• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan pendidikan di indonesia docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Permasalahan pendidikan di indonesia docx"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA SERTA BAGAIMANA CARA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PENDIDIKAN

DI INDONESIA YANG RELATIF TERDIAM DIBANDINGKAN DARI NEGARA ASEAN LAINNYA

(Makalah Kewarganegaraan)

Oleh :

Yoga Putra Prathama 1115031084

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Permasalahan Pendidikan Di Indonesia Serta Bagaimana Cara Meningkatkan Kualitas Dan Kuantitas Pendidikan Di Indonesia Yang Relatif Terdiam Dari Negara Asean Lainnya”.

Penulis mengambil dari beberapa sumber baik dari internet serta beberapa e-book yang penulis baca dengan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut. Makalah ini berisikan tentang masalah-masalah yang terjadi pada pendidikan, efektifitas belajar di Indonesia, index pembangunan pendidikan di Indonesia, kualitas pendidikan di Indonesia, penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, serta berbagai sistem dan kurikulum pendidikan di negara ASEAN lainnya guna membandingkan bagaimana sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini dengan negara – negara di kawasan Asia Tenggara.

(3)

Akhir kata penulis mohon maaf atas kekurangan dalam penulisan makalah ini. Kami berharap, makalah ini juga mampu menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya guna kesempurnaan yang lebih baik.

Bandarlampung, 17 Juni 2012

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan ... 3

II. PEMBAHASAN

2.1. Sistem Pendidikan di Indonesia ...4 2.2 Kurikulum Pendidikan di Indonesia ...6 2.3 Indeks Pembangunan Pendidikan atau Educational Development

Index (EDI) Indonesia...8 2.4 Biaya dan Anggaran Pendidikan di Indonesia ...9 2.5 Pendidikan Di Singapura

2.5.1 Sistem Pendidikan di Singapura ...11 2.5.2 Kurikulum Pendidikan di Singapura ...14 2.5.3 Singapura Sebagai Negara Dengan Sistem Pendidikan Terbaik

(5)

2.6.1 Sistem Pendidikan di Malaysia ...18

2.6.2 Kurikulum Pendidikan di Malaysia ...20

2.6.3 Biaya Pendidikan di Malaysia ...22

2.7 Pendidikan di Thailand 2.7 1 Sistem Pendidikan di Thailand ...23

2.7.2 Biaya dan Anggaran Pendidikan di Thailand ...26

2.8 Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia ...26

2.9 Solusi Bagi Permasalahan Pendidikan di Indonesia ...29

(6)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini kita mengetahui bahwa tingkat kemakmuran dan kesejahteraan di negara kita masih tertinggal atau dalam kata lain relatif rendah dibandingkan negara - negara ASEAN lainnya. Dapat kita lihat bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia pada 2011 lalu, Badan Pusat Statistik mengungkapkan, jumlah orang miskin di Indonesia adalah 30,02 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 18,97 juta berada di perdesaan, dan 11,05 juta berada di perkotaan.

(7)

Menurut Mohammad Ali (2009: 58) dalam buku “Pendidikan untuk Pembangunan Nasional” dijelaskan bahwa “pendidikan merupakan sektor yang paling strategis dalam pembangunan nasional”, oleh karena itu aspek yang penting untuk diperhatikan untuk memberdayakan manusia menuju pembangunan adalah pendidikan karena dengan pendidikan kita tidak hanya mempunyai bekal pengetahuan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan pembangunan masyarakat.

(8)

I.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun? b. Bagaimana indeks pendidikan di Indonesia di bandingkan negara ASEAN

lainnya?

c. Apakah biaya pendidikan di Indonesia lebih mahal di bandingkan beberapa negara ASEAN lainnya?

d. Apa yang menyebabkan sistem pendidikan di Indonesia menurun atau relative diam daripada pendidikan di beberapa negara ASEAN lainnya?

e. Bagaimana analisis pendidikan di beberapa negara ASEAN?

f. Mengapa sistem pendidikan singapura menjadi sistem pendidikan terbaik di ASEAN?

g. Mengapa pendidikan di Malaysia lebih maju daripada Indonesia?

h. Bagaimana solusi agar pendidikan di seluruh wilayah Indonesia relative berkembang bahkan maju?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

(9)

2. Memajukan pendidikan di Indonesia yang saat ini sistem pendidikannya masih berjalan di tempat dibandingkan dari negara lainnya.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan di Indonesia agar tidak jauh tertinggal dengan beberapa negara ASEAN lainnya.

II. PEMBAHASAN

2.1 Sistem Pendidikan di Indonesia

Pelaksanaan sistem pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Jalur pendidikan di Indonesia meliputi tiga bagian antara lain : 1. Pendidikan formal,

2. Nonformal, dan 3. Informal.

1. Jalur Pendidikan Formal

(10)

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk:

1. Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat,

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

b. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, yang terdiri dari : 1. Pendidikan menengah umum, dan

2. Pendidikan menengah kejuruan.

Yang diantara kedua lanjutan pendidikan di atas meliputi : 1. Sekolah Menengah Atas (SMA),

2. Madrasah Aliyah (MA),

3. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan

4. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. c. Pendidikan Tinggi.

