• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh kepemilikan manajerial, struktur aset, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan utang (studi empiris pada perusahaan manufaktur di bei tahun 2011-2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "pengaruh kepemilikan manajerial, struktur aset, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan utang (studi empiris pada perusahaan manufaktur di bei tahun 2011-2015)"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2011-2015). SKRIPSI. Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.). Gracia Erica 14130210101. PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS BISNIS UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2018. Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(3) Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018. Scanned with CamScanner.

(4) Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018. Scanned with CamScanner.

(5) “Be strong and courageous. Do not be frightened, and do not be dismayed, for the Lord your God is with you wherever you go.” Joshua 1 : 9. “A blessing is on the man who puts his faith in the Lord, and whose hope the Lord is.” Jeremiah 17:7. Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(6) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, struktur aset, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan utang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan utang penting diketahui oleh perusahaan agar dapat menetapkan kebijakan utang yang tepat. Sampel pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 perusahaan tergolong sektor manufaktur yang secara berturut-turut selama periode 2011-2015 terdaftar di BEI, menerbitkan laporan keuangan 31 Desember yang telah diaudit, menggunakan mata uang Rupiah, memiliki struktur kepemilikan manajerial, mengalami peningkatan penjualan, memiliki laba positif, membagikan dividen tunai dan tidak melakukan share split dan reverse split. Hasil penelitian ini adalah (1) kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang, (2) struktur aset memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang, (3) pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang, (4) kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan utang, (5) profitabilitas tidak memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan utang, (6) ukuran perusahan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang dan (7) kepemilikan manajerial, struktur aset, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan perpengaruh signifikan terhadap kebijakan utang. Kata Kunci: kebijakan dividen, kebijakan utang, kepemilikan manajerial, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, struktur aset, ukuran perusahaan.. i Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(7) ABSTRACT The purpose of this research was to obtain empirical evidence about the effect of managerial ownership, asset structure, sales growth, dividend policy, profitability and firm size towards debt policy. Debt policy was necessary to be known by the firm in order to establish the appropriate debt policy. The sample in this research was selected by using purposive sampling method. The secondary data was used in this research and using multiple regression method to analyze data. The total amount of sample in this research were 6 fims which have been registered as manufacture sector in BEI silmutaneously for the year 2011-2015, published financial statements at the end of 31 December and had been audited, used Rupiah as currency, had managerial ownership structure, increased sales, had a positive net income, payment cash dividend, did not do share split and reverse split. The result of this research were (1) managerial ownership does not have positive effect towards debt policy, (2) assets structure have significant positive effect towards debt policy, (3) sales growth does not have positive effect towards debt policy, (4) dividend policy does not have negative effect towards debt policy, (5) profitability does not have positive effect towards debt policy, (6) firm size have significant positive effect towards debt policy and (7) managerial ownership, assets structure, sales growth, dividend policy, profitability and firm size simultaneously have a significant effect towards debt policy. Keyword: asset structure, debt policy, dividend policy, firm size, managerial ownership, profitability, sales growth.. ii Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(8) KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan. kerja. magang. yang. berjudul. “PENGARUH. KEPEMILIKAN. MANAJERIAL, STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PENJUALAN, KEBIJAKAN. DIVIDEN,. PROFITABILITAS. DAN. UKURAN. PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN UTANG” dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S.E.). Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan yang dilakukan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Orang tua dan adik yang selalu memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Rosita Suryaningsih, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan, dukungan, nasehat, motivasi, dan kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Stefanus Ariyanto, S.E., M.Ak., CPSAK selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Multimedia Nusantara yang telah memberikan motivasi selama proses penyusunan skripsi ini.. iii Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(9) Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018. Scanned with CamScanner.

(10) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK ......................................................................................................................i ABSTRACT ................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii DAFTAR ISI .................................................................................................................. v DAFTAR TABEL ..................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1. 1.2. Batasan Masalah .................................................................................................. 16. 1.3. Rumusan Masalah ................................................................................................ 16. 1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 17. 1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 17. 1.6. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 19. BAB II TELAAH LITERATUR ................................................................................ 21 2.1. Agency Theory ..................................................................................................... 21. 2.2. Trade of Theory ................................................................................................... 23. 2.3. Signaling Theory.................................................................................................. 25. 2.4. Pecking Order Theory ......................................................................................... 26. 2.5. Utang.................................................................................................................... 28. v Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(11) 2.6. Kebijakan Utang .................................................................................................. 30. 2.7. Kepemilikan Manajerial ...................................................................................... 36. 2.8. Struktur Aset ........................................................................................................ 42. 2.9. Pertumbuhan Penjualan ....................................................................................... 45. 2.10 Kebijakan Dividen ............................................................................................... 48 2.11 Profitabilitas......................................................................................................... 53 2.12 Ukuran Perusahaan .............................................................................................. 56 2.13 Model Penelitian .................................................................................................. 61. BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 62 3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................................... 62. 3.2. Metode Penelitian ................................................................................................ 63. 3.3. Variabel Penelitian............................................................................................... 63. 3.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 70. 3.5. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................................... 70. 3.6. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 72 3.6.1 Statistik Deskriptif ................................................................................... 