• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MEI 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MEI 2019"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PEREKONOMIAN

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

MEI 2019

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

(2)

Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi:

Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Barat

Jl. Ahmad Yani No.2, Pontianak

Telp : 0561 - 734134 Faks : 0561 732033

Versi softcopy buku ini dapat diunduh di http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/Contents/Default.aspx

(3)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Barat edisi Mei 2019. Laporan Perekonomian Provinsi sebelumnya bernama Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional. Penyesuaian nama dilakukan dalam rangka mempertajam isi sekaligus penyelarasan penamaan dengan publikasi Bank Indonesia lainnya di tingkat nasional. Laporan Perekonomian ini kami susun dengan tujuan untuk menyajikan informasi terkini kepada para pemangku kepentingan baik eksternal maupun internal seputar perkembangan ekonomi daerah, keuangan pemerintah daerah, inflasi, stabilitas keuangan daerah, akses keuangan, sistem pembayaran, pengelolaan uang rupiah, ketenagakerjaan, serta prospek ekonomi dan inflasi ke depan. Selain itu, kami juga berharap Laporan Perekonomian ini dapat menjadi salah satu referensi yang dapat diandalkan bagi para pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan.

Dalam penyusunan Laporan Perekonomian ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat telah mendapatkan banyak dukungan data dan informasi dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah bersedia memberikan data dan informasi yang kami perlukan dalam menyusun buku ini.

Sebagai penutup, kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Perekonomian ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kualitas kajian ini dapat terus ditingkatkan.

Pontianak, 27 Mei 2019 Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat,

Prijono

(4)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Grafik ... iv

Daftar Tabel ... viii

Ringkasan Umum ... x

BAB 1 Perkembangan Ekonomi Makro Daerah ... 1

Kondisi Umum ... 2

Perkembangan Ekonomi Sisi Permintaan ... 3

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ... 4

1.2.2 Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) ... 6

1.2.3 Konsumsi Pemerintah ... 6

1.2.4 Investasi ... 7

1.2.5 Ekspor-Impor ... 9

Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran: Lapangan Usaha (LU) ... 14

1.3.1 Konstruksi... 17

1.3.2 Pertanian ... 19

1.3.3 Industri Pengolahan ... 22

BOKS-1 26 BAB 2 Keuangan Pemerintah ... 29

APBD Provinsi Kalimantan Barat... 30

2.1.1 Anggaran Pendapatan Provinsi Kalimantan Barat ... 30

2.1.2 Anggaran Belanja Provinsi Kalimantan Barat ... 32

APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat ... 34

2.2.1 Anggaran Pendapatan Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat ... 34

2.2.2 Anggaran Belanja Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat ... 35

Alokasi APBN di Kalimantan Barat ... 37

BAB 3 Perkembangan Inflasi Daerah ... 40

Gambaran Umum ... 41

Inflasi Bulanan (mtm) ... 42

Inflasi Tahunan (yoy) ... 45

Inflasi Kota ... 46

(5)

BOKS-2 50

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ... 53

Perkembangan Perbankan Secara Umum ... 54

4.1.1 Dana Pihak Ketiga (DPK)... 54

4.1.2 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan ... 55

Ketahanan Sektor Korporasi ... 61

Ketahanan Sektor Rumah Tangga ... 64

Ketahanan Sektor UMKM... 68

BAB 5 Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah ... 70

Perkembangan Transaksi Non Tunai ... 71

Penyediaan Uang Layak Edar ... 72

Perkembangan Temuan Uang Rupiah yang Diragukan Keasliannya ... 73

Perkembangan KUPVA dan PTD ... 74

BAB 6 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan ... 76

Gambaran Umum ... 77

Ketenagakerjaan Kalimantan Barat ... 77

Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan ... 81

6.3.1 Nilai Tukar Petani (NTP) ... 81

6.3.2 Perbandingan dengan Provinsi Lain di Kalimantan ... 82

Inflasi Pedesaan ... 83

Indeks Pembangunan Manusia ... 84

BAB 7 Prospek Perekonomian Daerah ... 88

Prospek Ekonomi Tahun 2019 ... 89

Prakiraan Inflasi Daerah Tahun 2019 ... 91

(6)

Daftar Grafik

Grafik 1. 1 Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional 2014-2018 ... 2

Grafik 1. 2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional 2014-2018 ... 2

Grafik 1. 3 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Permintaan Triwulan I 2019... 4

Grafik 1. 4 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Permintaan Triwulan I 2018... 4

Grafik 1.5 Hasil Survei Konsumen ... 5

Grafik 1.6 Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen ... 5

Grafik 1.7 Perkembangan NTP Kalimantan ... 5

Grafik 1.8 Persentase Realisasi APBN & APBD Provinsi Kalimantan Barat ... 6

Grafik 1.9 Perkembangan PMA ... 8

Grafik 1.10 Perkembangan Jumlah Proyek PMA ... 8

Grafik 1.11 Perkembangan PMDN ... 8

Grafik 1.12 Perkembangan Jumlah Proyek PMDN ... 8

Grafik 1.13 Komposisi PMDN ... 8

Grafik 1.14 Komposisi PMA ... 8

Grafik 1.15 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor ... 9

Grafik 1.16 Perbandingan Proporsi Komoditas Ekspor Hingga Triwulan I 2019 ... 10

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Karet ... 10

Grafik 1.18 Perkembangan Ekspor Alumina ... 10

Grafik 1.19 Distribusi Negara Tujuan Ekspor Triwulan I 2019 ... 11

Grafik 1.20 Harga Internasional Karet dan CPO 2015-April 2019 ... 11

Grafik 1.21 Perkembangan Volume dan Nilai Impor ... 12

Grafik 1.22 Pertumbuhan Impor Barang Modal ... 12

Grafik 1.23 Pertumbuhan Impor Barang Konsumsi ... 12

Grafik 1.24 Komposisi Komponen Impor ... 12

Grafik 1.25 Pergerakan Pertumbuhan Komponen Impor ... 12

Grafik 1.26 Distribusi Negara Asal Impor Triwulan I 2019 ... 13

Grafik 1.27 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Barat ... 14

Grafik Grafik 1.28 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Penawaran Triwulan I 2019 ... 15

Grafik 1.29 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Penawaran Triwulan I 2018 ... 16

Grafik 1.30 Konsumsi Semen ... 18

Grafik 1.31 Impor Material Konstruksi ... 18

Grafik 1.32 Perkembangan Kredit Konstruksi ... 19

(7)

Grafik 1.34 Perkembangan Luas Lahan Tanam Sawah ... 20

Grafik 1.35 Perkembangan Luas Lahan Panen Sawah ... 20

Grafik 1.36 Perkembangan Luas Lahan Puso ... 20

Grafik 1.37 Perkembangan Produksi TBS ... 21

Grafik 1.38 Perkembangan Harga TBS ... 21

Grafik 1.39 Perkembangan Produksi Karet ... 22

Grafik 1.40 Perkembangan Harga Karet Slab Kalimantan Barat dan Internasional ... 22

Grafik 1.41 Perkembangan Industri Manufaktur ... 23

Grafik 1.42 Perkembangan Impor Barang Bahan Baku ... 23

Grafik 1.43 Perkembangan Kredit LU Industri Pengolahan ... 24

Grafik 1.44 Pertumbuhan Kredit dan NPL LU Industri Pengolahan ... 24

Grafik 1.45 Produksi CPO ... 24

Grafik 1.46 Perkembangan Harga CPO Kalimantan Barat dan Internasional ... 24

Grafik 1.47 Nilai Ekspor CPO ... 25

Grafik 2. 1 APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat ... 30

Grafik 2. 2 Rasio Kemandirian Fiskal Daerah Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I 2015-2019 . 32 Grafik 2. 3 Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I 2015-2019 ... 33

Grafik 2. 4 Anggaran dan Realiasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan I 2019 ... 34

Grafik 2. 5 Rasio Kemandirian Fiskal Daerah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan I 2019 ... 34

Grafik 2. 6 Anggaran dan Realiasi Belanja Per Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan I 2019 ... 35

Grafik 2. 7 Proporsi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan I 2019 ... 35

Grafik 2. 8 Rincian Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Per Jenis Belanja Triwulan I 2019 ... 36

Grafik 2. 9 Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja Provinsi Kalimantan Barat Per Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Triwulan I 2019 ... 36

Grafik 2. 10 Pangsa Realisasi Belanja APBN di Kalimantan Barat Berdasarkan Fungsi Triwulan I 2019 ... 38

(8)

Grafik 4. 2 Perkembangan DPK Perbankan Berdasarkan Kegiatan Bank ... 54

Grafik 4. 3 Perkembangan Jenis DPK Perbankan ... 55

Grafik 4. 4 Perkembangan SBT DPK Perbankan ... 55

Grafik 4. 5 Lokasi Bank Asal Penyalur Kredit ke Kalimantan Barat ... 56

Grafik 4. 6 Lokasi Penyaluran Kredit oleh Perbankan Asal Kalimantan Barat ... 56

Grafik 4. 7 Kredit Perbankan di Kalimantan ... 57

Grafik 4. 8 SBT Kredit Perbankan di Kalimantan Barat... 57

Grafik 4. 9 Perkembangan LDR dan Rasio NPL Perbankan ... 58

Grafik 4. 10 Perkembangan Rasio NPL Perbankan Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 58

Grafik 4. 11 Perkembangan Aset Perbankan Syariah ... 59

Grafik 4. 12 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah ... 59

Grafik 4. 13 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah Berdasarkan Jenis Penggunaan ... 60

