summation Scoren yaitu dengan mengidentifikasi elemen kunci dalam pekerjaan dan menanyakan

perasaan pekerja tentang masing-masing elemen. Faktor

spesifik yang diperhitngkan adalah sifat pekerjaan,

supervisi, upah, kesempatan promosi dan hubungan

dengan rekan kerja.

Greenberg dan Baron menunjukkan tiga cara untuk

melakukan pengukuran kepuasan kerja yaitu :

1) Rating Scale dan Kuesioner

Dengan metode ini orang menjawab pertanyaan dari

kuesioner yang menggunakan rating scales sehingga

mereka melaporkan reaksi mereka pada pekerjaan

(40)

2) Critical incidents

Individu menjelaskan kejadian yang menghubungkan

pekerjaan mereka yang dirasakan terutama memuaskan

atau tidak memuaskan. Jawaban mereka dipelajari

untuk mengungkap tema yang mendasari. Sebagai

contoh misalnya apabila banyak pekerja yang

menyebutkan situasi pekerjaan dimana mereka

mendapatkan perlakuan kurang baik oleh supervisor

atau sebaliknya.

3) Interview

Dengan melakukan wawancara tatap muka dengan

pekerja dapat diketahui sikap mereka secara langsung

dan dapat mengembangkan lebih dalam dengan

menggunakan kuesioner yang terstruktur.

3. Lingkungan Kerja Fisik

a. Definisi Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik adalah sesuatu yang berada di sekitar para

pekerja yang meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

(41)

Menurut The Liang Gie (2000:210) lingkungan fisik

merupakan segenap faktor fisik yang bersama-sama merupakan

suatu suasana fisik yang melingkupi suatu tempat kerja.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan lingkungan fisik adalah keadaan di sekitar kantor

seperti cahaya, warna, udara, suara, musik yang mempengaruhi

karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.

b. Unsur-unsur Lingkungan Fisik

Dalam lingkungan fisik organisasi memiliki beberapa unsur,

diantaranya :

1). Penerangan

Penerangan merupakan faktor yang sangat penting dalam

suatu kantor karena dapat memperlancar pekerjaan di

kantor. Terlebih lagi seorang karyawan yang pekerjaannya

berkaitan dengan pembukuan maka tulisan harus terlihat

jelas tanpa terhalang oleh bayangan. Penerangan yang

cukup akan menambah semangat kerja karyawan, karena

mereka dapat lebih cepat menyelesaikan tugas-tugasnya,

mata tidak mudah lelah karena cahaya yang terlalu terang,

dan kesalahan-kesalahan dapat dihindari.

Penerangan atau cahaya yang cukup merupakan

pertimbangan yang penting dalam fasilitas fisik kantor.

(42)

penerangan yang baik.Penerangan yang baik membantu

karyawan melihat dengan cepat, mudah, dan jelas.

Penerangan dengan cahaya mataharipun akan kurang

efektif karena terang yang dibutuhkan tidak bisa

disesuaikan dengan keinginan pengguna.Sehingga cahaya

lampu sangat penting dalam sistem penerangan.

Menurut Moekijat (2002:136) keuntungan penerangan

yang baik adalah:

a) Perpindahan pegawai berkurang

b) Semangat kerja lebih tinggi

c) Prestise lebih besar

d) Hasil pekerjaan lebih banyak

e) Kesalahan berkurang

f) Keletihan berkurang

Keuntungan tersebut dapat terwujud bila mutu

penerangan yang ada bermutu baik. Penerangan yang

bermutu baik penerangan yang secara relatif tidak

menyilaukan mata dan dipancarkan secara merata.

Kejernihan penerangan yang ralatif sama.

Bayang-bayangan harus dikurangi sebanyak-banyaknya, meskipun

tidak mungkin untuk menghilangkan sama sekali

(43)

2). Warna

Warna tidak hanya mempercantik kantor tetapi juga

memperbaiki kondisi-kondisi didalam mana pekerjaan

kantor itu. Karena itu keuntungan penggunaan warna yang

tepat adalah tidak hanya bersifat keindahan dan psikologis,

tetapi juga bersifat ekonomis. (Moekijat 2002:142).