72 3.6.2 Uji Normalitas.......................................................................................... 72 3.6.3 Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 73. 3.7. Uji Hipotesis ........................................................................................................ 76. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................................. 81 4.1. Objek Penelitian................................................................................................... 81. 4.2. Analisis dan Pembahasan .................................................................................... 83 4.2.1 Statistik Deskriptif ................................................................................... 84. vi Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(12) 4.2.2 Uji Normalitas.......................................................................................... 87 4.2.3 Uji Asumsi Klasik .................................................................................... 88 4.2.4 Uji Hipotesis ............................................................................................ 92. BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 110 5.1. Simpulan ............................................................................................................ 110. 5.2. Keterbatasan ...................................................................................................... 112. 5.3. Saran .................................................................................................................. 112. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 114 DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. 122 DAFTAR RIWAYAT HIDUP. vii Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(13) DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Peningkatan Non Performing Loan ...................................................... 7 Tabel 2.1 Kriteria Ukuran Perusahaan .................................................................. 58 Tabel 3.1 Tabel Pengambilan Keputusan ............................................................. 75 Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi ............................................................. 78 Tabel 4.1 Rincian Penelitian Sampel Penelitian ................................................... 81 Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif ....................................................................... 84 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 88 Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 89 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 90 Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 92 Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F ............................................................................... 93 Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik t ................................................................................ 95. viii Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(14) DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Kontribusi Manufaktur Terhadap PDB ............................................. 3 Gambar 1.2 Permintaan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi ............................. 5 Gambar 2.1 Model Penelitian ............................................................................... 61 Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................................. 91. ix Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(15) BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur dalam era pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, merupakan hal yang paling disoroti karena pembangunan infrastruktur saat ini dinilai berkembang signifikan. Perkembangan pembangunan infrastruktur ini didukung oleh pengalokasian anggaran infrastruktur yang meningkat setiap tahunnya, terutama peningkatan dari tahun 2014 hingga 2017 dalam era pemerintahan presiden Joko Widodo. Anggaran infrastruktur mengalami peningkatan pesat, yakni dari Rp 177,9 triliun pada tahun 2014, Rp 290,3 triliun pada tahun 2015, Rp 317,1 triliun pada tahun 2016 dan Rp 346,6 triliun pada tahun 2017 (Tribun News, 2017). Merujuk data terakhir terkait progres pembangunan nasional, sebesar 42 persen atau sebanyak 94 proyek nasional tengah memasuki tahap konstruksi. Tercatat sejumlah capaian pemerintah dalam sektor pembangunan infastruktur sampai dengan tahun 2017, yakni sebagai berikut: 1)Pemerintah telah membangun jalan raya sepanjang 2.623 KM, 2)Pemerintah telah membangun jalan tol baru sepanjang 568 KM, 3)Pemerintah telah membangun perlintasan kereta api untuk Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Pulau Sulawesi, 4)Pemerintah telah membangun. 1 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(16) 81 pelabuhan, 5)Pemerintah telah membangun 7 bandara baru dan memodernisasi 439 bandara di seluruh Indonesia (Okezone, 2017). Pembangunan infrastruktur yang terus berkembang ini menciptakan pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2017 mencapai 5,01 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal I tahun 2016 yakni sebesar 4,92 persen. Salah satu indikator untuk mengetahui kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni dengan melihat Produk Domestik Bruto (PDB). Pembangunan infrastruktur yang memadai akan mendorong proses produksi barang dan jasa. Produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap unit produksi akan dijadikan sebagai dasar perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2017 diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan mencapai Rp 2.378.176,30 milyar lebih tinggi dibanding kuartal I tahun 2016 sebesar Rp 2.355.422,10 milyar (Badan Pusat Statistik, 2017). Dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) terdapat sektor yang berperan di dalamnya yakni industri manufaktur. Menurut Kementrian Perindustrian, realisasi kontribusi industri manufaktur (non migas) terhadap produk domestik bruto pada triwulan I tahun 2017 tumbuh sebesar 4,71 persen. Pencapain ini meningkat dibanding pertumbuhan dalam periode yang sama tahun 2016 yakni sebesar 4,51 persen. Industri pengolahan non migas menjadi kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat industri pengolahan non migas mampu memberikan sumbangan mencapai 18,08 persen pada triwulan I tahun 2017 (Kementrian Perindustrian, 2017).. 2 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(17) Gambar 1.1 Kontribusi Manufaktur Terhadap PDB. Sumber: Kementerian Perindustrian, 2017. Sektor industri manufaktur merupakan sektor yang cukup stabil dan menjadi salah satu sektor penopang perekonomian negara dan kontribusinya terhadap produk domestik bruto. Karena pentingnya peran manufaktur untuk pertumbuhan ekonomi, perusahaan manufaktur harus tetap menjaga kelangsungan usahanya dan terus melakukan pengembangan produknya untuk menghasilkan produk yang bermutu agar dapat bersaing dengan perusahaan dalam negeri maupun perusahaan luar negeri. Disamping itu, untuk dapat melakukan continuous improvement perusahaan harus memiliki dana yang cukup untuk membiayai pengembangan yang dilakukan untuk kegiatan operasionalnya. Saat. 3 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(18) dana internal perusahaan tidak mencukupi untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan, maka perusahaan dapat memperoleh dana eksternal yakni berupa utang untuk mendanai kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan dapat memperoleh pinjaman berupa kredit yang disalurkan oleh bank atau kreditur. Bank sebagai kreditur dapat memutuskan seberapa besar penyaluran kredit yang akan disalurkan kepada masyarakat. Pada September 2017, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI-7 day Reverse Repo Rate dari 4,50% menjadi 4,25%. Keputusan ini akan memberikan efek pada pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kredit perbankan (Bank Indonesia, 2017). Penurunan suku bunga ini terbukti membawa dampak pada pertumbuhan penyaluran kredit perbankan. Pada September 2017 penyaluran kredit tercatat sebesar Rp 4.569,9 trilun atau tumbuh sebesar 9,4 persen, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yakni sebesar 8,4 persen. Terdapat penyaluran kredit untuk modal kerja tercatat sebesar Rp 1.123 triliun meningkat sebesar 9,6 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 7,3 persen. Meningkatnya Kredit Modal Kerja didorong oleh pertumbuhan kredit yang disalurkan kepada sektor industri pengolahan yang mencapai Rp 546,4 triliun (Info Bank News, 2017). Kebijakan Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga dan meningkatnya penyaluran kredit direspon positif oleh beberapa sektor ekonomi, menurut Bank Indonesia melalui surveinya mencatat permintaan kredit pada 13 sektor ekonomi meningkat sepanjang triwulan ketiga tahun 2017, terutama pada sektor pengolahan atau manufaktur. Indikator Saldo Bersih Tertimbang dalam. 