Grafik 4. 14 Perkembangan Non Performing Finance (NPF) Pembiayaan Syariah ... 60

Grafik 4. 15 Perkembangan Skala Likert Penjualan Domestik ... 61

Grafik 4. 16 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) ... 61

Grafik 4. 17 SKDU Industri Pengolahan ... 62

Grafik 4. 18 Perkembangan Likert Scale Harga Jual dan Margin ... 62

Grafik 4. 19 Indeks Harga Konsumen (IHK) Angkutan Udara ... 62

Grafik 4. 20 Perkembangan DPK Sektor Korporasi pada KC/KCP berlokasi di Kalimantan Barat63 Grafik 4. 21 Pangsa DPK Sektor Korporasi pada KC/KCP berlokasi di Kalimantan Barat ... 63

Grafik 4. 22 Penyaluran Kredit kepada Sektor Korporasi di Kalimantan Barat ... 63

Grafik 4. 23 Rasio NPL Kredit kepada Sektor Korporasi di Kalimantan Barat ... 63

Grafik 4. 24 Persentase Penggunaan Penghasilan RT ... 65

Grafik 4. 25 Persentase Kepemilikan ... 65

Grafik 4. 26 Perkembangan Nominal DPK Perseorangan ... 66

Grafik 4. 27 Pertumbuhan DPK Perseorangan ... 66

Grafik 4. 28 Perkembangan Kredit Perseorangan ... 66

Grafik 4. 29 Rasio NPL Kredit Perseorangan ... 66

Grafik 4. 30 Perkembangan Kredit Rumah Tangga ... 67

Grafik 4. 31 Perkembangan Penyaluran Kartu Kredit ... 67

Grafik 4. 32 Perkembangan DSR ... 67

Grafik 4. 33 Perkembangan Kredit UMKM ... 68

Grafik 4. 34 Perkembangan NPL Kredit UMKM... 68

Grafik 5. 1 Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Barat ... 72

Grafik 5. 2 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Barat ... 72

(9)

Grafik 5. 4 Pemusnahan UTLE di ... 72

Grafik 6. 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ... 78

Grafik 6. 2 Tingkat Pertumbuhan Indikator Ketenagakerjaan ... 78

Grafik 6. 3 Perkembangan Tingkat Penyerapan Angkatan Kerja (TPAK) Kalimantan Barat dan Nasional ... 78

Grafik 6. 4 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Barat dan Nasional ... 78

Grafik 6. 5 Perkembangan Penyerapan Tenaga kerja Formal dan Informal ... 80

Grafik 6. 6 Perkembangan NTP ... 82

Grafik 6. 7 Perkembangan NTP Berdasarkan Klasifikasi Sublapangan Usaha ... 82

Grafik 6. 8 Pergerakan NTP Antar Provinsi di Kalimantan ... 83

Grafik 6. 9 Perbandingan NTP Sublapangan Usaha Padi dan Palawija Antar Provinsi di Kalimantan ... 83

Grafik 6. 10 Perbandingan Inflasi Pedesaan Kalimantan Barat dan Nasional (mtm) ... 84

Grafik 6. 11 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Barat dan Nasional .... 84

(10)

Daftar Tabel

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2019 Sisi Permintaan ADHK Tahun 2010 ... 3

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2019 Sisi Penawaran ADHK Tahun 2010 ... 15

Tabel 1. 3 Penyerapan Belanja Modal APBD Kalimantan Barat dan APBN Triwulan I 2019 ... 17

Tabel 1. 4 Penyerapan Belanja APBN Kelompok Belanja Infrastruktur Provinsi Kalimantan Barat ... 18

Tabel 1. 5 Perkembangan Luas Lahan Panen Sawah Kabupaten/Kota (Ha) ... 20

Tabel 1. 6 Pertumbuhan Produksi Industri Besar dan Menengah (%, yoy) ... 23

Tabel 1. 7 Pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan Kecil (%, yoy) ... 23

Tabel 2. 1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 dan 2019 ... 31

Tabel 2. 2 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017 dan 2018 ... 33

Tabel 2. 3 Anggaran dan Realisasi Alokasi Belanja APBN di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2018 dan 2019 ... 37

Tabel 3. 1 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) ... 43

Tabel 3. 2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Bulanan (mtm) ... 44

Tabel 3. 3 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) ... 45

Tabel 3. 4 Perkembangan Andil Inflasi Tahunan (yoy) ... 46

Tabel 3. 5 Perkembangan Inflasi Kota dan Provinsi Kalimantan Barat (mtm dan yoy) ... 46

Tabel 3. 6 Perkembangan Inflasi Kota dan Provinsi Kalimantan Barat (yoy)... 47

Tabel 4. 1 Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rp Triliun* ... 54

Tabel 4. 2 Perkembangan DPK Kalimantan Barat Per Kabupaten/Kota (Rp Triliun) ... 55

Tabel 4. 3 Perkembangan Kredit Perbankan (Rp Triliun)* ... 56

Tabel 4. 4 Perkembangan Nominal Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota (Rp Miliar) ... 58

Tabel 4. 5 Perkembangan NPL di Kalimantan Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota (Rp Miliar) ... 59

Tabel 5. 1 Uang Rupiah Yang Diragukan Keasliannya ... 74

Tabel 6. 1 Indikator Ketenagakerjaan (Ribu Jiwa) ... 78

Tabel 6. 2 Persentase Penduduk Bekerja Berdasarkan Lapangan Usaha (Ribu Jiwa) ... 79

Tabel 6. 3 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Status Utama Pekerja (Ribu Jiwa) ... 80

Tabel 6. 4 Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Barat ... 82

Tabel 6. 5 Perbandingan NTP dengan Provinsi Lain di Kalimantan dan Nasional ... 83

Tabel 6. 6 Perkembangan Inflasi Pedesaan ... 83

(11)

Tabel 6. 8 Perkembangan IPM Kalimantan Barat Berdasarkan Komponennya ... 86 Tabel 6. 9 Perkembangan IPM Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat ... 86 Tabel 7. 1 Pertumbuhan Ekonomi Dunia (%, yoy) ... 91

(12)

Ringkasan Umum

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat di triwulan I 2019 sebesar 5,07% (yoy), stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Memasuki triwulan II 2019, perekonomian Kalimantan Barat diprakirakan akan meningkat. Persentase realisasi pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Barat hingga triwulan I 2019 tercatat 23,12% dan realisasi belanja mencapai 7,68%.

Inflasi Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 3,50% (yoy) atau menurun dibandingkan dengan triwulan IV 2018 yang sebesar 3,85% (yoy).

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 tumbuh 5,07% (yoy), relatif stabil dan terjaga dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan, terjaganya laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 ini didorong oleh kinerja konsumsi domestik yang tumbuh positif. Dari sisi penawaran, stabilnya pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didorong oleh terjaganya kinerja lapangan usaha (LU) perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil serta kembali tumbuh positifnya LU konstruksi.

Memasuki triwulan II 2019, perekonomian diperkirakan akan meningkat sebagai dampak dari antara lain meningkatnya konsumsi rumah tangga didorong oleh perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Pada sisi penawaran, peningkatan kinerja diperkirakan akan terjadi diantaranya pada (LU) perdagangan seiring dengan peningkatan konsumsi.

Persentase realisasi pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Barat hingga triwulan I 2019 tercatat sebesar 23,13% atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2018 yang sebesar 13,13%. Persentase realisasi belanja APBD Provinsi Kalimantan Barat hingga triwulan I 2019 tercatat sebesar 8,36%, lebih rendah dibandingkan triwulan I 2018 yang sebesar 12,72%. Turunnya penyerapan APBD pada triwulan I 2019 disebabkan oleh realisasi belanja yang lebih rendah pada hampir semua pos belanja, kecuali pada pos belanja pegawai. Adapun persentase realisasi belanja modal hingga triwulan I 2019 relatif belum optimal sebagaimana pola historis, dengan capaian yang masih kurang dari 1% terhadap pagunya. Sementara itu, persentase realisasi belanja APBN di Kalimantan Barat hingga triwulan I 2019 tercatat sebesar 22,91% atau meningkat dibandingkan triwulan I 2018 yang mencapai 21,43%.

Inflasi Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 3,50% (yoy) atau menurun dibandingkan triwulan IV 2018 yang sebesar 3,85% (yoy). Tekanan harga pada kelompok barang transpor, komunikasi dan jasa keuangan mendorong inflasi pada triwulan I 2019. Berdasarkan komoditasnya, inflasi triwulan I 2019 terutama disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara, harga telur ayam ras, upah tukang bukan mandor, harga rokok kretek, dan tarip pulsa ponsel. Di sisi lain, deflasi pada komoditas kangkung, jeruk, minyak goreng, udang basah, dan gula pasir menahan laju inflasi lebih jauh pada triwulan I 2019. Pada akhir triwulan II 2019, inflasi diprakirakan akan meningkat dibandingkan dengan inflasi pada triwulan I 2019. Meningkatnya permintaan masyarakat menjelang HBKN diprakirakan menjadi

(13)

DPK tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan kredit, dengan rasio NPL yang rendah.

KPwBI Provinsi Kalimantan Barat

mengalami net inflow

seiring dengan berlalunya perayaan HBKN dan liburan pada akhir tahun.

Kondisi ketenagakerjaan membaik, namun kesejahteraan petani kembali menurun.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat tahun 2019 diperkirakan 4,9-5,3% (yoy), sedangkan tingkat inflasi tahun 2019 diperkirakan berada

dalam kisaran 3,5+1%

(yoy).

faktor meningkatnya tekanan harga, khususnya dari kelompok bahan makanan serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.

