• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD Negeri Candisari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD Negeri Candisari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

.

Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data

pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan

menurut pedoman penyusunan KTSP dari BSNP, dalam

menyusun tesis. Data selanjutnya digunakan untuk

menentukan faktor eksternal dan internal sekolah

melalui analisis SWOT. Hasil analisis SWOT sebagai

langkah pengembangan KTSP di SD Negeri Candisari

agar mencapai standar evaluasi diri sekolah.

Pedoman wawancara dalam model pengembangan

KTSP di SD Negeri Candisari Secang untuk evaluasi diri

sekolah.

1.

Revisi dan pengembangan kurikulum

a.

Apakah sekolah anda selama ini pernah melakukan

reviu dan revisi terhadap kurikulum? Siapa yang

melakukan?

b.

Apakah dalam mengembangkan kurikulum di

sekolah anda menggunakan pedoman penyusunan

kurikulum dari BSNP? Apakah membentuk tim?

Terdiri dari siapa saja tim itu?

c.

Bagaimana tim penyusun kurikulum sekolah anda

bekerja? Apakah tim melakukan analisis konteks

terhadap kekuatan dan kelemahan kondisi sekolah?

Apakah tim penyusun juga melakukan analisis

konteks terhadap peluang dan tantangan yang ada

di masyarakat?

(2)

e. Apakah di sekolah anda melakukan kordinasi

dengan dinas pendidikan dalam penyusunan KTSP?

f. Apakah dinas selalu merespon kegiatan yang

dilaksanakan di sekolah anda?

g. Bagaimana draf KTSP, apakah dipersiapkan juga

oleh tim penyusun di sekolah anda?

h. Apakah sekolah anda menggunakan langkah

validasi dan finalisasi terhadap KTSP sebelum

kurikulum diberlakukan?

i. Bagaimana tanggapan warga sekolah selama ini

terhadap

pengembangan

kurikulum?

Apakah

kurikulum yang selama ini disusun telah sesuai

dengan kondisi sekolah, dan kebutuhan peserta

didik?

j. Apakah anda tahu jika sekolah di sekitar anda telah

mengembangkan KTSP sesuai pedoman dari BSNP?

Apa yang akan ditempuh jika di sekolah anda belum

memakai pedoman BSNP sepenuhnya?

2.

2. Dasar pemikiran, landasan, dan profil sekolah

a.

Pedoman apakah yang dipakai dalam

mengembang-kan KTSP?.

b.

Sejauh mana pengetahuan anda tentang pedoman

penyusunan KTSP yang dikeluarkan BSNP?.

c.

Apakah sekolah anda telah menerapkan pedoman

penyusunan KTSP dari BSNP dalam penyusunan

KTSP? Bagaimana pelaksanaan penerapan tersebut?

d.

Bagaimana dengan pengembangan kurikulum yang

selama ini dilaksanakan sekolah anda ?

e.

Apakah sekolah anda memiliki target setelah

(3)

f.

Bagaimana dasar pemikiran, landasan dan profil

sekolah yang dituangkan dalam KTSP?

g.

Apakah KTSP yang tersusun selama ini sesuai

dengan kekhasan kondisi dan potensi sekolah serta

kebutuhan peserta didik, mempertimbangkan

kebu-tuhan masyarakat dan tantangan global?

h.

Apakah landasan yang digunakan sebagai dasar

penyusunan KTSP? Jelaskan!

i.

Apakah dalam KTSP yang anda susun di sekolah

memuat profil sekolah?

j.

Bagaimanakah

merumuskan

visi

yang

baik?

Jelaskan!

3.

Standar kompetensi

a.

Apakah yang anda ketahui tentang kompetensi dan

standar kompetensi? Jelaskan!

b.

Apakah anda memahami Permendiknas No 22, 33,

dan 24 tahun 2006? Jelaskan!

c.

Menurut anda pentingkah sekolah membuat

diagram pencapaian kompetensi lulusan sekolah?

Jelaskan!

4.

Struktur kurikulum dan pengaturan beban belajar

a.

Apakah selama ini sekolah anda dalam menyusun

KTSP, pengembangan struktur kurikulum mengacu

Permendiknas nomor 22 tahun 2006?

b.

Apakah anda mengetahui prasyarat pengembangan

struktur kurikulum? Jelaskan!

c.

Dasar apakah yang digunakan dalam menyusun

struktur kurikulum?

d.

Bagaimana kriteria yang harus diperhatikan dalam

(4)

e.

Pendekatan apakah yang digunakan sekolah anda

dalam pelaksanaan pembelajaran? Jelaskan!

f.

Bagaimana struktur kurikulum sekolah anda yang

tertuang dalam KTSP? Jelaskan jumlah jam

perkelasnya!

g.

Apakah

sekolah

anda

telah

mengembangkan

pendidikan kecakapan hidup? Bagaimana dengan

pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global?

Bagaimana cara mengimplementasikannya.

h.

Apakah sekolah anda memasukkan muatan lokal

dan pengembangan diri di struktur kurikulum?

Jelaskan substansinya!

5.

Sistem evaluasi dan ketuntasan belajar

a.

Apakah yang anda pahami tentang Permendiknas

Nomor 20 Tahun 2007? Apakah sekolah anda telah

menerapkan permendiknas ini sebagai acuan

penilaian?

b.

Apakah anda mengerti tujuan evaluasi hasil belajar

peserta didik oleh pendidik? Jelaskan!

c.

Apakah pendidik di sekolah anda memahami akan

fungsi penilaian? Jelaskan!

d.

Apakah

sekolah

anda

menetapkan

Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan pada

peraturan yang berlaku dan kondisi nyata yang ada

disekolah?

e.

Apakah standar kriteria ketuntasan minimal di

informasikan ke seluruh warga sekolah? Bagaimana

tanggapan orang tua dari peserta didik?

f.

Bagaimana proses penetapan nilai ketuntasan

(5)

g.

Apa yang diperhatikan jika anda dalam menerapkan

KKM menemukan perbedaan nilai ketuntasan

belajar minimal? Jelaskan.

h.

Apakah sekolah anda menetapkan SKL baik untuk

UN/US? Aspek apa saja yang ditetapkan di sekolah

anda agar peserta didik dinyatakan lulus?

i.

Bagaimana tanggapan wali murid terhadap SKL

yang selama ini ditetapkan sekolah sebagai standar

kelulusan?

j.

Apakah sekolah anda menyiapkan strategi bagi

(6)

Lampiran 2

Pedoman pengisian angket analisis SWOT untuk

pengembangan model KTSP

Instrumen ini digunakan sebagai pedoman analisis

menentukan kekuatan dan kelemahan dalam faktor

internal, serta peluang dan ancaman dalam faktor

eksternal di SD Negeri Candisari.

