Oleh:
Menteri PPN/ Kepala Bappenas
Disampaikan dalam acara:
Musrenbang RPJMD Provinsi Jawa Timur Surabaya, 6 Maret 2014
RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2015-2019
KERANGKA PAPARAN
RPJMN dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
RPJMN 2015-2019 dalam Kerangka RPJPN 2005-2025
Penyusunan RPJMN dalam kerangka kesinambungan
perencanaan pembangunan
Kerangka Pembangunan Berkelanjutan
Review Beberapa Indikator Pembangunan
Tantangan Pembangunan Nasional
Arah Kebijakan Pembangunan
Sasaran Pembangunan
RPJMN DALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANG
Renstra KL Renja
-KL
RAPBN RKA-KL
APBN Rincian
APBN
Pedoman Dijabarkan Pedoman
Pedoman
Renstra SKPD
Rincian APBD Pedoman
Pedoman
Pedoman Dijabarkan
Pedoman
Pedoman
Diacu
UU SPPN (No.25/2004)
P
Bahan Bahan (diserasikan dlm RAKORPUS &
Trilateral Meeting)
Bahan Bahan
UU KeuNeg (No.17/2003)
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
RPJMN 2015-2019
DALAM KERANGKA RPJPN 2005-2025
Slide - 5
KERANGKA PENYUSUNAN RPJMN
Slide - 6
Rancangan
Teknokratis
RPJMN
2015-2019
Rancangan
RPJMN
2015-2019
Rancangan
Akhir
RPJMN
2015-2019
Visi –Misi Presiden terpilih
Musrenbang RPJMN dan Sidang Kabinet Arahan
RPJPN 2005-2025
Isu Strategis Jangka Menengah 2015-2019
(background studies) Evaluasi RPJMN 2010-2014
RPJMN :
Menjabarkan Visi
–
Misi Presiden Terpilih Ke Dalam
Berbagai Program dan Kegiatan Pembangunan
Slide - 7
RPJMN 2015-2019 :
1. Prioritas Nasional
2. Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Nasional
3. Dukungan Mekanisme Implementasi :
-
Kerangka Regulasi
-
Kerangka Kelembagaan
-
Kerangka Pendanaan
4.
Pembangunan Bidang-bidang
5.
Pembangunan Wilayah
Visi
–
Misi
Presiden
terpilih
Penyusunan Background Studies :
identifikasi isu-isu strategis jangka
menengah 2015-2019
Penyusunan Rancangan Teknokratik
RPJMN 2015-2019
Rancangan Awal RPJMN 2015-2019
Rancangan Akhir RPJMN 2015-2019
Januari 2013
–
Desember 2013
Januari 2014
–
Agustus 2014
mulai November 2014
Januari 2015
AGENDA PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN
RPJMN 2015-2019
Slide - 9
*Sumber UU 17/2007 tentang RPJPN Tahun 2005-2025
EVALUASI
RPJMN 2
MASUKAN STAKEHOLDERS
1. Sosial
Budaya dan
Kehidupan Beragama 2. Ekonomi 3. Iptek
4. Sarana dan
Prasarana 5. Politik 6. Hankam
7. Hukum dan
Aparatur 8. Wilayah dan
Tata Ruang 9. SDA dan LH
9 Bidang:
PEMBANGUNAN BERDAYA SAING,
INKLUSIF, BERKELANJUTAN &
BERKEADILAN
Pengarusutamaan
Tantangan & Kendala
KERANGKA
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
KERANGKA
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Aspek Sosial
1. Pemerataan 2. Kesehatan 3. Pendidikan 4. Keamanan 5. Perumahan 6. Kependudukan
Aspek Ekonomi
1. Struktur Ekonomi 2. Pola Konsumsi dan
Produksi
3. Ketahanan Pangan 4. Ketahanan Energi 5. Infrastruktur/
Konektivitas
Aspek Lingkungan
1. Atmosfir 2. Tanah
3. Pesisir dan Laut 4. Air Bersih
5. Keaneka-ragaman Hayati
Aspek Kelembagaan
1. Kerangka Kelembagaan 2. Kapasitas
Kelembagaan dan Aparatur
Framework for Construction of Sustainable Development Indicators, September, 2001
MDG dan
Post-2015 Development Agenda
Tata Kelola dan Pemberantasan Korupsi
Ekonomi Hijau Lingkungan dan
Keanekaragaman Hayati
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN :
Bukan Lagi Pilihan, Namun Menjadi Keharusan
Kelemahan 1:aspek lingkungan belum berkembang seperti pilar sosial dan ekonomiukuran dan indikator
Kelemahan 2: valuasi aspek lingkungan dan internalisasi ke dalam pilar ekonomi dan sosial
KERANGKA TEKNOKRATIK RPJMN 2015
–
2019
MENGUATKAN LANDASAN UNTUK KELUAR DARI MIDDLE INCOME TRAP (MIT)
Amanat RPJP (Dalam RPJMN 3): SDA, SDM, Iptek.
