• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Anggota Resimen Mahasiswa Universitas Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Antar Pelajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persepsi Anggota Resimen Mahasiswa Universitas Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Antar Pelajar"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

PERCEPTION STUDENT REGIMENT LAMPUNG UNIVERSITY ON THE PHENOMENON FIGHTING BETWEEN STUDENT

(Hendra Purba,Holilulloh,Yunisca Nurmalisa)

The focus of this research was to determine students' perceptions student regiment members toward the students phenomenon and to find the clash phenomenon causes, impacts and solutions

that will be done it .

This research was quantitative research with the object of research is an active member of the Student Regiment Lampung University. Data collection techniques was the basic technique of the questionnaire and supporting documentation and interview techniques. Data were analyzed using a percentage formula.

Based on the research that has been done it can be seen that the perception of regiment members of Lampung University of clash phenomena between students in Bandar Lampung in academic year 2014/2015. Based on this research showed that the understanding, responses and expectations of Student Regiment members are agree in the prevention or solution to be implemented on a clash phenomenon wheter in causes and impacts caused.

(2)

ABSTRAK

PERSEPSI ANGGOTA RESIMEN MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP FENOMENA TAWURAN ANTAR PELAJAR

(Hendra Purba,Holilulloh,Yunisca Nurmalisa)

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi anggota resimen mahasiswa terhadap fenomena tawuran antar pelajar dan untuk mengetahui fenomena tawuran baik faktor

penyebab,dampak dan solusi yang akan dilaksananakan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan objek penelitian adalah anggota aktif Resimen Mahasiswa Universitas Lampung . Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik pokok angket serta teknik penunjang wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan rumus presentase.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa persepsi anggota Menwa Unila terhadap fenomena tawuran antar pelajar di Bandar lampung tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan penelitian ini bahwa pemahaman,tanggapan dan harapan anggota Resimen Mahasiswa setuju dalam penanggulangan atau solusi yang akan dilaksanakan mengenai fenomena tawuran baik faktor penyebab dan dampak yang diakibatkan.

(3)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan wadah/tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan, sedangkan tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat mengembangkan potensi diri, sehingga dapat didayagunakan dalam kehidupan,baik sebagai mahkluk individu maupun makhluk sosial.

Sekolah sebagai lembaga formal mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang mencerdaskan kehidupan bangsa,dalam hal ini bukan hanya dalam ranah kognitif saja ,namun juga ranah afektif dan psikomotorik yang mendewasakan siswa melalui proses pendidikan.

Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis,serta bertanggung jawab.

Seorang siswa yang tumbuh dewasa maka secara otomatis pemikirannya pun akan berkembang dan lebih bijak dalam mengambil keputusan,jika dalam pertumbuhan menuju kedewasaannya diimbangi dengan pendidikan yang baik.

Namun dalam kenyataannya,siswa sering tidak terkendali dalam menghadapi gejolak emosionalsehingga menimbulkan masalah- masalah sebagai akibat siswa tidak bijak dalam mengendalikan diri dan mengambil keputusan.

Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng.

Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu. Fenomena tawuran antar pelajar yang terjadi disebabkan berbagai pandangan sesuatu yang beda penyebab lain bisa seperti adanya perubahan sosial, adanya perasaan tidak senang atau dendam, perbedaan kepentingan antar individu / kelompok dan juga buruknya komunikasi. Akibatnya dengan adanya konflik tersebut dapat menimbulkan perpecahan, rusaknya sarana dan prasarana umum, meningkatnya keresahan masyarakat, lumpuhnya roda perekonomian, hancurnya harta benda dan jatuhnya korban jiwa.