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister dan lain sebagainya yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

(11)

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional, yang meliputi Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Keterampilan Dan Pelatihan Kerja dan lain sebagainya.

Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

3. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan, seperti halnya mengajarkan mengenai agama, etika, moral, budi pekerti, sopan santun, sosialisasi.

2.2 Kurikulum Pendidikan di Indonesia

Menurut UU No. 20 Tahun 2003, dikatakan bahwa kurikulum adalah separangkat rencana dan pengaturan mengenai sisi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

(12)

konservatif, peran kreatif, serta peran kritis dan evaluatif (Hamalik, 1990). Seperti halnya kita ketahui di Indonesia menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, bagaimana dengan kurikulum di negara lain?

Kurikulum yang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi (SI) adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:

1. Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum,

(13)

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Yang Dikembangkan Di Tingkat Satuan Pendidikan, Dan

4. Kalender Pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

 Belajar Untuk Beriman Dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa,

 Belajar Untuk Memahami Dan Menghayati,

 Belajar Untuk Mampu Melaksanakan Dan Berbuat Secara Efektif,

 Belajar Untuk Hidup Bersama Dan Berguna Untuk Orang Lain,

 Belajar Untuk Membangun Dan Menemukan Jati Diri Melalui Proses Belajar Yang Aktif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan.

Karakteristik KTSP

(14)

b) KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangann individu. c) KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah.

d) KTSP merupakan kurikulum teknologis.

2.3 Indeks Pembangunan Pendidikan atau Educational Development Index (EDI)

(15)

Berikut ini adalah data dari The Education for All Development Index :

Dari tabel di atas Indonesia masih tertinggal dari negara tetangganya yaitu Brunei yang berada di peringkat ke - 34 yang masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang yang mencapai posisi nomor satu di dunia. Sementara Malaysia berada di peringkat ke-65. Posisi Indonesia jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).

2.4 Biaya dan Anggaran Pendidikan di Indonesia

(16)

Fakta dilapangan menunjukkan betapa tingginya pungutan pendidikan.

1 Pungutan SPI dan Operasional

NO TINGKAT PENDIDIKAN BESAR

PUNGUTAN SPI

BESAR PUNGUTAN

BULANAN

1 SD/MI 50.000 sd

15.000.000 0250.000/bulansd 2 SMP/MTS REGULER

SMP/MTS SSN SMP/MTs RSBI

100.000 sd 15.000.000 200.000 sd 15.000.000 1.000.000 sd 20.000.000 0 sd 250.000/bulan 0 sd 250.000/bulan 100.000 sd 300.000 /bulan 3 SMA/SMK/MA REGULER

SMA/SMK/MA RSBI

1.000.000 sd 20.000.000 2.000.000 sd 20.000.000

100.000 sd

300.000 /bulan

200.000 sd

400.000 /bulan 4 PERGURUAN TINGGI 3. Jt sd

200 Jt 500.0003.000.000 sd /Smester

2 Pungutan seragam dan ulangan/ ujian

NO TINGKAT PENDIDIKAN BESAR

PUNGUTAN SERAGAMI BESAR PUNGUTAN ULANGAN/UJIAN NEGER

I SWASTA

1 SD/MI 0 sd 150.000 - 20.000

sd 30.000 2 SMP/MTS REGULER

SMP/MTS SSN SMP/MTs RSBI

0 sd 500.000 0 sd 650.000 0 sd 750.000

- 20.000 sd 250.00 0 3 SMA/SMK/MA REGULER

SMA/SMK/MA RSBI

500.000 sd 1.000.000 500.000 sd 1.000.000 - 30.000 sd 30.000 - -

(17)

Pungutan Buku dan LKS

 Sekolah biasanya memungut uang pengadaan buku dan LKS

 Buku wajib adalah buku BSE yang semua ditanggung pemerintah. Tetapi banyak guru yang tidak menggunakan buku tersebut dengan alas an kurang bermutu.

 Guru lebih suka menggunakan buku terbitan non BSE yang harganya mahal karena mendapat fie antara 20% sd 40%. Hal ini jelas membebani biaya bagi peserta didik.

 Menurut peraturan LKS (lembar kerja siswa) yang boleh dipergunakan adalah LKS buatan MGMP , tetapi Guru lebih sering menggunakan LKS buatan penerbit lain karena mendapat fie berkisar 30% sd 50%.

 Kondisi tersebut menggambarkan bahwa sekolah dan lembaga pendidikan adalah lembaga PEMERAS rakyat.

 Meskipun banyak pelanggaran dan penyimpangan yang dilakukan penyelenggara pendidikan dari tingkat SD sampai tingakt Perguruan Tinggi, tidak ada tindakan dan sanksi apapun dari pemerintah, semua liar tidak terkendali. Yang berlaku adalah hukum Rimba.

2.5 Sistem Pendidikan Di Singapura 2.5.1 Sistem Pendidikan di Singapura

Sistem pendidikan Singapura didasarkan pada pemikiran bahwa setiap siswa memiliki bakat dan minat yang unik yang nanatinya akan menjadi dasar untuk bersekolah di negara tersebut. Singapura memakai pendekatan yang fleksibel untuk membantu perkembangan potensi para siswa.