Sebelum mengisi angket ini bacalah petunjuk

pengisian sebagai berikut:

1.

Angket berisi lima pengembangan KTSP.

2.

Tiap pengembangan terdiri dua komponen yaitu faktor

internal dan eksternal.

3.

Pada kolom ini tertera minimal 1 dan maksimal 5,

semakin besar nilai yang dipilih berarti faktor tersebut

memiliki poin yang besar, sebaliknya semakin kecil

nilai dipilih berarti faktor tersebut memiliki poin kecil.

Aturan ini berlaku untuk faktor internal dan eksternal.

NO REVISI DAN PENGEMBANGAN KTSP

PENILAIAN KONDISI SAAT

INI 1 2 3 4 5 6 KEKUATAN

1 Sekolah menyusun KTSP pada setiap tahun ajaran baru.

2 Model penyusunan KTSP mengadopsi pada panduan dari BSNP

3 KTSP sebagai buku dokumen I dilampiri silabus dan RPP sebagai buku dokumen II. 4 KTSP digunakan sebagai pedoman untuk

mencapai tujuan pendidikan ditingkat satuan pendidikan.

5 Sebelum diberlakukan KTSP yang telah tersusun mendapat pengesahan dari dinas pendidikan tingkat kecamatan.

KELEMAHAN

(7)

mengada-kan reviu dan revisi kurikulum yang berguna bagi arah pengembangan KTSP 2 Sekolah mengembangkan kurikulum hanya

melibatkan kepala sekolah dibantu beberapa orang guru

3 Tim penyusun KTSP mengadopsi model KTSP yang disusun oleh Depdiknas.

4 Pengembangan KTSP dilaksanakan hanya pada standar isi dan standar kompetensi lulusan, sedangkan pedoman penyusunan KTSP dari BSNP belum sepenuhnya dilaksa-nakan, serta pertimbangan komite sekolah belum dijadikan acuan.

5 Sekolah tidak menyusun draf awal KTSP, karena KTSP yang tersusun langsung dimintakan pengesahan dari dinas pendidik-an kecamatpendidik-an.

6 Sekolah belum melakukan pengembangan kompetensi terhadap kompetensi mata pelajaran, standar kompetensi, dan kompetensi dasar.

7 Dalam mengembangkan kurikulum sekolah belum memaksimalkan keterlibatan berbagai pihak terkait atau stakeholders dalam mem-bantu evaluasi dan pemutakhiran kurikulum maupun dalam analisis kebutuhan yang diperlukan pada awal pengembangan kurikulum.

8 Pengembangan silabus, RPP, dan sistem penilaian belum mendapatkan penilaian secara khusus dari sekolah

PELUANG

1 Peningkatan pemahaman terhadap pedo-man penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan BSNP. 2 Mengembangkan kurikulum untuk menjaga

agar kurikulum yang digunakan sekolah selalu mengarah pada tercapainya visi sekolah, sesuai perkembangan IPTEK, dan harapan stakeholders.

3 Meningkatkan kendali mutu pelaksanaan kurikulum sebagai upaya untuk menjamin agar kualitas lulusan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

(8)

maupun jangka panjang. ANCAMAN

1 Keterbatasan kemampuan lembaga dalam pengembangan kurikulum.

2 Sekolah lain yang lebih dulu mengem-bangkan kurikulum, salah satu di antaranya dipersiapkan menjadi sekolah berstandar nasional.

3 Kebijakan pemerintah yang selalu berubah-ubah.

NO DASAR PEMIKIRAN LANDASAN DAN PROFIL SEKOLAH

PENILAIAN KONDISI SAAT

INI 1 2 3 4 5 6 KEKUATAN

1. KTSP dikembangkan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk men-capai tujuan pendidikan nasional.

2. KTSP sebagai prasyarat keberhasilan penye-lenggaraan pendidikan di sekolah.

3 Dasar pemikiran dan landasan penyusunan KTSP mengacu UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Kepmendiknas No. 22,23, dan 24 tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan pelaksa-naan Kepmendiknas No. 22 dan 23.

4 Profil sekolah dalam KTSP dibuktikan dengan adanya tujuan satuan pendidikan dasar.

5 Sekolah mempunyai visi dan misi yang berorientasi ke depan.

6 Melakukan analisis konteks terhadap rumusan visi, misi, dan tujuan sekolah serta identifikasi terhadap standar isi dan standar kompetensi lulusan.

7 Visi, misi, dan tujuan sekolah merupakan cita-cita bersama warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan di masa yang akan datang.

KELEMAHAN

1 Pengembangan KTSP belum sesuai dengan kekhasan dan kondisi, serta sosial budaya masyarakat.

(9)

masyarakat dan tantangan global.

3 Penyusunan KTSP belum menunjukan rencana pengembangan sekolah.

4 Sejak diberlakukan KTSP pada tahun 2006 visi dan misi sekolah belum pernah direvisi. 5 Visi dan misi sekolah belum dikembangkan

oleh seluruh warga sekolah.

6 Visi dan misi sekolah belum disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah dan pihak yang berkepentingan (wali murid).

PELUANG

1 Mengoptimalkan pemanfaatan buku-buku referensi meliputi UU Sisdiknas, PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP, Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24.

2 Mengirimkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk peningkatan pemaham-an tentpemaham-ang UU Sisdiknas, PP Nomor 19 tahun 2005, dan Permendiknas.

3 Melaksanakan evaluasi program setiap akhir tahun di sekolah setiap akhir tahun pembelajaran.

ANCAMAN

1 Sekolah lain telah memahami dan menerapkan PP Nomor 19 tahun 2005 serta Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24 lebih dahulu.

2 Antara visi, misi, dan tujuan sekolah tidak sejalan.

3 Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada kurang mendukung.

NO STANDAR KOMPETENSI

PENILAIAN KONDISI SAAT

INI 1 2 3 4 5 6 KEKUATAN

1 Sekolah mengembangkan kurikulum meng-gunakan panduan yang disusun BSNP. 2 Kurikulum disusun dengan

mempertimbang-kan karakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik, dan kebutuhan pembelajaran.

3 Susunan kurikulum telah menunjukkan alokasi waktu, rencana program remedial, dan pengayaan bagi siswa.

(10)

dan konseling untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.

5 Sekolah menyediakan kegiatan ekstra kuri-kuler untuk memenuhi kebutuhan pengem-bangan pribadi peserta didik.

6 SKL mengacu Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006.

7 Siswa memperoleh pengalaman belajar menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif, melalui pemanfaatan sumber belajar yang ada di sekolah.