Warna dapat mempengaruhi penerangan kantor, warna

juga dapat mempengaruhi perasaan kita serta warna dapat

juga mempercantik kantor. Kualitas warna dapat

mempengaruhi emosi dan dapat pula menimbulkan

perasaan senang maupun tidak senang.Penggunaan warna

yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat dapat

memberikan kesan gembira, ketenangan bekerja juga

mencegah kesilauan yang ditimbulkan oleh cahaya yang

berlebihan.

Warna pokok dapat dibedakan menjadi tiga bagian (The

Liang Gie

2000:216) yaitu:

a) Merah

Warna yang menggambarkan panas kegembiraan dan

kegiatan bekerja.Sebagai alat untuk merangsang panca

(44)

suatu pekerjaan, tetapi kalau terlampau banyak dipakai

juga tidak baik.

b) Kuning

Menggambarkan kehangatan. Warna ini merangsang

mata dan syaraf.Pengaruh mental yang dapat ditimbulkan

ialah perasaan riang gembira dan melenyapkan perasaan

tertekan.Oleh karena itu, warna ini tepat dipakai pada

kamar-kamar atau lorong yang gelap.

c) Biru

Warna biru menggambarkan keluasan dan ketentraman.

Oleh karena itu, warna ini mempunyai pengaruh

mengurangi ketegangan otot-otot tubuh dan tekanan darah.

Sebagai alat untuk menimbulkan suasana dingin

dantenang dalam kantor untuk pekerjaan yang

membutuhkan konsentrasi, warna biru baik sekali

dipergunakan. Hanya kalau berlebihan akan dapat

menimbulkan pengaruh menekan perasaan.

Keuntungan penggunaan warna yang baik (Moekijat

2002:143) adalah:

a) Memungkinkan kantor menjadi tampak menyenangkan

dan menarik pemandangan.

b) Mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap

(45)

3). Udara

Pengaturan sirkulasi udara dan suhu yang tepat

terutama didalam ruangan sangat diperlukan, apalagi

dalam ruangan tersebut penuh pegawai. Pertukaran udara

yang cukup dalam ruangan akanmenjaga kebugaran fisik

karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan dapat

menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan

kelelahan dari karyawan (Nitisemito 1996:193).

Suhu yang sedang harus dipertahankan di tempat orang

yang bekerja (kecuali untuk jangka waktu singkat), yaitu

minimum 160C (60,80F) setelah jam pertama.Termometer

harus disediakan pada setiap lantai agar pegawai dapat

mengecek suhu (Budiyanto 1991:441).

Menurut Moekijat (2002:145) keuntungan udara yang

baik adalah:

a) Produktivitas yang lebih tinggi.

b) Mutu pekerjaan yang lebih tinggi.

c) Kesenangan dan kesehatan pegawai yang bertambah.

d) Kesan yang menyenangkan bagi para tamu

Sedangkan menurut Prof. Soetarman (dalam The Liang

Gie 2000 : 220) mengemukakan beberapa hal sebagai

(46)

a) Mengatur suhu dalam kantor dengan alat air

conditioning. Walaupun alat tersebut mahal harganya,

tetapi bagi pekerjaan-pekerjaan yang menghendaki

ketelitian dan ketenangan sebesar-besarnya alat ini

merupakan keharusan apabila dikehendaki mutu pekerjaan

yang tinggi.

b) Mengusahakan peredaran udara yang cukup dalam

ruang kerja. Hal inidapat tercapai dengan membuat

lobang-lobang udara yang cukup banyakpada dinding

kamar. Demikian pula sewaktu bekerja jendela

haruslahdibuka.

c) Mengatur pakaian kerja sebaik-baiknya yang dipakai

oleh para pekerja.Untuk bekerja di Indonesia, mengenakan

pakaian jas lengkap dengan dasisecara Barat adalah

kurang tepat.

Selain penggunaan air conditioning, ventilasi yang

cukup kipas angin, konstruksi gedung juga berpengaruh

pada pertukaran udara. Gedung yang mempunyai plafon

yang tinggi akan menimbulkan pertukaran udara yang baik

dari pada yang plafonnya rendah.

4). Suara

Menurut Budiyanto (1991:412) suara bising yang

(47)

yang kerap dialami pekerja. Gangguan ini seringkali

didiamkan saja walaupun tindakan perbaikan yang

sederhana dapat dilakukan apabila waktu dan pikiran

diluangkan untuk masalah itu.