4 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(19) survei perbankan triwulan III 2017 untuk industri pengolahan mencapai 70,2 persen dibandingkan pada triwulan sebelumnya yakni hanya sebesar 45,7 persen (Antara News, 2017). Meningkatnya permintaan kredit industri pengolahan dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1.2 Permintaan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi. Sumber: Survei Perbankan, Bank Indonesia (2017). Kebijakan Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga ini adalah untuk mendorong alternatif pendanaan perusahaan yakni melalui utang. Sehingga sektor ekonomi khususnya pada sektor pengolahan atau manufaktur dapat terus berkembang dan memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pendanaan melalui utang melibatkan dua pihak yakni pihak debitur dan kreditur. Pihak debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana. Sedangkan. 5 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(20) pihak kreditur merupakan pihak yang memberikan pinjaman atau kredit kepada pihak debitur. Pihak debitur khususnya untuk pihak manajemen perusahaan memiliki peran penting untuk menentukan seberapa besar utang yang ingin dipinjam. Jika perusahaan meminjam dalam jumlah yang besar tanpa mengukur kemampuan operasional dalam membayar utang, akan menyebabkan risiko gagal bayar dan berujung pada kebangkrutan. Terdapat contoh kasus beberapa perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat tidak dapat membayar utangnya seperti: (1) PT Wirajaya Packindo, memiliki total utang Rp 1,27 triliun dan dinyatakan pailit. Perusahaan harus menjual salah satu pabriknya sebagai jaminan. (2) PT Kasindo Graha Kencana, dinyatakan pailit karena memiliki total utang 490 miliar dan melelang aset perusahaannya berupa tanah dan kendaraan. (3) PT Trillion Glory International, memiliki utang Rp 6,9 miliar dan menyerahkan semua asetnya ke tangan kurator setelah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat (Kontan, 2017). Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus dapat mengukur kemampuannya sebelum melakukan pinjaman. Sementara itu bagi pihak kreditur khususnya bank harus memperhatikan para debitur yang akan diberikan pinjaman, hal ini dilakukan untuk menghindari kesulitan kreditur dalam menagih utang kepada debitur. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) perbankan pada kuartal I tahun 2017 meningkat sebesar 3,04% atau naik 21,34 bps dibandingkan kuartal I tahun 2016. Kenaikan Non Performing Loan sejalan dengan penyaluran kredit dan permintaan kredit perbankan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai kuartal I tahun 2017, realisasi pertumbuhan kredit perbankan sebesar 9,2%. 6 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(21) secara tahunan menjadi Rp 4.368 triliun (Kontan, 2017). Kenaikan Non Performing Loan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1 Peningkatan Non Performing Loan. Kuartal I 2016. Penyaluran Kredit Kredit Macet Rasio NPL. Kuartal I 2017. 4.000.448. 4.369.967. 108.846. 132.645. 2,72%. 3,04%. Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK (2017). Tingkat terjadinya kredit bermasalah biasanya dicerminkan dengan rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjadi pada bank tersebut, semakin rendah rasio NPL maka akan semakin rendah tingkat kredit bermasalah yang terjadi (Diansyah, 2016). Sebaliknya jika NPL meningkat menunjukkan terjadinya kredit bermasalah. Peningkatan NPL akan membuat para kreditur khususnya bank akan lebih berhati-hati dan selektif dalam memberikan pinjaman kepada debitur terutama kepada perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk menentukan kebijakan utang yang tepat dalam arti bahwa perusahaan harus menentukan proposi jumlah aset yang akan dibiayai oleh utang dengan kemampuan membayarnya sehingga para kreditur akan bersedia memberikan pinjaman kepada perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional dan risiko gagal bayar dapat dihindari.. 7 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(22) Dalam melakukan pinjaman melalui utang perusahaan akan menentukan seberapa besar utang yang akan dipinjam oleh perusahaan dan harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam membayar utang tersebut. Kebijakan utang merupakan penentuan berapa besarnya utang yang akan digunakan perusahaan dalam mendanai asetnya yang ditunjukkan oleh rasio antara total utang dengan total aset (Sari, 2015). Kebijakan utang dapat diukur menggunakan rasio debt to total asset ratio, yang mengukur seberapa besar jumlah aset perusahaan yang dibiayai dengan total utang. Perusahaan yang menggunakan semakin banyak utang maka akan menyebabkan semakin tingginya tingkat beban bunga dan pokok pinjaman yang harus dibayar. Hal ini dapat memperbesar kemungkinan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban untuk membayar utangnya secara tepat waktu. Kesimpulannya perusahaan memerlukan sebuah kebijakan utang untuk dapat mengelola keuangan perusahaan itu dengan baik. Apabila perusahaan tidak dapat mengelola kebijakan utangnya dengan baik, maka akan menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) (Sayuthi dan Raithari, 2013). Pada umumnya dalam sebuah perusahaan terdapat pihak yang menjadi prinsipal dan agen. Pihak prinsipal merupakan pemilik perusahaan tetapi tidak mengelola perusahaan yang dimilikinya seperti pemegang saham, sedangkan pihak agen merupakan manajemen yang diberikan wewenang dan kekuasaan oleh pemilik perusahaan untuk mengelola perusahaan tetapi tidak memiliki kepemilikan dari perusahaan tersebut. Pemilihan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi konflik. 8 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(23) karena perbedaan kepentingan, masalah ini dikenal sebagai agency problem. Menurut Daud, et al. (2015) konflik atas perbedaan kepentingan timbul karena pemegang saham cenderung menginginkan pendanaan dibiayai oleh utang agar hak kepemilikannya terhadap perusahaan tidak berkurang, sedangkan pihak manajer tidak menyukai pendanaan melalui utang karena memiliki risiko yang tinggi. Agency problem dalam suatu perusahaan dapat diatasi dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkaan kepentingan yang terkait tersebut (Purwasih et al, 2014). Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut dengan agency cost. Agency cost merupakan biaya yang digunakan untuk mengawasi tindakan manajer dan mencegah keputusan manajer yang tidak dikehendaki. Menurut Soesetio (2008) dalam Syadeli (2013). terdapat beberapa alternatif untuk mengurangi. agency cost yaitu: (1) Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen, (2) Meningkatkan dividend payout ratio, (3) Meningkatkan pendanaan dengan utang (4) institusional investor sebagai monitoring agent. Penggunaan utang dapat mengurangi kelebihan kas/excess cash flow yang ada didalam perusahaan sehingga dapat mengurangi pemborosan yang dilakukan oleh para manajer. Dengan adanya utang, perusahaan harus membayar secara periodik atas bunga dan pokok pinjamannya, sehingga kas dapat digunakan untuk membayar utang dan menghindari biaya yang tidak diperlukan. Menurut Setiana dan Sibagariang (2013) peningkatan pengunaan utang akan meningkatkan leverage sehingga meningkatkan kemungkinan kesulitan. 9 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(24) keuangan atau kebangkrutan. Hal ini mendorong manajer untuk lebih efisien dalam mengelola keuangan dan menetapkan kebijakan utang dengan baik untuk memperoleh sumber pendanaan. Karena kebijakan utang sangat penting untuk pendanaan perusahaan, penelitian ini akan meneliti mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, struktur aset, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, profitablititas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan utang. Kepemilikan manajerial adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan yaitu direktur dan komisaris (Megawati dan Kurnia, 2015). Kepemilikan manajerial dapat dihitung dengan membandingkan persentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Kepemilikan manajerial yang semakin tinggi menunjukkan bahwa pihak manajemen, yakni komisaris dan direktur memiliki kontrol dan wewenang yang besar termasuk kaitannya dalam menetapkan kebijakan pendanaan melalui utang. Pendanaan melalui utang memiliki tujuan untuk menjaga porsi kepemilikan pihak manajemen di dalam perusahaan. Selain itu, pihak manajemen yang sekaligus pemilik perusahaan secara langsung dapat mengawasi penggunaan dana secara efisien untuk kegiatan operasional. Sehingga pendapatan yang diperoleh perusahaan dari kegiatan operasionalnya dapat meningkat. Meningkatnya pendapatan diharapkan perusahaan memiliki kemampuan dalam melunasi utang pokok beserta dengan bunganya. Jika dilihat dari sisi risiko dalam bisnis maka dengan menggunakan utang pemilik perusahaan dapat membagi risiko yang terjadi dengan kreditur. Sehingga semakin tinggi kepemilikan manajerial perusahaan menunjukkan bahwa. 