• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecemasan Neurotik Tokoh Utama dalam Novel Terminal Cinta Terakhir Karya Ashadi Siregar: Analisis Psikologi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kecemasan Neurotik Tokoh Utama dalam Novel Terminal Cinta Terakhir Karya Ashadi Siregar: Analisis Psikologi Sastra"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

2.1 Konsep

Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini. 2.1.1 Novel

(2)

2.1.2 Tokoh dan Penokohan

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995:165) tokoh cerita merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif. Sedangkan penokohan ialah watak atau perilaku yang dimiliki tokoh dalam cerita. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawab terhadap

pertanyaan: “Siapakah tokoh utama dalam novel itu?”.Berbeda dengan

penokohan yakni menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kulitas pribadi seorang tokoh.Jones (dalam Nurgiantoro, 1995:165) menyatakan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

2.1.3 Kecemasan Neurotik

(3)

Freud (dalam Minderope 2011:28-29) merupakan hasil konflik dan rekonsiliasi dari tiga sistem kepribadian. Ketiga sistem kepribadian tersebut sebagai berikut: 1. Id merupakan reservoir pulsi dan menjadi sumber energi psikis (terletak di bagian tidak sadar).

2. Ego bertugas sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan pulsi dan larangan superego (terletak di antara alam sadar dan tidak sadar).

3. Superego bertugas mengawasi dan menghalangi pemuasan sempurna pulsi-pulsi tersebutyang merupakan hasil pendidikan dan identifikasi pada orang tua (terletak dibagian sadar dan sebagian lagi dibagian tidak sadar).

Freud (dalam Zaviera 2007:97-98) membedakan tiga bentuk kecemasan, yakni:

1. Kecemasan realistis merupakan kecemasan yang disebabkan oleh dunia nyata.

2. Kecemasan neurotikadalah kecemasan yang berada di alam bawah sadar disebabkan oleh adanya ancaman berupa hukuman.

3. Kecemasan moral ialah kecemasan yang timbul akibat melanggar norma atau aturan yang berlaku dalam masyarakat.

2.1.4 Psikosastra

(4)

gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Secara psikologis aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang akan diteliti ketika pengarang menciptakan karya tersebut. Karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada dalam situasi tengah sadar (subconscious)setelah jelas baru dituangkan dalam bentuk sadar (conscious). Antara sadar dan tidak sadar selalu mewarnai dalam proses imajinasi pengarang. Kekuatan karya sastra dapat dilihat seberapa jauh pengarang mampu mengungapkan ekspresikejiwaan yang tidak sadar itu ke dalam sebuah cipta sastra.

2.2 Tinjauan Pustaka

Penerapan penelitian psikologi sastra pernah dilakukan oleh Hutagalung (2001) dalam novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis. Pelukisan Mocthar Lubis demikian sesuai dengan pandangan Freud, bahwa alam bawah sadar adalah sumber neurosis atau sakit syaraf karena individu mencoba membuang ke daerah ia kenang-kenangannya yang ia tidak sukai dan harapan-harapan yang berakhir dengan kekecewaan. Yang lebih tajam lagi, tampak pada lukisan Guru Isa yang hendak memeluk istrinya tetapi keinginan itu ia tahan. Di tempat lain, ia akan mengadakan konfrontasi mengenai cinta dengan istrinya tetapi ia tekan juga perasaannya (Endraswara, 2008:102).

(5)

Sastra”. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur-unsur struktur yang membangun novel dan aspek kecemasan tokoh Gambir dalam novel tersebut.

Yuliadi MR dkk (2015), dalam artikelnya menganalisis “Kecemasan Tokoh

Utama dalam novel Layla Majnun dan Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra”. Mereka berkesimpulan bahwa gejala-gejala kecemasan tokoh utama dalam novel

Layla Majnun terlihat pada perilaku tokoh yang gelisah, berperilaku liar, mengalami jiwa yang terguncang, dan bersikap tidak peduli.Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan tokoh utama dalam novel Layla Majnun adalah faktor keluarga.Kecemasan tokoh utama dalam novel Layla Majnun berupa kecemasan realistik, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral.

Penelitian dalam novel TCTini berupaya menganalisis penyebab kecemasan yang dialami tokoh utama dan bagaimana bentuk kecemasan neurotik tokoh utama dengan pendekatan psikologi sastra.

