PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DALAM MENGENAL PERJUANGAN PARA TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEHNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS V
SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN 2009/2010
Disusun Oleh: Nama : Wayan Susanto NIM : 08 1134 191
S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD PANGUDI LUHUR III
YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Wayan Susanto NIM: 08 1134 191
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Karya ini saya persembahkan untuk
Yesus Kristus
&
v
AKU ADALAH ORANG BODOH YANG SELALU
BERUSAHA UNTUK MENJADI LEBIH BAIK
(Angelus)
Kesusahan hari cukup untuk hari ini, karena hari esok
memiliki kesusahan sendiri
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 22 Juni 2010
Penulis
vii
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Wayan Susanto
Nomor Mahasiswa : 08 1134 191
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD PANGUDI LUHUR III
YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 Juni 2010
Yang menyatakan
viii
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD PANGUDI LUHUR III
YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
Wayan Susanto Universitas Sanata Dharma
2010
Hasil belajar anak pada mata pelajaran IPS sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur III Yogyakarta yang mencapai 53,05, sementara KKM yang sudah ditentukan dalam kurikulum sekolah adalah 70.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah penerapan model pembelajaran teknik Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian tindakan kelas Kemis dan Mc. Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 39 orang, waktu penelitian dilakukan pada semester dua tahun pelajaran 2009/2010, instrumen yang digunakan adalah tes tertulis yang terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas.
Hasil penelitian ini, pada data awal yang diperoleh, nilai mencapai 53,05, pada siklus pertama mencapai 61,05 dan pada siklus kedua mencapai 72,22. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa mengalami peningkatan disetiap siklus.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 pada mata pelajaran IPS sesuai dengan indikator keberhasilan yang akan dicapai yakni siklus pertama 60 % dan siklus kedua 70 % .
ix
THE IMPROVEMENT OF LEARNING ACHIEVEMENT ON SOCIAL LEDGE USING JIGSAW TECHNIC COOPERATIVE LEARNING MODEL TO THE
FIFTH GRADE PANGUDI LUHUR III ELEMENTARY SCHOOL ON ACADEMIC YEAR 2009/2010
Wayan Susanto Sanata Dharma University
2010
The result of children learning on social knowledge are really showed modesty. It is indicated on the test average reached for 53.05. Pangudi Luhur III Yogyakarta Elementary Shool, meanwhile to the fifth grade minimum completeness criteria which is definite on school curriculum is 70.
This research to test wheter Jigsaw technic learning can increasing the student learning result on social knowledge. In this research, the researcher using Kemis and MC Taggart Clas Action Research Model which is held on two cycles. The subjects are fifth grade students in Pangudi Luhur III Yogyakarta in academic year 2009/2010 which number 39 people. Time researh is done on second semester in academic year 2009/2010. The instrument which used is oral test which are consist of thirty questions multiple choise. The data processing is done using validity test and realibility. This research result, on the first data are reach out 53.05, on the first cycle reach out 72,22. From the research result can be concluded that the average values which students received are raising on each cycles.
Based on the data can be concluded that Jigsaw technic cooperative learning model be able increasing the fifth grade student Pangudi Luhur III Elementary School in academik year 2009/2010 on learning achievement especially in social knowledge appropriate with succes indikator which is reached on first cycle 60 % and second cycles 70 %.
x
Puji dan syukur yang tak terhingga kami panjatkan kepada Tuhan yang
Maha Esa atas kesempatan, karunia, dan pengalaman yang dilimpahkan yang
boleh peneliti alami khususnya dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.
Limpahan karunia yang tak henti-hentinya penulis syukuri ini tak lepas dari
bantuan beberapa pihak baik dalam materi, dukungan masukan dan doa. Oleh
karena itu penulis dengan tulus menghaturkan terima kasih kepada :
1. Drs. Puji Purnomo, M.Si,. selaku Kaprodi PGSD USD yang telah memberikan
masukan, saran, pandangan dan dukungan sejak awal sampai skripsi ini
terselesaikan.
2. Rusmawan S.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
dukungan dan semangat serta bimbingan dengan baik dari awal sampai akhir
penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah membekali penulis dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan selalu
terbuka untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi penulis.
4. Panitia penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti ijian sarjana
dan mempertahankan skripsi ini.
5. Br. Bonifasius Kasmo Raharjo S.Pd, FIC selaku koordinator Sekolah
PG-TK-SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia memberikan fasilitas yang
xi
yang telah bersedia memberi ijin untuk mengadakan penelitian tindakan kelas
di kelas V SD pangudi Luhur III Yogyakarta.
7. Bapak dan Ibu guru se-SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan
motivasi dan arahan hingga penelitian ini terselesaikan.
8. Bapak Aris Widarto A.Ma Pd, yang telah bersedia memberikan waktu dan
pikiran selama menjadi observer dalam pelaksanaan penelitian di kelas.
9. Bapak Herman Yoesef Sutiyono dan Ibu Mujini, Mas Budi, Rubi dan Desi
selaku keluarga yang telah memberikan dukungan baik materi, dukungan dan
doa hingga dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.
