• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gejala Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groupthink di Organisasi Gamadiksi USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gejala Groupthink Dalam Komunikasi Kelompok (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Gejala Groupthink di Organisasi Gamadiksi USU)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Konteks Masalah

Manusia pada umumnya tidak terlepas dari yang namanya kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut Mulyana, dalam (Marhaeni Fajar 2009:67). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah rapat untuk mengambil suatu keputusan. Defenisi ini membuktikan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut akan melahirkan kerjasama dan hubungan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Kelompok yang dimaksud dapat berupa anggota keluarga, teman, rekan kerja di kantor dan lain sebagainya.

Sesuai dengan hakekat manusia sebagai makhluk sosial, maka kelompok berperan penting untuk berinteraksi dengan manusia lain yang memiliki kesamaan latar belakang ataupun minat dengan individu tersebut. Hasrat untuk bergaul, memberitahu, meniru dan untuk bersatu yang merupakan naluri asli manusia juga berpengaruh dalam kehidupan individu untuk berkelompok. Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi-fungsi

hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, serta fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan sesuai untuk kepentingan masyarakat, kelompok, dan para anggota kelompok itu sendiri.

Kelompok memiliki beberapa klasifikasi di dalamnya, diantaranya adalah

(2)

Mengikut sertakan diri dalam sebuah kelompok adalah bagian dari proses

hidup manusia. Individu akan memilih kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai norma dan kesepakatan yang secara khusus berlaku pada kelompok tersebut. Misalnya, orang-orang yang mendapat kesempatan bersama untuk menduduki bangku kuliah secara gratis dan kemudian orang-orang tersebut

membentuk suatu kelompok. Kelompok yang baik adalah kelompok yang dapat mengatur sirkulasi tatap muka yang intensif di antara anggota kelompok, Tatap muka itu pula yang mengatur sirkulasi makna di antara mereka, sehingga mampu melahirkan sentiment-sentimen kelompok serta kerinduan di antar mereka (Burhan Bungin, 2006:265).

Kelompok memberikan banyak hal pada anggotanya, baik itu hal positif maupun hal yang negatif. Keeratan yang terjalin diantara anggota kelompok akan menghasilkan hubungan yang dekat dan komunukasi yang intens. Demi mempertahankan keberlangsungan kelompok, sumber daya manusia yang berkualitas saja tidaklah cukup, kelompok juga membutuhkan komunikasi yang baik demi mencapai tujuan kelompok. Komunikasi yang baik antar anggota kelompok akan berpengaruh besar dalam meningkatkan produktifitas anggota kelompok.

Komunikasi kelompok dapat dikatan efektif ketika anggota kelompok terlibat interaksi satu sama lain dalam satu pertemuan tatap muka dimana setiap partisipan mendapat kesan atau peningkatan hubungan antar satu dengan yang lainya dengan cukup jelas. Tujuannya adalah ketika muncul pertanyaan partisipan

tersebut dapat memberikan respon kepada masing-masing sebagai perorangan. Komunikasi akan berjalan efektif apabila setiap anggota telah mencapai kesamaan makna. Hubungan dan kerjasama yang terjalin di dalam kelompok biasanya akan menciptakan komunikasi antar anggotanya. Kelancaran komunikasi dalam

kelompok sangat menentukan dalam pengambilan keputusan.

(3)

pengambilan keputusan diperlukan komunikasi tatap muka dan memiliki susunan

rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan.

Namun ketika sebuah kelompok menjadi semakin solid, kelompok tersebut berpotensi untuk terpengaruh akan gejala-gejala groupthink. Groupthink lahir dari pengertian panjang Irving L Janis yang menggunakan istilah groupthink untuk

menunjukan suatu metode berpikir sekelompok orang yang bersifat kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang dilakukan kelompok untuk mencapai kata sepakat. Untuk mencapai kebulatan suara kelompok ini mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis.

