• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perawatan Diri Wanita Batak Toba (Studi Etnografi tentang Wanita Batak Toba di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perawatan Diri Wanita Batak Toba (Studi Etnografi tentang Wanita Batak Toba di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM

Medan merupakan kota terbesar yang ada di Pulau Sumatera dan terletak di bagian utara Pulau Sumatera. Medan adalah ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar yang ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, timur dan utara, juga berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara. Medan dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. Sungai lain yang mengaliri Kota Medan adalah Sungai Sikambing, Sungai Tuntungan, Sungai Sulang- Saling, Sungai Badera, Sungai Belawan, Sungai Putih dan Sungai Kera.

(2)

Mayoritas Penduduk yang ada di Kota Medan adalah suku Batak. Suku ini adalah salah satu suku yang cukup besar di Indonesia. Suku lain yang ada di Kota Medan yaitu Suku Jawa, Melayu, Mandailing, Aceh, Minangkabau, Sunda, Tionghoa, dan Tamil. Agama yang dominan di Kota Medan adalah agama Islam dan Kristen Protestan. Setelah itu, secara berurutan adalah agama Katholik, Budha dan Hindu. Secara admnistratif kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 158 kelurahan, adapun 21 Kecamatan tersebut antara lain : Medan Baru, Medan Kota, Medan Area Medan Barat, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Helvetia, Medan Labuhan, Medan Belawan Kota, Medan Deli, Medan Johor, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Marelan, Medan Petisah, Medan Selayang, dan Medan Perjuangan.

2.1. Keadaan Geografis

2.1.1. Letak dan Geografis

(3)

2.1.2. Luas Wilayah per Kelurahan

Kecamatan Medan Baru memiliki enam kelurahan yaitu pertama kelurahan Padang Bulan dengan luas 1,68 km2 kantor lurah berada di Jalan Letjend Jamin Ginting No.540, kedua Petisah Hulu dengan luas 0,62 km2 kantor lurah berada di jalan Syailendra No.15, ketiga kelurahan Darat dengan luas 0,28 km2 kantor lurah berada di Jalan Kapten Pattimura No.151, keempat kelurahan Titi Rantai dengan luas 1,06 km2 kantor lurah berada di Jalan Bahagia No.89, kelima kelurahan Merdeka dengan luas 0,98 km2 kantor lurah berada di Jalan Sei Belutu No.5, dan keenam kelurahan Babura dengan luas 0,79 km2 kantor lurah berada di Jalan Kapten D.I. Panjaita No.71A. Kelurahan Padang Bulan memiliki wilayah yang paling luas dari lima kelurahan lainnya yang ada di Kecamatan Medan Baru yaitu sebesar 1,06 km2, dan kelurahan Darat mempunyai luas terkecil yakni 0,28 km2.

2.2. Struktur Penduduk

(4)

Kelima Kelurahan Merdeka jumlah penduduk 8.093 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki 4.075 jiwa dan jumlah perempuan 4.021 jiwa. Keenam Kelurahan Babura jumlah penduduk 7.096 jiwa yang terdiri dari jumlah laki-laki 3.693 jiwa dan jumlah perempuan 3.403 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak ada di kelurahan Padang Bulan sebanyak 9.310 jiwa dan kelurahan Titi Rantai sebanyak 9.226 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di kelurahan Darat sebanyak 1.923 jiwa. Jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan terbanyak ada di kelurahan Padang Bulan, jumlah perempuan sebanyak 4.865 jiwa dan jumlah laki-laki sebanyak 4.445 jiwa.