10 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(25) perusahaan akan menetapkan kebijakan utang dalam penggunaan utang yang tinggi dalam mendanai aset perusahaan untuk kegiatan operasionalnya. Hasil penelitian yang dilakukan Hidayat (2013) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Sedangkan hasil penelitian Purwasih, et al. (2014) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap kebijakan utang. Struktur aset sebuah perusahaan merupakan perbandingan antara total aset tetap dengan total aset perusahaan yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aset (Sari, 2015). Struktur aset dapat dihitung dengan membandingkan total aset tetap perusahaan dengan total aset perusahaan. Semakin tinggi struktur aset perusahaan menunjukkan porsi aset tetap perusahaan besar dibandingkan dengan aset lainnya. Aset tetap pada perusahaan merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional, khususnya dalam menghasilkan barang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk memproduksi barang dalam jumlah yang besar menggunakan aset tetap yang dimilikinya. Meningkatnya jumlah produksi barang mengindikasikan bahwa terdapat peningkatan demand oleh pasar, sehingga hal ini mendorong perusahaan meningkatkan volume penjualannya dan berdampak pada meningkatnya pendapatan (sales revenue). Sales revenue yang meningkat menandakan perusahaan memiliki dana cukup yang dapat menjadi potensi untuk membayar pokok utang beserta bunganya. Berdasarkan asumsi bahwa perusahaan memiliki potensi untuk melunasi kewajibannya, maka perusahaan akan menetapkan kebijakan utang dengan menggunakan utang dalam jumlah yang. 11 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(26) besar. Hal ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan kepemilikan aset yang didanai oleh utang. Hasil penelitian struktur aset oleh Hidayat (2013) yang mengatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara struktur aset perusahaan terhadap kebijakan utang perusahaan. Menurut hasil penelitian Purwasih, et al. (2014) menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kebijakan utang. Pertumbuhan penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar yang berasal dari produk dan atau jasa perusahaan tersebut, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan (Mulyati, 2016). Pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan membandingkan perubahan penjualan tahun berjalan dengan penjualan tahun sebelumnya. Meningkatnya pertumbuhan penjualan menunjukkan bahwa penjualan perusahaan meningkat setiap tahunnya dan mengindikasikan perusahaan memperoleh peningkatan pendapatan. Pendapatan yang meningkat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam membayar utangnya dan dapat mendorong kreditur untuk bersedia meminjamkan sejumlah dana kepada perusahaan. Sehingga semakin tinggi pertumbuhan penjualan akan mendorong perusahaan menerapkan kebijakan utang untuk menggunakan utang yang semakin tinggi dalam membiayai seluruh aset untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Hasil penelitian Hidayat (2013) menunjukkan bahwa hasil penelitian pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang. Sementara. 12 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(27) penelitian menurut Damayanti dan Hartini (2014) menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Kebijakan dividen merupakan suatu keputusan untuk menentukan berapa bagian keuntungan yang diperoleh perusahaan yang akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham dan berapa banyak laba yang ditahan di dalam perusahaan sebagai unsur pembelanjaan intern dari perusahaan (Nurhayati, 2013). Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan dengan dividend payout ratio, proksi ini menunjukkan seberapa besar net income perusahaan yang dibagikan disetiap lembar saham dalam bentuk uang tunai. Pembagian dividen bersumber dari dana internal yakni berupa laba perusahaan (net income). Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Semakin tinggi kebijakan dividen yang diproksikan melalui dividend payout ratio (DPR) menunjukkan bahwa sebagain besar dana internal perusahaan berupa kas dialokasikan untuk pembagian dividen, hal ini menunjukkan bahwa dana berupa kas berkurang dan kemampuan perusahaan untuk membayar utang semakin kecil. Sehingga perusahaan akan mengurangi pendanaan aset melalui utang yang ditunjukkan melalui rendahnya kebijakan utang yang ditetapkan perusahaan. Hasil penelitian dari Hidayat (2013) menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang. Sedangkan menurut Suryani, et al. (2015) kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap kebijakan utang.. 13 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(28) Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Syadeli, 2013). Pada penelitian ini profitabilitas diproksikan dengan Return to aset ratio (ROA) yaitu dengan membandingkan net income dengan average total aset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba menggunakan total aset yang dimilikinya. Profitabilitas perusahaan juga menunjukkan seberapa efektif perusahaan mengelola sumber dayanya. Profitabilitas tinggi menunjukkan perusahaan tersebut dapat mengelola aset dengan baik dalam menghasilkan laba yang tinggi dan hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar pokok utang berserta bunganya. Meningkatnya kemampuan perusahaan dalam membayar utang dan kesediaan pihak kreditur untuk meminjamkan dana akan mendorong perusahaan untuk melakukan pinjaman dengan jumlah yang besar dan meningkatkan pendanaan aset melalui utang, sehingga menunjukkan kebijakan utang perusahaan yang ditetapkan perusahaan tinggi.. Hasil penelitian Purwasih (2014) dan Sheisarvian, et al. (2015). memperoleh hasil bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan dan berhubungan negatif terhadap kebijakan utang. Sedangkan hasil penelitan Astuti dan Nurlaelasari (2013) memperoleh hasil bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan dengan arah positif. Ukuran perusahaan merupakan karakteristik perusahaan yang dapat mengklasifikasikan apakah suatu perusahaan. termasuk kedalam. ukuran. perusahaan kecil, menengah, ataupun besar (Syadeli, 2013). Ukuran perusahaan dapat dilihat dari nilai total aset perusahaan pada neraca akhir tahun. Ukuran. 14 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(29) perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus firm size yaitu pengukuran dari ln total aset perusahaan. Semakin tinggi ukuran perusahaan menunjukkan bahwa total aset yang dimiliki perusahaan tersebut tinggi. Dengan tingginya total aset yang dimiliki perusahaan artinya perusahaan memiliki sumber daya yang besar yang dapat mendorong kegiatan operasional untuk menghasilkan pendapatan yang tinggi dan memiliki dana yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar utang beserta bunganya dan kesediaan pihak kreditur untuk meminjamkan dana, sehingga akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan aset yang didanai oleh utang dan menunjukkan perusahaan menetapkan kebijakan utang yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2013) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang perusahaan. Sementara hasil penelitian Purwasih, et al. (2014) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan utang perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2013), dengan perbedaan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menambahkan satu variabel independen, yaitu profitabilitas. Proksi dari profitabilitas ialah return on asset. Mengacu pada penelitian Purwasih, et al. (2014). 2. Pada penelitian sebelumnya, objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008-2010. Sedangkan pada penelitian ini objeknya adalah perusahaan. 15 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(30) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan termasuk dalam sektor manufaktur periode 2011-2015. Berdasarkan latar belakang permasalahan, ditetapkan judul dari penelitian ini sebagai berikut: “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Struktur Aset, Pertumbuhan Penjualan, Kebijakan Dividen, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Utang (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015).”. 1.2. Batasan Masalah. Batasan masalah yang dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Penelitian ini menggunakan beberapa faktor yang diindikasikan memiliki pengaruh terhadap kebijakan utang, yaitu kepemilikan manajerial, struktur aset, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, profitabilitas dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen.. 2.. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015.. 1.3. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 2.. Apakah struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 16 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(31) 3.. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 4.. Apakah kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang?. 5.. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 6.. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan utang?. 1.4. Tujuan Penelitian. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap kebijakan utang. 2. Pengaruh positif struktur aset terhadap kebijakan utang. 3. Pengaruh positif pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan utang. 4. Pengaruh negatif kebijakan dividen terhadap kebijakan utang. 5. Pengaruh positif profitabilitas terhadap kebijakan utang. 6. Pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap kebijakan utang.. 1.5. Manfaat Penelitian. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang membaca penelitian ini. Manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut: 1.. Kreditur Dengan penelitian ini diharapkan pihak kreditur dapat mengetahui tindakan perusahaan dalam menentukan kebijakan utangnya melalui faktor-faktor yang mempengaruhinya sebelum memberikan pinjaman.. 17 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(32) 2.. Pihak Manajemen Perusahaan Melalui penelitian ini diharapkan pihak manajemen dalam perusahaan dapat memahami dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan utang perusahaan untuk pengambilan keputusan dalam menetapkan kebijakan utang perusahaan.. 3.. Investor Melalui penelitian ini diharapkan para investor dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan melalui analisis data dan faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kebijakan utang, sebelum berinvestasi dalam perusahaan tersebut.. 4.. Akademisi Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perusahaan dalam menentukan kebijakan utang melalui faktor-faktor yang mempengaruhinya dan dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.. 5.. Peneliti Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti tentang kebijakan utang, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan utang serta cara pengukurannya terutama dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. 18 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(33) 1.6. Sistematika Penulisan. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TELAAH LITERATUR Bab ini membahas mengenai konsep teori yang digunakan dalam penelitian kebijakan utang, yaitu agency theory, pecking order theory dan trade off theory. Membahas variabel dependen dan independen yaitu, konsep kebijakan utang sebagai variabel dependen. Membahas konsep kepemilikan manajerial, struktur aset, pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, profitabilitas, ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan menetapkan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas secara umum tentang objek penelitian, metode penelitian,. variabel. penelitian. dan. definisi. operasional,. metode. pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, teknik analisis data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pengolahan dan hasil analisis data berdasarkan model penelitian, dan menjelaskan bahwa hasil penelitian dapat menjawab permasalahan pada rumusan masalah.. 19 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(34) BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas mengenai simpulan dari hasil penelitian ini, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.. 20 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(35) BAB II TELAAH LITERATUR. 2.1. Agency Theory. Menurut Purwasih, et al., (2014) para manajer diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan yaitu pemegang saham untuk mengambil keputusan, dimana hal ini akan menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory). Teori keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih principal (pemilik) menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa wewenang untuk membuat keputusan agen. Pada agency theory yang disebut principal adalah pemegang saham dan yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan (Beny, 2013). Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya sering kali menghadapi konflik dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan pribadi manajer. Dengan kewenangan yang dimiliki, manajer bisa bertindak dengan hanya menguntungkan diri sendiri dan mengorbankan kepentingan para pemegang saham. Konflik kepentingan antar agen sering disebut dengan agency problem (Indana, 2015). Hal tersebut disebabkan manajer. mengutamakan kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaranpengeluaran yang dilakukan oleh manajemen akan menambah biaya perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Pemegang saham menginginkan agar pendanaan tersebut. 21 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(36) dibiayai oleh utang, tetapi manajer tidak menyukai dengan alasan bahwa penggunaan utang mengandung risiko yang tinggi (Daud, et al., 2015). Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham lebih menginginkan pendaaan perusahaan dibiayai dengan utang karena dengan penggunaan utang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang (Suciati dan Rahayu, 2017). Menurut Hardiningsih dan Oktaviani (2012) masalah keagenan muncul dalam dua bentuk, yaitu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent) dan hubungan antara pemegang saham dengan pemilik obligasi (pemberi kredit). Konflik terjadi karena pemilik modal selalu berusaha menggunakan dana sebaik-baiknya dengan risiko sekecil mungkin, sedangkan manajer (agent) cenderung mengambil keputusan pengelolaan dana untuk memaksimalkan keuntungan. yang. sering. bertentangan. dan. cenderung. mengutamakan. kepentingannya sendiri. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan terkait. Akibat dari munculnya mekanisme pengawasan tersebut menyebabkan timbulnya suatu cost yang disebut agency cost (Purwasih, et al, 2014). Menurut Masdupi (2005) dalam Beny (2013) untuk mengatasi masalah keagenan dan biaya keagenan dapat dilakukan beberapa cara berikut: pertama, dengan meningkatkan insiders ownership. Menurut pendekatan ini, agency problems bisa dikurangi bila manajer mempunyai kepemilikan saham dalam perusahaan. Dengan adanya kepemilikian saham maka insiders akan merasakan langsung akibat dari keputusan yang diambilnya sehingga tidak mungkin manajer. 22 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(37) bertindak oportunistik lagi. Kedua, pendekatan pengawasan eksternal. Pendekatan ini dilakukan melalui penggunaan utang. Peningkatan penggunaan debt financing akan mempengaruhi pemindahan equity capital. Dengan adanya utang akan dapat mengendalikan penggunaan aliran kas bebas secara berlebihan oleh manajemen dan dengan demikian akan dapat menghindari investasi yang sia-sia. Ketiga, institutional investor sebagai monitoring agent. Bentuk distribusi saham di antara pemegang saham dari luar (outside shareholders) yaitu institutional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency cost. Hal ini disebabkan karena kepemilikan merupakan sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya menentang keberadaan manajemen, maka konsentrasi atau penyebaran power menjadi suatu hal yang relevan.. 2.2. Trade off Theory. Trade off theory menurut Myers (1977) dalam Warapsari (2016) mengatakan bahwa dalam hubungan antara struktur modal dan nilai perusahaan terdapat pada satu tingkat leverage (debt ratio) yang optimal. Penggunaan utang akan meningkatkan nilai perusahaan sampai batas leverage tertentu (optimal), namun setelah melewati titik optimal, penggunaan leverage akan menimbulkan biaya kebangkrutan yang lebih besar sehingga dapat menurunkan nilai perusahaan. Semakin tinggi perusahaan melakukan pendanaan menggunakan utang maka semakin besar pula resiko mereka untuk mengalami kesulitan keuangan karena membayar bunga tetap yang telalu besar bagi para debtholders setiap tahunnya dengan kondisi laba bersih yang belum pasti (Mardiyati, et al., 2012).. 23 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(38) Teori trade-off merupakan teori yang menjelaskan struktur modal ditentukan berdasarkan keseimbangan antara manfaat (keunggulan) dan biaya (kelemahan) yang ditimbulkan dari kebijakan utang. Teori ini menjelaskan mengenai. struktur. modal. perusahaan. yang. optimal. menggambarkan. keseimbangan antara manfaat pajak dengan biaya kebangkrutan karena perusahaan memiliki utang (Surya dan Rahayuningsih, 2012). Teori ini merupakan gabungan dari pemikiran-pemikiran sebelumnya, dimana perusahaan menyeimbangkan antara manfaat pendanaan dengan utang (perlakuan pajak yang menguntungkan) dengan biaya kebangkrutan dan suku bunga yang lebih tinggi Sheisarvian, et al (2015). Menurut Piaw dan Jais (2013) dalam Siregar dan Wiksuana (2015) struktur aktiva berhubungan positif dengan debt ratio. Hal ini disebabkan struktur aktiva memiliki nilai jaminan yang lebih tinggi yang memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan utang dengan bunga yang rendah dan mengurangi agency cost utang. Menurut Hidayat (2013) trade off theory menganggap bahwa penggunaan utang 100% sulit dijumpai. Kenyataannya semakin banyak utang, maka semakin tinggi beban yang harus ditanggung. Satu hal yang penting bahwa dengan meningkatnya utang, maka semakin tinggi profitabilitas kebangkrutan. Beban yang harus ditanggung saat menggunakan utang yang lebih besar adalah biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang semakin besar dan sebagainya.. 24 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(39) 2.3 Signaling Theory Menurut Butarbutar (2011) dalam Saputra dan Praptoyo (2017) teori sinyal menjelaskan mengenai cara sebuah perusahaan dalam memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan, yaitu berupa informasi yang diungkapkan manajemen. Informasi yang dipublikasikan oleh manajemen memberikan sinyal bagi investor dan kreditur dalam mengambil keputusan. Pada saat informasi telah diungkapkan kepada publik pelaku pasar akan menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sebuah sinyal baik atau sinyal buruk. Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, karena terdapat asimetri informasi (Asymmetri Information) antara perusahaan dan pihak luar. Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Maulidyani, et al., 2017). Menurut Nofianti (2014) integritas informasi laporan keuangan yang mencerminkan. nilai. perusahaan. merupakan. sinyal. positif. yang. dapat. mempengaruhi opini investor dan kreditur atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Dalam signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator perusahaan. Peningkatan. 25 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(40) utang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban dimasa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut direspon secara positif oleh pasar. Menurut Hidayat (2013) dalam signaling theory dijelaskan bahwa manajer bisa menggunakan utang lebih banyak sebagai sinyal yang credible. Artinya perusahaan yang meningkatkan utang dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang.. 2.4 Pecking Order Theory Pecking Order Theory pertama kali dikemukakan oleh Donaldson pada tahun 1961 dan telah dikembangkan oleh Stewart C. Myres dan Nicolas Majluf pada tahun 1984. Pecking order theory menjelaskan suatu perusahaan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Teori ini mendasarkan pada adanya informasi asimetrik, yaitu suatu situasi dimana pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak tentang perusahaan daripada para pemilik modal. Informasi asimetrik ini akan mempengaruhi pilihan antara penggunaan dana internal atau dana eksternal dan antara penggunaan pilihan penambahan utang baru atau dengan melakukan penerbitan ekuitas baru (Hardiningsih dan Oktaviani, 2012). Menurut Hidayat (2013) Pecking Order Theory menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, utang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir. Penggunaan utang lebih disukai karena biaya yang dikeluarkan untuk utang lebih. 26 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(41) murah dibandingkan dengan biaya penerbitan saham. Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan karena perusahaan mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan external financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai utang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan utang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. Asumsi Pecking Order Theory oleh Brealey and Myers (1996) p. 500 dalam Hardiningsih dan Oktaviani (2012) adalah : (1) perusahaan lebih menyukai pendanaan internal, (2) perusahaan berusahan menyesuaikan rasio pembagian dividen dengan kesempatan investasi, dan berupaya untuk tidak melakukan perubahan pembayaran dividen yang terlalu besar, (3) pembayaran dividen yang cenderung konstan dan fluktuasi laba yang diperoleh mengakibatkan dana internal kadang berlebih ataupun kurang untuk berinvestasi, (4) apabila pendanaan eksternal diperlukan perusahaan akan memilih menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu dimulai penerbitan obligasi, obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal sendiri, akhirnya menerbitkan saham baru. Menurut Diah (2009) dalam Suryani dan Khafid (2015) secara singkat teori ini menyatakan bahwa: a. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan), b. Apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi. 27 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(42) (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.. 2.5 Utang Menurut Weygandt, et al., (2015) “Liabilities are claims againts assets that is, existing debts and obligation. Businesses of all sizes usually borrow money and purchase merchandise on credit.” yang berarti bahwa liabilitas adalah klaim terhadap aset, berbentuk utang dan kewajiban. Perusahaan dalam berbagai ukuran sering meminjam uang dan membeli barang dagang secara kredit. Menurut Warren, et al., (2014) liabilitas pada umumnya terbagi menjadi dua bagian dalam balance sheet: (1) current liabilities dan (2) long-term liabilities. “Liabilities that will be due within a short time (usually one year or less) and that are to paid out of current assets are called current liabilities” yang berarti bahwa kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu yang singkat biasanya satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dilunasi dengan aset lancar disebut sebagai current liabilities. Current liabilities terdiri dari notes payable, account payable, wages payable, interest payable, taxes payable dan unearned fees. “Liabilities that will not be due for a long time (usually more than one year) are called long-term liabilities.” yang berarti bahwa kewajiban (utang) yang akan jatuh tempo untuk waktu yang lama biasanya lebih dari satu tahun disebut long-term liabilities. Contoh dari long-term liabilities ialah mortgage note payable atau mortgage payable.. 28 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(43) Menurut Kieso, et al., (2014) utang memiliki tiga karakteristik utama, yakni sebagai berikut: (1) merupakan kewajiban saat ini (it is a present obligation), (2) timbul dari peristiwa masa lalu (it arises from past event), (3) menghasilkan arus keluar sumber daya seperti: kas, barang dagang dan jasa (it result in an outflow of resources: cash, goods, services). Menurut Weygandt, et al., (2015) pendanaan melalui utang (obligasi) memiliki tiga keuntungan, yakni sebagai berikut: (1) tidak berpengaruh terhadap kontrol pemegang saham (shareholder control is not affected). Kreditur (bondholder) tidak memiliki hak suara didalam perusahaan, sehingga para pemegang saham diperusahaan tersebut tetap memiliki pengendalian atau kontrol penuh atas perusahaan. (2) penghematan pajak (tax savings result). Dalam beberapa negara, bunga utang (obligasi) dapat menjadi pengurang pajak. (3) laba persaham lebih tinggi (earnings per share may be higher). Walaupun beban bunga mengurangi laba bersih (net income), laba per saham pada saham biasa sering kali lebih tinggi saat pendanaan menggunakan utang (obligasi), karena tidak ada penambahan penerbitan saham. Menurut IAI (2016) penyelesaian kewajiban kini biasanya membuat entitas untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat ekonomik demi memenuhi klaim dari pihak lain. Penyelesaian kewajiban kini dapat dilakukan dengan berbagai cara, sebagai contoh dengan: pembayaran kas, pengalihan aset lain, provisi jasa, penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain dan konversi kewajiban menjadi ekuitas. Kewajiban dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya. Perusahaan. 29 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(44) menyajikan current liabilities dan non-current liabilities pada laporan posisi keuangan perusahaan (statement of financial position). Current liabilities disajikan setelah non-current liabilities, masing-masing jenis utang disajikan secara terpisah (Weygandt, et al., 2015).. 2.6 Kebijakan Utang Kebijakan utang perusahaan merupakan kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan (dana) dari pihak ketiga untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan dan memiliki pengaruh terhadap pendisiplinan perilaku manajer (Megawati dan Kurnia, 2015). Berdasarkan pada konsep cost of capital maka kebijakan utang yang optimum adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal ratarata. Kebijakan utang yang optimal adalah kebijakan utang yang meminimumkan biaya penggunaan modal dan memaksimalkan nilai perusahaan (Bhakti, 2012). Konsep “Cost of Capital” (biaya penggunaan modal atau biaya modal) merupakan konsep yang sangat penting dalam pembelanjaan perusahaan. Konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber (Bambang, 2015). Menurut Mahsunah dan Hermanto (2013) kebijakan utang merupakan rencana serta keputusan akan pembayaran utang yang dimiliki oleh perusahaan. Kebijakan utang berkaitan dengan masalah pendanaan untuk operasi perusahaan, pengembangan, dan penelitian serta peningkatan kinerja perusahaan. Dalam. 