Pada akhir triwulan I 2019, posisi DPK perbankan Kalimantan Barat tumbuh 7,96% (yoy) dengan total nominal sebesar Rp56,63 triliun, dibandingkan dengan posisi DPK pada akhir triwulan IV 2018 yang sebesar Rp55,26 triliun. Posisi kredit berdasarkan lokasi di Kalimantan Barat pada akhir triwulan I 2018 tumbuh 5,91% (yoy) dengan posisi baki debet sebesar Rp75,56 triliun. Kualitas kredit sedikit menurun, tercermin dari meningkatnya rasio NPL yaitu dari 1,57% pada akhir triwulan IV 2018 menjadi 1,62% pada akhir triwulan I 2019.

Sepanjang triwulan I 2019, transaksi kliring di Kalimantan Barat mencapai Rp7,84 triliun, menurun dibandingkan dengan jumlah transaksi pada triwulan sebelumnya yang mencapai Rp9,20 triliun. Demikian halnya dengan nilai transaksi RTGS yang turun menjadi Rp30,13 triliun dari Rp44,08 triliun pada triwulan

IV 2018. KPwBI Provinsi Kalimantan Barat mengalami net inflow

sebesar Rp1,88 triliun di triwulan I 2019, dengan jumlah uang

yang masuk (inflow) mencapai Rp3,45 triliun.Sebagaimana pola

historisnya, kebutuhan uang tunai di triwulan I 2019 cenderung menurun seiring dengan berlalunya perayaan HBKN dan liburan akhir tahun.

Kondisi ketenagakerjaan terkini Kalimantan Barat pada Februari 2018 relatif membaik. Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Barat pada Februari 2019 sebesar 4,14% atau turun dibandingkan dengan Agustus 2018 sebesar 4,15%. Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) di akhir triwulan I

2019 tercatat 92,82 atau kembali menurundibandingkan dengan

akhir triwulan IV 2018 (94,66 pada Desember 2018).

Perekonomian Kalimantan Barat tahun 2019 diprakirakan tumbuh pada rentang 4,9-5,3% (yoy), didorong oleh meningkatnya kinerja konsumsi dan investasi. Pada sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan perekonomian Kalimantan Barat tahun 2019 diprakirakan ditopang oleh membaiknya kinerja LU industri pengolahan dan konstruksi. Sementara itu, secara keseluruhan inflasi 2019 diperkirakan masih berada dalam rentang target inflasi nasional, 3,5+1% (yoy).

(14)

Tabel Indikator Makroekonomi

2019 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I

Ekonomi Makro Regional

Produk Domestik Regional Bruto (%, yoy) 6.31 4.43 6.23 3.86 4.93 4.77 5.14 5.81 5.06 5.15 4.97 5.07 5.07 Berdasarkan Sektor (%-YoY) :

- Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.65 3.17 5.00 3.47 7.42 6.61 7.26 4.74 7.31 6.76 5.14 7.43 5.20 - Pertambangan dan Penggalian 7.96 6.47 36.81 34.63 8.54 3.52 (8.22) 4.59 3.28 8.48 7.53 9.86 9.33 - Industri Pengolahan 4.06 2.81 7.20 3.27 3.56 3.53 1.79 2.96 0.8 (0.4) 1.43 9.16 6.60 - Pengadaan Listrik dan Gas 4.13 41.24 37.60 13.03 3.46 3.14 7.08 4.33 1.91 4.34 4.13 3.90 4.69 - Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang 7.56 6.55 3.64 0.33 3.42 5.80 5.35 3.87 3.16 4.19 4.13 7.07 4.70 - Konstruksi 9.82 (2.13) 4.79 (1.15) 0.22 1.93 15.10 8.90 (0.03) 3.14 6.45 (1.53) 1.45 - Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 6.49 5.34 2.10 1.78 4.70 3.38 2.12 5.50 3.57 5.31 4.58 4.85 5.21 - Transportasi dan Pergudangan 6.04 6.02 8.71 3.68 4.10 6.40 3.64 5.89 7.68 8.64 6.34 7.26 5.94 - Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.90 4.72 3.42 4.50 5.34 4.93 3.66 1.89 5.45 5.99 7.75 8.69 5.30 - Informasi dan Komunikasi 13.26 12.07 9.54 6.70 7.92 19.59 19.33 16.74 10.16 4.20 5.44 8.27 11.88 - Jasa Keuangan dan Asuransi 6.94 5.50 11.12 14.35 6.09 5.33 1.24 15.95 21.39 21.41 5.96 (11.86) (10.64)

- Real Estate 3.54 2.08 1.67 2.15 2.16 1.90 2.28 4.82 2.43 3.01 4.75 6.13 4.75 - Jasa Perusahaan 5.21 2.82 3.14 1.49 2.04 1.48 0.06 1.56 5.44 3.88 3.18 3.76 4.71 - Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib 9.58 18.64 0.70 2.39 4.50 1.26 6.76 6.60 6.90 2.59 7.20 6.30 7.38 - Jasa Pendidikan 6.75 3.06 0.54 (1.83) 4.44 1.03 2.00 (0.88) 6.54 4.76 3.24 0.02 5.92 - Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.76 5.05 0.99 1.48 4.66 5.06 4.01 1.99 3.47 8.48 9.66 5.35 8.09 - Jasa lainnya 8.44 6.48 1.68 0.37 5.41 7.96 6.03 5.63 1.52 7.55 7.34 5.28 8.11 Berdasarkan Permintaan (%-YoY) :

- Konsumsi Rumah Tangga 5.97 5.85 5.78 3.16 4.01 3.77 2.96 6.56 4.46 6.44 6.08 5.57 5.98 - Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8.58 8.91 8.98 4.21 13.73 7.44 12.86 9.17 6.73 13.23 9.91 8.94 10.07 - Konsumsi Pemerintah 4.90 3.95 (10.62) (17.53) 11.70 0.76 6.45 5.68 4.63 2.06 7.10 1.94 6.42 - PMTB 3.48 (2.64) 2.57 (1.21) (0.22) 4.04 1.49 4.01 1.47 6.56 3.92 (0.33) 1.77 - Ekspor (8.15) (4.69) 23.16 33.86 53.62 57.92 42.42 24.04 23.70 (5.56) (11.77) 2.04 (8.92)

- Impor (17.05) (22.44) (18.48) (20.89) (16.02) 0.21 0.50 6.52 32.42 11.44 12.44 20.17 1.87 Ekspor

- Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta) 107.00 121.46 173.13 217.51 265.25 359.84 377.41 367.52 406.51 393.40 329.27 377.96 333.88 - Volume Ekspor Non Migas (ribu ton) 151.93 158.53 340.86 444.40 410.26 511.00 990.00 1,597.00 1,883.58 2,555.18 2,344.04 3,269.18 3,368.34 Impor

- Nilai Impor Non Migas (USD Juta) 59.67 33.95 126.43 45.20 36.27 34.82 39.82 53.42 78.49 75.74 82.73 85.57 81.02 - Volume Impor Non Migas (ribu ton) 73.00 59.00 78.00 33.00 56.17 45.63 65.77 56.36 81.65 73.55 95.94 91.60 64.66 Indeks Harga Konsumen

- Provinsi Kalimantan Barat 129.18 131.92 132.32 133.14 135.66 138.14 138.54 138.58 140.33 142.92 142.57 143.91 145.23 - Kota Pontianak 130.56 133.66 133.94 134.80 137.38 139.95 140.14 140.00 141.67 144.45 143.76 145.58 146.87 - Kota Singkawang 122.89 123.95 124.95 125.54 127.83 129.89 131.24 132.11 134.21 135.95 137.13 136.31 137.77 Laju Inflasi Tahunan (%,yoy)

- Provinsi Kalimantan Barat 4.62 5.25 3.82 3.66 5.02 4.72 4.70 4.09 3.44 3.46 2.91 3.85 3.50 - Kota Pontianak 4.93 5.53 4.00 3.88 5.22 4.71 4.63 3.86 3.12 3.22 2.58 3.99 3.67 - Kota Singkawang 3.13 3.85 2.95 2.58 4.02 4.79 5.03 5.23 4.99 4.67 4.49 3.18 2.65 Stabilitas Keuangan Daerah

Perbankan Secara Umum (Rp Miliar)

