Bab I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang pendidikan ditandai dengan adanya pengembangan dan penyempurnaan kurikulum, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan. Perkembangan dan perbaikan kurikulum baru untuk pendidikan dasar dan menengah telah dilakukan dengan penyempurnaan kurikulum dengan lahirnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menggantikan kurikulum 2004
Ahmadi (2007) menyatakan:
Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara tidak lepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan karakteristik seni dan budaya. Perubahan secara terus menerus menuntut pentingnya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup standar: (1) isi; (2) proses; (3) kompetensi lulusan; (4) pendidik dan tenaga kependidikan; (5) sarana prasarana; (6) pengelolaan; (7) pembiayaan; dan (8) standar penilaian pendidikan.
Sesuai UU Sisdiknas pasal 36 ayat 1, pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Ayat 2 pasal 36 UU Sisdiknas menyatakan: Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan siswa. Dalam ayat 3 UU Sisdiknas pasal 36 menyatakan kurikulum disusun sesuai jenjang pendidikan dalam kerangka NKRI dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan taqwa, (b) peningkatan akhlak mulia, (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik, (d) keragaman potensi daerah dan lingkungan, (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional, (f) tuntutan dunia kerja, (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (h) agama, (i) dinamika perkembangan global, (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan (UU Sisdiknas, 2003: 15).
Peningkatan kualitas pendidikan dengan memberi otonomi luas dalam mengelola sekolah menurut Susilo (2008) sebagai berikut:
Pemberian otonomi yang luas pada tiap sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat serta upaya peningkatan mutu secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan kurikulum yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen baik yang ada di sekolah maupun masyarakat secara efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam kerangka otonomi KTSP tampil sebagai alternatif kurikulum yang ditawarkan (Susilo, 2008:12)
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP merupakan dokumen kurikulum sekolah yang dijadikan acuan bagi guru dalam pegelolaan pembelajaran. Sebagai dokumen kurikulum, KTSP berisi tentang pengelolaan pembelajaran sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku serta berisi tentang pembelajaran yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan peserta didik. Dalam kurikulum tercantum visi, misi, dan tujuan sekolah yang ingin dicapai sekolah dalam mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan akademik serta untuk mempersiapkan lulusan yang memiliki kesadaran untuk mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu KTSP perlu dikembangkan di setiap satuan pendidikan agar tujuan sekolah tercapai. Selain itu KTSP dikembangkan seiring tuntutan kebutuhan masyarakat dan dunia global.
KTSP sebagai kurikulum operasional sejak diberlakukan pemerintah tahun 2006 sampai sekarang. Selama kurun waktu pemberlakuan KTSP, sekolah tersebut belum melakukan pengembangan kurikulum yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah serta mengacu pada pedoman penyusunan KTSP dari BSNP. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di SD Negeri Candisari yang selama ini model kurikulumnya mengadopsi dari BSNP.
Peneliti melakukan observasi melalui wawancara dengan tim pengembang KTSP untuk mengetahui model pengembangan KTSP di SD Negeri Candisari. Dari hasil observasi ditemukan kesenjangan-kesenjangan yang perlu dikaji lebih lanjut. Sekolah berkeinginan dalam mengembangkan KTSP dapat menemukan model yang benar-benar sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah serta mengacu pedoman penyusunan KTSP dari BSNP. Keinginan itu terkendala oleh keterbatasan kemampuan sumber daya yang ada di sekolah, kurangnya sosialisasi dari dinas pendidikan, dan sekolah belum secara rutin mengisi instrumen evaluasi diri sekolah sebagai tolok ukur keterlaksanaan KTSP di sekolah. Hal inilah yang menyebabkan sekolah dalam mengembangkan KTSP dari tahun ke tahun hampir sama, dalam mendapatkan pengesahan dari dinas pun cukup mudah karena tanpa dikoreksi.
dihasilkan model pengembangan KTSP yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah serta berpedoman pada penyusunan KTSP dari BSNP.
