• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Manajemen Berbasis Solusi Mengatasi Kekurang Standaran dalam Pengelolaan Hubungan Sekolah dan Pemberdaayaan Masyarakat di SMP Negeri Remban Kabupaten Musi Rawas Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Manajemen Berbasis Solusi Mengatasi Kekurang Standaran dalam Pengelolaan Hubungan Sekolah dan Pemberdaayaan Masyarakat di SMP Negeri Remban Kabupaten Musi Rawas Utara"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MASYARAKAT DI SMP NEGERI REMBAN KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

Oleh : FITRIYANI

Dosen STAI Bumi Silampari Lubuklinggau ABSTRACT

the relationship between SMP Negeri Remban and the surrounding community is still not well established. Where the public attention to the school is still very minimal, whereas SMP Negeri Remban is the only junior school owned by the village. From the results of this obeservasi, the authors are interested to conduct research at the school by implementing the "Solution-Based Management Model To Overcome The Minimal In Management Of School Relations And Public Awareness.

Keywords: Management Model Based On Solutions, Kekurang Standaran, School Relations Management And Community Empowerment.

A. Pendahuluan

Bertolak dari penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berupa desentralistik, maka hal ini berdampak pula terhadap reorintasi Visi dan Misi Pendidikan Nasional yang di dalamnya menyangkut pula tentang Standar Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional. Yang berimbas pula pada Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan, Pendanaaan, dan Strategi Pembangunan Pendidikan Nasional.

Implementasi otonomi terhadap lembaga pendidikan terwujud dalam School Based Management atau Manajemen Berbasis Sekolah. Dikarenakan Manajemen Berbasis Sekolah ini adalah upaya kemandirian, kreativitas sekolah dalam peningkatan

(2)

kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas dalam peningkatan mutu melalui kerjasama atau pemberdayaan pemerintah dan masyarakat, maka diperlukan pula administrasi pendidikan di bidang hubungan sekolah dengan masyarakat.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya, hubungan SMP Negeri Remban dengan masyarakat sekitar masih belum terjalin dengan begitu baik. Dimana perhatian masyarakat terhadap sekolah tersebut masih sangat minim, padahal SMP Negeri Remban merupakan SMP satu-satunya yang dimiliki oleh desa tersebut. Dari hasil observasi inilah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut dengan melakukan penerapan model manajemen berbasis solusi untuk mengatasi kekurangstandaran dalam pengelolaan hubungan sekolah dan pemberdaayaan masyarakat. tujuan penelitian ini adalah untuk menerapakan model manajemen berbasis solusi untuk mengatasi kekurangstandaran dalam pengelolaan hubungan sekolah dan pemberdaayaan masyarakat. manfaat dari penelitian dan pembahasan ini adalah untuk memberikan pengalaman belajar bagi peneliti dan bagi guru untuk menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan situasi sekolah yang ada.

B. Pembahasan

1. Pengertian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat.

Istilah hubungan dengan masyarakat dikemukakan kali pertama oleh presiden Amerika Serikat, Thomas Jefferson tahun 1807 dengan istilah Public Relations. Hingga saat ini pengertian hubungan dengan masyarakat itu sendiri belum mencapai suatu mufakat konvensional. Adapun pengertian hubungan dengan masyarakat menurut Abdurrachman ialah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat pada umumnya (Suryosubroto, 2004: 155).

Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan

(3)

masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan untuk kebaikan bersama.

2. Tugas Pokok Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Pendidikan.

Tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat dalam pendidikan antara lain:

x Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.

x Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.

x Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.

x Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.

x Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.

x Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan pendidikan.

3. Faktor Pendukung Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat bisa berjalan baik apabila di dukung oleh beberapa faktor yakni: x Adanya program dan perencanaan yang sistematis. x Tersedia basis dokumentasi yang lengkap.

x Tersedia tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai.

x Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.

4. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah di mata masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-program sekolah yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan

(4)

dan cita-cita bersama dan dari program tersebut mampu melahirkan sosok±sosok individu yang mapan secara intelektual dan spiritual. Dengan popularitas ini sekolah eksis dan semakin maju. Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat diantaranya sebagai berikut:

x Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah situasi dan perkembangannya. x Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari

warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah.

x Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar warga sekolah sendiri.