10.Teman-teman seperjuangan atas segala proses yang telah kita lalui bersama
dalam menggapai setiap harapan.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis dengan rendah hati mengharapkan kritik dan saran yang
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan demi perbaikan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 22 Juni 2010 Penulis,
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Belajar dan Prestasi Belajar ... 5
1. Pengertian Belajar ... 5
2. Ciri-Ciri Belajar ... 6
3. Prinsip-Prinsip Belajar ... 7
4. Prestasi Belajar ... 9
B. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Teknik Jigsaw ... 9
1. Model Pembelajaran Kooperatif ... 9
2. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 10
3. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw ... 11
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 15
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 15
2. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ... 16
D. Kerangka Berpikir ... 17
E. Hipotesis Tindakan ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 18
A. Jenis Penelitian Kemmis dan Mc Taggart ... 18
B. Setting Penelitian ... 18
1. Subjek penelitian ... 18
2. Objek penelitian ... 19
3. Tempat penelitian ... 19
xiv
5. Rencana Banyaknya Siklus ... 19
6. Kriteria keberhasilan ... 19
C. Indikator Keberhasilan ... 20
D. Prosedur Penelitian ... 20
1. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 20
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 21
a. Siklus I ... 21
1) Perencanaan Tindakan ... 21
2) Pelaksanaan Tindakan ... 24
3) Observasi ... 24
4) Refleksi ... 24
b. Siklus II ... 25
1) Perencanaan Tindakan ... 25
2) Pelaksanaan Tindakan ... 27
3) Observasi ... 27
4) Refleksi ... 28
E. Penyusunan Instrumen ... 28
F. Pengumpulan Data ... 31
G. Analisis Data ... 32
1. Menentukan Jumlah Seluruh Skor Ulangan ... 32
2. Menentukan Jumlah Skor Dalam Persen ... 32
3. Menentukan Skor Rata-Rata Kelas Dalam Persen ... 32
xv
5. Pengujian Reliabilitas ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Hasil Penelitian ... 35
1. Siklus I ... 35
a. Pelaksanaan Tindakan ... 35
b. Hasil Penelitian ... 35
c. Refleksi ... 37
2. Siklus II ... 37
a. Pelaksanaan Tindakan ... 37
b. Hasil Penelitian ... 37
c. Refleksi ... 39
B. Pembahasan ... 39
BAB V PENUTUP ... 46
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 49
xvi
Daftar Tabel
Tabel 1 Waktu Penelitian ... 19
Tabel 2 Kriteria keberhasilan ... 20
Tabel 3 Kisi-Kisi Soal Siklus 1 ... 28
Tabel 4 Kisi Ksis Soal Siklus 2 ... 30
Tabel 5 Kualifikasi Koefisien Korelasi ... 33
Tabel 6 Acuan Koefisien Korelasi ... 34
Tabel 7 Nilai Ulangan Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta 2010 Siklus 1 ... 36
Tabel 8 Nilai Ulangan Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta 2010 Siklus 2 ... 38
Tabel 9 Hasil Ulangan Siswa Kela V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta Sebelum dan Sesudah Tindakan ... 39
xvii Daftar Gambar
xviii Daftar Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 49
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2 ... 51
Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ... 53
Lembar Kerja Siswa Siklus 2 ... 55
Soal Siklus 1 ... 57
Soal Siklus 2 ... 62
Analisis Pengujian Reliabilitas Soal Siklus 1... 65
Analisis Pengujian Reliabilitas Soal Siklus 2... 67
Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Siklus 1 ... 69
Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Siklus 2 ... 71
Korelasi Siklus 1 ... 73
Korelasi Siklus 2 ... 81
Foto Kegiatan ... 89
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 90
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kurikulum pendidikan dasar, salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.
Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran IPS. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Hal itu menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi kurang maksimal.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis di SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun 2007/2008 dan 2008/2009, diperoleh data bahwa rata-rata skor yang diperoleh siswa dalam kemampuan mengenal perjuangan para tokoh daerah dalam mempertahankan kemerdekaan hanya mencapai 53 % atau di bawah Kriteria Ketuntasan Belajar yang seharusnya 70%.
dalam mempertahankan kemerdekaan namun pada kenyataannya, siswa SD Pangudi Luhur III Yogyakarta belum mampu menguasai kompetensi dasar tersebut. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor atau permasalahan yang menghambat tercapainya kompetensi dasar tersebut. Permasalahan tersebut bisa berasal dari guru yang menerapkan model pembelajaran yang kurang tepat, sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan sebuah model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah yang terjadi di kelas, model yang diterapkan yaitu model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
dihadapi dengan langkah-langkah tertentu sesuai dengan teknik yang diterapkan.
B. Batasan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis memilih satu masalah yang akan dilakukan tindakan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pemilihan masalah ini didasarkan pada tingkat pengaruh terhadap penyelesaian masalah pembelajaran IPS di SD Pangudi Luhur III Yogyakarta. Adapun permasalahan yang penulis pilih dalam penulisan karya ilmiah ini adalah rendahnya prestasi belajar IPS bagi siswa kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS pada materi mengenal perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010?
D. Tujuan Penelitian
kemerdekaan pada siswa kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga dalam usaha meningkatkan kemampuan mengajar dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw. Selain hal tersebut, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pembelajaran khususnya meningkatkan prestasi belajar dalam mengenal perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta dengan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
3. Bagi Siswa
Meningkatkan peran aktif siswa selama proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat saat diskusi berlangsung serta melatih siswa untuk bekerja sama, sehingga siswa menjadi senang selama pembelajaran.
4. Bagi sekolah
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu lain. Dalam hal ini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya (Furdyartanto dalam Baharuddin,2002:13)
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut (Sudjana, 2004:28).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2)
Sedangkan menurut Hilgard dan Bower dalam Baharuddin (2002:13), belajar (to learn) memiliki arti : 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to fix in the
mind or memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to
become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan.