8 Struktur kurikulum muatan kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan sekolah yang sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah serta mengacu pada standar isi. Terdapat alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.

KELEMAHAN

1 Kurikulum yang disusun sekolah belum sepenuhnya mengikuti panduan BSNP.

2 Struktur kurikulum telah mengalokasikan waktu yang cukup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebelum melanjutkan ke pelajaran berikutnya, namun program remedial dan pengayaan kadang kala dilaksanakan.

3 Sekolah masih sangat terbatas dalam mem-berikan layanan bimbingan konseling yang memadai dalam memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.

4 Sekolah belum membuat diagram pencapai-an kompetensi luluspencapai-an, untuk memberikpencapai-an informasi secara cepat kepada pengguna kurikulum berkaitan dengan SK dan KD, SKL-MP, SK-KMP sampai SKL.

5 Pengembangan program hanya dilakukan oleh pendidik sendiri belum didampingi oleh tim ahli.

PELUANG

1 Mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dan melakukan inovasi. 2 Mengembangkan indikator sesuai dengan

(11)

ANCAMAN

1 Sekolah lain telah mengembangkan indikator sesuai dengan standar kompetensi dan kom-petensi dasar terlebih dahulu.

2 Sekolah dalam mengembangkan kurikulum masih statis.

NO STRUKTUR KURIKULUM DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR

PENILAIAN KONDISI SAAT

INI 1 2 3 4 5 6 KEKUATAN

1 Muatan kurikulum pada setiap mata pelajar-an ditupelajar-angkpelajar-an dalam kompetensi ypelajar-ang harus dikuasai siswa sesuai beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. 2 Struktur kurikulum menunjukan kelas

semester, dan memuat mata pelajaran yang dipersyaratkan oleh standar nasional.

3 Kurikulum memuat 8 mata pelajaran, muat-an lokal dmuat-an pengembmuat-angmuat-an diri.

4 Muatan lokal disajikan dalam bentuk mata pelajaran yang harus dipelajari oleh setiap siswa dan sudah memiliki SK dan KD.

5 Terdapat 3 pelajaran muatan lokal yang diajarkan dengan alasan pemilihannya. 6 Pengembangan diri dilakukan melalui

kegiat-an pelaykegiat-ankegiat-an konseling ykegiat-ang berkaitkegiat-an dengan masalah pribadi, kehidupan sosial belajar, dan pengembangan karier siswa. 7 Sekolah melaksanakan program

pengem-bangan diri dalam bentuk kegiatan ekstra-kurikuler meliputi kepramukaan, olahraga, kesenian, dan UKS.

8 Kegiatan pengembangan diri dengan mempertimbangkan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang dimiliki sekolah. 9 Terdapat kompetensi-kompetensi yang berisi

pendidikan kecakapan hidup yang dapat diintegrasikan ke mata pelajaran yang ada. 10 Sekolah menjadwalkan awal tahun

pelajar-an, minggu efektif, pembelajaran efektif dan hari libur pada kalender akademik yang dimiliki.

(12)

yang tercantum dalam struktur kurikulum. 12 Sekolah mengatur alokasi untuk setiap mata

pelajaran pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran sesuai kebutuhan dan jumlah beban belajar pertahun secara keseluruhan tetap.

13 Pembelajaran kelas I s/d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik sedang kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

14 Sekolah menambah 4 jam pembelajaran maksimum perminggu secara keseluruhan. 15 Sekolah telah memiliki dokumen silabus

semua mata pelajaran dari kelas I s/d VI. 16 Sekolah telah memiliki dokumen RPP semua

mata pelajaran dari kelas I s/d VI. KELEMAHAN

1 Muatan lokal diadopsi dari pilihan muatan lokal tingkat propinsi dan kabupaten.

2 Belum semua mata pelajaran muatan lokal yang menjadi pilihan sekolah disusun silabusnya.

3 Muatan lokal belum menggambarkan rasional tentang pentingnya muatan lokal bagi daya saing sekolah.

4 Sekolah mengadakan kegiatan pengembang-an diri berupa kegiatpengembang-an pengembpengembang-angpengembang-an konseling, tapi sekolah belum menyusun SK dan KD.

5 Kegiatan pengembangan diri melalui ekstra kurikuler jenis kegiatan belum beragam belum sesuai dengan tujuan yang dipersyaratkan dalam standar nasional meliputi bakat minat kreativitas kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan.

6 Sekolah dalam mengembangkan life skill belum menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga belum dapat mengarah pada pembentukan kecakapan hidup.

7 Sekolah dalam mengembangkan life skill belum menerapkan model evaluasi autentik yaitu evaluasi dalam bentuk perilaku siswa dalam menerapkan apa yang dipelajari di kehidupan nyata.

(13)

9 Sekolah belum dapat melakukan alokasi tambahan 4 JPL dan alokasi waktu Penugas-an Terstruktur (PT) dPenugas-an PenugasPenugas-an Tidak Terstruktur ( PTT) sebanyak 0% s/d 60% permata pelajaran untuk kegiatan remidial, pengayaan, dan tambahan praktik.

10 Guru mengalokasikan waktu untuk penu-gasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur kepada siswa melebihi 40% dari alokasi waktu permata pelajaran

11 Sekolah belum dapat mengendalikan peman-faatan waktu yang digunakan guru untuk kegiatan penugasan terstruktur dan tidak terstruktur.

12 Sekolah mengadopsi silabus dari kabupaten untuk semua mata pelajaran mulai dari kelas 1 s/d kelas 6.

13 Silabus adopsi dari kabupaten belum pernah ditinjau kembali atau direvisi mulai diber-lakukan tahun 2008 sampai sekarang. 14 Belum semua RPP dibuat oleh guru sendiri

sebagian masih adopsi. PELUANG

1 Menyusun struktur kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan upaya pencapaian SKL.

2 Memanfaatkan 4 jam tambahan untuk menambah jam pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.

3 Sekolah menyusun kalender pendidikan berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan dinas pendidikan kabupaten yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat.

ANCAMAN

1 Sekolah tidak boleh menambah lebih dari 4 jam pelajaran dalam satu minggu sesuai ketetapan BSNP.

2 Kurangnya jam pelajaran untuk pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

(14)

NO SISTEM EVALUASI DAN KETUNTASAN BELAJAR

PENILAIAN KONDISI SAAT

INI 1 2 3 4 5 6 KEKUATAN

1 Sekolah telah menetapkan ketuntasan belajar berdasarkan peraturan yang berlaku dan kondisi nyata sekolah.

2 Setiap tahun pelajaran baru sekolah menetapkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal ( SKBM ).

3 Sekolah menetapkan standar ketuntasan belajar minimal di bawah nilai ketuntasan belajar maksimal dibawah 100 dan mem-punyai target dalam waktu tertentu mencapai nilai ideal (75).

