KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( SAKIP )
TAHUN 2016
PEMERINTAH KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU SELATAN
Alhamdulillah, segala Puji dan syukur kita Panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah Memberikan limpahan rahmat dan hidayah- Nya Kepada kita semua, sehingga kita dapat Menyelesaikan penyusunan Laporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) Kabupat en Ogan Komering Ul u Sel at an
OKU Selatan Tahun 2016 tepat pada waktunya, lni merupakan titik tolak
menuju Akuntabilitas Kinerja yang lebih baik.
Laporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016, merupakan laporan
tahun Pertama dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan Nomor 4 tanggal 16 Agustus 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten OKU Selatan 2016 –
2021 menuju “Terwujudnya OKU Selatan yang Bermartabat, Religius, Sejahtera, Aman, Maju dan Adil ”. SAKIP Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun 2016 ini memuat perbandingan antara capaian kinerja tahun
2015 dan capaian kinerja Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun
2016 serta capaian Indikator Kinerja dari misi RPJMD.
Maksud penyusunan SAKIP Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Tahun 2016 untuk menggambarkan program-program prioritas mana yang
telah tercapai dengan baik dan program-program prioritas mana yang belum
Tahun 2016, untuk :
1. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik menuju good
governance.
2. Mengukur capaian kinerja visi dan misi yang telah ditetapkan dalam
RPJMD Kabupaten OKU Selatan sebagai Renstrada, dan
3. Sebagai bahan pertimbangan perbaikan kegiatan pemerintah Tahun
2017 dan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Tahun 2018.
Sebagaimana amanat pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah. Penyusunan SAKIP Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan Tahun 2016 merupakan tekad Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan dalam meningkatkan akuntabilitas menuju Good Governance
sebagaimana amanat Ketetapan MPR No. XI/MPR/1998 dan Undang –
Undang No. 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas KKN, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Intruksi Presiden Nomor 5
KATA PENGANTAR . . . i DAFTAR ISI . . . iv IKHTISAR EKSEKUTIF . . . v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Demograf i . . . I-1 B. Kewenangan Tugas Pokok dan St rukt ur Organisasi . . . I-30
BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
2016 – 2021 . . . II-1 B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016. . . II-28
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016
A. Pengukuran Kinerj a Pemerint ah Kabupat en OKU Sel at an . . . III-1 B. Eval uasi dan Anal isi Akunt abil it as Kinerj a ………. . III- 4 C. Akunt abil it as Keuangan . . . III-29
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpul an………. . IV-1 B. Saran-saran………. IV-2
LAMPIRAN –LAMPIRAN
Laporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah ( SAKIP )
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, yang tersusun ini merupakan
media pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
selama Tahun 2016, media ini juga dipakai sebagai umpan balik
pengambilan keputusan pihak-pihak terkait dalam melakukan introspeksi
dan refleksi untuk membuat langkah-langkah perbaikan dimasa-masa
mendatang.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2016 dilaksanakan dengan
mengacu pada Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Perjanjian Kinerja tersebut,
memuat sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2016 berikut target kinerja
setiap Misi yang akan dicapai dalam RPJMD. Dalam pencapaian sasaran
tersebut telah ditetapkan kebijakan, indikator kinerja sasaran, serta
program dan kegiatan yang bersifat operasional. Materi Perjanjian Kinerja
Tahun 2016, disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA), dan
Prioritas dan Plafon Anggaran (PPA) APBD Tahun Anggaran 2016.
SAKIP Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan disusun sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah yang merupakan gambaran Kinerja Kabupaten Ogan Komering
SAKIP ini mengungkapkan keberhasilan dan atau kegagalan
pelaksanaan program, kegiatan serta hambatan-hambatan/ kendala yang
dijumpai dalam pelaksanaan, selain itu juga mengungkapkan strategi
pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di masa mendatang agar
sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai yang direncanakan.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dari sasaran dan kegiatan
secara umum telah dapat dicapai dengan baik. Dari hasil pengukuran
kinerja terhadap 11 sasaran. Pengukuran ordinal hasilnya adalah
sebagai berikut:
1. Ada 8 (delapan) sasaran dengan kreteria “sangat berhasil”
mencapai angka realisasi diatas 85 %.
2. Ada 2 (dua) sasaran dengan kreteria “ berhasil” mencapai angka
realisasi diatas 70 % sampai dengan 85 %.
3. Ada 1 (satu) sasaran dengan kreteria “ cukup berhasil” mencapai
angka realisasi diatas 50 % sampai dengan 70 %.
Langkah-langkah antisipasi dan upaya perbaikan guna peningkatan
kinerja dimasa mendatang dengan strategi pemecahan masalah yang perlu
dilakukan atas indikator kinerja sasaran yang capaian kurang dari 85 %
diatas adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi dan advokasi dengan Pusat dan Provinsi atau stake holder
dalam perencanaan informasi dan data intensitasnya maupun
provinsi dan stake holdel lainnya.
2. Diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak guna memperkuat
terlaksananya Good Governance dan Reformasi Birokrasi sehingga
tidak hanya menjadi wacana dan pergulatan pemikiran semata-mata,
namun benar-benar dapat diaplikasikan dalam penyelenggaraan sistem
pemerintahan yang berorientasi pada hasil, berbasis kinerja dan
bertujuan melayani serta pemberdayaan masyarakat.
3. Senantiasa dilakukan evaluasi dan monitoring capaian kinerja
masing-masing SKPD atas pelaksanaan program dan kegiatan secara kontinyu
dan berkesinambungan agar permasalahan, hambatan dan langkah
perbaikan dapat diantisipasi selagi dini.
4. Agar implementasi SAKIP benar-benar efektif, perlu segera direlisasikan
sinergitas antara laporan kinerja dan laporan keuangan sebagai satu
kesatuan, sehingga realisasi anggaran yang digunakan untuk
melakukan kegiatan berbanding lurus dengan output maupun outcomes
kegiatan yang bersangkutan. Dengan sinergitas tersebut, kinerja
organisasi dari setiap SKPD lembaga pemerintah yang dibiayai oleh
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan tahun 2016, merupakan
laporan pertama dari pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten OKU
Selatan Nomor 4 tanggal 16 Agustus 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten OKU Selatan
2016 – 2021 menuju “Terwujudnya OKU Selatan yang
Bermartabat, Religius, Sejahtera, Aman, Maju dan Adil
”
.Dalam Membangun OKU Selatan dilakukan reformasi birokrasi
menuju tata kelola kepemerintahan yang baik menuju Good
Governance. Tata Kelola Kepemerintahan yang baik di Daerah
dipertegas oleh lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor
65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar
Pelayanan Minimal dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan
perundangan-undangan tersebut telah menyempurnakan regulasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeritah (Sistem AKIP). Sistem
tetapi lebih menekankan pada outcomes (hasil), dengan demikian,
maka dalam penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) penekanan pada hasil kegiatan sangat perlu
mendapat perhatian. SAKIP sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban kegiatan Tahunan yang telah disusun dalam
Rencana Kerja (Renja) dan Perjanjian Kinerja sangat tepat dipakai
sebagai salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan maupun
kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.
Dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan
akuntabel sebagaimana diamanatkan dalam Ketetapan MPR No.
XI/MPR/1998 dan Undang – undang No. 28 Tahun 1998 tentang
penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN, Pemerintah
Kabupaten OKU Selatan telah menyusun Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten OKU Selatan Tahun
2016- 2021 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten
OKU Selatan Nomor 4 Tahun 2016. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 –
2021 berfungsi sebagai perencanaan taktis strategis sesuai dengan
kebutuhan pemerintah daerah dengan menampung sebanyak –
banyaknya aspirasi masyarakat serta mengacu pada Undang – Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional, Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015 s/d 2019.
