• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Laporan Buku Fiksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh Laporan Buku Fiksi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh Laporan Buku Fiksi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yaang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan buku fiksi ini. Laporan buku fiksi ini saya susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Menulis pada semester IV (empat).

Adapun judul yang saya pilih adalah “Laporan Buku Fiksi : Pacarku Hantu karya Agung Waskito dan Dewi Maharani.”

Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan buku fiksi ini masih jauh dari sempurna. Maka saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terutama ibu dosen.

Semoga laporan buku fiksi dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan juga bagi diri saya sendiri.

Pematangsiantar, 18 Juni 2012 Penulis, Sani Susantri 10 744 0071

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 1 DAFTAR ISI... 2 Bab I.Pendahuluan

1.1. Maksud dan Tujuan Penulisan Laporan... 3 1.2. Identitas Buku... 3

Bab II. Laporan Isi Buku

2.1. Sinopsis... 5 2.2. Unsur Intrinsik... 7 2.3. Penilaian terhadap Buku... 19 Bab III. Penutup

3.1. Kesimpulan... 19 3.2. Saran... 21 DAFTAR PUSTAKA... 22

▸ Baca selengkapnya: contoh buku laporan perkembangan anak paud

(2)

Bab I

PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Penulisan Laporan

Laporan buku merupakan suatu bentuk penyajian hasil pengamatan atau penyajian terhadap sebuah buku baik fiksi maupun nonfiksi (ilmiah). Laporan buku yang saya susun ini adalah laporan buku fiksi berupa novel yang berjudul “Pacarku Hantu”. Laporan buku ini dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis pada semester IV (empat) program studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Simalungun.

Adapun tujuan penulisan laporan buku fiksi ini adalah untuk memberi pandangan da pelajaran khususnya pada anak-anak remaja saat ini. Agar pembaca lebih mengerti apa sebenarnya yang dimaksud dengan cinta. Dan dapat mencegah erjadinya pergaulan bebas yang akan mengakibatkan penyesalan yang mendalam.

Ruang lingkup pembahasan dalam laporan buku fiksi ini menyangkut sinopsis, unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam sebuah karya fiksi dan penilaian terhadap buku fiksi ini dailihat dari beberapa aspek.

1.2. Identitas Buku

a. Judul : Pacarku Hantu

b. Pengarang : Agung Waskito dan Dewi Maharani

c. Kota/ Tahun Terbit : Yogyakarta, 2010

d. Penerbit : Gallery Ilmu

e. Cetakan : I (Pertama)

f. Jumlah Halaman : vi + 214 halaman

g. Dipersembahkan kepada : Para Remaja

h. Format Perwajahan

1. Format Perwajahan Depan

Warna dasar cover yaitu berwarna krim. Terdapat gambar seorang wanita memakai baju putih dan memakai celana jeans sedang bergandengan tangan dengan sesosok bayangan pria yang juga memakai baju berwarna putih. Disudet kanan atas bertuliskan “Novel Remaja”. Dibagian tengah buku terdapat bercak darah berwarnah merah dan bertuliskan judul buku berwarna putih. Disudut kiri bawah juga terdapat bercak darah berwarna merah

(3)

bertuliskan nama pengarang berwarna hitam. Lalu di sudut kanan bawah terdapat nama penerbit.

2. Format Perwajahan Belakang

Warna dasar cover berwarna krim. Dibagian atas bertuliskan judul buku berwarna merah darah, kemudian di bawahnya terdapat sinopsis dari cerita buku tersebut. Di sudut kiri atas terdapat gambar seorang wanita memakai baju putih dan menggunakan celana jeans sedang bergandengan tangan dengan sesosok bayangan pria yang juga memakai baju putih. Di bawah sinopsis terdapat biografi pengarang yang ukuran tulisannya lebih kecil dari sinopsis. Diatas dan di bawah sinopsis dibatasi dengan garis panjag berwarna merah. Disudut kiri bawah terdapat nama penerbit, alamat lengkap, nomor telepon dan nomor faksmail penerbit serta e-mail penerbit.

Bab II

LAPORAN ISI BUKU

2.1. Sinopsis

ANNA, mahasiswi, mempunyai kegelisahan tentang cinta dan napsu. Baginya pacaran identik dengan persentuhan, ciuman, pelukan, bahkan lebih parah lagi hubungan suami istri. Itulah makanya dia menolak didekati TEDDY, seniornya, yang selalu berusaha melumerkan hatinya yang terlanjur dingin dengan laki-laki.