Sebagian besar dari pekerjaan kantor merupakan

pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi pikiran, oleh

karena itu diusahakan agar jangan banyak terjadi

suara-suara gaduh. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan

memusatkan fikiran, dalam menggunakan telepon dan

dalam melaksanakan pekerjaan kantor dengan baik.

Seorang mungkin tidak menyadari pengaruh kegaduhan

suara, tetapi setelah beberapa waktu orang akan menjadi

sangat dan lekas marah sebagai pengaruh suara yang

gaduh.

Pengaruh suara yang gaduh adalah (Moekijat 2002:146):

a) Gangguan mental dan syaraf pegawai.

b) Kesulitan mengadakan konsentrasi.

c) Kelelahan yang bertambah dan semangat kerja yang

berkurang.

Kondisi suara yang baik adalah kondisi suara yang

tidak gaduh atau tenang, tidak terganggu dari alat-alat

kantor itu sendiri maupun dari luar kantor sehingga

(48)

dikurangi dengan pengaturan maupun pengendalian

sumber suara, isolasi dari suara, penggunaan peredam

suara, penggunaan sistem akuistik dan pemakaian alat

pelindung telinga.

5). Kebersihan

Faktor kebersihan yang meliputi didalam dan diluar

gedung perusahaan harus mendapatkan perhatian, karena

apabila tidak diperhatikan maka karyawan akan merasa

kurang nyaman dalam bekerja, untuk itu ada tenaga

kebersihan dalam perusahaan, sehingga kebersihan

perusahaan tetap terjaga dan karyawan akan merasa

nyaman dalam bekerja. Dengan nyaman bekerja karyawan

akan merasa betah dan senang berada ditempat kerja.

6). Musik

Musik dipergunakan untuk membantu pekerjaan,

karena musik mempunyai kekuatan psikologis untuk

menghasilkan pola tingkah laku yang baik.Musik yang

diperdengarkan harus sesuai danmenyenangkan. Musik

jangan terlalu lambat atau terlalu keras, tetapi musik harus

dapat menimbulkan suasana gembira yang mana akan

dapat mengurangi kelelahan dalam bekerja. (Moekijat

(49)

Penggunaan musik sambil bekerja direncanakan untuk

memperbaiki kondisi-kondisi pekerjaan, meringankan,

mengurangi ketegangan syaraf dan menjadikan pegawai

merasa lebih baik.

Lingkungan akan menjadi sangat penting bagi karyawan.

Lingkungan bekerja juga dapat mempengaruhi semangat kerja

dalam pelaksanaan tugas karyawan(The Liang Gie

2000:212).Dengan semangat kerja dan motivasi kerja yang tinggi

produksi dapat ditingkatkan.Untuk mencapai hasil kerja secara

efektif dan efisien untuk target–target perusahaan dengan sempurna

perlu menciptakan suasana kerja yang harmonis dan nyaman.

Pada umumnya karyawan cenderung lebih senang dengan

adanya kondisi lingkungan kerja yang baik dan nyaman, sehingga

efisiensi kerja dapat tercapai dengan baik. Dengan demikian sangat

penting bagi pimpinan untuk memperhatikan hal ini sebagai salah

satu cara untuk meningkatkan semangat kerja karyawannya.

4. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni

movere, yang berarti “menggerakkan” (to move). Ada banyak perumusan mengenai motivasi, menurut Mitchell dalam

(50)

menyebabkan timbulnya, diarahkanya dan terjadinya

persistensi kegiatan-kegiatan suka rela (volunter) yang diarahkan ketujuan tertentu (Winardi, 2001: 1).

Menurut American Encyclopedia (Hasibuan : 143)

Motivation : that predisposition (it self the subject of much controvency) within the individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation involves such factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation behavior. Dapat diartikan motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok

pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan

topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.Motivasi juga

meliputi faktor kebutuhan biologis yang hanya dapat diduga

dari pengamatan tingkah laku manusia.

Menurut Supriyono (2003 : 329 ) motivasi adalah

kemampuan untuk berbuat sesuatu sedangkan motif adalah

kebutuhan, keinginan, dorongan untuk berbuat sesuatu.