RT-RPJMN: 2015-2019
Bonus Demografi, AEC, Post 2015, Climate Change
Polhukam Ekonomi Kesra Lingkungan
-Tranfromasi
-Tertib hukum -Anti korupsi -Demokrasi -Stabilitas DN
Daerah
-Mutu SDM -Kemiskinan -Pemerataan -Employment -BPJS
-Pengelolaan SDA dan biodiversity -Kelautan -Mitigasi adaptasi PI
-Pemerataan -SPM terpenuhi -Urbanisasi - Pelaksanaan Desentralisasi
Kerangka Pendanaan : APBN dan Non-APBN
Kerangka Regulasi
Kerangka Kelembagaan
• Membutuhkan
Comprehensif Reform
• Not BAU (out the box)
• Prinsip berkelanjutan
• Terpadu tidak sendiri-sendiri
Delivery Mechanism
Jangka Panjang: KELUAR DARI MIT
Tercapai tahun 2030 apabila
Ekonomi tumbuh 6-8%/tahun
RT-RPJMN sangat penting untuk menguatkan fondasi keluar dari MIT.
Tidak boleh meleset masa 5 tahun kedepan.
REVIEW BEBERAPA INDIKATOR PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PROYEKSI PENDUDUK 2010-2035
Parameter 2010 2015 2020 2025 2030 2035
TFR 2,49 2,37 2,26 2,14 2,03 1,93
IMR 29,3 26,0 23,8 22,4 21,5 21,0
Usia harapan hidup (tahun)* 70,1 70,9 71,5 72,0 72,2
Pertumbuhan Penduduk (%)* 1,5 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6
Jumlah Penduduk (juta) 238,5 255,5 271,1 284,8 296,4 305,6
Usia 0 –14 (%) 28,6 27,3 26,1 24,6 22,9 21,5
Usia 15 –64 (%) 66,5 67,3 67,7 67,9 68,1 67,9
Usia 65+ (%) 5,0 5,4 6,2 7,5 9,0 10,6
Usia 60+ (%) 7,56 8,49 9,99 11,83 13,82 15,77
Rasio Ketergantungan (%) 50,5 48,6 47,7 47,2 46,9 47,3
Asumsi: Pada tahun 2025: TFR = 2,1 dan NNR = 1
Keterangan: UHH dan LPP merupakan angka rata-rata adalam 5 tahunn terakhir tahun rujukan
Slide - 14
Pertumbuhan penduduk masih cukup tinggi
BONUS DEMOGRAFI (BD) DAN IMPLIKASI
KEBIJAKAN
•
BD
dimulai
sejak
2012,
titik
terendah
rasio
ketergantungan terjadi 2028-2031
.
•
Potensi BD:
meningkatnya angkatan kerja usia produktif,
disertai tabungan masyarakat
sumber pertumbuhan
ekonomi.
BD tidak otomatis,
harus ada kebijakan
tepat, terutama:
–
Peningkatan
kesehatan
–
Pendidikan dan
pengembangan
keterampilan
–
Pengendalian laju
pertumbuhan (KB)
–
Kebijakan ekonomi
yang mendukung
fleksibilitas tenaga
kerja dan pasar,
keterbukaan
perdagangan dan
saving
Windows of Opportunity
INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN
SMA SMK SMA SMK Public Private
st
ud
en
ts
Student Teacher Ratio
Student Classroom Ratio
Perbandingan jumlah siswa dan guru serta perbandingan siswa dan kelas
Sumber: PDSP (2009/2010)
Perkembangan nilai PISA siswa Indonesia, 2003-2012
• Program sertifikasi kompetensi guru berhasil meningkatkan kesejahteraan guru tetapi belum mampu meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran siswa.
• Hasil PISA menunjukkan nilai sains dan membaca memburuk, sementara matematika mengalami perbaikan tapi tidak signifikan.
