• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONFORMITAS NEGATIF SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 3 KOMODO LABUAN BAJO SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONFORMITAS NEGATIF SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 3 KOMODO LABUAN BAJO SKRIPSI"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Teofila Hitgari Ali Rabintang NIM: 141114047

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)

i

KONFORMITAS NEGATIF SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 3 KOMODO LABUAN BAJO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Teofila Hitgari Ali Rabintang NIM: 141114047

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN MOTTO

“Membuat mereka bahagia adalah tujuan hidupku”

(Teofila Hitgari Ali Rabintang)

“Doa itu seperti kebun. Peliharalah maka doa akan berbuah” (DOA adalah SUMBER KEKUATAN)

“Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam

(6)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi dan menjadi sumber kekuatan dalam hidupku

Kedua Orang Tuaku Tercinta

Bapa Arnoldus Adol & Mama Elisabeth Jemia

Pembimbing yang selalu sabar dan setia membantu selama proses penulisan ini hingga akhir

Kakak, adik, sahabat, dan teman-teman ku tercinta yang telah membantu, menemani, menolong, memotivasi, dan memberi semangat selama proses

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

KONFORMITAS NEGATIF SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 3 KOMODO LABUAN BAJO

Teofila Hitgari Ali Rabintang Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2018

Penelitian ini bertjuan untuk mendeskripsikan tingkat konformitas negatif siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo dan mendeskripsikan item konformitas egative yang capaian skornya tinggi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek penelitian adalah kelas XI SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo yang berjumlah 40 orang, terdiri dari 19 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner konformitas egative sebanyak 72 item, dan memiliki 60 item valid dan 12 item yang tidak valid, dengan 4 alternatif jawaban yaitu: sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, dan sangat tidak sesuai. Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek konformitas yaitu peniruan, penyesuaian, kepercayaan, kesepakatan, dan ketaatan.

Hasil penelitian ini menujukan bahwa siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo memiliki tingkat konformitas egative sebagai berikut: ada 22 (55%) siswa-siswi memliliki konformitas egative rendah, 15 (38%) siswa-siswi yang memiliki konformitas sangat rendah, 3 (7%) siswa-siswi memiliki konformitas sedang, dan tidak ada siswa-siswi yang memiliki konformitas egative tinggi dan sangat tinggi. Dari perhitungan skor item terdapat 3 (5%) skor item menunjukan hasil sedang, 15 (25%) skor item menunjukan rendah, , 42 (70%) skor item menunjukan hasil yang sangat rendah, dan tidak terdapat skor item yang menunjukan tinggi dan sangat tinggi.

(10)

ix ABSTRACT

THE NEGATIVE CONFORMITY OF STUDENTSIN SMA NEGERI 3 KOMODO LABUAN BAJO

TeofilaHitgari Ali Rabintang

Sanata DharmaUniversity Yogyakarta

2018

This study aim was to describe the negative conformity level of students in SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo and to describe the negative conformity items with gain high score.

The type of this research was descriptive research with survey method. The subjects of the study were class XI of SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajowith total 40 students, 19 boys and 21 girls. The research instrument used was negative conformity questionnaire which had 72 items, and had 60 valid items and 12 invalid items, with 4 alternative answers: highly appropriate, appropriate, inappropriate, and very inappropriate. Questionnaires were organized based on the conformity aspects of imitation, adjustment, trust, agreement, and obedience.

The results of this study indicate that the students in SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo have negative conformity level as follows: there are 22 (55%) students who have low negative conformity, 15 (38%) students have very low conformity, 3 (7%) students have moderate conformity, and no students has high and very high negative conformity. From the item score calculation, there are 3 (5%) score indicates as medium result, 15 (25%) score indicates as low result, 42 (70%) score indicates as very low result, and no item has high score.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih-Nya yang mengagumkan sehingga tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah yang penulis telah selesaikan ini, merupakan sebuah karya yang memberikan penulis pengalaman baru dan berharga, di mana penulis telah mengalami banyak mengalami berbagai macam proses di dalamnya baik pengalaman suka dan duka. Pengalaman tersebut membuat penulis menjadi semakin banyak berusaha dan berdoa serta tetap bersyukur dalam setiap perjalanan hidup. Peneliti menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan mendampingi peneliti. Oleh karena itu, secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas keguruan Ilmu dan Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Gendon barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus sebagai dosen pembimbing yang selalu memberikan waktu, motivasi, dan sabar dalam mendampingi peneliti sehingga banyak pelajaran dalam hidup yang peneliti dapat selama proses penulisan skripsi.

3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.

(12)

xi

4. Bapak Stefanus Priyatmoko yang dengan sabar membantu bidang administrasi selama peneliti menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

5. Para Guru dan Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo yang sudah bersedia membantu peneliti dalam proses penelitian.

6. Orang tuaku tercinta Bapa Arnoldus Adol dan Mama Elisabeth Jemia yang senantiasa mendukung, mendoakan dan selalu sabar mendidik peneliti sampai saat ini.

7. Mama Maria Gaudensia, bapa Paulus Panggur, mama Yus, mama Nela, yang senantiasa member nasihat, semangat, mendoakan dan sangat peduli dengan pendidikan peneliti sampai saat ini.

8. Kakak-kakak tercintaku Bernardino Yulio Subintarto, Emilia Nimat, Putri Raden, dan adik-adikku Leliana Afilda, Maria Angelica Juwita, dan semua keluarga besarku yang telah memberi semangat, motivasi, dukungan, doa serta cinta yang diberikan selama ini.

9. Sahabat-sahabatku Mariana Agnonika Tatus, Estorina Br Bangun, Valentina Vicky Verawati, Vincensia Ririn Indriyani, Amalia Rahayu Hadin, Gaudensia Rahmawati Ndandu, kak Siera, kak Iwan, kak Melin Senudin, Anjelina Kasih, yang sudah peneliti anggap sebagai keluarga yang selalu menemani, membantu, menyemangati, dan mendukung peneliti selama awal perkuliahan hingga penulisan skripsi ini selesai. 10. Pacar dan Sahabat dekat penulis yang selalu menyemangati dan

(13)
(14)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4 C. Pembatasan Masalah ... 5 D. Rumusan Masalah ... 5 E. Tujuan Penelitian ... 5 F. Manfaat Penelitian ... 5 G. Definisi Istilah ... 6

(15)

xiv

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

C. Hakikat Konformitas ………8

1. Pengertian Konfomitas ………..8

2. Aspek-Aspek Konformitas……….9

3. Karakter Siswa-Siswi yang Memiliki Konformitas………..10

4. Faktor yang Memperngaruhi Konformitas ………10

B. Manggarai dan Budaya Manggarai ... 12

1. Letak Geografis-Topografi dan Iklan………...12

2. Karakteristik orang Manggrai………. ..13

C. Hakikat Remaja……….15

1. Pengertian Remaja Akhir………...15

2. Tugas perkembangan Sosial Remaja……….15

D. Kajian Penelitian yang Relevan………...17

E. Kerangka Berfikir ………17

BAB III METODE PENELITIAN ... ..18

A. Jenis Penelitian ... ..18

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... ..18

C. Populasi Penelitian ... ..18

D. Variabel Penelitian ... ..19

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... ..21

1. Teknik Pengumpulam Data ... ..21

(16)

xv

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... ..23

1. Validitas Instrumen ... ..23

2. Reliabilitas Instrumen ... ..25

G. Teknik Analisis Data ... ..27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ..31

A. Hasil penelitian ………...31

1. Tingkat Konformitas Negatif Siswa-Siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo ... ...31

2. Hasil skor Item Konformitas Negatif Siswa-Siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo ... .33

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian ... 34

BAB V PENUTUP ... 37 A. Kesimpulan ... 37 B. Keterbatasan Penelitian ... 37 C. Saran ... 37 DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN ... 40