Sedangkan menurut Mulyasa (2007: 50), tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

5. Bentuk Opersional Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Tergantung pada inisiatif dan kreatifitas sekolah, kondisi dan situasi, fasilitas sekolah dan sebagainya.

¾ Di bidang Sarana Akademik

Tinggi rendahnya prestasi lulusan (kualitas maupun kuantitas), penelitian, karya ilmiah (lokal, nasional, internasiona), jumlah dan tingkat kesarjanaan pendidiknya, sarana dan prasarana akademik termasuk laboratorium dan perpustakaan atau PSB, SB yang mutakhir serta teknologi instruksional yang mendukung PBM, termasuk ukuran prestasi dan prestise-nya.

¾ Di bidang Sarana Pendidikan

Gedung atau bangunan sekolah termasuk ruang belajar, ruang praktikum, kantor dan sebagainya beserta perabot atau mebeuler yang memadai akan memiliki daya tarik tersendiri bagi popularitas sekolah.

¾ Di bidang Sosial

Partisipasi sekolah dengan masyarakat sekitarnya, seperti kerja bakti, perayaan-perayaan hari besar nasional atau

(5)

keagamaan, sanitasi dan sebagainya akan menambah kesan masyarakat sekitar akan kepedulian sekolah terhadap lingkungan sekitar sebagai anggota masyarakat yang senantiasa sadar lingkungan demi baktinya terhadap pembangunan masyarakat.

¾ Menyediakan fasilitas sekolah untuk kepentingan masyarakat sekitar sepanjang tidak mengganggu kelancaran PBM, demikian sebaliknya fasilitas yang ada di masyarakat sekitarnya dapat digunakan untuk kepentingan sekolah.

¾ Mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan masih banyak lagi kegitan operasional hubungan sekolah dengan masyarakat yang dikreasikan sesuai situasi, kondisi serta kemampuan pihak-pihak terkait.

a. Pengembangan Model Manajemen 1. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah dan tersedianya sarana dan prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga dan atau masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah (sekolah), keluarga dan masyarakat. Ini berarti mengisyaratkan bahwa orang tua siswa dan masyarakat mempumyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Partisipasi yang tinggi dari orang tua siswa dalam pendidikan di sekolah merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauhmana masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah adalah indikator terhadap manajemen sekolah yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan ini merupakan sesuatu yang esensial bagi penyelenggaraan sekolah yang baik. Tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah ini nampaknya memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan sekolah, kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan

(6)

berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di sekolah.

Organisasi sekolah adalah organisasi yang menganut sistem tebuka, sebagai sistem terbuka berarti lembaga pendidikan mau tidak mau, disadari atau tidak disadari akan selalu terjadi kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai supra sistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah. Suatu organisasi yang mengisolasi diri, termasuk sekolah sebagai organisasi apabila tidak melakukan kontak dengan lingkungannya maka dia lambat laun akan mati secara alamiah (tidak dapat eksis), karena organisasi hanya akan tumbuh dan berkembang apabila didukung dan dibutuhkan oleh lingkungannya. Hanya sistem terbuka yang memiliki megantropy, yaitu suatu usaha yang terus menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy atau kepunahan. Ini berarti hidup matinya lembaga pendidikan akan sangat tergantung dan ditentukan oleh usaha sekolah itu sendiri, dalam arti sejauhmana dia mampu menjaga dan memelihara komunikasinya dengan masyarakat luas atau dia mau menjadi organisasi terbuka.

Dalam kenyataan sering kita temui sekolah yang tidak punya nama baik di masyarakat akhirnya akan mati. Hal ini disebabkan karena sekolah itu tidak mampu membuat hubungan yang baik dan harmonis dengan masyarakat pendukungnya. Dengan berbagai alasan masyarakat tidak mau menyekolahkan anaknya di suatu sekolah, yang akhirnya membuat sekolah itu mati dengan sendirinya. Demikian pula sebaliknya sekolah yang bermutu akan dicari bahkan masyarakat akan membayar dengan biaya mahal asalkan anaknya diterima di sekolah tersebut. Adanya sekolah favorit dan tidak favorit ini nampaknya sangat terkait dengan kemampuan kepala sekolah mengadakan pendekatan dan hubungan dengan para pendukungnya di masyarakat, seperti tokoh masysarakat, tokoh pengusaha, tokoh agama dan tokoh politik atau tokoh kepemerintahan (stakeholders).