0
Lama sekolah (tahun)
Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-5
16-18 Tahun
Angka melanjutkan penduduk usia 16-18 tahun pada pendidikan menengah masih rendah terutama pada quintil 1
112.5
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
APK SD/sederajat APM SD/sederajat APK SMP/sederajat
APM SMP/sederajat APK SMA/sederajat APK PT
K IB I K IB II
Perkembangan APM dan APK menurut Jenjang Pendidikan, 2003-2012
Slide - 16
Angka Partisipasi sekolah membaik, namun perlu
peningkatan akses pendidikan menengah
INDIKATOR KESEHATAN
INDIKATOR STATUS AWAL TARGET 2014
1. Angka kematian Ibu (AKI) 228 118
2. Angka kematian bayi (AKB) 34 24
3. Prevalensi kekurangan gizi 18,4 15
63
Persalian di fasilitas kesehatan masih belum optimal; Disparitas Persalinan di Fasilitas Kesehatan cukup lebar
Prevalensi kekurangan gizi pada balita masih tinggi, disparitas kekurangan gizi antar provinsi masih lebar
TANTANGAN
Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (service delivery)
Meningkatkan kualitas gizi ibu dan anak
17
Tingkat pengangguran menurun, namun perlu pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan
berkualitas untuk penyediaan lapangan kerja yang lebih besar
INDIKATOR EKONOMI
18
a. Ada penurunan penciptaan lapangan kerja dalam 3 tahun terakhir (2011-2013) dibandingkan periode 2007-2010.
b. Untuk tahun 2013, meskipun ekonomi tumbuh sekitar 5,9 persen, terdapat penurunan jumlah pekerja secara nasional, meskipun relatif kecil (10.000 pekerja), yang berimplikasi kepada tingkat pengangguran meningkat.
c. Peningkatan pengangguran terjadi pada kelompok SMA (SMU dan SMK).
EoDB 2014
CTRY RANK
SGP 1
PHL 108
BRA 116
IDN 120
IND 134
KHM 137
LAO 159
MMR 182
CPI 2013
CTRY SCORE
SGP 87
CTRY SCORE
SGP 2,15
BRN 0,64
MYS 0,30
BRA -0,07
THA -0,34
CHN -0,48
IND -0,57
VNM -0,56
IDN -0,66
PHL -0,58
RUS -1,01
LAO -1,04
KHM -1,04
MMR -1,12
GOV. EFF. 2012
CTRY SCORE
SGP 2,15
MYS 1,01
BRN 0,83
THA 0,21
PHL 0,08
CHN 0,01
BRA -0,12
IND -0,18
IDN -0,29
VNM -0,29
RUS -0,43
KHM -0,83
LAO -0,88
MMR -1,53
GCR (TOTAL) 2013-2014
CTRY RANK
SGP 2
MMR 139
GCR (INST.) 2013-2014
CTRY RANK
SGP 3
RUS 121
MMR 141
EoDB : Ease of Doing Business (IFC, WB) (2014)
CPI : Corruption Perception Index (TI)
CoC : Control of Corruption (WB)
Gov. Eff. : Government Effectiveness Index (WB)
GCR : Global Competitiveness Report (WEF)
GCR (Inst.): Global Competitiveness Report (Variabel Institution) - WEF
SGP: Singapore
MYS: Malaysia
THA: Thailand
BRN: Brunei
CHN: China
VNM: Vietnam
RUS: Russia
IDN: Indonesia
BRA: Brazil
IND: India
KHM: Cambodia
PHL: Philipina
LAO: Laos
MMR: Myanmar
BEBERAPA INDIKATOR DAYA SAING INDONESIA
Slide - 19
KONDISI KEMISKINAN INDONESIA SAAT INI
Tingkat Kemiskinan Terus Menurun, namun melambat
Sumber: diolah dari data Susenas beberapa tahun, BPS
Slide - 20
Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun.
