• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Entrepreneurship berasal dari Bahasa Perancis, yakni entreprendre yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Entrepreneurship berasal dari Bahasa Perancis, yakni entreprendre yang"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

2.1.1 Entrepreneurship

Entrepreneurship berasal dari Bahasa Perancis, yakni entreprendre yang berarti melakukan (to under take), dalam arti melakukan kegiatan mengorganisir dan mengatur. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon pada

tahun 1755 dalam tulisannya Essai Sur la Nature du Commerce en General. Pada masa itu istilah entrepreneur merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah dan kemudian menjualnya dengan harga yang tidak

pasti. Pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh (Schumpeter dalam

Alma, 2011) entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by introducing new products and services, by creating new forms of organizations, or by exploiting new raw material. (Seorang wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa

yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku

baru).

Menurut Fahmi (2016: 1) Entrepreurship adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang pengembangan dan pembangunan semangat kreativitas serta berani

menanggung resiko terhadap pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil

karya tersebut. Seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang.

Danang Sunyoto (2013) memiliki pandangan berbeda. Menurutnya,

(2)

bernilai bagi diri sendiri dan orang lain. Menurut definisi ini, entrepreneurship

tidak hanya tentang mencari keuntungan pribadi, namun juga harus mempunyai

nilai sosial.

Sedangkan menurut Kasmir (2013:20) menurutnya, entrepreneurship

merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang entrepreneur adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang belum pernah ada

sebelumnya, atau bisa juga dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dari yang

ada.

Sementara itu menurut Suryana (2013:2) kewirausahaan adalah suatu

disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang

dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan merupakan

suatu disiplin ilmu tersendiri, memiliki proses sistematis, dan dapat diterapkan

dalam bentuk penerapan kreativitas dan keinovasian.

Menurut Fahmi (2014:1) kewirausahaan adalah suatu ilmu yang mengkaji

tentang pengembangan dan pembangunan semangat kreativitas serta berani

menanggung resiko terhadap pekerjaan yang telah dilakukan demi mewujudkan

hasil karya tersebut.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas

mengenai baik mengenai kewirausahaan maupun entrepreneurship maka dapat disimpulkan bahwa untuk dapat menjadi seorang entrepreneur kita harus memiliki kemampuan untuk dapat menciptakan peluang melalui ide – ide baru yang kreatif

(3)

dan inovatif serta mampu mengahadapi resiko dengan cara memanfaatkan sumber

daya dan mengelola sumber daya tersebut agar dapat memberikan keuntungan baik

bagi diri sendiri, organisasi dan sosial.

2.1.2. Karakteristik Kewirausahaan

Menurut Frinces (2011: 30) bahwa dari berbagai studi terdahulu telah

diidentifikasi banyak karakteristik yang melekat pada wirausaha. Tidak setiap

wirausaha memiliki semua karakteristik, tetapi dapat dikatakan secara umum

sebagai berikut:

1. Mempunyai kepribadian yang produktif.

2. Kreatif, inovatif, inisiatif, dan berimajinasi.

3. Profesional.

4. Memiliki kemandirian yang tinggi.

5. Kebutuhan untuk bebas dan kecepatan dalam bertindak.

6. Bekerja keras dan disiplin.

7. Berani dan cepat dalam pengambilan keputusan.

8. Pekerja keras.

9. Berpikir dan bersifat positif.

10. Siap menerima resiko dan rugi

Menurut Scarborouhgt dan Thomas (1993:6-7) dalam Suryana (2013:23)

Seorang wirausahawan pada umumnya memiliki karakter sebagai berikut :

(4)

Wirausahawan memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap hasil atau

usaha yang mereka jalankan. Sangat fokus untuk mengendalikan sumber daya

yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Memilih resiko yang moderat

Wirausahawan menjalankan bisnisnya dengan memperhitungkan resiko yang

bersedia ditanggungnya. Dalam hal ini, wirausahawan menetapkan tujuan yang

realistis dan dapat diraih.

3. Memiliki percaya diri terhadap kemampuan sendiri penting bagi wirausahawan

untuk selalu optimis pada kemampuannya dalam meraih kesuksesan. Dengan

tingkat optimis yang tinggi, hambatan demi hambatan harus dapat dilalui

sebelum akhirnya berhasil.

4. Menghendaki umpan balik dengan secepat mungkin

Wirausahawan harus menikmati tantangan dalam menjalankan bisnisnya dan

terus-menerus mencari umpan balik untuk mengetahui sebaik apa mereka

berusaha.

5. Memiliki semangat yang tinggi dan pekerja keras

Wirausahawan harus lebih enerjik dibandingkan kebanyakan orang. Energi ini

menjadi faktor penentu mengingat luar biasanya upaya yang harus dilakukan

untuk menjalankan usaha (bisnis).

6. Memiliki orientasi ke depan

Wirausahawan yang sukses memiliki kepekaan yang tinggi dalam melihat

peluang dan fokus pada masa depan.

(5)

Wirausahawan harus mengetahui bagaimana mengelola organisasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mulai dari perencanaan, pengendalian,

hingga memperkerjakan orang-orang yang tepat sesuai dengan tugasnya

masing-masing.

8. Memiliki tingkat keuletan yang tinggi

Wirausahawan harus memiliki tekad baja untuk mecapai visi dan misi yang

diimpikannya. Wirausaha harus terus mencoba untuk menaklukan segala

hambatan dan rintangan menuju sasaran bisnis yang telah ditetapkan.

Menurut McClelland dalam buku M.Wiratmo (2001) karakteristik

wirausahawan adalah sebagai berikut :

1. Keinginan untuk berprestasi

Kebutuhan ini didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang

yang memotivasi perilaku kearah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan

merupakan tantangan dari bagi individu.

2. Keinginan untuk bertanggung jawab

Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagai pencapaian

tujuan. Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara

bekerja sendiri untuk mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap

hasil yang dicapai.

3. Referensi kepada resiko-resiko menengah

Wirausahawan bukanlah penjudi, mereka memilih menentapkan tujuan-tujuan

yang membutuhkan tungkat kinerja yang tinggi, suatu tingkakan yang mereka

(6)

4. Persepsi pada kemungkinan berhasil

Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kualitas

kepribadian wirausahawan yang penting. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya

tersedia, mereka berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan

melanjutkan tugas-tugas tersebut.

5. Rangsangan oleh umpan balik

Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal mereka kerjakan, apakah

umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil

kerja yang lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.

6. Aktivitas enerjik

Wirausahawan menunjukan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan

rata-rata orang. Mereka besifat aktif mempunyai proporsi waktu yang besar dalam

mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan

waktu. Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada

kerja yang mereka lakukan.

7. Orientasi ke masa depan

Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir kedepan, mencari dan

mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.

