• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pelaksanaan Good Coprporate Governance, Struktur Kepemilikan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan 10 Besar Cgpi Award Dan Terdaftar Di Bei)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pelaksanaan Good Coprporate Governance, Struktur Kepemilikan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan 10 Besar Cgpi Award Dan Terdaftar Di Bei)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja Keuangan

2.1.2. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Rivai (2005:14) Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang

secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah

disepakati bersama. Sementara menurut Horn (1998:9) Kinerja keuangan merupakan

ukuran prestasi perusahaan maka keuntungan merupakan salah satu alat yang digunakan

oleh para manajer. Kinerja keuangan juga akan memberikan gambaran efisiensi atas

penggunaan dana mengenai hasil akan memperoleh keuntungan dapat dilihat setelah

membandingkan pendapatan bersih setelah pajak.

Berdasarkan defenisi-defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja

keuangan adalah suatu ukuran prestasi keuangan yang digunakan perusahaan dalam

mengukur prestasi perusahaan secara keseluruhan selama periode tertentu dalam

mencapai sasaran atau target yang telah disepakati.

2.1.2. Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Umam (2010:101) secara terperinci penilaian kinerja bagi organisasi

bermanfaat untuk:

1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi

(2)

3. Kebutuhan latihan dan pengembangan

4. Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan,

pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja

5. Untuk kepentingan penelitian pegawai

6. Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai

Berdasarkan uraian diatas maka manfaat kinerja adalah sebagai tolok ukur

penilaian individu terhadap pekerjaan dan tanggung jawabnya, serta kontribusi dalam

pencapaian tujuan organisasi.

2.1.3. Pengertian Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun

sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan

keputusan dalam perusahaan. (Anthony dan Govindarajan, 2002:247)

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bertujuan untuk:

1. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo.

2. Mengetahui tingkat solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahan untuk

memenuhi kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, yang

mencakup kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Mengetahui tingkat profitabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh

laba selama periode tertentu.

4. Mengetahui stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk menjalankan usahanya

(3)

membayar cicilan secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami

hambatan. (Munawir : 2002)

2.1.4. Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut Kaplan Knowlegde Bank (2012) secara tradisional, pengukuran kinerja

keuangan dibagi menjadi kategori berikut:

1. Profitabilitas:

- ROCE

- Gross Profit Margin

- Net Profit Margin

- Asset Turnover

- EBITDA

2. Likuiditas/ Modal kerja:

- Current Rasio - Quick Rasio

- Inventory Holding Period

- Receivable (debitor) collection period - Payables (creditor) period

3. Gearing

- Financial Gearing

- Interest Cover

4. Rasio Investor

- EPS (Earning per Share)

- Deviden Yield

(4)

- Discounted Cash Flow

- EVA

Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan cash flow

return on asset (CFROA). Cash flow return on assets (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan

untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran

kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham (Cornett et

al.,2006).

CFROA dihitung dari laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi dibagi

dengan total aktiva. Atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

EBIT + Dep

CFROA =

Assets

2. Good Corporate Governance

2.1. Pengertian Good Corporate Governance

Untuk memperoleh gambaran tentang pengertian good corporate governance,

berikut ini diuraikan defenisi GCG sebagai berikut:

1. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia

GCG adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar yang berkaitan erat

(5)

terhadap iklim usaha di suatu Negara. (Komite Nasional Kebijakan Governance,

2012)

2. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor

KEP-117/M-MBU/2002

Good corporate governance adalah suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organisasi BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam

jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya,

berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas maka dapat disimpulkan GCG adalah suatu

proses tata kelola perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan, dan akuntabilitas

perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dan

(6)

2.2. Asas Good corporate governance

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance asas GCG adalah sebagai

berikut:

- Transparansi

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus

menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah

diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil

inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh

peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan

keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya

.

- Akuntabilitas

Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan

dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai

dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan

pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan

prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan

- Responsibilitas

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan

tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara

kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai

good corporate citizen

(7)

Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara

independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi

dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain

- Kewajaran

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan

kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan

asas kewajaran dan kesetaraan.

3. Struktur Kepemilikan

Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di

antara pemegang saham atas kegiatan operasional perusahaan. Salah satu karakteristik

struktur kepemilikan adalah konsentrasi kepemilikan yang terbagi dalam dua bentuk

struktur kepemilikan: kepemilikan terkonsentrasi, dan kepemilikan menyebar.

Kepemilikan terkonsentrasi merupakan fenomena yang lazim ditemukan di negara

dengan ekonomi sedang bertumbuh seperti Indonesia dan di negara-negara continental

Europe. Sebaliknya, di negara-negara Anglo Saxon seperti Inggris dan Amerika Serikat,

struktur kepemilikan relatif sangat menyebar (La Porta dan Silanez, 1999).