KESENJANGAN TINGKAT KEMISKINAN DAN
JUMLAH KEMISKINAN TAHUN 2013
3,55 3,954,77 5,21
5,74 5,93 6,066,46
7,5 7,72 7,88 8,078,14 8,24
9,52 9,5410,06
12,312,5512,83
14,2414,5614,6714,8615,43
17,5117,617,9718,34
19,4920,03
Persentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (Ribu)
Tingkat kemiskinan masih tinggi di sebagian besar Indonesia bagian Timur,
namun jumlah penduduk miskinmasih didominasi di Pulau Jawa
Jumlah penduduk miskin tertinggi
GINI RATIO PER PROVINSI TAHUN 2012
0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50
Indonesia = 0.41
Gini Ratio di beberapa Provinsi sudah relatif rendah, namun secara nasional
dan di Indonesia bagian Timur masih tinggi
INDIKATOR UMKM
Sumber: Kementerian KUKM (2013, diolah)
UMKM berperan besar dalam pembentukan PDB, penciptaan lapangan kerja,
dan investasi
RASIO PENELITI DAN ANGGARAN PENELITIAN
0,08 0,63 2,43
0,21 0,19 0,11 1,71
Pendapatan per kapita (US$)
Pertumbuhan PDB (%)
Pengeluaran Litbang (% PDB)
Pengeluaran Litbang masih sangat kecil
(0,08%) sehingga perlu ditingkatkan secara
signifikan
Jumlah peneliti Indonesia cukup banyak dibanding dengan negara ASEAN
lain, tetapi rasio peneliti terhadap jumlah penduduk termasuk rendah.
-Vietnam
(2002)
Malaysia
(2006)
Filipina
(2007)
Thailand
(2007)
Indonesia
(2009)
Singapura
(2009)
Jumlah Peneliti
Rasio Peneliti per 1 Juta Penduduk
Sumber: data diolah dari World Bank (2013)
Sumber : idi 2009-2010-2011-2012
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
KORUPSI merupakan persoalan mendesak yang harus diatasi
KORUPSI merupakan faktor utama penghambat daya saing
Keterangan: Keterangan:
Skala 0 - 10, 0 (terkorup) - 10 (terbersih) Tahun 2012 terjadi perubahan skala
Sumber: Transparency International, 2013 Skala 0 -100, 0 (terkorup) - 100 (terbersih)
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
32 32
2012 2013
KIB I KIB II
Perkembangan Skor IPK Indonesia Tahun 2004-2013
INDIKATOR KORUPSI
Penegakan anti korupsi membaik, namun perlu percepatan
8%
0,70% 0,69% 2,87% 2,97% 5,73%
11,61%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
K/L
Provinsi
Kab/Kota
Opini WTP BPK atas Laporan Keuangan
5,83
6,84 6,64
6,16
7,07 6,86 7,37
6,69
6,46
5,26
6,00 6,32
6,82
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
pusat daerah
*skor: 1-10
Skor Integritas Pelayanan Publik
C
INDIKATOR PELAYANAN PUBLIK
Slide - 27
KESENJANGAN ANTARWILAYAH
28
Wilayah Sumatera
Share PDRB thdp 33 Prov 23,77%
Pertumb. Ekonomi 8.21%
PDRB/kapita (Juta Rp) 30,53
Tingkat Kemiskinan 12,07 %
Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa) 6.177,20
Tingkat Pengangguran 5,66%
Wilayah Kalimantan
Share PDRB thdp 33 Prov 9,30 %
Pertumb. Ekonomi 4,83 %
PDRB/kapita (Juta Rp) 43,70
Tingkat Kemiskinan 6,69 %
Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa) 932,90
Tingkat Pengangguran 5,30%
Wilayah Sulawesi
Share PDRB thdp 33 Prov 4,74 %
Pertumb. Ekonomi 8,67%
PDRB/kapita (Juta Rp) 17,86
Tingkat Kemiskinan 13,99 %
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 2.045,60
Tingkat Pengangguran 5,23 %
Wilayah Papua
Share PDRB thdp 33 Prov 1,79 %
Pertumb. Ekonomi 6,38 %
PDRB/kapita (Juta Rp) 30,43
Tingkat Kemiskinan 30,50%
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 1.199,6 0
Tingkat Pengangguran 3,97%
Wilayah Maluku
Share PDRB thdp 33 Prov 0,27 %
Pertumb. Ekonomi 7,33 %
PDRB/kapita (Juta Rp) 6,80
Tingkat Kemiskinan 16,42%
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 427,20