(17)

xvi

DAFTAR TABEL DAN DIAGARAM

Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian ...19

Tabel 3.2 Penentuan Skor Setiap Alternatif Jawaban ...22

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Konformitas ...23

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas ...25

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ...26

Tabel 3.6 Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford ...27

Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Pengelompokan Konformitas Negatif Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo ...28

Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Konformitas Negatif Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo ...30

Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Skor Item Konformitas Negatif Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo ...30

Tabel 4.1 Kategorisasi Konformitas Negatif Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo ...31

Diagaram 4.1 Kategorisasi Skor Item Konformitas Negatif Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo ...33

Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Item Konformitas Negatif Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo ...34

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Ijin Penelitian ...65 Lampiran 2.Kuesioner Penelitian ...66 Lampiran 3.Hasil Komputasi Uji Validitas Item-Total Instrumen Penelitian ....72 Lampiran 4.Tabulasi Data Penelitian ...81

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah

Dikehidupan nyata, sering dijumpai individu atau kelompok yang sering melanggar aturan, norma, dan nilai yang ada pada masyarakat. Seorang individu atau kelompok berprilaku menyimpang karena karena mereka sudah dicap buruk oleh masyarakat atau lingkungan sekitar mereka. Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert (1951), menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang di berikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, atau etiket kepada seseorang. Karena seorang individu atau kelompok sudah diberi cap atau julukan, maka mereka akan selalu melakukan hal yang sudah menjadi julukan mereka dan itu akan menjadi sebuah kebiasaan. Seorang individu atau kelompok yang bersifat konformis, pasti akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan atau kelompok yang ingin diikutinya, entah tingkah laku ataupun pendapat.

Dalam kelompok bermain individu atau kelompok cenderung membentuk suatu norma, nilai, atau aturan. Hal itu dibuat agar sikap individu sesuai dengan norma, nilai, atau aturan yang sudah disepakati bersama. Norma, nilai, dan aturan yang sudah disepakati, tidak boleh dilanggar oleh para anggota, karena sama seperti yang disampaikan sebelumnya, aturan dibuat berdasarkan kesepakatan bersama bukan perseorangan.

(20)

Salah satu carapara remaja yang sedang mencari identitas diri atau sedang mencari jati diri adalah dengan cara membentuk sebuh kelompok teman, yang mempunyai kesamaan antara satu sama lain.

Para remaja cenderung mengikuti nilai-nilai atau norma-norma yang sudah dibentuk dalam kelompok bermainnya.Hal ini biasa disebut konformitas. Baik remaja putra maupun putri pasti pernah melakukan konformitas dengan kelompok.

Konformitas adalah suatu tuntutan atau aturan lisan yang sudah disepakati dalam sebuah kelompok kepada anggotanya, hal tersebut menyebabkan indvidu atau kelompok membentuk perilaku-perilaku tertentu pada kelompoknya,(Zebua dan Nurdjayadi, 2001).

Contoh kasusnya adalahdalam sebuah kelompok bermain yang terdiri dari remaja-remaja yang sedang mencari jati diri, membentuk sebuah atauran dimana anggota kelompoknya harus selalu berpenampilan menarik dihadapan banyak orang. Atauran tersebut dibuat tanpa melihat keadaan ekonomi dari masing-masing anggotanya.

Aturan yang dimaksud adalah pakaian, tas, sepatu, dan lain-lain yang dipakai harus memiliki brand tertentu. Karena takut dijauhioleh teman-teman kelompok atau teman bermainnya, individu terpaksa harus menuruti aturan kelompoknya dengan berbagai cara yaitu: mencuri, membohongi orang tua (meminta uang sekolah lebih dari yang sudah ditentukan oleh sekolah, membuat alasan seolah-olah sekolah meminta uang tambahan kepada siswa-siswi), menjual narkoba, menggunakan uang sekolah, berbohong, judi (online,

(21)

kartu, bola, togel, dan lain-lain), ada juga remaja yang berusaha untuk berwirauasaha (menjual gelang, anting, pulsa, dropshiper), menabung, mengumpulkan dan menjual barang bekas, dan lain-lain.

Seperti yang sering dilihat oleh peneliti adalah, dimana ketika sedang berhenti di lampu merah (lampu apill) dalam keadaan benar-benar sepi atau saat tidak ada polisi lalu lintas yang sedang bertugs, seorang pengendara menerobos lampu merah lalu diikuti oleh pengendara lainnya. Secara tidak langsung, pengendara lain telah melakukan konformitas negatif.

Pada saat peneliti sedang melaksanakan magang disebuah sekolah di daerah Bantul, peneliti menemukan sebuah kasus dimana para siswa-siswi berunding untuk membolos bersama-sama (satu kelas) untuk menonton pertandingan sepak bola. Pada saat itu, di dalam kelas tinggal beberapa orang siswa yang tidak ikut membolos, tetapi karena merasa sendiri di dalam kelas maka siswa tersebut memutuskan untuk membolos juga.

Peneliti juga sering melihat pada lingkungan sekolah, disana banyak siswa siswi yang cenderung mengikuti perilaku kelompoknya. Dimana mereka membentuk gang (kelompok), dan gang tersebut banyak melakukan hal-hal konformitas negatif seperti: membolos, merokok, meminum-minuman keras, menyontek, dan lain-lain. Perilaku konformitas tersebut sangat mempegaruhi siswa-siswi di sekolah, karena dapat menimbulkan banyak hal seperti: tindakan kriminal dimana anak terpaksa mencuri hanya untuk mendapatkan uang untuk meninum-minuman keras, anak juga berani menipu orang tuanya dengan memakai uang sekolah untuk memenuhi keinginan kelompoknya

(22)

tersebut, dan lain-lain. Konformitas tidak selamanya negatif, tetapi peneliti tertarik untu meneliti konformitas yang negatif.

Berdasarkan beberapa hal di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Konformitas Negatif Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo”. Peneliti memilih peneliti ingin mengetahui seberapa tinggikah konformitas negatif di SMNA Negeri 3 Komodo Labua Bajo. Peneliti melakuan penelitian di Labuan Bajo, Manggarai Barat karena peneliti berpikir, pada suatu saat peneliti akan pulang dan bekerja di Manggararai Barat. Jadi, peneliti harus mengetahuai bagaimana tinggkat konformitas negatif siswa siswi di Manggarai.

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut:

1. Adanya beberapa siswa-siswi yang cenderung mengikuti alur kelompok bermainnya yang tidak sesuai dengan norma/aturan sekolah. 2. Ada beberapa siswa-siswi yang berperilaku menyimpang agar dapat

diterima oleh kelomok bermain.

3. Adanya kesepakatan kelompok bermain yang dapat menyebabkan siswa-siswimelakukan perilaku negatif.

4. Adanya respon yang timbul dari kesetiaan atau ketertundukan individu atas orientasi tertentu.

5. Adanya siswa-siswi yang terlalu tunduk terhadap lingkungan bermainnya tersebut.

(23)

6. Adanya beberapa siswa-siswisalah menanggapi maksud dari sebuah kelompok atau organisasi yang diikutinya.

C. Pembatasan Masalah

Dalam Penelitian ini, fokus kajian diarahkan padaKonformitas Negatif siswa-siswidi SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo. Penelitian ini untuk siswa-siswidi SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo kelas XI.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Seberapa tinggikah tingkat konformitas negatif siswa-siswidi SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo?

2. Item perilaku konformitas negatif mana yang capaian skornya tinggi? E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan tingkat konformitas negatif siswa-siswidi SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo.