Groupthink dapat didefenisikan sebagai suatu cara pembahasan yang

digunakan anggota kelompok ketika keinginan untuk mencapai kesepakatan bersama melebihi motivasi mereka untuk menilai seluruh rencana tindakan yang ada. Janis menyatakan anggota kelompok sering kali terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang mengambil gaya pembahasan dimana keinginan untuk mencapai consensus sering kali mengalahakan akal sehat. Sebuah hubungan dan komunikasi yang terjadi dengan erat diantar anggota kelompok membuat mereka menjadi kelompok yang solid (kuat). Janis menyebutkan adanya tiga kondisi yang dapat mendorong terjadinya pikiran kelompok (groupthink), yaitu (1) kohesivitas kelompok yang tinggi, (2) karakteristik structural lingkungan, dan (3) tekanan kelompok secara internal dan eksternal (Morissan, 2009:149).

Kohesivitas yang tinggi dalam kelompok dapat mendorong terjadinya groupthink, karena kelompok cenderung tidak bersedia mengemukakan keberatan

terhadap solusi yang diambil. Selain itu, adanya potensi untuk mendapatkan reward seperti, persahabatan dan penegasan terhadap harga diri. Anggota

kelompok akan menghabiskan banyak energi untuk membangun atau mengembangkan ikatan positif diantara mereka karena adanya kebutuhan

terhadap penghargaan diri (self esteem) yang tinggi ini.

(4)

adanya tekanan kelompok (group stress), yaitu tekanan yang dialami oleh

kelompok baik secara internal maupun eksternal. Jika para pengambil keputusan berada dibawah tekanan yang besar maka mereka akan cenderung lebih mudah ‘menyerah’. Anggota kelompok yang tengah di bawah tekanan besar cenderung mendekati pimpinan dan memperkuat keyakinan mereka terhadap pemimpin

(Morissan,2009:151)

Menurut Janis, anggota kelompok yang mulai merasakan tekanan semakin memuncak untuk menyelesaikan pekerjaan mereka sesuai target akan saling memandang satu sama lain untuk meminta dukungan moral. Mereka cenderung untuk setuju terhadap berbagai ide asalkan pekerjaan dapat diselesaikan sebelum target waktu yang di tentukan, dan situasi ini akan menimbulkan groupthink.

Groupthink yang terjadi dalam sebuah kelompok memiliki dampak negatif yang

dapat mempengaruhi pemikiran dan keputusan yang diambil oleh kelompok tersebut. Permasalahan seperti diskusi yang terbatas dan pengambilan solusi yang terkesan dipaksakan karena tekanan untuk tercapainya keseragaman juga kerap terjadi dalam kelompok. Selain itu pemecahan masalah cenderung sudah dipilih, tidak lagi diseleksi dan dikaji ulang sehingga solusi yang dicapai tidak di survei dan dikaji ulang dengan lengkap.

Pada saat ini, jumlah pembentukan kelompok cukup meningkat di Kota Medan.Seperti halnya Organisasi Mahasiswa Bidik Misi. Bidik misi adalah bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi

pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. Dilihat dari pengertiannya tentang Bidik Misi, Mereka membentuk Organisasi Kelurga Mahasiswa Bidik Misi Universitas Sumatera Utara atau “GAMADIKSI USU” yang tujuannya untuk memberikan informasi kepada Mahasiswa Bidik Misi USU mengenai hal

(5)

sifat dasar manusia untuk berkelompok tentunya yang mempengaruhi seseorang

untuk menentukan dirinya bergabung dalam sebuah organisasi.

