PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI
DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK
KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV
SEMESTER GASAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Windy Ariezona
091134143
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN JUDUL
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI
DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK
KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV
SEMESTER GASAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Windy Ariezona
091134143
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI
DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK
KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV
SEMESTER GASAL
Oleh:
Windy Ariezona
091134143
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal 11 Juni 2013
Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI
DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK
KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA MATA
PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV
SEMESTER GASAL
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Windy Ariezona
091134143
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
pada tanggal 12 Juli 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.B.S.T.M.A. . . .
Sekretaris : E. Catur Rismianti, S.Pd., M.A., Ed.D. . . .
Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. . . .
Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. . . .
Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A . . .
Yogyakarta, 12 Juli 2013
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
MOTTO
Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka yang bersemangat
mengerjakannya. (Abraham Lincoln)
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.
(Aristoteles)
Saat ini yang dibutuhkan hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, mata yang akan menatap lebih
lama dari biasanya, leher yang akan sering melihat ke atas, lapisan tekat yang seribu kali lebih kuat dari baja,
hati yang bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang selalu berdoa.
(Film 5 cm)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya sederhana ini kepada:
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan dalam
nafas kehidupan ini.
Kedua orang tua saya, Bapak Sudibyo, S.Pd dan Lasmi, S.Pd yang telah
memberikan dukungan baik moril serta materiil.
Semua orang yang ada di sekitar saya: adik, teman dekat, sahabat, dan
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juni 2013
Penulis
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Windy Ariezona
Nomor Mahasiswa : 091134143
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV Semester Gasal”
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 11 Juni 2013
Yang menyatakan
ABSTRAK
Ariezona, Windy. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Karakter yang dikembangkan ke dalam bahan ajar adalah jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Bahan ajar tersebut diuji kelayakannyadi kelas IV SD Negeri Daratan.
Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 7 langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk (prototipe), 4) validasi, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, dan 7) revisi desain. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dievaluasi dari unsur 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) isi, 4) keterampilan berbahasa, 5) topik, dan 6) metodologi. Berdasarkan validasi dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia kelas IV, dan siswa kelas IV SD Negeri Daratan. Pakar pembelajaran Bahasa Indonesia memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,23 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,06 terhadap bahan ajar dengan kategori
“baik”. Guru Bahasa Indonesia kelas IV memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,58 terhadap bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Siswa kelas IV SD Negeri Daratan memberikan nilai dengan skor rata-rata 4,5 terhadap bahan ajar
dengan kategori “sangat baik”. Bahan ajar tersebut memperoleh skor rata-rata 4,34 dan termasuk dalam kategori “sangat baik”. Dengan demikian bahan ajar yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan kelas IV semester gasal.
ABSTRACT
Ariezona, Windy. 2013. The Development of Teaching Materials Integrated with Character Education for Listening Skills in Bahasa Indonesia for the Fourth Grade of Elementary School in the Odd Semester. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Departement. Sanata Dharma University.
This research was a development research which aimed to produce teaching materials which integrated with character education in listening skill of Bahasa Indonesia for fourth grade of elementary school. The character which inserted into the product were honesty, responsibility, and cooperativeness. The proper of the product has been tested in the fourth grade of Daratan Elementary School.
The development of this teaching material used the development procedure proposed by Jerol E Kemp and Borg and Gall. Both of the procedure are adopted and modified into a simpler development. There were seven steps done in developing teaching materials; 1) the potential and the problem, 2) data collection, 3) product design (prototype), 4) validation, 5) the design revision, 6) design trial, and 7) the design revision. Those steps were done to produce teaching materials which is integrated with character building for teaching listening skill in Bahasa Indonesia in Grade four of elementary school.
The result of the research showed that the development of teaching material was developed and evaluated by considering six aspects; 1) purpose, 2) design and organization, 3) content, 4) language use-skill, 5) topic, and 6) method. According to the validation result done by the expert of Bahasa Indonesia teaching materials for grade four, the product got the average score 4,23; included into very good category of teaching materials. From the character education expert, the product got the average score 4,06; included into good category of teaching materials. The Bahasa Indonesia teacher gave 4,58 for the product and included into very good teaching materials. The students gave 4,5 for the product and also included into very good category teaching materials. The average score is 4,34 and included into very good teaching materials. By considering the result of validation, the teaching materials was good enough to use for teaching and learning Bahasa Indonesia especially for listening skill of grade four students of first semester.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik
secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan
dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., B.S.T., M.A. selaku Ketua Program
Studi PGSD.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang
telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani penulis dengan baik.
6. Ibu Titi Purwaningsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Daratan
yang telah memberikan ijin penelitian untuk mengadakan penelitian di
sekolah.
7. Ibu Painem, S.Pd.SD. selaku guru kelas IV SD Negeri Daratan yang telah
8. Ibu Dr. Yuliana Setianingsih, M.Pd. selaku validator pembelajaran Bahasa
Indonesia yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.
9. Bapak Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pendidikan Karakter
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.
10.Seluruh siswa kelas IV SD Negeri Daratan yang telah membantu selama
penelitian berlangsung.