Menurut Morgan dalam Baharuddin (2002:14), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk menambah ilmu, mengubah perilaku baik dari pengalaman ataupun latihan untuk memenuhi kebutuhan, kepandaian yang belum dimilikinya melalui pengetahuan atau sikap yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Ciri-Ciri Belajar
Menurut Baharuddin (2002:15), ciri-ciri belajar antara lain:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior).
b. Perubahan tingkah laku relative permanent.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
3. Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Soekamto dan Winataputra dalam Baharuddin (2002:16) Dalam proses belajar, guru perlu memperhatrikan beberapa prinsip belajar berikut:
a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain.
b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
c. Siswa dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dapat dilakukan selama proses belajar. d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa
akan membuat proses belajar lebih berarti.
e. Motivasi siswa akan lebih meninkat apabila diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:42-50) seseorang akan dikatakan telah mengalami proses belajar apabila memenuhi prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
a. Perhatian dan motivasi
b. Keaktifan
Kecenderungan psikologis dewasa ini menganggap anak adalah makhluk yang aktif. Suatu kegiatan belajar hanya mungkin terjadi apabila seorang anak aktif mengalaminya sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan.
c. Keterlibatan langsung (pengalaman)
Kegiatan belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar adalah pengalaman dan belajar tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya sekedar mengamati secara langsung tetapi juga harus terlibat dalam perbuatan dan bertanggung jawab pada hasil belajarnya. d. Pengulangan
Prinsip pengulangan merupakan prinsip yang paling tua dan sudah diperkenalkan. Tujuan dari dilakukannya pengulangan adalah agar melatih daya ingat siswa dan untuk membentuk respon yang benar serta membentuk suatu kebiasaan.
e. Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar akan membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru dan mengandung masalah yang perlu dipecahkan akan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
f. Balikan dan penguatan
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam suatu hal, tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Penguatan berfungsi agar siswa mengulangi perbuatan yang sudah baik.
g. Perbedaan individual
Siswa dalam satu kelas tidak boleh kita perlakukan dengan cara yang sama karena masing-masing mempunyai karakteristik dan perbedaan kemampuan sehingga guru harus memperlakukan siswa sesuai kemampuannya.
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses belajar yang telah dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas (Gagne dalam Baharuddin, 2002:18).
B. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang saling silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa (Nurhadi dan Senduk,2003, dalam Made Wena 2009:189)
Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilisator (Lie,2002, dalam Made Wena 2009:189)
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah. (Karli dan Margaretha 2004: 48)
Berdasarkan pengertian-pengertian yang disebutkan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kelompok, dimana adanya suatu kegiatan yang saling berinteraksi, bekerja sama, silih asih untuk mencapai tujuan belajar.
2. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Jhonson dalam Lie (2003:20) menjelaskan ada lima unsur pembelajaran kooperatif (pembelajaran gorong royong) yang harus diterapkan, yaitu:
Keberhasilan suatu kelompok sangat tergantung pada usaha dari setiap anggotanya.
b. Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok atau siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
c. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka atau berdiskusi.
d. Komunikasi antar anggota
Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan mengemukakan pendapat mereka dalam diskusi.
e. Evaluasi proses kelompok
Setiap kelompok harus melakukan evaluasi hasil kerja sama mereka agar selanjutnya mereka dapat bekarja sama dengan lebih efektif. 3. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompok yang lain.
Menurut Priyanto dalam Made Wena (2009:194), model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a) Pembentukan kelompok asal
Setiap kelompok asal terdiri dari 5 - 6 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen.
b) Pembelajaran pada kelompok asal
Setiap kelompok asal mempelajari sub materi pelajaran yang akan menjadi keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas secara individual.
c) Pembentukan kelompok Ahli
Ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam satu sub materi pelajaran. Kemudian masing-masing ahli submateri yang sama dari kelompok yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
d) Diskusi kelompok Ahli
kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoalan yang menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
e) Diskusi kelompok asal (induk)
Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing. Kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai sub materi pelajaran yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapat giliran.
f) Diskusi kelas
Dengan dipandu oleh guru diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa.
g) Pemberian kuis
Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh masing-masing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok.
Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan dan bonus nilai. Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan dan bonus nilai.
Teknik Jigsaw menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. (Lie 2008;71)
Alur proses pembentukan kelompok ahli dalam pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada hakikatnya IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam hidupnya manusia harus mampu mengatasi rintangan-rintangan yang mungkin timbul dari sekelilingnya maupun dari akibat hidup bersama. IPS melihat manusia dari berbagai sudut pandang.
Pembelajaran IPS merupakan salah satu pembelajaran di SD yang bersifat memadukan antar berbagai aspek dalam ruang lingkup IPS seperti geografi, ekonomi, sosiologi, sejarah. Pembelajaran IPS ini dipandang sangat penting untuk diajarkan bagi siswa SD, hal ini dikarenakan IPS bersifat kontekstual dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari anak, sehingga siswa dapat menerapkan sendiri secara langsung pengetahuan yang diperolehnya dari pembelajaran di sekolah dalam lingkungan tempat tinggal, sekolah dan di rumah.
Ilmu Pengetahuan adalah istilah baru sejak diberlakukannya kurikulum 1975. Pada tahun-tahun sebelumnya beberapa komponen materi seperti Sejarah, Kewarganegaraan, Ekonomi, dan Geografi telah diajarkan namun masing-masing menjadi mata pelajaran yang mendiri terlepas satu dengan yang lainnya.