Merujuk Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang dipimpin Pejabat Eselon II ke
atas diwajibkan menyusun Perencanaan Strategis ( Renstra ) untuk
masa lima tahun. Setelah berlangsung beberapa tahun, Perpres Nomor
29 Tahun 2014 dipandang masih belum optimal dalam mencapai Good
Governance. Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 mengamatkan
agar setiap penyelenggara pemerintah mewujudkan Tata Kelola
Kepemerintahan yang Baik yang diterapkan dalam bentuk Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP).
Sistem AKIP merupakan sistem manajemen pemerintahan
berfokus pada peningkatan akuntabilitas yang berorientasi pada hasil
(Outcomes oriented). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self
assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Self assesment
maksudnya, instansi pemerintah membuat perencanaan dan
pelaksanaan, serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya sendiri dan
melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi. Penerapan
manajemen pemerintahan berbasis kinerja pada dasarnya adalah
mengubah mind-set para birokrat dari sistem yang birokratis ke arah
sistem yang bertujuan untuk lebih mewirausahakan birokrasi
pemerintah. Dalam bahasa lain, transformasi sektor pemerintahan
masukan-masukan (inputs oriented accountabillity) dan proses ke arah
akuntabilitas pada hasil (result oriented accountabillity), terutama
berupa outcomes. Salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan
efektivitas pengelolaan manajemen pemerintahan adalah dengan
melakukan reformasi pengelolaan dan pertanggungjawaban kinerja
instansi pemerintah. Prioritas strategis pemerintah harus ditetapkan
didasarkan kebutuhan masyarakat. Instansi pemerintah menetapkan
sasaran strategis di instansi masing-masing dengan ukuran-ukuran
kinerja yang jelas dan terukur.
Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah
mengharuskan penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23
Tentang Pemerintahan Daerah, serta berbagai peraturan
pelaksanaannya. Sementara itu kondisi global serta tuntutan agar
suatu instansi pemerintah mampu memberikan manfaat nyata bagi
masyarakat juga mengharuskan pemerintah menerapkan manajemen
pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil.
Untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam
melaksanakan prioritas pembangunan, Kabupaten OKU Selatan telah
(IKU) sebagaimana amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007
tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama, kini telah
terbit Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kineja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Menurut Tim Penilai SAKIP Kementerian
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, penyusunan IKU wajib bagi
unit kerja berdasarkan pada Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal
31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja
Utama Instansi Pemerintah. IKU merupakan gambaran mengenai
tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Mengacu pada hal tersebut, maka Kabupaten OKU Selatan juga telah
melakukan job deskripsi yang jelas dengan pertanggungjawabannya.
Masing-masing job deskripsi tersebut dinilai dalam SAKIP, mulai dari
staf dan eselon IV bertanggungjawab pada kegiatan, selanjutnya
meningkat pada eselon III bertanggungjawab pada program, dan eselon
II bertanggungjawab pada kebijakan strategis dan Bupati
bertanggungjawab pada Kebijakan Umum APBD. Sebagai pengelola
APBD dan menetapkan kinerja, Bupati OKU Selatan wajib menyusun
B. Dasar Hukum Penyusunan SAKIP Kabupaten OKU Selatan Tahun
2016
SAKIP Kabupaten OKU Selatan sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban kegiatan tahunan yang telah disusun dalam
Rencana Kerja (Renja) dan Perjanjian kinerja (PK) dipakai sebagai
salah satu tolok ukur untuk mengukur keberhasilan maupun
kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan. SAKIP
Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 disusun berdasarkan beberapa
landasan sebagai berikut :
( 1 ) Landasan Idiil yaitu Pancasila,
( 2 ) Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945,
( 3 ) Landasan Operasional:
a. Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4250);
b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomr 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
c. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kabupaten Ogan
Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4347);
d. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4355);
e. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587 ), sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
g. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
i. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Pedoman penyusunan dan penerapan standar pelayanan
minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4585);
j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
l. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
m. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
n. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor B/01/M.RB.06/2017, Tanggal
19 Januari 2017 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Bidang Reformasi Birokrasi Akuntabilitas Aparatur dan
Pengawasan;
o. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.
p. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan Tahun 2016 Nomor 6);
q. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Nomor 7 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun
Anggaran 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering
Ulu Selatan Tahun 2015 Nomor 7);
C. Profil Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
C.1 Gambaran Umum
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dengan
pemekaran di Provinsi Sumatera Selatan yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur,
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir.
C.1.1 Geografis
Secara geografis Kabupaten OKU Selatan yang memiliki
wilayah seluas 549.394 Ha terletak pada posisi antara 1030 22’ -
1040 21’ Bujur Timur dan antara 40 14’ - 40 55’ Lintang
Selatan, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kabupaten OKU Induk
(Kecamatan Ulu Ogan, Pengandonan dan Lengkiti)
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Lampung
Barat (Provinsi Lampung)
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kabupaten Kaur (Provinsi
Bengkulu) dan Kabupaten Muara Enim (Kecamatan Semendo
Barat Ulu)
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kabupaten OKU Timur
(Kecamatan Martapura) dan Kabupaten Way Kanan (Provinsi
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten OKU Selatan Nomor 13 Tahun
2012, pemanfaatan lahan di Kabupaten OKU Selatan sebagai
berikut:
- Seluas ± 28.376 ha atau sekitar 5,16 % dari luas total
kabupaten lahannya sesuai untuk pengembangan pertanian
lahan kering,
- Seluas ± 15.981 ha atau sekitar 2,91 % dari luas total
kabupaten, lahannya sesuai untuk pengembangan pertanian
lahan basah.
- Seluas ± 282.029 ha atau sekitar 51,33 % dari luas total
kabupaten, lahannya sesuai untuk pengembangan perkebunan.
- Seluas total 13.327 ha atau sekitar 2,43 % dari luas total
kabupaten sesuai untuk pengembangan permukiman.
- Seluas total 208.484 ha atau sekitar 37.95 % dari luas total
kabupaten sesuai untuk kawasan lindung.
- Seluas total 1.197 ha atau sekitar 0.22 % dari luas total
kabupaten sesuai untuk kawasan pertahanan dan keamanan
C.1.2 Geologi
Wilayah Kabupaten OKU Selatan secara geologi termasuk dalam
cekungan Sumatera Selatan (Gafoer dkk, 1994), cekungan yang
terbentuk zaman tersier ini sejak lama dikenal sebagai cekungan
minyak bumi yang juga kaya akan endapan batubara. Batuan yang
mengisi cekungan sumatera selatan dapat dikelompokkan ke dalam
formasi talangkar, formasi Baturaja, formasi Gumai, Formasi Air
Benekat, Formasi Muaraenim, dan Formasi Kasai. Jenis batuan yang
lebih muda diendapkan diatas formasi berumur tersier tersebut saat
dan setelah terjadinya pengangkatan, seperti intrusi batuan beku dan
endapan aluvial.