(18)

Pendidikan pra sekolah diselenggarakan oleh Taman kanak-kanak (TK) dan pusat perawatan anak, terdiri dari program tiga tahun untuk anak usia 3 hingga 6 tahun. Terdaftar pada menteri pendidikan, Taman kanak-kanak di Singapura dilaksanakan oleh yayasan masyarakat, perkumpulan keagamaan, organisasi sosial dan bisnis. Kebanyakan dari Taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi sehari dengan tiap sesi pelatihan dari 2, 5 sampai 4 jam, 5 - hari setiap minggunya. Pada umumnya kurikulum termasuk program berbahasa Inggris dan bahasa asing dengan pengecualian terhadap sistem luar negeri yaitu pada sekolah Bertaraf Internasional yang menawarkan program Taman kanak-kanak bagi anak-anak ekspatriat.

Sekolah Dasar

Setalah menempuh pendidikan Pra Sekolah anak di Singapura menjalani pendidikan dasar selama 6 tahun, terdiri dari empat tahun tahap dasar pertama yaitu Sekolah Dasar kelas 1 sampai 4 dan tahap orientasi tahun ke dua yaitu Sekolah Dasar kelas 5 sampai 6.

Pada tahap dasar, kurikulum inti terdiri dari pengajaran Bahasa Inggris, Bahasa daerah dan matematika, dengan mata pelajaran tambahan seperti musik, kesenian dan kerajinan tangan, pendidikan fisik dan pembelajaran sosial. Ilmu pengetahuan sudah diajarkan sejak kelas 3 Sekolah Dasar.

Untuk memaksimalkan potensi mereka, siswa diarahkan menurut kemampuan belajar mereka sebelum menguasai tahap orientasi. Pada akhir kelas 6 SD, siswa mengikuti Ujian Kelulusan Sekolah Dasar (Primary School Leaving Examination). Kurikulum Sekolah Dasar di Singapura telah digunakan sebagai model internasional, khususnya metode pengajaran matematika.

Sekolah Lanjutan

(19)

Program spesial dan cepat mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘O’ (Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Ordinary’) pada tingkat empat. Siswa pada program normal dapat memilih jurusan akademik atau teknik, yang keduanya mempersiapkan siswa untuk mengikuti ujian GCE ‘N’ (Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Normal’) pada tingkat empat dan jika hasilnya memuaskan, maka siswa akan mengikuti ujian GCE ‘O’ pada tingkat lima.

Kurikulum pendidikan lanjutan mencakup Bahasa Inggris, Bahasa daerah, Matematika, Ilmu Pengetahuan dan kemanusiaan. Pada tingkat lanjutan ke-3, siswa dapat memilih pilihan mereka sendiri tergantung apakah mereka di jurusan Seni, Ilmu Pengetahuan, Perniagaan atau teknik terapan. Kurikulum pada Sekolah Lanjutan di Singapura dikenal di seluruh dunia atas kemampuannya untuk mengembangkan siswa melalui pemikiran yang kritis dan keterampilan intelektual.

Akademi / Pra-Universitas

Setelah menyelesaikan ujian tingkat GCE ‘O’, para siswa diperbolehkan mendaftar untuk mengikuti program akademi selama dua tahun masa pelajaran pada pra-universitas atau institut terpadu selama tiga tahun masa pelajaran pada pra-universitas, yang keduanya merupakan dasar untuk masuk ke universitas. Kurikulum terdiri dari dua mata kuliah wajib, yaitu General Paper dan Mother Tongue, dan maksimum empat subyek Singapore-Cambridge General Certificate of Education ‘Advanced’ (GCE ‘A’) dari tingkat seni, ilmu pengetahuan dan pelajaran tentang perniagaan. Di akhir masa pelajaran pada pra universitas siswa mengikuti ujian tingkat GCE ‘A’.

Empat lokal universitas di Singapura:

National University of Singapore (NUS) Nanyang Technological University (NTU) Singapore Management University (SMU)

(20)

Institut Pendidikan Teknik (ITE) merupakan alternatif pilihan setelah melewati tingkat lanjutan bagi mereka yang memilih untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan teknik dalam berbagai sektor industri. Disamping menyediakan program-program bimbingan dan pelatihan kelembagaan secara full-time untuk lulusan sekolah lanjutan, ITE juga menyediakan program-program pendidikan berkelanjutan bagi mereka yang bekerja.

Universitas lokal tersebut diatas membentuk lulusan yang hebat dengan gelar kesarjanaan yang dikenal secara internasional. Kesempatan untuk melakukan penelitian ilmiah dan beasiswa juga tersedia untuk para siswa lanjutan tingkat akhir.

Sekolah Sistem Luar Negeri / Sekolah Internasional

Sekolah sistem luar negeri atau Sekolah Internasional menawarkan kesempatan kepada anda untuk mengikuti pendidikan yang mirip dengan negara asal anda. Terdaftar pada Menteri Pendidikan, mengikuti aturan dan kurikulum yang identik dengan negara asal anda.

Singapura memiliki sejumlah sekolah internasional yang memberikan ijin masuk untuk para siswa asing dan penduduk setempat. Beberapa sekolah internasional menentukan persyaratan minimum pada saat melakukan pendaftaran, seperti kemampuan bahasa atau kewarganegaraan. Kriteria tiap sekolah berbeda.