Sebagai langkah awal peneliti membandingkan model pengembangan KTSP apakah sudah sesuai dengan pedoman penyusunan KTSP yang dikeluarkan BSNP. Dalam pedoman penyusunan KTSP terdiri dari langkah-langkah kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. Langkah-langkah kegiatan tersebut dicocokkan keterlaksanaan pengembangannya dalam KTSP di SD Negeri Candisari. Hasilnya berupa prosentase keterlaksanaan pengembangan KTSP, dengan nilai 0%-100%. Data diperoleh dari assesment langsung yang melibatkan tim pengembang KTSP yang terdiri dari kepala sekolah dan dewan guru di SD Negeri Candisari.
Hasil observasi dan studi dokumen dalam penyusunan dan pengembangan KTSP di SDN Candisari, dirangkum dalam tabel 1 di bawah ini:
Tabel. 1.1
Pengembangan KTSP di SD Negeri Candisari
No Indikator Pengembangan KTSP
sesuai Standar KTSP dari BSNP
Pengembangan KTSP di SDN
Candisari
Skor
1 Sekolah dalam penyusunan KTSP membentuk tim yang terdiri dari (1) kepala sekolah, (2) guru, (3) komite sekolah, (4) ahli pendi-dikan, (5) dinas pendidikan.
Sekolah dalam
menyusun KTSP
membentuk tim
yang terdiri dari (1) kepala sekolah (2)
No sesuai Standar KTSP dari BSNP Indikator Pengembangan KTSP dilakukan tim penyusun KTSP meliputi analisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekolah mencakup: (1) peserta di masyarakat dan lingkungan
sekitar mencakup: (1) komite
sekolah, (2) ahli pendidikan, (3) dinas pendidikan, (4) sumber daya alam, (5) sosial budaya.
Pelaksanaan di se-kolah meliputi (1)
mengadopsi KTSP dari kabupaten, (3) mengembangkan dalam KKG
tingkat kecamatan, (4)
mengembangkan bersama dalam
satu gugus sekolah, (5)
mengembangkan sendiri di
sekolah.
pendidikan, (5) dinas pendidikan.
Kegiatan penyusun-an draf dilakukpenyusun-an
oleh (1) kepala
sekolah, (2) guru.
No sesuai Standar KTSP dari BSNP Indikator Pengembangan KTSP yaitu: (1) kesesuaian KTSP dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah dan sosial budaya masyarakat, (2)
KTSP dikembangkan dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan dan pencapaian tujuan
pendidikan nasional, (3)
menunjukkan prasyarat
tujuan sekolah merupakan
cerminan yang akan dicapai
sekolah meliputi: (1) visi
berorientasi ke masa depan, (2)
visi mencerminkan standar
keunggulan cita-cita, (3)
penyertaan visi memiliki indikator
ketercapaian yang jelas, (4)
pernyataan misi menunjukkan
upaya pencapaian terhadap visi,
(5) rumusan tujuan sekolah
menggunakan tahap-tahap
pencapaian visi dan misi.
Sekolah telah
melaksanakan: (1)
No sesuai Standar KTSP dari BSNP Indikator Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP di SDN
Candisari
Skor
8 Pengembangan KTSP dilaksana-kan mengacu pada: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3)
berpedoman pada panduan
penyusunan kurikulum yang di-susun oleh BSNP, dan (4) mem-perhatikan pertimbangan komite sekolah, (5) mempertimbangkan ahli pendidikan/nara sumber.
9 Sekolah mengembangkan KTSP dengan memperhatikan: (1)
ber-pusat pada potensi,
perkem-bangan, kebutuhan, dan kepen-tingan siswa, (2) beragam dan ter-padu, (3) tanggap terhadap per-kembangan Iptek dan seni, (4)
relevan dengan kebutuhan
kehidupan, (5) menyeluruh dan
beragam dan terpa-du, (3) tanggap
ter-10 Sekolah mengembangkan kuriku-lum berdasarkan muatan KTSP
meliputi: (1) mata pelajaran,
muatan lokal, kegiatan pengem-bangan diri, (2) pengaturan beban belajar, (3) ketuntasan belajar, kenaikan kelas, dan kelulusan, (4) pendidikan kecakapan hidup, (5) pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
11 Sekolah menjabarkan Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam
indikator-indikator untuk setiap mata
pelajaran sebanyak: (1) 4 mata pelajaran, (2) 5 mata pelajaran, (3) 6 mata pelajaran, (4) 7 mata pelajaran dan (5) 8 mata pelajaran
Sekolah
menjabar-kan SK dan KD sebanyak 8 mata pelajaran.