4 Penetapan nilai ketuntasan belajar dilaku-kan melalui analisis ketuntasan minimal pada setiap indikator pada setiap KD dan SK 5 Dalam menetapkan kriteria ketuntasan

minimal permata pelajaran dengan memper-timbangkan kemampuan rata-rata siswa/ intake, tingkat kesulitan KD, SK, MP/ kompleksitas, dan tingkat ketercukupan dan kesesuaian SDM dan sumber daya lainnya (daya dukung).

6 Sekolah menetapkan model dan prosedur penilaian proses dan hasil belajar mengacu pada standar penilaian yang ditetapkan oleh pemerintah.

7 Merumuskan kriteria kenaikan kelas sesuai dengan kriteria yang diatur direktorat pem-binaan terkait, terdapat strategi penanganan siswa yang tidak naik kelas atau tidak lulus. 8 Sekolah menetapkan kelulusan berdasarkan

kriteria ujian nasional dan ujian sekolah. 9 Sekolah menyatakan lulus kepada siswa

apabila memenuhi aspek akademik dan non akademik yang telah ditetapkan oleh sekolah 10 Sekolah menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan memperhatikan unsur (1) karakteristik siswa; (2) karak-teristik mata pelajaran; dan (3) kondisi satuan pendidikan.

(15)

mempertim-bangkan kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas dan dukungan SDM yang tersedia.

KELEMAHAN

1 Dalam menetapkan KKM, belum semua guru mempertimbangkan intake siswa, komplek-sitas, dan daya dukung secara detail.

2 KKM belum disosialisasikan secara menyelu-ruh baik kepada warga sekolah maupun kepada wali murid.

3 Guru dalam melaksanakan proses penilaian sering berbenturan dengan kondisi siswa terutama masalah umur, hal ini sebagai salah satu pertimbangan kenaikan kelas. 4 Untuk aspek akademik, sekolah dalam

menentukan SKL ujian nasional masih rendah terutama yang menyangkut 3 mata pelajaran yang diujikan secara nasional. 5 Untuk aspek non akademik, nilai rata rata

kepribadian (kelakuan) kerajinan dan kera-pian belum dijadikan pertimbangan penentu kelulusan siswa.

6 Siswa memperoleh pengalaman belajar untuk menunjukan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan nilai ketuntasan belajar kelompok mata pelajaran Iptek rata-rata 60,00-64,99.

7 Siswa kurang memperoleh pengalaman yang menunjukan kemampuan untuk melakukan seni dan budaya lokal.

8 Sekolah belum melaksanakan kegiatan penugasan latihan keterampilan menulis yang diikuti minimal 90% siswa, agar siswa memperoleh pengalaman belajar dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis. 9 Rata-rata hasil prestasi UN baru mencapai

6,01-7,00 masih kurang dari standar nasional 7,50.

10 Dalam merumuskan kriteria kelulusan menyesuaikan pada kemampuan dan kondisi siswa yang paling rendah.

PELUANG

1 Menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sesuai standar nasional pendidikan. 2 Melaksanakan penilaian proses dan hasil

(16)

3 Panduan kenaikan kelas disusun oleh sekolah.

ANCAMAN

1 Perbedaan penafsiran nilai antara orang tua dengan guru membuat penilaian kurang obyektif.

2 Belum tersedianya layanan untuk anak berkebutuhan khusus.

(17)

Lampiran 3

Sebaran hasil kuesioner untuk pengembangan KTSP

1.

Revisi dan pengembangan KTSP

IFAS

No Kekuatan

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot Rata

2x bobot

Penght Bobot

Keku atan 1 2 3 4 5 6

1 Sekolah me-nyusun KTSP pada setiap tahun ajaran baru.

5 5 5 4 4 5 4,67 0,24 1,1 0,24

4,3 2 Model

penyu-sunan KTSP mengadopsi pada panduan dari BSNP.

4 5 4 4 3 5 4,17 0,15 0,6 0,15

3 KTSP sebagai buku doku-men I dilampi-ri silabus dan RPP sebagai buku doku-men II.

4 5 4 5 3 4 4,17 0,23 1,0 0,23

4 KTSP diguna-kan sebagai pedoman un-tuk mencapai tujuan pen-didikan diting-kat satuan pendidikan.

5 4 5 4 5 3 4,33 0,22 1,0 0,22

5 Sebelum di-berlakukan KTSP yang te-lah tersusun mendapat pengesahan dari Dinas Pendidikan Tingkat

Kecamatan.

4 5 5 3 5 5 4,50 0,16 0,7 0,16

(18)

Kelemahan

1 Sejak diberla-kukan KTSP pada 2006 s/d sekarang, sekolah belum pernah meng-adakan reviu dan revisi ku-rikulum yang berguna bagi arah pengem-bangan KTSP

5 3 4 5 3 5 4,17 0,16 0,7 0,16

3,8 2 Sekolah

me-ngembangkan Kurikulum hanya meli-batkan Kepala Sekolah di-bantu bebera-pa orang guru

3 4 2 4 5 4 3,67 0,13 0,5 0,13

3 Tim penyusun KTSP meng-adopsi model KTSP yang di-susun oleh Depdiknas.

4 3 4 3 5 5 4,00 0,11 0,4 0,11

4 Pengembang-an KTSP di-laksanakan hanya menga-cu pada stan-dar isi dan standar kom-petensi lulus-an, sedangkan panduan pe-nyusunan ku-rikulum dari BSNP, dan pertimbangan komite seko-lah belum di-jadikan acuan.

4 4 3 4 3 4 3,67 0,14 0,5 0,14

5 Sekolah tidak

(19)

draf awal KTSP, karena KTSP yang tersusun lang-sung diminta-kan pengesa-han dari dinas pendidikan kecamatan. 6 Sekolah

be-lum melaku-kan pengem-bangan kom-petensi terha-dap pelajaran, standar kom-petensi, dan kompetensi dasar.

4 3 3 4 4 3 3,50 0,09 0,3 0,09

7 Dalam meng-embangkan kurikulum se-kolah belum memaksimal-kan keterlibat-an berbagai pihak terkait atau stake-holders dalam membantu evaluasi dan pemutakhiran kurikulum maupun da-lam analisis kebutuhan yang diperlu-kan pada awal pengembang-an kurikulum.