Tingkat Pengangguran 6,37 %
Wilayah Nusa Tenggara
Share PDRB thdp 33 Prov 1,26 %
Pertumb. Ekonomi 1,54 %
PDRB/kapita (Juta Rp) 8,97
Tingkat Kemiskinan 19,79%
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 828,30
Tingkat Pengangguran 4,06 %
Wilayah Jawa-Bali
Share PDRB thdp 33 Prov 58,87%
Pertumb. Ekonomi 6.58%
PDRB/kapita (Juta Rp) 27,61
Tingkat Kemiskinan 11,36 %
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 15.983,60
Tingkat Pengangguran 6,65 %
Sumber : BPS 2012 (diolah)
Nasional 2012Pertumbuhan Ekonomi = 6,23 %, Tingkat Kemiskinan 2012 (Februari) = 11, 96%
Tingkat Pengangguran Terbuka 2012 (Agustus) = 6,80 %
KABUPATEN
Total: 398 Kabupaten
RTRW Kab yang Sudah ditetapkan:
264 RTRW Kab (66%)
KOTA
Total: 93 Kota
RTRW Kota yang sudah ditetapkan:
70 RTRW Kota (75%)
INDIKATOR TATA RUANG
Slide - 29
Perlu percepatan penetapan RTRW Provinsi dan Kab/Kota
POSISI KOMPETITIF INFRASTRUKTUR INDONESIA
TAHUN 2013
Sumber : The Global Competitiveness Index 2013-2014–World Economic Forum
Deskripsi Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Philippines
Infrastruktur 82 25 61 110 98
Jalan 78 23 42 102 87
Kereta Api 44 18 72 58 89
Pelabuhan 89 24 56 98 116
Angkutan Udara 68 20 34 92 113
Listrik 89 37 58 95 93
Telepon Selular 62 27 49 21 81
Telepon Tetap 82 79 96 88 109
Slide - 30
Daya saing infrastruktur membaik, namun harus dipercepat untuk
KONDISI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI INDONESIA
DIBANDINGKAN DENGAN BEBERAPA NEGARA
31,4
China (2010)
Japan (2007)
Korea (2010)
Malaysia (2010)*
Indonesia (2010)
Thailand (2010)
Vietnam (2010)
Philippines (2006)
Pangsa Moda Transportasi Antar Kota
Rail Road Inland Waterways Air Bus
48
Tokyo (2009) Seoul (2009) Osaka (2000) Hong Kong (2011) Singapore (2011) Guangzhou (2010) Taipei (2010) Sydney (2010) DKI Jakarta (2010) Beijing (2011)
Pangsa Moda Transportasi Perkotaan
Rail Private Transport Non-Rail Public Transport Others
1,1 Hong Kong France Australia, NZ UK, Los Angeles (USA) Malaysia (Port Klang) Thailand Tanjung Priok
Waktu Dwelling/Dwelling Time (hari)
35
1998 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014
P
Top 10 Airports of Passengers in the World
42
Akses terhadap Air Minum Layak Tahun 2004-2013 (%)
38
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Akses terhadap Sanitasi Layak Tahun 2004-2013 (%)
INDIKATOR PRASARANA DASAR
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Target RPJMN 20 60 125 180 240 100 100 180 0
Realisasi Pembangunan
Rusunawa 12 5 22 44 55 49 0 217 170
Capaian Pembangunan Rusunawa Tahun 2005-2013 (TB)
Perkembangan Rasio Elektrifikasi 2004-2013
Slide - 32
INDIKATOR KETAHANAN PANGAN (SELF SUFFICIENY )
Negara
2004
2030
Rice Sugar
Beef and Sheep
Chicken Rice Sugar
Beef and Sheep
Chicken
Indonesia 0,99 0,76 0,93 1,02 0,96 0,68 0,76 0,96
Malaysia 0,68 0,69 0,19 1,08 0,68 0,48 0,19 0,91
Phillipine 0,93 1,06 0,83 0,98 0,82 0,95 0,69 0,91
Thailand 1,34 1,55 0,94 1,07 1,21 1,72 0,96 0,97
Vietnam 1,20 0,97 0,98 0,99 1,20 0,96 0,89 0,80
China 1,00 0,95 0,89 1,01 0,98 0,84 0,63 0,79
Japan 0,96 0,84 0,83 0,66 0,97 0,85 0,86 0,65
India 1,04 0,98 1,03 1,00 1,09 0,95 0,99 0,97
Australia 1,14 1,31 1,66 1,12 1,32 1,31 1,62 1,57
Ketahanan pangan perlu terus ditingkatkan khususnya untuk komoditas utama
INDIKATOR
PERTANIAN
0.0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Ju
ta
T
on
Produksi Padi Produksi Beras Produksi Jagung
Produksi Kedelai Produksi Gula Produksi Daging Sapi dan Kerbau