Motivasi seseorang di pengaruhi oleh stimuli kekuatan,

intrinsik yang ada pada individu yang bersangkutan.Stimuli

eksternal mungkin dapat pula mempengaruhi motivasi tetapi

motivasi itu sendiri mencerminkan reaksi individu terhadap

(51)

Dari beberapa pengertian motivasi diatas, maka peneliti

dapat menyimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan atau

penggerak agar karyawan mau bekerja keras untuk mencapai

tujuan organisasi.

b. Proses Motivasi

Motivasi merupakan sebuah predis posisi untuk bertindak

dengan cara yang khusus dan terarah pada tujuan tertentu

sekalipun rumusan tentang rumusan motivasi dibatasi hingga

purposif atau yang diarahkan pada tujuan.

Gambar 2.1 Proses motivasional dasar (Winardi,2001:134).

Manusia sebagai mahluk sosial berusaha untuk memenuhi

kebutuhan,keinginan dan expektansi. Kebutuhan, keinginan

dan expektansi tersebut menimbulkan ketegangan-ketegangan

pada para manajer, yang di anggap mereka kurang

menyenangkan. Dengan anggapan bahwa perilaku khusus

tertentu dapat mengurangi perasaan yang dimiliki, maka hal

tersebut menyebabkan orang yang bersangkutan berperilaku.

Perilaku tersebut diarahkan kepada tujuan untuk mengurangi

kondisi ketegangan tersebut. Dimulainya perilaku tersebut

Kebutuhan,keinginan expektansi 

Perilaku Tujuan

(52)

menyebabkan timbulnya petunjuk-petunjuk yang memberikan

umpan balik (informasi) kepada orang yang bersangkutan

tentang dampak perilaku.

c. Jenis Motivasi

1). Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di

dalam situasi kerja dan memenuhi kebutuhan dan

tujuan-tujuan staf.Motivasi ini sering juga disebut

motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul

dari dalam diri sendiri.

Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam

diri individu dan berguna dalam situasi kerja yang

fungsional. Dalam hal ini kepuasan kerja menjadi satu

faktor penyebab timbulnya motivasi intrinsik. Kepuasan

kerja didapat oleh inidividu dari perasaan atau penilaian

baik secara positif ataupun negatif tentang

pekerjaannya. Kepuasan kerja timbul dari dalam diri

dan menjadi kebutuhan untuk dipenuhi.

2). Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang terbentuk

oleh faktor-faktor dari luar individu seperti halnya

(53)

kebijaksanaan, pengembangan, tanggung jawab dan

lingkungan dimana individu berada.Motivasi ekstrinsik

diperlukan karena tidak semua pekerjaan dapat menarik

minat bawahan atau sesuai dengan kebutuhan.Dalam

keadaan ini motivasi terhadap pekerjaan perlu

dibangkitkan oleh manajer agar mereka mau dan ingin

bekerja secara lebih baik.Lingkungan kerja merupakan

faktor yang dominan dalam terbentuknya motivasi

ekstrinsik. Lingkungan kerja yang terdiri dari

lingkungan fisik dan non fisik akan berpengaruh

terhadap motivasi dari karyawan. Karyawan yang

merasa nyaman dalam bekerja akan memiliki motivasi

yang lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Dengan berhasilnya menumbuhkan motivasi

intrinsik ataupun ekstrinsik maka orang yang

termotivasi dapat dicirikan sebagai berikut (Ishak Arep

dan Hendri Tanjung 2003 : 17) :

1) Bekerja sesuai standar

2) Disiplin

3) Merasa berharga

4) Bekerja keras

5) Sedikit pengawasan

(54)

d. Teori Motivasi

1). Teori Motivasi “XY”

Hasil pemikiran Mc. Gregar (dalam Siagian 2002 :

106) dituangkannyadalam karya tulis dengan judul “The Human Side of Enterprise”.Kesimpulan yang menonjol dalam karya Mc. Gregar ialah pendapatnya yang

menyatakan bahwa para manajer menggolongkan para

bawahannya pada dua kategori berdasarkan asumsi

tertentu.