Biaya pertahun biasanya mencapai S$4,600 sampai S$14,000 untuk tingkat yang lebih rendah dan S$6,000 sampai S$18,000 untuk tingkat yang lebih tinggi. Tahun ajaran sekolah dan semester juga berbeda pada setiap sekolah.

2.5.2 Kurikulum Pendidikan di Singapura

(21)

Sistem pendidikan di Singapura bertujuan untuk mecetak pelajar yang berpendidikan luas. Dengan karakteristik di Singapura yang memiliki banyak budaya dan ras, kebijakan untuk menggunakan bahasa bilingual menjadi salah satu kunci dalam pendidikan di Singapura. Setiap siswa belajar Bahasa Inggris yang menjadi bahasa utama dalam dunia pekerjaan, tetapi mereka juga mempelajari bahasa ibu mereka (Bahasa Cina, Melayu, Tamil) untuk mempertahankan identitas nilai dan budayanya.

Harapan dari hasil pendidikan tersebut menghasilkan pelajar yang baik disegala bidang, moral, intelektual, fisik, sosial dan delapan estetika dari kemampuan dan nilai yang utama.

Delapan estetika dari kemampuan dan nilai yang utama tersebut adalah: 1. Perkembangan Karakter

2. Manajemen Diri Sendiri 3. Sosial Dan Kooperatif 4. Membaca Dan Berhitung 5. Komunikasi

6. Informasi

7. Kemampuan Berpikir Dan Kreatif 8. Pengetahuan Penerapan Ilmu.

Untuk mencapai pelajar yang menguasai setiap bidang yang dipelajari, terdapat tiga hal, yaitu: kurikulum, strategi mengajar, penilaian.

Kurikulum termasuk didalamnya tujuan dan objek, isi, kemampuan dan kompetensi dibutuhkan untuk pembuatan silabus. Strategi mengajar yang tepat disusun untuk menjadikan kelas yang sesuai dengan silabus. Dan untuk mengevaluasi hasil yang didapat oleh siswa digunakan penilaian secara formatif dan sumatif. Pada akhir Pendidikan siswa diberikan ujian (The Primary School Leaving Examination – PSLE). Hasil PSLE tersebut digunakan untuk menentukan pendidikan sekunder yang tepat bagi mereka.

(22)

telah dipersiapkan. Guru harus fokus pada bagaimana mengajar dan meningkatkan pengetahuan dan skill. Penilaian atau ujian akan disesuaikan dan dirancang agar siswa dapat menghadapi masalah yang mungkin akan mereka hadapi di kehidupannya.

Ujian Nasional versi Singapura atau ”O” Level Test, ini nama UN untuk secondary school. ”O” Level Test adalah kependekan dari Ordinary Level Test. Bedanya dengan UN kita, UN mereka tidak menentukan kelulusan seseorang karena, menurut Pemerintah Singapura, setiap orang punya kesempatan sama untuk melanjutkan pendidikan.

2.5.3 Singapura Sebagai Negara Dengan Sistem Pendidikan Terbaik di ASEAN

Kemajuan pendidikan di Singapura didukung oleh banyak faktor. Di antaranya yaitu adanya fasilitas yang memadai. Contohnya, setiap sekolah di Singapura memiliki web sekolah yang berguna untuk menghubungkan siswa, guru, dan orang tua. selain itu, di setiap kelas terdapat Liquid Crystal Display (LCD) untuk proses pembelajaran. Fasilitas lainnya yaitu tersedianya sistem transportasi yang memiliki akses ke semua sekolah di singapura yang memudahkan siswa untuk menuju ke sekolahnya.

Faktor biaya juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan. Karena jika biaya sekolah murah, setiap orang di negara tersebut dapat mengenyam pendidikan dengan mudah. Di singapura, biaya pendidikan disesuaikan dengan kemampuan rakyat, ditambah lagi dengan beasiswa bagi rakyat yang kurang beruntung.

(23)

sebelumnya. Selain itu, gaji yang diberikan untuk guru-guru di singapura juga banyak. Hal itu menyebabkan kehidupan guru-guru terjamin kesejahteraannya. 2.5.4 Biaya dan Anggaran Pendidikan di Singapura

Pendidikan Dasar

Untuk sekolah negeri dan sekolah bantuan Pemerintah, biaya per bulan adalah sebagai berikut:

 S$120 untuk Sekolah Dasar  S$170 untuk Sekolah Lanjutan

 S$280 untuk Pendidikan Pra Universitas/ akademi

Institusi Menengah

Pada Institusi Menengah biaya pendidikan dapat berubah setiap tahunnya.

Singapura mengeluarkan sekitar 25 persen dari anggaran pemerintahannya untuk mengelola sektor pendidikan di negara pulau yang luasnya hanya 692 kilometer persegi dan memiliki penduduk sebanyak 4,5 juta orang itu. Sektor pendidikan mencapai 25 persen dari total pengeluaran pemerintah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 40 persen adalah untuk tingkat pendidikan tersier (setingkat perguruan tinggi). Selain itu, pemerintah Singapura juga menyediakan 75 persen dana subsidi operasional dan mendorong lebih banyak donasi atau bantuan dari sektor swasta untuk membantu institusi pendidikan. Sedangkan, agar pendidkan dapat mendorong inovasi yang berkelanjutan, Singapura menekankan pendekatan antara pemerinatah dan kalangan pembisnis.