C.1.3 Topografis
Topografi Kabupaten OKU Selatan sebagian besar berbukit dan
bergunung-gunung meliputi ketinggian antara 45 sampai dengan
1.643 meter dari permukaan laut. Secara umum Kabupaten OKU
Selatan beriklim tropis dan basah. Kecamatan yang mempunyai
temperatur udara rendah di jumpai di daerah Kecamatan Banding
Agung, Kecamatan Pulau Beringin, Muaradua Kisam, Kisam Tinggi
C.1.4 Sumber Daya Hutan
Kawasan hutan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
memiliki wilayah yang cukup luas. Pada tahun 2013, luas hutan
menurut fungsinya yang terdapat di daerah ini adalah: Suaka Marga Satwa 50.950 Ha
Hutan Produksi 22.415 Ha
Hutan Produksi Terbatas 12.631 Ha Hutan Lindung 111.289 Ha
C.1.5 Kekayaan alam Potensial
Potensi yang dimiliki kabupaten OKU Selatan tahun 2016 meliputi
sektor pertanian, perkebunan, perikanan, perindustrian, pariwisata dan
pertambangan.
Berdasarkan data OKU Selatan dalam angka tahun 2016,
Produksi padi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2015
mencapai 42.966 ha, sedangkan luas padi ladang 1.688 Ha atau
rata-rata produksi 4,38 ton/Ha. Sebagian besar padi dihasilkan dari padi
sawah. Jenis ini menyumbang 23,65 % dari seluruh produksi padi
sedangkan sisanya dihasilkan oleh padi ladang.
Disektor perkebunan khususnya kopi (70.799 ha/47.744,82
ton), Daerah ini sangat potensial untuk tanaman kopi, karena
didukung oleh iklim yang cocok serta untuk tumbuhnya tanaman
tersebut. selain kopi ada juga yang tanaman perkebunan yang banyak
diusahakan oleh penduduk yaitu tanaman karet (Sumber: OKUS
Disektor perternakan, tahun 2016 Kabupaten OKU Selatan
populasi ternak kambing berjumlah 32.200 ekor, ayam berjumlah
139.790 ekor.
Di daerah ini juga terdapat sebuah Danau Ranau, dimana
seluruh areal danau tersebut banyak terdapat berbagai jenis ikan,
dimana hasil produksi ikan budidaya lebih produktif dari pada
penangkapan ikan melalui perairan umum. Hal ini terlihat pada
produksi ikan selama tahun 2016 yang terdiri dari hasil perairan
umum sebesar 747,7 ton, sementara hasil budidaya sebesar 4.994,9
ton.
Tempat pariwisata yang terkenal adalah Danau Ranau yang
terletak di kecamatan banding agung, yang memiliki luas sekitar 128
km², dimana 85,33 km² dan sisanya berada dalam wilayah Propinsi
Lampung. Selain Danau Ranau ada beberapa danau lainya yang
cukup potensial yaitu Danau Rakihan (di Kec. Pulau Beringin), Danau
Halim (di Kec. Buay Rawan), Danau Asmara (di Kec. Simpang).Selain
itu juga terdapat beberapa sumber air panas yang sudah banyak
dikunjungi wisatawan, yaitu : Kaki Gunung Seminung (Banding
Agung), Daerah Bayur (Muaradua Kisam), Daerah Ulu Danau
(Sindang Danau).
Potensi pertambangan yang cukup besar dan beragam namun
jumlahnya terbatas, sehingga harus dimanfaatkan secara optimal. Hal
diproduksi kerikil sebanyak sebanyak 4.634,0192 M3, tanah urug
22.392,9532 M3, batu kali 23.007,5054 M3, dan pasir 6.708,6152 M3.
C.1.6 Adat Istiadat dan Penduduk
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan didiami oleh beberapa
suku yang berbeda adat istiadatnya. Secara garis besar, suku-suku
tersebut antara lain suku Daya, Haji, Semende, Ranau, dan Kisam.
Jumlah terbaru Penduduk Kabupaten OKU Selatan Tahun
2016 berdasarkan data agregat Kependudukan perkecamatan sampai
dengan akhir bulan Desember 2015 mencapai 344.074 orang, dengan
komposisi laki-laki sebanyak 180.608 jiwa dan perempuan sebanyak
163.466 jiwa yang tersebar di 19 wilayah kecamatan, sebagaimana
table I-4 dibawah ini:
Tabel I-1 Jumlah Penduduk OKU Selatan Tahun 2016
No Kode Wilayah
Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 16.09.01 Muaradua 22.991 22.257 45.248
2 16.09.02 Pulau Beringin 12649 11725 24374
C.1.7 Administrasi Pemerintahan
Pada awal pembentukannya, Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan hanya terdiri dari 10 kecamatan. Dalam perkembangannya
guna memenuhi tuntutan pembangunan mengalami pemekaran
menjadi 19 kecamatan 7 kelurahan, 252 desa dan 1095 dusun.
pemekaran ini diharapkan akan mempercepat pelayanan kepada
masyarakat selain mempercepat pembangunan dan pembukaan akses
ke wilayah-wilayah yang masih terisolir. Dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel I. 2
Jumlah Kecamatan, Desa, / Kelurahan/ Dusun Kebupaten Ogan Komering Ulu Selatan
No Kecamat an Desa Kelurahan Dusun Luas Daerah ( Km2 )
15. Muaradua Kisam 18 - 56 17. 119
16. Kisam Ilir 9 - 31 15. 741
17. Pulau Beringin 13 - 56 41. 700
18. Sindang Danau 7 - 37 21. 980
19. Sungai Are 9 - 51 13. 602
Jumlah 252 7 1095 549. 394
C.1.8 Perekonomian Daerah
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator
keberhasilan pembangunan yang telah dicapai dan dilaksanakan,
khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan
rata-rata dari pertumbuhan di setiap sektor ekonomi. Pertumbuhan
yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian,
sebaliknya apabila negatif menunjukan terjadinya penurunan
indikator ekonomi.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah tujuan dari
pembangunan ekonomi, hal ini tercermin dari meningkatnya taraf
hidup masyarakat, tersedianya lapangan kerja yang memadai,
pembagian pendapatan masyarakat yang merata dan meningkatnya
hubungan ekonomi regional. Dengan perkataan lain, arah dari
pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan
masyarakat naik secara mantap dan dengan tingkat pemerataan yang
sebaik mungkin.
Pertumbuhan sektor ekonomi yang menonjol disuatu daerah
akan mempengaruhi besarnya pertumbuhan ekonomi didaerah
tersebut. Pertumbuhan menurut harga konstan merupakan
pertumbuhan riil yang dinilai harga konstan (tahun 2000) yang sudah
Salah satu data statistik yang banyak digunakan sebagai dasar
perencanaan dalam evaluasi pembangunan ekonomi Kabupaten Ogan
Komering Ulu Selatan adalah Product Domestic Regional Bruto (PDRB).
Hingga saat ini PDRB masih dijadikan sebagai referensi untuk
keakuratan perencanaan pembangunan daerah. Besaran PDRB pada
suatu waktu tertentu dapat digunakan sebagai cerminan kinerja
perekonomian dan sebagai gambaran struktur ekonomi Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan Tahun Anggaran 2016, sedangkan
perbandingan PDRB antar waktu bisa digunakan sebagai indikator
kemajuan pembangunan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan dari waktu ke waktu. Dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel I.3
PDRB Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Menurut Sektor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016 (Juta Rupiah)
Sektor Jumlah PDRB
2015 2016*
Pertanian 2.199.759,7 2.299.759,7
Pertambangan dan Penggalian 122.978,0 222.978,0
Industri Pengolahan 448.697,4 548.697,4
Listrik, Gas dan Air Bersih 3.713,4 3.913,4
Konstruksi 1.064.361,2 1.070.361,2
Perdagangan 2.218,6 2.418,6
Transportasi 52.237,3 54.237,3
Keuangan 62.925,4 64.925,4
Jasa-jasa lainya 46.021,0 47.021,0
C.1.9 Sosial Budaya
a. Pendidikan
Pada era globalisasi saat ini keberhasilan suatu bangsa di ajang
internasional tidak lagi ditentukan oleh keunggulan komparatif
seperti kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, akan tetapi akan
lebih ditentukan oleh keunggulan kompetitif, yang dalam hal ini
akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.
