• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Semarang, 13 Maret 2018 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH KETUA M. FAJAR SUBHI. A. K.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Semarang, 13 Maret 2018 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH KETUA M. FAJAR SUBHI. A. K."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ijin dan ridhonya kita dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah tahun 2017. Sekalipun disadari banyak kekurangan yang dirasakan dalam menyelesaikan laporan kinerja ini.

Laporan ini disusun dengan maksud memberikan laporan kepada pimpinan lembaga (Pendelegasi Wewenang) sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat, dengan tujuan untuk mewujudkan good goverment, mengetahui keberhasilan dan hambatan selama pelaksanaanya, disamping memberikan kontribusi kepada Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan.

Kami menyadari laporan ini jauh dari sempurna. Baik dalam tata cara penyusunan maupun penyajian materi, oleh karena itu kami harapkan kritikan, saran, dan masukan dari semua pihak untuk perbaikan dan penyempurnaan penyusunan LAKIP Bawaslu Provinsi Jawa Tengah ini.

Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan LAKIP ini semoga laporan ini bermanfaat bagi kita yang memiliki atensi terhadap perbaikan kinerja pada masa-masa yang akan datang.

Semarang, 13 Maret 2018

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

KETUA

(3)

DAFTAR ISI

Bab 1

PENDAHULUAN

A.

LKIP DAN BAWASLU JATENG

B.

PEMBENTUKAN LEMBAGA BERDASAR

UNDANG-UNDANG

C.

TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN

D.

SDM DAN STRUKTUR ORGANISASI

E.

ISU YANG BERKEMBANG

1

1

2

2

5

8

Bab 2

PERENCANAAN KINERJA

A.

VISI DAN MISI

B.

RENCANA KERJA BAWASLU JATENG 2017

C.

PERJANJIAN KINERJA BAWASLU JATENG 2017

9

9

12

15

Bab 3

AKUNTABILITAS KINERJA...

A.

PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA...

B.

EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA...

17

17

17

Bab 4

PENUTUP

A.

RENCANA KEDEPAN

B.

KESIMPULAN

35

35

36

LAMPIRAN I

PERJANJIAN KINERJA BAWASLU PROVINSI TAHUN 2017

LAMPIRAN II

(4)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LKIP dan Bawaslu Jateng

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemilu, Pasal 1 ayat (17) Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan yang mengawasi penyelanggaraan pemilu di tingkat provinsi, dipertegas pada Pasal 1 ayat (18) yaitu Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi adalah badan yang mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah provinsi.

Sekretariat Badan Pengawasan Pemilihan Umum Provinsi sesuai dengan Peraturan Bawaslu Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 Bab II Pasal 80, mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi dan teknis operasional kepada Bawaslu Provinsi sehingga pada tiap akhir periode harus membuat laporan pelaksanaan program. Pelaksanaan program dan kegiatan Bawaslu Provinsi dalam rangka pelaksanaan fungsi dan pencapaian kinerja dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 90 tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga. Sebagai lembaga yang menggunakan anggaran Negara dalam melaksanakan program dan kegiatannya serta untuk tetap mengedepankan sistem keterbukaan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan, maka disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP).

LKIP Bawaslu Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Bawaslu Provinsi Jawa Tengah atas pelaksanaan dan fungsinya, sertadigunakan sebagai salah satu bahan analisis dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. LKIP ini memberikan penjelasan pencapaian kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah selama Tahun Anggaran 2017.

(5)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 2

1.2

Pembentukan Lembaga Berdasarkan Undang-Undang

Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu dibentuk berdasarkan perintah Undang - Undang no 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilu.Sebelumnya, Pengawas Pemilu merupakan lembaga adhoc yaitu Panitia Pengawas Pemilu atau Panwaslu.Tepatnya tahun 1982 uu memerintahkan pembentukan Panitia Pengawas Pelaksanaan Pemilu atau Panwaslak Pemilu, yang melekat pada Lembaga Pemilihan Umum atau LPU.Baru pada tahun 2003, Panwaslu dilepaskan dari struktur Komisi Pemilian Umum atau KPU.Kewenangan utama Pengawas Pemilu adalah mengawasi pelaksanaan tahapan Pemilu, menerima pengaduan, serta menangani kasus-kasus pelanggaran administrasi, pidana Pemilu dan kode etik.

1.3

Tugas, Wewenang, dan Kewajiban

Pada Pasal 75 Ayat (1) dan (2),tugas dan wewenang Bawaslu Provinsi Jawa Tengahdalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2015 di Provinsi Jawa Tengah yang meliputi:

1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap di Provinsi Jawa Tengah;

2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonanBupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015;

3. Proses penetapan calon Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015;

4. Penetapan calon Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015;

(6)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 3 5. Pelaksanaan kampanye oleh pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015;

6. Pengadaan logistik Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dan pendistribusianya oleh KPU Provinsi Jawa Tengah;

7. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015;

8. Pengawasan seluruh proses penghitungan suara di wilayah Provinsi Jawa Tengah;

9. Proses rekapitulasi suara dari seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jawa Tengah;

10.Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan; dan

11.Proses penetapan hasil Pemilu dan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.

b. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dan lembaga kearsipan Provinsi berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bawaslu dan ANRI;

c. Menerima laporan dugaan pelanggaran yang terjadi dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi Jawa Tengah untuk ditindaklanjuti;

(7)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4 e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya

kepada instansi yang berwenang;

f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015;

g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi Jawa Tengah, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Provinsi Jawa Tengah yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung;

h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015; dan

i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang.

Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dapat :

a. Memberikan rekomendasi kepada KPU Provinsi Jawa Tengah untuk menonaktifkan sementara dan/atau mengenakan sanksi administratif atas pelanggaran yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015oleh Penyelenggara Pemilu di Provinsi Jawa Tengah;

b. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan terhadap tindakan yangmengandung unsur tindak pidana Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.

(8)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 5 Adapun kewajiban Bawaslu Provinsi Jawa Tengah adalah:

a. Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas pengawas Pemilu pada tingkatan dibawahnya dalam hal ini adalah Panwas Kabupaten/Kota, Panwas Kecamatan, PPL dan Pengawas TPS di wilayah Provinsi Jawa Tengah;

c. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

d. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan;

e. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Provinsi Jawa Tengah yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015;

f. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.4

SDM dan Struktur Organisasi

1.4.1 Sumber Daya Manusia

Sesuai dengan Pedoman Perbawaslu Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum

(9)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 6 Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan, Struktur Bawaslu Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

a. Unsur Pimpinan, terdiri dari 3 (tiga) orang Pimpinan (Kolektif Kolegial); dan

b. Unsur Kesekretariatan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah terdiri dari unsur Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah Non PNS (PPNPN) dengan rincian: PNS DPK (9 orang), PNS Bawaslu (4 orang), Tim Asistensi (3 orang), Staf Pendukung PPNPN (24 orang).

