• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP TUJUAN PEMBELAJARAN INDIKATOR DAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP TUJUAN PEMBELAJARAN INDIKATOR DAN (1)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP TUJUAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR DAN KOMPETENSI Imas Sumarni (1501337)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Imassumarni58@gmail.com

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sekurang-kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dijabarkan dari silabus, dan merupakan skenario proses pembelajaran untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai KD. Di dalam RPP tentunya kita tidak asing lagi dengan istilah indikator, tujuan pembelajaran , dan kompetensi, sebelum kita membuat RPP tentunya kita harus paham mengenai konsep dari indikator, tujuan pembelajaran dan kompetensi tersebut. Untuk itu dibawah ini akan dijabarkan mengenai konsep dari indikator, tujuan pembelajaran, serta kompetensi.

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran (Mulyasa, 2007:139). Sedangkan dalam Panduan Pengembangan Indikator (2010: 3) dan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 juga menyatakan bahwa indikator pencapaian kompetensi (ICK) adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Indikator merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Keberadaan indikator akan menjadi acuan terhadap berhasil atau tidak berhasilnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan itu, guru sangat diharapkan dapat memahami tentang indikator. Dapat dirumuskan bahwa indikator merupakan kompetensi yang lebih spesifik. Apabila serangkaian indikator dalam satu Kompetensi Dasar sudah dapat dicapai oleh siswa, berarti target Kompetensi Dasar tersebut sudah terpenuhi.

Ketika merumuskan indikator, terdapat ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan, ketentuan tersebut adalah:

(2)

2. keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD.

3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi

4. rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pelajaran

5. Indikator harus mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.

6. rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranak kognitif, afaktif, dan/atau psikomotor(Panduan Pengembangan Indikator, 2010:10).

Kemampuan guru dalam memahami ketentuan dalam merumuskan indikator pencapaian KD akan mengantarkan guru dalam merumuskan indikator yang benar. Perumusan indikator yang benar akan menjadi tolak ukur dalam menentukan keberhasilan peserta didik dalam memperoleh komptensi yang diharapkan.

Tujuan instruksional/pembelajaran adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan instruksional/ pembelajaran. Tujuan ini dapat dibedakan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. Tujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih spesifik, sedangkan tujuan pembelajaran khusus, merupakan penjabaran dari tujuan instruksional/pembelajaran umum. Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan pembelajaran umum tersebut dapat lebih dispesifikasikan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya. Untuk memudahkan penjabaran dan perumusan tujuan instruksional/pembelajaran khusus, dapat dilakukan dengan memilah menjadi empat komponen, yaitu :

(3)

B= Behavior: perilaku spesifik yang diharapkan dilakukan atau dimunculkan siswa setelah KBM. Rumusan prilaku ini mencakup kata kerja aktif transitif dan objeknya. Contohnya: menyebutkan bagian-bagian tumbuhan.

C= Condition: keadaan/ syarat yang harus dipenuhi atau dikerjakan siswa saat tes. Contohnya: dengan mengamati, dengan membaca kamus, dengan benar, dan sebagainya.

D= Degree: batas minimal tingkat keberhasilan terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku yang di harapkan. Penentuan batas ini tergantung pada: jenis bahan materi, penting tidaknya materi, sifat kemampuan yang harus dimiliki. Contohnya: paling sedikit tiga buah, paling lambat satu minggu, minimal 80%, dan sebagainya.

Di dalam undang-undang Permendikbud no. 21 thn. 2016, dijelaskan bahwa kompetensi memiliki tingkatan yaitu Tingkat Kompetensi. Tingkat Kompetensi merupakan kriteria capaian kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Bloom Taxonomy mengkategorikan capaian pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang terkait dengan penguasaan pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan sikap dan perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan penguasaan ketrampilan. Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif yang penguasaannya dimulai sejak Tingkat Pendidikan Dasar hingga Tingkat Pendidikan Menengah.

Secara hirarkis, Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan untuk menetapkan Kompetensi yang bersifat generik pada tiap Tingkat Kompetensi. Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan Kompetensi Dasar pada pengembangan kurikulum tingkat satuan dan jenjang pendidikan.

(4)

(empat) dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya disebut Kompetensi Inti (KI).

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran mencakup mata pelajaran: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

Daftar Pustaka:

Depdikbud. (2016). Permendikbud nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. (2016). Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Nilasari, Eva. (2017). Konsep Merumuskan Indikator Dari Kompetensi Dasar. [online]. diakses dari https://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com

_content&view=article&id=435:konsep-merumuskan-indikator-dari-kompetensi-dasar&catid=41:top-

(5)

teaching UNCC. (tanpa tahun). Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. [online]. diakses dari

http://teaching.uunc.edu./sites/teaching.uncc.edu/files/media/files/files/goalsandobjectives/bl oom.

Referensi

Dokumen terkait

Namun aslibanget akan membahas kuliner lain dari provinsi yang sama yaitu sate padang, di Indonesia sendiri banyak macam sate-satean termasuk yang bernah di posting yaitu

Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication.Massa

Mengerjakan soal dengan baik berkaitan dengan materi mengenai Pemilihan Umum di Indonesia, proses Pemilu Presiden/ Wakil Presiden dan Pilkada, lembaga- lembaga negara serta

Dari data yang diperoleh kondisi terbaik untuk mereduksi TSS adalah pada kuat arus 2,5 Ampere dengan waktu kontak selama 120 menit, yaitu menghasilkan efisiensi

Bila tidak sesuai, maka untuk dapat diangkat dalam jabatan Teknisi Litkayasa di Unit tersebut yang dalam jabatan Teknisi Litkayasa di Unit tersebut yang bersangkutan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, algoritma K-Means mampu mengelompokan calon penerima beasiswa bidik misi ke dalam 4 cluster, yang mana cluster 0 berarti

Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami individu, program pelayanan, tujuan dan pelaksanaan

Data itu menunjukkan bahwa sesungguhnya kosakata bahasa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk menghasilkan istilah baru, baik dalam paduannya dengan kata lain