30 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(45) menentukan kebijakan utang, ada beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan, salah satunya profitabilitas. Keputusan perusahaan dalam memilih sumber dana selain memperhatikan dampaknya terhadap profitabilitas, juga perlu mempertimbangkan faktor lain sebagai berikut (Sudana, 2011) dalam (Mufidah, 2014): 1. Tingkat pertumbuhan penjualan. Perusahaan dengan tingkat penjualannya relatif tinggi dimungkinkan untuk. dibelanjai. dengan. menggunakan. utang. yang. lebih. besar. dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah. 2. Stabilitas penjualan Perusahaan yang penjualannya relatif stabil dimungkinkan untuk dibelanjai dengan utang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya berfluktuasi. 3. Karakteristik industri Karakteristik industri dapat dilihat dari berbagai aspek, misalnya apakah perusahaan termasuk dalam industri yang padat karya atau padat modal. 4. Struktur Aktiva Perusahaan dengan komposisi aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan komposisi aktiva tetapnya terhadap total aktiva dapat menggunakan utang yang lebih besar untuk mendanai investasinya dibandingkan dengan perusahaan yang komposisi aktiva tetapnya lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar.. 31 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(46) 5. Sikap manajemen perusahaan Manajer. perusahaan. yang. agresif. cenderung mendanai. investasi. perusahaannya dengan utang lebih banyak dibanding dengan manajer perusahaan yang konservatif. 6. Sikap pemberi pinjaman Bank lebih bersifat berhati hati dalam penyaluran kredit, akan berdampak lebih selektif dalam memberikan pinjaman pada nasabah. Sehingga akan mengurangi kesempatan perusahaan dalam memperoleh pinjaman dari bank. Menurut Winarno, et al., (2015) penggunaan utang akan menambah sumber dana bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat lebih memaksimalkan kesempatan bisnis yang ada. Penggunaan utang secara optimal akan membuat biaya modal minimal dan harga saham maksimal. Dalam situasi perekonomian yang normal/stabil utang akan meningkatkan nilai perusahaan karena manfaat dari utang lebih besar daripada biaya bunga yang harus dibayarkan kepada kreditur. Tetapi dalam situasi perekonomian yang tidak normal/tidak stabil penggunaan utang akan membebani perusahaan dengan beban tetap, yang berdampak mempersulit posisi perusahaan. Menurut Hidayat (2013) perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki porsi utang yang besar dalam struktur modal, namun sebaliknya apabila perusahaan mengunakan utang yang kecil atau tidak sama sekali maka perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal. 32 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(47) eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan. Ketika perusahaan menggunakan utang yang terus meningkat maka akan semakin besar kewajibannya. Menurut Brigham & Houston (2011) dalam Siregar dan Wiksuana (2015), penggunaan utang menyebabkan pemegang saham dapat mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas yang terbatas. Hal ini meminimalkan adanya informasi asimetris dan sinyal-sinyal negatif yang rentan timbul di antara investor apabila perusahaan menggunakan modal yang bersumber dari ekuitas. Kedua, ekuitas atau dana yang diinvestasikan oleh pemegang saham dapat dipandang sebagai batas pengaman oleh kreditur. Apabila perusahaan tidak mampu membayar utangnya, maka ekuitas dapat digunakan untuk membayar utang tersebut. Hal ini juga menunjukkan bahwa penggunaan utang 100% tidaklah baik. Ketiga, jika hasil yang diperoleh dari aset perusahaan lebih tinggi daripada tingkat bunga yang dibayarkan, maka penggunaan utang akan meningkat (leverage) atau memperbesar pengembalian atas ekuitas. Adanya bunga yang harus dibayarkan sebagai biaya modal atas utang menyebabkan jumlah pajak yang dibayarkan berkurang dan lebih besarnya laba per lembar saham (EPS) yang tersedia bagi pemegang saham dibandingkan apabila tanpa penggunaan utang. Kebijakan utang pada penelitian ini dapat diukur dengan rasio leverage yaitu Debt to Assets Ratio (DAR). Menurut Weygandt, et al., (2015) mengatakan “Debt to total assets ratio measure the percentage of total assets provided by creditors” yang artinya mengukur seberapa besar persentase total aset yang dibiayai oleh utang (kreditur). Menurut Syadeli (2013) rasio ini menunjukkan. 33 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(48) besarnya utang yang digunakan untuk perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya. Menurut Syadeli (2013) semakin besar debt to total asset ratio menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar biaya utang (biaya bunga) yang harus dibayar perusahaan. Bunga yang dibayarkan perusahaan sebagai imbal jasa atas penggunaan utang dapat menjadi pengurang pajak dan menyisakan laba operasi bagi investor perusahaan. Apabila laba operasi sebagai persentase terhadap aset yang diterima perusahaan lebih besar dari tingkat bunga atas utang, maka utang tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk membeli aset, membayar bunga atas utang dan meningkatkan laba yang akan dibagi kepada pemegang saham (Brigham dan Houston, 2011) dalam (Siregar dan Wiksuana, 2015). Menurut Hery (2017) rasio yang kecil menunjukkan bahwa sedikitnya aset perusahaan yang dibiayai oleh utang (dengan kata lain bahwa sebagian besar aset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh modal). Menurut Weygandt, et al., (2015) debt to total assets ratio dirumuskan sebagai berikut:. Debt to Asset Ratio (DAR) =. Menurut IAI (2016) total debts adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomik. Menurut 34 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(49) Weygandt (2015) liabilitas atau utang dibagi menjadi 2 yaitu, utang tidak lancar (non-current liabilities) dan utang lancar (current liabilities). Non-current liabilities adalah utang yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun seperti: bonds payable, mortgages payable,long-term notes payable, lease liabilities dan pension liabilities. Current liabilities adalah utang yang jatuh temponya kurang dari 1 tahun seperti utang usaha, utang gaji, utang bunga dan utang pajak. Pada prakteknya, current liabilities biasanya dicatat dan dilaporkan pada laporan keuangan sebesar nilai penuh jatuh tempo. Total debt (liabilities) merupakan penjumlahan dari non-current liabilities dan current liabilities yang disajikan dalam statement of financial position. Menurut Kieso, et al., (2014) mengatakan bahwa total assets:“resource controlled by the entity as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the entity” yang berarti bahwa total assets adalah sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan atas hasil dari peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang bagi perusahaan. Aset terbagi menjadi 2 yakni non-current assets dan current assets. Current assets adalah aset perusahaan yang diharapkan dapat diubah menjadi kas, dijual atau digunakan dalam jangka waktu satu tahun. Aset yang temasuk dalam kategori current assets adalah persediaan, piutang, beban yang dibayar dimuka, investasi jangka pendek dan kas dan setara kas Non-current assets adalah aset yang tidak termasuk dalam definisi current asset. Non-current assets terbagi menjadi 4 bagian yaitu: long-term investment, property, plant and equipment, intangible assets dan other assets. Long-term. 35 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(50) investment yang sering disebut sebagai investasi, terdiri dari satu di antara empat jenis investasi berikut: (1) investasi dalam sekuritas seperti obligasi, (2) investasi dalam aktiva tetap berwujud seperti tanah yang ditahan untuk spekulasi,(3) investasi yang disisihkan dalam dana khusus seperti dana pensiun, (4) investasi dalam anak perusahaan atau afiliasi yang tidak dikonsolidasi. Property, Plant, and Equipment terdiri dari properti atau kekayaan fisik seperti tanah, bangunan, mesin, perabotan, perkakas dan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (mineral). Intangible assets meliputi paten, hak cipta, franchise, goodwill, trademarks, trade names dan daftar pelanggan. Pada praktiknya memiliki banyak item yang dicantumkan dalam kelompok other assets, seperti: long-term prepaid expense dan non-current receivables. Item lainnya yang termasuk dalam other assets ialah aset dalam dana khusus, properti yang dipegang untuk dijual dan restricted cash/securities. Total assets di sajikan dalam statement of financial position yang merupakan penjumlahan dari non-current assets dan current assets.. 2.7 Kepemilikan Manajerial Menurut Zulhawati (2004) dalam Sheisarvian, et al., (2015) kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial ini diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki oleh manajemen pada akhir tahun. Menurut Megawati dan Kurnia (2015) Insider ownership (kepemilikan manajerial) adalah persentase kepemilikan saham oleh pihak. 