1. Pengertian IPS
IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan sesamanya di lingkungannya sendiri, dengan tetangganya, yang dekat sampai jauh. Jadi bahan belajar dalam IPS adalah keseluruhan tentang manusia (Suradisastra, 1991: 6).
Dimasa yang akan datang, semua orang tak terlepas peserta didik akan menghadapi tantangan dalam kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa IPS merupakan program pendidikan/ bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisa gejala dan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
2. Tujuan Pembelajaran IPS
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, maupun global.
D. Kerangka Berpikir
Peningkatan prestasi belajar dalam mengenal perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw pada siswa kelas V SD.
E. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Kemmis dan Mc Taggart
Jenis penelitian yang dikemukakan Kemmis dan MC Taggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat dan untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus, (Kusumah dan Dwitagama. 2008:21).
Ii
Gambar 2 : Jenis Penelitian Kemmis dan Mc Taggart B. Setting Penelitian
1. Subjek penelitian
Siswa kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 39 orang.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan SIKLUS II
2. Objek penelitian
Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw dalam mengenal perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010.
3. Tempat penelitian
SD Pangudi Luhur III Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Panembahan Senopati No. 18 Yogyakarta.
4. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2009/2010 yakni bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei dan Juni. Table 1 : Waktu Penelitian
5. Rencana banyaknya siklus
Rencana siklus yang digunakan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdapat 1 kali pertemuan.
6. Kriteria keberhasilan :
Kondisi awal 53% maka kondisi akhir setelah dilakukan tindakan diharapkan menjadi 70%.
N
o Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Proposal V V V
2 Pengumpulan data V
3 Pengolahan data V
4 Analisis data V
5 Penyusunan laporan V
6 Ujian skripsi V
C. Indikator Keberhasilan Tabel 2 : Kriteria keberhasilan
Indikator Kondisi awal Siklus 1 Siklus 2
Prestasi siswa yang
mencapai nilai
ulangan rata-rata.
53,05 60 70
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini terdiri dari dua siklus. Hal ini telah memenuhi persyaratan PTK sesuai dengan pendapat Suyitno (2005: 3) yang menyatakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas perlu ada siklus kegiatan sekurang-kurangnya dua siklus, di mana pada setiap siklus kegiatan pembelajaran di mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan atau observasi, dan refleksi. Perencanaan pada kegiatan pembelajaran siklus pertama didasarkan pada identifikasi masalah yang ditemukan, apakah masalah tersebut terjadi karena kondisi pembelajaran siswa atau guru. Perencanaan tindakan untuk siklus kedua didasarkan pada hasil refleksi hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus pertama. Berikut langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan setiap siklus. 1. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan rencana penelitian sebagai berikut:
b. Menyusun instrumen pembelajaran.
- Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). - Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).
c. Menyusun instrumen penilaian. - Menyusun lembar ulangan/ soal. - Menyusun kisi-kisi soal.
- Menyusun skor setiap soal. d. Menyusun media pembelajaran.
- Visual : Gambar-gambar - Audio Visual : Film dokumenter. 2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
1) Rencana Tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa. Instrumen penilaian berupa kisi-kisi soal, lembar ulangan/ soal. Menyusun media pembelalpelajaran berupa media gambar dan media audio visual.
Rencana pelaksanaan tindakan pada siklus pertama sebagai berikut a) Memberikan apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Pembentukan kelompok asal
Setiap kelompok asal terdiri dari 5 – 6 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen.
d) Pembelajaran pada kelompok asal
Setiap kelompok asal memperoleh sub materi yang akan dipelajari, yakni peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, peristiwa pertempuran Ambarawa, Bandung Lautan Api, peristiwa Medan Area, Agresi Militer Belanda I terhadap Republik Indonesia.
e) Pembentukan kelompok Ahli
f) Diskusi kelompok Ahli
Anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoalan yang menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
g) Diskusi kelompok asal (induk)
Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing. Kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai sub materi pelajaran yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapat giliran.
h) Diskusi kelas
Dengan dipandu oleh guru diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa.
i) Pemberian kuis
memperoleh jumlah nilai kelompok. j). Pemberian hadiah/ penghargaan kelompok
Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan dan bonus nilai. Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan. 2). Tindakan.
Pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. 3). Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa maupun peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan guru mitra yang bertindak sebagai observer.
4). Refleksi
b. Siklus 2
1) Rencana tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan siklus kedua ini adalah menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kegiatan Siswa. Instrumen penilaian berupa kisi-kisi soal, lembar ulangan/ soal, menyusun media pembelajaran berupa media gambar dan media audio. Rencana pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
a) Memberikan apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari dengan tanya jawab tentang perjuangan para tokoh dalam mengusir penjajah Belanda
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Pembentukan kelompok asal
Setiap kelompok asal terdiri dari 5 – 6 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen.
d) Pembelajaran pada kelompok asal
Setiap kelompok asal memperoleh sub materi yang akan dipelajari, yakni Perjanjian Roem-Royen, Konferensi Meja Bundar, Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, peranan beberapa tokoh Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
e) Pembentukan kelompok ahli
masing anggotanya untuk menjadi ahli dalan satu sub materi pelajaran. Misalnya, siswa 1 mempelajari tentang Perjanjian Roem-Royen, siswa 2 mempelajari tentang Konferensi Meja Bundar, siswa 3 mempelajari tentang Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda, siswa 4 mempelajari tentang peranan beberapa tokoh Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Kemudian masing-masing ahli submateri yang sama dari kelompok yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli.
f) Diskusi kelompok Ahli
Anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang masalah-maslah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoalan yang menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
g) Diskusi kelompok asal (induk)
h) Diskusi kelas
Dengan dipandu oleh guru diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa.
i) Pemberian kuis
Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh masing-masing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok.
j). Pemberian hadiah/penghargaan kelompok
Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan dan bonus nilai. Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan dan bonus nilai.
