• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PELAKSANAAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN

MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP

NEGERI 3 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

Novma Rengga

1

Zafri

2

Kaksim

3

Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aimed to describe the ability of a social studies teacher held variation in applying skills in the learning process in the history of SMP Negeri 3 Mirror Beach, Solok. This type of research used in this study is the evaluation of research studies with qualitative analysis to study the location of SMP N 3. Based on these results it can be concluded that the implementation of teachers' skills in applying variations on pebelajaran IPS held at SMP Negeri 3 Coast Mirror both variations in the way of teaching styles, use of media and learning tools, as well as patterns of interaction in the classroom has not been implemented to the maximum. Teachers should be able to apply ketermpilan held variations on each learning process takes place.

Key word: Skills variations

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 3

(2)

2

PENDAHULUAN

Masalah pendidikan tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, maju mundurnya suatu negara sebagian besar ditentukan oleh kualitas pendidikan yang dicapai negara tersebut.

Salah satu upaya untuk meningkatkan

pendidikan adalah melalui pendidikan

formal, pendidikan formal sangat besar pengaruhnya dalam membangun bangsa dan negara, khusus membangun jiwa manusia

sebagai individu, dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah

selalu berupaya untuk memperbaiki

pendidikan yang dilaksanakan mulai dari pendidikan dasar sampai pada perguruan

tinggi. Pendidikan tersebut menyangkut

berbagai hal seperti perbaikan dibidang

sarana dan prasarana, administrasi

pendidikan, penilaian bagi guru-guru yang melakukan pembaharuan.

Guru merupakan salah satu komponen utama dalam proses belajar mengajar, guru juga berperan dalam membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia

melalui pendidikan.Rendahnya mutu

pendidikan diantaranya berkaitan dengan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar.

Selain guru yang profesional, untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan kemampuan mengajar guru juga harus senantiasa ditingkatkan agar mutu dan kualitas pendidikan yang diharapkan dapat tercapai, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa mutu pendidikan tergantung pada

guru, mustahil sekolah tanpa guru, oleh karena itu guru dianggap sebagai faktor

penentu kesuksesan dalam usaha

meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus diterapkan guru diantaranya yaitu keterampilan mengadakan variasi.Hal ini sesuai dengan pendapat Elizar (2009:36) “keterampilan mengadakan variasi dalam

interaksi pembelajaran dapat diartikan

sebagai perubahan pembelajaran dari yang satu ke yang lain dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran”.

Menurut Lufri (2007: 88) keterampilan mengadakan variasi adalah sebagai proses perubahan yang terjadi dalam pembelajaran yang dibagi atas tiga komponen yaitu : variasi dalam gaya mengajar variasi dalam penggunaan alat dan media pembelajaran serta variasi dalam pola interaksi dalam kelas.

Pada kenyataan yang sering ditemui dilapangan dalam proses pembelajaran

khususnya pembelajaran IPS, diantara

permasalahan yang ada adalah kesiapan guru

serta metode yang digunakan dalam

menyajikan materi pelajaran,

permasalahan-permasalahan yang berpengaruh besar

terhadap proses pembelajaran yang diikuti siswa, diantaranya membuat siswa cendrung mempunyai cara belajar yang kurang baik saat mengikuti pembelajaran didalam kelas, sehingga menciptakan suasana belajar yang monoton dan kaku.

(3)

3

Untuk mengatasi bermacam-macam

permasalahan dalam pembelajaran IPS seperti yang di uraikan di atas maka, dalam

proses pembelajaran khususnya

pembelajaran sejarah sangat diperlukan variasi, dimana variasi dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan menjadikan proses belajar mengajar menjadi lebih hidup, maka dari itu seorang guru ataupun calon guru harus menguasai keterampilan mengadakan variasi tersebut dalam proses belajar mengajar.

Semakin bagus guru dalam mengajar, baik itu dalam gaya mengajar, penggunaan media dan pola interaksi dengan siswa maka dengan sendirinya akan mempengaruhi penilaian siswa terhadap guru yang nantinya juga akan berdampak pada sikap dan cara belajar siswa dikelas, jika variasi guru kurang menarik akan melemahkan semangat belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS.