8. Keterampilan dalam pengorganisasian

Wirausahawan menunjukkan keterampilan dalam mengorganisasi kerja dan

orang-orang dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obuektif di dalam memilih

individu-individu untuk tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli dan

(7)

9. Sikap terhadap uang

Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi

kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari

tercapainya tujuan sebagai pembuktian bagi kompetensi mereka.

Dari beberapa penjelasan mengenai karakteristik wirausahawan diatas maka

kami dapat menyimpulkan bahwa untuk menjadi seorang wirausahawan harus

memiliki karakteristik sebagai berikut :

- Memiliki Kepercayaan diri yang tinggi

- Mampu bekerja keras

- Visioner

- Mampu mengambil resiko, dan

- Memiliki kemampuan dalam mengorganisasikan usahanya.

2.1.3. Peran dan Fungsi Kewirausahaan

Menurut Suryana (2009:4) terdapat fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat

melalui dua pendekatan yaitu secara mikro dan makro.

1. Secara Mikro

Wirausaha memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi, dan

sebagainya. Sedangkan sebagai perencana wirausaha berperan merancang

tindakan dan usaha baru merencanakan strategi usaha baru, merencakan

ide-ide dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang

(8)

2. Secara Makro

Peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara.

Menurut Fahmi (2013:3) Ada beberapa peran dan fungsi keberadaan atau

pengaruh ilmu kewirausahaan dalam mendukung arah pengembangan

wirausahawan, yaitu antara lain :

1. Mampu memberi semangat atau motivasi pada diri seseorang untuk bisa

melakukan sesuatu yang selama ini sulit untuk ia wujudkan namun menjadi

kenyataan.

2. Ilmu kewirausahaan memiliki peran dan fungsi untuk mengarahkan seseorang

bekerja secara lebih teratur serta sistematis dan juga terfokus dalam

mewujudkan mimpi-mimpinya.

3. Mampu memberi inspirasi pada banyak orang bahwa setiap menemukan

masalah maka disana akan ditemukan peluang bisnis untuk dikembangkan.

Artinya setiap orang diajarkan untuk membentuk semangat “solving problem”. 4. Nilai positif yang tertinggi dari peran dan fungsi ilmu kewirausahaan pada saat

dipraktekkan oleh banyak orang maka angka pengangguran akan terjadi

penurunan. Dan ini bisa memperingan beban negara dalam usaha menciptakan

(9)

2.1.4. Bisnis dan Lingkungan Bisnis 2.1.4.1. Pengertian Bisnis

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7), bisnis adalah usaha yang dijalankan

yang tujuan utamanya adalah keuntungan.

Menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2005:3) dalam bukunya

yang berjudul “Business : its nature and environment : An Introduction

yang dikutip oleh Umar, bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh

orang- orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang

menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan

memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.

Menurut Grififin dan Ebert (2007:4), bisnis adalah organisasi yang

menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba.

Dalam ekonomi kapitalis, di mana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak

swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran

para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan

sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua

bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan

meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang

bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras

dengan sistem sosialistik, di mana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh

(10)

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan di mana seseorang atau sekelompok

orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis

sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya penggunaan singular kata

bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan

ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih

luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya bisnis pertelevisian.

Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh

komunitas penyedia barang dan jasa. Namun definisi bisnis yang tepat masih

menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

2.1.4.2. Lingkungan Bisnis

Menurut Glueck and Jauch dalam penelitian Wispandono (2010:154)

bahwa: Lingkungan bisnis meliputi faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat

menimbulkan peluang atau ancaman bagi perusahaan. Analisis diartikan sebagai

penelusuran peluang atau ancaman sampai ke pangkalnya. Analisis lingkungan

diartikan sebagai proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor

lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46)

mengemukakan bahwa Lingkungan (environment) merupakan salah satu faktor

yang sangat diperhitungkan dalam pengelolaan kegiatan bisnis. Lingkungan sangat

berpengaruh dalam perencanaan strategi bisnis.

Menurut Suryana (2006: 106) mengemukakan bahwa lingkungan usaha

(11)

yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan internal

dan eksternal.

R.A. Supriono dalam buku Herry Achmad Buchorydan Djaslim Saladin

(2010: 46-47) mengemukakan beberapa alasan pentingnya analisis faktor

lingkungan dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. lingkungan berubah sangat cepat atau dinamis sehingga para pimpinan

perusahaan perlu mennganalisis dan mendiagnosis perubahan lingkungan

tersebut.

2. Para pimpinan perlu menyelidiki lingkungan, khususnya untuk:

a. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang

mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.

b. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang

mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.

3. Perusahaan yang secara sistematis melakukan analisis dan diagnosis

lingkungan umumnya lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak

melakukannya.

2.1.4.3. Lingkungan Internal

Menurut Echdar (2013: 86) mengelompokkan faktor internal ke dalam dua

persfektif yaitu perspektif individu dan perspektif perusahaan atau bisnis. Faktor

internal dari persfektif perusahaan terdiri dari empat kemampuan utama yaitu

(12)

Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:49)

mengemukakan bahwa Lingkungan internal adalah para pelaku yang secara

langsung berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan.

Menurut Saydam dalam penelitian I Gusti Putu Darya (2011:66) bahwa,

lingkungan internal mungkin dapat dikendalikan secara organisator oleh pelaku

usaha sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa lingkungan internal merupakan cerminan kekuatan atau kelemahan dari

suatu organisasi perusahaan dan dapat mencerminkan kemampuan manajemen

untuk mengelola perusahaan. Hal ini dapat menunjukkan kekuatan sumber daya,

meliputi segala aspek material atau non material yang dimiliki perusahaan dalam

menjalankan usaha dan fungsinya untuk berproduksi secara komersial.

Pengkategorian analisis lingkungan internal sering diarahkan pada lima aspek,

yaitu:

1. Pemasaran, pengertian pemasaran menurut Kotler (2009) adalah suatu

prosessosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan.

2. Keuangan atau permodalan, kondisi keuangan perusahaan menjadikan ukuran

dalam melihat posisi bersaing dan daya tarik keseluruhan bagi investor.

Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan dalam suatu organisasi sangat

penting agar dapat merumuskan strategi secara efektif (David, 2009).

3. Produksi, fungsi produksi/operasi mencakup semua aktivitas yang mengubah

(13)

paling tidak dapat dilihat dari keteguhan prinsip efisiensi, efektivitas dan

produktifivas (Umar, 2008).

4. Sumberdaya manusia, manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi

perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku

positif dikalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor- faktor yang perlu

diperhatikan adalah: langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen SDM,

keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan sistem imbalan

(Umar, 2008).