Asumsi pertama ialah bahwa para bawahan tidak

menyenangi pekerjaan, pemalas, tidak senang memikul

tanggung jawab dan harus dipaksa untuk menghasilkan

sesuatu. Para bawahan yang berciri seperti itu

dikategorikan sebagai “manusia X”sebaliknya dalam

organisasi terdapat pola para karyawan yang senang

bekerja, kreatif, menyenangi tanggung jawab dan

mampu mengendalikan diri, mereka dikategorikan

sebagai “Manusia Y”.

2). Teori Dua Faktor

Herzberg (dalam Handoko,1986:259) telah

menemukan dua kelompok faktor-faktor yang

mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi.

(55)

mempunyai pengaruh pendorong bagi prestasi dan

semangat kerja, dan faktor-faktor penyebab

ketidakpuasan kerja (job dissatisfaction) mempunyai pengaruh negatif.

Jadi menurut penemuannya membedakan antara

yang mereka sebut “motivators” atau “pemuas”

(satisfiers) dan faktor-faktor pemeliharaan (Hygienic factors) atau dissatisfiers. Motivator mempunyai pengaruh meningkatkan prestasi atau kepuasan

kerja.Faktor-faktor pemeliharaan mencegah merosotnya

semangat kerja atau efisiensi, dan meskipun

faktor-faktor ini tidak dapat memotivasi, tetapi dapat

menimbulkan ketidakpuasan kerja atau menurunnya

produktifitas.

Motivator (satisfiers) berhubungan dengan semua bagian dari pekerjaan.Motivator meliputi : prestasi

(achievement), pengakuan (recognition), kemajuan (advancement), tanggung jawab atas pekerjaan (responsibility), pekerjaan yang menantang (challenging work), perkembangan dalam pekerjaan (growth in the job).

(56)

tidak dipenuhi maka motivasi tidak akan efektif. Faktor

pemeliharaan meliputi lingkungan kerja fisik, kepastian

akan pekerjaan, balas jasa, tunjangan. Kepuasan kerja

juga dapat menjadi faktor pemelihara motivasi secara

intrinsik.

Gambar 2.2

Hubungan Teori Maslow dan Herzberg

Dari teori Herzberg faktor motivator yang terdiri

dari Self actualizationdan Esteem or status dapat disimpulkan bahwa faktor motivator erat kaitannya

dengan pekerjaan yang dilaksanakan . Dalam kondisi

seperti itu kepuasan akan pekerjaan yang dilakukan akan

sangat berpengaruh sebagai faktor dari motivator

tersebut. Menurut Hasibuan (2000 : 157 )kebutuhan ini

meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan Self

actualization

Esteem or status

Affilation or acceptance

Security or service

Physiological needs

Motivators (Satisfier)

(57)

pekerjaan (job content) yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang

kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik.

Maka dengan terpenuhinya Self actualization dan Esteem or status maka kepuasan kerja akan tercipta yang akan mendorong motivasi bagi karyawan.

Dari sisi Maintenance Factor, yang terdiri dari

Physiological needs, Security or service needs dan

Affilation needskondisi dilingkungan kerja mencakup semua faktor tersebut. Menurut Herzberg ketika

karyawan mengalami dissatisfiers atau ketika mereka tidak senang, mereka cenderung menyalahkan faktor

faktor dari luar seperti lingkungan kerja. Oleh karena itu

faktor eksternal khususnya lingkungan kerja memiliki

peranan penting dalam membentuk Maintenance Factor.

3). Teori Harapan

Victor Vroom dalam bukunya “Work and Motivation” menyatakan motivasi merupakan akibat dari suatu hasil

yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang

bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah

(58)

B.Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik terhadap

Semangat Kerja Karyawan pada Kantor Perpustakaan, Kearsipan dan

Pengelolaan Data Elektronik Kabupaten Rembang” dilakukan oleh Wahyuni

dari Universitas Negri Semarang. Teknik analisis yang digunakan adalah Uji

Validitas dan Reliabilitas, Regresi, dan Analisis Korelasi dengan jumlah

sampel sebanyak 42 orang. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan

bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh secara signifikan terhadap

semangat kerja karyawan.

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap

Kepuasan Kerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten

Grobogan” dilakukan oleh Isnan Masyjui dari Universitas Negri Semarang.

Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi, Koefisien

Determinasi, dan Metode Deskriftif Persentase dengan sampel sebanyak 66

orang. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa motivasi dan

disiplin kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompensasi terhadap Motivasi

melalui Kepuasan Kerja di PT Suraconforin Surabaya” dilakukan oleh

Budianto dan Athelina Nency Panjaya dari Universitas Kristen Petra

Surabaya. Teknik analisis yang digunakan adalah Uji Validitas, Uji

Reliabilitas, dan Analisis Jalur (Path Analysis). Dari penelitian ini diperoleh

(59)

tanpa melalui kepuasan, sehingga tanpa pengaruh yang signifikan dari

kepuasan karyawan dapat termotivasi dari kompensasi.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah kerangka berpikir yang dibuat

penulis untuk menggambarkan hubungan variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian. Dalam kerangka konseptual menyertakan

indikator-indikator yang akan dipakai penulis sebagai acuan untuk menyusun

pertanyaan dalam kuesioner yang akan dibagikan kepada responden.

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Kepuasan Kerja (X1)

• Sifat pekerjaan

• Supervisi

• Upah

• Hubungan dengan rekan kerja

• Kesempatan promosi

Lingkungan Kerja Fisik (X2)

• Penerangan

• Temperatur ruangan

• Kebersihan

• Tingkat kebisingan

• Warna

 

Motivasi Kerja (Y)

• Bekerja sesuai standar • Disiplin

• Sedikit pengawasan

• Bekerja Keras

(60)

Kerangka konseptual penelitian didasari dari teori motivasi

berdasarkan jenisnya yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi

intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, sedang

kan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari diluar diri

seseorang. Dalam penelitian ini kepuasan kerja karyawan dipakai sebagai

variabel dari motivasi intrinsik dan lingkungan kerja fisik karyawan

sebagai variabel dari motivasi ekstrinsik.

Dari kerangka konseptual ini peneliti ingin mengetahui apakah

kepuasan kerja karyawan akan berpengaruh pada motivasi kerja karyawan.

Kepuasan kerja akan dilihat dari sifat pekerjaan, supervisi, upah,

kesempatan promosi dan hubungan dengan rekan kerja seperti pada

pendekatan Summation Socern yang digunakan untuk melakukan pengukuran kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Robbins.

Sedangkan untuk lingkungan kerja fisik peneliti ingin mengetahui

apakah lingkungan kerja fisik berpengaruh sebagai faktor eksternal yang

mempengaruhi motivasi kerja karyawan.Dalam penelitian ini lingkungan

kerja fisik akan dilihat dari lima aspekyaitu dari kualitas penerangan

tempat kerja, temperatur ruangan, kebersihan lingkungan kerja, warna

ruang kerja, dan tingkat kebisingan.

Untuk indikator dari motivasi yang akan digunakan adalah kemauan

bekerja sesuai standar, kedisiplinan dalam bekerja, tingkat pengawasan

(61)

yang dimiliki karyawan. Motivasi sebagai variabel dependen akan diteliti

dari karyawan melalui kuesioner yang akan dibagikan oleh peneliti.

Dari gambaran kerangka diatas peneliti ingin meneliti adakah

hubungan antara kepuasan kerja karyawan dan lingkungan kerja fisik

karyawan terhadap motivasi kerja secara parsial maupun simultan.Secara

parsial peneliti ingin meneliti hubungan kepuasan kerja terhadap motivasi

kerja dan lingkungan kerja fisik terhadap motivasi kerja. Sedangkan secara

simultan peneliti ingin meneliti hubungan antara kepuasan kerja dan

lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap motivasi kerja.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan yang dikemukakan

dalam rumusan masalah.Hipotesis penelitian ini :

H1 : Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja

karyawan.

H2 : Lingkungan kerja fisik karyawan berpengaruh positif terhadap motivasi

kerja karyawan.

H3 : Kepuasan kerja dan lingkungan kerja fisik karyawan berpengaruh positif

terhadap motivasi kerja karyawan secara bersama-sama (simultan).