Menurut Theresia (2005) terdapat perbedaan kepentingan karena perbedaan

karakteristik kepemilikan dalam perusahaan di Indonesia, seperti:

(8)

Ditemukan bahwa perusahaan yang kepemilikannya lebih menyebar

memberikan imbalan yang lebih besar kepada pihak manajemen daripada

perusahaan yang kepemilikannya lebih terkonsentrasi.

2. Kepemilikan terkonsentrasi (closely held).

Dalam tipe kepemilikan ini timbul dua kelompok pemegang saham, yaitu

controlling interest dan minority interest (shareholder).

3. Kepemilikan dalam BUMN.

Kepemilikan dalam BUMN mempunyai artian khusus bahwa pemiliknya tidak

dapat mengotrol secara lansung perusahaannya. Pemilik hanya diwakili oleh

pejabat yang ditunjuk (misalnya mentri). Kesepakatan dapat terjadi antara

wakil pemilik dengan manajemen, wakil pemilik dengan kreditur.

4. Ukuran Perusahaan

Menurut Yolana dan Martani (2006), ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana

dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total

aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya

terbagi dalam tiga kategori yaitu, perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah

(medium size) dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini

didasarkan kepada total asset perusahaan (Machfoedz, 1994: 114).

Secara teoritis perusahaan yang lebih besar mempunyai kepastian (certainty) yang

lebih besar daripada perusahaan kecil sehingga akan mengurangi ketidakpastian

mengenai prospek perusahaan ke depan. Hal tersebut dapat membantu investor

(9)

(Yolana dan Martani, 2005: 543). Skala perusahaan terbukti mendukung teori uncertainty

of company value yaitu ketidakpastian nilai perusahaan di masa datang akan membuat investor ragu-ragu menginvestasikan uangnya di saham emiten. Ketika investor membaca

prospektus, menganalisa skala perusahaan atau total aktivanya dan menilai bahwa total

aktiva dapat dipergunakan untuk menambah penghasilan emiten dan mampu menutupi

kewajibannya, maka rasio ketidakpastian di masa datang dapat diperkecil (Yolana dan

Martani, 2005: 548).

Perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut telah mencapai kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah

positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama,

selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif stabil dan lebih mampu

menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Yolana dan

Martani : 2005). Hal ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang stabil karena

laba merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan.

Sejumlah peneliti telah mengamati bahwa portofolio saham perusahaan kecil

rata-rata menghasilkan pengembalian yang lebih besar dari pada saham perusahaan besar, hal

ini tampak menguntungkan karena memberikan rata-rata pengembalian atas pasar saham

yang lebih tinggi dari pada perusahaan besar. Namun hal tersebut mencerminkan bahwa

perusahaan kecil memiliki biaya flotasi atau biaya penerbitan yang lebih tinggi yang

mempengaruhi keputusan penganggaran modal yang berdampak pada kinerja keuangan

perusahaan (Brigham dan Houston, 1998: 432).

Menurut Hasan dan Ahmed (2012) menyebutkan ukuran perusahaan merupakan

salah satu variable kontrol yang mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan.

(10)

karakteristik atau gambaran tentang organisasi perusahaan. Total aktiva merupakan salah

satu dasar penentuan ukuran perusahaan ( Jin dan Mas’ud & 1998). Total aktiva adalah

harta yang dimiliki perusahaan yang berperan penting dalam operasional perusahaan

sesuai kelompok dari aktiva tersebut.

5. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian Theresia (2005) yang berjudul hubungan antara Good Corporate

Governance dan Struktur kepemilikan dengan Kinerja keuangan Studi kasus pada Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Good Corporate Governance diproxi oleh Akuntabilitas yang diukur dengan

accrual (X1), dan transparansi yang diukur dengan disclousure laporan keuangan (X2), Struktur kepemilikan (X3), dan Kinerja Keuangan (Y). Analisis penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda dengan hasil penelitiannya menyatakan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja

keuangan. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara akuntabilitas dengan kinerja

keuangan perusahaaan. Terdapat hubungan yang signifikan antara transparansi dengan

kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian Demsetz dan Villalonga (2001) Ownership structure dan corporate

performance. Hasil analisis tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan.

