• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Katarak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Katarak"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Katarak berasal dari Yunani ( Katarrhakies ) ,

Katarak berasal dari Yunani ( Katarrhakies ) , Inggris ( Cataract ), dan Latin ( Inggris ( Cataract ), dan Latin ( Cataracta ) yang berarti air Cataracta ) yang berarti air  terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air

terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yangterjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat

keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasiterjadi akibat hidrasi (

( penambpenambahan cairan ) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat keduahan cairan ) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-duanya. ( Ilyas, 2005 )a-duanya. ( Ilyas, 2005 )

Katarak disebut-sebut sebagai penyebab kebutaan no. 1 di Indonesia. Bahkan mengacu Katarak disebut-sebut sebagai penyebab kebutaan no. 1 di Indonesia. Bahkan mengacu  pada W

 pada World Heorld Health Orgalth Organization ( anization ( WHO WHO ) sebag) sebagaimana daimana dipublikipublikasikan pasikan pada situada situss www.who.int

www.who.int, katarak menyumbang sekitar 48% kasus kebutaan di dunia, katarak menyumbang sekitar 48% kasus kebutaan di dunia ( Widyaningtyas, 2009 ).

( Widyaningtyas, 2009 ).

Penelitian-penelitian mengidentifikasikan adanya katarak pada sekitar 10% orang Penelitian-penelitian mengidentifikasikan adanya katarak pada sekitar 10% orang Amerika Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang berusia Amerika Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang berusia antara 65 dan 74 tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun. antara 65 dan 74 tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun. Sebagian besar kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan perkembangannya pada Sebagian besar kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan perkembangannya pada masing-masing mata jarang sama. Katarak traumatik, katarak kongenital, dan jenis-jenis lain lebih masing mata jarang sama. Katarak traumatik, katarak kongenital, dan jenis-jenis lain lebih  jarang d

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah tetapi dapat disembuhkan. Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena faktor usia, namun dapat juga terjadi pada anak-anak yang lahir dalam kondisi tersebut. Katarak   juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi, atau penyakit lainnya.

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun ( Ilyas, 2005 ).

B. Anatomi Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir  transparan semua. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di belakang iris, lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar. Serat zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior dari kapsul lensa. Kapsul ini merupakan membran dasar yang melindungi nukleus, korteks, dan epitel lensa. 65% lensa terdiri atas air, sekitar 35% protein ( kandungan protein tertinggi diantara jaringan-jaringan tubuh ), dan sedikit mineral. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain.

1. Kapsul

Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan transparan tersusun dari kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa. Kapsul ini mengandung isi lensa serta mempertahankan bentuk lensa pada saat akomodasi. Bagin paling tebal kapsul berada di bagian anterior dan posterior zona preekuator, dan bagian  paling tipis berada di bagian tengah kutub posterior.

2. Serat Zonula

Lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar. Serat zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior  dari kapsul lensa.

(3)

3. Epitel Lensa

Tepat dibelakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel. Sel-sel epitel ini dapat melakukan aktivitas seperti yang dilakukan sel-sel lainnya, seperti sintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel tersebut juga dapat membentuk ATP untuk memenuhi kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel yang baru terbentuk akan menuju equator lalu berdiferensiasi menjadi serat lensa.

4. Nukleus dan korteks

Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan menekan serat-serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa. Serat-serat yang baru akan membentuk korteks dari lensa.

C. Fisiologi Lensa

Lensa tidak memiliki pembuluh darah maupun sistem saraf. Untuk 

mempertahankan kejernihannya, lensa harus menggunakan aqueous humour sebagai  penyedia nutrisi dan sebagai tempat pembuangan produknya. Namun hanya sisi anterior 

lensa saja yang terkena aqueous humour. Oleh karena itu, sel-sel yang berada ditengah lensa membangun jalur komunikasi terhadap lingkungan luar lensa dengan membangun low resistance gap junction antar sel.

1. Keseimbangan Elektrolit dan Air di dalam lensa

Lensa normal mengandung 65% air, dan jumlah ini tidak banyak berubah seiring bertambahnya usia. Sekitar 5% dari air di dalam lensa berada di ruang ekstrasel. Konsentrasi sodium di dalam lensa adalah 20µM dan pottasium sekitar  120µM. Konsentrasi sodium dan pottasium di luar lensa lebih tinggi.

Keseimbangan elektrolit antara lingkungan dalam dan luar lensa sangat tergantung dari

 permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas pompa sodium, Na+, K +-ATPase. Inhibisi Natrium Kalium ATPase dapat mengakibatkan hilangnya keseimbangan elektrolit dan meningkatnya air di dalam lensa.