11.Bapak Sudibyo, S.Pd. dan Ibu Lasmi, S.Pd. selaku orang tua yang setia
memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
12.Adik saya Wiega Sonora yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
13.Teman-teman satu perjuangan skripsi xiaying Bahasa Indonesia: Intan
Reni Wulandari, Agnes Arinjani Puspaningrum, Margareta Erna
Wijayanti, Deny Adventy Sary, Rischa Kristiana, Yohanna Prisca
Apriyani, Domingos De Araujo, Fr. Gorius Geor, Pungki Martianingsih,
dan Hesti Wulandari terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
14.Teman-teman kelas A PGSD 2009 yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
15.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk
bantuan dan dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan
dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari
berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga
bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 11 Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
2.1 Kajian Teori ... 8
2.1.1 Pendidikan Karakter SD ... 8
2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia SD ... 15
2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan di SD Berbasis Karakter ... 19
2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 22
2.2 Penelitian yang Relevan ... 26
2.3 Kerangka Berpikir ... 29
2.4 Pertanyaan Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Prosedur Pengembangan ... 31
3.3 Uji Coba Produk ... 34
3.3.1 Desain Uji Coba ... 34
3.3.2 Subjek Uji Coba ... 35
3.3.3 Instrumen Penelitian ... 35
3.3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.3.5 Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 39
4.2 Deskripsi Produk Awal ... 40
4.3.1 Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi
Produk ... 44
4.3.2 Data Validasi Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi Produk ... 45
4.3.3 Data Validasi Guru Bahasa Indonesia SD Kelas IV dan Revisi Produk ... 46
4.3.4 Data Validasi Lapangan dan Revisi Produk ... 48
4.3.5 Kajian Produk Akhir ... 51
4.4 Pembahasan ... 55
BAB V PENUTUP ... 57
5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 58
5.3 Saran ... 58
DAFTAR REFERENSI ... 60
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima ... 36
Tabel 3.2 Kriteria Skor Skala Lima ... 38
Tabel 4.1 Komentar dan Revisi dari Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 44
Tabel 4.2 Komentar dan Revisi dari Pakar Pendidikan Karakter ... 46
Tabel 4.3 Komentar dan Revisi dari Guru Bahasa Indonesia ... 47
Tabel 4.4 Komentar dan Revisi dari Siswa Kelas IV ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 62
Lampiran 2 Silabus ... 65
Lampiran 3 RPP ... 69
Lampiran 4 Hasil Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 81
Lampiran 5 Hasil Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 86
Lampiran 6 Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia SD Kelas IV ... 91
Lampiran 7 Hasil Validasi Siswa Kelas IV ... 100
Lampiran 8 Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 121
Lampiran 9 Rekapitulasi Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 125
Lampiran 10 Rekapitulasi Validasi Guru Bahasa Indonesia SD Kelas IV ... 129
Lampiran 11 Rekapitulasi Validasi Siswa Kelas IV ... 134
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian... 136
Lampiran 13 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 138
Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian ... 140
Lampiran 15 Biodata Penulis ... 143
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan usaha yang secara sadar dan
terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran jenjang tingkat pertama dalam
Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun sehingga sangat berpengaruh
terhadap perkembangan dan pengetahuan siswa ke dalam tahap perkembangan
selanjutnya. Melalui pendidikan, siswa tidak hanya sebatas mengembangkan
aspek kognitifnya. Siswa juga harus mengembangkan aspek afektif dan
psikomotoriknya yang akan berpengaruh pada pembentukan karakter siswa.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang membimbing dan
mengembangkan karakter yang ada dalam diri siswa. Dalam Undang-undang No
20 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa, pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa,…” (UU Tahun 2003). Dalam UU ini secara jelas disampaikan bahwa
karakter merupakan salah satu aspek yang perlu terbentuk dalam diri bangsa
melalui pendidikan nasional.
Salah satu mata pelajaran wajib di SD yang dapat membantu pembentukan
karakter adalah Bahasa Indonesia. Bahasa sangat penting dalam membantu
pembentukan karakter siswa SD. Hal itu nampak pada pernyataan pemerintah
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
peserta didik serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
bidang studi, sehingga pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik
mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain (Depdiknas, 2006:113).
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa
yang perlu dikuasai oleh siswa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Peneliti memilih keterampilan mendengarkan untuk diintegrasikan
dengan pendidikan karakter karena melalui mendengarkan siswa dapat menerima
hal baik yang disampaikan oleh pembicara, kemudian ditanamkan dalam sikap.
Pendidikan karakter dapat ditanamkan kepada siswa dengan cara
mengintegrasikan nilai karakter ke dalam bahan ajar pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter. Peneliti mengintegrasikan
nilai karakter ke dalam materi Bahasa Indonesia kompetensi dasar “Membuat
gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar”. Materi tersebut penting
agar siswa mampu memahami konsep denah dengan pembelajaran yang
berkarakter.
Menurut Trijoto (dalam Buana, 2010:44), pada kenyataannya banyak guru
yang belum memahami tentang pendidikan karakter. Selain itu banyak guru yang
mengalami kesulitan dalam membuat atau mengembangkan bahan ajar yang
terintegrasi dengan nilai karakter. Guru masih menggunakan bahan ajar berupa
buku paket yang di dalamnya belum terdapat integrasi antara materi dengan nilai
karakter. Selain itu, guru juga cenderung tidak mengembangkan materi yang
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Painem, S.Pd.SD guru Bahasa
Indonesia kelas IV SD Negeri Daratan, pada hari Sabtu, tanggal 8 Desember
2012, pukul 09.00 WIB, diperoleh informasi bahwa guru membutuhkan bahan
ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia, khususnya pada keterampilan mendengarkan. Hal tersebut dikarenakan
pendidikan karakter sangatlah penting ditanamkan pada siswa SD. Karakter belum
terbentuk secara optimal pada siswa SD terutama karakter jujur, tanggung jawab,
dan kerjasama. Ada beberapa siswa di kelas IV yang suka mencontek pekerjaan
temannya, tidak mau mengerjakan tugas sekolah atau tugas rumah, dan cenderung
memilih-milih teman dalam berkelompok.
Guru menyadari bahwa pemahamannya terhadap pendidikan karakter
masih sangat terbatas karena kurang adanya sosialisasi dari dinas pendidikan.