No sesuai Standar KTSP dari BSNP Indikator Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP di SDN
Candisari
Skor
12 Struktur kurikulum disusun
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan standar kom-petensi mata pelajaran dengan cakupan: (1) menunjukkan kelas, (2) memuat mata pelajaran yang dipersyaratkan oleh standar nasi-onal, (3) menggambarkan waktu
setiap semester, (4) memiliki
waktu belajar lebih besar dari standar nasional, (5) penambahan waktu belajar maksimal 5 jam pelajaran yang
di-persyaratkan oleh
standar nasional, (3) menggambarkan waktu setiap
semes-ter, (4) memiliki
13 Sekolah menetapkan Kriteria Ke-tuntasan Minimal (KKM) dengan
memperhatiakn: (1) penetapan
KKM mempertimbangkan
kom-pleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik, (2) KKM ditetapkan
pada awal tahun, (3) KKM
disosialisasikan ke seluruh warga sekolah, (4), KKM ditinjau kembali pada awal semester 2, (5) KKM
diupayakan setiap tahun
meningkat.
Pelaksanaan di se-kolah baru: (1)
pe-14 Sekolah menentukan Kriteria Ke-tuntasan Minimun (KKM) dengan memperhatikan unsur: (1) karak-teristik siswa, (2) Karakkarak-teristik mata pelajaran, (3) kondisi satuan pendidikan, (4) media pembelajar-an, dan (5) tenaga kependidikan.
Menentukan KKM
dengan memperha-tikan lima unsur
5
15 Sekolah menjadwalkan awal ta-hun pelajaran meliputi: (1) ming-gu efektif, (2) pembelajaran efektif, (3) jeda semester, (4) ulangan mid semester, ulangan semester, dan UKK, (5) hari libur pada kalender akademik yang dimiliki.
Sekolah menyusun kalender akademik
secara rinci dan
jelas.
No sesuai Standar KTSP dari BSNP Indikator Pengembangan KTSP
Pengembangan KTSP di SDN
Candisari
Skor
16 Pengembangan silabus mata
pelajaran dengan menggunakan tujuh langkah seperti pada pan-duan penyusunan KTSP : (1) sekolah mengadopsi model silabus yang disusun oleh Depdiknas, (2) sekolah mengadopsi silabus dari kabupaten, (3) sekolah mengem-bangkan silabus dalam KKG tingkat kecamatan, (4) sekolah mengembangkan silabus dalam satu gugus sekolah, (5) sekolah
17 Sekolah menerapkan kegiatan
pembelajaran yang memenuhi 4 unsur sesuai dengan ketentuan
yang tertuang pada lampiran
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yaitu: (1) alokasi waktu satu jam pembelajaran tatap muka selama 35 menit; (2) jumlah jam pembelajaran per minggu untuk kelas I-III; 29-32 jam; (3) jumlah jam pembelajaran per minggu untuk kelas IV-VI 34 jam; dan (4) jumlah minggu efektif per tahun
adalah 34-38 minggu (5)
penambahan jam pembelajaran tidak boleh lebih 5 jam pelajaran.
Sekolah menerap siswa; (2) mendorong partisipasi aktif siswa; (3) mengembangkan budaya membaca dan menulis; (4) memberikan umpan balik dan tindak lanjut ; (5) keterkaitan dan
keterpaduan antara SK, KD,
materi, kegiatan pembelajaran,
No sesuai Standar KTSP dari BSNP Indikator Pengembangan KTSP rangka perbaikan dan penyem-purnaan dokumen: (1) reviu dan revisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, (2) reviu dan revisi draf dinas di tingkat kecamatan.
Sekolah
melaksa-giatan penyempurnaan akhir
dokumen KTSP berdasarkan hasil reviu dan revisi dengan disepakati oleh: (1) kepala sekolah, (2) kepala sekolah dan guru, (3) kepala sekolah, guru, dan komite sekolah, (4) kepala sekolah, guru, komite
sekolah, ahli pendidikan, (5)
kepala sekolah, guru, komite
sekolah, ahli pendidikan, dan dinas pendidikan.