Penelitian Ujiyantho (2007) yang berjudul Mekanisme Corporate Governance,

Manajemen laba dan Kinerja keuangan. Variabel yang digunakan Mekanisme Corporate

(11)

manajemen laba, manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan dan secara bersama-sama mekanisme corporate governance melalui

manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

Gruszczynski (2006) melakukan penelitian terhadap perusahaan perusahaan go

publik di Polandia. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pelaksanaan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sampel yang digunakan adalah

perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam perusahaan unggulan menurut Polish

Corporate Governance Forum. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Penelitian Sulistyawati (2010) Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran perusahaan

terhadap Kinerja keuangan pada perusahaan daerah Pasar Surya di Surabaya periode

(20015-2008). Variabel yang digunakan Rasio Lancar (X1), Rasio hutang atas modal

(X2), ROA (X3), ROE (X4), Ukuran Perusahaan (X5), Kinerja keuangan (Y). Hasil

penelitian ini menunjukkan hanya Return on Asset yang memiliki pengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan dan Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan.

Penelitian Prasinta (2012) Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja

Keuangan. Variabel GCG (X1) dan Kinerja Keuangan (Y), Hasil Analisis ini terdapat

pengaruh signifikan positif antara GCG dengan Kinerja Keuangan.

Penelitian Setyawan dan Putri (2013) Pengaruh Good Corporate Governance

terhadap Kinerja Keuangan Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi Kabupaten

Badung, Hasil penelitian menunjukkan bahwa GCG memiliki pengaruh signifiksn positif

(12)

Penelitian Lee (2008) Struktur kepemilikan dan Kinerja keuangan: bukti dari data

panel di Korea Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan Asing dan

Instutional tidak mempengaruhi kinerja keuangan dan kepemilikan terkonsentrasi

berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Ikhtisar tinjauan penelitian terdahulu tercantum pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti

Judul Penelitian

Variabel yg digunakan

Teknik Analisis

(13)

1. Theresia

dan Struktur kepemilikan dengan Kinerja keuangan Studi kasus pada

Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta

Good Corporate Governance di

proxi:

-Struktur kepemilikan

dengan kinerja keuangan tidak memiliki hungan yang signifikan.

-Tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara akuntabilitas terhadap kinerja keuangan.

-Terdapat hubungan yang

signifikan antara

transparansi dengan

kinerja keuangan perusahaan.

2. Ujiyanth

o dan Governance di

proxi:

n Manajerial

- Komposisi

dewan

-Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

-Kepemilikan Manajerial memiliki hubungan signifikan negatif terhadap manajemen laba

-Komposisi dewan komisaris independen memiliki hubungan sig

positif terhadap manajemen laba

- Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

-Manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian

Variabel yg digunakan

Teknik Analisis

(14)

3. Gruszcz

GCG berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan

4. Sulistya

waty (2010)

Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran perusahaan daerah Pasar Surya di Surabaya periode (20015-2008)

Rasio Keuangan

di proxi:

Rasio Lancar Independen:

Rasio hutang atas modal ROA ROE

Ukuran Perusahaan

Kinerja

Rasio Lancar tidak berpengaruh terhadap Kinerja keuangan, Rasio Hutang atas modal tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, ROA berpengaruh terhadap terhadap kinerja keuangan, Roe tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

5. Prasinta

Good Corporate Governance berpengaruh

signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan

6. Setyawa

Good Corporate Governance berpengaruh

(15)

No Nama Peneliti

Judul Penelitian

Variabel yg digunakan

Teknik Analisis

Hasil Penelitian

7. Demsetz

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan

8. Lee

- Kepemilikan

asing, proxi dengan:

Dependen:

- Tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara Kepemilikan asing, Kepemilikan

Institusional dengan Kinerja keuangan

- kepemilikan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dan pengaruh biaya promosi terhadap hasil penjualan adalah kuat dan positif yang ditunjukan dengan koefisien korelasi r = 0,99 dan r² = 98 % yang berarti bahwa promosi

Jika tanda tangan berbeda dengan SPAJ, WAJIB mengisi formulir perubahan/penegasan tanda tangan 82111-V0001010414 Formulir Permohonan Pencairan Maturity hanya berlaku untuk satu

Formulir ini sebagai dokumen tambahan dari pengajuan Penarikan Dana yaitu : Withdrawal , Surrender , Maturity , Dividen, danTahapan yang hanya berlaku apabila pengajuan penarikan

“But then the starship will appear in a time when people will notice it.” “I didn’t say I’d bring the starship forward into the future with us,” said Noxon?. “We can stash it

Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah mengenai hubungan antara suku bunga Bank Indonesia, kurs dolar terhadap rupiah dan inflasi dengan menggunakan

Skripsi yang berjudul “ hubungan Antara Pola Asuh Authoritative Dengan Tingkat Disiplin Anak pada Anak TK BA Aisyiyah Mertasari Kecamatan Purwanegara Kabupaten

2.1 Be able to respond to the meaning on the monolog text using spoken language varieties accurately, fluently, and acceptably in the daily life context in form of: report,