Aset (Berdasarkan Lokasi Bank) 56,436 59,220 61,311 59,808 61,523 65,118 69,426 68,077 69,178 72,558 74,208 71,732 73,496 Dana Pihak Ketiga (Berdasarkan Lokasi Bank) 43,692 45,853 45,743 46,376 47,302 49,626 51,190 51,866 52,615 53,611 54,663 55,262 56,627 Kredit (Berdasarkan Lokasi Bank) 39,572 41,458 44,834 44,472 44,397 44,931 46,089 47,712 49,118 50,236 50,910 49,356 49,267 Kredit Korporasi (Rp Miliar) 26,825 30,002 32,798 31,590 32,315 33,281 33,567 34,087 35,618 36,390 37,506 36,598 37,018 - Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 15,144 17,523 20,180 19,806 20,488 21,025 21,140 21,431 21,945 22,289 23,420 22,514 21,770 - Pertambangan dan Penggalian 650 670 648 659 708 607 627 631 1,125 1,111 981 925 1,089 - Industri Pengolahan 4,084 4,493 4,530 3,233 3,272 3,137 2,826 2,696 3,406 3,404 3,137 3,115 4,116 - Listrik, Gas dan Air Bersih 50 49 44 68 90 145 203 224 248 243 235 217 218 - Bangunan 733 823 938 973 734 935 1,188 1,480 1,231 1,334 1,463 1,392 1,207 - Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2,521 2,639 2,608 2,940 3,087 3,426 3,464 3,698 3,601 3,901 4,136 4,198 4,242 - Pengangkutan dan Komunikasi 1,349 1,407 1,368 1,422 1,311 1,257 1,272 1,189 1,132 1,109 1,103 1,059 948 - Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1,758 2,119 2,191 2,207 2,370 2,467 2,577 2,458 2,576 2,691 2,701 2,849 3,099 - Jasa-Jasa 190 223 235 209 213 238 224 231 311 274 310 310 311 - Lainnya 347 57 57 71 44 45 44 50 43 36 21 20 17 Kredit Perseorangan (Rp Miliar) 29,230 30,801 31,036 31,659 31,732 32,511 32,822 34,079 38,794 36,483 37,254 38,231 38,539 - Modal Kerja 7,795 8,153 8,088 8,159 8,102 8,348 8,379 8,561 9,010 8,553 8,630 9,184 8,940 - Investasi 4,725 5,391 5,442 5,453 5,471 5,293 5,227 5,097 5,650 5,388 5,675 5,677 6,096 - Konsumsi / Sektor Rumah Tangga 16,710 17,258 17,506 18,047 18,159 18,870 19,216 20,420 24,134 22,542 22,948 23,371 23,503 Kredit Rumah Tangga (Rp Miliar) 16,710 17,258 17,506 18,047 18,159 18,870 19,216 20,420 22,121 22,542 22,948 23,371 23,503 - Perumahan 3,501 3,659 3,736 3,904 4,073 4,312 4,510 4,792 5,062 5,334 5,598 5,879 6,100 - Ruko/Rukan 843 886 876 871 851 868 831 838 820 807 791 774 758 - Kendaraan 1,690 1,678 1,723 1,664 1,645 1,659 1,664 1,737 1,870 1,980 2,046 2,073 2,084 - Peralatan 25 33 35 40 43 51 65 78 93 113 125 136 127 - Multiguna 10,236 10,545 10,651 11,046 11,071 11,307 11,454 12,236 13,699 13,743 13,807 13,872 13,822 - Lainnya 415 456 484 521 476 672 692 739 576 564 581 637 612 Kredit UMKM (Rp Miliar) 14,383 15,175 15,878 16,501 18,945 17,828 18,127 18,904 18,519 19,243 19,320 19,933 20,186 - Mikro 3,021 3,045 2,956 2,961 2,959 3,042 3,164 3,302 3,311 3,490 3,632 3,711 3,758 - Kecil 4,916 5,497 6,158 6,366 6,376 6,848 6,903 7,048 6,828 7,045 7,217 7,375 7,577 - Menengah 6,446 6,633 6,764 7,174 9,610 7,938 8,061 8,554 8,380 8,708 8,471 8,847 8,850 NPL Umum (%) 3.35 4.37 4.63 3.20 3.37 2.60 2.50 1.87 1.83 1.88 1.80 1.57 1.62 NPL Korporasi (%) 4.81 6.86 6.40 3.66 3.69 2.10 1.66 1.16 1.14 1.10 0.95 0.67 0.70 NPL Perseorangan (%) 2.02 1.95 2.75 2.76 3.04 3.11 3.36 2.58 2.32 2.66 2.65 2.44 2.58 NPL Rumah Tangga (%) 1.11 1.07 1.22 1.08 1.12 1.17 1.16 0.96 0.95 0.87 0.82 0.72 0.77 NPL UMKM (%) 3.98 4.00 3.87 3.10 4.18 4.54 4.90 3.75 3.87 3.99 3.08 2.90 3.16 Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Kliring - Volume (lembar) ###### ###### 223,142 ###### ###### 201,100 213,891 224,935 203,182 202,466 203,182 208,902 170,674 - Nominal (Rp miliar) 10,242 10,776 9,364 10,341 9,799 7,904 9,045 9,455 8,806 8,513 8,806 9,197 7,844 Tunai (Rp Miliar) - Inflow 2,434 1,137 2,688 1,185 2,180 1,293 2,767 1,481 2,829 2,822 2,449 2,082 3,447 - Outflow 961 3,627 1,722 3,096 1,314 3,979 1,731 4,080 1,742 4,567 2,046 4,079 (1,563) - Netflow 1,473 (2,490) 966 (1,911) 865 (2,686) 1,036 (2,600) 1,087 (1,745) 403 (1,997) 1,884 2018 Indikator 2016 2017

(15)

BAB 1

Perkembangan Ekonomi Makro

Daerah

a

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 tumbuh

5,07% (yoy), relatif stabil dan terjaga dibandingkan dengan tingkat

pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya. Dari sisi

permintaan, terjaganya laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat

pada triwulan I 2019 ini didorong oleh kinerja konsumsi domestik yang

tumbuh positif. Dari sisi penawaran, stabilnya pertumbuhan ekonomi

tersebut terutama didorong oleh terjaganya kinerja lapangan usaha

(LU) perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil serta

kembali tumbuh positifnya LU konstruksi.

(16)

Kondisi Umum

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 relatif stabil dan terjaga. Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I 2018 tumbuh 5,07% (yoy), relatif sama

dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya1. Secara regional, terjaganya

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat ini terjadi ditengah pertumbuhan ekonomi Pulau Kalimantan dan nasional yang mengalami perlambatan. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 tersebut juga berada pada tingkat yang sama pada pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan laporan.

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1. 1 Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional 2014-2018

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1. 2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional 2014-2018 Berdasarkan kontribusinya terhadap perekonomian di kawasan Kalimantan, Kalimantan Barat memiliki pangsa sebesar 14,97% pada triwulan I 2019. Pangsa tersebut juga relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 14,98%. Sementara itu, kontribusi total perekonomian kawasan Kalimantan terhadap perekonomian nasional sedikit menurun menjadi sebesar 8,51% pada triwulan I 2019 dibandingkan kontribusi sebesar 8,56% pada triwulan sebelumnya.

Memasuki triwulan II 2019, perekonomian Kalimantan Barat diproyeksikan tumbuh meningkat. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat triwulan II 2019 diperkirakan tumbuh 5,0-5,4% (yoy). Penyebab peningkatan tersebut antara lain diprakirakan berasal dari meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga sebagai komponen dengan pangsa terbesar dalam PDRB Kalimantan Barat seiring dengan momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan liburan sekolah. Di sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja diperkirakan akan terjadi pada lapangan usaha (LU) perdagangan sebagai dampak dari peningkatan kinerja konsumsi tersebut.

(17)

Perkembangan Ekonomi Sisi Permintaan

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2019 Sisi Permintaan ADHK Tahun 2010

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Terjaganya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 ditopang oleh kinerja konsumsi domestik yang tumbuh positif. Seluruh komponen konsumsi domestik tumbuh positif dan meningkat. Pertumbuhan terbesar terjadi pada komponen konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT), seiring dengan peningkatan aktivitas menjelang Pemilihan Umum Calon Legislatif dan Presiden (Pilegpres) 2019. Di sisi lain, kontraksi pada komponen ekspor luar negeri menahan pertumbuhan lebih jauh lagi pada triwulan I 2019. Masih terkontraksinya kinerja ekspor karet dan kayu sebagai komoditas ekspor utama Kalimantan Barat turut berpengaruh terhadap kontraksi pada komponen ekspor luar negeri tersebut.

Berdasarkan komponen pembentuknya, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Barat dari sisi permintaan masih didominasi oleh komponen domestik,

utamanya konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Komponen konsumsi rumah

tangga dan pemerintah masing-masing memiliki pangsa sebesar 53,15% dan 10,22% atau sejumlah 63,37% terhadap total PDRB Kalimantan Barat triwulan I 2019. Adapun komponen lain yang cukup tinggi pangsanya adalah investasi, sebesar 28,67%. Terjaganya perekonomian Kalimantan Barat yang didukung oleh tumbuh positifnya kinerja konsumsi domestik tersebut

tercermin dalam matriks komponen PDRB sisi permintaan (Grafik 1.3). Pada triwulan I 2019,

pertumbuhan seluruh komponen konsumsi domestik berada di atas threshold2, dibandingkan

dengan triwulan I 2018 yang menunjukkan sebaliknya. Namun demikian dari sisi pangsa, pada triwulan laporan ini baru komponen konsumsi rumah tangga yang pangsanya berada di atas

threshold. Hal ini mencerminkan dominannya peran komponen tersebut dalam perekonomian

Kalimantan Barat.

2019

I II III IV I Pangsa (%) Andil Pertumbuhan (%)

Konsumsi Rumah Tangga 4.32 5.64 4.46 6.44 6.08 5.57 5.98 53.15 3.15

Konsumsi LNPRT 10.75 9.68 6.73 13.23 9.91 8.94 10.07 1.21 0.12

Konsumsi Pemerintah 5.86 3.82 4.63 2.06 7.10 1.94 6.42 10.22 0.65

PMTB 2.33 2.82 1.47 6.56 3.92 (0.33) 1.77 28.67 0.52

Ekspor Luar Negeri 42.80 1.62 23.70 (5.56) (11.77) 2.04 (8.92) 10.29 -1.06

Impor Luar Negeri (1.97) 18.34 32.42 11.44 12.44 20.17 1.87 4.82 0.09

PDRB 5.17 5.06 5.06 5.15 4.97 5.07 5.07 100.00 5.07 Akselerasi Melambat Triwulan I 2019 2018 Lapangan Usaha 2017 2018

(18)

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1. 3 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Permintaan Triwulan I 2019

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1. 4 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Permintaan Triwulan I 2018

Memasuki triwulan II 2019, perekonomian Kalimantan Barat diproyeksikan tumbuh meningkat. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat triwulan II 2019 diperkirakan tumbuh 5,0-5,4% (yoy). Peningkatan tersebut antara lain didorong oleh meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga seiring dengan momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan liburan sekolah, sebagaimana pola historisnya.