2.6 Pendidikan di Malaysia

(24)

Pendidikan di Malaysia secara keseluruhan dibawah hukum kementrian pendidikan, yang bertanggung jawab mengurusi sistem pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan universitas, mengatur silabus, mengontrol ujian nasional dan mengawasi perkembangan pendidikan.

Pendidik dasar di Malaysia berlangsung selama enam tahun. Pendidikan tersebut ditujukan untuk memberikan pendidikan dasar bagi siswa agar menguasai kompetensi membaca, menul1s dan aritmatik. Pada akhir tahun ajaran siswa sekolah akan diuji yang disebut dengan Ujian Penilaian Sekolah Rendah/ The Primary school Assessment Test (UPSR/PSAT). Terlepas dari kinerja mereka di PSAT, semua siswa sekolah dasar dinaikkan ke Form one.

Pemerintah/Kerajaan Malaysia, betul-betul memenuhi janjinya. Mulai tahun ajaran 2008 dan seterusnya ini, semua siswa Sekolah Rendah warga tempatan (warga Malaysia) mendapatkan peminjaman buku teks yang disediakan oleh Pemerintah melalui sekolah masing-masing.

Pendidikan sekolah menengah adalah kelanjutan dari level pendidikan dasar. Silabus, Kurikulum Bersepaduan Sekolah Menengah/ Secondary School Integrated Curriculum (KBSM/SSIC) dikembangkan untuk menyesuaikan kebutuhan dan aspirasi Negara. Pendidikan menengah dibagi kedalam tiga level utama: lower secondary level, upper secondary level dan level pra universiti.

Kegagalan ibu bapak memastikan anaknya mengikuti pendidikan wajib merupakan satu kesalahan dari segi undang-undang, dan jika terbukti di pengadilan, ibu bapak berkenaan akan dikenakan denda maksimal RM 5000 atau dipenjarakan maksimal 6 bulan atau kedua-duanya sekali.

(25)

Lower secondary education di Malaysia mempersiapkan siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan didalam kehidupan dan dapat menjadi warga Negara yang berguna bagi Negara. Setelah menyelesaikan tahun ketiga, para siswa diharuskan untuk mengikuti ujian penilaian nasional, Penilain Menengah Rendah/Lower Secondary Assessment (PMR/LSA). Kinerja siswa pada PMR/LSA akan menentukan jurusan akademik mereka kepada upper secondary level, yaitu apakah akan dijurusan sain, seni, teknik atau vokasional.

(26)

rumah dan pembelajaran dilaksanakan di masing-masing sekolah negeri atau swasta.

2.6.2 Kurikulum Pendidikan di Malaysia

Kurikulum Malaysia memadukan kecerdasan bernilai tambah dan pembelajaran. kecerdasan bernilai tambah yang dimaksudkan ialah kecerdasan berfikir, kemahiran teknologi dan komunikasi, kecerdasan belajar cara belajar, kajian masa depan, kecerdasan apapun, pembelajaran konstruktivisme dan pembelajaran kontekstual. Penjelasannya adalah seperti berikut:

a. Kecerdasan berpikir diberikan melalui pembelajaran melalui aktivitas yang memerlukan pemikiran kritis dan kreatif dalam aktivitas mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.

b. Kecerdasan teknologi dan komunikasi menggunakan komputer untuk tujuan komunikasi seperti mengirim dan menerima maildan memperoleh informasi yang terdapat dalam Internet.

c. Cara belajar ialah penguasaan teknik belajar cara belajar yang dapat menanam sikap dan mengamalkan pembelajaran seumur hidup.

d. Kajian Masa depan ialah satu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan murid memahami isu atau permasalahan pada masa lampau, masa kini, dan masa depan. Hal ini bermakna bagi murid untuk dapat membuat ramalan, serta mengendalikan perubahan supaya murid dapat manfaat yang maksimum.

(27)

kecenderungan mereka karena setiap individu mempunyai kecerdasan yang berbeda.

f. Pembelajaran konstruktivisme dalam pendidikan dapat melahirkan murid yang dapat mengembangkan pemahaman dan pengetahuan baru mereka sendiri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Pembelajaran ini menjadikan murid lebih mengerti, dan lebih yakin untuk belajar sepanjang masa.

g. Pembelajaran kontekstual ialah konsep pembelajaran yang mengaitkan isi pelajaran dengan pengalaman sehari-hari pada siswa, dalam masyarakat dan alam sekitarnya. Dengan pembelajaran ini murid dikondisikan untuk berupaya menghubungkan pengetahuan baru secara bermakna dan menghayati relevensi pembelajaran dengan kehidupan mereka.

Reformasi yang terjadi pada kurikulum Malaysia adalah dapat terlihat pada proses pembelajarannya. Pelaksanaan pembelajaran kontekstual merupakan perubahan besar yang telah membawa perubahan besar pada paradigma pendidikan. Proses pembelajaran itu dapat disebut sebagai Kurikulum Berbasis Realita (KBR). Pendidikan sekolah dikembalikan kepada realitas dinamika masyarakat, dan bukan menjadi menara gading yang tercabut dari akar kehidupan masyarakat itu sendiri. Pendidikan sekolah bukan tempat untuk mengajarkan mimpi dan antirealitas kepada siswa didik, tetapi menjadi bagian yang sah dari realitas hidup masyarakat untuk mencari jawaban atas proses dialektik yang terus bergolak dalam kehidupan masyarakatnya.

(28)

Sebagai contoh, melakukan studi wisata ke suatu kebun raya. Melalu kegiatan tersebut, guru biologi dapat dengan gamblang menjelaskan, selama ini siswa didik hanya mampu menghafal berbagai jenis tumbuh-tumbuhan mulai dari akar hingga ke ujung daunnya beserta manfaatnya masing-masing, tetapi ia tidak pernah melihat seperti apa sebenarnya bentuk tumbuhan tersebut. Sementara guru Sejarah menguraikan, melalui studi wisata diharapkan peserta didik mampu memahami sejarah didirikannya kebun raya tersebut pda masa lalu. Setelah nanti siswa mengetahui dan memahami sejarah kebun raya itu maka diharapkan rasa cinta siswa terhadap negeri yang kaya flora dan faunanya ini semakin bertambah. Guru Bahasa Indonesia menaruh harapan besar pada kemampuan peserta didik mempraktikan tata tulis bahasa Indonesia yang baik dan benar pada karya tulis yang dibuat sebagai laporan hasil studi wisata siswa tersebut.

2.6.3 Biaya Pendidikan di Malaysia

Orang tua murid dikenakan membayar iuran sekolah yang dibayarkan pada awal tahun ajaran baru. Besarnya iuran yang dipungut oleh pihak sekolah berkisar antara RM 50 hingga RM 75 pertahun tiap siswa. Iuran tersebut dirinci untuk pembayaran asuransi, biaya ujian tengah semester & semesteran, iuran khas, biaya LKS atau buku, praktek komputer, kartu ujian, file data siswa dan rapor.

(29)

Buku teks atau buku pegangan yang digunakan siswa relatif tak berganti atau sama setiap tahun. Bila orang tua murid membeli semua buku teks dan aktifiti, harganya berkisar antara RM 80 – RM 125/siswa pertahun. Itupun hanya sekali beli untuk anak sulung saja. Karena untuk keluarga yang mempunyai anak lebih dari satu, buku teks tersebut dapat dipakai bergantian “turun temurun”. Khusus untuk keluarga dengan pendapatan kurang dari RM 2000/bulan, dapat mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk peminjaman buku teks yang disediakan dari sekolah.

Suatu biaya pendidikan yang terbilang relatif murah untuk negara dengan pendapatan rerata per keluarga sebesar RM 2500/bulan (Data 2003, Kementrian Kewangan Malaysia). Lebih - lebih lagi, mulai tahun persekolahan 2008 dan mendatang pemerintah merencanakan untuk meminjamkan semua buku teks kepada para siswa sekolah rendah tanpa kecuali. Praktis, orangtua murid tidak lagi terbebani untuk membeli buku teks.

2.7 Pendidikan di Thailand

2.7.1 Sistem Pendidikan di Thailand

Sistem pendidikan di Thailand tidak beda dengan sistem pendidikan di Indonesia. Dari paparan tulisan ini adalah hasil dari interviu penulis dengan guru-guru di Thailand selama penulis di Bangkok maupun penulis lakukan dalam video calling dengan guru yang ada di Thailand. Untuk memnambah lengkapnya paparan tulisan ini penulis mengambil juga berbagai sumber dari buku maupun internet. Sistem pendidikan di Thailand terbagi menjadi 3, yaitu :

1. Pendidikan Formal,

(30)

Untuk sistem pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. sedangkan sistem pendidikan non-formal terdiri dari : program sertifikat kejuruan, program short course sekolah kejuruan dan interest group program. Wajib belajar di Thailand lebih menekankan wajib belajar 12 tahun artinya bahwa usia sekolah menjadi perhatian bagi pemerintah Thailand, dengan rincian grade sebagai berikut :

 Pendidikan play group dan TK usia 3-6 tahun

 Pendidikan Sekolah dasar (selama 6 tahun), grade 1-6

 Pendidikan Sekolah Menengah (selama 3 tahun), grade 7-9

 Pendidikan Sekolah Menengah atas (selama 3 tahun), grade 10-12

Untuk grade 7 - 12 dalam satu komponen sekolahan, mereka tak harus mendaftar lagi , sudah otomatis melanjutkan di sekolah itu.

Ujian Nasional (UN) di Thailand dikoordinasikan oleh Bureu of Education Testing Office dari Komisi Pendidikan Dasar yang memakai Sistem Ordinary National Education Test (O-net). UN di wajibkan untuk grade 3, 6, 9 dan 12. Ada 8 mata pelajaran yang di - UN kan yaitu :

1. Bahasa Thai

2. Matematika

3. Science

4. Ilmu sosial

5. Agama dan Kebudayaan

(31)

7. Health dan Physical Education

8. Art, Career dan Technology

Sedangkan siswa dari grade 1, 2, 4, 5, 7, 8, 10 dan 11, mengikuti ujian kelas dari sekolah masing-masing yang mengacu dari Office of Academic affair , Kementrian Pendidikan Thailand, secara serentak.

