• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM WAKAF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUKUM WAKAF"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DASAR HUKUM

• UU No 41 Tahun 2004 tentang

Wakaf

(3)

PENGERTIAN

Wakaf

adalah perbuatan hukum wakif untuk

memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harta

benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau

untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau

kesejahteraan umum menurut syariah.

Wakif

adalah pihak yang mewakafkan harta benda

miliknya.

Nazhir

adalah pihak yang menerima harta wakaf dari

wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan

peruntukkannya.

(4)

KETENTUAN-KETENTUAN WAKAF

Harta wakaf tidak dapat dipindahkan kepada orang

lain, baik dengan dijualbelikan, diwariskan atau

dihibahkan.

Harta wakaf terlepas kepemilikannya dari

Waqif

(orang yang berwakaf ).

Tujuan wakaf harus jelas dan termasuk amal kebaikan

menurut pandangan Islam.

Harta wakaf dapat dikuasakan kepada pengawas

yang mempunyai hak untuk ikut menikmati harta

wakaf sekedar perlunya dan tidak berlebih-lebihan.

Harta wakaf dapat berupa tanah dan lain sebagainya

(5)

UNSUR-UNSUR WAKAF

1.

Ada orang yang berwakaf (

Waqif

)

Menurut Pasal 7 UU No 41 Tahun 2004, waqif meliputi

:

Perseorangan

,

Organisasi

,

Badan hukum.

2.

Ada harta yang diwakafkan (

Mauquf

)

Pasal 15 UU No 41 Tahun 2004 menyatakan, harta benda

hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh

Waqif secara sah.

3.

Ada tempat ke mana diwakafkan harta itu / tujuan

wakaf (

Mauquf’alaih

)

4.

Ada akad / pernyataan wakaf (

sighat

)

5.

Ada pengelola wakaf (

Nazhir

)

Dalam Pasal 9 UU No 41 Tahun 2004 menyebutkan

Nazhir

meliputi :

Perseorangan

, -

Organisasi

, -

Badan hukum.

(6)

MACAM-MACAM HARTA

BENDA WAKAF

A. benda tidak bergerak, meliputi :

– Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar. – bangunan atau sebagian bangunan yang berdiri diatas tanah

sebagaimana tersebut pada angka 1 tersebut diatas. – tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah.

– hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

– benda tidak bergerak lainnya sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. benda bergerak, meliputi

– uang

– logam mulia – surat berharga – kendaraan

– hak kekayaan intelektual – hak sewa

– benda bergerak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan

(7)

PERUNTUKKAN HARTA BENDA

WAKAF

• Sarana dan kegiatan ibadah;

• Sarana dan kegiatan pendidikan serta

kesehatan;

• Bantuan kepada fakir miskin, anak

terlantar, yatim piatu, beasiswa;

• Kemajuan dan peningkatan ekonomi

umat dan/atau

(8)

HAK ATAS TANAH YANG BISA

DIWAKAFKAN

• Hak Milik atas tanah baik yang sudah terdaftar atau

yang belum.

• Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Pakai

atas tanah yang sudah ditingkatkan menjadi Hak

Milik.

• Hak Milik atas satuan rumah susun sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

• Tanah Negara yang di atasnya berdiri bangunan

mesjid atau makam;

• Seluruh hak atas tanah dimaksud dapat diwakafkan

apabila dimiliki dan dikuasai oleh wakif secara sah,

tidak dalam sitaan, sengketa dan tidak sedang

(9)

PERSYARATAN UNTUK

MENDAFTARKAN TANAH

WAKAF

1. Sertipikat hak atas tanah yang bersangkutan atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya;

2. Surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tanahnya tidak dalam sengketa, ikatan, sitaan dan tidak dijaminkan di bank yang diketahui oleh Kepala Desa, atau pejabat lain yang setingkat, yang diperkuat oleh Camat; 3. Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf.

4. Lihat SPOPP.

• Harta benda wakaf dilarang dijadikan : jaminan, disita, dihibahkan, dijual, diwariskan, ditukar, atau dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya. • Harta benda wakaf hanya dapat diubah peruntukkannya, bila digunakan untuk kepentingan umum sesuai RUTR, setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia;

(10)

TATACARA PENDAFTARAN

SERTIPIKAT TANAH WAKAF

• Dilakukan berdasarkan Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti

Akta Ikrar Wakaf;

• Terhadap tanah yang sudah berstatus hak milik didaftarkan

menjadi tanah wakaf atas nama nazhir;

• Terhadap tanah Hak Milik yang diwakafkan hanya sebagian

dari luas keseluruhan, harus dilakukan pemecahan sertipikat

hak atas tanah dahulu, kemudian didaftarkan menjadi tanah

wakaf atas nama nazhir.

• Terhadap tanah yang belum berstatus hak milik, yang

berasal dari bekas tanah milik adat dapat langsung

didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nazhir.

• Terhadap tanah yang sudah terdaftar dengan hak-hak lain,

ditingkatkan haknya menjadi hak milik, kemudian

didaftarkan menjadi tanah wakaf atas nama nazhir.