Finalisasi draf KTSP oleh kepala sekolah
1
Skor penilaian:
1. = pelaksanaannya sudah mencapai 1 2. = pelaksanaannya sudah mencapai 2 3. = pelaksanaannya sudah mencapai 3 4. = pelaksanaannya sudah mencapai 4 5. = pelaksanaannya sudah mencapai 5
acuan operasional penyusunan KTSP yang diterapkan BSNP.
Setelah dilakukan identifikasi terhadap pengembangan KTSP, maka diperoleh data seperti dalam tabel di bawah ini:
Tabel.1.2 Skor nilai
No Butir Skor Tertinggi Skor
1 1 - 5 2
2 1 - 5 5
3 1 - 5 3
4 1 - 5 3
5 1 - 5 2
6 1 - 5 3
7 1 - 5 5
8 1 - 5 3
9 1 - 5 4
10 1 - 5 3
11 1 - 5 5
12 1 - 5 5
13 1 - 5 3
14 1 - 5 5
15 1 - 5 5
16 1 - 5 3
17 1 - 5 5
18 1 - 5 5
19 1 - 5 1
20 1 - 5 1
Jumlah:71
Prosentase Tingkat Pengembangan = Jumlah Nilai x 100% Jumlah skor maksimal = 71 x 100%
100 = 71 %
penyusunan KTSP yang dikeluarkan BSNP, ada beberapa hal yang perlu dikaji lebih jauh untuk ditindaklanjuti. Kesenjangan yang ada terdapat pada:
1. Analisis Konteks yang dilakukan sebatas mengana-lisis visi, misi dan tujuan sekolah.
2. Penyusunan KTSP belum melibatkan komite sekolah, ahli pendidikan/nara sumber, tenaga kependidikan dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan.
3. Pengembangan KTSP mengacu standar isi, standar kompetensi lulusan, dan berpedoman pada pedoman penyusunan KTSP sekolah dasar dari BSNP keterlaksanaannya belum maksimal.
4. Riviu, revisi, dan finalisasi terhadap draft KTSP belum dilakukan.
5. Rancangan KTSP yang disusun langsung dimintakan pengesahan dan diberlakukan untuk tahun berjalan.
Gambar. 1.1
Gambar 1.1
Skema Pengembangan KTSP SD Negeri Candisari Penjelasan gambar:
1. Sekolah menyusun KTSP dengan memperhatikan tuntutan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah, namun sekolah belum maksimal dalam melakukan analisis terhadap input, process, output, dan outcame -nya.
2. Dalam menyusun KTSP berpedoman pada pedoman penyusunan KTSP untuk sekolah dasar, namun
ISI KTSP
1. Dasar pemikiran dan landasan penyusunan KTSP
2. Visi, Misi, dan Tujuan KTSP
3. Struktur Kurikulum dan Muatan Kurikulum 5. Pengembangan Diri
6. Beban Belajar 7. Ketuntasan Belajar
8. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 9. Pendidikan Kecakapan Hidup
10. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global
TUNTUTAN KEBUTUHAN
SISWA
KONDISI SEKOLAH
SEKOLAH MENYUSUN
KTSP
TIM PENYUSUN KTSP
ANALISIS KONTEKS
tingkat keterlaksanaannya belum maksimal. Tim penyusun KTSP seharusnya terdiri dari beberapa elemen, kenyataannya baru kepala sekolah dan beberapa guru saja. Analisis konteks untuk internal dan eksternal belum maksimal. Draf KTSP sekaligus menjadi dokumen KTSP tanpa melalui reviu, revisi, dan vinalisasi langsung dimintakan pengesahan dari dinas pendidikan tingkat kecamatan untuk dilaksanakan.
3. Dalam mengembangkan KTSP masih kurang maksimal dalam menganalisis komponen isi KTSP, sehingga dari tahun ketahun susunan dokumen KTSP hampir sama.
Setelah membandingkan pengembangan KTSP SD Negeri Candisari Kecamatan Secang dengan pengembangan KTSP yang mengacu pada pedoman penyusunan yang dikeluarkan BSNP, ada beberapa hal yang perlu dikaji lebih jauh untuk ditindaklanjuti. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah ini, terutama dengan fokus penelitian pada model pengembangan KTSP.
B.
Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan standar isi pendidikan dan kondisi di SD Negeri Candisari, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini direncanakan sebagai berikut:
Membuat model pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD Negeri Candisari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang, sesuai panduan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).