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga tumbuh meningkat. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 5,98% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,57% (yoy). Beberapa momen HBKN seperti Imlek dan Cap Go Meh di triwulan ini ditengarai mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. Selain itu realisasi Bantuan Sosial (Bansos) yang cukup tinggi pada triwulan I 2019 juga menjadi faktor yang mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.

Meskipun pertumbuhan konsumsi rumah tangga meningkat, namun terdapat indikasi bahwa peningkatan tersebut tidak disebabkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat yang dapat mendorong konsumsi. Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Barat maupun Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan I 2019, terlihat adanya penurunan pendapatan masyarakat pada triwulan ini dibandingkan dengan triwulan IV 2018. Hal ini salah satunya tercermin dari masih relatif rendahnya harga komoditas pertanian utama Kalimantan Barat seperti kelapa sawit (dalam bentuk tandan buah segar) akibat turunnya harga internasional pada triwulan I 2019. Demikian halnya dengan indikator lain seperti Nilai Tukar Petani (NTP) yang juga menunjukkan arah yang kembali menurun. NTP Kalimantan Barat pada akhir triwulan I 2019 juga kembali turun hingga berada pada titik terendahnya dalam rentang lima tahun terakhir, yaitu sebesar 92,82.

(19)

Sumber: Survei Konsumen KPwBI Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.5 Hasil Survei Konsumen

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.6 Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.7 Perkembangan NTP Kalimantan

Lebih jauh, hasil SK KPwBI Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 juga mencatat adanya penurunan optimisme terhadap kondisi ekonomi secara umum. Rerata Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada triwulan I 2019 adalah sebesar 116,6, menurun dari rerata IKK pada triwulan IV 2018 sebesar 130,9. Penurunan optimisme konsumen pada triwulan I 2019 juga tercermin dari penurunan pada komponen pembentuk IKK yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang menurun dari 120,7 pada triwulan IV 2018 menjadi 93,8. Namun demikian pada komponen IKK lain yaitu Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat mengalami peningkatan menjadi 137,0 dari sebelumnya sebesar 132,5 pada triwulan IV 2018.

Memasuki triwulan II 2019, konsumsi rumah tangga diprakirakan meningkat. Hal tersebut terindikasi dari nilai ITK pada triwulan II 2019 yang sebesar 103,93 atau lebih tinggi dibandingkan dengan 101,78 pada triwulan I 2019. Faktor pendorong meningkatnya ITK tersebut utamanya berasal dari indeks perkiraan pendapatan Rumah Tangga Mendatang yang berada cukup tinggi dari ambang batasnya, yaitu mencapai 116,34. Selain itu, meningkatnya keyakinan akan tingkat konsumsi rumah tangga ke depan juga tercermin dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Survei Konsumen Mei 2019 menjadi 128,4 dari 115,4 pada Maret 2018.

(20)

1.2.2 Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT)

Pertumbuhan Konsumsi LNPRT meningkat. Peningkatan tersebut yaitu dari 8,94% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 10,07% (yoy). Terdapat beberapa faktor yang mendorong peningkatan kinerja konsumsi LNPRT tersebut pada triwulan I 2019. Diantaranya faktor tersebut adalah berbagai persiapan terkait HKBN di triwulan I 2019 serta pelaksanaan Pilegpres pada April 2019.

Pada triwulan II 2019, komponen konsumsi LNPRT diproyeksikan kembali meningkat. Hal ini terkait dengan peningkatan kegiatan LNPRT dalam rangka pelaksanaan Pilegpres pada April 2019. Peningkatan kegiatan LNPRT juga diperkirakan akan terjadi seiring dengan perayaan HBKN (Ramadhan dan Idul Fitri) pada tengah tahun. Selanjutnya, akan diselenggarakannya kegiatan yang berskala nasional seperti Seleksi Tilawatil Quran (STQ) ke-25 di akhir triwulan II 2019 juga diprakirakan dapat meningkatkan kinerja LNPRT pada triwulan tersebut.

1.2.3 Konsumsi Pemerintah

Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan I 2019 meningkat. Konsumsi pemerintah pada triwulan I 2019 tercatat meningkat dari 1,94% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 6,42% (yoy). Meningkatnya konsumsi pemerintah pada triwulan I 2019 utamanya disebabkan oleh meningkatnya persentase penyerapan belanja pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Kementerian/Lembaga di Kalimantan Barat. Di tengah pagu total belanja APBN di Kalimantan Barat pada tahun 2019 yang menurun hingga hampir 17% dibandingkan dengan tahun lalu, persentase realisasi penyerapan APBN di Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 22,91% atau lebih tinggi dibandingkan dengan persentase penyerapan belanja APBN pada periode yang sama di tahun lalu yang mencapai 21,43%.

Sumber: BPKPD & Kanwil DJPb Prov. Kalbar

(21)

Memasuki triwulan II 2019, konsumsi pemerintah diperkirakan kembali dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2019. Mulai berjalannya kegiatan pembangunan di triwulan II setelah tertahan di triwulan I sebagaimana pola historisnya diprakirakan dapat meningkatkan serapan belanja modal. Selain itu, pencairan THR pada akhir Mei 2019 juga dapat menjadi pendorong peningkatan kinerja konsumsi pemerintah di triwulan II 2019.

1.2.4 Investasi

Kinerja investasi pada triwulan I 2019 meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kinerja investasi yang tercermin melalui indikator Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) meningkat dari -0,33% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 1,77% (yoy). Peningkatan kinerja investasi disinyalir lebih disebabkan oleh peningkatan realisasi investasi swasta, sedangkan realisasi investasi pemerintah pada triwulan I masih belum optimal sebagaimana pola historisnya. Hal ini tercermin dari peningkatan realisasi investasi triwulan I 2019 di Kalimantan Barat, baik dari sisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Di sisi lain, realisasi belanja modal pemerintah melalui APBD dan APBN masih relatif terbatas.

Realisasi PMDN pada triwulan I 2019 tercatat sebesar Rp2.572,35 miliar atau tumbuh sebesar 2,28% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2018 yang sebesar Rp2.515,08 miliar. Peningkatan realisasi PMDN utamanya terjadi pada sektor sekunder. Berdasarkan bidang usahanya, bidang usaha industri makanan mengalami peningkatan PMDN terbesar, dari Rp547,29 miliar pada triwulan I 2018 menjadi Rp925,47 miliar pada triwulan I 2019. Peningkatan realisasi investasi pada pada bidang usaha industri makanan ini antara lain tercermin dari pertumbuhan produksi industri makanan dalam skala besar sedang di Kalimantan Barat hingga 28,02% (yoy).

Sementara itu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada triwulan I 2019 tercatat sebesar USD 185,14 juta atau meningkat sebesar 284,26% (yoy) dibandingkan dengan triwulan I 2018 yang sebesar USD 48,18 juta. Peningkatan realisasi PMA terpantau terjadi pada seluruh sektor, dengan sektor sekunder menjadi sektor yang mengalami peningkatan PMA terbesar. Peningkatan PMA terbesar diterima oleh bidang usaha listrik, gas dan air dari USD302,79 ribu pada triwulan I 2018 menjadi USD68,89 juta pada triwulan I 2019. Salah satu pendorong peningkatan PMA tersebut berasal dari realisasi investasi pada proyek PLTU Kalbar-1

(22)

Sumber: DPMPTSP Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.9 Perkembangan PMA

Sumber: DPMPTSP Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.10 Perkembangan Jumlah Proyek PMA

Sumber: DPMPTSP Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.11 Perkembangan PMDN

Sumber: DPMPTSP Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.12 Perkembangan Jumlah Proyek PMDN

Pada sisi realisasi belanja modal pemerintah, siklus historis ditengarai menyebabkan serapan belanja modal belum optimal. Meskipun meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, namun persentase realisasi belanja modal pada APBD total pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 belum mencapai 1% dari total pagunya. Sebaliknya, persentase realisasi belanja modal pada APBN hingga triwulan I 2019 justru mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan I 2018. Persentase realisasi belanja modal APBN pada triwulan I 2019 baru mencapai 7,00%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2018 yang mencapai 10,58%.

Secara spasial, Ketapang masih menjadi tujuan investasi utama PMA sepanjang triwulan I 2019, diikuti oleh Bengkayang dan Sanggau. Realisasi investasi PMA di Ketapang pada triwulan I 2019 mencapai USD76,62 juta, sementara Bengkayang dan Sanggau memperoleh realisasi PMA sebesar USD68,89 juta dan USD28,84 juta. Sementara itu, realisasi investasi PMDN terbesar di triwulan I 2019 terdapat di Sintang dengan realisasi investasi mencapai

Sumber: DPMPTSP Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.13 Komposisi PMDN

Sumber: DPMPTSP Prov. Kalbar, diolah

(23)

Rp561,00 miliar, disusul Sanggau sebesar Rp554,17 miliar dan Melawi sebesar Rp355,94 miliar. Tingginya PMA di Ketapang terkait dengan keberadaan kawasan industri dan smelter alumina, sedangkan tingginya PMDN di Sintang disinyalir didorong oleh aktivitas perkebunan sawit.