2. Mendeskripsikan item konformitas negatif yang capaian skornya tinggi. F. Manfat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. ManfaatTeoritis

Penelitian ini memberikan sumbangan informasi di bidang ilmu pendidikan dalam bidang Bimbingan dan Konseling untuk memperluas pemahaman tentang tingkat konformitas negatif siswa-siswidi SMA.

(24)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa-siswi dan para guru di Manggarai

Memberikan informasi yang berkaitan dangan konformitas dan apa saja pengaruh konformitas.

b. Pelitian selanjutnya

Peneliti berharap, penelitian ini bisa menjadi refrensi bagi peneliti selanjutnya. Terutama bagi para peneliti yang judulnya berkaitan dengan Tingkat Konformitas negatif siswa-siswidi SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo.

G. Defenisi Istilah

1. Konformitas negatif merupakan bentuk penyesuaian atau ikut-ikutan seseorang agardapat diterima dalam sebuah kelompok atau masyarakat, dalam bentukketaatan atau kepatuhanagar dapat menyamakan sikap, pandangan, dan tingkah laku sesuai dengan norma-norma atau nilai yang berlaku di dalam lingkungan atau kelompok tertentu yang ingin di ikuti tetapi secara berlebihan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang berlaku di masyarakat.

2. Manggarai adalah sebuah daerah yang terletak di barat pulau Flores, NTT

3. Remaja merupakan masa di mana terjadi perubahan intelektual yang memungkinkan remaja untuk mengadakan penyesuaian dalam hubungan sosial dengan orang dewasa.

(25)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan hakekat kemampuan asertif, mahasiswa, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.

A. Hakikat Konformitas 1. Pengertian Konformitas

Konformitas memiliki arti yang bersumber dari beberapa ahli. Sears (1994) berpendapat bahwa konformitas adalah individu yang menyesuaikan diri dan pandangan kelompok terhadap suatu hal tertentu.individu terhadap persepsi dan penilaian kelompok terhadap suatu hal.Konformitas adalah suatu tuntutan atau aturan lisan yang sudah dibuat dan disepakati dalam sebuah kelompok kepada anggotanya, hal tersebut menyebabkan indvidu atau kelompok membentuk perilaku-perilaku tertentu pada kelompoknya, Zebua dan Nurdjayadi (2001).Menurut Wilis (dalam Sarwono, 2005) konformitas adalah seorang yang selalu berusaha untuk sama dengan kelompoknya atau lingkungannya, jika para anggota kelompok merubah kebiasaan atau perilaku seseorang akan ikut merubah tingkah lakunya agar sama dengan anggota lainnya.Calhoun (1990) berpendapat bahwakonformitas adalah seorang yang merubah tingkah laku sesuai dengan kelompok atau lingkungan dimana seorang itu bergabung atau bermain

Berdasarkan defenisi konformitas yang dipaparkan oleh beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa konformitas merupakan bentuk penyesuaian atau ikut-ikutan seseorang agardapat diterima dalam sebuah

(26)

kelompok atau masyarakat, dalam bentukketaatan atau kepatuhanagar dapat menyamakan sikap, pandangan, dan tingkah laku sesuai dengan norma-norma atau nilai yang berlaku di dalam lingkungan atau kelompok tertentu yang ingin di ikuti.

2. Aspek-aspek Konformitas

Taylor, dkk (2009) membagi aspek konformitas menjadi lima, yaitu:

a. Peniruan

Individu yang ingin sama dengan orang lain baik secara terang-terangan maupun karena adanya tuntutan, sehigga bisa menyebabkan konformitas. Misalnya individu melihat gaya pakaian temannya yang menggunakan baju seragam penek dan rok panjang besar, karena hal itu dianggap tren baru dan dianggap gaul maka diikutinyalah gaya dari teman-temannya. Ternyata cara berpakaian seperti itu melanggar aturan sekolah.

b. Penyesuaian

Individu yang ingin diterima dalam sebuh kelompok atau lingkungan yang mengharuskan individu untuk bersikap konformitas terhadap kelompok atau lingkungan, dengan cara menyesuaikan diri dengan aturan, nilai atau norma yang sudah ditentukan kelompok sebelumnya. Misalnya individu dari kota besar yang baru saja pindah ke desa dan hidup di lingkungan yang mengharuskan seorang individu untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan, yaitu individu yang

(27)

bersekolah di desa tidak di ijinkan siswa-siswinya untuk menggunakan HP di sekolah. Karena individu tinggal dan bersekolah di desa, mau tidak mau individu harus menyesuaikan diri dengan aturan yang sudah ada sebelum dia pindah.

c. Kepercayaan

Individu yang meyakini informasi dari orang lain dan informasi itu benar sehingga dapat meningkatkan kebenaran informasi yang memilih seseorang untuk konformitas terhadap orang lain. Misalnya remeja yang mempercayai berita yang tersebar di media sosial. Remaja yang memiliki idola di dunia maya, biasanya selalu mengikuti berita tentang idola mereka melalui instagram. Ketika idola mereka melakukan

endorse sebuah tas maka sebagai bentuk kestiaan remaja kepeda artis

idolanya tersebut mereka mempercayai apa yang diiklankan oleh idola mereka dan membeli barang di online shop yang sudah di promosikan oleh artis idola mereka.

d. Kesepakatan

Individu atau kelompok yang sudah memiliki aturan, norma atau nilai yang sudah menjadi kekuatan sosial mereka sehingga dapat menimbulkan konformitas. Misalnya dalam sebuah kelompok ingin kumpul dan jalan-jalan, lalu membuat aturan berkaitan dengan rencana mereka yaitu ketika jalan-jalan tidak ada yang boleh membawa pasangan (pacar) dan pada saat kumpul tidak boleh ada yang menggunakan HP, kecuali benar-benar mendesak. Karena aturannya

(28)

dibuat bersama-sama, maka atas persetujuan anggota terjadilah dan adanya kesepakatan.

e. Ketaatan

Reaksi atau respon yang muncul akibat dari kekompakan atau ketertundukan individu atas hak-hak tertentu sehingga menyebabkan individu untuk konformitas terhadap hal-hal yang disampaikan. Kelompok sudah memiliki sebuah aturan dan aturan dibuat untuk ditaati. Misalnya dalam kelompok ada aturan yang berbunyi “setiap kali ingin beperian anggota kelompok harus menggunakan pakaian yang kompak” karena aturan sudah dibuat bersama-sama, maka anggota kelompok harus menaati dan mengikuti aturan yang sudah disepakati bersama.

3. Karakteristik siswa-siswi yang memiliki konformitas

a. Adanya proses peniriuan yang dilakukan siswi, dimana siswa-siswi mengikuti semua trand yang ada di Instagram tanpa menyaring terlebih dahulu.

b. Adanya penyesuaian yang dilakukansiswa-siswi, dimana siswa-siswi mwnyesuaikan diri dengan lingkungan baru agar dia bisa sama dengan orang-orang dilingkungan barunya, sehingga dia mudah untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan barunya tersebut. c. Adanya kepercayaan siswa-siswi terhadap sebuah informasi, dimana

siswa-siswi mempercayai informasi di media sosial tentang trand baru di media sosial dan mengikuti trand baru tersebut.

(29)

d. Adanya kesepakatan pada kelompok atau lingkungan bermain siswa-siswi, dimana siswa-siswi membuat aturan yang harus disepakati bersama-sama. Kesepakatan dibuat berdasarkan persetujuan semua anggota kelompok.

e. Adanya ketaatan, sehingga menimbulkan respon dari siswa-siswi, dimana siswa-siswi mwnaati aturan yang sudah dibuat atau sudah disetujui bersama-sama.