Keterampilan variasi ini sebaiknya

semua jenis variasi digunakan secara

maksimal dan sebagaimana mestinya,

sehubungan dengan pentingnya guru

mengadakan variasi dalam proses

pembelajaran pada setiap pembelajaran termasuk mata pelajaran IPS, tujuan penulis melakukan penelitian guna mendeskripsikan tentang mengadakan variasi.baik variasi dalam gaya mengajar, variasi penggunaan

alat dan media pembelajaran serta variasi dalam pola interaksi dalam kelas

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi evaluasi dengan analisis kualitatif, lokasi penelitian di SMP N 3 pantai cermin, Kabupaten Solok. Penelitian ini dilaksanakan dalam mata pelajaran IPS, pada kelas VII Dan VIII semester genap Tahun Ajaran 2013/2014.

Dalam penelitian ini menggunakan tiga aspek pengumpulan data yaitu: Observasi, wawancara, dan studi dokumentasi

Untuk memperoleh keabsahan data dalam penelitian ini digunakan Trianggulasi data, pelaksanaan trianggulasi dilakukan untuk memperoleh keabsahan data melalui sumber data yang lain dari sumber data utama.selain memperoleh data dari sumber utama dilakukan cek kebenaran data dengan sumber lain

Berdasarkan model Miles and Huberman dalam sugiyono (2009 : 338-345), teknik yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini adalah model analisis interaktif yang terdiri dari beberapa komponen yaitu: Pengumpulan data, Reduksi data, Displey data, dan Penarikan kesimpulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

hasil penelitian tentang Pelaksanaan guru

dalam menerapkan keterampilan

mengadakan variasi pada pembelajaran sejarah di SMP Negeri 3 pantai cermin kabupaten solok”, yang meliputi variasi

(4)

4

penggunaan alat dan media pembelajaran

serta variasi dalam pola interaksi dalam kelas

1.Variasi Dalam Cara Gaya Mengajar Guru

a. Mengadakan kontak pandang

idealnya kontak pandang yang harus dilakukan guru ketika menerangkan materi pelajaran yaitu guru harus mengarahkan

pandangannya keseluruh kelas dan

memandang semua siswanya secara merata atau secara bergantian dengan tujuan memberi perhatian khusus atau mengecek pemahamannya mencerminkan keakraban hubungan guru dan siswa.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret 2014 dikelas VII dan kelas VIII terlihat bahwa kontak pandang yang dilakukan guru pada saat proses belajar mengajar lebih cendrung tertuju pada satu arah saja yaitu siswa yang meribut dikelas.

b. Gerakan Badan dan Mimik

Variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, gerakan tangan dan anggota badan

lainnya sangat penting dalam

berkomunikasi. Gunanya adalah untuk menarik perhatian siswa dan juga membantu dalam menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyampaian materi.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret 2014 dikelas VII dengan guru yang mengajar Yulhasnah bahwa gerakan badan dan mimik guru dalam kelas guru jarang menanggapi jawaban dari siswa apakah jawaban siswa itu benar atau salah, dan guru jarang

melakukan isyarat kalau ada siswa yang meribut, guru lebih suka dengan cara menegur

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-25 maret 2014 dikelas VIII dengan guru yang mengajar Surya fitri gerakan badan yang dilakukan guru pada saat mengajar sudah mulai terlaksana, dengan guru menanggapi setiap pertanyaan dan jawaban siswa.

c. Pergantian Gerak atau Posisi

Guru Dalam Kelas

Idealnya pindah posisi yang dilakukan guru ketika mengajar didalam kelas yaitu guru tidak kaku dan bergerak bebas dari depan kebelakang, dari kiri ke kanan atau diantara siswa dari belakang kesamping siswa, posisi berdiri kemudian berubah menjadi posisi duduk dan diam ditempat lalu berjalan-jalan mengelilingi siswa.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret 2014 dikelas VII dan kelas VIII terlihat bahwa pergantian gerak atau posisi guru didalam kelas belum terlaksana sebagaimana mestinya, karena guru kebanyakan duduk dikursinya saja tanpa melakukan pindah posisi kebelakang, atau kesamping siswa kiri kanan sehingga siswa banyak yang meibut dan guru selama

menerangkan pelajaran hanya berdiri

didepan kelas, guru juga beranggapan siswa mengerti tanpa harus berganti posisi.

