• Tidak ada hasil yang ditemukan

URGENSI PENGUASAAN KOMPETENSI KEPALA SEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "URGENSI PENGUASAAN KOMPETENSI KEPALA SEK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

URGENSI PENGUASAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKANDI SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHLUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah tersebut, PeraturanMenteriPendidikanNasionalNomor13Tahun2007tentangStandar Kepala sekolah/madrasahmenegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harusmemilikilimadimensikompetensiminimalyaitu:

kompetensikepribadian,manajerial,kewirausahaan,

supervisi,dansosial.Kepalasekolah/madrasahadalahguruyangdiberitugastambahansebaga ikepalasekolah/madrasah sehinggaiapunharusmemilikikompetensiyangdisyaratkan memilikikompetensiguruyaitu:kompetensipaedagogik, kepribadian,sosial,danprofesional. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka menjadi sangat penting bagi kepala sekolah menguasai Kompetensi Kepala Sekolah Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah

2. Bagaimana Pengertian Urgensi Kompetensi Kepala Sekolah

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. Memahami Pengertian Kompetensi Kepala Sekolah

2. Mengetahui Pengertian Urgensi Kompetensi Kepala Sekolah

BAB II PEMBAHASAN

A. KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

(2)

dalam pekerjaan – pekerjaan yang menuntut sungguh-sungguh inisiatif dan inovasi. Kompetensi dipahami berkaitan dengan pentingnya hasrat untuk menguasai orang lain, dan secara lebih luas berkaitan dengan menciptakan peristiwa dan bukan sekedar menanti secara pasif, hasrat ini disebut motif kompetensi. Dalam diri orang dewasa motif kompetensi ini sangat mungkin muncul sebagai suatu keinginan untuk menguasai

pekerjaan dan jenjang profesional.

Pengertian sederhana yang mendasar dari kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan (Syah,2000:229). Kemampuan atau kecakapan yang dimaksudkan dalam kompetensi itu menunjuk kepada satu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik kemampuan atau kecakapan kualitatif maupun kuantitatif. Ranupandoyo dan Husnan (1995:155) mengidentikan kemampuan dengan ketrampilan kerja yang berbentuk dari pendidikan dan latihan serta pengalaman kerja. Keith Davis (dalam Anwar, 2000:67) membedakan kemampuan dengan ketrampilan. Kompetensi merupakan perpaduan dari penguasaan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak pada sebuah tugas/pekerjaan. Kompetensi juga merujuk pada kecakapan seseorang dalam menjalankan tugas dan tanggung-jawab yang diamanatkan kepadanya dengan hasil baik

dan piawai/mumpuni (Margono,2003).

Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 disebutkan bahwa kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka yang dimaksud dengan kompetensi kepala sekolah adalah seperangkat kemampuan yang harus ada dalam diri kepala sekolah, agar dapat mewujudkan penampilan unjuk kerja sebagai kepala sekolah . Adapun Kompetensi Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi Kepribadian

Definisi yang paling sering digunakan dari kepribadian dikemukakan oleh Gordon Allport hampir 60 tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis pada masing-masing sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian unik terhadap

lingkungannya .

(3)

secara transparan dan proporsional kepada orang lain mengenai rencana, proses pelaksanaan dan efektifitas program. (4) mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan (5) memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin. Berdasarkan definisi-definisi diatas dalam yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah integritas pribadi yang kuat, berkeinginan mengembangkan diri, terbuka dan minat dalam menjalankan jabatan sebagai kepala sekolah.

2. Kompetensi Manajerial

Manajemen atau pengelolaan dapat berarti macam-macam tergantung kepada siapa yang membicarakannya. Istilah manajemen sendiri berasal dari “manage” yang padanan dalam bahasa Indoensia adalah kelola. Pengertian umum dari manajemen adalah proses mencapai hasil dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara produktif (Depdiknas,2007:126).

(4)

Sutrisno, 1985:15). Berdasar uraian diatas maka dalam yang dimaksud dengan kompetensi manajerial adalah kemampuan kepala sekolah dalam mengorganisasi dan mengembangkan sumber saya sekolah untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, efisien.