(62)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu pendekatan

penelitian dengan cara peneliti meneliti pada subyek tertentu dan

kesimpulannya hanya berlaku pada subyek itu

B. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian yaitu karyawan non-manajerial bagian produksi

UPT. Balai Yasa Yogyakarta. Karyawan non-manajerial adalah

karyawan yang tidak memiliki jabatan formal apapun dalam

perusahaan.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja fisik, kepuasan

kerja karyawan, dan motivasi kerja karyawan non manajerial bagian

produksi UPT. Balai Yasa Yogyakarta.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Waktu penelitian pada bulan Juli 2011 – Agustus 2011

b. Lokasi penelitian di UPT. Balai Yasa Yogyakarta, Jl. Koesbini

(63)

D. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek

pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa

atau segala sesuatu atau gejala yang akan diselidiki.

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat atau

dependent variable (Sugiyono, 199 : 33). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja dan lingkungan kerja fisik

karyawan.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 199 : 33).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi kerja karyawan.

2. Definisi Operasional

a. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang dimiliki

karyawan yang bersifat menyenangkan dan mencintai

pekerjaannya. Hal tersebut dapat dilihat dari sifat pekerjaan,

supervisi, upah, kesempatan promosi dan hubungan dengan

(64)

b. Lingkungan fisik

Lingkungan fisik adalah sesuatu yang berada di

sekitar para pekerja yang meliputi cahaya, warna, udara,

suara serta musik yang mempengaruhi diri karyawan dalam

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan Indikatornya

adalah kecukupan penerangan, kebersihan, temperatur,

warna dan kebisingan.

c. Motivasi kerja

Motivasi adalah dorongan atau penggerak yang dimiliki

karyawan baik dari sumber internal ataupun eksternal.Dari

motivasi yang akan dijadikan indikator adalahkemauan

bekerja sesuai standar, kedisiplinan, tingkat pengawasan,

kemauan bekerja keras, dan semangat juang.

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner adalah Skala

Likert. Kuesioner dalam penelitian terdiri dari 5 jawaban yaitu sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skala

pengukuran yaitu : sangat setuju (SS) = 5, setuju (S) = 4, netral (N) =

3, tidak setuju (TS) = 2, dan sangat tidak setuju (STS) = 1 yang

menunjukkan tingkat tinggi rendahnya masing-masing variabel yang

(65)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya

berupa objek, orang, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

mempelajarinya atau menjadi objek penelitian ( Kuncoro, 2003: 103 ).

Dalam penelitian ini menggunakan populasi finite (diketahui

jumlahnya ) yaitu 247 karyawan non manajerial bagian produksi UPT.

Balai Yasa Yogyakarta.

Tabel III.1

Tabel Populasi Subyek Penelitian

Jumlah Karyawan Non Manajerial Bagian Produksi

Subbagian/ Golongan Jumlah

Rangka Atas 53

Rangka Bawah 43

Diesel 38

Logam 42

Traksi Listrik 49

Auxiliary 22

(66)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,1999:73). Jumlah sampel yang akan

diambil ditentukan dengan rumus Slovin.

Gambar

Gambar 2.1 Proses motivasional dasar (Winardi,2001:134).
Gambar 2.2
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
Tabel III.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi ini dapat diinterpretasikan bahwa siswa santri yang mengambil progam tahfidz atau subjek dalam penelitian ini pada dasarnya memiliki perilaku atau aspek yang terdapat

Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol dalam penelitian ini adalah gagal ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh dari intensitas penggunaan media

Pada controller ini saat user mengisikan data konstanta controller maka hasil ketiga controller pada kotak output akan sama dengan yang diisikan. Namun untuk hasil

Bahkan bahasa asing yang sangat popular dan menjadi bahasa internasional seperti bahasa Inggris, hanya menjadi muatan lokal di sekolah dan siswa hanya fokus pada

Dengan merubah orientasi ruang ditambah dengan perletakan ventilasi yang baik diharapkan aliran udara menuju ruang lebih merata, kelembaban ruang terjaga, mendapatkan

Analisa data yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara kecukupan energi, protein, asam folat, zat besi dan vitamin B12 adalah Kendall Tau dengan

Pada masa yang sama staf yang bernama Mastura yang tidak sihat (demam) dan cuti sakit meluahkan perasaan dengan arahan ketua dalam keadaannya yang demam. Namun, beliau

masukan yang berbeda pada me array tidak akan mempunyai closure yang sama.. U ntuk memecahkan masalah tersebut dicari closure yang terdekat dari closure yang telah