KIB I KIB II
Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Pokok Tahun 2004-2013
No Indikator
Kinerja Satuan 2004
KIB I KIB II
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*)
1 Beras Ribu Ton 236,9 189,6 438,1 1.406,5 289,5 250,3 687,5 2.750,4 1.780,5 302,3
2 Cabe Ribu Ton 7,5 6,9 9,9 11,0 14,4 16,3 18,1 24,4 17,8 12,0
3 Daging Sapi Ribu Ton 11,8 19,9 24,1 39,4 45,6 67,9 90,5 65,0 33,5 23,2
4 Gula Juta Ton 1,2 2,1 1,6 3,1 1,2 1,7 2,0 2,7 3,1 2,5
5 Jagung Ribu Ton 1.089,6 186,1 1.776,0 702,5 276,3 339,5 1.528,3 3.208,7 1.694,1 1.805,3
6 Kedelai Juta Ton 1,1 1,1 1,1 1,4 1,2 1,3 1,7 2,1 1,9 1,2
7 Bawang
Merah Ribu Ton 48,9 53,1 78,5 107,6 127,8 63,8 70,6 156,4 95,2 68,6
Perkembangan Impor Komoditi Pangan Utama Tahun 2004 –2013
Slide - 34
Perkembangan produksi komoditas utama
meningkat, namun belum mampu
INDIKATOR ENERGI
Produksi BBM dan LPG, Tahun 2004-2012
No Indikator
Kinerja Satuan 2004
KIB I KIB II
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*)
1 Produksi
Minyak Bumi
Juta
Barel 400,5 387,7 367,1 348,3 357,5 346,3 344,8 329,2 314,7 306,6
2 Produksi Gas
Bumi
Juta
MMSCF 3,0 3,0 3,0 2,8 2,9 3,1 3,4 3,3 3,2 2,5
3 Produksi
Batubara Juta Ton 131 154 194 217 240 254 275 353 386 391
4 BBN Ribu
Kiloliter na na na na 53 189,6 242,7 1.812,2 2.221,4 1.679,2**)
5 BBM Juta
Barel 283,2 268,5 257,8 244,4 251,5 255,3 235,8 237,1 231,9 na
6 LPG Juta Ton 2,0 1,8 1,4 1,4 1,7 2,2 2,5 2,3 2,5 na
Cadangan Dan Produksi
Beberapa Jenis Energi
Tahun 2004-2013
Slide - 35
INDIKATOR LINGKUNGAN HIDUP
296,498
30,214 248,238
86,663
267,121
115,325 145,102
151,498 174,128 278,938
70,410 301,120
237,722
305,686
97,086
25,879 415,677
730,102
575,436
100,627
549,358
324,385
572,807
212,411
170,981
567,109
904,230
100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Reboisasi Penghijauan Total
KIB I KIB II
Hasil Reboisasi dan Penghijauan Tahun 2004-2012
1.87
3.51
1.08 1.17
0.83
0.45 1.37
2.83
0.78 0.76
0.61
1990-1996 1996-2000 2000-2003 2003-2006 2006-2009 2009-2011
Total Nasional Kawasan Hutan Non Kawasan Hutan
KIB I KIB II
Rerata Laju Deforestasi Indonesia
251
466 519
627 690
995
2003-2004 2004-2005 2006-2007 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012
Jumlah Peserta Tingkat Ketaatan
KIB I KIB II
Tren Keikutsertaan Perusahaan dalam Program PROPER
94.68 98.62 99.36
81.87
42.46 48.86 46.64
55.55 59.23 63.14 62.25
59.08 59.79 61.07 60.25 64.21
0
2009 2010 2011 2012
IKU IKA ITH IKLH
KIB II KIB I
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2009-2012
Slide - 36
TANTANGAN RPJMN 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TANTANGAN UTAMA RPJMN 2015-2019
Keluar dari
Middle Income Trap
(MIT) pada tahun 2030:
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, inklusif dan berkelanjutan
Transformasi struktur ekonomi yang didukung pengelolaan SDA
yang lebih baik dan pengembangan iptek dan inovasi
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Ketahanan pangan, energi, dan air
Penyediaan infrastruktur yang memadai
Percepatan pemerataan pembangunan dan pengurangan
kesenjangan
Pemberantasan korupsi
Percepatan konsolidasi demokrasi
Potensi bencana alam besar dan resiko perubahan iklim
TANTANGAN RPJMN 2015-2019:
BIDANG-BIDANG RPJPN (1)
Sosial Budaya
Peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang pendidikan
Penurunan kesenjangan akses pendidikan (antarwilayah, antarkelompok status ekonomi, dan antargender).