Karenanya pendidikan sebagai suatu upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi instrumen yang
sangat penting. Peningkatan kualitas SDM bertitik tolak pada
upaya pembangunan bidang pendidikan. Melalui pendidikan
diharapkan akan terbentuk SDM yang berkualitas dan berdaya
guna bagi pembangunan.
Bagi pemerintah keuntungan yang akan diperoleh dari investasi
di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikan merupakan
salah satu cara dalam rangka memerangi kemiskinan, mengurangi
ketimpangan pendapatan dan meningkatkan produktivitas tenaga
kerja. Sedangkan bagi masyarakat, pendidikan yang semakin baik
merupakan modal dalam memperebutkan kesempatan kerja,
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangan
pembangunan pendidikan di Kabupaten OKU Selatan akan
OKU Selatan melalui pendekatan indikator turunan dari IPM.
Secara umum, jumlah sarana dan fasilitas pendidikan di
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berdasarkan data OKU
Selatan dalam angka tahun 2016, memiliki 419 sekolah terdiri dari
294 Sekolah Dasar (SD), 90 SLTP, 33 SMA. Untuk SD 3492 tenaga
pengajar dan 43.824 murid. Untuk SLTP 16.788 orang murid dan
1.536 orang guru. Untuk SMA, murid berjumlah 8.791 orang dan
tenaga pengajar berjumlah 812 orang.
b. Kesehatan
Salah satu aspek terpenting kesejahteraan adalah kualitas
fisik penduduk yang dapat dilihat dari derajat kesehatan
penduduk. Indikator yang digunakan untuk melihat derajat
kesehatan penduduk adalah harapan hidup. Sementara untuk
melihat gambaraan tentang kemajuan upaya peningkatan dan
status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari penolong
persalinaan bayi, ketersediaan sarana kesehatan dan jenis
pengobatan yang dilakukan. Oleh karena itu usaha untuk
meningkatkan dan memelihara mutu pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan
sarana prasarana dalam bidang medis termasuk ketersediaan obat
yang dapat dijangkau oleh masyarakat perlu mendapat perhatian
Status kesehatan penduduk memberikan gambaran
mengenai kondisi kesehatan penduduk dan biasanya dapat dilihat
melalui indikator angka kesakitan, yaitu persentase penduduk
yang mengalami gangguan kesehatan selama sebulan sebelum
pencacahan hingga mengganggu aktifitas sehari-hari. Ketersediaan
sarana kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas dan sarana
kesehatan lainnya merupakan hal yang mutlak guna mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Selain sarana fisik
berupa bangunan dan prasarana lain, tentu saja dukungan sumber
daya manusia di bidang kesehatan yang berkualitas dan dalam
jumlah yang memadai menjadi faktor yang menentukan bagi upaya
penyehatan masyarakat.
Secara umum, pelayanan kesehatan masyarakat diarahkan
pada:
Pelayanan kesehatan penduduk
Pelayanan kesehatan untuk tenaga produktif
Usaha preventif untuk kesehatan dan sebagainya
Pemerintah telah melakukan upaya-upaya pelayanan
kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama
masyarakat pedesaan golongan ekonomi lemah, sehingga
diharapkan mereka dapat menikmati pelayanan kesehatan yang
Berdasarkan data OKU Selatan Tahun 2016, di Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan terdapat sebanyak 246 sarana
pelayanan kesehatan, yang terdiri dari 19 buah puskesmas, 38
buah puskesmas pembantu, 189 POSKESDES. Walaupun
demikian, jumlah tersebut masih sangat kurang bila dibandingkan
dengan jumlah masyarakat yang harus dilayani serta luasnya
wilayah kabupaten.
c. Keluarga Berencana
Salah satu strategi Pemerintah dalam upaya menanggulangi
pesatnya pertumbuhan penduduk adalah melalui program keluarga
berencana, yang kini telah menjadi gerakan nasional dan telah
berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk. Keberhasilan
tersebut tentu tidak lepas dari dukungan luas masyarakat yang
dengan sadar dan sukarela telah berperan aktif dalam
Hingga tahun 2014, telah tercatat sebanyak 60,54 persen
pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB aktif di Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan. Selain itu, juga ada 43.512 akseptor
KB aktif. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat dari
tahun ke tahun seiring dengan semakin meningkatnya tingkat
kesadaran masyarakat untuk ber-KB.
e. Agama
Secara umum, pergaulan hidup antar umat beragama di
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan berjalan damai dan saling
menghargai, sehingga tercipta kerukunan antarumat beragama.
Penduduk Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan didominasi oleh
umat muslim. Dari total penduduk, sekitar 99,58 % memeluk
agama Islam.
C.1.10 Infrastruktur
Data Eksisting tahun 2016 Panjang jalan berdasarkan Status
kondisi jalan yang berada di Kabupaten OKU Selatan sbb :
1. Berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum No. 631/ KPTS / M /
2009 tanggal 31 Desember 2009 tentang Status Jalan Nasional di
2. Berdasarkan SK Gubernur Sumatra Selatan No. 590/ KPTS / IV /
2005 tanggal 25 Oktober 2005 Tentang Penetapan Status
Ruas-ruas Jalan Sebagai Jalan Provinsi:
Tabel I.4 Tabel Jalan berstatus Jalan Provinsi SK Tahun 2005
3. Berdasarkan SK Gubernur Sumatra Selatan No. 553/ KPTS / V /
2010 tanggal 09 Agustus 2010 Tentang Penetapan Status
Ruas-ruas Jalan Sebagai Jalan Provinsi :
Tabel I.5 Tabel Jalan berstatus Jalan Provinsi SK Tahun 2010
NO
Bengkulu 39,23
43 047 Simpang Campang – Lubuk Dalam 14,64
44 048 Simpang Haji – Lubuk Dalam 32, 75
45 049 Lubuk Dalam – Bayur 12,07
4. Berdasarkan SK Bupati Ogan Komering Ulu Selatan No. 072/ KPTS /
PU / 2006 tanggal 24 April 2006 Tentang Penetapan Ruas Jaringan
Jalan dan Jembatan dalam Wilayah Kabupaten OKU Selatan yang
berstatus jalan Kabupaten sebagai berikut :
Tabel I. 6 Tabel Jal an berst at us Jalan Kabupat en SK Tahun 2006
No
RUAS NAMA PANGKAL RUAS NAMA UJUNG RUAS
PANJANG
Sp. Sipatuhu Sipatuhu
Bd. Agu g Pulau duku
Sp. Kota Way Karet jaya .
Karet jaya Tj. Duria
Dk. Sp. Martapura Sp. Martapura
Sp. Lu uk Liku Bu ga Mas .
Sp. Perka tora Perka tora .