Keseimbangan Kalsium juga sangat penting bagi lensa. Konsentrasi Kalsium yang normal di dalam sel adalah 30 µM, sedangkan diluar lensa 2 µM. Perbedaan konsentrasi Kalsium ini diatur  sepenuhnya oleh Kalsium ATPase. Hilangnya keseimbangan Kalsium ini dapat menyebabkan depresi metabolisme glukosa, pembentukan protein high molecular weight, dan aktivasi protease destruktif.

(4)

Transpor membran dan permeabilitas sangat penting untuk kebutuhan nutrisi lensa. Asam amino aktif masuk ke dalam lensa melalui pompa sodium yang berada di sel epitel. Glukosa memasuki lensa secara difusi terfasilitasi, tidak langsung seperti sistem transpor aktif.

2. Akomodasi lensa

Mekanisme yang dilakukan oleh mata untuk mengubah fokus dari benda jauh ke benda dekat disebut akomodasi. Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa oleh badan siliar terhadap serat-serat zonula. Setelah umur 30 tahun, kekakuan yang terjadi di nukleus lensa secara klinis mengurangi daya akomodasi.

Saat m. cilliaris berkontraksi, serat zonular relaksasi mengakibatkan lensa menjadi lebih cembung, ketebalan axial lensa meningkat, dan terjadi akomodasi. Saat m cilliaris relaksasi, serat zonular menegang, lensa lebih pipih, dan kekuatan dioptri menurun.

Tabel 1. Perubahan yang terjadi pada saat akomodasi

Akomodasi Tanpa akomodasi

M. cilliaris Kontraksi Relaksasi

Ketegangan serat zonular Menurun Meningkat

Bentuk lensa Lebih cembung Lebih pipih

Tebal axial lensa Meningkat Menurun

Dioptri lensa Meningkat Menurun

Terjadinya akomodasi dipersarafi oleh saraf simpatik cabang Nervus Occulomotorius. Obat-obat parasimpatomimetik ( pilocarpin ) memicu akomodasi, sedangkan Obat-obat-Obat-obat

 parasimpatolitik ( atropin ) memblok akomodasi. Obat-obatan yang menyebabkan relaksasi otot ciliar disebut cyclopegik.

D. Etiologi dan patofisiologi

Penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini belum diketahui secara pasti.

Patofisiologi di balik terjadinya katarak senilis amat kompleks dan belum sepenuhnya dimengerti. Namun ada beberapa kemungkinan di antaranya terkait usia lensa mata yang membuat berat dan ketebalannya bertambah, sementara kekuatannya menurun. Kerusakan lensa pada katarak senilis juga dikaitkan dengan kerusakan oksidatif yang  progresif. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan produk oksidasi seperti

(5)

oxidized glutathione dan penurunan antioksidan (vitamin) dan enzim superoksidase. Teori stres oksidatif pada katarak disebut kataraktogenesis.

Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat

nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior  dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna

menjadi coklat kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di

anterior dan poterior nukleus. Opasitaspada kapsul poterior merupakan bentuk aktarak  yang paling bermakna seperti kristal salju.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memaenjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.

E. Klasifikasi Katarak 

Katarak secara umum diklasifikasikan berdasarkan: Morfologi, Maturitas, dan Age of  Onset.

• Morfologi

 Katarak Nuklear 

Pada katarak nuklear terjadi sklerosis pada nukleus lensa dan

menjadikan nukleus lensa menjadi berwarna kuning dan opak. Katarak  ini lokasinya pada bagian tengah lensa atau nukleus. Nukleus cenderung menjadi gelap dan keras ( sklerosis ), berubah menjadi kuning sampai coklat. Progresivitasnya lambat. Bentuk ini merupakan bentuk yang  paling banyak terjadi. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada

(6)

 pandangan dekat ( pandangan baca ), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik ( miopisasi ).

 Katarak Kortikal

Pada katarak kortikal terjadi perubahan komposisi ion dari korteks lensa serta komposisi air dari serat-serat pembentuk lensa. Katarak menyerang  pada lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks. Biasanya mulai

timbul usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lambat, tetapi lebih cepat daripada katarak nuklear.