1.4.2 Struktur Organisasi

Agar dapat menjalankan tugas yang telah diberikan, Bawaslu Provinsi Jawa Tengah memiliki Struktur Organisasi sesuai dengan Peraturan Bawaslu No. 2 tahun 2013.

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Bawaslu Provinsi Jawa Tengah

Sesuai Peraturan Bawaslu Nomor 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas

(10)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 7 Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan. Sekretariat Bawaslu Provinsi terdiri dari:

1. Subbagian Administrasi yang dipimpin oleh Kepala Subbagian mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program dan anggaran, pengelolaan keuangan, tata usaha, pembinaan dan pengelolaan urusan rumah tangga, perlengkapan, keamanan dalam, pelaksanaan urusan sumber daya manusia, tata laksana dan organisasi, protokol, serta koordinasi pelaksanaan pengawasan internal.

2. Subbagian Teknis Penyelenggaraan Pengawasan Pemilu yang dipimpin oleh Kepala Subbagian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan fasilitasi teknis dan supervisi pengawasan Pemilu, teknis sosialisasi dan pengawasan partisipatif, penanganan temuan dan laporan pelanggaran, penyelesaian sengketa Pemilu, dan pemeriksaan berkas pengaduan pelanggaran kode etik.

3. Subbagian Hukum, Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga yang dipimpin oleh Kepala Subbagian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kajian hukum, bantuan hukum, hubungan masyarakat, dan kerjasama antar lembaga.

1.4.3 Aspek Strategis Organisasi

Bawaslu memiliki beberapa aspek strategis yang meliputi:

1. Satu-satunya Lembaga Pengawas Pemilu yang memperoleh mandat dari pemerintah dalam rangka menjamin pelaksanaan salah satu pelaksanaan kedaulatan rakyat, khususnya diwujudkan dalam suatu pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh warga negara yang telah dinyatakan memiliki hak suara.

(11)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 8 2. Dibentuk untuk menjamin pelaksanaan salah satu persyaratan kedaulatan rakyat, dalam rangka pembentukan pemerintahan yang demokratis.

3. Dibentuk untuk berperan dalam semua tahapan demokrasi, baik transisi maupun konsolidasi.

4. Memastikan semua kekuatan politik non-demokratis tidak lagi menjadi aktor pengendali pemilu.

5. Mendorong praktek demokrasi menjadi bagian bentuk budaya politik yang kuat.

1.5

Isu yang berkembang

Pada tahun 2017 Provinsi Jawa Tengah akan melakukan pelaksanaan penyelenggaraan pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang bersamaan dengan pemilihan bupati dan wakil bupati serta walikota dan wakil walikota di 7 (tujuh) Kabupaten/Kota. Isu yang ada antara lain:

 Peningkatan penanganan pelanggaran yang bersifat massif dan struktur;

(12)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 9

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Bawaslu Provinsi Jawa Tengah merupakan lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan bersifat permanen.Untuk menunjang kegiatan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dibantu oleh Sekretariat Badan Pengawasan Pemilihan Umum Provinsi sesuai dengan Peraturan Bawaslu Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 Bab II Pasal 80 yang mempunyai tugas memberikan dukungan administrasi dan teknis operasional kepada Bawaslu Provinsi sehingga pada tiap akhir periode harus membuat laporan pelaksanaan program.

Mengingat Visi dan Misi yang disusun Bawaslu dikaitkan dengan RPJMN 2015-2019, maka keterkaitan antara tujuan dan kegiatan Bawaslu dengan keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dan RKP merupakan keniscayaan. Keterkaitan tersebut menunjukkan tujuan dan kegiatan Bawaslu telah diarahkan untuk memberikan kontribusi signifikan bagi keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019 dan RKP.

Ada dua tujuan utama Bawaslu, yaitu: (1) terwujudnya pengawasan pemilu yang berkualitas dan bermartabat;(2) terlaksananya penegakan hukum pemilu dalam kaitan kebijakan Pembangunan Nasional.

2.1

Visi dan Misi

Dalam Peraturan Bawaslu Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Badan Pengawas Pemilihan Umum Tahun 2015 – 2019, Bawaslu memiliki Visi yang menunjukkan jati diri dan fungsi Bawaslu dalam menyelenggarakan Pemilu, yaitu Terwujudnya Bawaslu sebagai Lembaga Pengawal Terpercaya dalam Penyelenggaraan Pemilu Demokratis, Bermartabat, dan Berkualitas”.

(13)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 10 Dalam pernyataan visi Bawaslu tersebut terdapat beberapa kata kunci, yaitu pengawal terpercaya, demokratis, bermartabat dan berkulitas.

Makna ringkas dari setiap kata tersebut adalah sebagai berikut:

Pengawal : Berada di garda terdepan bersama masyarakat dalam mengawasi penyelenggaraan pemilu:

Terpercaya : Melakukan pengawasan dalam bentuk pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa secara profesional, berintegritas, netral, transparan, akuntabel, kredibel, dan partisipatif sesuai asas dan prinsip umum penyelenggaraan pemilu demokratis;

Demokratis : Melaksanakan pengawasan pemilu secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta jujur, adil, dan kompetitif yang taat hukum, bertanggung jawab (accountable), terpercaya (credible), dan melibatkan masyarakat (participation);

Bermartabat : Melakukan pengawasan penyelenggaraan pemilu berupa pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa sesuai prinsip-prinsip moral sosial yang tinggi, seperti berani, tegas, bertanggung jawab, jujur, adil dan bijaksana;

Berkualitas : Pemilu yang memiliki legitimasi baik proses maupun hasil yang ditentukan oleh kinerja pengawasan yang dapat diukur tingkat keberhasilannya (aspects ofperformance),strategi pengawasan yang dapat mencegah potensi, indikasi awal pelanggaran, dan penanganan dugaan pelanggaran secara cepat dan tepat(aspects ofdesign),serta pengawasan dilakukan berdasarkan peraturan hukum yang berlaku(aspects of conformance)

Untuk menjabarkan Visi tersebut, Bawaslu menyusun Misi yang akan dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja selama periode 2015-2019. Adapun Misi Bawaslu adalah

(14)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 11 1. Membangun aparatur dan kelembagaan pengawas Pemilu yang kuat,

mandiri dan solid.

Agar pengawasan Pemilu dapat dilaksanakan sesuai dengan amanat Undang-Undang, maka diperlukan aparatur dan kelembagaan pengawas Pemilu yang kuat, mandiri dan solid. Misi pertama sangat penting dan strategis karena merupakan pondasi utama dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan Bawaslu dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilu. Misi ini merupakan kunci pertama dan utama untuk memasuki pelaksanaan pengawasan.

2. Mengembangkan pola dan metode pengawasan yang efektif dan efisien. Pola dan metode pengawasan sangat diperlukan karena merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengawasan Pemilu untuk memastikan semua tugas, fungsi dan kewenangan pengawasan Bawaslu dapat berjalan efisien dan efektif. Tahapan ini tidak akan berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh suatu sistem control dan manajemen, serta teknologi yang berskala luas, terstruktur, sistematis dan integratif.

3. Memperkuat sistem kontrol nasional dalam satu manajemen pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis teknologi.

Misi ini merupakan salah satu misi penting untuk mengetahui kinerja pengawasan Pemilu mengalami peningkatan yang indikatornya adalah cepat, akurat dan transparan.

4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta Pemilu, serta meningkatkan sinergi kelembagaan dalam pengawasan pemilu partisipatif.

konsisten menjalankan misi pertama, kedua dan ketiga diharapkan Bawaslu dapat memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan Pemilu ke depan. Dengan demikian, secara tidak langsung Bawaslu berperan sebagai lembaga “think tank” pertama, utama dan strategis dalam perumusan kebijakan Pemilu.

(15)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 12 sangat penting untuk dua hal, yaitu secara internal akan meningkatkan citra Bawaslu, dan secara eksternal akan meningkatkan citra pemerintahan, dimana keduanya merupakan bagian dari proses pembangunan citra kelembagaan Negara dalam memperkuat kapabilitas simbolik sistem politik Indonesia.

5. Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan berupa pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa secara cepat, akurat dan transparan.

Apabila misi keempat terlaksana dengan baik maka secara langsung atau tidak langsung kepercayaan publik akan tumbuh dengan sendirinya seiring dengan meningkatnya kualitas kinerja pengawasan, yang indikatornya adalah cepat, akurat dan transparan. Citra itu juga menjadi modal dasar untuk melaksanakan misi kelima, yaitu meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta Pemilu serta meningkatkan sinergi kelembagaan dalam pengawasan Pemilu partisipatif.

6. Membangun Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan Pemilu baik bagi pihak dari dalam negeri maupun luar negeri.

Kepercayaan publik terhadap kualitas kinerja pengawasan Bawaslu merupakan prasyarat untuk meningkatkan pengawasan partisipatif, yaitu pengawasan yang melibatkan masyarakat, peserta Pemilu dan lembaga lain. Apabila Bawaslu dapat menjadi lembaga pengawal terpercaya, maka misi keenam Bawaslu sangat mudah dilakukan, yaitu menjadikan Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan Pemilu baik bagi pihak dari dalam negeri negeri maupun pihak dari luar negeri.

2.2 Rencana Kerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai maka pelaksanaan Rencana Strategis dijabarkan ke dalam sasaran yang lebih spesifik dan terukur, sehingga dapat menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan.

(16)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 13 Kebijakan, program dan kegiatan tersebut akan dituangkan dan dijabarkan dalam suatu Rencana Kerja (Perfomance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan tiap tahunnya. Berikut ini rincian kegiatan pada masing-masing indikator :

Tabel 2.1

Rencana Kerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah 2017

Indikator Kinerja Program Kegiatan

Presentase Peningkatan Jumlah Keterlibatan Stakeholders dalam Pengawasan Pilkada Pengawasan Penyelenggaraan Pemilu

Rapat Koordinasi dengan Stakeholders

Rapat Koordinasi dengan Stakeholders di

kabupaten/kota (Kab. Pati) Rapat Koordinasi dengan Stakeholders di

kabupaten/kota (Kab. Cilacap) Rapat Koordinasi dengan Stakeholders di

kabupaten/kota (Kab. Batang) Rapat Koordinasi dengan Stakeholders di

kabupaten/kota (Kab. Jepara) Rapat Koordinasi dengan Stakeholders di

kabupaten/kota (Kab. Brebes) Rapat Koordinasi dengan Stakeholders di

kabupaten/kota (Kab. Banjarnegara)

Rapat Koordinasi dengan Stakeholders di

(17)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 14

Sosialisasi kepada Publik/Masyarakat

Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dengan OMS dan Perguruan Tinggi

Jelajah Pengawasan

Menurunnya Jumlah Pelanggaran Pilkada

Supervisi dalam rangka pengawasan

Supervisi Jelajah Pengawasan dan Penguatan SDM

Rapat Kerja dalam rangka Koordinasi dan Pelaporan Koordinasi ke 7 Kabupaten/Kota Persentase Peningkatan Jumlah Rekomendasi Pelanggaran Pilkada yang Ditindaklanjuti

Perjalanan Dinas dalam rangka Konsultasi, Koordinasi

Bimbingan Teknis Penanganan, Penindakan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa

Persentase Jumlah Layanan Laporan dan

Temuan Pelanggaran yang ditangani sesuai

ketentuan

Penanganan Pelanggaran di Provinsi

Pokja Sentra Gakkumdu

Supervisi Penanganan Pelanggaran Persentase Tindak Lanjut Penyelesaian Sengketa Advokasi hukum Rakernis dan FGD Persentase Penyelesaian yang dilayani dengan Baik

(18)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 15

2.3 Perjanjian Kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017

Perjanjian Kinerja adalah dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/ kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja, atau dapat disebut sebagai kontrak kinerja. Perjanjian Kinerja Bawaslu RI mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Bawaslu. Indikator kinerja yang tertera pada Perjanjian Kinerja merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Adapun Perjanjian Kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Perjanjian Kinerja Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017

No Sasaran

Program/Kegiatan

Indikator

Kinerja Target Program Anggaran

1 Meningkatnya Kualitas Pencegahan Indikasi Potensi Pelanggaran Pilkada di Wilayah Jawa Tengah Presentase Peningkatan Jumlah Ketertiban Stakeholder Dalam Pengawasan Pilkada 5% Program Pengawas an Penyeleng garaan Pemilu Rp. 87.339.035.000,- (Delapan Puluh Tujuh Milyar Tiga Ratus Tiga Puluh Sembilan Juta Tiga Puluh

Lima Ribu Rupiah) Menurunnya jumlah Pelanggaran Pilkada 10% 2 Meningkatnya Kualitas Penindakan Pelanggaran Pilkada Presentase Peningkatan Jumlah 5%

(19)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 16

di Wilayah Jawa Tengah Rekomendasi Pelanggaran Pilkada yang ditindaklanjuti Presentase Jumlah Layanan Laporan Dan Temuan Pelanggaran Yang Ditangani Sesuai Ketentuan 100% 3 Meningkatnya Kualitas Penyelesaian Sengketa Pilkada di Wilayah Jawa Tengah Persentase Tindak Lanjut Penyelesaian Sengketa 100% Persentase Penyelesaian yang diayani dengan baik 92%

(20)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 17

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1

Pengukuran Capaian Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Bawaslu Provinsi Jawa Tengah disusun guna mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan Visi dan Misi seperti tertuang dalam Renstra 2015-2019.LKIP Bawaslu Provinsi Jawa Tengah menyajikan capaian kinerja setiap sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan target setiap Indikator Kinerja Sasaran dengan realisasi yang telah dicapai. Besaran tingkat capaian realisasi dari target kinerja tersebut menentukan keberhasilan dari kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah.

Keberhasilan atau ketidakberhasilan sasaran merupakan upaya untuk melakukan peningkatan atau perbaikan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk mewujudkan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah sebagai lembaga pengawal terpercaya dalam penyelenggaraan Pilkada demokratis, bermartabat dan berkualitas.

3.2

Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

Evaluasi dan analisis capaian kinerja dilakukan untuk setiap capaian sasaran strategis yang telah ditetapkan. Masing-masing sasaran tersebut akan diuraikan beserta permasalahan yang terkait dengan capaiannya.

(21)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 18

Tabel 3.1 Sasaran Strategis No SASARAN STRATEGIS

1 Meningkatnya Kualitas Pencegahan Indikasi Potensi Pelanggaran Pilkada di

Wilayah Jawa Tengah

2 Meningkatnya Kualitas Penindakan Pelanggaran Pilkada di Wilayah Jawa

Tengah

3 Meningkatnya Kualitas Penyelesaian Sengketa Pilkada di Wilayah Jawa

Tengah

Rata-rata Capaian

SASARAN I: Meningkatnya Kualitas Pencegahan Indikasi

Potensi Pelanggaran Pilkada di Wilayah Jawa Tengah.

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Indikator Kinerja pada sasaran 1

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

Presentase Peningkatan Jumlah Keterlibatan Stakeholders dalam Pengawasan Pilkada 5 % 23 % 100 % Menurunnya jumlah pelanggaran pilkada 10 % 43 % 100 %

• Meningkatnya Kualitas Pencegahan Pelanggaran Pilkada

(22)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 19

Indikator 1 : Presentase Peningkatan Jumlah Keterlibatan Stakeholder Dalam Pengawasan Pilkada

Tabel 3.3 Perbandingan Stakeholder tahun 2016 dan 2017

No Stakeholder Tahun 2016 Stakeholder Tahun 2017

UNSUR PEMERINTAH

1 Gubernur Provinsi Jawa Tengah Gubernur Provinsi Jawa Tengah 2 Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah 3 DPRD Provinsi Jawa Tengah DPRD Provinsi Jawa Tengah

4 Biro Pemerintahan Prov. Jawa Tengah Biro Pemerintahan Prov. Jawa Tengah 5 Kesbangpol Prov. Jawa Tengah Kesbangpol Prov. Jawa Tengah 6 Dinas Komunikasi & Informasi Prov. Dinas Komunikasi & Informasi Prov. 7 Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Prov.

Jawa Tengah

Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Prov. Jawa Tengah

8 Kepolisian Daerah Prov. Jawa Tengah Kepolisian Daerah Prov. Jawa Tengah 9 Kejaksaan Tinggi Prov. Jawa Tengah Kejaksaan Tinggi Prov. Jawa Tengah 10 Bupati Cilacap Bupati Cilacap

11 Bupati Pati Bupati Pati 12 Bupati Jepara Bupati Jepara 13 Bupati Brebes Bupati Brebes 14 Bupati Batang Bupati Batang 15 Bupati Banjarnegara Bupati Banjarnegara 16 Walikota Salatiga Walikota Salatiga

17 Kesbangpol Kab. Cilacap Kesbangpol Kab. Cilacap 18 Kesbangpol Kab. Pati Kesbangpol Kab. Pati 19 Kesbangpol Kab. Jepara Kesbangpol Kab. Jepara 20 Kesbangpol Kab. Brebes Kesbangpol Kab. Brebes 21 Kesbangpol Kab. Batang Kesbangpol Kab. Batang 22 Kesbangpol Kab. Banjarnegara Kesbangpol Kab. Banjarnegara 23 Kesbangpol Kota Salatiga Kesbangpol Kota Salatiga 24 Polres Kab. Cilacap Polres Kab. Cilacap

(23)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 20

25 Polres Kab. Pati Polres Kab. Pati 26 Polres Kab. Jepara Polres Kab. Jepara 27 Polres Kab. Brebes Polres Kab. Brebes 28 Polres Kab. Batang Polres Kab. Batang 29 Polres Kab. Banjarnegara Polres Kab. Banjarnegara 30 Polres Kota Salatiga Polres Kota Salatiga

31 Kejaksaan Negeri Kab. Cilacap Kejaksaan Negeri Kab. Cilacap 32 Kejaksaan Negeri Kab. Pati Kejaksaan Negeri Kab. Pati 33 Kejaksaan Negeri Kab. Jepara Kejaksaan Negeri Kab. Jepara 34 Kejaksaan Negeri Kab. Brebes Kejaksaan Negeri Kab. Brebes 35 Kejaksaan Negeri Kab. Batang Kejaksaan Negeri Kab. Batang 36 Kejaksaan Negeri Kab. Banjarnegara Kejaksaan Negeri Kab. Banjarnegara 37 Kejaksaan Negeri Kota Salatiga Kejaksaan Negeri Kota Salatiga 38 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kab. Cilacap

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Cilacap

39 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Pati

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Pati

40 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Jepara

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Jepara

41 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Brebes

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Brebes

42 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Batang

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Batang

43 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Banjarnegara

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Banjarnegara

44 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga

45 Kepala BKD Provinsi Jawa Tengah 46 Satpol PP Prov. Jawa Tengah

47 Bapermasdukcapil Prov. Jawa Tengah 48 TNI KODAM IV Diponegero Prov. Jawa

Tengah.

(24)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 21

49 Sekda Prov. Jawa Tengah 50 BPKAD Prov. Jawa Tengah

51 OMBUDSMAN Prov. Jawa Tengah 52 Bappeda Prov. Jawa Tengah

53 Biro Otda Prov. Jawa Tengah 54 Biro Bangda Prov. Jawa Tengah 55 Biro Hukum Prov. Jawa Tengah

PARTAI POLITIK 1 DPW/DPD Demokrat DPW/DPD Demokrat 2 DPW/DPD Gerindra DPW/DPD Gerindra 3 DPW/DPD Golkar DPW/DPD Golkar 4 DPW/DPD Hanura DPW/DPD Hanura 5 DPW/DPD Nasdem DPW/DPD Nasdem 6 DPW/DPD PKP DPW/DPD PKP 7 DPW/DPD PKS DPW/DPD PKS 8 DPW/DPD PDIP DPW/DPD PDIP 9 DPW/DPD PAN DPW/DPD PAN 10 DPW/DPD PPP DPW/DPD PPP OKP

1 Pemuda Pancasila Pemuda Pancasila 2 GP Ansor GP Ansor

3 Pemuda Muhammadiyah Pemuda Muhammadiyah 4 KNPI KNPI

NGO

1 Perludem Perludem

ORMAS

1 Muhammdiyah Muhammdiyah 2 Nahdatul Ulama Nahdatul Ulama

MEDIA MASSA

1 Harian Suara Merdeka Harian Suara Merdeka 2 Harian Tribun Jateng Harian Tribun Jateng 3 Harian Kompas Harian Kompas

(25)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 22

4 Harian Kedaulatan Rakyat Harian Kedaulatan Rakyat 5 Harian Wawasan Harian Wawasan

6 Harian Jawa Pos Harian Jawa Pos 7 Radio Idola Radio Idola

8 Radio Gajahmada FM Radio Gajahmada FM 9 Radio Pratama FM Radio Pratama FM 10 Radio RRI Jateng Radio RRI Jateng 11 TVRI Jateng TVRI Jateng

12 TVKU

13 Borobudur TV 14 Batik TV

15 TATV

MAHASISWA

1 Universitas Diponegoro Universitas Diponegoro 2 Universitas Negeri Semarang Universitas Negeri Semarang 3 Universitas Wahid Hasyim Universitas Wahid Hasyim 4 Universitas Dian Nuswantoro Universitas Dian Nuswantoro 5 Universitas 17 Agustus 1945 Universitas 17 Agustus 1945 6 Universitas Sultan Agung Universitas Sultan Agung 7 Universitas Semarang

8 STIKUBANK

9 STEKOM

Data stakeholder yang ikut berpartisipasi selama tahapan pilkada serentak tahun 2017 (tahun anggaran 2016 – bulan Februari tahun anggaran 2017) sebanyak 44 lembaga dari unsur Pemerintah, 10 dari unsur Partai Politik, 4 dari OrganisasiKepemudaan, 1 lembaga dari LSM, 2 dari unsur Organisasi Masyarakat, 11 dari unsur Media Massa, dan 6 lembaga dari unsur Perguruan Tinggi. Pada tahun 2017 terjadi penambahan keterlibatan 19 stakeholder dari unsur Pemerintah, Media Massa, Mahasiswa.

(26)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 23

Persentase Peningkatan Jumlah ∑ Stakeholder 2017 - ∑ Stakeholder 2016 x 100% Keterlibatan Stakeholder dalam = ∑ Stakeholder 2016 Pengawasan Pilkada = 96 – 78 x 100% 78 = 23%

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Meningkatnya Kualitas Pencegahan Pelanggaran Pilkada

10 %

23 %

100 %

Indikator 2 : Menurunnya jumlah pelanggaran Pilkada

Pelanggaran Pilkada dapat dilakukan oleh banyak pihak bahkan dapat dikatakan semua orang memiliki potensi untuk menjadi pelaku pelanggaran Pilkada. Sesuai Peraturan Bawaslu No. 2 Tahun 2015 (pasal 1) Tentang Perubahan Atas Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pengawasan Pemilihan Umum yang menyatakan bahwa pelanggaran Pilkada adalah tindakan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait Pilkada.

Pelanggaran Pilkada dapat berasal dari temuan dan laporan dugaan pelanggaran. Temuan adalah hasil pengawasan Pengawas Pilkada yang mengandung dugaan pelanggaran, sedangkan laporan dugaan pelanggaran adalah laporan yang disampaikan secara tertulis oleh pelaporan kepada Pengawas Pilkada tentang dugaan terjadinya pelanggaran Pilkada.

Indikator ini digunakan untuk mengukur outcome dari pengawasan khususnya upaya pecegahan yang dilakukan Bawaslu, dimana semakin besar turunnya jumlah pelanggaran maka pengawasan khususnya upaya pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu dapat dikatakan semakin

(27)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 24 efektif. Berikut ini jumlah pelanggaran selama tahapan di tahun 2015 dan pelanggaran Pilkada di tahun 2017 :

Tabel 3.4 Total Pelanggaran

No. Provinsi/Kabupaten/Kota Total Pelanggaran Selama seluruh

tahapan berlangsung 2016-2017 1. Bawaslu Provinsi 0 2. Kabupaten Cilacap 9 3. Kabupaten Pati 108 4. Kabupaten Jepara 37 5. Kabupaten Brebes 50 6. Kabupaten Batang 29 7. Kabupaten Banjarnegara 27 8. Kota Salatiga 9

Jumlah total keseluruhan 269

Perbandingan jumlah pelanggaran di tahun 2016 dan 2017 dapat dilakukan dengan mengidentifikasi jumlah pelanggaran yang berkenaan dengan tahapan yang berlangsung di 2016 dan jumlah pelanggaran yang berlangsung di tahapan 2017. Tahapan 2016 mencakupi tahapan: Pemutakhiran Data dan Daftar Pemilih; Penyerahan dan Penelitian syarat dukungan calon perseorangan; Pendaftaran Pasangan Calon; Penyelesaian Sengketa TUN Pemilihan; Kampanye; Pelaporan dan Audit dana kampanye.

Tabel 3.5 Pelanggaran diidentifikasi masing-masing tahun

No. Jenis Dugaan Pelanggaran 2016 2017

1. Pemasangan APK tidak sesuai aturan 56 0

2. Proses Mutarlih Bermasalah 41 0

3. Politik Uang 0 36

(28)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 25 5. Pelibatan PNS dalam Kampanye 13 0

6. Penyelenggara Pemilihan Tidak Netral 10 0

7. Kampanye tanpa STTP 0 9

8. Kampanye di tempat ibadah/pendidikan 0 8

9. Kampanye di media masa 0 8

10. Penggunaan Fasilitas Pemerintah untuk

Kampanye 8 0

11. Perusakan APK/Hilang 7 0

12. Kampanye di luar jadwal 0 6

13. Penyelenggara Pemilihan TMS 0 5

14. Mutasi Pejabat sebelum pencalonan 3 0

15. Pembagian Doorprize 2 0

16. Pelibatan Pejabat BUMD dalam kampanye 2 0

17. Kampanye Hitam 0 2

18. Kampanye tanpa ijin cuti 2 0

19. Penggunaan atribut kampanye di TPS 0 1

20. Lain-lain 0 34

Jumlah 189 80

Berikut adalah perhitungan rata – rata pelanggaran Pilkada 2016 dan 2017:

a. Rata – rata pelanggaran Pilkada 2016:

Rata – Rata

Pelanggaran =

∑ Pelanggaran Tahapan Pilkada 2016

Pilkada 2016

∑ Daerah yang melaksanakan Pilkada 2016

= 189 Pelanggaran 7 Daerah

(29)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 26

b. Rata – rata pelanggaran Pilkada 2017

Rata – Rata

Pelanggaran =

∑ Pelanggaran Tahapan Pilkada 2017

Pilkada 2017

∑ Daerah yang melaksanakan Pilkada 2017

= 80 Pelanggaran 7 Daerah

= 11 Pelanggaran/ Daerah

Atas perhitungan di atas diperoleh realisasi penurunan pelanggaran Pilkada sebagai berikut :

Realisasi Penurunan

= (Pelanggaran tahapan Pilkada 2016 – Pelanggaran Pilkada 2017) x100%

Pelanggaran Pilkada

∑ rata – rata Pelanggaran Pilkada 2016-2017 = (27 - 11) x 100%

37 = 43 %

Adanya realisasi penurunan pelanggaran pada tahapan Pilkada 2017 sebesar 43% menggambarkan semakin efektifnya kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah dalam melakukan upaya pencegahan.

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Menurunnya Jumlah

(30)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 27

SASARAN

II:

Meningkatnya

Kualitas

Penindakan

Pelanggaran Pilkada di Wilayah Jawa Tengah

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja kegiatan sebagai berikut:

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.7 Indikator Kinerja pada sasaran 1I

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

Presentase Peningkatan Jumlah Rekomendasi Pelanggaran Pilkada yang ditindaklanjuti 5 % 20,8 % 100 % Presentase Jumlah Layanan Laporan Dan Temuan Pelanggaran yang ditangani sesuai ketentuan 100 % 100 % 100 %

Peningkatan kualitas Penindakan Pelanggaran Pilkada di Wilayah Jawa Tengah yang dimandatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. Sasaran strategis ini memiliki dua indikator utama yaitu (1) Presentase Peningkatan Jumlah Rekomendasi Pelanggaran Pilkada yang ditindaklanjuti (2) Presentase

• Meningkatnya Kualitas

Penindakan Pelanggaran Pilkada

(31)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 28 Jumlah Layanan Laporan Dan Temuan Pelanggaran yang ditangani sesuai ketentuan.

Penindakan Pelanggaran merupakan salah satu core business (bisnis utama) Bawaslu, selain pengawasan dan pencegahan. Oleh karenanya, mengoptimalkan tugas penindakan juga menjadi bagian penting membangun demokrasi di Indonesia. Kualitas penindakan pelanggaran Pilkada dapat diinterpretasikan dengan meningkatnya jumlah rekomendasi pelanggaran Pilkada yang ditindaklanjuti dan pelayanan yang baik sesuai dengan ketentuan atas laporan dan temuan pelanggaran.

Indikator 1 : Presentase Peningkatan Jumlah Rekomendasi Pelanggaran Pilkada yang ditindaklanjuti

Sesuai dengan Peraturan Bawaslu No. 2 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum pasal 6 point 2 huruf (d) menyatakan bahwa Bawaslu melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Pengawas Pilkada.

Tabel 3.8 Pelanggaran yang ditindaklanjuti

Uraian Pelanggaran

2015-2016 2016-2017

Pelanggaran Ditindaklanjuti 147 137

Pelanggaran Administrasi Pemilihan 120 118 Pelanggaran Kode Etik 21 5 Tindak Pidana Pemilihan/lainya 5 14 Sengketa Pemilihan 1 0 Pelanggaran Dihentikan 341 132 Persentase ditindaklanjuti 30,12 % 50,92 %

Presentase Kenaikan

50,92%-30,12%

=20,8%

(32)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 29

Indikator 2 : Persentase jumlah layanan Laporan dan Temuan Pelanggaran yang ditangani sesuai dengan ketentuan.

Indikator ini mengukur sampai sejauh mana layanan yang diberikan oleh Bawaslu dan jajarannya dalam menangani laporan dan temuan pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan dalam menangani laporan dugaan pelanggaran Pilkada tertuang dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pasal 249 dan Peraturan Bawaslu No. 2 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum.

Cara menghitung capaian indikator ini adalah jumlah layanan laporan dan temuan pelanggaran yang ditangani sesuai ketentuan dibandingkan jumlah laporan dan temuan pelanggaran yang diterima oleh Bawaslu dikalikan 100%.

Sesuai dengan Peraturan Bawaslu No. 11 Tahun 2014 Tentang Pengawasan Pemilihan Umum pasal 35 ayat (1) dan (2), penanganan pelanggaran Pilkada ditangani paling lambat 3 (Tiga) hari setelah Temuan atau Laporan Dugaan Pelanggaran diterima. Waktu penanganan pelanggaran dapat diperpanjang paling lama 5 (Lima) hari setelah pelanggaran diterima. Berdasarkan hal tersebut, Pengawas Pilkada berkewajiban untuk menerima semua Laporan Dugaan Pelanggaran dan Temuan untuk ditindaklanjuti atau tidak.

Laporan jumlah pelanggaran yang ditangani sesuai dengan kebutuhan adalah sebanyak laporan jumlah pelanggaran yang ditindaklanjuti. Artinya, pelanggaran yang ditindaklanjuti kemudian ditangani sesuai dengan kebutuhan.

(33)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 30 Realisasi persentase jumlah layanan laporan dan temuan pelanggaran yang ditangani sesuai ketentuan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Pelanggaran yang ditangani sesuai kebutuhan

Jumlah Pelanggaran yang

ditindaklanjuti

Jumlah Pelanggaran yang ditangani sesuai

ketentuan

Relisasi

137 pelanggaran 137 pelanggaran

100 %

Capaian kinerja tahun 2017 sebesar 100% disebabkan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah mempunyai tugas dan kewajiban untuk menerima dan menindaklanjuti dugaan laporan pelanggaran Pilkada sebagaimana diatur dalam pasal 73 dan 74 UU No. 15 Tahun 2015 tentang Penyelenggara Pilkada.

SASARAN III :Meningkatnya kualitas penyelesaian sengketa

Pilkada di Jawa Tengah

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 2 (dua) indikator kinerja kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3. 10

Indikator dan target sasaran III

INDIKATOR

KINERJA

TARGET

REALISASI

CAPAIAN

Presentase Tindaklanjut Penyelesaian Sengketa

100 %

100 %

100 %

Presentase Penyelesaian Sengketa yang dilayani

dengan baik

92 %

100 %

100 %

• Meningkatnya kualitas penyelesaian

sengketa Pilkada di Jawa Tengah

Sasaran III

(34)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 31

Salah satu mekanisme penting dalam pelaksanaan Pemilu ataupun Pilkada adalah penyelesaian pelanggaran dan perselisihan atau sengketa. Sengketa Pemilu/ Pilkada adalah sengketa anatara dua atau lebih warga negara yang memiliki hak pilih, peserta Pemilu/ Pilkada (partai politik atau individual), badan pengelolaan Pemilu, maupun pengamat Pemilu. Sengketa terjadi karena perbedaan penafsiran dan tidak ada kesepakatan.

Tata cara penyelesaian sengketa untuk pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota tercantum di Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2015. Penyelesaian sengketa yang baik sesuai dengan Peraturan Bawaslu No. 8 Tahun 2015 diselesaikan paling lama 12 (dua belas) hari sejak diterimanya laporan atau temuan.

Penyelesaian yang baik harus memenuhi unsur – unsur adanya hak untuk mendapatkan penyelesaian sengketa Pemilu yang berindikasi pada peningkatan kualitas dan efektifitas kinerja pengawasan Pilkada. Ada 2 indikator yang digunakan untuk mengukur tercapai atau tidaknya Sasaran III ini, yaitu (1) Persentase Tindak Lanjut Penyelesaian Sengketa dan (2) Persentase Layanan Penyelesaian Sengketa yang Baik.

Indikator 1 : Presentase tindak lanjut penyelesaian sengketa

Dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum pada Pasal 73 ayat (4) huruf c yang menyatakan bahwa “Bawaslu Berwenang menyelesaikan Sengketa” telah jelas kewenangan sehingga menjadi tanggung jawab Bawaslu sebagai Penyelenggara Pemilu agar dapat menindak lanjuti kewenangan tersebut. Serta pada Pasal 74 huruf b juga menyatakan bahwa “melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Pengawas Pemilu pada semua tingkatan”.

Dengan adanya Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota. Untuk itu mekanisme penyelesaian permohonan sengketa yang diajukan harus melalui proses penyelesaian yang sesuai Peraturan

(35)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 32 Bawaslu. Sementara di Provinsi Jawa Tengah tidak ada permohonan sengketa.

Persentase Tindak Lanjut = ∑ Permohonan Sengketa yang Ditindaklanjuti x 100% Penyelesaian Sengketa ∑ Permohonan Sengketa yang Diterima

= 0 permohonan yang ditindaklanjuti x 100% 0 permohonan yang diterima = 100%

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Presentase tindak lanjut

penyelesaian sengketa

100 %

100 %

100 %

Indikator 2 : Presentase penyelesaian yang dilayani dengan baik.

Indikator ini mengukur secara langsung kinerja Bawaslu dalam penyelesaian sengketa. Cara menghitung capaian indikator ini adalah dengan metode survei yang diberikan kepada pemohon sengketa selaku responden dari kuesioner yang diberikan.

Seperti yang telah disebutkan diawal, bahwa pada pelaksanaan Pilkada Tahun 2017 tidak ada pemohon yang mengajukan sengketa pemilu sehingga capaian realisasi yang dicapai untuk indikator Persentase Sengketa yang Dilayani Dengan Baik pada tahun 2017 mencapai 100% dari target yang ditetapkan sebelumnya.

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Presentase Penyelesaian

(36)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 33

3.3

Capaian Realisasi Keuangan

A. Penyelenggaraan Pilkada 7 Kabupaten/Kota di 2017.

Bagian pertama adalah capaian kinerja selama tahapan Pilkada 7 Kabupaten/Kota yang berakhir di Februari 2017. Penggunaan anggaran dimulai pada bulan Januari - Februari 2017. Berdasarkan Perjanjian Kinerja adalah sebesar 87,85 %.

Keterangan Target Realisasi % Capaian

Persentase Penyerapan 100 % 87,85% 87,85%

Tabel 3. 11

Capaian Realisasi anggaran untuk Pilkada 2017 (Januari-Februari 2017) NO SASARAN ANGGARAN (RP) REALISASI (RP) CAPAIAN (%) 1 Meningkatnya kualitas pencegahan pelanggaran Pilkada

136.165.000 121.840.000 89,48 % 2 Meningkatnya kualitas penindakan pelangggaran Pilkada 43.477.000 35.980.000 82,76 % 3 Meningkatnya kualitas penyelesaian sengketa Pilkada

0 0 0 %

TOTAL 179.642.000 157.820.000 87,85 %

B. Penyelenggaraan Pilgub, Pilkada 7 Kabupaten/Kota, serta Pileg Pilpres di tahun 2017.

Bagian kedua adalah capaian kinerja setelah tahapan Pilkada 7 Kabupaten/Kota berakhir. Penggunaan anggaran dimulai pada bulan Maret-Desember 2017. Berdasarkan Perjanjian Kinerja adalah sebesar 88,02 %.

(37)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 34

Keterangan Target Realisasi % Capaian

Persentase Penyerapan 100 % 87,85% 88,02%

Tabel 3. 12

Capaian Realisasi anggaran untuk Pilkada 2017 (Maret-Desember 2017) NO SASARAN ANGGARAN (RP) REALISASI (RP) CAPAIAN (%) 1 Meningkatnya kualitas pencegahan pelanggaran Pilkada 778.699.000 658.163.000 84,52 % 2 Meningkatnya kualitas penindakan pelangggaran Pilkada 211.866.000 211.866.000 100 % 3 Meningkatnya kualitas penyelesaian sengketa Pilkada 138.727.000 124.005.000 89,38 % TOTAL 1.129.292.000 994.034.000 88,02 %

(38)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 35

BAB IV

PENUTUP

4.1

RENCANA KEDEPAN

Pelaksanaan Pilkada tahun 2017 sudah berlalu, namun tantangan kedepan akan lebih berat karena pada tahun 2018 di provinsi Jawa Tengah akan melaksanakan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah bersamaan dengan 7 Kabupaten/Kota Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota.

Dari sudut penyelenggara pemilu khususnya pengawasan pemilu dengan lebih banyaknya lokasi Pilkada tersebut akan banyak terjadi permasalahan dan tantangan pelanggaran pemilu baik yang bersifat administratif maupun sengketa pemilu.

Seheubungan dengan hal tersebut diatas perlu perbaikan rencana kedepan yang bisa mengurangi berbagai hambatan yang terjadi dalam Pilkada tahun selanjutnya:

1. Pentingnya koordinasi yang baik dan pemahaman yang sama dalam menerapkan pasal-pasal pidana berdasarkan Undang-Undang Pilkada dan meningkatkan hubungan kemitraan yang sudah terjalin dengan Kepolisian dan Kejaksaan.