4. Faktor yang Mempengaruhi Konformitas

4 faktor yang mempengaruhi konformitas menurut Sears (1994), antara lain:

a. Rasa Takut terhadap Celaan Sosial

Karena takut terhadap celaan sosial individu atau kelompok memilih untuk menghindar. Misalnya, kenapa tidak menggunakan rok mini kesekolahan adalah karena individu atau kelompok akan menjadi sorotan dari banyak orang dan yang pastinya akan mendapat hukuman dari pihak sekolah karena sudah melanggar aturan yang telah dibuat.

b. Kekompakan Kelompok

Semakin tinggi kekompakan dalam sebuah kelompok maka semakin tinggi juga konformitasnya. Karena jika mereka kompak, kekompakanlah yang membuat mereka semakin dekat antara satu sama lain, dan itulah yang membuat mereka senang untuk mengakuinya, tetapi akan menyakitkan jika mereka mencela.

(30)

Individu yang melakukan sebuah penyimipangan, tanpa memikirkan resiko dari penyimpangan yang dilakukannya pasti memiliki rasa takut pada saat melakukan penyimpangan.

d. Keterikatan pada Penilaian Bebas

Keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat. Orang yang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu penilaian bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri terhadap penilaian kelompok yang berlawanan. B. Manggarai dan Budaya Manggarai

1. Letak Geografis – Topografi dan Iklim

Manggarai adalah sebuah daerah yang terletak di barat pulau Flores, NTT.Dulunya Manggarai hanya satu kabupaten, tetapi sekarang Manggarai telah dimekarkan menjadi tiga kabupaten (Nggoro, 2006: 23), yaitu Manggarai Timur (Borong), Manggarai (Ruteng), Manggarai Barat (Labuan Bajo). Terpecahnya Manggarai menjadi tiga kabupaten tidak menjadi masalah dalam rasa persaudaraan, budaya, dan kecintaan terhadap Manggarai. Adapun letak geografis daerah Manggarai yaitu sebagai berikut:

a. Bagian timur dibatasi oleh Kabupaten Ngada b. Bagian barat dibatasi oleh Selat Sape

c. Bagian utara dibatasi oleh Laut Flores

(31)

2. Karakteristik Orang Manggarai

Karakter Dasar Orang Manggarai (Perangé Data Manggarai)

a. Toé ngoéng te ka’éng tanah= tidak suka membuat keributan tinggal di

dunia ini/suka yang tenang.

b. Mosé momang tau, hambor agu meler= cinta damai dan ketenangan

c. Seber te ciwal/gori do= rajin bekerja

d. Dempul wuku-tela toni kudut dumpu bate nuk-haéng bate kawé= kuku

tumpul-punggung terbelah oleh terik oleh terik matahari agar mendapat apa yang diinginkan, memperoleh apa yang dicari. Toe

mbasa saék-toé woro waées-tipek = tidak bergaya hidup mewah-tidak

boros. Ni’ot-kudu haéeng le haén= hemat, supaya hasil yang ada cepat habis agar bias sampai pada panen berikitnya.

e. Lonto léok= duduk melingkar maksudnya, duduk bersama untuk

membicarakan dan menyelesaikan masalah.

f. Gori Cama-cama= suka bergotong-royong

g. Gélang kéta tunti=suka meniru (suka meniru yang baik jika ingin

maju, suka meniru yang buruk jika ingin menurunkan martabat, spt: judi, mabuk-mabukan, dll)

h. Poro radak ata-langkas ité= semoga orang rendah kita menjadi

tinggi/ambisi lebih dari orang lain. Ada keberanian tetapi harus demokratis dan kesatria. Rasa harga diri tinggi karena ingin maju i. Langkas haéeng ntala-uwa haéeng wulang= tinggi hingga mencapai

(32)

setinggi bintang, bermartabat setinggi bulan. Artinya orang Manggarai harus bermutu tinggi, berkualitas tinggi, berkualitas untuk mencapai cita-cita luhur.

j. Lorong Périntah= loyal atau ta’at perinta atasan, orang tu’a atau yang

dituakan.

k. Toé tombo dangka= tidak berterus terang. Ba le rapong mole=

memakai kata-kata simbolis (bahasa go’et), enggan menyatakan yang sebenarnya: kepada anak wanita yang bekerja sebagai PSK (WTS): iné

wai roto tong-béka lénga = wanita bagaikan keranjang penadah dana

terbuka.

l. Imbi pina naéng= percaya tahyul. Masih kuat percaya pada dukun (ata

mbeko) atau sering juga disebut ata wase re’a

m. Sebagai anggota suku/wa’u/uku: seorang pemimpin perannya sangat besar bila dibandingkan dengan anggota sukuyang lain. Ia harus menjadi panutan dalam segala hal.

n. Sebagai anak rona (pihak pemberi istri) : harus berlaku sopan santun terhadap siapa saja, terutama terhadap anak wina-nya.

o. Sebagai anak wina (pihak penerima istri) : harus berlaku hormat terhadap anak rona-nya dan sesama wa’u/uku maupun kepada sesama

(33)

C. Hakikat Remaja

1. Pengertian Remaja Akhir

Masa remaja dalam bahasa Latin disebut sebagai adolescense yang artinya tumbuh untuk mencapai kematangan.Sulitnya menentukan usia remaja di sebabkan adanya perbedaan kultur dari tiap-tiap masyarakat di dunia. Di samping harus menyesuaikan diri terhadap perubahan perubahan jasmaniah yang sangat cepat yang dialami pada masa remaja, remaja juga harus mengadakan penyesuaian sosial yang baru, yang dapat menimbulkan banyak tantangan dan gangguan.

Piaget (Hurlock, 2003: 206) berpendapat bahwa secara psikologis, masa remaja merupakan masa di mana individu berintraksi dengan orang dewasa. Pada masa ini remaja tidak lagi merasa di bawah tingkat orang dewasa melainkan memiliki tingkatan yang sama dalam masalah hak. Masa remaja juga merupakan masa di mana terjadi perubahan intelektual yang memungkinkan remaja untuk mengadakan penyesuaian dalam hubungan sosial dengan orang dewasa.

2. Tugas Perkambangan Sosial Remaja

(Hurlock, 2003: 213)salah satu tugas perkembangan remaja yang sangat sulit adalah penyesuaian sosial. Remaja lebih memilih untuk sering berada di luar rumah bersama dengan teman seusianya yang menyebabkan remaja dipengaruhi oleh kelompok seusianya. Misalnya bila mereka memakai merek HP yang sama,kesempatan untuk diterima di dalam kelompok sosialnya lebih besar.

(34)

Pada masa remaja, berkembang “social cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik baik dalam hal sifat pribadi, minat, nilai-nilai maupun perasaannya. (Hosnan, 2016: 233) berpendapat masa ini juga berkembang sikap “conformity”, yaitu kecenderungan untuk mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain.

Sekolah dituntut menciptakan iklim kehidupan sekolah yang kondusif bagi perkembangan sosial remaja. Sebagaimana keluarga, sekolah juga memiliki potensi memudahkan atau menghambat perkembangan hubungan sosial remaja.

Masa remaja adalah masa di mana terjadi nya “social learning”.

Pada masa ini, remaja berangsur-angsur berusaha untuk memahami kehidupan sosialnya. Hal ini terjadi selama masa perkembangan, namun dalam masa ini perkembangan sosial lebih disadari dengan adanya tekanan sosial yang menyebabkan remaja memhaminya secara lebih mendalam. Menurut (Rifai, 1984: 11) remaja akan belajar mengenai norma yang berlaku dan mereka harus menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Remaja cenderung memilih teman sebaya dibanding ketika masih anak-anak.