5 3 5 2 3 4 3,67 0,14 0,5 0,14

8 Pengembang-an silabus, RPP, dan sis-tem penilaian belum menda-patkan peni-laian secara khusus dari

(20)

sekolah

1 3,8

EFAS

No Peluang

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot Rata

2x bobot

Pengh. Bobot

Keku atan 1 2 3 4 5 6

1 Peningkatan pemahaman terhadap pedoman penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan BSNP.

5 4 5 4 4 5 4,50 0,17 0,8 0,17

4,4 2 Mengembang

kan kuriku-lum untuk menjaga agar kurikulum yang diguna-kan sekolah selalu meng-arah pada tercapainya visi sekolah, sesuai per-kembangan IPTEK, dan harapan stakeholders.

5 5 4 4 5 5 4,67 0,29 1,4 0,29

3 Meningkatkan kendali mutu pelaksanaan kurikulum sebagai upa-ya untuk menjamin agar kualitas lulusan sesu-ai dengan kompetensi

(21)

yang ditetapkan. 4 Melaksanakan

evaluasi ter-hadap kuri-kulum se-bagai bahan koreksi ter-hadap prog-ram-program sekolah baik jangka pen-dek maupun jangka

panjang.

5 5 2 4 3 5 4,00 0,31 1,2 0,31

1 4,4 ANCAMAN

1 keterbatasan kemampuan lembaga da-lam pengem-bangan kurikulum.

4 5 3 5 4 4 17 0,35 1,5 0,35

4,0 2 Sekolah lain

yang lebih dulu men-gembangkan kurikulum, salah satu di antaranya dipersiapkan menjadi se-kolah ber-standar nasional.

4 4 3 4 5 5 4,17 0,28 1,2 0,28

3 Kebijakan pemerintah yang selalu berubah-ubah.

3 5 2 4 5 3 3,50 0,37 1,3 0,37

(22)

2.

Dasar pemikiran, landasan, dan profil sekolah

IFAS

No Kekuatan

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot

Rata2 x bobot

Pengh. Bobot

Keku atan

1 2 3 4 5 6 1

.

KTSP dikem-bangkan de-ngan menga-cu pada standar nasi-onal pendi-dikan untuk mencapai tu-juan pendi-dikan

nasional

5 3 5 4 3 5 4,83 0,16 0,8 0,16

4,5 2

.

KTSP sebagai prasyarat keberhasilan penyelengga-raan pendi-dikan di sekolah.

4 5 5 4 5 5 4,67 0,16 0,7 0,16

3 Dasar pemi-kiran dan landasan penyusunan KTSP menga-cu UU No.20 Tahun 2003 tentang Sis-tem

Pendidikan Nasional, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan

Kepmendik-nas No. 22, 23, dan 24 tahun 2006 tentang Standar Isi, Standar

(23)

Kompetensi Lulusan, dan pelaksanaan Kepmendik nas No. 22 dan 23. 4 Profil sekolah

dalam KTSP dibuktikan dengan adanya tujuan satuan pendidikan dasar.

3 5 5 4 5 4 4,33 0,16 0,7 0,16

5 Sekolah mempunyai visi dan misi yang berorien tasi ke depan.

5 4 5 4 5 5 4,67 0,16 0,7 0,16

6 Melakukan analisis kon-teks terha-dap rumusan visi, misi, dan tujuan sekolah serta identifikasi terhadap standar isi dan standar kompetensi lulusan.

4 4 3 5 5 4 4,17 0,09 0,4 0,09

7 Visi, misi, dan tujuan sekolah me-rupakan cita-cita bersama warga seko-lah dan sege-nap pihak yang berke-pentingan di masa yang akan datang.

5 4 3 3 5 4 4,00 0,12 0,5 0,12

(24)

1 Pengembang an KTSP be-lum sesuai dengan ke-khasan dan kondisi, serta sosial

budaya masyarakat.

4 2 5 4 5 3 3,83 0,16 0,6 0,16

4,1 2 KTSP belum

mempertim-bangkan kebutuhan masyarakat dan tantang-an global.

5 3 4 5 4 4 4,17 0,17 0,7 0,17

3 Penyusunan KTSP belum menunjukan rencana pengembang an sekolah.

5 5 4 3 4 5 4,23 0,14 0,6 0,14

4 Sejak diber-lakukan KTSP pada tahun 2006 visi dan misi sekolah be-lum pernah direvisi.

5 4 5 5 5 5 4,83 0,15 0,7 0,15

5

Visi dan misi sekolah be-lum dikem-bangkan oleh seluruh war-ga sekolah

4 5 4 3 5 4 4,17 0,20 08 0,20

6 Visi dan misi sekolah be-lum disosiali-sasikan ke-pada seluruh warga seko-lah dan pi-hak yang berkepenting an (wali

(25)

murid).

1 4,1

EFAS

No Peluang

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot Rata2

x bobot

Pengh. Bobot

Keku atan

1 2 3 4 5 6 1

Mengoptimal-kan pemanfa-atan buku-buku referensi meliputi UU Sisdiknas, PP Nomor 19 Ta-hun 2005 ten-tang SNP, Permendiknas Nomor 22, 23, dan 24.

4 5 5 5 5 4 4,67 0,38 1,8 0,38

4,6 2 Mengirimkan

tenaga

pendidik dan tenaga

kependi-dikan dalam rangka peningkatan pemahaman tentang UU Sisdiknas, PP Nomor 19 ta-hun 2005, dan Permen-diknas.

4 5 5 3 5 4 4,33 0,35 1,5 0,35

3 Melaksana-kan evaluasi program setiap akhir tahun di sekolah setiap akhir tahun

pembelajaran

5 4 5 4 5 3 4,67 0,27 1,3 0,27

1 4,6 1 ANCAMAN

1 Sekolah lain

(26)

hami dan menerapkan PP Nomor 19 ta hun 2005 serta

Permendik nas Nomor 22, 23 dan 24 lebih dahulu. 2 Antara visi,

misi, dan tu-juan sekolah tidak sejalan.

5 4 3 4 2 5 3,83 0,40 1,5 0,40

3 Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada kurang mendukung.

3 5 4 3 5 5 4,17 0,28 1,2 0,28

1 3,9

3.

Standar kompetensi

IFAS

No Kekuatan

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot Rata2

x bobot

Penght. Bobot

Keku atan

1 2 3 4 5 6 1 Sekolah

me- ngembang-kan kuriku-lum

mengguna kan panduan yang disusun BSNP.