(7)

2. Definisi

Model Manajemen Pendidikan Berbasis Solusi (M2PBS) dalam mengatasi kekurangstandaran dalam pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat ini adalah suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memonitoring, dan memberikan evaluasi adanya informasi yang diberikan kepada masyarakat yang dampaknya dapat merubah sikap dan tindakan masyarakat terhadap pendidikan serta masyarakat memberikan sesuatu untuk perbaikan pendidikan untuk kemudian mengambil tindak lanjut agar pengelolaan sekolah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

3. Tujuan dan Manfaat

Sekolah pada hakekatnya melaksanakan dan mempunyai fungsi ganda terhadap masyarakat, yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaharuan bagi masyarakat sekitarnya, yang sering disebutnya sebagai fungsi layanan dan fungsi pemimpin (fungsi untuk memajukan masyarakat melalui pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas). Dan setiap aktivitas pendidikan, apalagi yang bersifat inovatif, seharusnya dikomunikasikan dengan masyarakat khususnya orang tua siswa, agar mereka mengerti mengapa aktivitas tersebut harus dilakukan oleh sekolah dan pada sisi mana mereka dapat berperan membantu sekolah dalam merealisasikan program inovatif tersebut.

Dengan hubungan yang harmonis tersebut ada beberapa manfaat pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat (School Public Relation) yaitu:

Bagi Sekolah:

a. Memperbesar dorongan mawas diri, sebab seperti diketahui konsep pendidikan sekarang adalah oleh masyarakat, untuk masyarakat dan dari masyarakat serta mulai berkembangnya impelementasi manajemen berbasis sekolah, maka pengawasan sekolah khususnya kualitas sekolah akan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat antara lain melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.

(8)

b. Memudahkan/meringankan beban sekolah dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah. Hal ini akan tercapai apabila sekolah benar-benar mampu menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan dan peningkatan sekolah. Masyarakat akan mendukung sepenuhnya serta membantunya apabila sekolah mampu menunjukkan kinerja yang berkualitas. c. Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru.

Sebab pada dasarnya laboratorium terbaik bagi lembaga pendidikan adalah masyarakatnya sendiri.

d. Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih positif/benar. Opini yang positif akan sangat membantu sekolah dalam mewujudkan segala program dan rencana pengembangan sekolah secara optimal, sebab opini yang baik merupakan modal utama bagi sekolah untuk mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

e. Masyarakat akan ikut serta memberikan kontrol/koreksi terhadap sekolah, sehingga sekolah akan lebih hati-hati. f. Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap

sekolah sehingga memudahkan mendapatkan bantuan material.

Bagi Masyarakat

a. Masyarakat/orang tua siswa akan mengerti tentang berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan di sekolah

b. Keinginan dan harapan masyarakat terhadap sekolah akan lebih mudah disampaikan dan direalisasikan oleh pihak sekolah.

c. Masyarakat akan memiliki kesempatan memberikan saran, usul maupun kritik untuk membantu sekolah menciptakan sekolah yang berkualitas.

4. Langkah Kegiatan a. Perencanaan

x Mengumpulkan dan mengidentifikasi semua permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan hubungan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. x Membuat analisis SWOT.

(9)

x Mengemukakan program-program yang dapat dijadikan sebagai alternatif pemecahan masalah dengan memanfaatkan kelebihan atau potensi-potensi yang dimiliki oleh SMP Negeri Remban.

x Menyusun program untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh sekolah. b. Pengorganisasian

x Membentuk tim kerja yang disertai dengan tupoksi yang jelas dan tegas.

x Masing-masing unit kerja harus membuat program kerja dan disertai mekanisme, dan jadwal pelaksanaan serta dana pembiayaan.

x Memplenokan program kerja dan pembiayaannya x Sosialisasi program oleh tim kepada warga sekolah

dan masyarakatnya dengan berkoordinasi dinas yang terkait.

x Menyediakan bahan-bahan penunjang. c. Pelaksanaan Program

Prosedur pelaksanan program hubungan sekolah dengan masyarakat dilaksanakan melalui 3 tahap berikut ini:

x Menganalisis masyarakat x Mengadakan komunikasi x Melibatkan masyarakat

x Singkronisasi dengan warga sekolah d. Monitoring dan evaluasi program

x Mengamati pelaksanaan program, sekaligus mendata semua temuan yang diperoleh baik itu berupa hambatan maupun dukungan.