Hurlock (2003: 214) menyatakan bahwa remaja yang latar belakang sosial, agama, atau sosial ekonominya berbeda atau tidak setingkat dianggap kurang disenangi dibandingkan dengan remaja yang memiliki latar belakang yang sama. Apabila remaja bergaul dengan teman

(35)

sebaya yang baik, maka perilakunya akan menjadi baik. Sebaliknya, apabila teman sebaya memiliki perilaku yang buruk, remaja cenderung juga akan berperilaku buruk.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Novidianta (2014) dalam penelitian skripsinya, tingkat konformitas siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian (1) dilihat dari subjek menunjukan bahwa terdapat 93,85% masuk dalam kategoro sedang, 3,08% masuk dalam kategori tinggi dan 0,38% masuk dalam kategori rendah. (2) dilihat dari item 81,82% masuk dalam kategori sedang, 12,12% masuk dalam kategori tinggi, dan 6,06% masuk dalam kategori rendah. E. Kerangka Berfikir Konformitas Jenis-jenis konfomitas Faktor-faktor konformitas Akibat konformitas

(36)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data .

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Penelitian deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul apa adanya dan bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010: 207-208).

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang Konformitas Negatif di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA NEGERI 3 Komodo Labuan Bajo, pada tanggal 22 Mei s/d 26 Mei 2018, tepatnya pada tanggal 25 Mei 2018.

C. Populasi Penelitian

Sugiyono (2015) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi yang digunakan penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo.

(37)

Tabel 3.1

Jumlah Subjek Penelitian Jenis Kelamin Jumlah

Laki-Laki 19

Perempuan 21

Total 40 orang

D. Variable Penelitian

Sugiyono (2010) merumuskan variable penelitian sebagai suatu atribut, atau sifat, atau nilai, dari suatu obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variable dalam penelitian ini adalah variable tunggal yaitu konformitas negatif siswa-siswi.

Konformitas merupakan bentuk penyesuaian atau ikut-ikutan seseorang agardapat diterima dalam sebuah kelompok atau masyarakat, dalam bentukketaatan atau kepatuhanagar dapat menyamakan sikap, pandangan, dan tingkah laku sesuai dengan norma-norma atau nilai yang berlaku di dalam lingkungan atau kelompok tertentu yang ingin di ikuti.

Taylor, dkk (2004) membagi aspek konformitas menjadi lima, yaitu: (1) Peniruan,individu yang ingin sama dengan orang lain baik secara terang-terangan maupun karena adanya tuntutan, sehigga bisa menyebabkan konformitas. Misalnya individu melihat gaya pakaian temannya yang menggunakan baju seragam penek dan rok panjang besar, karena hal itu dianggap tren baru dan dianggap gaul maka diikutinyalah gaya dari teman-temannya. Ternyata cara berpakaian seperti itu melanggar aturan sekolah.(2)

(38)

Penyesuaian, individu yang ingin diterima dalam sebuh kelompok atau lingkungan yang mengharuskan individu untuk bersikap konformitas terhadap kelompok atau lingkungan, dengan cara menyesuaikan diri dengan aturan, nilai atau norma yang sudah ditentukan kelompok sebelumnya. Misalnya individu dari kota besar yang baru saja pindah ke desa dan hidup di lingkungan yang mengharuskan seorang individu untuk melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan, yaitu individu yang bersekolah di desa tidak di ijinkan siswa-siswinya untuk menggunakan HP di sekolah. Karena individu tinggal dan bersekolah di desa, mau tidak mau individu harus menyesuaikan diri dengan aturan yang sudah ada sebelum dia pindah. (3)Kepercayaan, individu yang meyakini informasi dari orang lain dan informasi itu benar sehingga dapat meningkatkan kebenaran informasi yang memilih seseorang untuk konformitas terhadap orang lain. Misalnya remeja yang mempercayai berita yang tersebar di media sosial. Remaja yang memiliki idola di dunia maya, biasanya selalu mengikuti berita tentang idola mereka melalui instagram. Ketika idola mereka melakukan endorse sebuah tas maka sebagai bentuk kestiaan remaja kepeda artis idolanya tersebut mereka mempercayai apa yang diiklankan oleh idola mereka dan membeli barang di online shop yang sudah di promosikan oleh artis idola mereka.(4) Kesepakatan, individu atau kelompok yang sudah memiliki aturan, norma atau nilai yang sudah menjadi kekuatan sosial mereka sehingga dapat menimbulkan konformitas. Misalnya dalam sebuah kelompok ingin kumpul dan jalan-jalan, lalu membuat aturan berkaitan dengan rencana mereka yaitu ketika jalan-jalan tidak ada yang boleh membawa pasangan

(39)

(pacar) dan pada saat kumpul tidak boleh ada yang menggunakan HP, kecuali benar-benar mendesak. Karena aturannya dibuat bersama-sama, maka atas persetujuan anggota terjadilah dan adanya kesepakatan.(5) Ketaatan reaksi atau respon yang muncul akibat dari kekompakan atau ketertundukan individu atas hak-hak tertentu sehingga menyebabkan individu untuk konformitas terhadap hal-hal yang disampaikan. Kelompok sudah memiliki sebuah aturan dan aturan dibuat untuk ditaati. Misalnya dalam kelompok ada aturan yang berbunyi “setiap kali ingin beperian anggota kelompok harus menggunakan pakaian yang kompak” karena aturan sudah dibuat bersama-sama, maka anggota kelompok harus menaati dan mengikuti aturan yang sudah disepakati bersama. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden (Sugiyono, 2010: 199)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner konformitas. Item-item pernyataan pada kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek konformitas. Pernyataan dalam angket ini terdiri dari pernyataan favourable yang merupakan pernyataan positif (ideal) yang menunjukkan konformitas dan pernyataan unfavourable yang merupakan

(40)

pernyataan negatif (tidak ideal) yang menunjukkan kurangnya konformitas negatif.

Angket yang disusun peneliti mengacu pada skala Likert dengan empat alternatif pilihan (Skala empat). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014). Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup artinya alternatif jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih. Mahasiswa mengisi kuesioner ini dengan memberi tanda centang (√) pada alternatif jawaban. Instrumen penelitian ini disediakan empat opsi atau alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sersuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor tiap alternatif jawaban adalah seperti yang disajikan pada Tabel 3.2

Tabel 3.2

Penentuan Skor Setiap Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Item

Favorable Item Unfavorable Sangat Sesuai (SS) 1 4 Sesuai (S) 2 3 Tidak Sesuai (TS) 3 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) 4 1

Penskoringan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menjumlahkan skor jawaban responden pada masing-masing item. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat konformitas negatif siswa siswi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh, maka

(41)

semakin rendah pula tinggat konformitas negatif siswa siswi. Kisi-kisi angket disajikan pada Tabel 3.3

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Angket Konformitas Aspek Indikator Item Favorable Item

Unfavorable

Total Peniruan a. Keinginan individu untuk

sama dengan orang lain secara terbuka. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 13 8, 9, 10, 11, dan 12 13

a. b. Keinginan individu untuk sama dengan orang lain karena adanya tekanan (nyata atau dibayangkan)

14, 15, dan 16 17, 18 dan 19 6

Penyesuaian b. a. keinginan individu untuk dapat diterima orang lain

20, 22, 24, 25, dan 28 21, 23, 26, dan 27 9 c. b. individu melakukan

penyesuaian pada norma/aturan yang ada pada kelompok

29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38

31, 37, dan 38 10

Kepercayaan a. a. semakin besar keyakinan individu pada informasi yang benar dari orang lain

39, 40, 41, 44, dan 45

42 dan 43 7

Kesepakatan a. a. sesuatu yang sudah menjadi keputusan besama, menjadikan kekuatan sosial/kelompok

53, 54, dan 55 46, 47, 48, 49, 50, 51, dan 52

10

Ketaatan a. a. respon yang timbul dari suatu kesetiaan 56, 57, 59, 60, 61, 62, 63, dan 64, 58, 65, 66, dan 67 12

b. b. ketertundukan individu atas otoritas tertentu

69, 70, dan 72 68 dan 71 5

Jumlah 42 30 72

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan valid (sahih) apabila alat yang bersangkutan dapat menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dilakukan pengukuran yang bersangkutan (Azwar, 2011).