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian tentaQJ´ Persepsi AnggotaResimen Mahasiswa Universitas Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Antar Pelajar Di

(4)

Bandar LampungTahun Pelajaran ´ Senelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana persepsi Resimen Mahasiswa terhadap fenomena tawuran antar pelajar Di Bandar Lampung yang merupakan kaum intlektual ataupun agen perubahan masa depan bangsa dalam menanggapi situasi tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Persepsi

Menurut Alex Sobur (2003:445) ³definisi tentang persepsi dapat dilihat dari definisi etimologis maupun definisi yang diberikan oleh beberapa ahli. Secara etimologis persepsi berasal dari kata perception (Inggris) yang artinya menerima atau mengambil´

Menurut Abdul Rahman Saleh (2009:10) ³persepsi didefinisikan sebagai suatu proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indra kita untuk dikembangan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari disekeliling kita,termasuk sadar akan diri kita sendiri´. Menurut Deddy Mulyana (2003: 25) ³persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternaO´ Selain itu Menurut Rivai dan Mulyadi dalam Risti Sriwahyuni (2013: 7) ³persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pengindraannya´. Menurut pendapat Young dalam Nana Sudjana (2010:1) yang dimaksud persepsi adalah aktivitas

mengindra,mengintegrasikan,dan

memberikan penilaian pada obyek-obyek

fisik maupun sosial, dan pengindraan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada dilingkungannya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud persepsi adalah suatu proses seseorang dalam menegerti,memahami, dan menafsirkan lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologi.

Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersankutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain.

Persepsi manusia memiliki perbedaan sudut pandang dalam penginderaan, ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.

Pembentukan Persepsi

Proses pembentukkan persepsi dijelaskan oleh Joko Subagyo, (2005: 15) mengatakan ³pembentukan persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan ³interpretation´, begitu juga berinteraksi dengan ³closure´.

Proses seleksi terjadi pada saat individu memperoleh informasi, maka berlangsung

(5)

penyeleksian pesan tentang pesan mana yang dianggap penting dan pesan mana yang dianggap tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi tersebut secara menyeluruh. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Faktor internal

Adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu

a. Fisiologis b. Perhatian c. Minat

d. Kebutuhan yang searah e. Pengalaman dan ingatan f. Suasana hati

2. Faktor eksternal

Adalah suatu persepsi yang mempengaruhi dan merupakan karateristik dari lingkungan dan obyek- obyek yang terlibat didalamnya.

a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus

b. Warna dari obyek-obyek c. Keunikan dan kekontrasan

stimulus

d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus

e. Motion atau gerakan. Pengertian Resimen Mahasiswa

Resimen Mahasiswa adalah salah satu di antara sejumlah kekuatan sipil untuk mempertahankan negeri. Ia lahir di perguruan tinggi sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), beranggotakan

para mahasiswa yang merasa terpanggil untuk membela negeri. Para anggota Menwa (wira) di setiap kampus membentuk satuan, yang disebut Satuan. Sebagai salah satu unit kegiatan kemahasiswaan, komandan satuan melapor langsung kepada rektor/pimpinan perguruan tinggi.

Secara lebih formal menwa adalah sebagai wadah yang merupakan sarana pengembangan diri mahasiswa kearah perluasan wawasan dan peningkatan keikutsertaan dalam upaya bela negara dan penguatan ketahanan nasional, sebagai perorangan yang merupakan mahasiswa yang terlatih olah keprajuritan yang mengikuti pendidikan dasar militer dan menjadi komponen dalam ketahanan negara,sebagai organisasi yang menjadi pusat kegiatan atau aktifitas anggota resimen mahasiswa yang terdiri dari tingkat nasional dan tingkat daerah/perguruan tinggi.

Sejarah Resimen mahasiswa

Menwa sebuah organisasi kemahasiswaan yang besar, menwa sebenarnya telah berusia cukup panjang bahkan melebihi usia negara proklamasi ini, jika dilihat dari latar belakang historis pemuda-pelajar dalam mendapatkan latihan kemiliteran. Apalagi jika ditinjau dari klasifikasi dirinya sebagai bagian daripemuda mahasiswa Indonesia yang eksis memantapkan garis perjuangan sejak era Kebangkitan Nasional (1908) dan era persatuan nasional (1928).

Realita ini dapat dipahami jika menyadari bahwa pada dasarnya menwa merupakan bagian dari dinamika gerakan serta perjuangan mahasiswa dan pergerakkan kebangsaan Indonesia terutama mendekati masa-masa menjelang proklamasi

(6)

kemerdekaan tahun 1945. Cikal bakalnya bernama GAKUKOTAI, yang bersama- sama PETA, SEINENDAN, FUJINKAI dan HIZBULLAH memulai titik balik sejarah bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajah. Pada masa perang kemerdekaan (1945-1952) bernama Tentara Pelajar (TP). Pada thn 1959 diadakan Wajib Latih (semacam wajib militer di Amerika Serikat) yang khusus diadakan untuk mahasiswa.