36 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(51) manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 1 angka 5 dan 6 menyatakan bahwa direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Sedangkan dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Kieso, et al., (2014) mengatakan bahwa“warrants are certificates entitling the holder to aquire shares at a certain price within a stated period.” yang berarti bahwa waran adalah setifikat hak kepada pemegangnya untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Share warrants terbagi menjadi tiga bentuk yakni: (1) share warrants issued with other securities, waran yang diterbitkan dengan sekuritas lain pada dasarnya merupakan opsi jangka panjang untuk membeli saham biasa dengan harga tetap, (2) rights to subscribe to additional share (share right), pemegang saham lama memiliki hak untuk membeli saham baru (preemptive privilege) yang diterbitkan dalam proporsi kepemilikan mereka, (3) share compensation plans (share option), memberikan karyawan opsi untuk membeli saham biasa pada harga tertentu selama periode waktu yang panjang. Program kompensasi yang efektif ialah berikut ini: (1) memberikan dasar kompensasi bagi karyawan dan kinerja. 37 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(52) perusahaan, (2) memberikan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan kinerjanya,. (3). membantu. mempertahankan. eksekutif. perusahaan. dan. mengijinkan perekrutan kandidat baru, (4) memaksimalkan keuntungan setelah pajak karyawan dan meminimalkan biaya setelah pajak karyawan, (5) menggunakan kriteria kinerja terhadap karyawan yang memiliki kontrol. Meskipun program kompensasi kas secara langsung (upah dan bonus) merupakan bagian yang penting dari setiap program kompensasi, namun hal tersebut bersifat jangka pendek. Banyak perusahaan mengakui bahwa program kompensasi yang bersifat jangka panjang sering kali diperlukan. Program kompensasi jangka panjang berusaha untuk memperkuat loyalitas eksekutif kepada perusahaan. Cara efektif untuk mencapai tujuan ini adalah memberikan karyawan “a piece of the action” yaitu, suatu kepentingan ekuitas. Program tersebut umumnya disebut sebagai program kompensasi berdasarkan saham (stock-based compensation plans), memiliki berbagai bentuk. Pada umumnya, program ini memberikan kesempatan kepada eksekutif untuk menerima saham jika kinerja perusahaan dianggap memuaskan. Share compensation plans terbagi menjadi tiga, yakni: share option plans, restricted share dan employee share-purchase plans. (1) Share option plan adalah waran yang memberikan karyawan opsi untuk membeli saham biasa pada harga tertentu selama periode waktu yang panjang. (2) Restricted share adalah pengalihan saham kepada karyawan, sesuai dengan kesepakatan bahwa saham tidak dapat dijual dan alihkan atau dijaminkan hingga terjadi pengalihan hak. Salah satu keuntungan dari program restricted share ialah dengan adanya. 38 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(53) restricted share akan lebih menyelaraskan insentif bagi karyawan dengan insentif perusahaan. Pemegang restricted share pada intinya adalah pemegang saham dan harus memfokuskan pada sasaran jangka panjang perusahaan. (3) Employee share-purchase plan, mengijinkan semua karyawan untuk membeli saham dengan harga yang didiskontokan selama periode waktu yang pendek. Perusahaan seringkali menggunakan banyak program untuk mendorong penyebarluasan kepemilikan saham biasa diantara para karyawan tersebut (Kieso, et al., 2014). Menurut Indana (2015) dengan adanya kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan merasakan kerugian apabila keputusan yang diambil salah terutama keputusan mengenai utang. Dengan demikian manajer ikut memiliki perusahaan sehingga manajer tidak mungkin bertindak opportunistik lagi dan akan semakin hati-hati dalam menggunakan utang dan berusaha meminimumkan biaya keagenan. Menurut Suastawan (2014) seorang manajer harus dapat menghadapai masalah perusahaan terutama dalam hal pendanaan. Sumber dana perusahaan dapat berasal dari dalam dan luar perusahaan. Hal ini mengharuskan manajer perusahaan untuk memilih sumber dana (keuangan) yang dirasa dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut. Menurut Jensen (1998) dalam Purwasih, et al., (2014) dalam struktur kepemilikan dimana pemilik perusahaan dari pihak dalam (insider) mempunyai kekuatan yang besar untuk melakukan kebijakan utang. Semakin tinggi kepemilikan manajerial maka semakin tinggi kebijakan. 39 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(54) manajerial dalam memanfaatkan utang. Hal ini karena kontrol yang besar dari manajer menyebabkan mereka mampu melakukan investasi dengan lebih baik sehingga memerlukan tambahan dana melalui utang untuk pendanaannya. Ketika perusahaan memiliki status KBTRSR (kesempatan bertumbuh tinggi dan risiko perusahaan rendah) dan KBRRSR (kesempatan bertumbuh rendah dan risiko perusahaan rendah), maka perusahaan memiliki kesempatan bertumbuh yang tinggi dan rendah tetapi memiliki kesamaan risiko yang dihadapi rendah. Pada kondisi ini semakin tinggi managerial ownership maka semakin tinggi leverage. Hal ini disebabkan karena pihak manajer akan lebih memperhatikan kondisi risiko perusahaan dibandingkan dengan kesempatan bertumbuh. Hal ini berkaitan dengan tanggung jawab manajer perusahaan untuk dapat membayar pokok pinjaman dan bunga utang yang jatuh tempo karena dalam kondisi risiko perusahaan tinggi walaupun kesempatan bertumbuh tinggi pihak manajer lebih mementingkan risiko sebagai faktor yang dipertimbangkan dibandingkan kesempatan bertumbuh (Kohardinata dan Herdinata, 2013). Dalam penelitian ini, kepemilikan manajerial diukur dengan rasio yang membandingkan jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Variabel kepemilikan manajerial dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut (Hidayat, 2013):. Kepemilikan Manajerial (INSDR) =. 40 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

(55) Menurut Radhitiya dan Purwanto (2017) kepemilikan saham manajerial adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh anggota direksi maupun komisaris perusahaan. Menurut Weygandt, et al., (2015) menyatakan “outstanding shares means the number of issued shares that are being held by shareholders”yang berarti bahwa saham beredar adalah jumlah saham yang telah diterbitkan dan dikuasai oleh pemegang saham. Kepemilikan manajerial dihitung menggunakan persentase kepemilikan saham manajemen pada akhir periode akuntansi dibagi dengan total saham beredar pada akhir periode akuntansi, dimana kepemilikan saham manajemen dan total saham beredar diperoleh dari catatan atas laporan keuangan yang telah diaudit (Purnianti, et al., 2016). Hasil Purwasih, et al., (2014) memperoleh hasil bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah positif terhadap kebijakan utang. Sedangkan penelitian yang dilakukan Sheisarvian, et al., (2015) dan Indana (2015) memperoleh hasil bahwa kepemilikan saham manajerial berpengaruh secara signifikan dan berhubungan negatif terhadap kebijakan utang. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2013) sejalan dengan penelitian Setiana dan Sibagariang (2013) memperoleh hasil bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan utang. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1:. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kebijakan utang perusahaan.. 41 Pengaruh Kepemilikan Manajemen..., Gracia Erica, FB UMN, 2018.

Gambar

Gambar 2.1  Model Penelitian
Tabel Pengambilan Keputusan
Tabel 4.3  Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.7  Hasil Uji Statistik F
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu dibutuhkan sistem yang dapat mendokumentasikan objek arkeologi pemodelan 3D (tiga dimensi), sebagai bentuk pelestarian warisan budaya serta menjadi

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Magdalena, mengenai gambaran tingkat asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak pada orang dewasa obesitas di kota Banjarmasin

Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam merencanakan program untuk melakukan deteksi dan pencegahan dini risiko depresi postpartum dengan mengetahui perbedaan risiko

Kelompok Kerja 11/Dis.Dikbud/PL Unit Layanan Pengadaan untuk Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Riau melakukan kontes untuk Pengadaan Barang Seni dan Barang

KOPERASI PENERIMA BANTUAN HIBAH APBD PROVINSI SUMBAR SARANA USAHA BERUPA ALAT DAN MESIN PERTANIAN (ALSINTAN).. Bantuan berupa : HANDTRAKTOR ( 7 unit untuk 7

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; (1) penerapan metode discovery dengan media kartu bergambar sudah menerapkan langkah-langkah yang tepat, adapun langkah inti

Jamaah Islam Lembaga Dakwah Indonesia (LDII) Studi Deskriptif: Konstruksi Sosial Jamaah Islam LDII Terhadap Ajaran Agama Islam LDII di Desa Wonorejo Kecamatan

RPIJM yang diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bantaeng dengan mengacu pada arahan