Sehabis mid semester Anna yang tinggal di rumah di Jakarta pulang ke Bandung naik bus Primajaya tepat pukul 18.15. Di dalam bus itu Anna berkenalan dengan DANANG, pemuda tampan yang simpati. Mereka ternyata punya pikiran yang sama, punya pandangan tentang cinta yang sama. Bahkan Danang mengaku terpaksa harus menelan kenyataan pahit, DIAN pacarnya menikah dengan laki-laki lain gara-gara Danang tidak pernah menyentuhnya. Dalam waktu singkat keduanya langsung akrab. Begitu sampai di Bandung Danang mengantar sampai di depan pintu pagar rumah Anna. Setelah masuk rumahnya Anna baru sadar jam dinding dan arlojinya menunjuk pukul 18.30. Anna pingsan karena shock menyadari bus Jakarta-Bandung yang biasa ditempuh selama 4 jam sudah sampai tujuan cuma dalam waktu 15 menit.

(4)

Bik MIMI, pembantunya, menceritakan kalau memang ada bus hantu yang berkeliaran di sepanjang Jakarta-Bandung. Bus hantu itu adalah korban kecelakaan di sebuah pelintasan kereta api, dimana pernah ada bus yang ditabrak kereta api sehingga semua penumpang dan awak busnya tewas.

Kemudian Anna mendatangi DEWI, yang menurut penuturan Bik Mimi pernah naik bus hantu. Ketika ditanya soal Danang, Dewi tidak bisa bercerita karena pemuda yang duduk di sebelahnya itu tidur melulu. Belakangan Anna mengetahui dari para tetangga Dewi kalau perempuan itu setelah naik bus hantu hilang ingatan. Mereka justru mengaku heran, bagaimana mungkin Anna bisa bicara lama dengan Dewi yang gila?

Perkembangan selanjutnya Danang sering datang dalam mimpi-mimpi Anna. Untuk pertama kali dalam hidupnya Anna bisa merasakan arti kebahagiaan bersama seorang laki-laki. Kedua insan dari dua alam yang berbeda itu berpacaran tanpa persentuhan.

Namun ada kalanya Danang juga bisa muncul mendadak dalam kehidupan nyata. Salah satunya pernah muncul sebagai pemuda kaya, bermobil mewah, menjemput Anna yang tengah diolok-olok LIA dan MIDA, dua teman kuliahnya, karena waktu pulang kuliah mereka dijemput pacar masing-masing sementara Anna yang dikenal dingin pada laki-laki tidak ada yang menjemputnya. Juga Danang pernah muncul menghajar Teddy yang dengan kasar mengata-ngatai Anna yang menolak cintanya.

Karena kehujanan sehabis pulang kuliah suatu malam Anna sakit keras. Dia pernah mendengar pembicaraan orang, kalau mimpi diajak pergi atau diajak menikah dengan orang yang sudah mati berarti diajak mati. Dalam sakitnya Danang mendatanginya dan mengajaknya untuk menikah.

Disaat-saat yang penuh kecemasan dan kepanikan, muncul sosok Danang dengan pakaian pengantin adat sunda. Tanpa disadari kedua sahabatnya, jasad Anna keluar dan bangkit dari tubuh Anna dengan berpakaian pengantin adat sunda. Kembali Danang meyakinkan Anna. Tak ada pilihan lagi, Anna tak bisa lagi berpisah dengan Danang karena Danang nggak mungkin hidup lagi. Sementara Anna bisa menyatu ke alam Danang.

2.2. Unsur Intrinsik

A. Tema Cerita : Gadis yang lebih memilih menyatukan cinta dan kematian demi

sebuah kehormatan cinta. Data Tekstual :

(5)

Halaman 37 “ ... yang jelas gue kudu bisa ngehargai kewanitaan gue sendiri.” Halaman 140 “Terus terang, gue penasaran . Sebagai cewek, gue ngejaga banget

kehormatan gue.”

Halaman 178 “Cowok di dunia nyata bikin kehormatan gue terancam.”