Organisasi GAMADIKSI USU ini terbentuk berdasarkan aspirasi dan mufakat anggotanya pada awal terbentuknya organisasi tersebut.Organisasi ini memiliki kegiatan yang terstruktur guna memenuhi kebutuhan anggotanya dengan

struktur dan aturan yang jelas. Pada dasarnya GAMADIKSI USU terbentuk berdasarkan kriteria yang sama, yakni sebagai mahasiswa yang menerima program beasiswa dari pemerintah untuk melanjutkan kuliah. Komunikasi kelompok yang terjadi di dalam organisasi ini bisa terjadi diantara sesama anggota pengurus, anggota dengan ketua pengurus ataupun antara anggota pengurus dengan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi tersebut. Komunikasi yang terjadi bisa mencakup banyak hal seperti perkembangan kegiatan organisasi itu sendiri ataupun komunikasi yang terjalin pada saat anggota dari organisasi ini ingin mengambil sebuah keputusan.

Peneliti menentukan Organisasi GAMADIKSI USU (Keluarga Mahasiswa Bidik Misi Universitas Sumatera Utara) sebagai kelompok yang diteliti. Organisasi ini dipilih karena anggotanya memiliki latar belakang yang berbeda, usia yang berbeda, dan fakultas yang berbeda sehingga bagaimana organisasi ini dapat mengambil keputusan bersama dan menentukan tujuannya dalam mempertahankan keberlangsungan organisasi. Pada saat pra penelitian, peneliti melihat bahwa di dalam organisasi ini komunikasi yang dilakukan oleh para pengurus memilih untuk diam dan enggan untuk mengeluarkan pendapatnya

ketika rapat tengah berlangsung.

Peneliti tertarik akan masalah yang tengah dialami oleh organisasi Gamadiksi USU ini. Dimana sebagian besar para pengurus memilih untuk diam dan enggan mengeluarkan pendapat ketika mengikuti rapat untuk kegiatan

(6)

USU pada khususnya bahwa mahasiswa Bidik Misi juga memiliki organisasi yang

bernama Gamadiksi Usu atau Keluarga Mahasiswa Bidik Misi Universitas Sumatera Utara. Peneliti ingin melihat bagaimana komunikasi kelompok yang terjadi di dalam organisasi Gamadiksi USU ini dan apakah organisasi ini mengalami gejala groupthink di dalam komunikasi kelompok mereka.

Pada saat rapat rutin dilakukan untuk membahas acara Gamadiksi Expo ini, tidak sedikit para pengurus enggan untuk mengeluarkan pendapatnya. Hanya beberapa orang saja yang mengeluarkan pendapat ataupun menentang keputusan dari ketua ketika ketua mengambil keputusan. Sebagian besar para pengurus memilih untuk diam dan mengikuti jalan keberlangsungan rapat tersebut tanpa adanya pengeluaran pendapat. Disini peneliti ingin menegetahui apakah di dalam organisasi ini terdapat gejala groupthink. Untuk lebih dalam lagi mengetahuinya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di organisasi Gamadiksi USU ini.

Keluarga Mahasiswa Bidik Misi Universitas Sumatera Utara atau disingkat GAMADIKSI USU adalah organisasi yang di bentuk dengan tujuan untuk menyatu semua mahasiswa penerima Bidik Misi di USU yang tersebar di 15 Fakultas Universitas Sumatera Utara. Adapun mahasiswa penerima Bidik Misi USU berjumlah 2300 dari angkatan 2010-2016. Selama lima tahun berdiri GAMADIKSI USU sebagai suatu organisasi yang telah banyak melahirkan kegiatan yang mampu mengembangkan hardskill maupun softskill aktivis didalamnya. Hal ini karena GAMADIKSI USU tidak hanya fokus pada bidang

akademik, tetapi juga membentuk anggotanya untuk dapat berprestasi, berkreasi, professional, berjiwa saing, peka serta memahami teknologi yang selalu berkembang, sehingga dapat di temukan berbagai aktivitas di GAMADIKSI USU. Aktivitas-aktivitas tersebut diciptakan dengan tujuan sebagai wadah beraktivitas

bagi penerima beasiswa Bidik Misi USU untuk saling bersilaturahmi, menyalurkan aspirasi, mengembangkan minat dan bakat, serta pengabdian kepada masyarakat.