Lima kunci sukses pendidikan di Thailand, yaitu selalu mendasarkan pada sains dan teknologi; sehingga semua produk yang dihasilkan berdasarkan pada penelitian atau riset. Hasilnya, kalau menghasilkan produk pertanian benar-benar unggul, maka tidak mengherankan kalau ada jambu atau ayam Bangkok, artinya produk yang dihasilkan benar-benar bermutu.

Keberhasilan yang dicapai juga karena profit, artinya setiap kegiatan harus memberikan keuntungan, sehingga banyak prostitusi yang dikemas dalam industri pariwisata. "Ini yang tidak perlu ditiru oleh Bangsa Indonesia, karena untuk mendapatkan pendapatan atau profit/ keuntungan yang besar menghalalkan segala cara,". Karena sebagian besar daerah di Thailand banyak mengembangkan Industri pariwisata. Penduduk di Bangkok saja lebih sedikit dari wisatawan yang ada di kota tersebut. Dengan cara inilah pendapatan negara tersebut selalu surplus. Kunci yang mendukung pendidikan yang lain value dan menjaga nilai-nilai budaya, sehingga Thailand menjadi negara bersih, tertib hukum dan disiplin, serta selalu berpegang pada ideologi yang ada dan tumbuh di Thailand. Raja sebagai wakil Tuhan, sehingga kedudukannya kuat dan ada di hati rakyatnya, dan inilah yang dapat menghidupkan living values bisa tumbuh subur di kalangan siswa sekolah di Thailand, yang menjadikan hidup itu menjadi lebih hidup. Sedangkan semua urusan politik diserahkan kepada perdana menteri.

(32)

dipanggil "Kunkru" merupakan penentu keberhasilan pendidikan, yang tidak berbeda dengan Indonesia.

2.7.2 Biaya dan Anggaran Pendidikan di Thailand

Pada tahun 2007 pemerintah Thailand mengalokasikan anggaran pendidikan sebanyak 20% dari APBN pada tahun 2007 sebesar 314.931 juta THB. Sedangkan APBN tahun 2007 sebesar 1.566.200 juta THB. Mulai tahun 2004 pemerintah Thailand telah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 4% dari produk domestik bruto dan juga pada tahun 2007. Sedangkan prosentase anggaran pendidikan di kerajaan Thailand berdasarkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada tiga tahun mulai 2005, 2006 dan 2007 telah mencapai kenaikan yang signifikan diatas 20%.

Biaya pendidikan tinggi di kerajaan Thailand mulai dari sarjana, magister dan doktoral pada perguruan tinggi negeri lebih murah dibandingkan pada perguruan tinggi swasta, untuk tingkat Bachelor di perguruan tinggi negeri sebesar 25 sampai 50 USD per SKS per semester, dan 125 sampai 400 USD untuk biaya lainnya sedangkan di perguruan tinggi swasta mencapai 30 sampai 85 USD per SKS per semester. Sedangkan untuk tingkat Master mencapai 1.000 sampai 2.000 USD per tahun, swasta mencapai 75 sampai 125 USD per SKS per semester dan biaya lainnya sebesar USD 325 sampai 400 per tahun. Untuk program Doctor (S3) membutuhkan dana sebesar 5.000 USD per tahun di universitas negeri, di universitas swasta lebih besar.

2.8 Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia

Di bawah ini akan diuraikan beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia secara umum, yaitu:

(33)

Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen atau pun guru) dituntut untuk dapat memaksimalkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.

Efektifitas pendidikan di Indonesia relative lebih rendah, penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik mengetahui tujuan apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.

2. Efisiensi Pengajaran Di Indonesia

Efisien adalah berdaya guna atau mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dengan seoptimal mungkin. Hal itulah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Beberapa masalah efisiensi pengajaran di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.

Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative lebih randah jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sitem free cost education.

(34)

Selain itu, masalah lain efisiensi pengajaran yang akan kami bahas adalah mutu pengajar. Kurangnya mutu pengajar jugalah yang menyebabkan peserta didik kurang mencapai hasil yang diharapkan.

Program pendidikan yang efisien adalah program yang mampu menciptakan keseimbangan antara penyediaan dan kebutuhan akan sumber-sumber pendidikan sehingga upaya pencapaian tujuan tidak mengalami hambatan.

3. Standardisasi Pendidikan Di Indonesia

Jika kita ingin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita juga berbicara tentang standardisasi pengajaran yang kita ambil. Kompetensi yang dibutuhka oleh masyarakat terus-menerus berubah.

Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaimana agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Hal seperti itu sangat disayangkan karena berarti pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu menuntun standar kompetensi, yang menjadi salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

Banyak hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan kita. Tentunya hal seperti itu dapat kita temukan jika kita menggali lebih dalam akar permasalahannya.

Selain beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan di atas, berikut ini akan dipaparkan pula secara khusus beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, diantaranya ;

(35)

5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, 6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, 7. Mahalnya biaya pendidikan.