Halaman 212 “Anna lebih memilih menyatuka cinta dan kematian demi sebuah kehormatan cinta. ”

B. Alur Cerita : Cerita ini menggunakan alur maju.

Data Tekstual :

Halaman 9 “Keesokan harinya, peristiwa kecelakaan dasyat yang memakan seluruh

penumpang...”

Halama 10 “Lima tahun kemudian, peristiwa kecelakaan bus itu sangat menggemparkan...”

C. Setting Cerita : Indonesia (Jakarta, Bandung, Bogor, Cicahua)

Data Tekstual :

Halaman 2 : ...pinggiran kota kecil Cicahua menuju Bandung. Halaman 4 : Keresahan hati yang dibawa dari Bogor...

Halaman 10 : KA Express Dirgahayu menghajar bus malam jurusan

Bandung.

Halaman 38 : ... menuju kampung halamannya Cicadas, Bandung.

D. Latar Belakang : Latar belakang dalam cerita ini, menggambarkan

bagaimana

seorang wanita untuk mempertahankan kehormatannya sebagai perempuan.

Data Tekstual :

Halaman 130 “Nggak sopan loe! Digarap gimana maksud loe?!”

“Enak aja loe kalo ngomong! Emang gue kayak loe, yang gampang pasrah ama rayuan cowok?!”

E. Point Of View : Point of view dalam cerita ini adalah sudut pandang

orang ke III

(serba tau). Data Tekstual :

(6)

Halaman 36 :Pantas saja sekarang Teddy mencoba mengejar-ngejarnya. Rupanya dia sudah berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya dari Mida.

Halaman 52 : Buat seorang Anna, butuh waktu lama untuk bisa nyambung dan bersahabat dengan makhluk yang berjenis kelamin lelaki. Tapi dengan Danang, ia dengan mudah bisa menjadi akrab seperti sudah mengenal lama.

Halaman 66 : Sepertinya sebuah keajaiban yang membuktikan adanya ikatan batin antara ibu da anak. Setetes air mata milik ibunya bagai membangunkan Anna dari pingsannya.

Halaman 80 : Anna semakin penasaran dengan kata ‘mereka’ yang ditanyakan Dewi padanya.

F. Gaya Bahasa :

1. PERUMPAMAAN

Data Tekstual : Halaman 36 “....Bagai petir disiang bolong”

2. PERSONIFIKASI

Data Tekstual : - Halaman 72 “Wajahnya yang hanya dipolesi bedak bayi dan lipstik warna pink membuatnya nampak begitu segar, seperti

kesegaran bunga mawar yang baru saja mekar di halamannya.”

- Halaman 94 “...bahkan tak mampu menyembunyikan kelelahan dari wajah

gadis berbentuk bulat telur itu.”

- Halaman 153 “Tapi mesranya minta ampun. Tiap hari lengket kayak perangko.”

3. HIPERBOLA

Data Tekstual : - Halaman 88 “Suara Kereta Api yang bergemuruh bagai hendak meruntuhkan jantung Anna”

- Halaman 143 “Sejenak ia terpana dengan tatapan Danang yang

- serasa menghujam jantungnya.”

4. METAFORA

Data Tekstual : Halaman 185 “ ... para pejalan kaki saling mempercepat langkahnya untuk bisa segera tiba di tempat tujuan, dan terlindung dari sengatan sang raja siang.”

G. Penokohan (Karakterisasi Tokoh)

*1. Anna (Anna Marianna) : Gadis semampai berusia duapuluh tahun. Mahasiswa fakultas sastra semester tiga, berparas cantik dan juga pintar. Tak heran kalau banyak cowok yang suka padanya. Gadis yang selalu menjaga kehormatannya sebagai perempuan dan menganggap semua cowok sama, hanya bisa memperainkan perempuan tanpa bisa menghargainya sedikit pun.. Sampai dijuluki oleh temannya sebagai cewaek kolot dan kuno. Dan pada akhirnya Anna menemukan lelaki yang bereda alam dengannya tapi mereka memiliki pandangan tentang cinta yang sama.

(7)

Halaman 54 : ...”nggak sangka, ternyata masih ada juga cowok kayak loe.” Halaman 55 : ”Gue termasuk cewek yang ingin dicintai dengan kehormatan.”

Halaman 130 : “Loe tu cewek kuno plus kolot! Nggak berani pacaran Cuma karena takut dicium.”

Halaman 178 : “Cowok di dunia nyata bikin kehormatan gue terancam.”