Tabel 2.1. Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Kecamatan

(5)

Tabel menyediakan jumlah penduduk yang diklasifikasikan pada usia dan jenis kelamin. Kelompok usia 5-9 berjumlah 3.820 jiwa yang terdiri laki-laki berjumlah 1.950 jiwa dan perempuan berjumlah 1.870 jiwa, kelompok usia 10-14 berjumlah 3.570 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.834 jiwa dan perempuan berjumlah 1.736 jiwa, kelompok usia 15-19 berjumlah 4.018 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.968 jiwa dan perempuan berjumlah 2.050 jiwa, kelompok usia 35-39 berjumlah 3.037 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.487 jiwa dan perempuan berjumlah 1.550 jiwa, kelompok usia 40-44 berjumlah 2.734 yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.342 jiwa dan perempuan berjumlah 1.392 jiwa serta kelompok usia 45-45 berjumlah 2.335 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.143 jiwa dan perempuan berjumlah 1.192 jiwa.

Penelitian saya fokus kepada kaum wanita dengan usia 22 tahun sampai 50 tahun. Dari data tabel di atas, usia mulai dari 22 tahun sampai 50 tahun diperkirakan ada 7.400 orang pada tahun 2015. Pemilihan usia wanita yang saya jadikan sebagai informan didasarkan pada kebutuhan akan data penelitian. Saya lebih memilih wanita karena saya berasumsi bahwa wanita sudah lebih memahami tentang apa itu perawatan diri, terutama tentang perawatan diri tradisional. Usia yang menurut saya tepat yaitu pada rentang 22 tahun sampai 50 tahun.

2.3. Pengamatan Penulis terhadap Lokasi Penelitian

(6)

yang mereka miliki berbeda- beda. Suku Batak Karo, Batak Toba, Melayu, Jawa, dan suku- suku lainnya bisa hidup berdampingan dengan baik tanpa ada pertengkaran. Di Kelurahan Kehidupan di Kelurahan Padang Bulan sudah modern. Itu karena Kelurahan Padang Bulan sudah merupakan wilayah yang terbuka dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Sehubungan dengan itu pula lah di Kelurahan Padang Bulan banyak terdapat warnet (Warung Internet).

Kebanyakan orang- orang yang menjadi pelanggan tetap dari warnet- warnet yang ada di Kelurahan Padang Bulan adalah para pemuda yang berstatus mahasiswa. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang memilih untuk tetap tinggal sampai pagi di warnet dan tidur disana. Jadi jika kita melihat di malam hari sampai larut malam, dan di pagi- pagi buta masih ada saja orang atau lebih tepatnya pemuda bermain di warnet, maka itu sudah menjadi pemandangan yang biasa. Hal yang membuat mereka begitu adalah karena kecintaan mereka dengan permainan online atau lebih sering disebut “Game Online”.

(7)

harga sesuai dengan kualitas. Jika harganya murah, maka kualitasnya juga tidak terlalu bagus. Dindingnya mungkin terbuat dari triplek, lantainya hanya berlapis semen dan ukurannya kecil. Sedangkan yang mahal berukuran besar, lantainya keramik, dinding dari semen, lengkap dengan cat berwarna cerah, bahkan difasilitasi dengan kasur, lemari, kipas angin atau AC (Air Conditioner) dan Wi-fi. Begitu pula dengan tingkat keamanannya, kos- kosan yang mahal biasanya memiliki gerbang yang bagus atau berukuran besar, bahkan ada yang diawasi dengan CCTV.

Salah satu penyebab kenapa di Kelurahan Padang Bulan banyak kos- kosan adalah karena di Kelurahan Padang Bulan ada kampus USU (Universitas Sumatera Utara) dan AMIK MBP (Akademi Manajemen Informatika Komputer Medan Business Politechnyic)

2.4. Sejarah Perawatan Tubuh17

Perawatan tubuh wanita pada zaman dahulu tidak melulu identik dengan wanita. Perawatan diri juga dilakukan oleh kaum pria. Karena pria pun harus merawat tubuh mereka agar mendapat tubuh yang sehat dan tidak mudah sakit. Selain itu, perawatan diri juga mereka lakukan untuk penampilan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk perawatan tubuh, baik secara alami maupun menggunakan bahan kimiawi. Perawatan tubuh sudah dikenal dan dilakukan sejak

17 Is a , “ejarah Pera ata Tu uh Wa ita Pada )a a Dahulu da Tips Mera at Tu uh ,

(8)

jaman sebelum Masehi. Bukan hanya untuk penampilan saja, setiap pria dan wanita melakukan perawatan tubuh untuk kebutuhan agama juga perang.