2) Pelaksanaan Tindakan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan. 3) Observasi
4) Refleksi
Data yang diperoleh pada siklus II dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisis dan kemudian diadakan refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah adanya tindakan. Selain itu merefleksikan kesulitan-kesulitan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Merefleksikan kekurangan dan kelebihan dari media yang digunakan. D. Penyusunan Instrumen
Teknik penilaian : tes
Bentuk penilaian : tes tertulis yang terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda Kisi kisi soal adalah sebagai berikut:
Table 3 : Kisi kisi soal siklus 1
November 1945
pertempuran
Bandung
Lautan Api
Siswa mampu
menjelaskan
peristiwa Medan
Area
Siswa mampu
menjelaskan agresi
Militer Belanda I
terhadap Republik
Indonesia.
2 2 2 12,
13,
14,
15,
16,
17.
1 2 2 18,
19,
20,
21,
22,
23.
2 2 2 24,
25,
26,
27,
28,
Siswa mampu
Kriteria penentuan skor
Pilihan ganda : jika benar skor = 1 jika salah skor = 0
Maka, untuk jumlah total skor adalah 1 x 30 = 30 E. Pengumpulan data.
1. Peubah.
Prestasi belajar siswa dalam mengenal para tokoh daerah dalam perjuangan melawan penjajah.
2. Indikator (siklus 1 dan 2) Nilai rata-rata kelas. 3. Data.
4. Pengumpulan data :
Dengan jenis tes. Bentuk tes tertulis. 5. Instrumen
Instrumen yang digunakan berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal.
F. Analisis Data
Langkah-langkah analisis data
a. Menentukan jumlah seluruh skor ulangan setiap siswa pada siklus I dan II
rumus : x100
Xmaks X
N
Keterangan :
N = skor akhir yang diperoleh setiap siswa
X = jumlah skor akhir yang diperoleh setiap siswa Xmaks = skor maksimal ideal dari tes
100 = bilangan tetap
b. Menentukan jumlah skor dalam (%)
dengan menggunakan rumus :
% 100 Xmaksx
X
= .... %
Keterangan ;
X = jumlah skor yang benar
Xmaks = jumlah total skor c. Menentukan skor rata-rata kelas dalam %
Keterangan :
X = skor rata-rata (%)
Xn = skor yang diperoleh setiap siswa Y = Jumlah siswa
d. Menentukan Validitas Soal
Validitas adalah taraf di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid selain dilihat langsung dari keadaan dirinya juga dapat dilihat setelah memperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Apabila setelah diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal atau apa yang mau diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu.
Tabel 5 Kualifikasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kualifikasi
± 0,91 – 1.00 Sangat tinggi
± 0,71 – 0,90 Tinggi
± 0,41 – 0,70 Cukup / sedang
± 0,21 – 0,40 Rendah
± 0 – 0,20 Sangat rendah
coba berguna untuk menentukan apakah soal tersebut layak atau tidak untuk dipakai dalam melakukan penelitian.
e. Menentukan Reliabilitas soal
Reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan koefisien hasil pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpanan atau perbedaan-perbedaan yang berarti. Oleh karena itu, taraf reliabel suaru tes dinyatakan dalam suatu koefisien korelasi antar -1,00 sampai dengan 1,00. Untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh dipakai besar koefisien korelasi dalam tabel statistik atas dasar taraf signifikan1% dan 5% yaitu sebagai berikut : Dengan mengunakan rumus Kuder – Richardson
Tabel 6 :Acuan Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kualifikasi
± 0,91 – 1.00 Sangat tinggi
± 0,71 – 0,90 Tinggi
± 0,41 – 0,70 Cukup / sedang
± 0,21 – 0,40 Rendah
± 0 – 0,20 Sangat rendah
Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus angka kasar yaitu sebagai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tehnik Jigsaw pada Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta Tahun Pelajaran 2009/2010” yang dilaksanakan selama tiga minggu. Dimulai tanggal 23 April 2010 – 7 Mei 2010.
1. Siklus I
a. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 23 April 2010 dengan jumlah siswa 38 orang. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan pedoman perencanaan pembelajaran yang telah direncanakan dan menggunakan pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw. Pada akhir siklus pertama ini dilakukan ulangan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah melaksanakan pembelajaran.
b. Hasil Penelitian Siklus I
Setelah melakukan penelitian untuk siklus pertama, diperoleh nilai ulangan sebagai berikut :
Tabel 6 Nilai Ulangan IPS Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta Siklus 1
c. Refleksi
Hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung, antara lain :
1) Pada pelaksanaan siklus 1, hasil yang diperoleh berdasarkan hasil ulangan siswa, terdapat peningkatan prestasi dan sudah mencapai target yang diharapkan.
2) Siswa masih bingung dengan alur pembelajaran kooperatif tehnik
Jigsaw.
2. Siklus II
a. Pelaksanaan Penelitian Siklus II
Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Mei 2010 dengan jumlah siswa 36 orang. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan pedoman perencanaan pembelajaran yang telah direncanakan dan menggunakan pembelajaran kooperatif tehnik
Jigsaw. Pada akhir siklus kedua ini dilakukan ulangan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah melaksanakan pembelajaran.
b. Hasil Penelitian Siklus II
Tabel 7 Nilai Ulangan IPS Siswa Kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta Siklus 2
3) Refleksi
Hal-hal yang ditemukan selama pelaksanaan siklus kedua, antara lain :
1) Siswa saling bekerja sama dengan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk mendiskusikan materi yang menjadi tanggung-jawabnya sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai karena siswa lebih aktif.