Halaman 196 : “Kenapa gue mesti kenal ama loe? Kenapa kita bisa punya pikiran dan perasaan yang sama? Kenapa juga gue musti jatuh cinta sama loe yang uda mati? Kenapa juga bukan manusia waktu kenal kenal ama gue, tapi loe hantu...kenapa?”

*2. Danang : Pemuda berparas tampan, berhati baik, alim dan juga pintar yang pernah mengalami kegagalan cinta dengan seorang gadis yang sangat dihormatinya. Karena kegagalan cintaya, ia menganggap semua perempuan suka mengingkari janji. Dan pada akhirnya dia menemukan seorag gadis yang memiliki pandangan tentang cinta yang sama dengannya. Dan ia sangat menyesali keadaannya karena kecelakaan lima tahun lalu yang telah menimpanya.

Data Tekstual :

Halaman 9 Tidak jauh dari ssa bangkai bus yang masih utuh, terbaring dengan posisi tengkurap, tubuh seorang pemuda berusia dua puluh empat tahun yang tampaknya terlempar keluar pada saat kereta api menabrak bus...Ternyata wajah pemuda itu dipenuhi darah yang mulai mengental dan masih mengalir dari epalanya yang pecah.

Halaman 41 “Perempuan itu maunya apaan sih? Gampang mengingkari janji. Omongannya nggak bisa dipercaya.”

Halaman 45 “Selama itu saya sangat menghormatinya sebagai perempuan. Demi Tuhan, saya tidak pernah menyentuhnya. Saya ingin mencintai dengan tulus tanpa dikotori oleh nafsu. ”

Halaman 119 “... Aa’ orangnya baik, alim dan juga pintar...”

Halaman 141 “Saya ingin menghormati perempuan yang saya cintai, seperti saya menghormati ibu saya.”

Halaman 179 “Anna, maukah kamu menikah dengan saya? Jadi istri saya?”

*3. Dewi : Seorang gadis dengan ketinggian tubuh yang sedang dan agak menggempal. Berusia sekitar dua puluhan tahun. Hanya untuk kepuasan menikmati kehidupan malam dan membeli barang-barang terlarang, dia tega membohongi kakak perempuannya yang sangat menyayanginya. Karena takut ketauan kakaknya, akhirnya kebohongan yang dilakukannya membuatnya menjadi gila.

Data Tekstual :

Halaman 14 “Jangan sampe deh gue mati karena sakau nantinya, gimaa kalo duit gue habis?”

(8)

Halaman 84 “Kelihatannya tadi kalian berdua akrab sekali. Sepertinya Dewi bisa ngomong biasa-biasa aja seperti perempuan normal.”

Halaman 85 “Saya bener-bener nggak ngerti, bagaimana cara neng tadi bisa bicara lama dengan perempuan gila itu!”

Halaman 96 “Perempuan itu masih sangat muda, tapi hatinya busuk dan pikirannya kotor. Sebelum nik bus itu, dia bohong sama kakaknya. Minta uang sepuluh juta yang katanya untuk membayar uang kuliah, membeli buku-buku dan membiayai skripsinya...tapi apa yang dia lakukan? Uang itu dipakainya untuk hura-hura dan dugem! Sampai suatu hari, ia kepergok sedang mengkonsumsi minuma keras dan ngedrugs bersama kawan-kawannya disebuah cafe.

Dia pun berusaha melarikan diri dari kejaran kakaknya, yang waktu itu hanya ingin menanyakan kenapa ia melakukan perbuatan seperti itu? Tapi dia merasa bersalah dan sangat ketakutan. Hingga terbawa saat akan menaiki bus. Kebohongan yang membuatnya menjadi gila.”

*4.Lia : Gadis manis berwajah oriental yang berasal dari Manado. Suka usil dan selalu menggoda sahabat terbaiknya. Walaupun demikian, dia merupakan cewek setia, baik dan bisa mengerti perasaan sahabatnya.

Data Tekstual :

Halaman 129 Lia yang suka usil berusaha menggoda Anna dan berseloroh “kenapa juga nggak mungkin An? Kan Mida juga uda bercerai ama si Teddy.”

Halaman 132 “Betul, Da! Hidup Cuma sekali, nikmatin aja! Jangan kayak Anna tuh,

lama-lama jadi perawan tua! Hahaha...”