Wajib Latih ini dibubarkan pada tahun 1960. Dan pada tahun 1963 atas inisiatif mahasiswa dan persetujuan pemerintah (diatur oleh Wanpahankam No. M/A/20/1963) waktu itu dibentuklah salah satu wadah yg dinamakan Resimen Mahasiswa (MENWA). Tanggal 13 Juni - 14 September1959 diadakan wajib latih bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh latihan ini siap mempertahankan home-front dan bila perlu ikut memanggul senapan ke medan laga. Mahasiswa-mahasiswa walawa (WAJIB LATIH) dididik di Kodam VI/ Siliwangi dan para walawa diberi hak mengenakan lambang Siliwangi.

Resimen Mahasiswa Raden Intan Satuan 201 Universitas Lampung

Terbentuknya Resimen Mahasiswa Raden Intan Lampung pada bulan Januari 1977 yang SKnya dikeluarkan oleh gubernur ke- III Provinsi Lampung Jendral Purnawirawan Sutioso Almarhum kepada Saudara Suprapto Nitiharjo dengan perihal penunjukan Saudara Suprapto Nitiharjo untuk membentuk Resimen Mahasiswa di Lampung. Setelah terbitnya SK Gubernur tersebut maka di buatlah tim yang terdiri dari 3 (Tiga) orang yang terdiri dari Suprapto Nitiharjo (Fakultas Ekonomi), Jamalam (Fakultas Pertanian), Erni (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) yang

tiga-tiganya berasal dari Universitas Lampung.

Langkah awal untuk membentuk Resimen Mahasiswa adalah mempelajari tentang Staf Komando Resimen (SKOMEN), maka dikirimlah tim tersebut ke Jakarta dan Bandung untuk mempelajari struktur SKOMEN dari Jakarta (SKOMEN MAHAJAYA) dan Bandung (SKOMEN MAHAWARMAN). Setelah mempelajari SKOMEN maka kembalilah tim tersebut ke Provinsi Lampung dan selanjutnya membentuk tim ke-2 yang terdiri dari Haidar (UNILA), Sodri (IAIN).

Hingga akhirnya terbentuklah Staf Komando Resimen Mahasiswa Raden Intan (MENMAHARATAN) dan Komando Resimen Mahasiwa Satuan 201 Universitas Lampung sebagai menwa pertama di provinsi Lampung di bawah SKOMEN MENMAHARATAN

Tujuan Resimen Mahasiswa Indonesia 1. Mempersiapkan mahasiswa yang

memiliki pengetahuan, sikap disiplin, fisik dan mental serta berwawasan kebangsaan agar mampu melaksanakan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menanamkan dasar-dasar kepemimpinan dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional.

2. Sebagai wadah penyaluran potensi mahasiswa dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban warga Negara dalam Bela Negara.

3. Mempersiapkan potensi mahasiswa sebagai bagian dari potensi rakyat dalam Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (SISHANRATA).

(7)

Fungsi Resimen Mahasiswa

Resimen Mahasiswa Indonesia mempunyai fungsi:

1. Melaksanakan pembinaan anggota Resimen Mahasiswa Indonesia di Perguruan Tinggi untuk

meningkatkan kemampuan dalam bidang akademik.

2. Melaksanakan pemeliharaan dan pemberdayaan serta peningkatan kemampuan baik perorangan maupun satuan di bidang Bela Negara.

