Budaya Belajar yang baik, Dr. A Tabrani Rusyan, PT Panca Anugerah Sakti, Jakarta 2007. Beberapa alasan yang membuat belajar menurun
1. Proses pembelajaran lebih tampak sebagai proses alih informasi dari guru kepada siswa, daripada proses pencarian dan menggunakan informasi oleh siswa untuk memecahkan masalah, akibatnya siswa memiliki informasi sebagai pengetahuan tanpa memiliki kemampuan untuk memilih dan
menggunakanya dalam kehidupan sehari-hari, implikasinya pengalaman dan hasil belajar kurang dirasakan kebermaknaanya secara fungsional.
2. Proses pembelajaran lebih banyak menyajikan materi yang terdapat dalam buku teks, tanpa memasukan masalah social yang terdapat dalam lingkungan siswa sebagai materi pelajaran untuk dikaji dalam proses pembelajaran, akibatnya siswa kurang dikembangkan dalam proses belajar
3. Proses pembelajaran cenderung dirancang oleh guru secara sepihak untuk kepentingan penyajian materi, mungkin sesuai dengan upaya pencapaian target kurikulum, pengalaman belajar dan proses pendidikan kurang
implikasinya, proses belajar bertumpuk pada pengetahuan yang lebih banyak mengembangkan kemampuan menghafal, dengan demikian pengembangan kemampuan berfikir dan mengembangkan nilai-nilai kurang kesepakatan untuk menumbuhkan pembinaan nilai disiplin melalui belajar.
4. Adanya kesenjangan antara perolehan kognitif tingkat rendah dengan efektif dan psikomotorik, mengakibatkan nilai moral terabaikan dalam proses
belajar, impllikasi seperti kurang memiliki pengalaman dalam belajar, nilai dan moral, sehingga lemah dalam ketahanan disiplinya.
5. Proses belajar kurang menyentuh pengembangan kemampuan berfikir tingkat tinggi, mengakibatkan para siswa sulit melibatkan dalam
memecahkan masalah social, kurang memperoleh sentuhan dalam proses belajar, kondisi inilah yang memungkinkan untuk memunculkan siap positif dikalangan para siswa. Implikasinya memungkinkan siswa menerima konsep disiplin sebagai informasi normative, bukan sebagai kekuatan nilai yang harus ditumbuhkembangkan dalam kehidupan sehari –hari
6. Metode dan tehnik pembelajaran pengembangan nilai belum banyak digunakan sehingga pembelajaran hanya mengembangkan pengetahuan tentang nilai dan moral, melalui ceramah, sehingga para siswa belum secara optimal terlintas sebagai subyek pelaku dalam pembelajaran, dengan
demikian pembelajaran belum secara optimal mengembangkan nilai-nilai disiplin
( halaman 5-6)
dilaksanakanya perlu terencana, tertib dan teratur, sehingga usaha untuk menghasilkan siswa yang terampil benar berkualitas. (hal 6)
Sekolah mempunyai peran yang sangat penting sebagai pengemban misi pendidikan bagi masyaraka, oleh karenanya sekolah bertanggung jawab dalam mengubah perilaku siswa dan menyesuaikan siswa dengan norma yang berlaku dimasyarakat, karenanya:
1. Sekolah harus benar-benar menjadi lembaga atau lingkungan pendidikan dengan cirri khas masyarakat belajar didalamnya
2. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus merupakan kesatuan yang utuh dan bulat dibawah kepemimpinan kepala sekolah.
3. Iklim sekolah harus diciptakan dengan suasana yang menyenangkan (complation)
4. Sekolah harus menjadi tempat sebagai pemerkarsa pengembangan dari pola kehidupan masyarakat.
5. Sekolah merupakan tempat pemerkasa perubahan
6. Segenap warga sekolah harus manunggal dan berbakti kepada sekolah serta bersama-sama mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional
melalui kegiatan pembelajaran secara efektif.
7. Segenap warga sekolah dalam menjadikan sekolah sebagai lembaga dan lingkungan pendidikan dengan masyarakat belajar didalamnya perlu melaksanakan upaya-upaya pembaruan pendidikan
8. Tatakarama pergaulan di sekolah dijalankan atas dasar kekeluargaan serta menjunjung tinggi keselarasan dan keseimbangan sesuai dengan pandangan hidup bangsa.
(6-7)
Reverse psychology . menyuruh orang lain melakukan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang kita mau, untuk kemudian orang tersebut justru akan melakukan sesuai dengan keinginan kita. Ditemukan oleh psikolog jerman Adorno dan