• Terhadap tanah Negara yang di atasnya berdiri bangunan

mesjid, mushola, makam, didaftarkan menjadi tanah wakaf

atas nama nazhir.

• Kepala Kantor Pertanahan setempat mencatat perwakafan

tanah-tanah yang bersangkutan pada buku tanah dan

(11)

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENGATURAN DAN PELAYANAN SERTIPIKAT WAKAF UNTUK TANAH TERDAFTAR

-Dasar Hukum :

– Undang-Undang No. 5 Tahun 1960.

– Undang-Undang No. 21 Tahun 1997 Jo. Undang-Undang No. 20 Tahun 2000.

– Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. – Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.

– Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2001 Tentang BPHTB.

– Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997. – Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2002.

– Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 600-1900, tanggal 31-07-2003.

– Keputusan Bersama Menteri Negara Agama RI dan BPN No. 422/2004, tanggal 19-10-2004, No. 3/SKB/BPN/2004.

-Persyaratan :

– Surat Permohonan.

– Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf. – Sertipikat Hak Milik Asli.

– Surat Pengesahan Nadzir.

– Surat Kuasa, jika permohonannya dikuasakan.

(12)

STANDAR PROSEDUR OPERASI PENGATURAN DAN PELAYANAN SERTIPIKAT WAKAF UNTUK TANAH BELUM TERDAFTAR

Dasar Hukum :

– Undang-Undang No. 5 Tahun 1960.

– Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. – Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997.

– Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN No. 3 Tahun 1997. – Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2002.

– Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 600-1900, tanggal 31-07-2003.

Persyaratan :

– Surat Permohonan.

– Identitas diri pemohon dan atau kuasanya (fotokopy KTP dan KK yang masih berlaku dilegalisir oleh pejabat berwenang).

– Surat Kuasa, jika permohonannya dikuasakan.

– Bukti tertulis yang membuktikan adanya hak yang bersangkutan, yaitu :

– Surat tanda bukti Hak Milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Swapraja yang bersangkutan, atau

– Sertipikat Hak Milik yang diterbitkan berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Nomor : 9 Tahun 1959, atau

– Surat Keputusan Pemberian Hak Milik dari Pejabat yang berwenang, baik sebelum ataupun sejak berlakunya UUPA, yang disertai

(13)

• Petuk Pajak Bumi/Landrente, girik, pipil, kekitir dan Verponding

Indonesia sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor : 10 Tahun 1961, atau

• Akta Pemindahan Hak yang dibuat di bawah tangan yang dibubuhi tanda kesaksian oleh Kepala Adat/Kepala Desa/Kelurahan yang dibuat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau

• Akta Pemindahan Hak Atas Tanah yang dibuat oleh PPAT, yang tanahnya belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau

• Akta Ikrar Wakaf/Surat Ikrar Wakaf yang dibuat sebelum atau sejak mulai dilaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor : 28 Tahun 1977 dengan disertai alas hak yang diwakafkan, atau

• Risalah lelang yang dibuat oleh Pejabat Lelang yang berwenang, yang tanahnya belum dibukukan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau

• Surat penunjukkan atau pembelian kaveling tanah pengganti tanah yang diambil oleh Pemerintah Daerah, atau

• Surat keterangan riwayat tanah yang pernah dibuat oleh Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan dengan disertai alas hak yang dialihkan, atau

• Lain-lain bentuk alat pembuktian tertulis dengan nama apapun juga sebagaimana dimaksud dalam Pasal II, VI dan VII ketentuan-ketentuan Konversi UUPA.

• Surat-surat bukti kepemilikan lainnya yang terbit dan berlaku sebelum diberlakukannya UUPA, atau

(14)

SEKIAN

&

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keabsahan dari tanah wakaf tanpa akta ikrar wakaf serta untuk mengetahui dan memahami bentuk perlindungan hukum

Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitis yaitu suatu penelitian tentang hukum yang memberi gambaran dan pengetahuan tentang wakaf, pembatalan akta ikrar wakaf,

Adapun untuk melakukan proses perwakafan pada objek wakaf yang alas hak tanahnya berupa Sertifikat Hak Milik Nomor 06658 dengan wakif Bapak Sofyan, ST., MT, maka syarat-syarat

Wakif juga dapat menyatakan ikrar wakaf benda bergerak berupa uang kepada nazhir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (Kepala Kantor Urusan Agama

Peruntukan harta wakaf di kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi sebagaimana yang penulis lihat dalam akta ikrar wakaf dari tahun 2010 tanah wakaf yang

Alat bukti akta ikrar wakaf sangatlah urgen dalam penyelesaian sengketa wakaf di pengadilan karena dari segi kekuatan akat ikrar wakaf digolongkan pada pembuktian alat bukti

(5) Dan Akta Ikrar Wakaf yang disingkat AIW, adalah bukti pernyataan kehendak wakif untuk mewakafkan uang miliknya guna dikelola nadzir sesuai dengan peruntukan

b) Akta Ikrar Wakaf yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf setempat. c) Surat pengesahan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan setempat, mengenai nadzir