Halaman 147 “Ha...gimana gue mau bangunin loe, Anna...loe tidurnya pules banget.

Nggak tega gue ngebanguninya. Apalagi gue liat bibir loe senyum-senyum....”

Halaman 148 “Gebetan baru pala loe! Gini-gini gue cewek setia tau....” Halaman 181 “Minum air dulu nih, biar loe tenang.” Ujar Lia

Halaman 207 “Mida, cepet loe telpon ambulance! Gue udah nggak sanggup ngeliat

Anna kayak gini, cepetan!”

Halaman 212 Dan hanya Lia yang bisa memahami, mengapa Anna lebih memilih menyatukan cinta dan kematian demi kehormatannya.

*5. Mida : Gadis manis berambut agak ikal,berbadan seksi, ramah dan mudah bergaul. Gadis yang mudah berpaling dari satu cowok ke cowok lain. Dan karena kecerobohannya kehormatannya di renggut oleh cowok yang tidak bertanggung jawab.

Data Tekstual :

(9)

Halama 126 “Eeeh... tenang Mida ... Jangan pake sampah-sampahan gitu donk. Masak loe mau dijadiin sampah sih? Bagaimana pun juga loe tetep temen gue yang paling baik dan paling hangat. Jujur dari hati gue, Da. Gue seneng banget bisa temenan ama gadis cantik dan seksi kayak loe....”

“Iya, karena Mida terlalu bodoh dan gampang loe tipu! Loe rayu, loe main-mainin...dan loe gagahin!”

Halaman 131 “Loe kan cewek yang gampang gaul, Da. Dua tiga hari lagi, pasti loe Uda dapet cowok baru.”

Halaman 132 “Loe mau balikan ama Septian lagi, Da? ... Loe nggak malu, setelah meninggalkan Septian gitu aja, dan sekarang pengen kembali ke dia lagi setelah loe dicampakkan ama Teddy?” “Habis gimana dong ...? Mida kan nggak betah kalo harus lama-lama nggak punya cowok.

Mida tu pingin selalu dimanja-manja dan disayang ama cowok. Kemana-mana ada yang nganterin.”

*6. Teddy : Cowok keren, tajir. play boy. Suka mempermainkan hati perempuan tanpa memikirkan perasaan dan tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap perempuan yang sudah disakiti dan dinodainya.Dia sangat mencintai dan mengejar-ngejar teman dekat dari mantan kekasihnya yang baru dicampakkanya itu.Dan cewek yang dikejar-kejarnya itu adalah Anna.

Data Tekstual

Halaman 31 “Anna, loe kan tau gimana perjuanga gue buat ngedapetin loe selama ini. Gue pingin sekali jadi pacar loe, An. Sungguh!!”

Halaman 125 “Dulu loe yang ngejar-ngejar Midadengan menggebu-gebu. Ngerayu Mida setiap hari sampai akhirnya kita pacaran! Setelah loe berhasil ngerampas kehormatan Mida, loe seenaknya aja mencampakkan Mida kayak sampah! ”

Halaman 151 ”Uda deh! Gue juga nggak pernah mikirin loe play boy atau kagak, pacar Mida atau bukan, itu bukan urusan gue! Mikirin urusan gue aja uda repot, ngapain musti mikirin loe.”

Halaman 188 “Eh, denger ya, asal loe tau aja! Gue nggak suka ama loe, emang uda nggak suka dari dulu, titik! Mau loe kaya kek, mau loe anak konglomerat kek, nggak ada hubungannya ama materi, tau! Loe cowok yang enggak bisa ngehargain perempuan!”

*7. Ibu Anna : Seorang janda dari seorang mantan kepala sekolah sebuah Sekolah Menengah Atas, berusia sekitarempat puluhan yang memiliki satu orang anak perempuan yang cantik, baik dan pintar. Sehingga ia sangat menyayangi anaknya.

Data Tekstual

Halaman 99 “Anna, kamu sakit nak? Sadarlah, Nak ... sadar, sayang... jangan buat ibu khawatir.”

Halaman 104 “Ada rempeyek kacang kesukaanmu, ada dendeng daging sapi, ada kering tempe pedas dan goreng kacang asin buat nemenin kamu kalau lagi belajar....”