Pemahaman guru terhadap pendidikan karakter hanya sebatas nilai yang berkaitan
dengan tingkah laku siswa, sedangkan penanamannya pada diri siswa masih
sangat kurang. Guru hanya menanamkan nilai karakter pada keseharian siswa di
sekolah. Guru belum mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia terutama dalam pengembangan bahan ajar karena guru masih
merasa kesulitan. Guru sulit dalam menghubungkan nilai karakter yang sesuai
dengan materi Bahasa Indonesia khususnya keterampilan mendengarkan.
Kesulitan guru dikarenakan buku-buku penunjangnya belum menampilkan
pendidikan karakter. Selain itu tingkat pemahaman dan perkembangan siswa
berbeda-beda. Faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan teman sebaya sangat
Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti mencoba untuk mengembangkan
bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk keterampilan mendengarkan pada kompetensi dasar
“Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” kelas IV semester gasal guna membantu siswa dalam menanamkan nilai karakter
khususnya jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Ketiga karakter tersebut
dikembangkan karena belum terbentuk secara optimal dalam diri siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?
1.2.2 Bagaimana kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia SD kelas IV semester gasal?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman melakukan pengembangan
bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk
keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD
kelas IV semester gasal dengan Research and Development.
1.4.2 Bagi guru
Guru dapat memiliki bahan ajar yang sudah terintegrasi dengan pendidikan
karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia SD kelas IV semester gasal.
1.4.3 Bagi siswa
1.4.3.1 Siswa dapat memahami materi Bahasa Indonesia khususnya keterampilan
mendengarkan pada kompetensi dasar “Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar”.
1.4.3.2 Siswa dapat memperoleh pendidikan karakter dari setiap kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia.
1.4.4 Bagi sekolah
Sekolah dapat menambah bahan bacaan khususnya pengembangan bahan
ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan
mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV
1.4.5 Bagi Prodi PGSD
Prodi PGSD dapat menambah acuan untuk mengembangkan produk yang
lain.
1.5 Batasan Istilah
1.5.1 Pendidikan karakter adalah pendidikan yang menekankan pada dua hal
yaitu ilmu pengetahuan dan pengembangan karakter individu yang lebih
fokus pada sikap, perilaku, dan cara berfikir individu.
1.5.2 Bahan ajar adalah bagian dari buku ajar yang dikembangkan dari setiap
kompetensi dasar (KD) yang terdiri dari unsur topik, SK, KD, indikator,
tujuan, motivasi, apersepsi, orientasi, uraian materi, kegiatan siswa, pos
tes, refleksi, tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman materi, evaluasi,
penilaian, kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.
1.5.3 Keterampilan mendengarkan adalah kegiatan menggunakan indra
pendengaran dengan penuh perhatian dan kesengajaan untuk memperoleh
informasi yang disampaikan oleh pembicara.
1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
1.6.1 Penelitian ini mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Karakter yang dikembangkan
adalah jujur, tanggung jawab, dan kerjasama.
1.6.2 Bahan ajar dikemas dalam bentuk buku teks yang memiliki komponen
motivasi, apersepsi, orientasi, uraian materi, kegiatan siswa, pos tes, refleksi,
tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman materi, evaluasi, penilaian, kunci
jawaban, glosarium, dan daftar pustaka. Selain itu bahan ajar rekaman kegiatan
mendengarkan dikemas dalam bentuk compact disk (CD).
1.6.3 Bahan ajar yang dikembangkan memuat indikator kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Indikator kognitif meliputi 1) menemukan pengertian denah; 2)
menjelaskan arah mata angin yang terdapat pada denah; 3) menyelesaikan soal
yang berkaitan dengan denah; 4) menguraikan letak tempat berdasarkan denah; 5)
memilih informasi penting berdasarkan penjelasan denah yang didengar; dan (6)
merencanakan pembuatan denah berdasarkan penjelasan yang didengar. Indikator
afektif meliputi 1) bersikap jujur dalam mengerjakan tugas kelompok; 2)
bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok; dan 3) bekerjasama
dalam mengerjakan tugas kelompok. Indikator psikomotorik meliputi 1)
menempelkan gambar suatu tempat pada denah dan 2) membuat denah
berdasarkan penjelasan yang didengar.
1.6.4 Bahan ajar yang dikembangkan berbasis pada aktifitas siswa yang dapat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pendidikan Karakter SD
2.1.1.1Pengertian Pendidikan Karakter
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2011:213), karakter adalah sifat-sifat
khas yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Menurut Hornby
dan Parnwell (dalam Hidayatullah, 2010:12), secara harfiah karakter artinya
kualitas mental atau moral, nama atau reputasi. Selaras dengan definisi tersebut,
Hermawan Kertajaya (dalam Hidayatullah, 2010:13) juga menjelaskan bahwa
karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Dari beberapa pengertian tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa
karakter adalah kualitas mental atau moral individu yang merupakan kepribadian
khusus, yang membedakan dengan individu lainnya. Karakter akan membuat
seseorang menjadi disukai atau dibenci oleh orang lain. Seseorang yang
mempunyai karakter yang baik akan disukai oleh orang lain, begitu juga
sebaliknya.
Menurut Zubaedi (2011:15), pendidikan karakter adalah usaha sengaja
(sadar) untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik
secara objektif. Kualitas kemanusiaan yang dimaksud bukan hanya baik untuk
individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Williams & Schnaps (dalam Zubaedi, 2011:15), pendidikan karakter
conjuction with parent and community members, help children and youth become caring, principled and responsible.” Maknanya yaitu pendidikan karakter merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personel sekolah, bahkan
yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk
membantu anak agar memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.
Jadi dalam hal ini pihak sekolah bukanlah lingkungan utama yang dapat
mendukung keberhasilan pengembangan karakter, tetapi juga melibatkan orang
tua dan masyarakat.