3 4 5 4 4 5 4,17 0,15 0,6 0,15

4,4 2 Kurikulum

disusun dengan mempertim bangkan ka-rakteristik daerah, kebutuhan sosial masyarakat, kondisi budaya, usia peserta didik,

(27)

dan kebutuh an pem belajaran 3 Susunan

ku-rikulum te-lah menun-jukkan alokasi waktu, rencana program remedial, dan

pengayaan bagi siswa.

5 4 4 5 4 5 4,50 0,14 0,6 0,14

4 Sekolah me-nyediakan layanan bim-bingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan pengembang an pribadi peserta didik.

4 5 4 5 3 4 4,17 0,12 0,5 0,12

5 Sekolah me-nyediakan kegiatan eks-tra kurikuler untuk

memenuhi kebutuhan pengembang an pribadi peserta didik.

5 4 5 3 4 5 4,00 0,13 0,6 0,13

6 SKL mengacu Permendik nas Nomor 23 Tahun 2006

5 4 5 5 3 4 4,33 0,12 0,5 0,12

7 Siswa mem-peroleh pe-ngalaman be-lajar meng-gunakan informasi

(28)

tentang ling-kungan se-kitar secara logis, kritis, dan kreatif, melalui pe-manfaatan sumber bela-jar yang ada di sekolah 8 Sturuktur kurikulum muatan kuri-kulum yang disusun ber-dasarkan kebutuhan sekolah yang sesuai den-gan visi, mi-si, dan tuju-an sekolah serta meng-acu pada standar isi. Terdapat alo-kasi waktu untuk setiap mata pelajar-an, muatan lokal, dan pengembang an diri

5 5 4 4 5 5 4,83 0,08 0,4 0,08

1 4,4 1 Kelemahan

1 Kurikulum yang disusun sekolah be-lum sepe-nuhnya me-ngikuti pan-duan BSNP.

3 4 5 3 4 4 3,83 0,19 0,7 0,19

3,8

2 Struktur ku-rikulum te-lah mengalo-kasikan wak-tu yang

(29)

kup bagi peserta didik agar dapat memahami konsep yang baru sebe-lum melan-jutkan ke pe-lajaran beri-kutnya, na-mun pro-gram reme-dial dan pe-ngayaan ka-dang kala dilaksanakan 3 Sekolah

ma-sih sangat terbatas da-lam membe-rikan layan-an bimbing-an konseling yang mema-dai dalam memenuhi kebutuhan pengembang an pribadi peserta didik.

3 4 5 4 3 4 3,83 0,21 0,8 0,21

4 Sekolah be-lum mem-buat diagram pencapaian kompetensi lulusan, un-tuk

memberikan informasi secara cepat kepada pengguna kurikulum berkaitan dengan SK dan KD, SKL-MP,

(30)

KMP sampai SKL

5 Pengembang an program hanya dila-kukan oleh pendidik sen-diri belum didampingi oleh tim ahli.

2 4 4 3 5 3 3,5 0,19 0,7 0,19

1 3,8

EFAS

No Peluang

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot Rata2

x bobot

Pengh. Bobot

Keku atan

1 2 3 4 5 6 1 Mengembang

kan kuriku-lum dengan standar yang lebih tinggi dan melaku-kan inovasi.

5 4 5 5 4 5 4,67 0,65 3,0 0,65 4,6

2 Mengembang kan indikator sesuai de-ngan standar kompetensi dan kompe-tensi dasar sebagaimana tertuang da-lam Permen-diknas No-mor 22 dan 23 Tahun 2006.

5 4 5 5 4 5 4,50 0,35 1,6 0,35

1 4,6 ANCAMAN

1 Sekolah lain telah men gembangkan indikator sesuai de-ngan standar

(31)

kompetensi dan kompe-tensi dasar terlebih dahulu. 2 Sekolah

da-lam mengem-bangkan ku-rikulum ma-sih statis.

4 3 4 2 3 4 3,33 0,44 15 0,44

1 3,8

4.

Struktur kurikulum dan pengaturan beban belajar

IFAS

No Kekuatan

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot Rata2

x bobot

Pengh. Bobot

Keku atan

1 2 3 4 5 6 1 Muatan

Kuri-kulum pada setiap mata pelajaran di-tuangkan da-lam kompe-tensi yang harus dikua-sai siswa se-suai beban belajar yang tercantum dalam struk-tur kuriku-lum

4 3 5 4 5 5 4,33 0,10 0,4 0,10

4,4

2 Struktur ku-rikulum me-nunjukan ke-las semester, dan memuat mata

pelajaran yang dipersyarat-kan oleh standar nasional

(32)

3 Kurikulum memuat 8 mata pelajar-an, muatan lokal dan pengembang an diri

4 3 5 4 5 5 4,33 0,06 0,3 0,06

4 Muatan lokal disajikan dalam ben-tuk mata pe-lajaran yang harus dipela-jari oleh seti-ap siswa dan sudah memi-liki SK dan KD

5 5 3 4 5 2 4,00 0,04 0,2 0,04

5 Terdapat 3 pelajaran muatan lokal yang

diajarkan dan dengan alasan

pemilihannya

4 4 5 3 5 5 4,33 0,07 0,3 0,07

6 Pengembang an diri dila-kukan mela-lui kegiatan pelayanan konseling yang berkait-an dengan masalah pri-badi, kehidu-pan sosial belajar, dan pengembang an karier siswa

5 3 5 3 5 4 4,17 0,04 0,2 0,04

7 Sekolah me-laksanakan program pengembang-an diri dalam bentuk

(33)

atan ekstra-kurikuler meliputi kepramuka an, olahraga, kesenian, dan UKS

8 Kegiatan pe-ngembangan diri dengan mempertim-bangkan sumber daya manusia dan sarana pra-sarana yang dimiliki sekolah

5 4 4 5 3 4 4,17 0,04 0,2 0,04

9 Terdapat kompetensi-kompetensi yang berisi pendidikan kecakapan hi dup yang da pat diintegra sikan ke mata

pelajaran yang ada

4 5 5 4 3 4 4,17 0,05 0,2 0,05

10 Sekolah menjadwal kan awal ta-hun pelajar-an, minggu efektif,

pembelajaran efektif dan hari libur pa da kalender akademik yang dimiliki

3 4 5 4 3 5 4,00 0,04 0,2 0,04

11 Sekolah me-netapkan jumlah

(34)

ban belajar permata pe-lajaran, minggu, per-semester, pertahun pelajaran, sesuai alokasi waktu yang tercantum da lam struktur kurikulum 12 Sekolah

me-ngatur alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun pelajaran sesuai kebutuhan dan jumlah beban belajar pertahun se-cara keselu-ruhan tetap