2. Panwas Kabupaten/Kota yang masih bersifat AdHock sebagai lembaga pengawasan pemilu harus disesuaikan dengan masa kerja KPU Kabupaten/Kota yang sudah permanen agar pengawasan tidak terhambat dengan belum terbentuknya Panwas Kabupaten/Kota ketika tahapan pilkada sudah berjalan.

3. Untuk penanganan fenomena kotak kosong yang terjadi di pilkada 2017 diperlukan regulasi yang mengatur tentang mekanisme sosialisasi dan kampanye kotak kosong sebagai kepastian hukum dalam penindakannya.

(39)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 36 4. Terkait dengan regulasi tindak pidana money politics TSM yang berpotensi terhadap pengguguran pasangan calon perlu dilakukan perbaikan utamanya terkait batasan waktu pelaporan 60 hari kerja. 5. Segera dibentuk Badan Peradilan Khusus yang independen. Majelis

Hakim berasal dari Hakim karir sedangkan anggotanya berasal dari hakim Ad-Hock berasal dari kalangan yang mengerti soal kepemiluan dan tidak partisan.

4.2

KESMPULAN

Berdasarkan uraian bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan utama yang terkait dengan Kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017, sebagai berikut:

a) Secara umum pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah tentang Pengawas Pemilu yang diamanatkan oleh Undang-Undang telah dapat diselenggarakan dengan baik.

b) Pelaksanaan program dan kegiatan serta tata kelola keuangan Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 telah efektif dan efisien.

c) Bawaslu Provinsi Jawa Tengah telah berupaya secara optimal melaksanakan kewajibannya dalam meningkatkan pengawasan Pilkada 2017 dengan lebih mengutamakan upaya pencegahan daripada penindakan pelanggaran. Hal ini terbukti dengan pelanggaran-pelanggaran yang lebih banyak bersifat administrasi yang ditemukan oleh pengawas pemilihan selama Pilkada 2017 serta dapat ditindaklanjuti oleh jajaran KPU Kabupaten/Kota.

(40)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 37

Tabel 4.1

Kesimpulan Pencapaian Kinerja Bawaslu Provinsi Jawa Tengah 2017

NO SASARAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1. Meningkatnya Kualitas Pencegahan Indikasi Potensi Pelanggaran Pilkada di Wilayah Jawa Tengah Presentase Peningkatan Jumlah Keterlibatan Stakeholder dalam Pengawasan Pilkada

5 %

23 %

Menurunnya Jumlah Pelanggaran Pilkada

10 %

43 %

2. Meningkatnya Kualitas Penindakan Pelanggaran Pilkada di Wilayah Jawa Tengah

Presentase Peningkatan Jumlah Rekomendasi Pelanggaran Pilkada yang ditindaklanjuti

5 %

20,8 %

Presentase Jumlah Layanan Laporan dan Temuan Pelanggaran yang ditangani sesuai kebutuhan

100 %

100 %

3. Meningkatnya Kualitas Penyelesaian Sengketa Pilkada di Wilayah Jawa Tengah

Presentase Tindak Lanjut

Penyelesaian Sengketa

100 %

100 %

Presentase Penyelesaian

(41)

LAMPIRAN I

PERJANJIAN KINERJA BAWASLU PROVINSI

JAWA TENGAH

(42)

PERJANJIAN KINERJA BAWASLU PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2017

(43)

LAMPIRAN II

PENGUKURAN KINERJA BAWASLU PROVINSI

JAWA TENGAH

(44)

PENGUKURAN KINERJA BAWASLU PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2017

NO

PROGRAM

ANGGARAN

%

PAGU

REALISASI

1.

Program Pengawasan

Penyelenggaraan

Pemilu

1.308.934.000

1.151.854.000

87 %

TOTAL RATA-RATA CAPAIAN

87 %

NO SASARAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN

1. Meningkatnya Kualitas Pencegahan Indikasi Potensi Pelanggaran Pilkada di Wilayah Jawa Tengah Presentase Peningkatan Jumlah Keterlibatan Stakeholder dalam Pengawasan Pilkada

5 %

23 %

Menurunnya Jumlah Pelanggaran Pilkada

10 %

43 %

Rata-rata Capaian

33 %

2. Meningkatnya Kualitas Penindakan Pelanggaran Pilkada di Wilayah Jawa Tengah

Presentase Peningkatan Jumlah Rekomendasi Pelanggaran Pilkada yang ditindaklanjuti

5 %

20,8 %

Presentase Jumlah Layanan Laporan dan Temuan Pelanggaran yang ditangani sesuai kebutuhan

100 %

100 %

Rata-rata Capaian

60, 4 %

3. Meningkatnya Kualitas Penyelesaian Sengketa Pilkada di Wilayah Jawa Tengah

Presentase Tindak Lanjut

Penyelesaian Sengketa

100 %

100 %

Presentase Penyelesaian

yang dilayani dengan baik

92 %

100 %

Rata-rata Capaian

100 %

TOTAL RATA-RATA CAPAIAN

64, 46

%

Gambar

Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Bawaslu Provinsi Jawa Tengah  Sesuai  Peraturan  Bawaslu  Nomor  2  Tahun  2013  tentang  Organisasi  dan  Tata  Kerja  Sekretariat  Jenderal  Badan  Pengawas
Tabel 3.1 Sasaran Strategis  No  SASARAN STRATEGIS
Tabel 3.3 Perbandingan Stakeholder tahun 2016 dan 2017
Tabel 3.4 Total Pelanggaran
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa produk utama yang terbentuk dari reaksi antara α-pinena dan asetonitril dengan prinsip reaksi Ritter adalah

Anugerah ini diberikan kepada calon yang telah menghasilkan karya asli yang telah dicalonkan/ memenangi anugerah ATAU menerima pengiktirafan dan menyumbang

- Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya hal-hal materi yang belum jelas tentang terjadinya hujan, angin, panas matahari, dan gelombang air laut.. - Guru bersama

Bagi pembaca adalah dapat dijadikan acuan atau referensi untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang pada bidang analisis finansial peternakan ayam broiler organik

Jika harus menerapkan Action pada file image original, pastikan langkah “Save As” terdapat di dalam Action agar file image hasil olahan bisa disimpan dalam folder yang berbeda

Adapun kontraksi pada kinerja industri furnitur terkonfirmasi dari penurunan ekspor furnitur Kalimantan Barat ke Jepang yang mencapai -47,95% (yoy) dibandingkan dengan

C) umur air tanah di ke empat pulau tersebut secara umum berada pada kisaran 20.000 tahun yang memberikan indikasi bahwa ketersedian air tanah dalam masih cukup, sedangkan

Saya menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna baik isi maupun bahasanya, namun demikian saya berharap bahwa tulisan ini dapat menambah perbendaharaan bacaan