2.3 Landasan Teori

Masalah-masalah kejiwaan tokoh dalam novel dapat berupa konflik, kelainan perilaku, dan bahkan kondisi psikologis yang lebih parah. Teori psikoanalisis

(6)

1. Pentingnya psikologi sastra untuk mengkaji lebih mendalam aspek perwatakan.

2. Pendekatan psikoanalisis dapat memberi umpan-balik kepada peneliti tentang masalah perwatakan yang dikembangkan.

3. Psikoanalisis sangat membantu untuk menganalisis karya sastra yang kental dengan masalah psikologis.

Dalam pandangan Wellek dan Waren, dan Hardjana (dalam Endraswara, 2008:98-99) psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan penelitian. Pertama, penelitian terhadap psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Studi ini cenderung ke arah psikologi seni. Peneliti berusaha manangkap kejiwaan seorang pengarang pada saat menelorkan karya sastra. Kedua, penelitian proses kreatif dalam kaitannya dengan kejiwaan. Studi ini berhubungan pula dengan psikologi proses kreatif. Bagaimana langkah-langkah psikologis ketika mengekspresikan karya sastra menjadi fokus. Ketiga, penelitian hukum psikologi yang diterapkan pada psikologi sastra. Dalam kaitan ini, studi dapat diarahkan pada teori-teori psikologi, misalnya

psikoanalisis ke dalam sebuah teks sastra. Asumsi dari kajian ini bahwa pengarang sering menggunakan teori psikologi tertentu dalam penciptaan. Studi ini yang benar-benar mengangkat teks sastra sebagai wilayah kajian. Keempat, penelitian psikologis teks sastra pada pembaca. Studi ini lebih cenderung ke arah aspek-aspek pragmatik psikologis teks sastra terhadap pembacanya.

(7)

sastra mempelajari manusia sebagai ciptaan imajinasi pengarang, sedangkan psikologi mempelajari manusia sebagai ciptaan Ilahi secara nyata. Namun, sifat-sifat manusia dalam psikologi maupun sastra sering menunjukkan kemiripan sehingga analisis psikologi sastra memang tepat dilakukan. Meskipun karya sastra bersifat kreatif dan imajiner, pencipta tetap sering memanfaatkan hukum-hukum psikologi untuk menghidupkan karakter tokoh-tokohnya.

MenurutRatna (dalamMinderope, 2011:54) adatigacara yang dilakukanuntukmemahamihubunganantarapsikologidengansastra, yaitu:

1. Memahamiunsur-unsurkejiwaanpengarangsebagaipenulis.

2. Memahamiunsur-unsurkejiwaanparatokohfiksionaldalamkaryasastra.

Referensi

Dokumen terkait

68 DEWI RAHMAH TENGGAYUN, 4 JANUARI 1991 1203104467 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STAI ALKAUTSAR BENGKALIS 3,00 THE INFLUECE OF OPINION PROOF STRATEGY TOWARD STUDENTS' ABILITY IN

3. Pemeriksaan karya ilmiah yang telah terkumpul oleh panitia yang ditunjuk. Pendokumentasian hasil-hasil seminar. Pembentukan panitia penyelenggara seminar. Untuk

Penerimaan Pegawai Subag Umum dan Kepegawaian Subag Umum dan Kepegawaian Setiap ada perubahan Soft copy dan hard copy v Selama berlaku website. Ringkasan Kinerja Program dan

Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini antara lain tentang kedudukan mediator dalam penyelesaian sengketa di Pengadilan, bagaimana efektivitas Perma Nomor 1 Tahun 2016

Atas dasar permohonan Pemohon tersebut Mahkamah Konstitusi menyatakan Pasal 58 huruf q Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Salah satu yang menjadi pilihan penyelesaian sengketa adalah mediasi yang merupakan suatu proses yang dilaksanakan untuk menyelesaikan sengketa antara para pihak yang dilakukan

Maksilektomi merupakan suatu tindakan bedah pada sinonasal yang bersifat rumit mengingat kedekatannya dengan struktur organ vital seperti mata dan otak. Sehingga untuk

19 Jika saya sedang bermain dengan teman- teman, saya sering lupa untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru saya. 20 Saya berusaha bertanya atau mencari