(9)

zaman sekarang kosmetik ini disebut eyeshadow). Warna-warna tersebut didapat dari batu-batu berwarna. Seperti warna biru yang didapatkan dari azurite.

Trend bulu mata yang disukai perempuan Mesir saat itu adalah panjang dan lentik. Sedangkan untuk alis, mereka menyukai apabila bentuk kedua alisnya dapat saling menyentuh. Trend makeup ini berlangsung hingga abad pertama Masehi. Masyarakat Mesir kuno juga memiliki wadah sendiri untuk menyimpan produk perawatan kulit dan kosmetik mereka lengkap dengan keterangan manfaatnya. Pemakaian kosmetik yang meluas di kalangan masyarakat Mesir kuno ini dibuktikan dari ditemukannya residu kosmetik di dalam sebuah makan yang berusia lebih dari 3000 tahun. Ada lima item kosmetik yang menentukan status sosial pemakainya yaitu eyeliner, parfum, sabun, minyak tubuh dan cat kuku. Seorang bangsawan Mesir akan memoles kukunya dengan warna merah menyala, sedangkan rakyat jelatanya berkuku pucat.

2. Perawatan Tubuh Wanita Pada Zaman Yunani dan Romawi Kuno

(10)

menggambarkan campuran yang digunakan para perempuan tersebut sebagai berikut:

“Dua pon gandum dicampur dengan Vetch (sejenis tanaman semak-semak)

kemudian ditambah dengan sepuluh telur. Dikeringkan di ruangan terbuka. Kemudian digiling dengan batu batu di bawah pantat orang. Setelah selesai digiling ditambah tanduk dari kepala rusa yang sehat yang sudah dihancurkan sebanyak seperenam pound. Lalu semua kembali dihancurkan sampai menjadi bubuk halus dan disaring. Tambahkan dua belas tanaman bakung yang telah dikuliti dan kembali dihaluskan dengan mortar marmer. Ada pula yang ditembahkan dengan dua ons permen dan tuscan (sejenis bahan makanan) serta madu. Dipercaya apabila seorang perempuan mencoreng wajahnya dengan kosmetik ini akan tampak lebih cerah”.

(11)

pelacur dari tampilan makeupnya. Dan juga kosmetik pada masa Romawi Kuno tidak hanya berhubungan erat dengan kecantikan tetapi juga dengan prostitusi. 3. Perawatan Tubuh Wanita Pada Abad Pertengahan di Jepang

Geisha Jepang sejak dulu kala, memutihkan kulit dengan adonan tepung beras dicampur kotoran burung dan mengoleskannya ke seluruh wajah dan tubuh. Ramuan ini kemudian dioleskan ke seluruh wajah. Pengaplikasiannya tidak hanya di seluruh wajah, tapi juga ke bagian dalam lubang hidung, bibir dan kelopak mata.

4. Perawatan Tubuh Wanita Pada Zaman Ratu Elizabeth

(12)

5. Membabat kaki

Zaman Dinasti Tang abad-10 ada tradisi unik bernama foot binding atau pengikatan kaki. Tradisi dilakukan sejak mereka berusia 6 atau 7 tahun hingga dewasa. Sebenarnya tradisi ini dianggap penderitaan bagi para wanita China kala itu. Tapi rasa sakitnya diabaikan demi kaki mungil ibarat bunga lotus. Konon zaman Dinasti Tang tersebut, kaki mungil menjadi dambaan semua wanita China juga menjadi syarat wajib menikah. Sang pria tidak akan mau melamar, bila pihak perempuan ternyata kakinya tidak diikat. Atas alasan itulah, sang ibu dengan perasaan berkecamuk, terpaksa mengikat kaki anak perempuannya dengan harapan dapat menikah di masa depannya.