Validitas yang diuji dalam instrumen penelitian ini adalah validitas isi. Pengujian validitas isi menggunakan kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi tersebut

(42)

teridiri dari variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan item-item pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator (Sugiyono: 2014). Angket yang disusun peneliti diuji dengan profesional judgement yang dilaksanakan oleh Bapak Dr. Gendon Barus, M. Si. selaku dosen pembimbing penulisan skripsi.

Penghitungan uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Pearson product moment dengan menggunakan

IBM SPSS Statistic 24. Rumus Korelasi Pearson product moment adalah

sebagai berikut:

√{ }{ }

Keterangan:

= korelasi produk moment

= nilai setiap butir

= nilai dari jumlah butir

= jumlah responden

Kriteria uji validitas pada instrumen penelitian ini adalah 0,30. Artinya apabila koefisien korelasinya lebih besar atau sama dengan 0,30 (≥ 0,30), maka item yang bersangkutan dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila koefisien korelasinya lebih kecil dari 0,30 (>0,30), maka item yang bersangkutan dapat dikatakan tidak valid.Rincian hasil rekapitulasi uji validitas item terdapat pada tabel 3.4

(43)

Table 3.4

Rekapitulasi hasil Uji Validitasi

No Aspek Indikator No. Butir

Valid Tidak valid 1. Peniruan a. Keinginan individu untuk

sama dengan orang lain secara terbuka.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13

-

d. b. Keinginan individu untuk sama dengan orang lain karena adanya tekanan (nyata atau dibayangkan)

14, 15, 16, 17, 18, 19

-

2. Penyesuaian e. a. keinginan individu untuk dapat diterima orang lain

20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27,

28

-

f. b. individu melakukan penyesuaian pada norma/aturan yang ada pada kelompok

29, 31, 32,33, 34, 37, 38

30, 35, 36

3. Kepercayaan b. a. semakin besar keyakinan individu pada informasi yang benar dari orang lain

39, 40, 42, 43, 44, 45

41

4. Kesepakatan b. a. sesuatu yang sudah menjadi keputusan besama, menjadikan kekuatan sosial/kelompok

47, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 55

46, 53

5. Ketaatan c. a. respon yang timbul dari suatu kesetiaan

, 56, 57, 59, 60, 61, 65. 67

58, 62, 63, 64, 66 d. b. ketertundukan individu atas

otoritas tertentu

68, 69, 70, 72 71

Jumlah 60 12

2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2015) reliabilitas berkenan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Hal ini juga didukung oleh Azwar (2009) yang menyatakan bahwa reliabolitas adalah pengukuran yang mengunakan instrument penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabelitas yang tinggi, apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Pegujian reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach, dengan rumus sebagai berikut:

(44)

Keterangan:

Koefisien reliabilitas berada dalam rentang angka 0 sampai dengan angka 1,00. Jika koefisien reliabilitasnya semakin mendekati 1,00, maka semakin reliabel pula instrumen yang digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSSStatistic 24menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 1,00. Hasil perhitungan taraf reliabilitas penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.5

Tabel 3.5

Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

,950 60

Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas terhadap 60 butir item yang valid adalah sebesar 0,950 termasuk dalam kriteria sangat tinggi menurut kriteria Guilford. Rincian kriteria Guilford dapat dilihat pada Tabel 3.6

(45)

Tabel 3.6

Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat Tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Negatif-0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan kriteria tersebut, dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas pada 60 item yang valid dengan hasil 0,950 termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Alat dalam penelitian ini hanya diuji coba terpakai, item-item yang ternyata tidak valid digugurkan dan tidak diperhitungkan dalam pengolahan data selanjutnya.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2010: 207). Langkah-langkah teknik analasis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Peneliti memberikan skor pada masing-masing item di kuesioner yang telah diisi oleh responden dengan mengacu pada skor dari masing-masing alternatif jawaban. Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 4, untuk pernyataan positif (favorable) dan untuk pernyataan negatif (unfavorable) jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, jawaban Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1.

(46)

Mahasiswa mengisi kuesioner ini dengan memberi tanda centang (√) pada alternatif jawaban.

2. Membuat tabulasi data dan menghitung skor total dari masing-masing item kuesoner dan skor rata-rata butir dengan menggunakan Microsoft Excel.

3. Menghitung uji koefisien validitas instrumen koformitas negatif siswa siswi di SMA Negeri Komodo Labua Bajo menggunakan rumus Pearson product

moment melalui program komputer SPSS 24.

4. Menghitung koefisien reliabilitas kuesioner menggunakan rumus Alpha

Cronbach pada program komputer SPSS 24.

5. Mengkategorisasi konformitas negatif yang mengacu pada pedoman Azwar. Pengelompokan konformitas negatif dibagi ke dalam lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Rincian norma pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7

Norma Kategori Pengelompokkan

Konformitas Negatif Siswa Siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo

Norma Keterangan µ + 1,5 (σ) < X Sangat Tinggi µ + 0,5 (σ) < X ≤ µ + 1,5 (σ) Tinggi µ - 0,5 (σ) < X ≤ µ + 0,5 (σ) Sedang µ - 1,5 (σ) < X ≤ µ - 0,5 (σ) Rendah X ≤ µ - 1,5 (σ) Sangat Rendah

6. Menentukan norma yang akan digunakan untuk mengelompokkan konformitas negatif dengan mencari X (skor) maksimum teoritik, X (skor) minimum teoritik, standar deviasi, dan mean teoritik menggunakan perhitungan sebagai berikut:

(47)

X maksimum teoritik : Skor tertinggi yang mungkin diperolehsubjek penelitian dalam skala.

X minimum teoritik : Skor terendah yang mungkin diperolehsubjek penelitian dalam skala.

σ (standar deviasi) : Luas jarak rentang yang dibagi dalam 6 satuan deviasi standar.

μ (mean teoritik) : Rata-rata teeoritis dari skor maksimum dan skor minimum.

Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan konformitas negatif siswa siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo, berdasarkan skala penilaian dengan jumlah 60 item yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

Skor maksimum teoritik : 4 x 60 =240 Skor minimum teoritik : 1 x 60 =60 Luas jarak : 240 – 60 = 180 α (standar deviasi) : 240/6 = 40

µ (mean teoritik) : (240 + 60) / 2 = 150

Hasil perhitungan analisis data skor kuesioner koformitas negatif siswa siswi di SMA Negeri3 Komodo Labuan Bajo dapat dilihat pada tabel 3.8

(48)

Tabel 3.8

Norma Kategorisasi Konformitas Negatif siswa siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo

Skor Rentang Skor Kategorisasi µ+1,5 σ <X 211 – 240 Sangat Tinggi µ+0,5 σ <X ≤ µ+1,5 σ 171– 210 Tinggi

µ-0,5 σ <X ≤ µ+0,5 σ 131 – 170 Sedang µ-1,5 σ <X ≤ µ-0,5 σ 91 – 130 Rendah

X ≤ µ-1,5 σ 40 – 90 Sangat Rendah

Kemudian, untuk mengkategorisasikan butir-butir itemkonformitas negatif siswa siswi yang tinggi berdasarkan skala penilaian dengan jumlah subjek 40 diperoleh unsur perhitungan capaian skor item sebagai berikut:

Skor maksimum teoritik : 4 x 40 = 160 Skor minimum teoritik : 1 x 40 = 40 Luas jarak : 160 – 40 =120 α (standar deviasi) : 120/6 = 20