d. Penggunaan Variasi Suara

Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.suara guru pada saat menjelaskan materi pelajaran

(5)

5

hendaknya bervariasi baik dalam intonasi,

volume, nada dan kecepatan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret 2014 dikelas VII dan kelas VIII terlihat bahwa penggunaan variasi suara belum sepenuhnya terlaksana , hal ini disebabkan karena guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi dan juga materi yang akan disampaikan terlalu banyak serta guru kurang paham bagian materi-materi yang suaranya harus ditinggikan, dan kadang perubahan suara guru dari keras menjadi lemah sehingga penyampaian materinya kurang begitu jelas.

1. Variasi Dalam Penggunaan Alat

dan Media Pembelajaran

a. Variasi Media Pandang

Media pandang seperti TV, koran, globe, Peta, gambar-gambar, poster dan lain-lain

sangat penting untuk meningkatkan

perhatian siswa dan akan memberikan pengalaman yang akan mendorong siswa mandiri.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret dikelas VII dengan guru

yang mengajar Yulhasnah. Meskipun

idealnya beberapa media yanag harus digunakan guru ketika menjelaskan materi pada pertemuan tersebut, tetapi dalam kenyataanya tidak semua media pandang yang disediakan guru dalam kenyataan dilapangan guru hanya memakai buku cetak IPS terpadu sebagai bahan untuk mengajar dan lebih sering menggunakan media Chart disbanding media yang lain.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-25 maret 2014 dikelas VIII dengan guru yang mengajar Surya fitri penggunaan media pandang pada saat

pembelajaran berlangsung guru masih

memakai buku cetak IPS terpadu sebagai bahan untuk mengajar dan kadang guru ada mengganti media seperti materi

“peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi hingga

terbentuknya NKRI”. Disini terlihat guru ada menggunakan media berupa Video

tentang pembacaan teks proklamasi

kemerdekaan

b. Variasi Media Dengar

Media dengar seperti pembicaraan siswa, rekaman suara, suara radio yang gunanya untuk meeningkatkan daya nalar siswa dalam proses belajar mengajar dan media ini juga bermanfaat untuk mengatasi kebosanan siswa ketika belajar.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret 2014 dikelas VII dan kelas VIII terlihat bahwa penggunaan variasi

media dengar, guru tidak pernah

menggunakan media ini dalam pembelajaran sejarah, karena media tersebut tidak ada disekolah dan guru harus menentukan materi yang cocok untuk menggunakan media ini

c. Variasi Media Taktil (diraba)

Media taktil (diraba), memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menyentuh dan memanipulasi benda-benda atau bahan ajar misalnya patung, topeng.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret 2014 dikelas VII dan kelas VIII terlihat bahwa penggunaan variasi

(6)

6

menggunakan media ini dalam pembelajaran

sejarah, karena media tersebut tidak ada disekolah dan disamping itu juga guru tidak pandai dalam membuat media seperti ini

3. Variasi Pola Interaksi dalam Kelas

a. Pola Interaksi antara Guru

dengan Murid (satu arah) Pola interaksi antara guru dengan murid disebut juga dengan komunikasi satu arah dimana saat guru menjelaskan materi pelajaran dan murid mendengarkan apa yang dijelaskan guru tanpa ada umpan balik bagi guru.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret 2014 dikelas VII dan kelas VIII terlihat bahwa Pola Interaksi antara Guru dengan Murid (satu arah) telah terlaksana dengan baik dalam pembelajaran karena guru selalu memberikan yang terbaik kepada siswa.

b. Pola Interaksi antara Guru

dengan Murid dan Murid

dengan Guru (ada balikan bagi guru tetapi tidak ada interaksi antar murid)

Pola interaksi antara guru dengan murid dan murid dengan guru disebut juga dengan komunikasi timbal balik yang mana pada saat guru menerangkan materi pelajaran dan murid menanggapinya dengan baik.