(7)

dengan seluruh mahasiswa penerima Bidik Misi di Indonesia pada umumnya dan

mahasiswa USU pada khususnya. GAMADIKSI USU berusaha untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan intelektualitas, menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap memiliki rasa akan seni dan budaya yang tinggi serta tetap memiliki jiwa berkompetisi yang

sportif. Tidak hanya kegiatan yang mampu mengasah otak kiri atau kecerdasan saja yang akan dilaksanakan tetapi juga, kegiatan-kegiatan yang menambah keterampilan otak kanan berupa kegiatan yang mengasah kreativitas, minat dan bakat di bidang seni olah raga.

Organisasi ini didirikan pada 15 Maret 2011 setelah melalui pertemuan para wakil mahasiswa Bidik Misi Universitas Sumatera Utara dari setiap fakultas yang sepakat bahwa perlu dibentuk sebuah organisasi sebagai wadah pemersatu mahasiswa Bidik Misi Universitas Sumatera Utara yang pada saat itu terdiri dari 500 orang, dengan Ketua Umum yang ditunjuk saat itu adalah Rahmad Ramadhan Hasibuan dari Fakultas Hukum 2010 dan menjabat selama kepengurusan periode 2011/2012. Saat ini kepengurusan periode 2016/2017 dengan ketua Umum terpilih yaitu Arpendi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik stambuk 2013. Adapun hingga saat ini GAMADIKSI USU telah banyak melakukan kegiatan bagi mahasiswa Bidik Misi Universitas Sumatera Utara diantaranya kegiatan akbar tahunan GAMADIKSI EXPO dan GAMADIKSI GREEN CAMP. Selain itu, organisasi ini juga sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang pelaksanaannya akan melibatkan seluruh pengurus. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah terdapat gejala groupthink dalam komunikasi kelompok yang ada di organisasi GAMADIKSI USU ini.

1.2Fokus Masalah

(8)

1.3Tujuan penelitian

Setiap penelitian yang akan dilakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses komunikasi kelompok di organisasi GAMADIKSI USU.

2. Untuk mengetahui gejala groupthink di organisasi GAMADIKSI USU.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaaat yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:

1. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam kajian studi ilmu komunikasi sebagai sumbangan pikiran dan masukan untuk pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan penelitian ini.

2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai komunikasi khususnya komunikasi kelompok.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan kepada Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU guna memperkaya bahan penelitian dan sumber bacaan.

Referensi

Dokumen terkait

c) Selanjutnya calon penyedia barang yang mengunggah dokumen penawaran (administrasi,teknis dan harga) sampai dengan batas akhir waktu pemasukan penawaran sebanyak 4

dilaksanakan Pembukaan Dokumen Penawaran untuk paket pekerjaan dimaksud melalui website www.lpse.depkeu.go.id dengan kesimpulan sebagai berikut:. a) Jumlah calon

Analisis spasial dengan program Surfer 11 menunjukkan sebaran konsentrasi CO dan NO2 tertingi berada di bagian barat daya Terminal Terpadu Amplas yaitu di Gerbang

terhadap populasi siswa-siswi yang orang tuanya bercerai yang tidak hanya bersekolah di Samarinda serta mencari faktor-faktor lain yang berpengaruh pada

Salah satu terminal yang ada di Kota Medan adalah Terminal Terpadu

dengan membuat aplikasi berbasis animasi menggunakan Flash pada materi.. sistem peredaran darah hewan vertebrata kelas XI IPA tingkat SMA

Tujuan dan manfaat dari pengabdian ini agar peserta didik melalui guru gurunya dapat terbantu dalam berbagi materi, berdiskusi dan mengerjakan tugas kelompok dengan adanya

Model SCREEN3 memungkinkan sekelompok sumber emisi untuk digabung menjadi satu sumber emisi dan model ini memperkirakan beberapa faktor penyebaran pencemar udara seperti