5. Lokasi Industri, aktivitas ekonomi suatu perusahaan/industri akan sangat

dipengaruhi oleh lokasi industri yang ditempatinya. Keputusan lokasi yang

dipilih merupakan keputusan tentang bagaimana perusahaan- perusahaan

memutuskan dimana lokasi pabriknya atau fasilitas-fasilitas produksinya

secara optimal.

2.1.4.4. Lingkungan Eksternal

Menurut Pearce and Robinson; Hunger and Whelen dalam penelitian I Gusti

Putu Darya (2011:66) menyatakan bahwa Lingkungan eksternal suatu perusahaan

memberikan banyak tantangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam upaya

untuk menarik atau memperoleh sumber daya yang diperlukan dan untuk

memasarkan barang dan jasanya secara menguntungkan. Lingkungan eksternal

dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Lingkungan tugas (Micro), adalah elemen-elemen atau kelompok yang berdampak atau dipengaruhi langsung pada operasi organisasi seperti

(14)

2. Lingkungan sosial (Macro), adalah elemen atau kelompok umum yang tidak berdampak atau dipengaruhi langsung oleh operasi organisasi, namun dapat

saling mempengaruhi dalam jangka Panjang, seperti : politik, ekonomi, sosial

budaya, dan teknologi.

Sedangkan menurut William F. Glueck dalam buku Herry Achmad Buchory

dan Djaslim Saladin (2010:46) bahwa Lingkungan eksternal perusahaan adalah

faktor-faktor yang berada di luar jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan

peluang-peluang (opportunities) atau ancaman-ancaman (threat) pada perusahaan. Menurut Herry achmad buchory dan Djaslim Saladin (2010:48-49)

mengemukakan bahwa komponen analisis lingkungan eksternal terdiri dari:

1. Scanning.

Mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan

lingkungan. Jadi scanning adalah usaha untuk mempelajari segmen dalam

lingkungan umum.

2. Monitoring

Mendeteksi arti melalui observasi terus menerus atas perubahan dan

kecenderungan lingkungan.

3. Forcasting

Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisipasi berdasarkan perubahan

dan kecenderungan yang dimonitoring.

4. Assessing

Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan lingkungan

(15)

Menurut Pierce and Robinson dalam penelitian Wispandono (2010:154)

bahwa Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar organisasi yang

dapat menciptakan peluang dan ancaman atas keberadaan suatu organisasi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa lingkungan Eksternal adalah lingkungan yang berada di luar suatu organisasi

atau perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menimbulkan

dampak pada kegiatan perusahaan/usahanya, dan dapat menciptakan peluang

(opportunities) atau ancaman (threat) bagi perusahaan.

2.1.5. Manajemen

Secara etimologi Kata manajemen sendiri berasal dari bahasa Prancis kuno

yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan dalam bahasa inggris berasal dari kata to manage, dalam Webster‟s New cooleglate Dictionary, kata manage dijelaskan berasal dari bahasa Itali Managlo dari kata

Managlare yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa Latin Manus yang berarti tangan (Hand). Kata manage dalam kamus tersebut diberi arti: membimbing dan mengawasi, memperlakukan dengan seksama, mengurus

perniagaan atau urusan-urusan, mencapai urusan tertentu.

2.1.5.1. Manajemen sebagai Proses

Menurut T. Hani Handoko (2011:8) mendefinisikan bahwa Manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumberdaya organisasi lainnya agar

(16)

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2012:1) mendefinisikan bahwa

Manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

Kemudian menurut Terry dalam Amirullah (2015:2) menyatakan bahwa:

Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan

untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

2.1.5.2. Manajemen sebagai Fungsi

Menurut Robins dan Coulter (2012 : 8) manajemen melibatkan koordinasi

dan mengawasi aktivitas kerja lainnya sehingga kegiatan mereka selesai dengan

efekif dan efisien. Arti dari efisien itu sendiri adalah mendapatkan hasil output

terbanyak dari input yang seminimal mungkin, sedangkan efektif adalah melakukan hal yang benar, yaitu melakukan sebuah pekerjaan yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya.

Didalam mencapai tujuannya perusahaan haruslah memiliki fungsi

manajemen yang terarah, karena manajemen sangat penting dalam suatu

perusahaan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Terry dalam

Amirullah (2015:3) terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :

1. Perencanaan (Planning)

Dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan

(17)

segala kebutuhan, menghitung matang-matang apa saja yang menjadi

kendala dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan untuk mencapai

tujuan.

2. Pengorganisasian (Organization)

Mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut

kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.

3. Penggerakan (Actuating)

Menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja

masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam

organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai

rencana.

4. Pengendalian (Controlling)

Mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana

atau belum, serta mengawasi sumber daya dalam organisasi agar bisa

terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

adalah suatu proses dimana di dalam proses tersebut dilakukan melalui

fungsi-fungsi manajerial, dikoordinasikan dengan sumber daya, yaitu sumber daya

manusia dan sumber daya lainnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

(18)

2.1.6. Kreativitas dan Inovasi 2.1.6.1. Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara

baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing).

Menurut Yatin Rianto (2012: 233) pengertian kreativitas adalah sesuatu yang baru

bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada

umumnya. Disamping itu ternyata kreativitas juga dapat menciptakan ide-ide baru seperti yang di

ungkapkan oleh Harris dalam Susanto (2016: 100) yang mengatakan bahwa

kreatifitas dapat dipandang sebagai suatu kemampuan, sikap dan proses. Kreativitas

sebagai suatu kemampuan yaitu kemampuan dalam menghasilkan ide atau produk.

Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

menemukan dan menciptakan hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna

bagi dirinya dan masyarakat. Hal baru itu tidak perlu sesuatu yang sama

sekali unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu

menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki

kualitas yang berbeda dengan keadaan yang sebelumnya (Sukmadinata,

2005:104). Semiawan (dalam Basrowi, 2016:38) kreativitas adalah kemampuan

seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun

karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Kreativitas wirausaha menurut Alma (2011:69) adalah kemampuan untuk

membuat kombinasi-kombinasi baru atau meliht hubungan-hubungan baru antara

unsur variabel data variabel yang sudah ada sebelumnya. Adapun Supriadi (dalam

(19)

melahirkan sesuatu yang baru,baik berupa gagasan maupun karya nyata yang

relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Machfoedz (2015:98-99),

menyatakan bahwa kreativitas dibedakan dalam dua klasikfikasi yakni kreativitas

eksternal dimana dapat didorong dengan melatih rasa keingintahuan dan

kreativitas internal yaitu ide yang melintas tiba-tiba dalam pemikiran.

Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menganalisis sesuatu berdasarkan data atau informasi yang tersedia dan menemukan banyak

kemungkinan jawaban terhadap satu masalah yang penekananya pada kuantitas,

ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.