x Memprediksi apakah terdapat kemajuan yang signifikan untuk menuju perbaikan sekolah secara keseluruhan.

x Memberikan solusi dari setiap permasalahan.

x Berupaya mengatasi setiap permasalahan sedini mungkin agar kondisi yang berupa masalah tidak semakin besar.

x Memberikan motivasi berupa reward kepada pihak-pihak yang mempunyai kinerja baik, dan terus

(10)

memberikan bimbingan dan pembinaan kepada pihak yang belum dapat bekerja secara optimal.

e. Refleksi dan modifikasi

x Hasil monitoring evaluasi dianalisis dan ditindaklanjuti.

x Hasil yang diperoleh dijadikan sebagai referensi/rujukan dalam menentukan program selanjutnya.

5. Sistem Sosial

No. Pelaksana Subjek

1 Komite Dinas/Instansi Terkait

2 Kepala Sekolah/Wakil Orang Tua Siswa

3 Guru Stakeholders

4 Staff TU Tokoh Masyarakat

5 Karyawan Masyarakat

6. Prinsip

Implementasi yang dapat dijadikan model pelibatan masyarakat dalam pengelolaan hubungan masyarakata dengan sekolah agar mayarakat terlibat dalam pemberdayaan sekolah, dapat dilakukan dengan model sebagaai berikut:

a. Melalui Komite Sekolah

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dalam era reformasi, dan era otonomi penyelenggaraan pendidikan sampai pada tingkat kabupaten/kota dan bahkan otonomi pada tingkat sekolah, memberikan keleluasaan bagi setiap sekolah untuk berkreasi dan berinovasi dalam penyelenggaraan sekolah. Dengan demikian diharapkan akan memacu percepatan peningkatan mutu penyelenggaraan sekolah yang pada gilirannya mempercepat peningkatan mutu hasil belajar secara keseluruhan. Konsekuensi dari paradigma

(11)

pendidikan yang memberikan otonomi sampai pada tingkat sekolah menuntut sekolah untuk memberdayakan semua sumber daya yang dimilikinya. Salah satu sumber daya yang sangat potensial dan dimiliki oleh sekolah adalah masyarakat dan orang tua siswa.

Kebijakan model pelibatan masyarakat dalam pendidikan sebenarnya sudah sejak lama dikenal dan dilakukan oleh pendididikan dan persekolahan di Indonesia, mulai dari POM, POMG, BP3, hingga sekarang yang dikenal dengan Komite Sekolah. Tetapi hasilnya belum terlalu nampak karena keterlibatan mereka lebih banyak pada membantu keuangan sekolah. Akhir-akhir ini pemerintah Indonesia dalam hal ini Depdiknas membuat kebijakan baru dengan mengganti istilah BP3 menjadi Dewan Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota dan Komite Sekolah di tingkat sekolah. Pemerintah (Depdiknas) pada saat ini memberikan peluang kepada sekolah dalam pemberdayaan masyarakat melalui suatu lembaga yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah yaitu Dewan Sekolah atau Komite Sekolah.

b. Membina Kerjasama Dengan Pemerintah/masyarakat secara umum

Otonomi pemerintahan yang berbasis pada pemerintah daerah Kabupaten/Kota meletakkan pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan berada di tingkat Kabupaten dan Kota, sehingga nampaknya peranan Pemerintah provinsi dan pusat tidak dominan. Meskipun demikian bukan berarti pusat dan propinsi tidak memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan. Dalam paradigm otonomi seperti sekarang diperlukan kemampuan sekolah (kepala sekolah) untuk membangun kerjasama yang harmonis dengan berbagai institusi pemerintahan mulai dari tingkat pusat sampat dengan tingkat Kabupaten/kota/Kecamatan bahkan kelurahan.

Di samping institusi pemerintahan, sekolah juga perlu membangun kerjasama yang sinergis dengan lembaga masyarakat seperti karang taruna, kepramukaan dan berbagai lembaga LSM yang bergerak dalam

(12)

membantu dan membangun pendidikan. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam kerjasama dengan lembaga ini adalah jangan sampai sekolah larut dan dapat dibawa kepada masalah-masalah lain selain untuk kepentingan pendidikan. Sekolah tdak boleh terbawa arus kepada kegiatan politik praktis dan kepentingan kelompok tertentu.