Dala Kota Bela a ga
Dala Kota Kisa Ti ggi
Sp. Pe ah Pi gga Ta ah Pilih
Sp. Pulau Ke ili g Siri g ala
Sp. Pe ah Pi gga Gu tu g Jaya
Dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2016, ada penambahan
pembangunan dan pelimpahan status jalan provinsi menjadi
berstatus jalan Kabupaten sebagai berikut:
Tabel I.7 Tabel Jalan berstatus Jalan Kabupaten
No
RUAS NAMA PANGKAL RUAS NAMA UJUNG RUAS RUAS KM PANJANG RUAS M LEBAR
1 Rant au Panj ang Sp. Gunung Pasir 3. 1 7
2 Jagaraga Pemkab OKU
Selat an 14. 6 4. 5
3 Kot a Way Talang Sekapak 11 4. 5
4 Gemiyung Talang Sekapak 8. 5 4. 5
5 Sukaj aya Bumi Jaya 6. 2 4. 5
6 Simpang Haj i Sp. Lubuk Dalam 34 5
7 Sp. Lubuk Dalam Bayur 12 5
8 Sp. Campang Lubuk Dalam 14. 6 5
Data Eksisting tahun 2016 jumlah dan panjang Jembatan
berdasarkan Status kondisi jembatan yang berada di Kabupaten OKU
Selatan sbb :
1. Berdasarkan data jembatan Provinsi Sumatera Selatan yang berada
di Kabupaten OKU Selatan sebagai berikut:
Tabel I.8 Tabel Jembatan Provinsi Sumatera Selatan
yang berada di OKU Sel at an
Sumber: infrastruktur, 2016
NO LINK NAMA JEMBATAN LOKASI PANJANG (M) LEBAR (M) DIBANGUN TAHUN
1
064
A. CELAU DS. KARANG AGUNG 14.90 6.40 1991
2 A. TALANG SABAH DS. TALANG SABAH 14.70 6.20 1985
3 A. HINSU DS. TANJUNG SARI 32.30 6.30 1996
4 A. LUBAR DS. LUBAR 16.70 6.30 1983
5 A. PANA DS. DAMAR PURA 23.10 6.25 1985
6 A. LANGGAR DS. TANJUNG BERINGIN 14.10 6.00 1985
7 A. JELUTUNG DS. TANJUNG BERINGIN 24.20 6.30 1984
8 A. KEMILING DS. TANJUNG BERINGIN 20.90 6.40 1991
9 A. KEJANTUR DS. TEKANA 24.70 6.35 1985
10 A. TEKANA BESAR DS. TEKANA 45.50 6.00
11 A. TEKANA KECIL DS. TEKANA 14.70 6.20 1986
12 A. SULITAN DS. PELITA JAYA 26.20 6.00 1985
13 A. TENAM DS. PELITA JAYA 20.90 6.35 1991
NO
065
NAMA
JEMBATAN LOKASI PANJANG (M) LEBAR (M) DIBANGUNTAHUN
1 A. KOMERING DS. BUMI AGUNG 123.40 7.10 1989
2 A. RUOS DS. BUMI AGUNG 25.60 6.10 1998
3 A. KAYU MULU DS. SP. SENDER 36.30 4.40 1920
4 A. RELAI DS. SUKA MARGA 6.80 6.10 1984
5 A. PILLA DS. PILLA 12.80 6.10 1983
6 A. DUA RATUS DS. MUARA DUA 5.40 4.00 1973
7 A. MEJIN DS. TANJUNG JATI 15.00 6.10 -
8 A. WARKUK DS. KOTA BATU 40.40 6.00 -
1
067
A. MARKUNG DS. SUKARAMI 4.60 5.80 1975
2 A. SENTERING DS. SUKARAMI 13.00 5.80 1975
3 A. KEDAMAIAN DS. SUKARAMI 7.80 7.10 1982
4 A. LIMAU DS. SUKARAMI 7.20 6.10 1975
5 A. NGALIH I DS. SUKARAMI 3.45 5.50 1975
6 A. NGALIH II DS. SUKARAMI 6.60 7.40 1975
7 A. PANCOR RAYA I DS. TANJUNG RAYA 8.00 6.05 1975
8 A. PANCOR RAYA II DS. TANJUNG RAYA 3.45 5.45 1975
9 A. PANCOR RAYA III DS. TANJUNG RAYA 3.40 6.00 1976
10 A. SINGAU DS. TJ. MENANG ILIR 30.80 6.00 1998
11 A. SEKUPAI DS. TJ. MENANG ULU 13.20 5.80 1971
12 A. NEGERI CAHAYA DS. NEGERI CAHAYA 2.45 6.15 -
13 A. SUKA RAJA DS. SUKARAJA 9.05 6.05 1977
NO
068
NAMA JEMBATAN LOKASI PANJANG (M) LEBAR (M) DIBANGUN TAHUN
1 A.KUNING DS.ANUGRAH 45.40 6.00 1997
2 A. SAUNG DS. ANUGRAH 4.60 5.90 1975
3 A. KARET DS. KEMU 7.70 6.00 -
4 A. RINGKIH DS. KEMU 11.00 6.00 1975
5 A. NAPALAN DS. KEMU ULU 10.60 6.20 -
6 A. ARO DS. KEMU ULU 4.05 8.00 1975
7 A. BALAM DS. KEMU ULU 3.30 5.50 1975
8 A. TUNGGANG PANCUR DS. SIMPANG 6.00 6.00 1975
9 A. GENTING NANING PANCUR DS. SIMPANG 5.10 6.10 1975
10 A. RENCONG PANCUR DS. SIMPANG 2.50 6.00 1975
11 A. PANCUR TINGGI PANCUR DS. SIMPANG 8.80 6.00 1975
12 A. HITAM KARI DS. TANJUNG 7.80 6.00 1975
13 A. CURUP ENDAP AROMANTAI DS. 9.05 6.05 1975
14 A. AROMANTAI AROMANTAI DS. 13.25 6.00 1975
15 A. KEPAHYANG AROMANTAI DS. 4.70 6.05 -
16 A. MEKAKAU BERINGIN DS. PULAU 9.05 6.10 1975
17 A. SEGATAL BERINGIN DS. PL.
UTARA 7.20 8.20 1975
18 A. BINGKIL BULAN DS. TANJUNG 2.75 7.20 1975
19 A. MATANG TEBAT BULAN DS. TANJUNG 2.90 6.25 1975
20 A. LEMPAUNG I BULAN ULU DS. TANJUNG 5.50 5.35 1975
21 A. LEMPAUNG II BULAN ULU DS. TANJUNG 4.10 5.60 1975
22 A. LEMPAUNG III BULAN ULU DS. TANJUNG 4.80 6.10 1975
23 A. SUBAN I SINDANG ILIR DS. MUARA 6.00 6.30 -
25 A. UNJI SINDANG ILIR DS. MUARA 7.30 5.95 1975
26 A. BUNGIN PUTIH PUTIH DS. BUNGIN 7.20 5.25 1975
27 A. BUNGIN PUTIH II DS. BUNGIN PUTIH 2.60 5.70 -
28 A. UJAN MAS DS. UJAN MAS 30.50 4.00 1974
1 066 A.SAKA PENDAGAN DS. SIMPANG 60.50 6.00 1997
Sumber : Buku Inf r ast r ukt ur OKU Sel at an, 2016
C.2 Struktur Organisasi Dan Tupoksinya
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Organisasi Perangkat Daerah, ditetapkanlah:
1. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Nomor 6
Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Tahun
2016 Nomor 6);
Rincian perangkat pemerintah Kabupaten OKU Selatan tahun 2013
sebagai berikut:
1. Sekretariat Daerah, terdiri dari 3 Asisten, 9 Bagian
2. Sekretariat Dewan
3. Dinas Pendidikan
4. Dinas Kesehatan
5. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
6. Dinas Perhubungan
8. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
9. Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
10. Dinas Kepemudaan dan Olahraga
11. Dinas Sosial
12. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
13. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
14. Dinas Ketahanan Pangan
15. Dinas Perikanan dan Peternakan
16. Dinas Pertanian
17. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
18. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
19. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu
Pintu
20. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak
21. Dinas Lingkungan Hidup
22. Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran
23. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan
24. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
25. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
26. Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah
28. Inspektorat kabupaten
29. Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
30. Sekretariat Korpr
31. 19 Kecamatan
32. 7 Kelurahan
Gambar I-1
St rukt ur Organisasi Perangkat Daerah Kabupat en Ogan Komering Ulu Selat an
Keterangan :
Garis Komando
Garis Pertanggungjawaban Garis Koordinasi
SEKRETARIS DAERAH
SET DPRD
(Unsur Pelayanan)
INSPEKTORAT
( Unsur Pengawas)
BAPPEDA LITBANG
( Unsur Perencana)
KECAMATAN LEMBAGA LAIN
(Pelaks. Per.UU)
DINAS DAERAH
(Unsur Pelaksana)
LTD (BADAN,
RSD) BUPATI
WAKIL
BUPATI DPRD
STAF AHLI
Berdasarkan hasil pemilihan umum legislatif tahun 2014, jumlah
anggota DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan periode
2014-2019 adalah 40 orang, dengan komposisi 36 orang laki-laki dan 4 orang
perempuan. Seluruh anggota DPRD tersebut tergabung dalam 6 (enam)
fraksi.