3. Melaksanakan pembinaan struktur organisasi Resimen Mahasiswa Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh.

4. Bersama dengan mahasiswa lainnya membantu terwujudnya kehidupan kampus yang kondusif.

5. Membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan dan program civitas akademika serta menumbuhkan dan meningkatkan sikap Bela Negara dikehidupan PerguruanTinggi. 6. Membantu memotivasi masyarakat

untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional dibidang kepemudaan dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. 7. Membantu TNI/POLRI dalam

pelaksanaan pembinaan pertahanan dan keamananNasional

8. Menyampaikan saran dan pendapat kepada instansi terkait sesuai dengan tugas pokoknya.

Pengertian Fenomena

Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai hal- hal yang dinikmati oleh panca indra dan

dapat ditinjau secara ilmiah (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia : 1997)

Fenomena juga diartikan sebagai berikut : Contoh : Gerhana adalah salah satu -- ilmu pengetahuan;

Contoh : Sementara masyarakat tidak percaya akan adanya pemimpin yg berwibawa, tokoh itu merupakan ± tersendiri

Contoh : Peristiwa itu merupakan -- sejarah yg tidak dapat diabaikan

Kata Fenomena juga diartikan sebagai keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara, keadaan atau kondisi khusus yg berhubungan dengan seseorang atau suatu hal, soal atau perkara

Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam) atau gejala

Pengertian Tawuran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), yang dimaksud dengan tawuran adalah ³perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan beramai- ramai´. Dengan mengetahui ciri, tahap dan tugas perkembangan serta kerawanan yang seringkali muncul pada siswa yang sedang menjalani masa remaja yang diharapkan paraorangtua,pendidik,masyarakat,pemerin tah dan remaja itu sendiri memahami hal- hal yang seharusnya dilalui pada masa remaja ini, sehingga apabila remaja diarahkan dan dibimbing akan dapat melalui masa remaja ini dengan baik, maka selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian dan jiwanya.

(8)

Dampak Tawuran Pelajar

Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, karena memilih melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Menurut Nawawi (2011:7) perkelahian pelajar atau tawuran jelas merugikan banyak pihak, paling tidak terdapat empat kategori dampak negatif dari perkelahian pelajar.

a. Pelajar dan keluarganya yang terlibat perkelahian mengalami dampak negatif pertama, bila mengalami cidera, cacat seumur hidup, bahkan tewas.

b. Rusaknya fasilitas umum seperti taman kota, trotoar, bus, halte, dan fasilitas lainnya serta fasilitas pribadi seperti kendaraaan, pecahnya kaca toko dll. c. Terganggunya proses belajar di sekolah d. Berkurangnya penghargaan siswa

terhadap toleransi, nilai perdamaian, dan nilai-nilai hidup orang lain

e. Memiliki konsekuensi jangka panjang dalam kelangsungan hidup

bermasyarakat. TujuanPenelitian

Untuk mengetahui persepsi anggotaresimenmahasiswaunilaterhadapfe nomenatawuranantarpelajar di Bandar Lampung denganvariabel (x) adalahpersepsianggotaresimendanvariabel (y) adalahfenomenatawuranantarpelajar. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penggunaan metode penelitian deskriptif ini karena bersifat memaparkan, menuturkan, menafsirkan data yang ada dan pelaksanaannya melalui pengumpulan, penyusunan analisa dan pemecahan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang.

Populasi dalam penelitian ini adalah 19 respondendan sampel dalam penelitian ini berjumlah 19

respondenkarenapopulasidibawah 100 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan teknik

penunjangnya wawancara, observasi dan dukomentasi. Teknik analisis data penelitian ini interval dan presentase.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Penyajian data mengenai persepsi anggotaresimenmahasiswaterhadapfenome natawuranantarpelajar di Bandar lampungtahunpelajaran 2014/2015

1. Langkah ± Langkah Penelitian 2. Penelitian Pendahuluan

3. Pengajuan Rencana Penelitian 4. Pelaksanaan Penelitian

5. Pelaksanaan Uji Coba Angket

Berikuthasildistribusiangketbaikpeneletian melaluiresponden yang ditujumaupundiluarresponden.

(9)

Tabel 4.1 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang di Luar Responden Mengenai Persepsi Anggota Resimen Mahasiswa Terhadap Fenomena Tawuran Antar Pelajar Di Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 Untuk Item Ganjil (X).