Halaman 110 Sebagai janda dari seorang mantan kepala sekolah sebuah Sekolah Menengah Atas.

*8. Bik Mimi : Perempuan setengah baya yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang berasal dari kampung. Sudah bekerja dengan keluarga Anna semenjak Anna masih bayi, dan sudah

(10)

menganggap Anna sebagai anaknya sendiri dan dianggap sebagai anggota keluarga dari Anna.

Data Tekstual :

Halaman 64 “Bik Mimi ...! Baik ...! Cepat kemari ...!” “Iya Juragan...!”

Halaman 65 “Bu, saya ambilkan minyak kayu putih ya. Kemudian saya buatkan neng Anna teh panas supaya badannya anget.”

Halaman 107 “Anna berangkat ya, Bik. Titip Ibu.”

*9. Dian : Perempuan berkulit kuning langsat yang menyesali perbuatannya dimasa lalu karena meninggalkan kekasih yang sagat baik dan sangat menghormatinya, lelaki itu adalah Danang. Karena kecerobohannya bergaul pada laki-laki lain yang bersifat yang kasar. Dan sudah memiliki dua orang anak.

Data Tekstual :

Halaman 49 “Yaaaaaah...Itu sudah resiko. Saya harus menelan kenyataan pahit. Dia lebih suka dinodai dari pada dihormati.”

Halaman 112 “Jangan rewel, Nak. Hari ini mama bayak pekerjaan. Bobo ya, sayang... Kalau adek rewel terus, gimana mama bisa cuci baju, masak dan nyetrika...”

Halaman 117 “Perempuan tak tau malu! Anak sudah dua, masih saja mikirin lelaki lain!”

Halaman118 “Kang Cecep yang jahat! Gara-gara kang Cecep suka main paksa, Dian jadi kehilangan Aa’! Dian benci kang Cecep.”

*10. Cecep : Suami Dian yang memiliki sifat tidak sabaran dan kasar. Lelaki yang berperawakan tinggi kurus ini tidak bisa menghormati perempuan.

Data Tekstual :

Halaman 114 “Udah, nggak usa banyak ngomong lah! Bukanya bikinin kopi buat suaminya, malah ceramah!” Halaman 117 “Apa hebatnya lelaki itu? Aku ini suamimu, ayah dari anak-anak kamu! Dasar perempuan gila!

Orang mati masih aja dipikirin! Goblok siah!”

Halama 119 “Dasar istri kurang ajar! Perempuan tidak tau diri! Sok ngelawan sama suami.”

*10. Pak Jajang : Seorang laki-laki yang berusia sekitar lima puluan lebih, berbadan tinggi kurus, bekerja sebagai penjaga palang kereta api. Bersifat ramah dan merupakan satu-satunya saksi hidup ketika kecelakaan maut lima tahan yang lalu terjadi.

Data Tekstual :

Halaman 87 “Oh sumuhun, Neng. Bener sekali ... saya Jajang.”

Halaman 91 “Bus naas itu terseret sepanjang 300m kesana. Saya ingat betul, beberapa penumpangnya sampai ada yang terlempar bersama serpihan bangkai bus... Waktu itu setelah kejadian, saya sampai nggak bisa makan selama seminggu, Neng! ”

*11. Herman : Tunangan Lia. Cowok keren dan tajir berasal dari Bandung dan berkuliah dikota yang sama dengan Lia, yaitu kota Jakarta. Bersifat baik dan ramah juga sama seperti tunagannya suka jail dan mengganggu Anna.

(11)

Data Tekstual :

Halaman 148 “Yeee ... enak aja loe! Hari ini Herman dateng dari Bandung. Gue bilang ama dia, gue suru jemput di kampus aja.”

Halaman 156 “Apa kabar, Anna? Masih belum nemu pacar juga?”

*12. Septian : Sahabat lama Anna yang dulu pernah menjadi kekasih Mida dan sudah sempat putus, dan sekarang balikan lagi menjadi pacar Mida. Cowok yang sangat mencintai Mida dan sangat setia.

Data Tekstual

Halaman 131 “Mida jadi mikir mau balik ama septian aja. Dia masih tetep nungguin Mida dan nggak pacaran lagi kok semenjak Mida putusin dan jalan ama Teddy gila itu!”

Halaman 157 “An, kenalin nieh Septian.”

“Uda kenal kok gue ama Septian.”

“Gue kenal ama Tian, jauh-jauh hari sebelum loe kenal ama gue, Da!”...”Tapi herannya, gue kagak tau kalo dia pernah jadi pacar loe.”

*13. Kristin : Cewek seksi yang bekerja sebagai penghibur di club malam untuk menghibur para pengunjung laki-laki. Perempuan murahan yang tidak memiliki harga diri.

Data Tekstual

Halaman 135 “Loe dibayar emang buat pacaran, babe! Buat jadi istri banyak lelaki yang punya minat...” Halama 136 “Gue emang muraha kali ya...? Tapi gimaa lagi, namanya juga profesi!”

“Loe sendiri tadi bilang kalo loe murahan. Bisa di apa-apain selama yang ngapa-ngapain punya uang, kan?”

H. Amanat

*1. Nilai Sosial : Di dalam cerita ini tersirat bahwa dalam persahabatan harus saling mengerti satu sama lain, saling membantu, saling mendukung, dan saling menyayangi.

Data Tekstual

Halaman 127 “Emang harus gitu, Da! Jadi cewek jangan terlalu lemah, harus PD! Itu baru namanya punya harga diri.” Halaman 147 “Ha ... gimana gue mau ngebangunin loe, Anna ... loe tidur pules banget, nggak tega gue

ngebanguninya.”

Halaman 174 “Selamat deh, An! Nasib loe baik banget. Jarang loe yang bisa ketemu ama cowok idaman! Gue ikutan seneng liat loe jalan ama dia. Bodo sekali kalo ampe putus!”

Halaman 204 “Loe jangan sembaragan kalo ngomong! Tega bener loe memfitnah Anna! Gue sebagai sahabatnya nggak terima, tauk?! Apalagi sekarang Anna lagi sakit, dasar cowok gila!”

Halaman 205 Ditengah kepanikan yang luar biasa, Lia membagi tugas dengan Mida untuk menolong Anna. Mida pergi ke apotek untuk beli obat, dan Lia berusaha menghubungi Ibu Anna melalui telephone dan merawat Anna yang kondisinya semakin mencemaskan.

*2. Nilai Keagamaan : Terdapat beberapa bagian dalam novel ini yang mengingatkan kita kepada Allah swt. Data Tekstual

(12)

Halaman 24 “Bukankah kita tau kalo sentuhan tangan aja yang bukan muhrimnya udah dibilang Zina?” Halaman 199 “Tuhan ... Berdosakah hamba jika berhubunga dan berpacaran dengan hatu? Salahkah jika

hamba merasa nyaman dan merasa terlindungi saat bersamanya? Kalo ini sudah ketentuan Mu, apalagi yang bisa hamba lakukan untuk menolaknya?”

2.3. Penilaian

A. Penilaian terhadap tema cerita

Menurut saya, persoalan yang diangkat dalam buku novel yang berjudul “Pacarku Hantu” ini telah mewakili para pembaca terutama buat anak remaja untuk berfikir positif. Yaitu mengangkat permasalahan mengenai cara pandang anak remaja dalam percintaan. Karena pada zaman sekarang banyak anak remaja yang tidak dapat mengendalikan sikap dalam pergaulan, Tapi dalam buku novel ini menceritakan bahwa ada juga remaja yang sangat mempertahankan kehormatannya. Dalam buku novel ini, sangat banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik terutama buat saya sendiri sebagai remaja, sehingga karya-karya dari pengarang sudah banyak yang telah ditayangkan di televisi.

B. Penilaian Terhadap Sistematika Penyusunan Gagasan.

Sistematika penyusunan gagasan di dalam buku novel ini sangat baik. Tiap-tiap gagasan ataupun persoalannya dipaparka secara jelas dan tepat. Sehingga memudahkan pembaca memahami isi dan jalan cerita yang terkandung dalam buku novel tersebut.

C. Penilaian Terhadap Penggunaan Bahasa.

Cerita dalam buku novel ini menggunakan bahasa modern yang banyak digunakan masyarakat luas, terutama bahasa yang digunakan anak-anak remaja pada masa kini. Sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami dan mengerti isi dan jala cerita dalam buku novel ini. Dalam buku novel ini, tidak ada menggunakan istilah-istilah asing, itu juga yang membuat cerita ini sangat mudah untuk dipahami.