Pada tahun 2016, terdapat 5.943 orang PNS di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, yang
tersebar di 27 unit organisasi di bawah Pemerintah Daerah (Pemda).
Berdasarkan klasifikasinya, jumlah PNS terbanyak adalah golongan
II, Persentasenya sekitar 49 % dari jumlah seluruh PNS.
D. Maksud Dan Tujuan SAKIP
Laporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan tahun 2016 disusun
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 1914 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Perpres ini memberikan
tuntunan kepada semua instansi pemerintah untuk menyiapkan
Laporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai
bagian integral dari siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang
dikerangkakan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Maksud dan tujuan penyusunan SAKIP untuk menilai sejauh mana
diperoleh. Pada setiap akhir periode pelaksanaan program/kegiatan,
capaian kinerja yang berhasil diperoleh itu dikomunikasikan kepada
stakeholder dalam wujud Laporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP).
E. Sistematika Penyusunan SAKIP Tahun 2016
Sistematika penyusunan SAKIP Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
Tahun 2016 berdasarkan Lampiran II Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor: 53
Tahun 2014 sebagai berikut:
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum, Struktur
Organisasi, Maksud dan Tujuan SAKIP, serta Sistematika
Penyusunan SAKIP Tahun 2016.
BAB 2. PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA
KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN
Pada bab ini diuraikan tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten OKU Selatan 2016-2021 dan
Perjanjian Kinerja Tahun 2016.
BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA
Bab ini menguraikan tentang Metodologi Pengukuran
Sasaran Strategis Tahun 2016, serta Analisis Capaian
Keuangan Tahun 2016.
BAB 4. PENUTUP
Kesimpulan dan Pemecahan Masalah.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Formulir Perjanjian Kinerja Tahun 2016.
Hal aman II-1
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS DAN
PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis
A.1. VISI
Visi adalah suatu kondisi yang dicita – citakan untuk
diwujudkan. Secara ontologis Visi merupakan das sollen, yaitu
apa yang sebenarnya menjadi keinginan yang disepakati oleh
semua fihak dan terkristalisasi sebagai jati diri. Visi
Pembangunan merupakan kondisi daerah yang dikehendaki
dalam periode tertentu. Melalui sistem perencanaan
pembangunan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 25
tahun 2004, Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan
yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Dalam RPJMD Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
tahun 2016 – 2021 ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten OKU Selatan Nomor 4 tanggal 16 Agustus 2016
ditetapkan Visi sebagai berikut :
“ Terwujudnya OKU Selatan yang Bermartabat, Religius,
Bermartabat, Suatu Kondisi masyarakat OKU Selatan yang
memiliki Jati diri, kepribadian luhur, dan berahlak mulia
berdasarkan moral dan norma-norma yang hidup, serta
mengedepankan kebersamaan dan persaudaraan.
Religius, Suatu kondisi masyrakat OKU Selatan yang
memahami, mengamalkan dan menghayati ajaran agamanya
dalam kehidupan sehari-hari, dan berdampak positif bagi tiap
individu bersangkutan dan lingkungan social (masyarakat).
Sejahtera, Keadaan dimana semua lapisan Masyarakat OKU
Selatan secara menyeluruh dapat terpenuhi hak-hak dasarnya di
bidang social, Ekonomi, Politik, dan Budaya, terutama pangan,
sandang, dan papan secara merata, serta memiliki rasa aman
dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah sehingga
menikmati kehidupan yang lebih bermutu dan maju, serta
memiliki pilihan yang luas dalam keseluruhan kehidupanya.
Aman, Suatu kondisi masyarakat OKU Selatan yang tentram,
bebas dari rasa takut akan gangguan tindakan kejahatan dan
gangguan social lainya, serta bebas dari perlakuan
sewenang-wenang dengan jaminan adanya kepastian hukum.
Maju, adalah suatu kondisi masayarakat OKU Selatan yang
berkualitas, mempunyai pola pikirnya rasional, professional,
dan perilaku kehidupan secara Rasional, Profesional,
Hal aman II-3
dengan penggunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
memadai.
Adil, Suatu Kondisi Masyarakat OKU Selatan yang trrjamin
hak-haknya sebagai warga Negara, serta tidak ada diskriminasi
dalam Pembangunan dan Penegakan Hukum, baik antar
wilayahnya, individu, Golongan / Kelompok , Strata / Status
Sosial masyarakat OKU Selatan akan merasa mendapatkan
keadilan yang berdimensi social, politik, dan budaya, serta
terbebas dari perlakuan yang sewenang-wenang.
A.2. Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya
yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.
Untuk mewujudkan Visi Kabupaten OKU Selatan
2016-2021, dijabarkan dalam 8 (delapan) Misi Pembangunan yang
disebut “Asta Karya Pembangunan”, sebagai berikut:
1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik
2. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kreatif, sehat, produktif, dan inovatif
4. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Daerah
5. Memacu pertmbuhan ekonomi kerakyatan melalui
6. Mengembangkan Pertanian untuk meningkatkan nilai
tambah petani
7. Mengoptimalkan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber
Daya Alam (SDA) dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan dan keselarasan social-budaya masyarakat
8. Menggali dan Mengembangkan Khazanah budaya daerah
yang berakar pada nilai-nilai luhur daerah
A.3 Tujuan Dan Sasaran Strategis
Dalam mencapai visi dan misi ditetapkan tujuan dan sasaran.
A.3.1 Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran visi dan misi dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun. Tujuan Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 -2021 adalah
sebagai berikut:
1. Mewujudkan kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa
2. Meningkatkan iman dan taqwa
3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
4. Meningkatan infrastruktur Daerah
5. Meningkatkan daya saing perekonomian daerah
6. Meningkatkan kesejahteraan petani
7. Meningkatkan keselarasan pembangunan berkelanjutan.
Hal aman II-5 A.3.2 Sasaran
Sasaran merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan.