No

Nomor Item Ganjil

Skor

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 1 1 2 3 1 2 1 3 2 1 2 18 2 3 1 1 1 2 2 2 2 1 2 17 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 24 4 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 26 5 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 25 6 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 27 7 2 3 2 2 3 2 1 3 1 2 21 8 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 27 9 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 15 10 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 27 ™ ; 227

Sumber: Data Primer Tahun 2015

Tabel 4.2 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang di Luar Responden Mengenai Persepsi Anggota Resimen Mahasiswa Terhadap Fenomena Tawuran Antar Pelajar Di Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 Untuk Item Genap (Y).

No

Nomor Item Genap

Skor

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 1 2 3 3 3 2 2 3 2 1 3 24 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 1 24 3 2 3 3 1 2 3 1 3 2 3 23 4 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 22 5 3 3 3 3 2 2 1 3 3 1 24 6 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 27 7 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 25 8 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 24 9 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 26 10 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 28 ™ Y 247

Tabel 4.3 Distribusi Item Ganjil (X) dengan Item Genap (Y) Mengenai Persepsi Anggota Resimen Mahasiswa Terhadap Fenomena Tawuran Antar Pelajar Di Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015

(10)

No X Y X2 Y2 XY 1 18 24 324 576 432 2 17 24 289 576 408 3 24 23 576 529 552 4 26 29 676 784 754 5 25 24 625 576 600 6 27 27 729 729 729 7 21 25 441 625 525 8 27 24 729 576 648 9 15 26 225 676 390 10 27 25 729 625 675 Jumlah 227 247 5343 6272 5713

Sumber: Data Primer Tahun 2015 Deskripsi Data

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Persepsi resimen Mahasiswa Batalyon 201/Pemukul Universitas Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Berdasarkan Indikator Pemahaman

No Interval Frekuensi Presentase Kategori

1 9 - 10 2 10.5% Tidak Paham

2 11 ± 12 4 21.1% Kurang

Paham

3 13 - 14 13 68.4% paham

Jumlah 19 100%

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Persepsi resimen Mahasiswa Batalyon 201/Pemukul Universitas Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Berdasarkan Indikator tanggapan

No Interval Frekuensi Presentase Kategori

1 21 - 22 1 5.3% Tidak Setuju

2 23 ± 24 3 15.8% Kurang

Setuju

3 25 - 26 15 78.9% Setuju

Jumlah 19 100%

(11)

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Persepsi resimen Mahasiswa Batalyon 201/Pemukul Universitas Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Berdasarkan Indikator Harapan

No Interval Frekuensi Presentase Kategori

1 7 - 9 2 10.5% Tidak Setuju

2 10 ± 12 1 5.2% Kurang

Setuju

3 13 - 15 16 84.2% Setuju

Jumlah 19 100%

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Persepsi resimen Mahasiswa Batalyon 201/Pemukul Universitas Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Berdasarkan Indikator Pemahaman, Tanggapan, dan Harapan

No Interval Frekuensi Presentase Kategori

1 41 - 45 3 15.7% TidakSetuju

2 46 - 50 6 31.7% KurangSetuju

3 51 - 55 9 52.6% Setuju

Jumlah 100%

Sumber : Analisis Data Primer Pembahasan

Setelah dilakukan penelitian dan selanjutnya dilakukan analisis data guna memperoleh dan menjelakan keadaan atau kondisi yang sebenarnya sesuai dengan data yang diperoleh mengenai ³Persepsi Anggota Resimen Mahasiswa Batalyon 201 Universitas Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Antar Pelajar´, yang diuraiakn dalam pembahasan sebagai berikut :

Persepsi anggota Menwa terhadap fenomena tawuran antar pelajar adalahmasukkriteriaataukategorisetuju berdasaerkan ketiga indikator yaitu, indikator pemahaman, tanggapan dan harapan.

Hal ini dapat ditunjukan sebanyak 15.7% atau 3 reponden dari 19 responden masuk dalam kriteria TidakSetuju, namun presentase tertinggi yakni mencapai

(12)

52.6% atau 10 dari 19 responden masuk dalam kriteria Setuju.