D. Penilaian Terhadap Teknik Percetakan/ Perwajahan.

Buku novel ini memiliki perwajahan yang sangat menarik perhatian pembaca. Gambar seorang gadis yang bergandengan tangan dengan bayangan seorang lelaki membuat orang tertarik dan penasaran untuk membacanya. Dan gambar bercak darah yang terdapat dalam perwajahan buku, menggambarkan bahwa cerita dalam buku novel ini berbau horor.

E. Keunggulan dan Kelemahan Buku

Keunggulan pada buku novel ini terletak pada penggunaan bahasa yang sangat sederhana, bahasanya banyak digunakan dikalangan masyarakat terutama anak-anak remaja masa kini atau yang disebut dengan bahasa gaul. Itu yang membuat para remaja sangat tertarik untuk membacanya. Dan dalam buku novel ini ceritaya sangat bagus untuk para remaja karena banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik sebagai pandangan untuk para remaja. Perwajahan dalam buku ini juga sangat menarik perhatian dan membuat pembaca penasaran tentang isi buku ini.

(13)

Sedangkan kelemahan yang terdapat pada buku novel ini adalah pada gaya bahasanya. Dalam cerita ini sangat banyak menggunakan kata bahasa yang banyak bulum diketahui penulis majas apa yang digunakan.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

a. Novel remaja yang berjudul “Pacarku hantu” ini menggambarkan tentang ruang lingkup kisah para remaja yang berupa konflik dalam persahabatan dan percintaan.

b. Cerita ini menyajikan tentang kelakuan-kelakuan anak-anak remaja saat ini yang sudah hilang kendali yang akhirnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Tanpa memikirkan bagaimana masa depannya.

c. Dalam cerita ini seorang gadis yang yang keras dalam pendiriannya untuk menantikan laki-laki yang sanggup mencintainya dengan kehormatan dan bukan dengan nafsu semata.

d. Perempuan yang terlalu mudah digoda laki-laki maka dia tidak memiliki harga diri atau harga dirinya di panndang sangat rendah oleh laki-laki. Sedangkan perempuan yang jual mahal terhadap laki-laki maka harga dirinya sangat tinggi di mata laki-laki.

3.2. Saran

a. Untuk cetakan berikutnya sebaiknya jangan banyak menggunakan gaya bahasa yang jarang digunakan oleh masyarakat. Agar pembaca lebih mudah untuk memahaminya.

b. Setelah poin yang pertama semuanya sudah cukup sempurna. Baik di dalam penyampaiannya sebagai penulis maupun ucapan secara lagsung. Serta bentuk fisik dari buku novel tersebut sudah sangat bagus dan menarik perhatian pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kutukutubuku.com/2008/browse/attr/5/10883/agung_waskito_dewi_maharani. Waskito, Agung dan Dewi Maharani. 2010.Pacarku Hantu. Yogyakarta : Gallery Ilmu

Tansliova, Lili. 2007. Laporan Buku Fiksi. Pematangsiantar : Universitas Simalungun.

Tarigan, Henry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya tidak ditemukan kasus yang relevan dengan sistem pembakaran injeksi, maka HDOs bisa mencoba untuk mengganti sistem pembakaran tersebut dengan sistem pembakaran

[r]

8111413186 Implementasi Pendaftaran Merek Sebagai Bentuk Perlindungan Hukum Pada Produk Bandeng Tanduri Di Kabupaten Kendal Di Tinjau Dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016

Penelitian tidak mungkin dilakukan terhadap manusia karena penelitian merusak unit eksperimen, maka digunakan binatang coba tikus jantan yang dipajan radiasi photon dan

Upaya peningkatan monitoring di pelabuhan perikanan dalam kegiatan alih muat pada rawai tuna dapat dilakukan dengan menggabungkan data komposisi hasil tangkapan dan

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melihat beberapa hal yang dapat dikaji, antara lain pemilihan kata antara gender maskulin dan feminin, referen dan pola pujian yang

Gambar 3.96 Rancangan Layar Transaksi Laporan Absensi Siswa per Term...456. Gambar 3.97 Rancangan Layar Transaksi Laporan Absensi Siswa

Penerapan data mining dengan teknik klasifikasi menggunakan algoritma C4.5 yang dilakukan menghasilkan sebuah informasi dalam memprediksi masa studi tepat waktu mahasiswa di