Hubungan antara tujuan dan sasaran dapat digambarkan dengan
tabel II.1 dibawah ini:
Tabel II.1
Hubungan antara tujuan dan sasaran
No Tujuan Sasaran
1 Mewujudkan
kepemerintahan yang
baik, bersih dan
berwibawa
Meningkatnya tata kelola
penyelenggaraan pemerintahan yang
transparan dan akuntabel
2 Meningkatkan iman
dan taqwa
Meningkatnya dukungan Pemerintah
Daerah dalam mewujudkan iman dan
taqwa
3 Meningkatkan
Kualitas Sumber
Daya Manusia
Meningkatnya kualitas layanan
pendidikan
Meningkatnya kualitas dan cakupan
pelayanan kesehatan
Menurunya angka kemiskinan
4 Meningkatan
infrastruktur Daerah
Meningkatnya sarana dan prasarana
Meningkatnya kualitas dan kuantitas
infrastruktur
5 Meningkatkan daya
saing perekonomian
daerah
Meningkatnya kualitas dan kuantitas
koperasi dan UMKM
Meningkatnya pembangunan dan
pengembangan pariwisata
6 Meningkatkan
kesejahteraan petani
Meningkatnya produksi pertanian dan
perikanan
pertanian
7 Meningkatkan
keselarasan
pembangunan
berkelanjutan
Terwujudnya kesesuaian dan
keterpaduan pembangunan yang
berwawasan lingkungan
Terwujudnya pembangunan
berkelanjutan berdasarkan Rencama
Tata Ruang
8 Mengembangkan seni
dan budaya
Meningkatnya Khazanah budaya
tradisional
Meningkatnya Khazanah seni dan
budaya
A.3.3 Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Cara mencapai tujuan dan sasaran disebut strategi. Strategi Kabupaten
OKU Selatan terdiri dari Kebijakan dan Program.
A.3.3.1 Kebijakan
Kebijakan merupakan ketentuan- ketentuan operasional
yang diterbitkan oleh Bupati Kabupaten OKU Selatan dalam
operasional pelaksanaan pemerintahan baik dalam bentuk
Peraturan Bupati, Keputusan Bupati maupun Intruksi Bupati.
Dalam upaya mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Pembangunan menuju “ Terwujudnya OKU Selatan Yang
Bermartabat, Religius, sejahtera, Aman, Maju dn Adil “
perlu Perencanaan yang terarah dan terukur. Oleh karenanya
Strategi yang diterapkan Pemerintah Kabupaten OKU Selatan
Hal aman II-7
adalah : Kebersamaan dan Pemerataan melalui Koordinasi,
Intergrasi, Singkronisasi, Sinergi ( SAMA – RATA Melalui
KISS ).
Kebersamaan : adalah mengedapankan dan menghidupkan
budaya Gotong Royong masyarakat dalam Perancanaan dan
Pelaksanaan Serta Pengawasan Pembangunan ( Partispatif
Develovment Approach ).
Pemerataan adalah : bahwa Dalam Pelaksanakan
Pembangunan menerapkan Sistem Perimbangan Pelaksanakan
Pembangunan antar Wilayah Kecamatan / Desa sesuai dengan
kebutuhan dan Potensi Wilayah.
Secara Operasional dilaksanakan melalui suatu Gerakan
Bersama dalam melaksanakan Pembangunan, baik dibidang
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan
Pembangunan melalui Gerakan Bersama Rakyat Membangun
Masyarakat OKU Selatan yang Sehat, Rasional, Santun,
Sejatera, Aman, Terdepan dan Mandiri yang disingkat ”
GERBANG SERASAN SEANDANAN ”.
Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten OKU Selatan
1. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan “Misi 1”
Dalam upaya mewujudkan Misi 1: Menciptakan tata kelola
pemerintahan yang baik. Strategi Pembangunan yang
ditempuh adalah :
1. Penataan system kelembagaan yang tepat fungsi
2. Meningkatkan system pengawasan dalam penyusunan
LKIP, LPPD, RKA PD dan laporan keuangan yang
transparan dan akuntabel
3. Meningkatkan SDM aparatur yang berintegritas, kompeten,
capable, profesiona, berkinerja tinggi dan sejahtera
4. Meningkatkan ketersediaan produk hokum yang
implementatif
5. Meningkatkan komunikasi dan sinkronisasi antara
pemerintah daerah, DPRD dan masyarakat
6. Meningkatkan fasilitas pengadaan barang dan jasa
pemerintah daerah secara elektronik
7. Mengembangkan system pengangkatan, penempatan dan
pemberhentian sesuai dengan kompetensi
8. Peningkatan Peran ASN
9. Mewujudkan perencanaan yang berkualitas dan akuntabel
10. Mewujudkan integrasi/konektivitas data melalui
pengelolaan satu data pembangunan
Hal aman II-9 12. Penyiapan data statistic daerah
13. Pengembangan dan pengelolaan system dan manajemen
inovasi daerah yang produktif dan modern
14. Melaksankan E-Budgeting tepat waktu
15. Meningkatkan sumber-sumber pendapatan baru
16. Melaksanakan penerimaan secara online melalui sismiop
dan simpada
17. Peningkatan pengelolaan kominfo terpadu
18. Peningkatan kualitas pelayanan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil
19. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
desa
20. Peningkatan pemberdayaan dan kemandirian masyarakat
desa
21. Penguatan perekonomian desa melalui BUMDes dan
lembaga ekonomi desa
22. Peningkatan kapasitas, kualitas, kuantitas sdm sarana
prasarana Satpol-PP
23. Peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat
dalam memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban
umum
24. Peningkatan Kualitas SDM dan sarana prasrana unit
25. Meningkatkan peran partai politik dan organisasi
kemayarakatan dalam kehidupan berdemokrasi
Arah kebijakannya adalah:
a. Peningkatan system pengawasan dan pengendalian internal
yang efektif
b. Meningkatkan teknologi informasi (TI) dalam manajemen
pemerintahan (e-government)
c. Memantapkan system pengawasan internal
d. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan daerah
melalui pendidikan dan pelatihan, serta peningkatan
jenjang fungsional pegawai
e. Penataan regulasi daerah dan produk hukum daerah
f. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar
Lembaga Kebijakan Barang/jasa Pemerintah (LKPP)
g. Peningkatan kapasitas dan kompetensi aparatur
h. Meningkatkan kualitas manajemen SDM Aparatur
i. Membentuk korps profesi ASN yang lebih professional
j. Mengembangkan perencranaan pembangunan daerah
berbasis elektronik (e-planning)
k. Meningkatkan koordinasi, integrasi, sinergi, sinkronisasi
(kiss)
l. Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan serta
Hal aman II-11
m.Mewujudkan pengelolaan data yang akurat, relevan dan
terkini dengan membangun koneksi data SKPD untuk
mendukung proses perencanaan pembangunan
n. Peningkatan kualitas pengelolaan kerjasama melalui aliansi
strategi multi pihak dalam dan luar negeri
o. Peningkatan ketersediaan data statistic daerah
p. Mengembangkan krangka umum inovasi daerah yang
kondusif bagi pengembangan usaha dan penanaman modal
q. Meningkatkan sarana dan prasarana inovasi
r. Meningkatkan kapasitas lembaga penelitian dan
pengembangan daerah
s. Memantapkan pengelolaan keuangan dan asset daerah
t. Melaksanakan pendataan ulang objek pajak baru
u. Pemutahitan zona nilai tanah
v. Penataan ulang kode blok
w. Pemberian reward dan punishman pada wajib pajak
x. Membangun sarana dan prasarana pelayanan pajak secara
online
y. Membina dan mengawasi penggunaan kominfo
z. Mengembangkan system pemeliharaan data kependudukan
dan pencatatan sipil
aa.Menambah ketersediaan sarana prasarana pelayanan
bb.Meningkatkan kesadaran masyarakat akn Keluran
pentingnya dokumen kependudukan dan pencatatan sipil
cc.Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Desa dan Kelurahan
dd.Meningkatkan kesadaran masyarakat desa untuk
membangun desa