µ (mean teoritik) : (160 + 40) : 2 = 100

Hasil perhitungan analisis data skor konformitas siswa siswi di SMA Negeri Komodo Labuan Bajodapat dilihat pada tabel 3.9

Tabel 3.9

Norma Kategorisasi Skor Item Konformitas Negatif Siswa-siswi di SMA Negeri Komodo Labuan Bajo

Skor Rentang Skor Kategorisasi µ+1,5 σ <X 131 - 160 Sangat Tinggi µ+0,5 σ <X ≤ µ+1,5 σ 111 – 130 Tinggi

µ-0,5 σ <X ≤ µ+0,5 σ 91 – 110 Sedang µ-1,5 σ <X ≤ µ-0,5 σ 71– 90 Rendah

(49)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dengan menggunakan data statistik yang kemudian dideskripsikan dalam uraian Konformitas Negatif Siswa Siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo. Pengolahan data statistik dilakukan dengan bantuan topik-topik IBM SPSS Statistics Versi 24.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu:

1. Tingkat konformitas negatif siswa/i di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo

Berdasarkan hasil dari data penelitian yang diperoleh melalui kuesioner konformitas negatif siswa siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo, dapat dilihat gambaran konformitas negatif siswa siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo seperti yang tertera pada tabel 4.1

Tabel 4.1

KategorisasiKonformitas negatif siswa siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo

Interval skor subjek Frekuensi skor subjek Presentase skor subjek Kategorisasi 211 – 240 0 0% Sangat Tinggi 171– 210 0 0% Tinggi 131 – 170 3 7% Sedang 91 – 130 22 55% Rendah 40 – 90 15 38% Sangat Rendah

a. Tidak terdapatsiswa-siswi(0%) yang memiliki konformitas negatif sangat tinggi

(50)

b. Tidak terdapat siswa-siswi (0%) yang memilikikonformitas negatif tinggi

c. Terdapat 3 siswa-siswi (7%) yang memiliki konformitas negatif sedang

d. Terdapat 22 siswa-siswi (55%) yang memiliki konformitas negatif rendah

e. Terdapat 15 siswa-siswi (38%) yang konformitassangat rendah

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo memiliki konformitas negatif rendah,sebagian kecil memiliki konformitas sedang dan sangat rendah, serta tidak terdapat siswa siswi yang memiliki konformitas negatif sangat tinggi dan tinggi.

Kategorisasi konformitas negatif siswa siswi di SMA Negeri Komodo Labuan Bajo digambarkan ke dalam diagram batang dapat dilihat pada gambar diagram 4.2di bawah ini:

(51)

Diagram 4.1

Kategorisasi konformitas negatif siswa siswi di SMA Negeri Komodo Labuan Bajo

2. Identifikasi butir item kuesioner konformitas negatif yang skornya tinggi

Berdasarkandata penelitian yang diperoleh, skor item diolah menggunakan norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009) yang akan masuk ke dalam kategori sangat tinggi, tinggi, sedang,rendah, dan sangat rendah. Hasil pengkategorisasian item-item skala dapat dilihat pada tabel 4.2 st t s r sr [VALUE]% 0% 7% 55% 38%

(52)

Tabel 4.2

Kategorisasi Skor Item Konformitas Negatif Siswa siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo

Kategorisasi Interval No item Frekuensi Presentasi Sangat Tinggi 131 – 160 - 0 0% Tinggi 111 – 130 - 0 0% Sedang 91 – 110 26, 32, 56 3 5% Rendah 71– 90 13, 16, 20, 22, 28, 29, 39, 44, 45, 57, 59, 61, 68, 69, 70 15 25% Sangat Rendah 40 –70 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 18, 19, 21, 23, 24, 25, 27, 31, 33, 34, 37, 38, 40, 42, 43, 47, 47, 49, 50, 51, 52, 54, 55, 60, 65, 67, 72 42 70%

Berdasarkan table 4.2 dapat dilihat bahwa tidak terdapat (0%) skor item menunjukkan hasil yang sangat tinggi, tidak terdapat (0%) skor item menunjukkan hasil yang tinggi,terdapat 3 (5%) skor item menunjukkan hasil yang sedang, 15 (25%) skor item menunjukkan hasil yang rendah, dan 42(70%) skor item menunjukkan hasil yang sangat rendah. Secara keseluruhan jumlah responden adalah sebanyak 40 responden.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Hasil penelitian konformitas negatif siswa siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo menunjukan bahwa konformitas siswa siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo rendah, karena terdapat 22 (55%) siswa-siswiyang masuk dalam kategori rendah.Hasilnya tidak sesuai dengan dugaan awal peneliti. Pada awalnya peneliti menduga bahwa konformitas negatif siswa-siswi di SMA Negeri 3 komodo Labuan Bajo sangat tinggi atau tinggi, ternyata dugaan itu salah. Setelah diteliti, hasilnya menunjukan bahwa

(53)

konformitas negatif siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo rendah.

Bisa dilihat dari karakteristik orang Manggarai, seperti: Toé ngoéng te

ka’éng tanah= tidak suka membuat keributan tinggal di dunia ini/suka yang

tenang. Orang Manggarai tidak suka membuat keributan, kalau bisa dihindari maka mereka memilih untuk menghindar. Karena kalau mengeluarkan pendapat akan menimbulkan masalah baru. Toe mbasa saék-toé woro

waées-tipek = tidak bergaya hidup mewah-tidak boros. Orang Manggarai lebih

memilih hidup sederhana ketimbang mewah-mewahan. Lonto léok= duduk melingkar maksudnya, duduk bersama untuk membicarakan dan menyelesaikan masalah. Ketika memliki masalah atau sengketa, masyarakat Manggarai lebih memilih untuk berdiskusi dan membicarakan bersama-sama di rumah adat sampai menemukan jalan keluar. Gélang kéta tunti=suka meniru (suka meniru yang baik jika ingin maju, suka meniru yang buruk jika ingin menurunkan martabat, seperti: judi, mabuk-mabukan, dll) jika ingin hidup baik, maka harus melakukan hal yang baik juga. Karena jika melakukan konformitas negatif, masyarakat merasa harga diri atau martabat mereka akan turun atau jatuh. Karena orang Manggara gengsinya tinggi. Poro radak

ata-langkas ité= semoga orang rendah kita menjadi tinggi/ambisi lebih dari orang

lain. Ada keberanian tetapi harus demokratis dan kesatria. Rasa harga diri tinggi karena ingin maju. Orang berusaha ingin sama dengan orang lain, tetapi hal yang positif dan tidak terlalu berambisi.

(54)

Sears, dkk (1994) mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi konformitas adalah rasa takut terhadap celaan sosial, karena takut terhadap celaan sosial individu lebih memilik menghindar. Kenapa? Karena individu berpikir, kalau bisa saya hindari, untuk apa saya lakukan hal tersebut? Atau untuk apa saya melakukan hal yang benar-benar dilarang. Kemudian adalah rasa takut terhadap penyimpangan. Karena adanya rasa takut terhadap penyimpangan yang membuat hasilnya rendah. Individu yang memiliki rasa takut terhadap penyimpangan, pastinya sudah memikirkan resiko apa yang akan didapat jika dia melakukan penyimpangan.

2. Item perilaku konformitas negatif yang capaian skornya tinggi adalah item nomor 26 “Saya mudah memaafkan teman saya yang telah menyakiti hati saya”. Kenapa tinggi? Karena sesuai dengan aspek yang dijelaskan oleh Taylor, dkk (2009) yaitu tentang penyesuaian dimana individu ingin dapat diterima oleh orang lain. Karena individu ingin diterima oleh orang lain, individu akan melakukan banyak hal, termasuk memaafkan orang lain yang telah mengecewakan dia.