Berbagai bentuk kerjasama yang dapat dikembangkan dengan berbagai institusi tersebut antara lain:

x Pemberian dan atau penggunaan fasilitas bersama. Berbagai fasilitas yang tidak dimiliki oleh sekolah mungkin saja terdapat dan dimiliki oleh lembaga tertentu. Untuk menunjang kegiatan pendidikan sekolah dapat membangun kerjasama dengan pemilik fasilitas tersebut. Misalnya tempat pameran, gedung olah raga dan lain-lain.

x Pelaksanaan kegiatan peningkatan kemampuan siswa. Misalnya sekolah ingin meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa tentang kesehatan, dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam memanfaatkan berbagai fasilitas termasuk fasilitas SDM, ingin melaksanakan pentas seni sekolah dapat bekerjasama dengan lembaga kesenian di masyarakat untuk memanfaatkan berbagai fasilitas kesenian (alat-alat seni, seperti seni tradisional).

x Pemanfaatan sumber daya manusia secara mutualism, sekolah dapat memanfaatkan sumber daya manusia di masyarakat dan sebaliknya masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sekolah.

c. Kerjasama Sekolah Dengan Masyarakat Terorganisasi Pada saat ini sangat banyak masyarakat yang mengikat dirinya dalam satu kelompok organisasi, baik yang bersifat organisasi social, organisasi profesi, organisasi untuk community tertentu yang bersifat kedaerahan maupun organisasi yang mementingkan laba.

(13)

Dari berbagai organisasi tersebut di atas banyak sekali yang sangat peduli terhadap pendidikan.

Beberapa oraganisasi yang memfokuskan dirinya terhadap pendidikan antara lain:

x Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) x Masyarakat Peduli Pendidikan Indonesia x Gerakan nasional Orang Tua Asuh (GNOTA)

x Kelompok Budayawan, Seni Tari dan Musik, dan lain-lain

7. Sistem Pendukung No Uraian

1 Surat Keputusan dari Institusi yang terkait 2 Surat Keputusan Tim Kerja

3 Fasilitas dan dukungan financial 4 Komitmen Tim Kerja

5 Dukungan dan Komitmen dari Pihak pimpinan sekolah 8. Evaluasi

Evaluasi didasarkan pada kondisi awal dan evaluasi pada kondisi akhir setelah penerapan model manajemen sekolah berbasis solusi. Data didapat dengan cara wawancara, observasi dan kuesioner.

C. Penutup

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulakan bahwa Penerapan model manajemen berbasis solusi untuk mengatasi kekurangstandaran dalam pengelolaan hubungan sekolah dan pemberdaayaan masyarakat di smp negeri remban kabupaten musi rawas berjalan dengan baik.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Annur, Saipul. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Grafindo Telindo, Palembang.

Gunawan, Ary. 1996. Administrasi Sekolah, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Moleong, Lexy. J. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya Bandung.

Mulyasa, Endang. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan, PT Rineka Cipta. Jakarta.

PP RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sugiyono. 2007. 0HWRGH 3HQHOLWLDQ 3HQGLGLNDQ ³3HQGHNDWDQ .XQWLWDWLI .XDOLWDWLI GDQ 5 '´, Alfabeta, Bandung.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hasil penelitian tersebut, masih diperlukan penelitian lanjutan tentang pembelajaran yang berbasis Lesson Study pada mata kuliah Pengenalan Lapangan Persekolahan 2

Idhafah yaitu pertalian antara dua perkara (dua isim) yang menyebabkan isim keduanya dibaca jar. Isim-isim yang dibaca jar sebab idhafah di dalam surat al-Kahfi

PERSIAPAN, PElAKSANAAN & EVALUASI PRAKTIKUM, PRAKTIK, Berlaku Hektif 01 November 2020 STUDIO DAN

Gajah Tunggal, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015 dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan metode Economic Value Added (EVA).

Jambu Kesuma Merah adalah salah satu jambu madu air unggulan yang memiliki buah berwarna merah, Buah kesuma merah memiliki daging yang tebal, bahkan

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui apakah persepsi nilai, emotional branding , dan kepercayaan merek berpengaruh kepada loyalitas pengguna sepeda

Biasanya dalam menuliskan network prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash) “/”, diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam

The objective of this research was to analyze the use of Teams Games Tournament cooperative learning method to improve students’ learning participations and understanding to