3. Kompetensi Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan atau sering disebut wiraswasta, merupakan terjemahan dari istilah entrepreneurship. Istilah tersebut pertama kali dikemukakan oleh Ricard Cantillon, orang Irlandia yang berdiam di Perancis, dalam bukunya yang berjudul Essai Bar la Nature du Commercen,tahun 1755 (Depdiknas 2004). Dilihat dari segi etimologis, wiraswasta, merupakan suatu istilah yang berasal dari kata-kata “wira” dan “swasta”. Wira berarti berani, utama, atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari kata “swa” dan “sta”. Swa artinya sendiri, sedangkan sta berarti berdiri. Dengan demikian maknanya menjadi dicirikan dengan kepribadian kuat, bermental wirausaha. Sedangkan jika ingin sukses dalam mengembangkan program kewirausahaan di sekolah, maka kepala sekolah, tenaga kependidikan baik guru maupun non guru dan peserta didik harus bisa secara bersama memahami dan mengembangkan sikap kewirausahaan sesuai dengan tugas masing-masing.

4. Kompetensi Supervisi

Sekolah melaksanakan tanggung jawab paling produktif jika terdapat konsensus tentang tujuan sekolah dan semua pihak bersama-sama berusaha mencapainya. Posisi kepala sekolah dalam hal ini adalah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan sekolah secara produktif. Persoalannya adalah bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut kepala sekolah tidak mungkin melaksanakan seluruh kegiatan sendiri, oleh karena itu ada pendelegasian kepada guru maupun staff, untuk memastikan bahwa pendelegasian tugas itu dilaksanakan secara tepat waktu dengan cara yang tepat atau tidak maka diperlukanlah supervisi yaitu menyelia pekerjaan orang lain (Depdikbud, 2007:227).

Bentuk supervisi yang paling efektif terjadi jika staff,peserta didik, dan orang tua memandang kepala sekolah sebagai orang yang tahu persis tentang hal-¬hal yang terjadi disekolahnya. Dalam kontek ini, dengan melakukan supervisi maka akan dilakukan tindakan kunjungan kelas, berbicara dngan guru, peserta didik, dan orang tua, mengikuti perkembangan masyarakat sekolah, orang-orang dan peristiwa yang terjadi dalam

rangka memenuhi tanggungjawab ini (Peter F.Olivia,1992).

(5)

akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan tehnik supervisi yang tepat (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademis terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru (Depdiknas, 2007:228).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka yang dimaksud dengan kompetensi supervisi adalah pengetahuan dan kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan menindaklanjuti supervisi dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah

5. Kompetensi Sosial

Pada hakekatnya manusia adalah makluk individu sekaligus sosial, dari sejak lahir hingga meninggal manusia perlu dibantu atau kerjasama dengan manusia lain, segala kebahagiaan yang dirasakan manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan kerjasama dengan manusia lain, manusia sadar bahwa dirinya harus merasa terpanggil hatinya untuk berbuat baik bagi orang lain dan masyarakat (Retno Sriningsih,1999). Kompetensi sosial menurut Sumardi (2006) adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, bergaul, bekerjasama, dan memberi kepada orang lain. Sejalan dengan pemikiran ini Komara (2007) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai (1) kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional (2) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan (3) kemampuan untuk menjalin

kerjasama baik secara individual maupun kelompok.

Berdasarkan batasan-batasan diatas maka yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam bekerjasama dengan orang lain, peduli sosial dan memiliki kepekaan sosial .

B. URGENSI PENGUASAAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH.

(6)

urutan-urutan peraturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri tersebut namun lebih menitikberatkan implementasi dari lima dimensi kompetensi kepala sekolah. Kompeteni dapat dipilah menjadi 3 aspek. Ketiga aspek yang dimaksud adalah: (1) Kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan yang menjadi penciri karakteristik seseorang dalam menjalankan tugas, (2) Penciri karakteristik kompetensi yang digambarkan dalam aspek pertama itu tampil nyata (manifest) dalam tindakan, tingkah laku dan unjuk kerjanya, dan (3) Hasil unjuk kerjanya

itu memenuhi suatu kriteria standar kualitas tertentu.

Aspek pertama sebuah kompetensi menunjuk pada kompetensi sebagai gambaran substansi materi ideal yang seharusnya dikuasai atau dipersyaratkan untuk dikuasai oleh seseorang dalam menjalankan pekerjaan tertentu. Substansi materi ideal yang dimaksud meliputi: kemampuan, pengetahuan, kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan harapan-harapan penciri karakter dalam menjalankan tugas. Dengan demikian seseorang dapat dipersiapkan atau belajar untuk menguasai kompetensi tertentu

sebelum ia bekerja.