2.1.6.2. Inovasi

Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan

dan atau pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk

keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki

produk, proses yang dapat memberikan nilai yang lebih berarti. Menurut

Rosenfeld dalam Sutarno (2012:132), inovasi adalah transformasi pengetahuan

kepada produk, proses dan jasa baru, tindakan menggunakan sesuatu yang baru.

Sedangkan menurut Mitra pada buku tersebut dan pada halaman yang sama, bahwa

inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru atau dengan

kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis dan

pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru. Namun menurut

Vontana (2009:20), inovasi adalah kesuksesan ekonomi dan sosial berkat

diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam

(20)

hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen

dan/atau pengguna, komunitas, sosietas dan lingkungan.

Inovasi dilakukan karena ada tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh

manusia. Adapun tujuan inovasi adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kualitas

Secara umum, tujuan inovasi di berbagai bidang adalah untuk meningkatkan

kualitas dan juga nilai sesuatu hal yang sudah ada, baik itu produk atau layanan.

Dengan adanya inovasi terbaru, diharapkan produk-produk tersebut memiliki

keunggulan dan manfaat yang lebih bernilai dari sebelumnya.

2. Mengurangi Biaya

Inovasi juga bertujuan untuk membantu mengurangi biaya, khususnya biaya

tenaga kerja. Sebagai contoh, sekarang ini banyak diciptakan mesin atau

peralatan yang dapat menggantikan tenaga manusia dalam proses produksi.

Dengan adanya mesin dan peralatan tersebut maka biaya tenaga kerja untuk

produksi akan semakin berkurang. Selain itu, penggunaan mesin dan peralatan

pada proses produksi barang/ jasa tertentu akan menghasilkan kinerja lebih baik.

3. Menciptakan Pasar Baru

Dengan adanya produk yang lebih bernilai tinggi sebagai hasil dari inovasi,

maka hal ini akan menciptakan pasar baru di masyarakat.

4. Memperluas Jangkauan Produk

Salah satu contohnya dapat kita lihat dari bisnis e-commerce seperti saat ini. Para

pengusaha memperluas jangkauan produk mereka dengan memanfaatkan

(21)

5. Mengganti Produk/ Layanan

Inovasi juga bertujuan untuk mengganti produk atau layanan yang dianggap

kurang efektif/ efisien. Salah satunya dapat kita lihat inovasi yang terjadi pada

mesin sepeda motor yang sekarang lebih hemat bensin.

6. Mengurangi Konsumsi Energi

Manusia selalu ingin menghemat penggunaan energi, itulah sebabnya ada

banyak sekali inovasi yang dilakukan manusia. Salah satunya adalah adanya

sumber energi terbarukan yang memanfaatkan alam, misalnya tenaga surya,

angin, dan air, sebagai sumber energi listrik.

Menurut Rogers dalam LAN (2007:116) mengatakan bahwa inovasi

mempunyai atribut sebagai berikut:

1. Keuntungan Relatif

Sebuah inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih

dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai

kebaruan yang melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang

membedakannya dengan yang lain.

2. Kesesuaian

Inovasi juga sebaiknya mempunyai sifat kompatibel atau kesesuain

dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang

lama tidak serta merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor

biaya yang sedikit, namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari

(22)

proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap inovasi itu secara lebih

cepat.

3. Kerumitan

Dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat

kerumitan yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan dengan inovasi

sebelumnya. Namun demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara

yang lebih baru dan lebih baik, maka tingkat kerumitan ini pada umumnya

tidak menjadi masalah penting.

4. Kemungkinan Dicoba

Inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji dan terbukti mempunyai

keuntungan atau nilai dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga

sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setiap

orang atau pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari

sebuah inovasi.

5. Kemudahan diamati

Sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana sebuah

inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Menurut West & Far (Ancok,2012: 34) Inovasi adalah pengenalan dan

penerapan dengan sengaja gagasan, proses, produk, dan prosedur yang baru pada

unit yang menerapkannya, yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi

individu, kelompok, organisasi dan masyarakat luas.

Hampir sama dengan inovasi organisasi menurut Sutarno (2012:134-135)

(23)

dalam sebuah organisasi untuk mendorong dan mempromosikan keunggulan

kompetitif. Inti dari inovasi organisasi adalah kebutuhan untuk memperbaiki atau

mengubah suatu produk, proses atau jasa. Inovasi organisasi mendorong individu

untuk berpikir secara mandiri dan kreatif dalam menerapkan pengetahuan pribadi

untuk tantangan organisasi. Semua organisasi bisa berinovasi termasuk untuk

organisasi perusahaan, rumah sakit, universitas, dan organisasi pemerintahan.

Pentingnya nilai, pengetahuan dan pembelajaran dalam inovasi organisasi sangat

penting.

Paparan para ahli di atas mengenai kreatifitas dan inovasi, penulis dapat

menyimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan seseorang dalam

menganalisis sesuatu berdasarkan data dan informasi yang tersedia untuk

melahirkan gagasan, proses, metode juga produk baru yang efektif dan fleksibel,

yang dapat dengan mudah menjadi pemecahan suatu masalah. Kreatifitas tidak akan

terlepas dari inovasi, dimana inovasi berarti mengaplikasikan dari suatu kreativitas.

Dengan memiliki kedua hal tersebut oleh seorang pengusaha maka akan tercipta

karakter seorang pengusaha yang siap berkompetisi di tengah persaingan.

2.1.7. Perencanaan Bisnis

Perencanaan bisnis merupakan pedoman untuk mempertajam

rencana-rencana yang diharapkan, karena didalam perencana-rencanaan bisnis ini dapat diketahui

posisi perusahaan saat ini, arah dan tujuan perusahaan, dan cara mencapai sasaran

yang ingin dicapai.

Menurut Hisrich dan Peters (2012) rencana bisnis merupakan dokumen

(24)

dan eksternal terkait dalam memulai usaha baru. Dalam pengertian yang lebih

sederhana rencana bisnis didefinisikan sebagai dokumen yangdigunakan oleh

perusahaan selain untuk menggambarkan situasi saat ini juga sebagai usulan bisnis

di masa yang akan datang.

Menurut Richard L. Daft (2007: 265) Perencanaan bisnis adalah dokumen

yang merincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang wirausahawan

sebelum membuka sebuah bisnis baru.

Dengan melakukan perencanaan bisnis diharapkan pelaku bisnis memiliki

arah dan tujuan untuk menjalankan bisnisnya sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan, dokumen rencana bisnis juga bisa digunakan untuk meyakinkan

pemodal atau calon investor untuk menanamkan modal di

perusahaan.Permasalahan yang harus dijawab dalam suatu rencana bisnis antara

lain :

• Inovasi Keuangan

• Inovasi Pemasaran

• Inovasi Operasi

• Inovasi Sumber Daya Manusia

2.1.7.1. Pemasaran

Pada era sekarang Pemasaran merupakan salah satu faktor yang terpenting

untuk kemajuan dan kesuksesan sebuah perusahaan khususnya perusahaan yang

bergerak dalam bidang barang dan jasa. Aktivitas pemasaran sering di artikan

sebagai aktivitas menawarkan produk dan menjual produk, tapi bila ditinjau lebih

(25)

produk saja, melainkan aktivitas yang menganalisa dan mengevaluasi tentang

kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mengikuti perkembangan yang terjadi

di masyarakat pada umumnya.