2) Terdapat perbedaan pendapat tentang cakupan materi yang dipelajari setiap kelompok karena menggunakan beberapa sumber (buku) yang berbeda.
B. Pembahasan
Peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dilakukan penelitian sampai dengan hasil akhir pelaksanaan tindakan siklus kedua dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 10 Hasil ulangan siswa kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta sebelum dan sesudah tindakan.
NO NAMA
Sebelum tindakan Sesudah tindakan
NO NAMA
Sebelum tindakan Sesudah tindakan
Nilai Nilai
Hasil penelitan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 11 : Hasil penelitian
N
o Nama
Ketuntasan
Sebelum Tindakan Siklus 1 Siklus 2
Berdasarkan perolehan nilai yang telah dipaparkan dalam tabel diatas, siklus pertama diikuti oleh 37 siswa dan pada siklus kedua diikuti 36 siswa. Perbedaan ini disebabkan karena setiap siklus pertama ada 1 siswa yang tidak hadir karena sakit, pada siklus kedua ada 3 orang yang tidak hadir karena sakit.
Pada siklus pertama yang memperoleh nilai 85 hanya satu orang, satu orang mendapat 80, tiga orang mendapat 75, tiga orang mendapat 70, delapan orang mendapat 65, sembilan orang mendapat 60, enam orang mendapat 55, tiga orang mendapat 50, tiga orang mendapat 45. Jadi siswa yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal pada siklus 1 sebanyak 25 orang atau mencapai 65,78% dari 37 siswa. Sebanyak 13 orang yang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal atau 34,21%. Siswa yang nilainya di bawah kriteria ketuntasan minimal disebabkan karena pada saat proses pembelajaran tidak memperhatikan penjelasan dari guru sehingga tidak mengetahui materi terlebih pada saat membahas materi di kelompok ahli. Berhubung karena pada siklus pertama nilai rata-rata hanya mencapai 61,48 dan belum mencapai target indikator keberhasilan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus kedua.
Namun demikian terdapat 13 siswa atau 36% yang mengalami penurunan nilai setelah dilakukan tindakan siklus pertama dan 26 siswa atau 64% mengalami penaikan nilai. Siswa yang mengalami penurunan nilai tersebut dikarenakan, siswa belum bisa menyesuaikan cara belajarnya dengan model pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw.
tehnik Jigsaw terutama pada pembentukan kelompok sehingga berjalan lancar. Dengan motivasi dari guru, siswa lebih bersemangat dalam membahas materi yang menjadi tanggung jawabnya. Siswa saling berinteraksi dalam kelompok ahli dan mempertanggung jawabkan materinya dalam kelompok asal. Pada siklus pertama ini, lima orang mendapat 85, empat orang mendapat 80, delapan orang mendapat 75, sebelas orang mendapat 70, lima orang mendapat 65, dua orang mendapat 55, satu orang mendapat 50. Jadi pada siklus kedua ini terdapat 28 orang atau mencapai 77,78 % dari 36 siswa.
Dalam pelaksanaan siklus pertama dan kedua terdapat 3 orang atau 8,6% yang mengalami penurunan nilai sebanyak 0,5 dan. Hal ini dikarenakan pada saat pelaksanaan siklus 2 kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan kurang bekerjasama dengan siswa lain saat berada di kelompok ahli sehingga kurang menguasai materi yang menjadi tanggung-jawabnya. Selain itu terdapat 3 orang yang tidak mengalami kenaikan dan penurunan nilai (stabil), hal ini dikarenakan pada siklus 2 siswa tersebut kurang aktif dibandingkan siklus kedua. Cara belajarnya pada siklus kedua masih sama dengan cara belajarnya pada siklus pertama. Dari ketiga siswa tersebut yang nilainya mencapai indikator keberhasilan sebanyak 2 orang yakni mencapai 70 dan 80, sedangkan yang di bawah indikator keberhasilan hanya mencapai 53,05.
dua. Pada kondisi awal 53,05 menjadi 61,48 pada siklus satu dan 72,22 pada siklus dua.
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari grafik di bawah ini :
0 20 40 60 80
Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
Gambar 3: Peningkatan prestasi belajar siswa
Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan hasil penelitian Djoko Prajitno (Universitas Negeri Malang, 2009 tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SDN Panggungrejo 01 Kec.Panggungrejo Kab.Blitar Tahun Pelajaran 2009/2010 dengan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran model Jigsaw ada peningkatan aktivitas belajar siswa. Dalam penelitiannya, pada siklus 1 menunjukkan kenaikkan yaitu pada pertemuan 1 siklus 1 mencapai 75 %, pertemuan 2 siklus 1 mencapai 81 %, pertemuan 3 siklus 2 mencapai 84 % dan pada pertemuan 4 siklus 2 mencapai 87 %, hal ini menunjukkan jumlah siswa yang belum tuntas belajarnya semakin berkurang (diunduh dari tanggal 27 Mei 2010 pukul 21.45 WIB).
Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Rangka meningkatkan Penguasaan Konsep Ekosistem Siswa kelas X di SMA Negeri 2 Karanganyar. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata prosentase peran serta siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas siklus I = 73,97%; siklus II = 82,49% dan penguasaan konsep ekosistem siklus I = 60,92%; siklus II = 70,5% (diunduh dari tanggal 27 Mei 2010 pukul 22.15 WIB)
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dra. Mujinem Universitas Sanata Dharma, 2009) tentang “Peningkatan Prestasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dicapai dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SD Pangudi Luhur III Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh sebelum dilakukan tindakan penelitian adalah 53,05 (berada di bawah kriteria ketuntasan minimal). Namun setelah diadakannya nilai rata-rata yang diperoleh siswa mencapai 61,48 pada siklus pertama dan mencapai 72,22 pada siklus ke dua.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan khususnya penerapan model pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw, antar lain :
1. Model pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw dapat digunakan sebagai alternatif dalam merancang pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.
2. Model pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw sangat menarik bagi siswa maka penerapannya tidak hanya dalam mata pelajaran IPS saja, tapi dapat dilakukan pada mata pelajaran lainnya.
3. Pengamat yang ditunjuk dalam pembelajaran IPS sebaiknya seorang guru yang telah profesional dalam bidangnya sehingga wawasan dan
pandangan yang disampaikan dalam refleksi akan lebih sesuai, (guru pengamat sesuai dengan mata pelajaran yang diterapkan melalui model pembelajaran kooperatif tehnik Jigsaw).
4. Pembelajaran kooperatif learning tehnik Jigsaw harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.
Arikunto, Suharsimi, Prof. Suhardjono, Prof. Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Akasara.
Baharuddin. Esa. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Dimyati dan Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Karli, Margaretha.2004.Model-Model Pembelajaran. Bandung. CV. Bina Media Informasi
Kasbolah, E.S, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Made, Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT
Bumi Aksara
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta
Suradistra, Djojo dkk.1991. Pendidikan IPS 3. Jakarta: Debdikbud.
Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : S.D. Pangudi Luhur III Yogyakarta Hari/Tanggal/Pertemuan : Jumat, 23 April 2010
Kelas/Semester : VI/ 2
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Unit/Tema : Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
Alokasi Waktu : 3 x 35’ I. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II. Kompetensi Dasar
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan III. Sub Materi Pokok Pembelajaran
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan IV. Indikator
Siswa mampu menjelaskan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya Siswa mampu menjelaskan peristiwapertempuran Ambarawa
Siswa mampu menjelaskan peristiwapertempuran Bandung Lautan Api Siswa mampu menjelaskan peristiwa Medan Area
Siswa mampu menjelaskan agresi Militer Belanda I terhadap Republik Indonesia.
V. Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan awal
Salam
Apersepsi dengan menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar” dan menyaksikan video “Pertempuran 11 November di Surabaya”.
Kemudian dilanjutkan dengan tanya-jawab. B. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, 1 kelompok terdiri dari 8 orang.
Setiap kelompok mendapat tugas membahas peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, peristiwapertempuran Ambarawa, Bandung Lautan Api, peristiwa Medan Area, Agresi Militer Belanda I terhadap Republik Indonesia.
setiap kelompok membagi tugas untuk setiap siswa, dan membentuk kelompok ahli.
Setiap kelompok ahli membahas tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Kelompok ahli kembali pada kelompok asal.
Setiap siswa mempresentasikan hasil diskusinya saat kelompok ahli di dalam kelompok asal
Diskusi kelas yang dipandu oleh guru. C. Kegiatan Akhir
Evaluasi VI. Penilaian
Bentuk : Tes
Jenis : Tes Tertulis VII. Sumber Belajar
Buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI/ 2. Grasindo Buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI/ 2, Kanisius Media Belajar
Film Pertempuran Surabaya Gambar-gambar Pertempuran
Yogyakarta, 20 Juni 2010 Peneliti
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Satuan Pendidikan : S.D. Pangudi Luhur III Yogyakarta Hari/Tanggal : Jumat, 7 Mei 2010
Kelas/Semester : VI/ 2
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Unit/Tema : Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan
Alokasi Waktu : 3 x 35’
I. Standar Kompetensi
Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia
II. Kompetensi Dasar
Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan III. Sub Materi Pokok Pembelajaran
Jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan IV. Indikator
Siswa mampu menjelaskan perjanjian Roem-Royen Siswa mampu menjelaskan Konferensi Meja Bundar
Siswa mampu menjelaskan pengakuan kadaulatan Indonesia oleh Belanda Siswa mampu menjelaskan peranan beberapa tokoh Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaan. V. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan awal Salam
Tanya jawab B. Kegiatan Inti
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru menjelaskan materi tentang jasa para tokoh dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Setiap kelompok mendapat tugas membahas tentang Perjanjian Roem-Royen, Konferensi Meja Bundar, Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, peranan beberapa tokoh Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Setiap kelompok membagi tugas untuk setiap siswa, dan membentuk kelompok ahli.
Setiap kelompok ahli membahas tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Kelompok ahli kembali pada kelompok asal.