2.9 Solusi Bagi Permasalahan Pendidikan di Indonesia

Untuk mengatasi masalah-masalah terkait pendidikan di Indonesia, berikut ini adalah solusi bagi pendidikan di Indonesia guna meningkatkan kualitas dan kuantias di mata dunia :

a. Solusi Sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan. Akan sangat kurang efektif kita menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.

b. Solusi Teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana - sarana penunjang pendidikan, dan sebagainya.

(36)

seluruh biaya pendidikan tersebut. (khusus bagi sekolah negeri). Sehingga peserta didik disekolah negeri bebas biaya Pendidikan. Sekolah negeri wajib menjadi pelopor kemajuan pendidikan.

d. Tetap melaksanakan Ujian Nasional, tetapi hanya dipergunakan sebagai pemetaan Mutu Sekolah, tidak dikaitkan dengan kelulusan, dan tidak dijadikan persyaratan melanjutkan sekolah karena selama ini Semua perguruan tinggi tidak mau menggunakan Nilai Ujian Nasional sebagai penentu bahkan pertimbangan dalam penerimaan Mahasiswa baru.

(37)

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Educational Development Index negara Indonesia menurun 4 poin dari tahun lalu.

2. Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia yang sangat merumitkan masyarakat Indonesia khususnya di bagian pedesaan atau pelosok wilayah Indonesia. 3. Sistem pendidikan di Indonesia meliputi tiga bagian, yaitu jalur pendidikan

formal, jalur pendidikan nonformal dan jalur pendidikan informal.

4. Sistem Pendidikan di Indonesia relative berjalan di tempat dibandingkan dengan negara lainnya.

5. Kualitas pendidikan secara umum di Indonesia memang masih relatif rendah apbila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara negara ASEAN bahkan dunia lainnya.

6. Pada beberapa sisi terdapat kesamaan antara krikulum pendidikan Malaysia dengan kurikulum pendidikan di Indonesia. Kesamaan akan lebih terlihat jika kurikulum Malaysia dibandingkan dengan kurikulum Indonesia terkini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kesamaan tersebut di antaranya dalam hal berbasis kompetensi (competency based curriculum), proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre learning), dan pembelajaran kontekstual (contextual learning).

7. Ada banyak faktor yang menyebabkan Singapura berhasil mendapatkan Predikat sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik se-ASEAN, yaitu faktor-faktor ketersediaan fasilitas, faktor biaya sekolah yang terjangkau, dan faktor pendidik.

8. Hal-hal yang menjadi penyebab utamanya yaitu efektifitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang dioptimalkan. Dan juga beberapa factor yang mempengaruhi dari permasalahan lainnya yaitu ;

(38)

b. Rendahnya kualitas guru,

c. Rendahnya kesejahteraan guru,

d. Rendahnya prestasi siswa,

e. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,

f. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,

g. Mahalnya biaya pendidikan.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan.

http://www.kopertis12.or.id/2011/03/03/peringkat-pendidikan-indonesia-turun.html

http://www.slideshare.net/adysetia1/kondisi-sistem-pendidikan-indonesia http://www.unesco.org/new/fileadmin/MULTIMEDIA/HQ/ED/pdf/gmr2011-efa-development-index.pdf

http://risdamonica.blogspot.com/2012/01/sistem-pendidikan-di-negara-asia.html http://www.vnseameo.org/downloads/malay/Singapore.doc [online].

http://mahierra.wordpress.com/2011/12/06/kondisi-pendidikan-di-indonesia/ http://meilanikasim.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-indonesia/

http://sosektani.wordpress.com20090107120.htm.

http://yudikustiana.wordpress.com/2011/05/27/sistem-pendidikan-di-singapura/ http://berita-terkini.infogue.com/pendidikan_versi_singapura

http://mppakuan2010.wordpress.com/2011/01/22/perbandingan-kurikulum-4-negara/

(40)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Semantik adalah proses setelah melewati proses scanning dan parsing. Pada tahap ini dilakukan pengecekan pada struktur akhir yang telah diperoleh dan diperiksa

Pada penelitian ini dilakukan pengembangan dari penelitian terdahulu yang menggunakan objek penelitian yang berbeda serta dengan memodifikasi algoritma yang

Seluruh Dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang pernah mengajar dan membimbing penulis selama kuliah di Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi

Diana  Karitas  dan  Fransiska,  2017.  Panas  dan  Perpindahannya  Jakarta:  Penerbit  Pusat  Perbukuan  Balitbang  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan 

Dari latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan sebuah penelitian yang diberi judul “ Peran Politik Islam Dalam Pendidikan Politik Bagi Masyarakat Sidoarjo

Bagi NSB, dengan karakteristik yang diuraikan sebelumnya nampak tidak dapat berharap banyak dalam era perdagangan bebas, dalam arti pengaruh eksternal mungkin begitu

Nyeri kepala pada penderita epilepsi dibagi menjadi: preictal headache yaitu nyeri kepala yang timbul tidak lebih dari 24 jam sebelum serangan dan berakhir saat serangan dimulai,

Maka apabila amanah diabaikan dengan golongan yang tidak berkelayakkan diberi tempat untuk menguruskan hal ehwal masyarakat, atau golongan jahil diberi ruang untuk