ee.Meningkatkan peran perempuan
ff. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga ekonomi
perdesaan
gg.Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat
desa
hh.Meningkatkan kasitas, kualitas, kuantitas SDM aparatur
POL PP dan sarana prasarana POL PP
ii. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap peraturan
daerah dan keputusan kepala daerah yang berlaku
jj. Meningkatkan kualitas dan kuantitas unit pelayanan
pemadam kebakaran
kk.Peningkatan kesadaran politik dan berdemokrasi bagi
masyarakat
2. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan “Misi 2”
Dalam upaya mewujudkan Misi 2: Meningkatkan Kualitas
Kehidupan beragama , Strategi Pembangunan yang ditempuh
Hal aman II-13
1. Meningkatkan peran serta tokoh agama dan tokoh
masyarakat
Arah kebijakannya adalah:
a. Pemberdayaan tokoh agama dan tokoh masyarakat
26. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan “Misi 3”
Dalam upaya mewujudkan Misi 3: Meningkatkan Kualitas
Sumberdaya Manusia (SDM) yang kreatif, sehat, produktif dan
inovatif, Strategi pembangunan yang ditempuh adalah :
1. Peningkatan akses layanan pendidikan bagi seluruh anak
usia sekolah
2. Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan
3. Peningkatan kualitas dan kapasitas perpustakaan
4. Peningkatan kualitas dan kapasitas kearsipan
5. Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan social
6. Peningkatan prestasi pemuda dan olahraga
7. Peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam
pembangunan
8. Pengendalian Pertumbuhan penduduk tumbuh seimbang
9. Penguatan perlindungan terhadap perempuan dan anak
10. Peningkatan akses terhadap pelayanan dasar dan
Arah kebijakannya adalah:
a. Peningkatan layanan pendidikan anak usia dini
b. Peningkatan layanan pendidikan dasar
c. Peningkatan layanan pendidikan menengah
d. Peningkatan layanan pendidikan non formal
e. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga pendidik
f . Peningkatan kualitas manajemen pendidikan
g. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan
h. Meningkatkan kompetensi aparatur kesehatan
i. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam berprilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS)
j . Meningkatkan pengawasan terhadap keamanan bahan
pangan, obat-obatan dan makanan
k. Penyusunan capaian standar pelayanan minimal (SPM)
kesehatan
l . Penyusunan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM)
RSUD Muaradua
m. Meningkatkan pencapaian kemitraan dan jaminan pelayanan
kesehatan
n. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi pelayanan
kesehatan
o. Meningkatkan jumlah dan koleksi buku perpustakaan
Hal aman II-15
masyarakat
p. Meningkatkan pelayanan maksimal kearsipan
q. Meningkatkan penangan terhadap PMKS
r. Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi korban bencana
serta pendampingan korban tindak kekerasan
s. Membangun sarana dan prasarana olahraga
t . Meningkatkan pembinaan olahraga prestasi dan olahraga
rekreasi
u. Membina pemuda dan organisasi kepemudaan
v. Meningkatkan pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
w. Meningkatakan pembinaan pembinaan keluarga sejahtera
x. Meningkatkan pembinaan kepersertaan dan kemandirian ber
KB
y. Membina dan pemberdayaan organisasi perempuan
z. Mencegah dan menanggulangi segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan dan anak
aa.Meningkatkan komunikasi, informasi, edukasi (KIE)tentang
pengarusutamaan gender, pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak
27. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan “Misi 4”
Dalam upaya mewujudkan Misi 4: Meningkatkan
pembangunan Infrastruktur Daerah, Strategi Pembangunan
yang ditempuh adalah:
1. Meningkatkan pembangunan, pemeliharaan jalan dan
jembatan
2. Peningkatan ketersediaan, sarana dan prasarana
kebinamargaan
3. Meningkatkan kualitas pelayanan jasa konstruksi daerah
4. Meningkatkan pembangunan dan pengembangan
perumahan, pemukiman, gedung, dan air bersih, serta
tempat pemakaman umum (TPU)
5. Meningkatkan penataan drasine perkotaan dan perdesaan
6. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi komunal
7. Meningkatkan kuantitas dan kualitas ruang terbuka hijau
dikawasan perkotaan
8. Peningkatan cakupan pelayanan air bersih
9. Mengoptimalkan fungsi jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainya untuk keberlanjutan dan ketersediaan air
irigasi
10.Mengembangkan dan mengelola konservasi sumber daya
air
Hal aman II-17
12.Peningkatan kualitas prasarana penunjang transportasi
13.Peningkatan sarana penunjang keamanan dan keselamatan
pengguna jalan
14.Peningkatan prasarana dan sarana penunjang uji KIR
kendaraan
15.Peningkatan kemudahan aksessabilitas pengguna
transpotasi umum
16.Penyusunan data dan informasi dalam rangka identifikasi
daerah potensi bencana
17.Meningkatkan kapasitas manajemen penanggulangan
bencana (mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi)
Arah kebijakannya adalah:
a. Melaksanakan pembangunan, pemeliharaan , peningkatan
jalan dan jembatan
b. Menyediakan system informasi data base jalan dan jembatan
c. Menyediakan sarana dan prasarana kebinamargaan
d. Membina dan mengawasi penyedia jasa kontruksi
e. Peningkatan dan pemeliharaan sarana dan parasarana
dilingkungan pemukiman serta penataan perumahan
f. Menata dan memlihara drainase perkotaan dan perdesaan
g. Menyediakan MCK komunal
i. Mengeploitasi dan mengeksplorasi air bersih dan memelihara
sambungan distribusi
j. Peningkatan, normalisasi, rehabiltasi dan pembangunan
sarana dan prasaran jaringan irigasi
k. Pengelolaan sumber daya air dan penataan kelembagaan
l. Peningkatan perencanaan, pengendalian, dan pengawasan
dan pemanfaatan sumber daya air (SDA)
m.Mengembangkan angkutan missal antar kecamatan
n. Menyediakan prasarana trnsportasi yang layak
o. Memasang fasilitas dan rambu jalan pada ruas jalan
kabupaten
p. Menata dan menertibkan sempadan jalan yang digunakan
untuk parkir
q. Merehabilitasi dan memelihara prasarana dan sarana uji KIR
kendaraan
r. Menyelenggarakan manajemen transportasi
s. Mengembangkan transportasi umum missal yang
berkelanjutan
t. Mengidentifikasi daerah potensi rawan bencana
u. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM
penanggulangan bencana serta perkuatan kelembagaan dan
Hal aman II-19 28. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan “Misi 5”
Dalam upaya mewujudkan Misi 5: Memacu pertumbuhan
ekonomi kerakyatan melalui pengembangan potensi dan
Sumber Daya Lokal, Strategi pembangunan yang ditempuh
adalah:
Meningkatkan iklim kelembagaanUMKM yang kompetetif
Meningkatkan kualitas kelembagaan, sarana prasarana dan
permodalan koperasi
Memantapkan ketahanan pangan
Mewujudkan sarana dan prasarana produksi untuk sentra
industry mikro dan makro
Meningkatkan pola kemitraan
Meningkatkan elektrifikasi
Meningkatkan investasi didaerah
Mengoptimalkan kinerja pelayanan perijinan investasi
Revitalisasi kepariwisataan
Meningkatkan promosi pariwisata
Memntapkan pengelolaan transimigrasi sebagai daya saing
daerah