Pada triwulan II 2019, kinerja investasi diprakirakan meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2019. Hal ini diantaranya tercermin dari peningkatan pertumbuhan kredit investasi di Kalimantan Barat pada April 2019. Kredit investasi pada April 2019 tumbuh

meningkat menjadi 7,80% (yoy) dari 6,99% (yoy) pada triwulan I 2019. Peningkatan ini terjadi

seiring dengan peningkatan kredit pada LU konstruksi yang mengindikasikan adanya peningkatan investasi pada kegiatan konstruksi. Selanjutnya, relatif belum optimalnya realisasi belanja modal pemerintah di triwulan I membuka ruang bagi peningkatan realisasi belanja modal di triwulan II.

1.2.5 Ekspor-Impor

1.2.5.1 Ekspor Luar Negeri

Pertumbuhan komponen ekspor luar negeri pada triwulan I 2019 terkontraksi. Kinerja ekspor luar negeri Kalimantan Barat turun menjadi -8,92% (yoy) menjadi 2,04% (yoy). Penurunan ini tidak lepas dari menurunnya kinerja beberapa komoditas ekspor utama Kalimantan Barat seperti karet dan alumina. Pertumbuhan ekspor karet Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 masih terkontraksi hingga 5,31% (yoy) sebagaimana kontraksi yang dialami pada triwulan IV 2018 yang sebesar 12,27% (yoy). Kontraksi pertumbuhan ekspor juga dialami oleh komoditas alumina pada triwulan I 2019 yaitu menjadi -8,58% (yoy) dari sebelumnya 32,78% (yoy) pada triwulan IV 2018. Penurunan kinerja ekspor karet tidak terlepas dari turunnya produksi karet Kalimantan Barat pada triwulan tersebut. Sementara itu, meskipun produksi alumina meningkat namun turunnya harga komoditas tersebut di pasar internasional berdampak pada turunnya kinerja ekspor komoditas tersebut.

(24)

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.16 Perbandingan Proporsi Komoditas Ekspor Hingga Triwulan I 2019

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Karet

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.18 Perkembangan Ekspor Alumina

Komposisi negara tujuan ekspor utama Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 relatif masih sama seperti triwulan sebelumnya. Tiongkok, Malaysia, India dan Jepang merupakan pasar terbesar bagi komoditas ekspor Kalimantan Barat. Pangsa keempat negara tersebut dalam menyerap produk ekspor Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 mencapai 84,73% dari total ekspor Kalimantan Barat. Alumina merupakan komoditas ekspor utama Kalimantan Barat ke India dan Malaysia dengan pangsa masing-masing mencapai 83,24% dan 52,44% dari total ekspor Kalimantan Barat ke masing-masing negara tersebut. Sementara itu, Malaysia menyerap 100% ekspor CPO Kalimantan Barat, dengan pangsa mencapai 33,64% dari total barang yang diekspor dari Kalimantan Barat ke Malaysia. Adapun Korea Selatan dan Jepang masih menjadi negara tujuan ekspor karet Kalimantan Barat, dengan pangsa serapan masing-masing sebesar 64,11% dan 39,26% dari total ekspor Kalimantan Barat ke negara-negara tersebut pada triwulan I 2019.

(25)

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.19 Distribusi Negara Tujuan Ekspor Triwulan I 2019

Ekspor luar negeri Kalimantan Barat pada triwulan II 2019 diprakirakan tumbuh terbatas. Hal ini terindikasi diantaranya dari peningkatan produksi karet pada April 2019 ditengah relatif membaiknya harga karet internasional beberapa bulan terakhir. Peningkatan produksi juga terpantau terjadi pada komoditas CPO, meskipun harga internasionalnya relatif masih belum sebaik tahun lalu. Namun demikian, masih terus berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok juga berisiko menahan pertumbuhan ekspor Kalimantan Barat. Alumina dan bauksit merupakan komoditas yang rentan terdampak terhadap perkembangan ekonomi Tiongkok, mengingat selama ini Tiongkok menjadi tujuan utama ekspor kedua komoditas tersebut. Selain itu kebijakan terbaru Uni Eropa terkait dengan pembatasan penggunaan CPO untuk biosolar juga dapat berdampak pada tertahannya ekspor CPO Kalimantan Barat.

Sumber: Bloomberg, diolah

Grafik 1.20 Harga Internasional Karet dan CPO 2015-April 2019 1.2.5.2 Impor Luar Negeri

Aktivitas impor luar negeri Kalimantan Barat menurun pada triwulan I 2019. Kinerja impor luar negeri melambat dari 20,17% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 1,87% (yoy).

(26)

bahan baku terkontraksi hingga -4,07% (yoy) dibandingkan dengan triwulan IV 2018 yang tumbuh sebesar 1,73% (yoy). Penurunan kinerja impor barang konsumsi merupakan dampak dari menurunnya permintaan terhadap bahan baku pakan ternak, dengan pangsa mencapai lebih 90% dari total impor barang konsumsi tersebut. Sementara itu, menurunnya kinerja impor barang bahan baku antara lain merupakan dampak dari menurunnya impor kaustik soda/soda api yang digunakan untuk industri pengolahan bahan kimia.

Perlambatan impor lebih lanjut tertahan oleh meningkatnya kinerja impor pada komponen barang modal. Pada triwulan I 2019, pertumbuhan impor barang bahan baku meningkat menjadi 24,43% (yoy) dari 12,26% (yoy) pada triwulan IV 2018. Peningkatan ini antara lain didorong oleh masih tingginya impor pembangkit listrik dan suku cadang berbagai mesin-mesin industri.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.21 Perkembangan Volume dan Nilai Impor

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.22 Pertumbuhan Impor Barang Modal

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.23 Pertumbuhan Impor Barang Konsumsi

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.24 Komposisi Komponen Impor

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.25 Pergerakan Pertumbuhan Komponen Impor

(27)

Berdasarkan negara asalnya, pada triwulan I 2018 terdapat dua negara asal impor utama Kalimantan Barat yaitu Malaysia dan Tiongkok dengan proporsi masing-masing yaitu 46,48% dan 33,77%. Tingginya impor dari Malaysia masih disebabkan oleh kebutuhan listrik, dengan pangsa mencapai 83,65% dari total nilai impor Kalimantan Barat yang berasal dari Malaysia pada triwulan I 2019. Adapun impor mesin pembangkit masih mendominasi impor Kalimantan Barat dari Tiongkok pada triwulan I 2019, dengan pangsa mencapai 35,20% dari total impor.

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.26 Distribusi Negara Asal Impor Triwulan I 2019

Pada triwulan II 2019 komponen impor luar negeri diprakirakan meningkat.

Peningkatan tersebut terindikasi dari meningkatnya realisasi PMA dan PMDN pada triwulan I

2019 ini. Masuknya investasi terutama PMA dalam proyek PLTU Kalbar 1 diprakirakan akan meningkatkan kebutuhan barang modal yang terkait dengan proyek tersebut di triwulan II 2019. Namun demikian, secara umum impor Kalimantan Barat didominasi oleh impor untuk kegiatan produktif yang tercermin dari besarnya pangsa barang bahan baku dan modal dibandingkan dengan barang konsumsi.

1.2.5.3 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Barat

Berdasarkan perkembangan ekspor dan impor luar negeri Kalimantan Barat sepanjang triwulan I 2019, neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Barat terpantau masih berada pada kondisi surplus. Kondisi surplus neraca perdagangan ini terjadi seiring dengan peningkatan yang lebih tinggi pada komponen ekspor luar negeri Kalimantan Barat relatif terhadap nilai impor luar negeri. Neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 masih mengalami surplus sebesar USD253 juta, namun menurun jika dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya yang surplus sebesar USD292 juta.

(28)

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.27 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Barat

Perkembangan Ekonomi Sisi Penawaran: Lapangan Usaha (LU)

Ditinjau dari sisi penawaran, stabilnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 ditopang oleh masih baiknya pertumbuhan kinerja LU utama yaitu konstruksi serta perdagangan besar dan eceran. Selain itu, kinerja yang cukup baik juga terpantau pada LU lainnya seperti informasi dan komunikasi serta administrasi pemerintah. Di sisi lain, melambatnya kinerja LU utama lainnya yaitu pertanian serta industri pengolahan serta kontraksi pertumbuhan pada LU jasa keuangan dan asuransi menahan pertumbuhan yang lebih tinggi lagi pada triwulan tersebut.

Berdasarkan pangsanya, perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 masih didominasi oleh empat LU utama. LU pertanian, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi merupakan LU utama dengan total pangsa sebesar 66,57% terhadap ekonomi Kalimantan Barat triwulan I 2019. LU pertanian masih mendominasi pangsa terhadap PDRB dengan pangsa sebesar 26,44%, diikuti oleh industri pengolahan sebesar 15,76%, selanjutnya perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta konstruksi

masing-masing sebesar 14,42% dan 9,95%. Dari sisi kontribusi atau andil terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat

pada triwulan I 2019, pertumbuhan LU pertanian masih memiliki andil terbesar pada pembentukan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat. Andil LU pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2019 tercatat sebesar 1,37%. LU lainnya dengan andil yang tinggi terhadap realisasi pertumbuhan pada triwulan I 2019 antara lain industri pengolahan (1,03%), perdagangan besar dan eceran (0,75%) serta informasi dan komunikasi (0,57%).