Menurut Kotler dan Armstrong (2014:27) menyatakan The process by which companies create value for customers and build strong customer relationships in order to capture value from customers in return. Definisi tersebut mengartikan bahwa,Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan

nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan,

dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.

Menurut Hasan (2013:4), “Pemasaran adalah proses mengidentifikasi,

menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang

memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Menurut Jhon w. Mullins & Orville C. Walker, Jr (2013:5), marketing is a social process involving the activities necessary to enable iondividuals and organizations to obtain what they need and want through exchange with others and to develop ongoing exchange relationships. Definisi tersebut mengartikan bahwa Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan

yang diperlukan mengaktifkan individuals dan organisasi untuk mendapatkan apa

yang mereka butuhkan dan inginkan melalui bertukar dengan lain dan

mengembangkan hubungan bertukar berkelanjutan.

Beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan para ahli tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial atau fungsi organisasi

(26)

barang-barang dalam rangka memuaskan kebutuhan konsumen. Tujuan

pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga

produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya, idealnya pemasaran

menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana

membuat produknya tersedia.

2.1.7.2. Manajemen Pemasaran Jasa

Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat

penting, karena pemasaran berisi terminology kunci yaitu kebutuhan, keinginan

dan permintaan nilai, kepuasan dan dan kualitas, pertukaran, transaksi dan

hubungan serta pasar. Disamping itu pemasaran bukan hanya sekedar penjualan,

karena penjualan hanya memindahkan produk atau jasa dari produsen kepada

konsumen atau dari pemilik kepada pihak lain. Sedangkan Sedangkan pemasaran

merupakan proses bagaimana produk atau jasa itu cocok dan nyaman dikonsumsi,

dalam rangka untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen. Sehingga penjualan

dipandang tidak lagi penting, karena perusahaan harus menciptakan hubungan

yang baik dengan pelanggan dan mempertahankannya.

Menurut Kotler dan Keller (2016:27) Menyatakan bahwa Marketing management as the art and science of choosing target markets and getting , keeping, and growing customers through creating delivering, and communicating superior customer value. Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu dalam memilih target pasar dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan

pelanggan melalui menciptakan pengiriman, dan mengkomunikasikan nilai

(27)

Menurut Jaslim Saladin (2012: 3) Manajemen Pemasaran adalah Analisis,

perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

Kemudian menurut Ben M. Enisdi dalam Buchari Alma (2014:130)

mengemukakan bahwa : “Marketing management is the process of increasing the effectiveness and or effeciency by wich marketing activities are performed by individuals or organizations”. Manajemen pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari kegiatan pemasaran yang dilakukan

oleh individu atau oleh perusahaan.

Dari paparan para ahli diatas mengenai Manajemen Pemasaran dapat

disimpulkan, bahwa Manajemen pemasaran terjadi ketika satu pihak dalam

sebuah pertukaran potensial berpikir tentang cara-cara untuk mencapai respon

yang diinginkan oleh pihak lain, tujuan perusahaan akan tercapai apabila dalam

menjalankan usahanya dijalani bersamaan dengan pelaksanaan pemasaran yang

baik karena dengan kita melakukan dan melaksanakan manajemen pemasaran

dengan baik maka kita akan dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki

perusahaan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.

2.1.7.3. Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran merupakan bagian dari konsep pemasaran yang

mempunyai peranan yang cukup penting dalam mempengaruhi konsumen untuk

membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Armstrong

(28)

the set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in the target market. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di

pasar sasaran.

Menurut Fandy Tjiptono (2014:41), Bauran pemasaran jasa merupakan

seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa

yang ditawarkan kepada pelanggan

Sedangkan menurut Basu Swastha (2002:42) bahwa Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atas kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem

distribusi, sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran

tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process

(proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran

pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, and process. . Adapun pengertian 7P menurut Kotler dan Amstrong (2016: 62) sebagai berikut:

1. Produk

Produk (product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan

mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil

tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

(29)

Harga (price), adalah suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan

strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan

berbagai variabel yang bersangkutan.

3. Distribusi

Distribusi (place), yakni memilih dan mengelola saluran perdagangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar

sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengirim dan

perniagaan produk secara fisik.

4. Promosi

Promosi (promotion), adalah suatu yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan

melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan, maupun publikasi.

Dalam pemasaran jasa ada elemen-elemen lain yang bisa dikontrol dan

dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi dan memuaskan konsumen jasa,

elemen tersebut adalah 3P, sehingga bauran pemasarannya menjadi 7P, yaitu:

1. Orang

Orang (People) adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari

orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua

sikap dan tindakan karyawan, cara berpakaian karyawan dan penampilan

karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa.

(30)

Fasilitas Fisik (Physical Evidence), merupakan hal nyata yang turut

mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk

atau jasa yang ditawarkan. Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain

lingkungan atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna dan

barang-barang lainnya.

3. Proses

Proses (process), adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti

sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama

dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan

sistem penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri.

2.1.7.3. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah rencana yang menjabarkan ekspektasi

perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran

terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Menurut

Kurtz (2013: 42) mendefinisikan Strategi pemasaran adalah sebuah keseluruhan

program perusahaan untuk menentukan target pasar dan memuaskan konsumen

dengan membangun kombinasi elemen dari bauran pemasaran, produk, distribusi,

promosi, dan harga.

Sedangkan menurut Strategi pemasaran menurut Kotler (2012:72) adalah

logika pemasaran dimana perusahaan berharap dapat menciptakan nilai bagi

customer dan dapat mencapai hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan. Dan menurut Chandler (2008:14) sebagaimana yang dikutip oleh Triton PB,

(31)

mengartikan strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran

lembaga, dan penerapan serangkaian tindakan, serta alokasi sumber daya yang

penting untuk melaksanakan sasaran ini.

2.1.7.4. Consumer Relationship Management

Customer Relationship Management disingkat CRM adalah strategi bisnis untuk mengoptimalkan profitabilitas perusahaan dengan mempertahankan dan

meningkatkan jumlah pelanggan. Fokus utama strategi ini adalah pada

pengembangan kepuasan pelanggan, diantaranya dengan cara memahami

pelanggan, mempertahankan pelanggan melalui pengalaman pelanggan, menarik

pelanggan baru, memenangkan kontrak, meningkatkan keuntungan, mengurangi

biaya manajemen pelanggan.