Setiap siswa mempresentasikan hasil diskusinya saat kelompok ahli di dalam kelompok asal
Diskusi kelas yang dipandu oleh guru. C. Kegiatan Akhir
Evaluasi VI. Penilaian
Bentuk : Tes
Jenis : Tes Tertulis VII. Sumber Belajar
Buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI/ 2. Grasindo Buku paket Ilmu Pengetahuan Sosial kelas VI/ 2, Kanisius Media Belajar
Rekaman Pidato Sutomo
Gambar-gambar tokoh para pahlawan Lembar Kerja Siswa
Yogyakarta, 5 Juni 2010 Peneliti
LEMBAR KERJA SISWA
Satuan Pendidikan : SD Pangudi Luhur III Yogyakarta Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Hari/Tanggal : Jumat, 23 April 2009 Kelas/Semester : V/ II
Alokasi Waktu : 3 x 35’ I. Petunjuk (Untuk Siswa)
1. Dengarkanlah instruksi dari gurumu! II. Indikator hasil belajar
1. Siswa mampu menjelaskan peristiwa 10 November 1945 di Surabaya 2. Siswa mampu menjelaskan peristiwa pertempuran Ambarawa
3. Siswa mampu menjelaskan peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api 4. Siswa mampu menjelaskan peristiwa Medan Area
5. Siswa mampu menjelaskan agresi Militer Belanda I terhadap Republik Indonesia.
III. Kegiatan Belajar
Isilah kolom di bawah ini berdasarkan peristiwa yang terajdi! Peristiwa Waktu
Hal apa saja yang terjadi dalam peristiwa tersebut
Agresi militer I
IV. Refleksi
1. Kesulitan apakah yang anda alami ?
__________________________________________________________________ __________________________________________________________________ ____________
2. Apa yang anda peroleh dari pelajaran ini ?
__________________________________________________________________ __________________________________________________________________ ____________
3. Bagaimana perasaan anda dengan pelajaran ini ?
Satuan Pendidikan : SD Pangudi Luhur III Yogyakarta Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Hari/Tanggal/Pertemuan : Jumat, 7 Mei 2010 Kelas/Semester : V/ II
Alokasi Waktu : 3 x 35’ I. Petunjuk (Untuk Siswa)
1. Dengarkanlah instruksi dari gurumu! II. Indikator hasil belajar
1. Siswa mampu menjelaskan perjanjian Roem-Royen 2. Siswa mampu menjelaskan Konferensi Meja Bundar
3. Siswa mampu menjelaskan pengakuan kadaulatan Indonesia oleh Belanda 4. Siswa mampu menjelaskan peranan beberapa tokoh Indonesia dalam
mempertahankan kemerdekaan.
III. Kegiatan Belajar
1. Isilah kolom di bawah ini berdasarkan peristiwa yang terjadi! Peristiwa Waktu
Hal apa saja yang terjadi dalam peristiwa tersebut
a. ______________________________________________________________ b. ______________________________________________________________ c. ______________________________________________________________ d. ______________________________________________________________ e. ______________________________________________________________
IV. Refleksi
1. Kesulitan apakah yang anda alami ?
__________________________________________________________________ __________________________________________________________________ 2. Apa yang anda peroleh dari pelajaran ini ?
__________________________________________________________________ __________________________________________________________________
3. Bagaimana perasaan anda dengan pelajaran ini ?
1. Pada tanggal 29 September 1945, pasukan sekutu yang dikirim ke Indonesia bernama ... . a. PETA b. AFNEI c. HEIHO d. NICA 2. Salah satu tugas AFNEI adalah ... .
a. melucuti senjata tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang pihak sekutu b. melucuti senjata tentara Belanda dan membebaskan tawanan JEPANG
c. membentuk kerjasama dengan Belanda dalam menjajah Indonesia d. membantu Indonesia dalam membentuk kedaulatan bangsa Indonesia
3. Pada tanggal 26 Oktober 1945 pasukan sekutu di bawah pimpinan Kapten Shaw menyerang penjara a. Suka Miskin Bandung c. Kalikosok Surabaya
b. Nusa Kambangan d. Salemba 4. Brigjen AWS Mallaby tewas di ... .
a. Bandung c. Jakarta
b. Yogyakarta d. Surabaya 5. Pertempuran di Surabaya dipimpin oleh ... .
a. Kolonel Sudirman c. Bung Tomo
b. Mayor Soeharto d. Kolonel AH Nasution
6. Untuk mengenang kepahlawanan arek-arek Surabaya, tanggal 10 November 1945 ditetapkan
sebagai ... .
a. Hari Ibu c. Hari Kebangkitan Nasional b. Hari Pahlawan d. Hari Pendidikan
7. Pertempuran yang berlangsung di Surabaya dari tanggal 20 November - 15 desember 1945 di Ambarawa dikenal dengan ... .
a. Peristiwa Medan Area c. Agresi militer Belanda II b. Agresi militer Belanda I d. Pertempuran Ambarawa 8. Tanggal 20 Oktober 1945, pasukan sekutu mendarat di Semarang dipimpin oleh ... .
a. Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby c. Brigadir Jendral Bethell
b. Kapten Shaw d. Letnan Jendral Sir Philip Christhisson
9. Yang mengadakan serangan serempak pada tanggal 12 Desember 1945 saat mengepung musuh di
Ambarawa adalah ... .
a. Mayor Soeharto c. Kolonel AH Nasution b. Bung Tomo d. Kolonel Sudirman
10. Kolonel Sudirman menggunakan ... dalam pertemuran melawan sekutu di Ambarawa. a. Diplomasi c. Taktik Infantri
b. Konfrontasi d. Perjanjian
11. Untuk mengenang pertempuran pada 12 Desember 1945, maka tanggal 15 Desember oleh TNI AD diperingati sebagai ... .
a. Hari Pahlawan
b. Hari Kebangkitan Nasional
c. Hari Pendidikan d. Hari Infantri 12. Untuk memperingati hari Infantri maka di bangun ... .
a. Monumen Jogja Kembali
b. Monumen 1 Maret
c. Monumen Palangan Ambarawa
d. Monumen Tri Sakti 13. Tanggal 23 Maret 1946 terjadi peristiwa ... .
a. Bandung Lautan Api b. Pertempuran Ambarawa c. Agresi Militer I