(55)

37

BAB V PENUTUP

Pada bab ini diuraikankesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran untuk berbagai pihak.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa-siswi di SMA Negeri 3 Komodo Labuan Bajo memiliki konformitas negatif yang rendah, yaitusebanyak 22 (55%) siswa-siswi.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Sulitnya mencari waktu penelitian, karena lokasi penelitian sangat jauh dan bertabrakan dengan waktu ujian.

2. Peneliti hanya menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengukur konforitas negatif siswa siswi.

3. Tidak dilakukannya wawancara mendalam mengenai isi kuesioner, sehingga peneliti bisa mendapat informasi yang lebih mendalam lagi. 4. Waktu penelitin bertabrakan dengn jadwal ujian akhir semester. C. Saran

Berikut ini dikemukakan saran bagi berbagai pihak: 1. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru Bimbingan dan Konseling hendaknya memberikan bimbingan mengenai konformitas yang positif maupun negatif.

(56)

2. Bagi peneliti lain yang mau mengadakan penelitian yang lebih baik, maka disarankan untuk menyiapkan waktu dan tenaga semaksimal mungkin.

3. Bagi sekolah, sebaiknya mencari guru BK yang benar-bernar prifesional dan benar-benar sudah menyiapkan program harian, minggua, bulanan, tahunan, dan program semester. Kalau bisa disediakan fasilitas bagi guru BK dan siswa/siswi untuk melaksanakan bimbingan.

4. Bagi orang tua, diharapkan memperhatikan pergaulan siswa siswi di lingkungan rumah, lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan dimanapun. Kalau bisa, orang tua jangan terlalu keras dalam mendidik anak.

(57)

39

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. Saifudin, (2011). Realibilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Hosan. (2016). Psikologi Perkembangan Pesera Didik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hurlock, B. Elizabeth. (2003) Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Yogyakarta: Penerbit Erlangga.

Janggur, Petrus. 2010. Butir-butir Adat Manggarai. Ruteng: Yayasan Siri Bongkok. Nuri, Rahmat. 1985. Geografi Budaya Dalam Wilayah Pembangunan Daerah NTT.

Jakarta: Departemen P dan K Proyek Investarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Nggoro, Adi M., 2006. Budaya Manggarai: Selayang Pandang. Flores: Nusa Indah. Rifai, Melly (1984) Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan Sosial.

Bandung: BinaAksara

Colhun, J. F. Accocela, J. R. 1990. Psychology of adjustment and Human relationship. New jersey: Preantice

Sarwono, W. Sarlito, 2005. Psikologi remaja. Jakarta. PT Rajawali Pers.

Sears, D.O., Feedman, J.L., & Peplau, L.A. 1994. Psikologi Sosial. Jilid 2 Edisi Kelima (terjemahan Michael Adryanto). Jakarta: Erlangga

Sugyono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif,

dan R & D.Bandung: Alfabeta.

---. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung Alfabeta Taylor, S.E., Peplau, L.A & Sears, D.O. 2009. Psikologi Sosial Edisi XII. Jakarta:

Kencana

Zebua, A.S & Nurdjayadi, R.D. 2001. Hubungan antara Konformitas dan Konsep Diri

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

KUESIONERSISWA A. Identitas pribadi

1. Usia :

2. Jenis Kelamin : B. Pengantar

Teman-teman yang saya hormati,

Pada kesempatan ini saya mohon keikhlasan dan kesediaan teman-teman untuk meluangkan waktu mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini mengenai pengalaman teman-teman sendiri. Kuesioner ini bersifat rahasia, oleh karena itu saya sangat mengharapkan teman-teman mengisi kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan pengalaman teman-teman

sendiri. Nama tidak perlu dicantumkan demi menjaga kerahasiaan jawaban teman-teman. Jawaban teman-teman sangatlah saya hargai dan membantu saya dalam memperoleh informasi yang sebenarnya. Atas kesediaan teman-teman, saya mengucapkan banyak terimakasih.

C. Petunjuk Pengisian

Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti, kemudian berilah tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pengalaman teman-teman. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

Sangat Sesuai : Isi pernyataan yang dimaksud sangat sesuai dengan pengalamanatauapa yang dilakukan Sesuai : Isi pernyataan yang dimaksud sesuai dengan

pengalaman atau apa yang dilakukan

Tidak Sesuai : Isi pernyataan yang dimaksud tidak sesuai dengan pengalaman atau apa yang dilakukan

Sangat Tidak Sesuai :Isi pernyataan yang dimaksud sangat tidak sesuai Dengan pengalaman atau apa yang dilakukan

(64)

No. Seberapa sesuai pernyataan berikut ini dengan apa yang anda alami/yang anda lakukan atau yang anda inginkan?

Alternatif Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak Sesuai 1. Ketika saya melihat teman saya merokok saya

ingin ikut merokok 2.

Ketika saya melihat teman saya memium minuman keras saya juga berani meminum minuman keras 3.

Ketika saya melihat teman saya berjudi saya juga ingin mencoba berjudi

4. Saya membolos karena saya melihat teman saya sering membolos

5. Ketika saya melihat teman say amembohongi orang tuanya saya juga ikut membohongi orang tua saya, Karena menurut saya tidak ada salahnya

membohongi orang tua

6. Ketika teman saya mengajak saya untuk main PS pada jam sekolah, saya menerima tawaran tersebut karena saya merasa bosan di kelas

7. Ketika teman saya mengajak saya untuk tawuran saya tidak bias menolaknya, karena saya mau menunjukan kalau saya bukanlah anak mama 8. Ketika teman saya memberikan saya minuman

keras saya beran imenolaknya karena menurut saya meminum minuman keras sangat tidak baik untuk tubuh dan kesehatan

9. Ketika teman saya membuang sampah disembarang tempat keinginan saya untuk menegurnya sangatlah besar, karena sampah dapat merusak lingkungan 10. Ketika teman saya mengajak saya menggunakan

narkoba saya dengan berani menolaknya

11. Ketika teman saya mengajak saya untuk mencuri, saya berani untuk menolak karena mencuri dapat merusak masa depan saya

12. Ketika teman saya mengajak saya balapan liar, saya berani menolaknya karena menurut saya itu tidak ada manfaatnya

13. Saya tidak mengerjakan tugas sekolah karena saya melihat teman-teman saya yang lain juga tidak mengerjakan tugas

14. Saya membolos karena takut di jauhi oleh teman-teman saya yang suka membolos

15. Saya membohongi orang tua saya agar saya dapat membeli barang yang sama seperti teman-teman saya miliki, biar saya bisa dibilang kekinian

Referensi

Dokumen terkait

Non mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada sekolah dan agar mengetahui, memahami dan

terdapat pula batuan sedimen selain terdapat pula batuan sedimen selain shele yakni batubara yang menjadi shele yakni batubara yang menjadi kerogen untuk tipe II

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 11/D/BP/2017 Tahun 2017 tentang Petunjuk

(1) Perizinan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) huruf b merupakan acuan dan dasar bagi pejabat yang berwenang dalam pemberian izin pemanfaatan

Berdasarkan Penetapan Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada KPHP unit IV Meranti -Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 001/PEN/PP_BJ/KPHP-IV/2015 Tanggai 10 Juni 2015,. dengan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) ada pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dilihat dari dua pendekatan pembelajaran yang berbeda (BBL dan RME),

terjadi karena pada saat sebelum mencapai puncak, konsentrasi pakan yang terdapat dalam media lebih banyak dari kebu- tuhan maintenance (jumlah pakan yang tidak

1) Variabel seluruh dimensii dari servqual yaitu, bukti fisik, Keandalan, responsfi, garansi dan pedulian ber-pengaruh positif secara bersamaan terhadap kepuasan