Raharjo (dalam Zubaedi, 2011:16) memaknai pendidikan karakter sebagai
proses pendidikan secara holistis yang menghubungkan dimensi moral dengan
ranah sosial dalam kehidupan peserta didik. Pendidikan secara holistis merupakan
fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas, mampu hidup mandiri, dan
memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan. Creasy
(dalam Zubaedi, 2011:16) mengartikan pendidikan karakter sebagai upaya untuk
mendorong peserta didik berkembang dengan kompetensi berfikir dan berpegang
teguh pada prinsip-prinsip moral dalam kehidupnya. Menurut Koesoema (dalam
Zubaedi, 2011:19), pendidikan karakter merupakan upaya pengembangan
kemampuan yang terus-menerus dalam diri manusia untuk mengadakan
internalisasi nilai-nilai sehingga menghasilkan individu yang baik.
Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) yang dilakukan oleh para
personel sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai
kepribadian dalam diri anak agar memiliki sifat, watak, dan tabiat yang baik
2.1.1.2Tujuan Pendidikan Karakter
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) Pasal 3 menyatakan bahwa, pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung
jawab. Dalam UU ini secara jelas disampaikan bahwa karakter merupakan salah
satu aspek yang perlu terbentuk dalam diri bangsa melalui pendidikan nasional.
Menurut Narwanti (2011:16), pendidikan karakter bertujuan untuk
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan, dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Menurut Mulyasa (2011:9),
pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik secara utuh
sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Menurut Zubaedi (2011:18), pendidikan karakter secara terperinci
memiliki lima tujuan yaitu 1) mengembangkan potensi afektif peserta didik
sebagai manusia dan warga Negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa, 2)
mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius, 3)
generasi penerus bangsa, 4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi
manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan, serta 5)
mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan, rasa kebangsaan yang tinggi, dan
penuh kegiatan.
Menurut Kesuma (dalam Narwanti, 2011:17), tujuan pendidikan karakter
yaitu 1) memfasilitasi pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam
perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah; 2)
mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang
dikembangkan sekolah; dan 3) membangun koneksi yang harmoni dengan
keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter
secara bersamaan.
Berdasarkan pendapat Zubaedi dan Kesuma terdapat persamaan dan
perbedaan tujuan pendidikan karakter. Persamaannya yaitu mengembangkan
perilaku peserta didik agar sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa.
Perbedaannya yaitu Zubaedi hanya mengarahkan pada pengembangan sekolah
sebagai lingkungan penanaman pendidikan karakter. Kesuma lebih menekankan
pada pengembangan sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai penanaman
pendidikan karakter.
Dari beberapa pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, watak, dan
lingkungan pemegang peran penanaman karakter pada peserta didik (sekolah,
keluarga, dan masyarakat).
2.1.1.3Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada
satuan pendidikan maka Kemendiknas (2011) telah mengidentifikasi 25 nilai yang
bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu
1) kereligiusan,2)kejujuran,3)kecerdasan, 4)tanggung jawab, 5)kebersihan dan
kesehatan, 6) kedisiplinan, 7) tolong-menolong, 8) berfikir logis, kritis, kreatif,
dan inovatif, 9) kesantunan, 10) ketangguhan, 11) kedemokratisan, 12)
kemandirian, 13) keberanian mengambil resiko, 14) berorientasi pada tindakan,
15) berjiwa kepemimpinan, 16) kerja keras, 17) percaya diri, 18) keingintahuan,
19) cinta ilmu, 20) kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, 21)
kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, 22) menghargai karya dan prestasi orang
lain, 23) kepedulian terhadap lingkungan, 24) nasionalisme, dan 25) menghargai
keberagaman.
Menurut Koesoema (2011:124), nilai-nilai yang ditanamkan dapat berupa
nilai yang bersifat individual personal maupun yang lebih sosial. Nilai yang
bersifat individual personal adalah tanggung jawab, kemurahan hati, penghargaan
diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin, daya tahan, percaya diri, dan
rasa terimakasih. Nilai yang bersifat lebih sosial adalah tanggung jawab,
kewarganegaraan, kerjasama, keadilan, dan kesediaan mendengarkan. Tanggung
jawab termasuk ke dalam nilai karakter yang bersifat individual personal dan
individual sosial karena tanggung jawab bisa terhadap diri sendiri maupun orang
lain.
Dalam penelitian ini, nilai karakter yang akan dikembangkan adalah jujur,
karakter yang akan dikembangkan. Menurut Raka (2011:108), kejujuran tidak hanya mencakup pengertian tidak berbohong atau berkata benar, tetapi juga
tindakan tidak mengambil yang tidak menjadi haknya. Menurut Asmani
(2012:36-37), kejujuran merupakan perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan dalam hal
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun pihak lain.
Secara lebih luas Hidayatullah (2010:83), mengungkapkan bahwa kejujuran
adalah suatu sifat/kebiasaan dimana seseorang memperoleh kepercayaan dengan
melaporkan fakta yang benar, tidak bohong, lurus hati, tidak khianat, dan selalu
melakukan yang benar. Berdasarkan pemaparan pengertian kejujuran di atas,
maka peneliti merumuskan aspek penilaian jujur yaitu dapat dipercaya dalam
pekerjaan dan dapat dipercaya dalam perkataan.
Menurut Wibowo (2012:104), tanggung jawab adalah sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya),
Negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Secara lebih luas Hidayatullah (2010:87)
mengungkapkan bahwa tanggung jawab adalah kemampuan memahami dan
melakukan apa yang sepatutnya dilakukan, kondisi yang mana menjadi tolak ukur
terhadap seseorang, kemampuan untuk mengambil keputusan yang rasional dan
bermoral, kemampuan untuk dipercaya. Berdasarkan pemaparan pengertian
tanggung jawab di atas, maka peneliti merumuskan aspek penilaian tanggung
jawab yaitu mengerjakan tugas sesuai perintah dan menyelesaikan tugas tepat
Menurut Johnson dkk (dalam Colaborative Learning, 2012:28), kerjasama adalah upaya umum manusia yang secara simultan mempengaruhi berbagai
keluaran instruksional. Menurut Slavin (dalam Cooperative, 2005:4), kerjasama adalah dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling
membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Para siswa
saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah
pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam
pemahaman masing-masing.