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat , pencegahan dan pengendalian penyakit
Penguatan karakter dan jati diri bangsa.
Ekonomi:
Pemanfaatan Bonus Demografi
Peningkatan produktivitas dan daya saing ekonomi
Debottlenecking dan peningkatan kapasitas infrastruktur
Pengembangan sistem inovasi dan ekonomi kreatif
Penanggulangan kemiskinan dan pemerataan
Penciptaan lapangan kerja yang berkualitas
Peningkatan kontribusi UKM terhadap ekonomi
TANTANGAN RPJMN 2015-2019:
BIDANG-BIDANG RPJPN (2)
Polhukhankam:
Pemantapan dan percepatan konsolidasi demokrasi
Peningkatan kapasitas pertahanan dan stabilitas keamanan nasional
Perbaikan tata kelola pembangunan dan penegakan hukum yang
berkualitas.
Peran Indonesia dalam berbagai forum internasional.
Wilayah dan Tata Ruang:
Pengurangan kesenjangan antar wilayah
Percepatan pembangunan daerah tertinggal dan kawasan
perbatasan
Pemenuhan pelayanan dasar di seluruh wilayah
Peningkatan efektivitas penataan ruang
TANTANGAN RPJMN 2015-2019 (3)
Slide - 41
Sarana Prasarana:
Penguatan konektivitas nasional dan sinergi antarsektor
Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar
Peningkatan kapasitas infrastruktur untuk meningkatkan daya saing
SDA dan LH:
Pemantapan ketahanan pangan
Penguatan ketahanan energi dan air
Penguatan pembangunan kelautan berdimensi kepulauan
Pengembangan ekonomi hijau
(green economy)
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 (1)
MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
YANG BERKEADILAN:
1.
Meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas untuk semua jenjang pendidikan
dengan memberikan perhatian lebih pada daerah 3T, penduduk miskin, dan anak
dengan kebutuhan khusus.
2.
Meningkatkan kompetensi siswa Indonesia dalam bidang matematika, sains, dan
literasi.
3.
Menyelaraskan bidang studi SMK dengan kegiatan ekonomi utama di masing-masing
kab/kota.
4.
Memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah yang
berkualitas.
5.
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, terutama bagi ibu dan anak.
6.
Memperbaiki status gizi remaja putri, ibu hamil dan anak dibawah 2 tahun.
7.
Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit serta penyehatan lingkungan.
8.
Meningkatkan kualitas implementasi jaminan kesehatan masyarakat.
9.
Pengembangan kebijakan afirmatif : pelayanan dasar, pengembangan penghidupan
berkelanjutan, dan sistem perlindungan sosial yang komprehensif.
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2015-2019 (2)
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG INKLUSIF DAN
BERKELANJUTAN:
1. Transformasi ekonomi melalui industrialisasi berkelanjutan
(
green
secara bertahap) dan penguasaan iptek.
2. Menjaga dan mempertahankan kesinambungan fiskal.
3. Meningkatkan daya saing produk ekspor non migas
manufaktur dan jasa (parawisata dan lainnya).
4. Meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan kesempatan
kerja yang berkualitas.
5. Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi.
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2015-2019 (3)
PENYIAPAN LANDASAN PEMBANGUNAN YANG KOKOH:
1. Memantapkan kualitas reformasi birokrasi untuk
mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik.
2. Meningkatkan penegakan hukum serta efektivitas
pencegahan dan pemberantasan korupsi.
3. Memantapkan dan mempercepat konsolidasi demokrasi.
4. Meningkatkan kapasitas pertahanan dan stabilitas
keamanan nasional.
5. Meningkatkan kepemimpinan dan kualitas partisipasi
Indonesia dalam forum internasional.
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2015-2019 (4)
MENGEMBANGKAN DAN MEMERATAKAN PEMBANGUNAN
DAERAH:
1. Menjaga momentum pertumbuhan Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera
serta meningkatkan kinerja pusat-pusat pertumbuhan wilayah di
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
2. Menjamin pemenuhan pelayanan dasar di seluruh wilayah bagi
seluruh lapisan masyarakat.
3. Mempercepat pembangunan daerah tertinggal dan kawasan
perbatasan.