6. Cincin leher

Terinspirasi dari leher panjang jerapah, Beberapa suku di Asia Afrika menggunakan cincin leher untuk mendapatkan bentuk leher jenjang dan cantik. Cincin leher berbahan kuningan ini dikenakan sejak kanak-kanak dan jumlahnya ditambahkan seiring usia bertambah. Tanpa cincin-cincin ini, mereka tidak bisa menopang kepala secara tegak karena otot sudah berhenti tumbuh. 7. Berkumur dengan urin(orang Portugis)

Bangsa Romawi kuno demi mendapatkan gigi putih bersih, mengimpor urin bangsa Portugis sebagai pembersih mulut dan penyegar nafas. 8. Cat rambut dari darah sapi

(13)

9. Cakram bibir

Para wanita yang tinggal di sekitar Sungai Amazon, Amerika Selatan dan Afrika mempercayai bila bibir indah adalah bibir berukuran besar. Wanita – wanita ini menindik bibir mereka dengan cakram berbahan ringan seperti kayu. 10. Pelihara Ulat Dalam Perut Demi Badan Langsing

Wanita Inggris mengkonsumsi pil larva ulat di era 1800-an untuk menurunkan berat badan. Cara kerjanya, ulat akan mengkonsumsi kalori yang masuk lambung dan ulat akan dikeluarkan dari lambung bila sudah tumbuh besar. 11. Menghilangkan Bulu Dengan Cepat

Tahun 1700, wanita Eropa merontokkan bulu dengan kotoran kucing yang sudah dikeringkan dan mencampurnya dengan cuka.

12. Besi Panas Catok Rambut

Para wanita jaman dulu bila menginginkan tampilan rambut yang berikal dan bergelombang, menggunakan besi panas yang digulungkan pada rambut. Untuk hasil akhir tampilan rambut yang rapi, mereka menggunakan permen karet. 13. Alat Pengecil Tulang Pipi

Isabelle Gilbert menciptakan mesin pengecil tulang pipi yang beredar di pasaran tahun 1936. Mesin ini terbuat dari besi yang menjepit kedua tulang pipi. Karena hasil akhir yang berhasil membuat tidurs, kabarnya alat ini popular di kalangan bangsawan.

14. Alat Penghilang Jerawat

(14)

sedikit pula yang mencoba teknologi baru dalam perawatan demi mewujudkan riasan wajah dan penampilan yang sempurna. Tahun 1930 ilmuwan menemukan teknologi menghilangkan jerawat menggunakan karbon dioksida. Hidung dan mata pasien harus ditutup dan pasien bernapas melalui tabung yang dimasukan dalam mulut.

15. Alat Wajah Merona

Tahun 1940, tercipta alat yang membuat kulit wajah tampak lebih merona dan lebih muda.

16. Alat Tabir Surya

Gambar

Tabel 2.1. Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dari penelitian ini adalah 30 remaja yang menjadi pengunjung di warnet game-online yang berstatus gamersyang berada di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Tujuan : Mengidentifikasi spesies dermatofita yang terdapat pada sisir yang digunakan tukang pangkas yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Metode

Tujuan : Mengidentifikasi spesies dermatofita yang terdapat pada sisir yang digunakan tukang pangkas yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.. Metode

Populasi dari penelitian ini adalah 30 remaja yang menjadi pengunjung di warnet game-online yang berstatus gamersyang berada di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Kota

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa peran ayah pada remaja di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru dalam kategori baik (67,8%) dan remaja di Kelurahan Padang

Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru menyatakan bahwa 93,33% dari. 30 responden memilih mengabaikan larangan ayahnya untuk

Berdasarkan analisis penelitian di atas mengenai Kebertahanan perkawinan ideal menurut suku Batak Karo di Kelurahan Kwala Bekala Padang Bulan Medan dapat

Jumlah penduduk Kelurahan Ampenan Selatan adalah sebanyak 9.819 jiwa yang terdiri dari 4.918 jiwa laki-laki dan 4,901 jiwa perempuan, dengan jumlah KK sebesar 2,517 orang, dan terbagi