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret 2014 dikelas VII dan kelas VIII terlihat bahwa Pola Interaksi antara Guru dengan Murid dan Murid dengan Guru di kelas VII dan kelas VIII

belum sepenuhnya terlaksana, karena

sebagian siswa masih malu untuk

mengajukan pertanyaan apabila tidak

mengerti dengan pelajaran yang

disampaikan guru.

c. Pola Melingkar

Pola melingkar adalah variasi interaksi yang mana setiap murid mendapat giliran untuk

mengemukakan pendapat,jawaban, atau

pertanyaan yang diberikan oleh guru ketika proses belajar mengajar berlangsung.pola interaksi ini bertujuan agar suasana belajar menjadi hidup (tidak monoton) dan siswa juga tidak merasa bosan

Berdasarkan observasi yang dilakukan dari tanggal 17-28 maret 2014 dikelas VII dan kelas VIII terlihat bahwa Pola interaksi melti arah belum terlaksana.hal ini disebabkan karena guru masih kurang terampil dalam membagi waktu ketika proses belajar mengajar, dan tidak melibatkan siswa dalam bentuk diskusi sehingga siswa tidak dapat saling bertukar pikiran

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan guru dalam

menerapkan keterampilan mengadakan

variasi pada pebelajaran IPS di SMP Negeri 3 Pantai Cermin baik variasi dalam cara gaya mengajar, penggunaan media dan alat pembelajaran, serta pola interaksi dalam kelas belum terlaksana dengan maksimal. Dengan belum maksimalnya penerapan keterampilan mengadakan variasi oleh guru-guru yang mengajar IPS Di SMP Negeri 3

(7)

7

Pantai Cermin Kabupaten Solok maka dapat

diajukan saran-saran sebagai berikut: 1.Diharapkan guru-guru IPS aktif dalam melakukan diskusi mengenai materi IPS dan mengenai keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru khususnya

keterampilan mengadakan variasi dan

diharapkan dapat dikembangkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan.

2.Diharapkan kepada kepala sekolah agar dapat mengalokasikan dana untuk pembelian

berbagai macam alat dan media

pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran khususnya pembelajaran IPS.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2007. Penelitian Tindakan Kelas: untuk guru. Bandung: Yrama Widya.

A.M, Sudirman. 2010. Interaksi dan

Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.

1996. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasibuan, J.J dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru

Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Sanjaya Wina. 2009. Penelitian Tindakan

Kelas.Jakarta: PT Kencana

(Persada Media group).

Solihatin, Etin. 2007. Cooperative

Learning:Analisis Model Pembelajaran IPS.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suderadjat, Hari. 2004. Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).Bandung: CV Cipta Cekas Grafika

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

_________. 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung : Alfabeta, CV. Sardiman, A.M.2011. Interaksi Dan Proses

Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran

Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

(8)

8

Usman, Moh Uzer. 1995. Menjadi Guru

Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

_______________. 2007. Menjadi Guru

Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

UU No 20 tahun 2003. tentang Pendidikan Nasional. Jakarta.

Zuhri, Amirudin. 2004. Bahan Kuliah Konsep Dasar IPS 1. Malang: UIN Malang

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang telah di limpahkan -Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Analisis Pola Penggunaan Air Domestik Setiap Variasi Waktu Berdasarkan Faktor Sosial Ekonomi (berdasar jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat penghasilan)

4. Terdapat fasilitas telepon yang bisa diakses untuk menghubungi ambulan jika diperlukan saat melakukan rujukan atau tersedianya mobil yang bisa digunakan saat

Semua kegiatan yang dilakukan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta telah mengundang simpati banyak pihak, bukan hanya dari warga Jakarta saja, melainkan juga dari

dengan kemegahan dan berlebihan, maka perancangan ini didasari oleh salah satu ayat didalam al-Quran agar perancangan ini memiliki kemanfaatan bagi pengguna terminal penumpang

Berdasarkan hasil analisis kadar protein tauco menunjukkan bahwa kadar protein tauco dengan perlakuan variasi konsentrasi starter 0,9% memilki kadar protein tertinggi sebesar

Pertamanya, AS berhasrat melakukan langkah penyesuaian semula secara strategik bagi menghadapi kebangkitan kuasa China dan cabaran lain di rantau Asia Timur yang masih