Menurut Kotler dan Keller (2008:148), CRM adalah proses mengelola

informasi rinci tentang pelanggan perorangan dan semua titik kontak pelanggan

secara seksama untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan. Sedangkan menurut

Yohannes Yahya (2008:82), CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dalam

suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa

mengelola hubungan dengan para pelanggan. Dengan demikian melalui CRM

perusahaan dapat melakukan pendekatan sehingga dapat menarik sejumlah

informasi mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Menurut Kalakota dan Robinson (2001:173), tujuan Customer Relationship Management (CRM) adalah sebagai berikut:

(32)

1. Menggunakan hubungan yang sudah ada untuk meningkatkan pendapatan.

Hal ini berarti mempersiapkan pandangan yang komprehensif dari

pelanggan untuk memaksimalkan hubungan mereka dengan perusahaan

baik melalui up-selling atau cross-selling dan pada saat yang sama,

meningkatkan profit dengan identifikasi, menarik perhatian, dan

mempertahankan pelanggan terbaik.

2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk pelayanan yang

memuaskan. Dengan menggunakan informasi dari pelanggan untuk

meningkatkan pelayanan yang lebih baik berdasarkan kebutuhan mereka,

perusahaan dapat menghemat waktu pelanggan dan menyingkirkan segala

kekecewaan dari pelanggan. Sebagai contoh, pelanggan seharusnya tidak

perlu untuk mengulangi informasi yang sama ke berbagai departemen

perusahaan secara terus-menerus. Pelanggan akan senang jika pihak

perusahaan tahu banyak tentang apa yang mereka inginkan.

3. Menciptakan saluran proses dan prosedur komunikasi yang konsisten dan

berulang. Dengan banyaknya saluran komunikasi dengan pelanggan,

semakin banyak pula karyawan yang terlibat di dalam transaksi penjualan.

Tanpa memperhatikan ukuran atau kompleksitas, perusahaan harus

meningkatkan konsistensi proses dan prosedural di dalam pengaturan

terhadap pelayanan, pemasaran dan penjualan.

2.1.7.5. Perencanaan Operasi

Menurut Wright dan Race (2004:14), manajemen operasi jasa didefinisikan

(33)

dan memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dan menurut Heizer dan Render

(2014:47), kegiatan operasi jasa memiliki banyak kesamaan seperti adanya standar

kualitas, mendesain dan memproduksi sesuai jadwal sehingga memenuhi

permintaan konsumen, dan dibuat di dalam sebuah fasilitas tempat kerja.

Perencanaan operasi jasa dapat di gambarkan dengan diagram

SIPOC (Supplier, Inputs, Process, Outputs, Customer). SIPOC adalah suatu alat visual yang digunakan untuk mengdokumentasikan proses-proses bisnis dari awal

hingga akhir dan berfungsi untuk mengidentifikasikan elemen-elemen relevan dari

proyek perbaikan yang akan dikerjakan. Diagram SIPOC merupakan suatu diagram

yang biasa digunakan dalam tahap define untuk memberi gambaran secara umum

terhadap proses yang ada (Gaspersz, 2010). Analisis SIPOC mencakup hal-hal

berikut:

1. Suppliers

Orang atau bagian yang mencakup segala sesuatu yang menyediakan

sumber daya sebagai input atau masukan terhadap proses. Suppliers bisa merupakan individual atau perusahaan, dan bisa jadi pihak internal

maupun eskternal yang menyediakan input untuk proses.

2. Inputs

Menentukan material, service, dan/atau informasi yang akan digunakan

oleh suatu proses untuk menghasilkan output dan diberikan oleh

supplier. Input yang digunakan dalam proses, diantaranya termasuk

material, jasa, informasi, SDM, dan sebagainya yang diproses untuk

(34)

3. Process

Urutan dari suatu aktifitas atau proses yang ada, biasanya dilakukan

dengan menambahkan value pada input dengan serangkaian aktivitas

yang dapat memberikan nilai bagi input untuk memproduksi output bagi pelanggan.

4. Outputs

Hasil dari proses berupa produk, service, dan/atau informasi yang

bernilai guna bagi customer. hasil dari proses untuk pelanggan internal

dan eksternal. Output ini bisa berupa produk, jasa, informasi, hingga laporan dan dokumen.

5. Customer

Mencakup semua orang atau bagian yang menggunakan output yang

berasal dari proses. pelanggan adalah pihak yang menerima output yang

dihasilkan dari proses. Jika seseorang menerima barang dari pihak

ketiga, maka mereka (dianggap) bukan customer. Customer haruslah pihak yang membawa output tersebut langsung dari unit bisnis, dan

tidak harus menggunakan output tersebut. Contoh pihak yang bisa

menjadi customer adalah manajer, CEO, direksi dan divisi lainnya.

2.1.7.6. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia akan lebih terarah denngan adanya :

(35)

1. struktur organisasi

2. Pembagian Kerja (Job Desk)

3. Spesifikasi Pekerjaan (Job Specification) 4. Kompetensi

Menurut Siswanto (2005:85) struktur organisasi menspesifikasikan pembagian

kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka ragam yang

dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi aktivitas

kerja. Pengertian lain dari struktur organisasi menurut Robbins dan Coulter

(2007:284) dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan

kerangka itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan

dikoordinasikan.

Menurut William Werther dan Keith Davis “ perencanaan sumber daya manusia adalah proses yang sistematis untuk meramalkan kebutuhan

pegawai(demand) dan ketersedian (supply) pada masa yang akan datang, baik jumlah maupun jenisnya, sehingga departemen SDM dapat merencanakan

pelaksanaan rekrutmen, seleksi, pelatihan, dan aktivitas yang lain dengan lebih

baik” (Danang Sunyoto, 2012: 35).

Menurut Torrington dan Tan Chwee huat “ perencanaan sumber daya manusia adalah merupakan kegiatan khusus yang berkaitan dengan penentuan

kebutuhan sumber daya manusia perusahaan, baik kebutuhan jangka pendek

maupun kebutuhan jangka panjang” (Danang Sunyoto, 2012: 35).

Menurut Hasibuan (2010:128) struktur organisasi adalah suatu gambar yang

(36)

wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan tanggung

jawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi. Pengertian lain dari struktur

organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan

kerangka itu tugas-tugas pekerjaan dibagibagi, dikelompokkan, dan

dikoordinasikan menurut Robbins dan Coulter (2007:284).