Aspek kedua kompetensi merujuk kepada gambaran unjuk kerja nyata yang tampak dalam kualitas pola pikir, sikap dan tindakan seseorang dalam menjalankan pekerjaan secara mumpuni. Seseorang dapat berhasil menguasai secara teoritik seluruh aspek material kompetensi yang diajarkannya dan dipersyaratkan, namun begitu jika dalam praktek sebagai tindakan nyata saat menjalankan tugas atau pekerjaan tidak sesuai dengan standar kualitas yang dipersyaratkan maka ia tidak dapat dikatakan sebagai orang yang berkompeten, tidak mumpuni atau tidak piawai. Aspek ketiga merujuk pada kompetensi sebagai hasil ( output dan atau outcome) dari unjuk kerja berpiawaian. Kompetensi seseorang mencirikan tindakan, berlaku serta mahir dalam menjalankan suatu tugas untuk menghasilkan tindakan kerja yang efektif dan efisien. Hasil tindakan yang efektif dan efisien merupakan produk dari kompetensi seseorang dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya. Kefektifan ini utamanya dinilai dari pihak luar dirinya. Sehingga ditinjau dari unjuk hasil kerjanya , pihak lain dapat menilai seseorang apakah dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya apakah berkompeten, efektif dan terkesan profesional atau tidak.

BAB III PENUTUP

Berdasarkan pemaparan diatas maka sangatlah penting bagi kepala sekolah ataupun calon kepala sekolah menguasai Kompetensi Kepala Sekolah dalam upaya peningkatan

mutu pendidikan di satuan pendidikan.

Kompetensi Kepala Sekolah antara lain:

(7)

DAFTAR RUJUKAN

Darma, A. 2007. Manajemen Sekolah. Depdiknas: Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2000. Informasi Kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah.

Hidayat, Taufik. 2009. Kompetensi Sosial Guru. http/taufik hidayat71.Wordpress.

Kusdiyah, Ike. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta :Penerbit Andi

Mulyasa, H.E. 2008. Implementasi KTSP: Bumi Aksara: Jakarta.

Mulyasa, H.E.2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Bandung : Rosda

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 13 Tahun 2007 Tentang Standart Kepala Sekolah/Madrasah.

Olifia F. Peter.1992. Supervision For To Days Scools. Longman, New York.

Sarjilah. Kompetensi Kepala Sekolah. http://lpmpjogja.diknas.go.id ( 26 Januari 2009) Slamet, Achmad. Manajemen Sumber Daya manusia :UNNES PRESS : Semarang Sriningsih, Retno. 2000. Landasan Kependidikan ( Pengantar ke arah Ilmu Pendidikan Pancasila ) : Semarang : Ikip Semarang Press.

Wj, Admin. Upaya-Upaya Strategis Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah Di Era Implementasi KTSP.http/lpmpjogja.diknas.go.id (28 April 2008).

Referensi

Dokumen terkait

Produktivitas dapat dilihat dari 4 ruang lingkup, yaitu :.. 1) Ruang lingkup rasional, memandang negara secara keseluruhan. Dalam hal ini memperhitungkan faktor-faktor,

Frekuensi resonansi bahan ini ditentukan oleh kerapatan massa dari panel dan kedalaman (tebal) rongga udara dibaliknya. Tipikal respon frekuensi bahan penyerap tipe

Hal-hal di atas selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui (2006), Alon & Hageman (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahawa kontrol korupsi yang

Bagaimana dengan boneka kayu, apakah relevan dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai, secara logika dapat dianalisis bahwa boneka kayu dapat digunakan

M TAUFIK ISMAIL LBS (090304015) dengan judul Analisis Hubungan Faktor Pendukung Pembangunan Pertanian dengan Produksi Padi Sawah (Studi Kasus : Desa Melati II

Mohon anda menyatakan pendapat anda atas pernyataan-pernyataan berikut dengan melingkari nomor: 1 = Kinerja Organisasi Yang Sangat Rendah. 7 = Kinerja Organisasi Yang

Sasaran penelitian yaitu jenis biogeofisik seperti jenis mangrove dan penggunaan lahan pada wilayah pesisir Kecamatan Banawa.. Teknik pengumpulan data diperoleh

Aduh!” Bimo, si ketua kelas dan anak paling pandai, mendapat hukuman sebab tidak bisa menjawab pertanyaan tentang Papua dari Pak Soni. Ia pun mendapat tugas untuk menerangkan