4. Meningkatkan kualitas pembangunan perkotaan dan perdesaan.
5. Mempercepat penetapan rencana tata ruang wilayah.
6. Mengoptimalkan desentralisasi dan otonomi daerah.
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2015-2019 (5)
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK
PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN:
1. Memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai
keseimbangan pembangunan
2. Mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan,
air bersih, sanitasi, dan listrik).
3. Menjamin ketahanan air, pangan, dan energi untuk
mendukung ketahanan nasional
4. Mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan
5. Meningkatkan kontribusi kerjasama pemerintah swasta
dalam pembangunan infrastruktur
6. Mengintegrasikan isu lintas bidang infrastruktur
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2015-2019 (6)
MENINGKATKAN PENGELOLAAN DAN NILAI TAMBAH
SUMBER DAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN:
1. Meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan
produktivitas dan perluasan areal pertanian.
2. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditi
pertanian/perikanan.
3. Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
mineral dan tambang lainnya.
4. Meningkatkan produksi dan diversifikasi sumber daya energi.
5. Meningkatkan efisiensi dan pemerataan pemanfaatan energi.
6. Mengembangkan ekonomi kelautan yang terintegrasi
antarsektor dan antarwilayah.
7. Pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati.
ARAH KEBIJAKAN
RPJMN 2015-2019 (7)
MITIGASI BENCANA ALAM DAN PERUBAHAN IKLIM
1.
Memperkuat kapasitas kelembagaan mitigasi bencana alam
untuk mengurangi resiko bencana
2.
Mempercepat rehabilitasi daerah terkena bencana
SASARAN RPJMN 2015-2019 (INDIKATIF)
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN UTAMA RPJMN 2015-2019
Keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030:
Pertumbuhan ekonomi sekitar 6-8 persen per tahun, terutama didukung oleh industri yang mempunyai nilai tambah tinggi
PDB per kapita 2019 sekitar USD 7000
Pengurangan angka kemiskinan menjadi 6-8 persen pada periode 2015-2019
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia:
Meningkatnya angka partisipasi pendidikan (dasar, menengah dan tinggi):
APM SD/MI/sederajat : 97 % (2019)
APM SMP/MTs/sederajat : 80 % (2019)
APK SMP/MTs//sederajat : 104 % (2019)
APK SMA/SMK/MA : 89 % (2019)
APK PT/PTA : 33 % (2019)
Membaiknya kualitas pendidikan
Angka Kematian Bayi dari 28 per seribu (2012) menjadi 25 per seribu (2019)
Terjaganya swasembada pangan :
Produksi Beras : 46,1 juta ton (pertumbuhan 2,9% per tahun)
Ketahanan energi :
Meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi(renewable energy)
Dari 4 % (2014) 6-7 % (2019)
Kapasitas terpasang pembangkit listrik : 92,9 GW
RPJM 2
RPJM 3
RPJM 4
Pertumbuhan PDB 6 - 8 %
per tahun
PDB per kapita 2013 Sktr USD 4.000
2019: Sktr USD 7.000
2025: > USD 12.000
Kemiskinan 2013 :
11,47%
6 - 8 % per tahun
< 5 %
Pengangguran 2013:
6,25%
< 5 %
ROADMAP MIT
2015
2020
2025
2030
2010
Threshold Middle Income Trap
USD
12.000
BONUS DEMOGRAPHIC
2010 2030
SASARAN UTAMA
RPJMN 2015-2019
Meningkatnya kuantitas sarana prasarana dan kualitas layanan
Rasio Elektrifikasi 100 %
Jangkauan air bersih 85%
Kelayakan jalan raya 100 %
Menurunnya emisi GRK: mendekati 26 % (2019)
Menurunnya kesenjangan :
Meningkatnya peranan PDRB di luar Jawa:
Luar Jawa: dari 41 % (2014) menjadi 45-47 % (2019)
Jawa: 59 % (2014) menjadi 53-55 % (2019)
Menurunnya jumlah kabupaten tertinggal:
Dari 114 Kab (2014) 39 Kab (2019)
Menurunnya praktek korupsi
Meningkatnya konsolidasi demokrasi
SASARAN BAURAN ENERGI PRIMER
(DRAFT KEN)
Kebijakan Energi Nasional (KEN) – mengamanatkan pemanfaatan EBT untuk menggantikan energi fosil, memanfaatkan gas dengan lebih optimal. Batubara tetap dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pada tahun 2019, konstribusi EBT diharapkan dapat mencapai 6-7%.