4 4 5 3 5 5 4,33 0,10 0,4 0,10

13 Pembelajaran kelas I s/d III dilaksanakan melalui pen-dekatan te-matik sedang kelas IV s/d VI dilaksana-kan melalui pendekatan mata pelajaran

4 5 4 5 4 5 4,50 0,07 0,3 0,07

14 Sekolah

(35)

jam

pembelajaran maksimum perminggu secara keseluruhan

15 Sekolah telah memiliki do-kumen sila-bus semua mata pelajar-an dari kelas I s/d VI

5 3 5 5 2 5 4,17 0,04 0,2 0,04

16 Sekolah telah memiliki do-kumen RPP semua mata pelajaran dari kelas I s/d VI

5 4 5 4 5 3 4,33 0,04 0,2 0,04

1 4,4

Kelemahan

1 Muatan lokal diadopsi dari pilihan mu-atan lokal tingkat pro-pinsi dan kabupaten

5 2 5 3 4 5 4,00 0,05 0,2 0,05

3,9 2 Belum

se-mua mata pelajaran muatan lokal yang menjadi pilihan seko-lah disusun silabusnya.

5 4 2 4 4 5 4,00 0,07 0,3 0,07

3 Muatan lokal belum meng-gambarkan rasional ten-tang penting-nya muatan

(36)

lokal bagi daya saing sekolah

4 Sekolah me-ngadakan ke-giatan pe-ngembangan diri berupa kegiatan pe-ngembangan konseling, tapi sekolah belum

menyusun SK dan KD

5 4 4 3 5 2 3,83 0,06 0.2 0,06

5 Kegiatan pengembang-an diri mela-lui ekstra ku-rikuler jenis kegiatan be-lum beragam belum sesuai dengan tuju-an ytuju-ang di-persyaratkan dalam stan-dar nasional meliputi ba-kat minat kreativitas kompetensi dan kebiasa-an dalam kehidupan

5 2 3 5 4 5 4,00 0,08 0,3 0,08

6 Sekolah da-lam mengem-bangkan life skill belum mengguna-kan metode pembelajaran yang tepat sehingga belum dapat mengarah

(37)

pada pem-bentukan kecakapan hidup

7 Sekolah da-lam mengem-bangkan life skill belum menerapkan model evalu-asi autentik yaitu evalu-asi dalam bentuk peri-laku siswa dalam mene-rapkan apa yang dipe-lajari di kehi-dupan nyata

4 5 3 4 4 5 4,17 0,07 0,3 0,07

8 Pendidikan berbasis ke-unggulan lo-kal dan glo-bal masih menjadi bagi-an dari se-mua mata pelajaran yang terintegrasi belum berdiri sendiri

4 5 3 2 5 4 3,83 0,07 0,3 0,07

9 Sekolah be-lum dapat melakukan alokasi tam-bahan 4 JPL dan alokasi waktu Penu-gasan Ter-struktur (PT ) dan Penugas-an Tidak Ter-struktur (PTT)

(38)

yak 0% s/d 60% permata pelajaran un-tuk kegiatan remidial, pe-ngayaan, dan tambahan praktik. 10 Guru

meng-alokasikan waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur kepada siswa melebihi 40% dari alokasi waktu per-mata

pelajaran

2 5 4 3 5 4 3,83 0,06 0,2 0,06

11 Sekolah be-lum dapat mengendali-kan peman-faatan waktu yang diguna-kan guru un-tuk kegiatan penugasan terstruktur dan tidak terstruktur.

4 4 4 3 5 4 4,00 0,06 0,2 0,06

12 Sekolah mengadopsi silabus dari kabupaten untuk semua mata pelajar-an mulai dari kelas I s/d kelas VI

5 3 4 2 5 4 3,83 0,07 0,3 0,07

13 Silabus

(39)

kabupaten belum

pernah ditin-jau kembali atau direvisi mulai diber-lakukan ta-hun 2008 sampai sekarang.

14 Belum se-mua RPP di-buat oleh gu-ru sendiri se-bagian masih adopsi.

5 4 5 3 4 5 4,33 0,05 0,2 0,05

1 3,9

EFAS

No Peluang

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot Rata2

x bobot

Pengh. Bobot

Keku atan

1 2 3 4 5 6 1 Menyusun

struktur kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa dan se-kolah terkait dengan upa-ya pencapai-an SKL.

5 4 3 5 3 5 4,17 0,37 1,5 0,37

4,3 2

Memanfaat-kan 4 jam tambahan untuk menambah jam

pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.

5 5 4 4 3 5 4,33 0,29 1,3 0,29

3 Sekolah me- nyusun ka- lender pendi-

(40)

dikan ber- dasarkan ka-lender pen-didikan yang ditetapkan dinas pendi-dikan kabu-paten yang disesuaikan dengan ke-butuhan dan karakteristik sekolah, ke-butuhan pe-serta didik dan

masyarakat.

1 4,3 ANCAMAN

1 Sekolah ti-dak boleh menambah lebih dari 4 jam pelajar -an dalam sa-tu minggu sesuai kete-tapan BSNP.

4 5 4 5 3 4 4,17 0,31 1,3 0,31

4,0 2 Kurangnya

jam pelajar-an untuk pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

3 5 2 5 4 5 4,00 0,36 1,4 0,36

3 Sekolah be-lum memiliki fasilitas kom-puter yang memadai dan jaringan in-ternet untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran siswa.

3 5 4 3 5 4 4,00 0,33 1,3 0,33

(41)

5.

Sistem penilaian dan ketuntasan belajar

IFAS

No Kekuatan

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot Rata2

x bobot

Pengh. Bobot

Keka atan

1 2 3 4 5 6 1 Sekolah telah

menetapkan ketuntasan belajar ber-dasarkan pe-raturan yang berlaku dan kondisi nyata sekolah.

4 3 4 5 4 5 4,17 0,10 0,4 0,10

4,1 2 Setiap tahun

pelajaran baru sekolah menetapkan Standar Ke-tuntasan Be-lajar Minimal (SKBM ).

3 5 5 4 5 5 4,50 0,06 0,3 0,06

3 Sekolah me-netapkan standar ke-tuntasan be-lajar minimal di bawah ni-lai ketuntas-an belajar maksimal dibawah 100 dan mem-punyai target dalam waktu tertentu mencapai nilai ideal (75).