Menurut Johnson dkk (2012:8-10), ada lima komponen kerjasama yaitu:
1) Interdependensi Positif
Setiap anggota kelompok memandang bahwa mereka terhubung antara
satu sama lain. Siswa harus menyadari bahwa usaha dari setiap anggota
kelompok akan bermanfaat bukan hanya bagi individu yang bersangkutan,
tetapi juga bagi semua anggota kelompok.
2) Interaksi yang Mendorong
Siswa saling membantu, mendukung, menyemangati, dan menghargai
usaha satu sama lain untuk belajar.
3) Tanggung Jawab Individual
Siswa belajar bersama-sama supaya mereka dapat menunjukkan performa
yang lebih baik sebagai individu. Tanggung jawab individual memastikan
bahwa semua anggota kelompok tahu siapa saja yang membutuhkan
bantuan, dukungan, dan dorongan yang lebih besar untuk menyelesaikan
tugas dan menyadari bahwa mereka tidak bisa hanya “menyontek” hasil
4) Kemampuan Interpersonal dan Kelompok kecil
Siswa dituntut untuk mempelajari pelajaran dan kemampuan personal
yang dibutuhkan agar dapat berfungsi sebagai sebuah tim. Kemampuan
yang dimaksud seperti kepemimpinan, pengambilan keputusan,
membangun kepercayaan, komunikasi, dan manajemen konflik.
5) Pemprosesan Kelompok
Anggota kelompok berdiskusi seberapa baik mereka telah mencapai tujuan
dan seberapa baik mereka memelihara hubungan yang efektif. Kelompok
perlu menggambarkan anggota manakah yang telah sangat membantu atau
tidak membantu.
Berdasarkan pemaparan komponen kerjasama di atas, maka peneliti merumuskan
aspek penilaian kerjasama, yaitu 1) interdependensi, 2) interaksi yang mendorong,
3) tanggung jawab individual, 4) kemampuan interpersonal, dan 5) pemprosesan
kelompok.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD 2.1.2.1Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat
Indonesia untuk keperluan sehari-hari, misalnya belajar, bekerja sama, dan
berinteraksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Bahasa Indonesia memiliki
kedudukan sebagai bahasa nasional. Berdasarkan hal tersebut penting bagi
seseorang untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Salah
satu upaya untuk melatih kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia dengan
selaras dengan pendapat Zulela (2012:4), pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi
dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:113) memberi gambaran
bahwa hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia di SD diharapkan membantu
peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang
menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan
analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu pembelajaran
Bahasa Indonesia harus melibatkan keaktifan siswa. Hal itu selaras dengan
pendapat Djuanda (2006:1), arah pembelajaran Bahasa Indonesia SD menekankan
keterlibatan anak dalam belajar, membuat anak secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran.
Menurut Zulela (2012:4), tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan yaitu 1) berkomunikasi secara
efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun
tulis; 2) menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa Negara; 3) memahami Bahasa Indonesia dan
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4)
menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial; 5) menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.
2.1.2.2Keterampilan Mendengarkan di SD
Menurut Nurjamal (2011:2), pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang
SD meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yaitu 1) mendengarkan, 2)
berbicara, 3) membaca, dan 4) menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa
tersebut berkaitan satu sama lain. Artinya, aspek yang satu berhubungan erat,
saling bergantung, dan tidak dapat dipisahkan dengan aspek yang lain. Keempat
aspek keterampilan berbahasa itu lazim disebut catur tunggal keterampilan
berbahasa atau empat serangkai keterampilan berbahasa karena hubungannya
yang sangat erat. Keempat keterampilan berbahasa tersebut diajarkan di sekolah.
Hal itu dilaksanakan agar penguasaan bahasa siswa menjadi lebih baik dan
memudahkan mereka dalam menguasai materi pelajaran.
Ketereampilan mendengarkan adalah salah satu keterampilan berbahasa
yang paling utama karena dari keterampilan ini kemudian siswa mampu
memproduksi bahasa. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan
mendengarkan dikembangkan dalam kegiatan, misalnya mendengarkan petunjuk.
Berawal dari keterampilan mendengarkan inilah kemudian siswa dapat
memproduksi sebuah karya kreativitas berbahasa atau bersastra. Oleh karena itu
peneliti akan mengembangkan keterampilan mendengarkan.
Keterampilan mendengarkan mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
mendengar dan menyimak. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2011:92),
mendengar adalah dapat menangkap suara atau bunyi dengan telinga. Dalam
sesuatu dengan sungguh-sungguh, memasang telinga baik-baik untuk mendengar,
mengindahkan, dan menurut. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2011:498),
menyimak adalah memperhatikan atau mendengarkan baik-baik hal yang dibaca
atau diucapkan orang, meninjau atau memeriksa dengan teliti.
Menurut Anderson (dalam Tarigan, 2008:30), menyimak bermakna
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Secara
lebih luas menurut Tarigan (2008:31), menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Menurut Sutari dkk (1998:17), faktor
kesengajaan dalam kegiatan menyimak ada usaha memahami apa yang
disimaknya, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman
belum dilakukan.
Dari beberapa pengertian tersebut, terdapat persamaan dan perbedaan
antara mendengarkan dan menyimak. Persamaannya yaitu keduanya merupakan
kegiatan menggunakan indra pendengaran untuk memperhatikan sesuatu yang
disampaikan oleh orang lain dengan penuh perhatian dan kesengajaan.
Perbedaannya terletak pada tingkat pemahamannya. Dalam kegiatan
mendengarkan tingkat pemahaman, apresiasi, dan interpretasi belum dilakukan.
Sebaliknya, dalam kegiatan menyimak tingkat pemahaman, apresiasi, dan
interpretasi sudah dilakukan.
Ketika mendengarkan ada beberapa kiat yang perlu kita perhatikan.
Menurut Yamin (2007:189), kiat-kiat yang perlu diperhatikan dalam
mendengarkan yaitu 1) ada keseriusan dan keinginan untuk mengetahui suatu
informasi; 2) kesiapan mental dan fisik untuk mendengarkan; 3) menghindari
gangguan-gangguan yang datang; 4) mencari gagasan pokok pembicaraan dan
kata kunci dari informasi yang disampaikan guru; 5) memperhatikan petunjuk dan
contoh yang diberikan guru di depan kelas; 6) mencatat istilah-istilah yang
penting; 7) membiasakan dengan kata-kata/istilah-istilah yang baru; 8)
mengajukan pertanyaan kepada guru, ketika pendengaran kita samar-samar atau
membingungkan, dan 9) menghindari bercakap-cakap ketika kita mendengarkan.
Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan pengertian
mendengarkan yaitu kegiatan menggunakan indra pendengaran dengan penuh
perhatian dan kesengajaan untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh
pembicara. Seseorang akan berusaha mematuhi apa yang didengar melalui
kegiatan mendengarkan. Berdasarkan hal tersebut, nilai karakter dapat ditanamkan
dalam diri siswa melalui kegiatan mendengarkan. Dalam penelitian ini tugas
mendengarkan yang diberikan adalah membuat gambar/denah berdasarkan
penjelasan yang didengar. Siswa diharapkan mampu bertanggung jawab dalam
mendengarkan penjelasan yaitu menulis informasi penting, membuat denah
berdasarkan penjelasan, dan menceritakan kembali denah yang telah dibuat.
2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar Mendengarkan di SD Berbasis Karakter
Menurut Prawiradilaga (2007:38), bahan ajar adalah format materi yang
diberikan kepada pembelajar. Format tersebut dapat dikaitkan dengan media
Majid (2009:173) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Bahan ajar juga merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk
perencanaan dan penelaah implementasi pembelajaran.
Tujuan bahan ajar menurut Prastowo (2011:26-27) ada empat yaitu 1)
membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu; 2) menyediakan berbagai
jenis pilihan bahan ajar sehingga mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta
didik; 3) memudahkan peserta dalam melaksanakan pembelajaran; dan 4) kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik.
Bahan ajar tersebut dikembangkan dengan mengintegrasikan pendidikan
karakter. Nilai karakter yang akan diintegrasikan ke dalam bahan ajar tersebut ada
tiga yaitu jujur, tanggung jawab, dan kerjasama. Menurut Zubaedi (2012:138),
pendidikan karakter bukan mata pelajaran baru, standar kompetensi baru,
kompetensi dasar baru yang berdiri sendiri. Pendidikan karakter harus
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, pengembangan diri, dan
budaya sekolah serta muatan lokal. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu
mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), silabus, dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang
sudah ada.
Menurut Raka dkk (2011:64), terdapat dua hal yang harus diperhatikan
dalam mengembangkan bahan pelajaran untuk mengembangkan karakter siswa,
yaitu memberikan banyak perhatian pada aspek karakter yang ada dalam setiap
mata pelajaran dan mengembangkan substansi yang bermakna melalui
mengungkapkan adanya langkah-langkah pengintegrasian pendidikan karakter
dalam bahan ajar setiap mata pelajaran yaitu 1) mendeskripsikan kompetensi
dasar (KD) dari kurikulum yang berlaku; 2) mengidentifikasi nilai-nilai karakter
yang akan diintegrasikan ke dalam bahan ajar; 3) mengintegrasikan nilai-nilai
karakter ke dalam kompetensi dasar yang telah dipilih; 4) melaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan metode atau teknik tertentu; 5) menentukan
metode; 6) menentukan evaluasi; dan 7) menentukan sumber belajar.
Menurut Raka dkk (2011:60), proses belajar karakter yang berpusat pada
siswa memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk melibatkan diri secara
aktif dan mengambil tanggung jawab dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
guru hanya sebagai fasilitator. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menyusun
bahan ajar yang berisi aktifitas siswa agar siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran yang berkarakter.
Jadi pengembangan bahan ajar berbasis karakter dalam penelitian ini
adalah suatu panduan berupa bahan ajar cetak untuk mendukung proses
pembelajaran guna membantu siswa dalam menanamkan karakter jujur, tanggung
jawab, dan kerjasama melalui aktifitas siswa. Bahan ajar yang dikembangkan
akan dievaluasi. Menurut Cunningsworth (1995:3), ada beberapa unsur untuk
2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar
Model pengembangan bahan ajar yang dipilih dalam penelitian ini adalah
model Jerold E Kemp yang direvisi. Menurut Kemp dalam Trianto (2009:179),
pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Model
pengembangan perangkat pembelajaran ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.1 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kemp yang Direvisi (Trianto, 2009:179)
Pengembangan dapat dimulai dari langkah manapun pada siklus tersebut.
Pengembangan dapat berjalan dengan baik karena adanya layanan pendukung
(Suport Service).
Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan perangkat
menurut Kemp (Trianto, 2009:180-186):
a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)
Tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kesenjangan antara
tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di
lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun
strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan
kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya disusun
alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian
tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum.
b. Analisis Siswa (Learner Characteristic)
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu
maupun kelompok. Analisis siswa terdiri dari:
1) Tingkah Laku Awal Siswa
Menurut Kardi dalam Trianto (2009:180), perlu adanya identifikasi
keterampilan-keterampilan khusus yang dimiliki siswa sebelum
melaksanakan proses pembelajaran. Hal itu bertujuan untuk mengetahui
keterampilan khusus yang dapat dilakukan siswa untuk memulai
2) Karakteristik Siswa
Menurut Ibrahim dalam Trianto (2009:180), analisis siswa meliputi
karakteristik antara lain: kemampuan akademik, usia dan tingkat
kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman,
keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan
sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk
menyiapkan perangkat pembelajaran.
c. Analisis Tugas (Task Analysis)
Menurut Kemp dalam Trianto (2009:181), analisis tugas adalah kumpulan
prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas sejalan
dengan analisis tujuan. Analisis tugas ini dilakukan untuk menentukan
model pembelajaran. Analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep,
pemprosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan penguasaan
tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
Siswa (LKS).
d. Merumuskan Indikator (Instructional Objectives)
Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis
tujuan. Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan
identifikasi tingkah laku awal.
e. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)
Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur
ketuntasan indikator setelah berlangsungnya proses pembelajaran.
f. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)
Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan yang akan
dicapai. Pada tahap ini dipilih strategi belajar mengajar yang sesuai dengan
tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode,
pemilihan format.
g. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resource) Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan pada hasil analisis tujuan,
karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat
bergantung pada pemilihan sumber belajar dan media pembelajaran.
h. Pelayanan Pendukung (Suport Service)
Selama proses pengembangan perangkat diperlukan layanan pendukung
yang berupa kebijakan kepala sekolah, guru, tenaga terkait, laboratorium,
perpustakaan, dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja,
serta jadwal penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.
i. Evaluasi Formatif (Formative Evaluation)
Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar
atau pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai
berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan
dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam
perencanaan pengajaran sehingga kekurangan dapat dihindari sebelum
program terpakai secara luas.
j. Evaluasi Sumatif (Summative Evaluation)
Evaluasi sumatif mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada
pos tes dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi; hasil
ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
k. Revisi Perangkat Pembelajaran (Planing Revision)
Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap langkah
pengembangan. Kegiatan revisi dimaksudkan memperbaiki rancangan
yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang
diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar,
simulasi terbatas dan uji coba terbatas, sehingga validasi ini lebih pada
tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai
perangkat pembelajaran di sekolah.
2.2 Penelitian yang Relevan
Peneliti menemukan tiga penelitian yang cukup relevan dengan penelitian
yang akan dilakukan peneliti, yaitu:
1) Penelitian pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh Bernadetta Lisa
Andika Permatasari (2012). Dalam skripsinya Bernadetta Lisa Andika Permatasari
meneliti “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia Kelas VII Semester 1 dan 2”. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuesioner dan daftar wawancara. Produk yang
dihasilkan berupa modul “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Berbicara Bahasa Indonesia Kelas VII Semester 1 dan 2. Modul ini telah dinilai oleh pakar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta guru Bahasa Indonesia
kelas VII SMP Joannes Bosco untuk mengetahui kualitas produk pengembangan.
yang sudah direvisi kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VII SMP Joannes
Bosco Yogyakarta. Produk pengembangan ini belum diujicobakan seluruhnya
karena modul ini dirancang untuk pembelajaran selama satu tahun.
2) Penelitian pengembangan bahan ajar yang dilakukan oleh Anastasia Tiur
Rohani (2012). Dalam skripsinya Anastasia Tiur Rohani meneliti “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester 1 dan 2”. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuesioner dan daftar wawancara. Produk yang dihasilkan berupa modul
pembelajaran “Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester 1 dan 2”. Modul ini telah dinilai oleh pakar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta guru Bahasa Indonesia kelas
VIII untuk mengetahui kualitas produk pengembangan. Hasil penelitian tersebut
kemudian dijadikan dasar untuk merevisi produk. Produk yang sudah direvisi
kemudian diujicobakan kepada siswa kelas VIII. Produk pengembangan ini belum
diujicobakan seluruhnya karena modul ini dirancang untuk pembelajaran selama
satu tahun.
3) Jurnal artikel ilmiah dengan judul “Prodigy: An Innovative Approach for Character Development” yang ditulis oleh Samsiah Mohd Jais, Ab.Aziz Md. Yatim, dan Mohammed Aziz Shah Mohammad Arip. Dalam tulisannya dijelaskan
bahwa pembentukan dan pembangunan karakter yang sehat di kalangan pelajar
berkaitan erat dengan peranan yang dimainkan oleh konselor/guru di sekolah.
Tujuan dari artikel ini adalah memperkenalkan prodigi, sebuah pendekatan yang
mampu membantu guru untuk melakukan bimbingan dan konseling dalam
komponen kognitif, afektif, dan tingkah laku dalam pembangunan karakter. Isi
dari artikel ini adalah memperbincangkan modul kursus yang berkaitan dengan
pembangunan karakter dan manfaat menggunakan Prodigi dalam memupuk
pembangunan karakter.
Ketiga penelitian tersebut relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti. Pada penelitian pertama, peneliti mengembangkan bahan ajar yang
terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam pembelajaran berbicara Bahasa
Indonesia kelas VII semester 1 dan 2. Peneliti hanya mengembangkan bahan ajar
pada keterampilan berbicara untuk siswa SMP kelas VII. Berdasarkan penelitian
relevan pertama, maka peneliti ingin mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter untuk keterampilan yang lain yaitu mendengarkan.
Sasaran yang dituju bukan siswa SMP tetapi siswa kelas IV SD semester gasal.
Tidak jauh berbeda dengan penelitian yang kedua. Peneliti
mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter dalam
pembelajaran menulis Bahasa Indonesia kelas VIII semester 1 dan 2. Peneliti
hanya mengembangkan bahan ajar pada keterampilan menulis untuk siswa SMP
kelas VIII. Berdasarkan penelitian relevan kedua, maka peneliti ingin
mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk
keterampilan yang lain yaitu keterampilan mendengarkan. Sasaran yang dituju
juga bukan siswa SMP tetapi siswa kelas IV SD semester gasal.
Pada penelitian ketiga tampak pentingnya modul kursus yang berkaitan
dengan pembangunan karakter dan manfaat penggunaan Prodigi dalam memupuk
pembangunan karakter. Berdasarkan penelitian relevan ketiga, maka peneliti ingin
ke dalam mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia keterampilan mendengarkan
kelas IV semester gasal.
2.3 Kerangka Berpikir
Berdasarkan pemaparan teori-teori di atas, kerangka berpikir yang
digunakan peneliti dalam pengembangan bahan ajar keterampilan mendengarkan
adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD semester gasal dijadikan
sebagai ruang lingkup penelitian.
2. Keterampilan mendengarkan merupakan aspek keterampilan berbahasa
yang akan dikembangkan dalam penelitian ini.
3. Keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan
diintegrasikan dengan pendidikan karakter.
4. Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia keterampilan mendengarkan akan dikembangkan melalui bahan
ajar berbasis aktifitas siswa.
5. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan
pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana prosedur penelitian pengembangan bahan ajar yang terintegrasi
kompetensi dasar ”Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar”?
2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter dalam keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar ”Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” menurut pakar pembelajaran Bahasa Indonesia?
2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter dalam keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar ”Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” menurut pakar pendidikan karakter?
2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter dalam keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar ”Membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” menurut guru Bahasa Indonesia SD kelas IV?
2.4.5 Bagaimana kualitas bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter dalam keterampilan mendengarkan, kompetensi dasar ”Membuat
gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar” menurut hasil uji
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah metode penelitian dan
pengembangan atau sering disebut Research and Development. Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2009:407).
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development karena akan menghasilkan produk yang berupa bahan ajar yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Bahan ajar tersebut akan
diuji keefektifannya di kelas IV SD Negeri Daratan.
3.2 Prosedur Pengembangan
Pengembangan bahan ajar akan menggunakan prosedur pengembangan
bahan ajar Jerold E Kemp yang direvisi dan prosedur penelitan pengembangan
yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Ada 10 prosedur penelitian
pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall yaitu 1) potensi dan
masalah, 2) mengumpulkan informasi, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5)
perbaikan desain, 6) uji coba produk, 7) revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9)
revisi produk, dan 10) pembuatan produk masal. Kedua prosedur pengembangan
tersebut diadaptasi sesuaikan dengan kebutuhan peneliti sebagai landasan dalam
diadaptasi menjadi 7 langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data,
3) desain produk (prototipe), 4) validasi, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, dan
7) revisi desain. Prosedur pengembangan tersebut dilakukan untuk menghasilkan
produk final berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter
khususnya keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas IV SD semester gasal. Prosedur pengembangan tersebut dapat dijelaskan
melalui gambar di bawah ini:
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah mengkaji potensi dan
masalah. Peneliti mengetahui adanya potensi dan masalah dengan melakukan
analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan melalui wawancara terhadap
guru Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri Daratan. Analisis kebutuhan ini
bertujuan untuk mengetahui pandangan guru mengenai pendidikan karakter,
ketersediaan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, dan
sekaligus dapat memperoleh gambaran mengenai karakteristik siswa.
Langkah kedua adalah pengumpulan data. Data diperoleh dari hasil
wawancara dengan guru dan kajian dokumen dari beberapa sumber yang
mendukung. Hasil dari pengumpulan data digunakan sebagai pertimbangan
perencanaan produk yang berupa bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan
karakter untuk keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas IV SD semester gasal.
Langkah ketiga adalah mendesain sebuah produk yang berupa bahan ajar
yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan mendengarkan
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD semester gasal. Langkah ini
dimulai dengan mengkaji SK/KD dalam kurikulum KTSP, menentukan indikator,
menentukan tujuan pembelajaran, menentukan isi bahan ajar, menentukan strategi
pembelajaran, menyusun kegiatan belajar, menentukan sumber belajar, dan
menyusun evaluasi yang dapat mengukur ketercapaian kompetensi dasar.
Langkah keempat adalah validasi desain. Dalam Kamus Besar Indonesia
(2011:599), validasi adalah pengujian kebenaran atas sesuatu. Peneliti
menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan
pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan dua guru Bahasa
Indonesia kelas IV. Validasi desain ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan
saran serta penilaian dari para pakar terhadap produk yang dikembangkan.
Berdasarkan kritik dan saran tersebut akan diketahui kelebihan dan kekurangan
produk yang dikembangkan serta perbaikan yang harus dilakukan.
Langkah kelima adalah revisi desain. Revisi desain dilakukan berdasarkan
hasil validasi para pakar. Revisi desain dilakukan untuk memperbaiki kekurangan
dari produk yang sudah divalidasi oleh pakar.
Langkah keenam adalah uji coba desain. Uji coba desain dilakukan kepada
siswa kelas IV SD Negeri Daratan. Setelah melakukan uji coba desain, siswa
diberi kuisioner untuk menilai apakah produk yang disusun sudah baik untuk
siswa atau belum. Hasil uji coba desain merupakan evaluasi sumatif terhadap
desain produk pengembangan bahan ajar.
Langkah ketujuh adalah revisi desain. Revisi desain dilakukan setelah uji
coba desain. Produk akan direvisi berdasarkan masukan dari siswa yang
mengikuti uji coba produk. Hasil dari revisi produk ini akan menjadi desain
produk final yaitu bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk
keterampilan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD
semester gasal.
3.3 Uji Coba Produk 3.3.1 Desain Uji Coba
Desain uji coba merupakan bagian yang terpenting karena bertujuan agar