(29)

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2019 Sisi Penawaran ADHK Tahun 2010

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik Grafik 1.28 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Penawaran Triwulan I 2019

2019

I II III IV I Pangsa (%) Andil Pertumbuhan (%)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.54 6.68 7.31 6.76 5.14 7.43 5.20 26.44 1.37

Pertambangan dan Penggalian 1.03 7.45 3.28 8.48 7.53 9.86 9.33 4.13 0.37

Industri Pengolahan 3.03 2.75 0.85 (0.41) 1.43 9.16 6.60 15.76 1.03

Listrik, Gas dan Es 4.51 3.58 1.91 4.34 4.13 3.90 4.69 0.10 0.00

Air, Sampah, Limbah 4.61 4.63 3.16 4.19 4.13 7.07 4.70 0.14 0.01

Konstruksi 6.68 1.94 (0.03) 3.14 6.45 (1.53) 1.45 9.95 0.15

Perdagangan Besar dan Eceran 3.91 4.59 3.57 5.31 4.58 4.85 5.21 14.42 0.75

Transportasi dan Pergudangan 4.66 7.47 7.68 8.64 6.34 7.26 5.94 4.16 0.24

Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 3.82 6.99 5.45 5.99 7.75 8.69 5.30 2.24 0.12

Informasi dan Komunikasi 16.44 6.91 10.16 4.20 5.44 8.27 11.88 5.15 0.57

Jasa Keuangan dan Asuransi 7.28 8.15 21.39 21.41 5.96 (11.86) -10.64 3.58 -0.45

Real Estate 2.53 4.11 2.43 3.01 4.75 6.13 4.75 2.74 0.13

Jasa Perusahaan 1.27 4.06 5.44 3.88 3.18 3.76 4.71 0.46 0.02

Administrasi Pemerintahan 4.77 5.73 6.90 2.59 7.20 6.30 7.38 4.65 0.34

Jasa Pendidikan 1.44 3.41 6.54 4.76 3.24 0.02 5.92 3.61 0.21

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.89 6.73 3.47 8.48 9.66 5.35 8.09 1.42 0.11

Jasa lainnya 6.25 5.43 1.52 7.55 7.34 5.28 8.11 1.06 0.06 Total (yoy) 5.17 5.06 5.06 5.15 4.97 5.07 5.07 100.00 5.07 Akselerasi Melambat Triwulan I 2019 Lapangan Usaha 2017 2018 2018

(30)

Sumber: BPS Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.29 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Penawaran Triwulan I 2018

Berdasarkan analisis pemetaan matriks komponen sisi penawaran PDRB Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 dapat diketahui bahwa hanya terdapat satu LU yang termasuk dalam pemetaan kuadran potensial, yaitu LU industri pengolahan. Kuadran potensial (kuadran empat) didefinisikan sebagai klasifikasi pemetaan LU dengan tingkat pertumbuhan

tahunan yang tinggi serta memiliki pangsa terhadap perekonomian yang cukup besar3. Adapun

LU dengan pangsa relatif rendah namun pertumbuhannya relatif tinggi atau terpetakan dalam kuadran satu yaitu LU informasi dan komunikasi, pertambangan dan penggalian, jasa kesehatan, jasa lainnya, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, transportasi dan pergudangan, jasa pendidikan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum.

Pada triwulan I 2019, LU industri pengolahan menjadi LU dengan pertumbuhan tahunan positif dengan pangsa yang cukup tinggi sehingga dalam matriks tersebut masuk pada kuadran empat, sedangkan pada triwulan yang sama pada tahun sebelumnya LU tersebut berada pada kuadran tiga. Sebaliknya, LU pertanian yang pada triwulan I 2018 berada pada kuadran empat bergeser turun ke kuadran tiga pada triwulan I 2019. Bergesernya posisi LU tersebut ke kuadran tiga sejalan dengan melambatnya pertumbuhan yang dialami LU tersebut di triwulan IV 2018 yang antara lain disebabkan oleh menurunnya hasil panen padi.

Memasuki triwulan II 2019, perekonomian Kalimantan Barat diproyeksikan tumbuh meningkat. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat triwulan I 2019 diperkirakan tumbuh 5,0-5,4% (yoy). Secara lapangan usaha, penyebab peningkatan tersebut antara lain diprakirakan

3 Threshold yang digunakan dalam pemetaan matriks adalah 5,21% sebagai batas pada pertumbuhan

ekonomi daerah dan 5,88% sebagai batas pada pangsa komponen PDRB. Penentuan batas threshold yang digunakan merupakan rata-rata pertumbuhan dan pangsa lapangan usaha pada triwulan berjalan.

(31)

berasal dari meningkatnya kinerja LU pertanian dan perdagangan. Meningkatnya kinerja LU pertanian di triwulan II 2019 antara lain diprakirakan akibat bergesernya masa panen pada akhir triwulan I 2019 lalu. Sementara itu, peningkatan kinerja pada LU perdagangan terjadi seiring dengan prakiraan meningkatnya konsumsi masyarakat.

1.3.1 Konstruksi

Pertumbuhan LU konstruksi pada triwulan I 2019 meningkat menjadi sebesar 1,45% (yoy) setelah pada triwulan IV 2018 terkontraksi hingga -1,53% (yoy). Peningkatan pada LU konstruksi ini terjadi ditengah belum optimalnya serapan belanja modal pemerintah hingga triwulan I 2019, sebagaimana pola historisnya. Pada total APBD Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat, meskipun persentase realisasi belanja modal hingga triwulan I 2019 meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, namun serapannya masih di bawah satu persen. Adapun di sisi APBN, persentase realisasi belanja modal di tahun 2019 justru terpantau menurun. Hal tersebut tercermin pada masih relatif rendahnya pencapaian kemajuan beberapa proyek infrastruktur berdasarkan persentase realisasi belanja modal APBN di Kalimantan Barat hingga triwulan I 2019 yang juga baru mencapai hampir tujuh persen. Berdasarkan pagunya, pada total APBD Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat tahun 2019 terjadi kenaikan belanja modal sebesar 2,88% dibandingkan dengan tahun lalu seiring dengan meningkatnya anggaran belanja total. Namun demikian, pada APBN justru mengalami penurunan pagu belanja modal hingga 35,43%.

Tabel 1. 3 Penyerapan Belanja Modal APBD Kalimantan Barat dan APBN Triwulan I 2019

Sumber: BPKPD dan Kanwil DJPb Prov. Kalbar, diolah

Peningkatan kinerja LU konstruksi disinyalir lebih disebabkan oleh proyek pembangunan yang dilakukan oleh pihak swasta. Hal ini tercermin dari peningkatan realisasi PMA dan PMDN di Kalimantan Barat pada triwulan I 2019. Realisasi PMA yang terpantau cukup besar antara lain adalah pada proyek pembangunan PLTU Kalbar 1 yang berkapasitas 2 x 100 MW di Bengkayang. Dengan target beroperasi pada tahun 2020, maka diperkirakan sepanjang tahun ini proses pembangunan pada proyek tersebut akan terus diintensifkan. Selain itu, masih

2018 2019 2018 2019 2018 2019 APBD Realisasi

APBD (Total Prov + Kab/Kota) 5,056.28 5,202.12 16.03 18.04 0.32 0.35 2.88 12.55 APBN 3,268.95 2,110.83 345.95 147.84 10.58 7.00 (35.43) (57.27)

(32)

Tabel 1. 4 Penyerapan Belanja APBN Kelompok Belanja Infrastruktur Provinsi Kalimantan Barat

Sumber: Kanwil DJPb Prov. Kalbar, diolah

Peningkatan pertumbuhan LU konstruksi juga tercermin dari membaiknya kontraksi pertumbuhan konsumsi semen dan beberapa material konstruksi di Kalimantan Barat pada triwulan I 2019. Kontraksi pertumbuhan konsumsi semen Kalimantan Barat pada triwulan IV 2018 yang mencapai -16,95% (yoy) membaik pada triwulan I 2019 menjadi sebesar -6,40% (yoy). Pertumbuhan konsumsi semen juga sejalan dengan impor material semen (SITC 661) pada triwulan I 2019 tumbuh sebesar 3,45% (yoy), meningkat setelah mengalami kontraksi cukup dalam hingga -31,78% (yoy) pada periode sebelumnya. Hal ini mengindikasikan meningkatnya kebutuhan semen sebagai bahan baku utama kegiatan konstruksi di Kalimantan Barat pada triwulan I 2019.