5 5 4 5 3 4 4,33 0,13 0,6 0,13

4 Penetapan nilai ketun-tasan belajar dilakukan melalui ana-lisis ketun-tasan mini-mal pada

(42)

tiap indikator pada setiap KD dan SK. 5 Dalam

mene-tapkan krite-ria ketuntas-an minimal permata pe-lajaran de-ngan mem- pertimbang-kan kemam-puan rata- rata siswa /intake, ting-kat kesulitan KD, SK, MP /kompleksi-tas, dan ting-kat keter-cukupan dan kesesuaian SDM dan sumber daya lainnya (daya dukung ).

5 4 5 3 5 5 4,50 0,12 0,5 0,12

6 Sekolah me-netapkan model dan prosedur pe-nilaian pro-ses dan hasil belajar me-ngacu pada standar peni-laian yang ditetapkan oleh peme-rintah.

4 3 5 4 4 4 4,00 0,11 0,4 0,11

7 Merumuskan kriteria ke-naikan kelas sesuai de-ngan kriteria yang diatur direktorat pembinaan terkait,

(43)

dapat strate-gi penanga-nan siswa yang tidak naik kelas atau tidak lulus.

8 Sekolah me-netapkan ke-lulusan ber-dasarkan kri-teria ujian nasional dan ujian

sekolah.

5 3 4 5 3 5 4,17 0,10 0,4 0,10

9 Sekolah me-nyatakan lu-lus kepada siswa apabila memenuhi aspek akade-mik dan non akademik yang telah ditetapkan oleh sekolah.

4 3 4 5 4 5 4,17 0,09 0,4 0,09

10 Sekolah me-nentukan Kriteria Ke-tuntasan Mi-nimal (KKM) dengan mem-perhatikan unsur (1) ka-rakteristik siswa; (2) ka-rakteristik mata pelajar-an; dan (3) kondisi satu-an pendidik-an

5 3 5 2 4 5 4,00 0,06 0,2 0,06

11 Ketuntasan belajar ter-cantum pada tabel ketun-tasan belajar

[image:43.516.89.439.88.664.2]
(44)

untuk setiap mata pelajar-an. Ketun-tasan belajar yang diru-muskan di-perkirakan sudah mem- pertimbang-kan kemam-puan rata-rata peserta didik, kom-pleksitas dan dukungan SDM yang tersedia.

1 4,1 Kelemahan

1 Dalam mene-tapkan KKM, belum semua guru mem- pertimbang-kan intake siswa, kom-pleksitas, dan daya du-kung secara detail.

4 4 4 3 5 4 4,00 0,13 0,5 0,13

3,9 2 KKM belum

disosialisasi-kan secara menyeluruh baik kepada warga seko-lah maupun kepada wali murid.

4 5 3 3 5 3 3,83 0,09 0,3 0,09

3 Guru dalam melaksana-kan proses penilaian se-ring berben-turan dengan kondisi siswa terutama

(45)

masalah umur, hal ini sebagai salah satu pertim-bangan ke-naikan kelas.

4 Untuk aspek akademik, sekolah da-lam menen-tukan SKL ujian nasio-nal masih rendah teru-tama yang menyangkut 3 mata pela-jaran yang diujikan secara nasional.

4 5 3 4 3 5 4,00 0,08 0,3 0,08

5 Untuk aspek non akade-mik, nilai rata-rata ke-pribadian (kelakuan) kerajinan dan kerapian belum dija-dikan pertim-bangan pe-nentu kelu-lusan siswa.

4 4 4 4 3 5 4,00 0,13 0,5 0,13

6 Siswa mem-peroleh pe-ngalaman be-lajar untuk menunjukan kemampuan berpikir lo-gis, kritis, kreatif, dan inovatif da-lam pengam-bilan

(46)

tusan nilai ketuntasan belajar ke-lompok mata pelajaran Iptek rata-rata 60,00-64,99.

7 Siswa kurang memperoleh pengalaman yang menun-jukan ke-mampuan untuk mela-kukan seni dan budaya lokal.

4 3 4 4 5 4 4,00 0,09 0,4 0,09

8 Sekolah be-lum melaksa-nakan kegi-atan penu-gasan latihan keterampilan menulis yang diikuti mini-mal 90% wa, agar sis-wa mempe-roleh penga-laman bela-jar dalam ko-munikasi ba-ik lisan mau-pun tertulis.

4 3 5 4 5 3 4,00 0,10 0,4 0,10

9 Rata-rata hasil prestasi UN baru mencapai 6,01-7,00 masih ku-rang dari standar nasional 7,50

3 5 4 5 3 3 3,83 0,11 0,4 0,11

10 Dalam

(47)

teria kelulus-an menyesu-aikan pada kemampuan dan kondisi siswa yang paling

rendah.

1 3,9

EFAS

No Kekuatan

Sebaran

Respoden Rata-2 Bobot Rata2

x bobot

Pengh. Bobot

Keku atan

1 2 3 4 5 6 1 Menetapkan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sesuai standar nasional pendidikan.

5 4 5 4 5 3 4,17 0,35 1,5 0,35

4,4 2

Melaksana-kan penilaian proses dan hasil belajar siswa ber-pedoman pa-da Permen-diknas No-mor 20 Tahun 2007.

3 4 5 5 4 5 4,33 0,28 1,2 0,28

3 Panduan ke-naikan kelas disusun oleh sekolah.

5 4 5 4 5 4 4,50 0,37 1,7 0,37

1 4,4 ANCAMAN

1 Perbedaan penafsiran nilai antara orang tua dengan guru membuat pe-nilaian kurang obyektif.

(48)

2 Belum ter-sedianya la-yanan untuk anak berke-butuhan khusus.

3 4 5 4 3 5 4,00 0,29 1,2 0,29

3 Sekolah lain yang terdekat penetapan Kriteria Ke-tuntasan Mi-nimal (KKM) telah men-capai 75 se- suai standar minimal yang ditetapkan pemerintah.

4 4 5 4 2 5 4,00 0,38 1,5 0,38

Gambar

tabel ketun-

Referensi

Dokumen terkait

Undang­Undang Nomor 33 Tahun 2004   tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

[r]

Perpindahan merek (brand switching) pada saat customer atau pelanggan berpindah kesetiaan merek dari suatu produk ke merek produk lain sehingga kegiatan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis antrian yang terjadi dan menentukan jumlah fasilitas pelayanan optimal pada kasir Ratu Supermarket Malang pada awal dan pertengahan

Harga Penawaran Terkoreksi : Rp. Basuki Rahmat No. Citra

Jumlah keseluruhan mahasiswa FIK UNY pada tahun ajaran 2007/2008 adalah sebagai berikut: 1) Jurusan POR: 360 orang, 2) Jurusan PKR: 80 orang, 3) Jurusan PKL: 80 orang, 4)

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas