BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis quineensis jacq) merupakan tumbuhan
tropis golongan plasma yang termasuk tanaman tahunan. Kelapa sawit bukanlah
tanaman asli di Indonesia. Tanaman ini dimasukkan pertama kali dari afrika serta
plasma nutfah pada tahun 1848, ditanam dikebun raya Bogor.
Percobaan-percobaan banyak dilakukan diberbagai tempat di Jawa dan Sumatera.
(Naibaho,P.M.,1998)
Kelapa sawit sangat penting artinya bagi Indonesia dalam kurun waktu 30
tahun terakhir karena minyak yang dihasilkan adalah komoditas andalan untuk
eksport yang meningkatkan pendapatan petani dan menambah devisa negara.
Untuk itu pemanenan tandan buah segar sebagai bahan baku minyak sawit mentah
(CPO , Crude Palm oil) dan inti (PKO, Palm Kernel Oil) yang bermutu baik
menjadi sangat penting artinya. Pemanenan tandan yang terlalu matang akan
menimbulkan kerugian mutu dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi.
Selain itu, kualitas pemanenan yang seperti ini berdampak pada banyaknya buah
yang lepas sehingga derajat kehilangan sangat besar karena tercecer atau memar.
Yang pada gilirannya mendorong keluarnya minyak dari sel lebih banyak
sehingga minyak melekat pada tandan dan kotoran mudah menempel.
(Sibuea,P.,2014)
Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah yang
dipanen. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah
mempunyai arti yang penting sebab jumlah dan mutu minyak yang diperoleh
nantinya sangat ditentukan oleh faktor ini. Derajat kematangan yang baik yaitu
jika tandan – tandan yang di panen telah matang dan berada pada fraksi 1, fraksi
2, dan fraksi 3 (Mestika, 2010).
Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas
(ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam
keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung asam lemak
bebas dalam persentase tinggi. Sebaliknya jika pemanenan dilakukan dalam
keadaan buah belum matang, selain kadar asam lemak bebasnya rendah,
rendemen minyak yang diperoleh juga rendah (Purba, 2010).
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1
% dan kandungan asam lemak bebas serendah mungkin (kurang lebih 3,5 %).
Buah kelapa sawit dan hasil panen (TBS) harus segera di angkut ke pabrik agar
dapat segera diolah.
Dengan demikian penulis tertarik untuk menulis karya ilmiah dengan judul
“Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Tandan Buah Segar (TBS)
Sebelum Dan Sesudah Perebusan Di PTP.Nusantara IV Unit Usaha Mayang”
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang dijumpai dalam karya ilmiah ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan kadar asam lemak bebas dan kadar air terhadap tandan
buah segar sebelum perebusan dan setelah perebusan ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan kadar asam lemak bebas dan kadar air terhadap
tandan buah segar sebelum dan setelah perebusan
1.4. Manfaat
Manfaat dari karya ilmiah ini adalah :
1. Memberikan informasi cara dan metode yang baik dalam proses pengolahan
sehingga dapat menghasilkan CPO dengan kualitas yang baik sesuai dengan
standart yang ditentukan