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia, diolah

Grafik 1.30 Konsumsi Semen

Sumber: Bea Cukai Prov. Kalbar , diolah

Grafik 1.31 Impor Material Konstruksi

Di sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit konstruksi di Kalimantan Barat juga mengalami perbaikan. Meski masih terkontraksi, kredit konstruksi pada triwulan I 2019 tumbuh -0,08% (yoy), meningkat dibandingkan dengan -2,20% (yoy) pada triwulan IV 2018. Namun demikan, perbaikan pertumbuhan kredit konstruksi pada triwulan I 2019 tersebut tidak diiringi

Realisasi %

1 Pembangunan Stasiun Karantina PLBN Entikong 0.17 - 0.00 2 Peningkatan Layanan Transportasi Darat Wilayah XIV 61.73 - 0.00 3 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 5.33 - 0.00 4 Rehabilitasi Jalan dan Jembatan 73.86 7.87 10.65 5 Peningkatan Layanan Kenavigasian 8.09 - 0.00 6 Peningkatan Layanan Bandar Udara 69.38 2.25 3.24 7 Peningkatan Layanan Pelabuhan 24.25 4.78 19.72 8 Pemeliharaan Sumber Daya Air Kalimantan I 331.50 29.61

9 Pararel Perbatasan Nanga Badau-Entikong-Aruk-Temajok 10.22 - 0.00 10 Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Prov. Kalimantan Barat 209.11 7.86 3.76 11 Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Prov. Kalimantan Barat 330.63 21.29 6.44 12 Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Prov. Kalimantan Barat 168.40 18.42 10.94 13 Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Sungai Kapuas 153.08 11.13 7.27 14 Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Sungai Kapuas 37.73 - 0.00

1,483.49

103.21 6.96

No Proyek Pagu Triwulan I

(33)

dengan perbaikan kualitas kreditnya. Hal tersebut terpantau dari meningkatnya rasio NPL kredit konstruksi yang tercatat sebesar 8,46%, lebih tinggi dari 5,03% pada triwulan IV 2018.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 1.32 Perkembangan Kredit Konstruksi

Sumber: LBU, diolah

Grafik 1.33 Pertumbuhan Kredit dan NPL LU Konstruksi

Pada triwulan II 2019 laju pertumbuhan LU konstruksi diprakirakan mengalami peningkatan. Rencana kenaikan harga rumah subsidi pada kisaran 3%-7,5% di tahun ini diprakirakan akan mendorong pembangunan rumah subsidi di Kalimantan Barat. Selain itu, peningkatan realisasi investasi khususnya dari sisi PMA juga ditengarai akan berdampak pada meningkatnya kegiatan konstruksi di triwulan II 2019. Belum optimalnya proses pencairan anggaran pemerintah (pusat dan daerah) pada triwulan I 2019 lalu juga akan membuka ruang bagi akselerasi realisasi belanja modal yang dapat berdampak pada kinerja LU konstruksi.

1.3.2 Pertanian

Kinerja LU pertanian pada triwulan I 2019 mengalami perlambatan. Pertumbuhan LU pertanian pada triwulan tersebut tercatat sebesar 5,20% (yoy) atau melambat dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 7,43% (yoy). Melambatnya kinerja LU pertanian pada triwulan I 2019 ini antara lain didorong oleh penurunan produksi komoditas kelapa sawit. Sementara itu, komoditas pertanian lainnya seperti padi meskipun produksinya meningkat dibandingkan dengan triwulan lalu, namun mengalami kontraksi pertumbuhan. Sebaliknya, komoditas karet meskipun produksinya menurun namun mengalami pertumbuhan produksi yang meningkat sehingga dapat menahan perlambatan pertumbuhan LU pertanian lebih tinggi lagi pada triwulan I 2019.

Kinerja produksi padi Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 menurun. Pertumbuhan produksi padi yang tercermin melalui luas lahan panen pada triwulan I 2019 terkontraksi hingga

(34)

Penurunan luasan lahan panen pada triwulan I 2019 terjadi pada hampir seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat. Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, Landak mengalami penurunan luas lahan panen terbesar hingga 10,37 ribu hektar, yaitu dari 29,52 ribu hektar pada triwulan I 2018 menjadi 19,16 ribu hektar. Penurunan luas lahan panen di Landak merupakan dampak dari bencana banjir yang terjadi pada pertengahan triwulan tersebut. Di sisi lain, peningkatan luas lahan panen hanya terjadi di Sanggau dan Sintang. Kedua daerah tersebut mengalami peningkatan luas lahan masing-masing hingga 9,80 ribu dan 0,29 ribu hektar.

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Kalbar, diolah

2019

I II III IV I II III IV I Tw IV 2018 (ha) Tw I 2018 (ha)

Sambas 23,500 4,543 40,693 3,429 66,348 3,391 44,158 2,820 60,559 57,739 (5,789) Bengkayang 14,211 510 7,459 768 15,045 2,613 10,294 7,325 10,138 2,813 (4,907) Landak 29,706 6,070 16,372 9,204 29,524 5,739 19,340 10,354 19,157 8,803 (10,367) Mempawah 11,864 2,025 10,620 845 12,361 1,753 10,798 2,886 9,571 6,685 (2,790) Sanggau 22,299 5,044 10,446 16,068 24,799 8,124 17,010 18,279 34,601 16,322 9,802 Ketapang 17,735 12,866 3,893 295 19,845 13,986 4,272 46 15,871 15,825 (3,974) Sintang 10,916 1,422 2,592 75 12,794 1,143 4,800 83 13,081 12,998 287 Kapuas Hulu 6,667 89 2,222 914 8,498 253 2,797 1,114 7,705 6,591 (793) Sekadau 6,791 845 1,079 390 6,254 1,709 1,648 1,132 4,851 3,719 (1,403) Melawi 4,653 215 640 - 4,100 358 1,903 133 3,593 3,460 (507) Kayong Utara 10,261 7,875 2,662 1,046 6,932 10,740 1,978 944 5,445 4,501 (1,487) Kubu Raya 35,856 10,567 4,549 1,446 35,279 8,360 3,206 3,174 28,753 25,579 (6,526) Pontianak 178 - 38 21 175 - 77 54 151 97 (24) Singkawang 2,611 213 2,898 205 2,562 342 2,163 27 2,395 2,368 (167) Total 197,248 52,284 106,163 43,317 244,516 58,511 124,444 48,371 215,871 167,500 (28,645)

Kabupaten/Kota 2017 2018 Perubahan Luas Panen Terhadap

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.34 Perkembangan Luas Lahan Tanam Sawah

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.35 Perkembangan Luas Lahan Panen Sawah

Sumber: Dinas Pertanian Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.36 Perkembangan Luas Lahan Puso

(35)

Kinerja produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit pada triwulan I 2019 juga mengalami penurunan. Produksi TBS pada triwulan I 2019 tercatat turun dari 10,72% (yoy) pada triwulan IV 2018 menjadi 6,76% (yoy). Faktor cuaca menjadi penyebab turunnya produksi TBS pada triwulan I 2019. Di sisi lain, menurunnya produksi TBS ini berdampak pada membaiknya harga TBS Kalimantan Barat sepanjang triwulan I 2019. Rerata harga TBS Kalimantan Barat pada triwulan I 2019 tercatat sebesar Rp1.237,77/kg, atau lebih tinggi terhadap rerata harga TBS triwulan IV 2018 yang sebesar Rp1.112,96/kg. Namun demikian, jika dibandingkan dengan tingkat harga pada triwulan yang sama pada tahun lalu, maka tingkat harga pada triwulan I 2019 ini masih lebih rendah 19,62% (yoy).

Sumber: Dinas Perkebunan Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.37 Perkembangan Produksi TBS

Sumber: Dinas Perkebunan Prov. Kalbar, diolah

Grafik 1.38 Perkembangan Harga TBS Di sisi lain, pertumbuhan produksi karet slab di Kalimantan Barat tercatat meningkat meskipun secara volume produksi menurun. Pertumbuhan produksi karet slab pada triwulan I 2019 tercatat 9,99% (yoy) meningkat dari sebelumnya -0,61% (yoy) pada triwulan IV 2018.

Secara volume produksi, volume produksi karet pada triwulan I 2019tercatat sebesar 53,42 ribu

ton atau menurun dibandingkan dengan produksi pada triwulan IV 2018 sebesar 61,77 ribu ton. Namun dari sisi harga, karet slab tercatat meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2018. Pada triwulan I 2019, rerata harga karet slab Kalimantan Barat adalah Rp16.591,81/kg atau meningkat dibandingkan dengan rerata harga pada triwulan IV 2019 sebesar Rp16.442/kg. Namun demikian, jika dibandingkan dengan tingkat harga pada triwulan yang sama tahun lalu, maka tingkat harga saat ini masih lebih rendah 3,64% (yoy). Sejauh ini harga karet di tingkat petani saat ini masih relatif rendah, yaitu di bawah Rp10.000/kg. Dalam kondisi demikian, petani biasanya akan menyimpan terlebih dahulu karet dengan cara dibekukan dan baru akan dijual ketika harga sudah relatif stabil.4

Gambar

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2019 Sisi Permintaan ADHK Tahun 2010
Grafik 1.27 Neraca Perdagangan Luar Negeri Kalimantan Barat
Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Triwulan I 2019 Sisi Penawaran ADHK Tahun 2010
Grafik 1.29 Pemetaan Matriks Komponen PDRB Sisi Penawaran Triwulan I 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan pengujian pada semikonduktor kapasitor metal oksida(MOS) dengan bahan oksida Strontium Titanat (SrTiO 3 ) yang disintesis menggunakan metode chemical

1) Pengembangan modul – perancangan, penulisan, ilustrasi, validasi tes dan instrumen evaluasi. 2) Gaji dan upah staf HRD, manajer, dan karyawan lain yang terlibat dalam

Seminar ini diselenggarakan sebagai bentuk pertanggung jawaban tim atas kegiatan karya pengabdian kepada masyarakat yang dilakukannya, untuk dapat diketahui oleh segenap

475 Kelurahan Aek Parombunan Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga telah terjadi tindak pidana Narkotika yang dilakukan oleh Terdakwa JEKSON PARULIAN SIMANULLANG,

Pemasar relung yang sukses dapat berhasil mendominasi pasar segmen kecil yang mereka targetkan sedemikian rupa bahwa mereka "memilikinya" dan pada

Menurut (Yunianta, 2006) kapasitas suatu ruas jalan didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang dapat malintasi suatu ruas jalan yang uniform per jam, dalam satu arah

Budaya religius adalah segala norma, nilai, aturan, kegiatan, perilaku dan asumsi dasar yang dibentuk dan dibiasakan untuk disampaikan kepada seluruh stakeholder

Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat tergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukan secanggih