Kriteria Setuju dapat ditunjukan dari ketiga indikator meskipun dalam indikator pemahaman dapat dinyatakan paham namun masih terindikasi belum seimbangnya indikator pemahaman tersebut dengan indikator tanggapan dan indikator harapan yang ditunjukan dengan diperoleh 31.7% atau 6 dari 19 responden dalam kriteria kurangSetuju hal ini dikeranekan masih adanya responden yang kurang setuju terhadap penerapandan pelaksanaan dalam menanggulangi tawuran antar pelajar sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 1. Indikator Pemahaman

Hasil berdasarkan analisis data pada table 4.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 1 responden atau 5.3% dalam kategori tidak paham dilihat dari jawaban responden terkait peertanyaan no 4 dan 5 mengenai siswa sebagai dampak dan identitas yang potensial. Sebanyak 3 responden atau 15.8% termasuk dalam kategori kurang paham ini dikarenakan hanya mengerti sebatas pengertian namun dalam memahami dampak serta pelaksanaan dalam menanggulangi tawuran belum begitu paham.kemudian responden sebanyak 15 atau 78.9% paham, ini menunjukan responden paham mengenai fenomena tawuran baik faktor,dampak dan solusi yang akan dilaksananakan menunjukan responden paham mengenai fenomena tawuran baik faktor,dampak dan solusi yang akan dilaksananakan.

2. Indikator Tanggapan

indikator tanggapan yang dituangkan sebanyak 10 pertanyaan dengan responden atau 10.5% masuk dalam kategori tidak setuju, ini dilihat dari 2 responden yang masuk dalam kategori tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju pada pertanyaan nomor 7, 8, dan 14 yakni tentang bagaimana

solusi yang akan dilaksanankan dan fenomena yang terjadi setiap tahunnya.

Sebanyak 21.1% atau 4 responden menyatakan kurang setuju dan masuk dalam kategori kurang setuju, ini dilahat dari 4 responden yang masuk dalam kategori kurang setuju, meskipun mayoritas responden menyatakan setuju namun ini bertolak belakang terhadap pertanyaan nomor 7 mengenai penanggulangan atau solusi mengenai fenomena tawuran yang sudah terjadi. Sebanyak 13 responden atau 68.5% masuk dalam kategori setuju dan semua 13 reponden setuju terhadap setiap item pertanyaan karena setiap item pertanyaan memperjelas mengenai fenomena tawuran baik faktor,dampak dan solusi yang akan dilaksananakan menunjukan responden tanggap mengenai fenomena tawuran baik faktor,dampak dan solusi yang akan dilaksananakan.

3. Indikator Harapan

indikator harapan yang dituangkan kedalam 5 item pertanyaan dengan responden sebanyak 2 orang atau 10.5% masuk dalam kategori tidak setuju , ini terlihat dari jawaban

(13)

yang menyatakan tidak setuju pada nomor 17,18 dari 5 item pertanyaan. Sebanyak 1 responden atau 5.2% masuk dalam kategori kurang setuju ini dilihat dari jawaban nomor 18 yang menyatakan kurang mengerti mengenai harapan dari dampak tawuran antar pelajar. Sebanyak 16 responden atau 84.2%masuk dalam kategori setuju ini terlihat dari mayoritas responden menyetujui setiap

item pertanyaan yang

diberikankarenamemperjelasmengenai fenomena tawuran baik faktor,dampak dan solusi yang akan dilaksananakan.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan yang telah diuraiakan dalam pembahasan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

³Persepsi Anggota Resimen Mahasiswa Batalyon 201/Pemukul Universitas Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Antar Pelajar Di Bandar Lampung Tahun

PelajaraQ ´ Eerdasarkan

analisis ketiga indikator pemahaman, tanggapan, dan harapan masuk dalam kriteria cendrung positif, hal ini ditunjukan dengan jujmlah presentase 47.3% atau 9 dari 19 responden dan dalam kriteria positif sebanyak 10.5% atau 2 dari 19 responden sedangkan kriteria cendrung negatif sebanyak 31.7% atau 6 dari 19 responden dan sebanyak 10.5% atau 2 dari 19 responden terhadap fenomena tawuran antar pelajar.

Pemahaman, tanggapan, dan harapan responden yang masuk dalam kriteria cenderung negatif dikarenakan setiap item pertanyaan yang mengenai fenomena tawuran tidak berimbang

antara pemahaman, tanggapan, dan harapan sehingga menyatakan tidak setuju terhadap fenomena tawuran baik faktor,dampak dan solusi yang akan dilaksananakan.