2.1.7.7. Perencanaan Keuangan

Menurut Kasmir dan Jafkar (2012) Financial Aspects, assessing what costs will be incurred and how much the costs will be incurred. Then examine how much revenue will be received, how long reinvested investments, business financing sources, and the prevailing interest rate. (Aspek Keuangan, menilai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan seberapa

besar biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Kemudian meneliti seberapa besar

pendapatan yang akan diterima, seberapa lama investasi yang ditanamkan akan

kembali, sumber pembiayaan bisnis, dan tingkat bunga yang berlaku). Menurut

Kasmir (2014:9), secara umum ada lima jenis laporan keuangan yang biasa

disusun, yaitu :

1. Balance Sheet (Neraca)

Balance Sheet (neraca) merupakan laporan yang menunjukan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan

adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan passiva (kewajiban dan

ekuitas) suatu perusahaan.

(37)

Income Statement (Laporan laba rugi) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam satu periode tertentu. Dalam

laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber

pendapatan yang diperoleh. Kemudian jug tergambar jumlah biaya dan jenis

jenis yang dikeluarkan selama periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis

modal yang dimiliki pada saat ini. Kenudian, laporan ini juga menjelaskan

perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di perusahaan.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas masuk

dan kas keluar perusahaan. Arus kas masuk merupakan pendaatan atau

pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-biaya

yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun arus kas

keluar dibuat untuk periode tertentu.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat

berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan

informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan

yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya agar

pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan.

Financial aspect is describe a projection of the amount of funding or startup capital needed, what sources of capital can and will be used, and what

(38)

kind of return can be expected on the investment (Investopedia. 2017), Aspek keuangan menggambarkan proyeksi jumlah dana atau modal awal yang dibutuhkan,

sumber modal apa yang dapat dan akan digunakan, dan jenis pengembalian yang

dapat diharapkan dari investasi.

Suryana (2014: 159) Analisis aspek keuangan meliputi komponen –

komponen sebagai berikut

1. Kebutuhan dana

yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan, misalnya besar dana

untuk aktiva/aset tetap, modal kerja, dan pembiayaan awal

2. Sumber dana

Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber dana internal

(misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal (misalnya

obligasi dan pinjaman)

3. Proyeksi neraca

Sangat penting untuk mengetahui posisi harga untuk menilai investasi

dibutuhkan perencanaan keuangan yaitu

1. Payback Period

Periode Payback merupakan metode yang digunakan untuk menghitung lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah

diinvestasikan dari aliran kas masuk (Proceeds) tahunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut. Apabila proceeds setiap tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan. Rumus

(39)

yang digunakan untuk menghitung Payback Period (PP) adalah sebagai berikut.

𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 (𝑃𝑃) = Kas Bersih/TahunInvestasi × 1 Tahun

Untuk menghitung Payback Period (PP) yang mempunyai nilai proceeds yang tidak sama setiap tahunya maka dihitung akumulasi proceeds-nya terlebih dahulu sehinga diperoleh akumulasi kas masuk (nol). Apabila

terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk menentukan alternatif

terbaik dilakukan pemilihan investasi yang mempunyai Payback Period

yang paling pendek

2. Net Present Value

Metode Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi kekurangan

Present Value merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays). Oleh karena itu, untuk melakukan perhitungan kelayakan investasi dengan

metode NPV diperlukan data aliran kas keluar awal (initial cash outflow), aliran kas masuk bersih di masa yang akan datang (future net cash inflows), dan rate of return minimum yang diinginkan. Jika hasil perhitungan NPV positif berarti investasi akan memberikan hasil yang lebih tinggi

dibandingkan dengan rate of return minimum yang diinginkan. Sebaliknya jika NPV negatif berarti investasi akan memberikan hasil yang lebih rendah

(40)

sebaiknya ditolak. Rumus yang digunakan untuk menghitung Net Present

Value (NPV) adalah sebagai berikut.

NPV = ∑ (1+𝑘)𝑡𝐴𝑡

𝑛 𝑡=0

Keterangan:

k = Discount rate yang digunakan

At = Cash flow pada periode t

n = Periode yang terakhir dimana cash flow diharapkan

Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk alternatif

investasi yang terbaik dipilih dengan cara menentukan alternatif investasi

yang mempunyai Net Present Value yang paling besar.

3. Profitability Index

Metode Profitability Index (PI) atau sering disebut dengan Desirability Index (DI) merupakan metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays). Rumus yang digunakan untuk menghitung Profitability Index (PI) adalah sebagai berikut.

𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 (PI) = Biaya InvestasiPV investasi

• Terima jika Profitability Index ≥ 1,00

• Tolak jika Profitability Index < 1,00

Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka, seperti halnya dalam NPV untuk menghitung dengan metode

(41)

Profitability Index (PI), harus menghitung Present Value dari proceeds

setiap tahunnya terlebih dahulu untuk dijumlahkan sehingga diperoleh

jumlah Present Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari investasi. Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka alternatif

investasi terbaik ditentukan dengan cara memilih alternatif investasi yang

mempunyai Profitability Index (PI) yang paling besar. 4. Internal Rate of Return

Metode Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. Maka pada prinsipnya metode ini digunakan untuk

menghitung besarnya rate of return yang sebenarnya. Pada dasarnya

Internal Rate of Return (IRR) harus dicari dengan trial and error. Rumus yang digunakan untuk menghitung Internal Rate of Return (IRR) adalah sebagai berikut.

IRR = 𝑖1+ 𝑁𝑃𝑉 𝑁𝑃𝑉1

1 − 𝑁𝑃𝑉2 𝑋 (𝑖2− 𝑖1)

𝑖1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1) 𝑖2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)

NPV1 = net present value 1

(42)

2.1.7.8. Analisis SWOT

Teori SWOT (Strengths- Weaknesses- Opportunities- Threats) menurut Wheelen dan Hunger (2012: 16) merupakan sebuah langkah untuk dapat

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap

pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan eksternal berisi variabel peluang dan

ancaman (oppoturnities and threats) yang berada di luar organisasi dan bukan merupakan hal yang dapat dikontrol oleh pimpinan organisasi dalam jangka waktu

dekat. Lingkungan internal organisasi terdiri dari variabel kekuatan dan kelemahan

(strenghts and weaknesses) yang berada dalam tubuh organisasi itu sendiri dan biasanya tidak dalam kontrol pimpinan organisasi dalam waktu dekat. Yang

termasuk dalam variabel ini adalah struktur, budaya, dan sumber daya organisasi.

Pearce dan Robinson (2003:29) memberikan penjelasan tentang SWOT

sebagai berikut :

a. Kekuatan (strength) adalah sumber daya, ketrampilan, atau keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani

atau ingin dilayani oleh perusahaan.

b. Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan, dan kapabilitas yang secara serius dapat

menghambat kinerja efektif perusahaan

c. Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting

(43)

yang tadinya terabaikan, perubahan peraturan, perubahan teknologi,

membaiknya hubungan dengan konsumen dapat memberi peluang

d. Ancaman (threath) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, ancaman merupakan pengganggu utama

dalam organisasi, adanya pesaing, perubahan teknologi, adanya

peraturan baru atau yang direvisi yang dapat menjadi ancaman bagi

keberadaan organisasi.

Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategi perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki (Rangkuti, 2009). Matrik ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi.

Tabel 2.1. Matrik SWOT

Faktor-faktor Internal (IFAS) Kekuatan (S) Daftarkan 5-10 faktor- faktor internal Kelemahan (W) Daftarkan 5-10 faktor- faktor eksternal Faktor-faktor Eksternal (EFAS) (EFAS) Peluang (O) Daftarkan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal Strategi (SO)

Buat strategi disini yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi (WO) Buat strategi disini yang memanfaatkan peluang mengatasi ancaman Ancaman (T) Daftarkan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal Strategi (ST)

Buat strategi disini yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi (WT) Buat strategi disini yang meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman

(44)

Keterangan: 1) Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar mungkin.

2) Strategi ST

Strategi ini dibuat berdasarkan bagaimana perusahaan menggunakan

kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman

3) Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan yang ada.

4) strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta menghindari

ancaman yang ada.

Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi

eksternal dipetakan pada matriks posisi dengan cara Analisis TOWS atau SWOT

sebagai berikut :

a) Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan,sedangkan

sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman.

b) Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil sebagai berikut :

1. Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilaiy>0 dan sebaliknya

(45)

Strategi Defensif Strategi Diversifikasi

2. Kalau kekutan lebih besar daripada kelemahan maka nilaix>0 dan sebaliknya

kalau kelemahan lebih besar daripadakekuatan maka nilai x<0.

Gambar 2.1. Kuadran dalam analisis SWOT

Kuadran III Kuadran I Strategi Turn around strategi Agresif

Kuadran I

• Merupakan posisi menguntungkan

• Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia

dapatmemanfaatkan peluang secara maksimal

• Seyogiayanya dapat menerapkan strategi yang mendukungkebijakan

pertumbuhan yang agresif.

Kuadran II

• Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai

keunggulan sumber daya.

• Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini menggunakankekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

Kuadran IV Kuadran II FAKTOR EKSTERNAL F A K T O R I N T E R N A L X (+) X (-) Y (-) Y (+)

(46)

• Dilakukan dengan penggunaan diversifikasi produk atau pasar.

Kuadran III

• Perusahaan menghadapi peluang besar tetapi sumber dayanyalemah, karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secaraoptimal fokus strategi

perusahaan pada posisi seperti inilah dapatmeminimalkan kendala-kendala

internal perusahaan.

Kuadran IV

• Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan

• Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementarasumberdaya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan

• Strategi yang diambil: defensif, penciutan dan likuidasi.

(Rangkuti, 2008).

Lebih lanjut Fred R. David (2011:178-179) menjelaskan bahwa

mencocokkan faktor internal dan eksternal adalah hal yang paling sulit dalam

membuat matriks SWOT karena membutuhkan penilaian yang baik. Dan kemudian

menjelaskan delapan langkah dalam menyusun matriks SWOT :

1. Identifikasi peluang eksternal organisasi.

2. Identifikasi ancaman eksternal organisasi.

3. Identifikasi kekuatan internal organisasi.

4. Identifikasi kelemahan internal organisasi.

5. Cocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal kemudian catat hasilnya

sebagai strategi SO dalam kolom yang sesuai.

6. Cocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal kemudian catat hasilnya sebagai strategi WO dalam kolom yang sesuai.

(47)

7. Cocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal kemudian catat hasilnya

sebagai strategi ST dalam kolom yang sesuai.

8. Cocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal kemudian catat hasilnya

sebagai strategi WT dalam kolom yang sesuai.

2.1.8. Timmons Model

Menurut Jeffry Timmons (Bygrave, 2007 : 56) menggambarkan interaksi 3

komponen utama untuk menjadi entrepreneurship yang sukses. Ketiga komponen tersebut adalah kesempatan, seorang wirausahawan dan sumber daya untuk

memulai membangun perusahaan dan membuatnya berkembang. Hubungan ketiga

komponen tersebut digambarkan Timmons sebagai berikut :

Ada tiga komponen penting berdasarkan Jeffry Timmons Framework untuk awal bisnis baru, ketiganya adalah kesempatan atau dorongan dari peluang-peluang,

pengusaha dan tim pendiri dan sumber daya yang dihimpun untuk memulai

organisasi baru dan membuatnya berkembang (Bygrave & Zacharakis, 2011).

(48)

Gambar 2.3. Three Driving Forces (Based on Jeffry Timmons Framework)

Menurut model Timmons, peran utama pengusaha untuk menanggulangi

kecocokan dan kesenjangan dari tiga faktor penting kewirausahaan pada waktu

yang tepat. Keberhasilan usaha bisnis tergantung pada kemampuan entrepreneur

untuk memastikan keseimbangan dengan menerapkan kreativitas, kepemimpinan,

serta mempertahankan komunikasi yang efektif.

Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan

usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat, baik dalam arti

financial benefit maupun dalam arti social benefit hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan tidak selalu menggambarkan layak dalam arti financial benefit.

Opportunity

Entrepreneur

Resources

Fits & Gaps Business Plan

Gambar

Tabel 2.1. Matrik SWOT  Faktor-faktor  Internal (IFAS)  Kekuatan (S)  Daftarkan   5-10   faktor-  faktor internal  Kelemahan (W)  Daftarkan  5-10  faktor- faktor eksternal  Faktor-faktor  Eksternal (EFAS)  (EFAS)  Peluang (O)  Daftarkan     5-10  faktor-fa
Gambar 2.1. Kuadran dalam analisis SWOT
Gambar 2.2 Timmons Model
Tabel 2.3. Penelitian terdahulu mengenai bisnis Klinik
+2

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dalam rangka menentukan kesimpulan untuk mencapai tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Akhlak Al-mazmumah (akhlak yang tercela) adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan

Dari tahapan proses model pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam keterampilan siswa

2.2.2 Promosi Penlualan'tsales Promotion). Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian suatu produk atau jasa. âlat- alat promosi penjualan

Sebagai suatu instrumen yang dibuat oleh pemerintah, kebijakan publik dapat berbentuk aturan-aturan umum dan atau khusus baik secara tertulis maupun

Dengan mengetahui hasil temuan baru dari penelitian ini yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan istri dengan peranan suami istri dalam

Data realisasi pendapatan retribusi pasar di dapat dari pemasukan sewa tempat usaha yang ditarik dari para pedagang baik yang mempunyai kios, los maupun pedagang yang ada di

Rumah Perawatan Psiko-Neuro-Geriatri atau yang lebih dikenal dengan “Puri Saras” adalah klinik kesehatan yang bergerak dalam bidang layanan kesehatan jiwa, mulai beroperasi sejak