Kriteria cenderung positif dilihat indikator pemahaman setelah paham mengenai konsep fenomena tawuran antar pelajar kemudian masuk kedalam indikator tanggapan dan harapan dengan hasil setuju terhadap fenomena tawuran baik faktor,dampak dan solusi yang akan dilaksananakan.

SARAN

Setelah peniliti melakukan penelitian, menganalisis, dan mengambil kesimpulan dari penelitian, maka peneliti dapat mengajukan saran sebagai berikut :

1. Pemerintah dan instansi yang terkait baik dari pusat maupun daerah dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pedidikan Dasar dan Menengah untuk segera menerapkan kurikulum pendidikan yang berbasis pendidikan disiplin dan pembentukan karakter serta pola pembinaan yang berkelanjutan guna meminilisir perbuatan- perbuatan siswa yang melanggar norma-norma yang berlaku .

2. Sekolah sebaiknya menerapkan pola pembinaan yang pedagogik dan berkelanjutan serta penerapan sanksi displin secara ketat apabila siswa yang melanggar norma atau peraturan yang berlaku.

3. Guru mata pelajaran PPKN wajib dalam pembentukan karakter, penanaman moral yang sesuai dengan norma dan melaksanakan pola pembinaan secara berkelanjutan dan pedagogik

(14)

4. Orang tua dalam hal ini sebagai wadah pertama siswa dalam menjalani proses pendidikan untuk itu orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan karakter dalam

pendidikan keluarga dengan cara pola asuh dan pola pembinaan untuk lebih cendrung pada pendidikan religious.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana D. 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta.Rineka Cipta.

Saleh AR. 2009. Pendidikan Anak Bangsa Visi,Misi,dan Aksi, Jakarta.Rajawali Pers Sobur A. 2003 . Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah:Bandung. Cv Pustaka Setia. Subagyo J. 2005. Metode Penelitian: dalam Teori dan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Sudjana N. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan .Jakarta. Sinar Baru Algensindo Sriwahyuni R. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Semarang. UNS. Press

Gambar

Tabel  4.1 Distribusi Skor Hasil Uji Coba Angket Dari 10 Orang di Luar Responden Mengenai  Persepsi Anggota Resimen Mahasiswa Terhadap Fenomena Tawuran Antar Pelajar Di Bandar  Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 Untuk Item Ganjil (X)
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Persepsi resimen Mahasiswa Batalyon 201/Pemukul Universitas  Lampung Terhadap Fenomena Tawuran Berdasarkan Indikator Pemahaman
Tabel   4.8   Distribusi   Frekuensi   Persepsi   resimen   Mahasiswa   Batalyon   201/Pemukul  Universitas  Lampung  Terhadap  Fenomena  Tawuran  Berdasarkan  Indikator  Pemahaman,  Tanggapan, dan  Harapan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat dari kinerja karyawan Departemen SDM yang menjadi lebih efektif, seperti saat melakukan pemilihan karyawan untuk melaksanakan training atau

Informan: jika itu menurut saya, yang harus dilakukan perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembelajaran perusahaan sudah baik, seperti menjalin dan mengembangkan

[r]

Hasil reaksi yang terjadi pada penampak bercak di atas pada fraksi IIC menunjukkan bahwa bercak tunggal tersebut memberikan hasil positif terhadap golongan

kuliah di University of Seattle, Amerika Serikat dan ia memanfaatkan server di University of California-Berkeley (Lim, 2005). Mailing list dibuat sebagai sarana

Pemanfaatan kedua produk dari kebun kakao yakni KBK sebagai sumber serat kasar dan daun gamal sebagai sumber protein kasar pada ransum kambing dapat memenuhi kebutuhan

- Hapus citra : digunakan untuk melakukan penghapusan citra /pembatalan proses pengolahan citra yang telah diambil, baik hasil preprocessing ataupun ekstraksi

(2) Apabila Gubernur Kepala Daerah tidak menjalankan haknya untuk menangguhkan atau membatalkan Peraturan Daerah Tingkat II dan atau Keputusan Kepala Daerah Tingkat II