 Katarak subcapsularis

Kekeruhan mulai dari kecil, daerah opak hanya dibawah capsul, dan  biasanya ada di belakang lensa. Pasien merasa sangat terganggu saat

membaca di cahaya yang terang dan biasanya melihat halo pada malam hari. Dibagi menjadi katarak subcapsularis posterior dan Subcapsularis anterior. Pada Subcapsularis posterior biasanya terdapat pada pasien DM, Myotonic Dystrophy, dan steroid. Sedangkan pada subcapsularis anterior biasanya terdapat pada Glaukoma sudut tertutup akut

( Glaukomfleckens ), toksisitas amiodaron, miotic, dan Wilson disease.

 Katarak Capsularis

Dibagi menjadi 2 jenis:

• Anterior Capsular 

1. Congenital : Kelainannya di membran pupil yang tidak dapat lepas pada waktu lahir.

2. Acquired : Pseudoexfloation syndromes, Chlorpromazine, yang disertai dengan sinekia posterior 

(7)

• Posterior Capsular 

Congenital : Persisten hyaloid membran. Seperti ada hubungan kapsul posterior dengan retina yang seharusnya menghilang sejak lahir.

 Katarak Lammelar 

 Katarak Sutural

• Maturitas

 Katarak Insipiens : Kekeruhan dimulai dari tepi equator menuju korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Pada katarak subcapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat di anterior subcapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks yang berisi jaringan degeneratif pada katarak insipiens. Bentuk  ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.

 Katarak Intumesen: Katarak yang terjadi akibat lensa yang menarik air  sehingga menjadi cembung. Masuknya air ke dalam celah lensa

mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak  intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat danmengakibatkan mipopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan miopisasi. Pada  pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat

lensa.

 Katarak Immatur : Kekeruhan hanya mengenai sebagian lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif 

 Katarak matur : Kekeruhannya telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau

(8)

intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar,sehingga lensa kembali  pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruhlensa yang bila lama akan

mengakibatkan kalsifikasi lensa.

 Katarak hipermatur : Protein-protein di bagian korteks lensa telah mencair . Cairan ini bisa keluar dari kapsul yang utuh, meninggalkan lensa yang mengkerut dengan kapsul yang keriput. Katarak jenis ini sebenarnya berbahaya karena dapat menyebabkan inflamasi sehingga menyebabkan uveitis.

 Katarak Morgagni : Katarak hipermatur yang nukleus lensanya mengambang dengan bebas di dalam kantung kapsulnya.

Tabel Perbedaan Stadium Katarak 

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif  

Cairan lensa  Normal Bertambah (air masuk)

 Normal Berkurang (air keluar)

Iris  Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan

 Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik  mata

 Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test - + - Pseudops

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +

Glaukoma

• Age of Onset

 Katarak Congenital: Beberapa bayi ada juga yang lahir dengan katarak, tetapi orang tua kurang memperhatikan dan baru terlihat ketika usianya sudah 3 bulan. Semakin lambat dioperasi prognosis semakin buruk. Jika dapat melihat biasanya ambliopia dan tidak maksimum. Katarak 

kongenital sebaiknya dioperasi sebelum usia 2 bulan.

 Katarak Infantil merupakan kelanjutan dari katarak kongenital di mana usia penderita di bawah 1 tahun.

 Katarak Juvenile terjadi pada usai di bawah 9 tahun dan biasanya kelanjutan dari katarak kongenital

(9)

 Katarak Presenile terjadi pada usia lebih dari 9 tahun

 Katarak senile terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Kebanyakan katarak  yang kita jumpai adalah jenis ini akibat proses degeneratif.

F. Manisfestasi Klinis

Seorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan riwayat kemunduran secara progesif dan gangguan dari penglihatan. Penyimpangan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang.

a. Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien dengan katarak senilis.

 b. Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spectrum dari penurunan sensitivitas kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika endekat ke lampu pada malam hari.

c. Perubahan miopik, Progesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan dioptrik lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat. Sebagai akibatnya, pasien  presbiop melaporkan peningkatan penglihatan dekat mereka dan kurang membutuhkan

kaca mata baca, keadaan ini disebut dengan second sight. Secara khas, perubahan miopik dan second sight tidak terlihat pada katarak subkortikal posterior atau anterior.

d. Diplopia monocular. Kadang-kadang, perubahan nuclear yang terkonsentrasi pada  bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area refraktil pada bagian tengah dari lensa,

yang sering memberikan gambaran terbaik pada reflek merah dengan retinoskopi atau ophtalmoskopi langsung. Fenomena seperti ini menimbulkan diplopia monocular yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, prisma, atau lensa kontak 

e. Penglihatan seakan-akan melihat asap/kabut dan lensa mata tampak berwarna keputihan

f. Ukuran kacamata sering berubah

(10)

Diagnosa katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit- penyakit yang menyertai, contohnya: Diabetes Mellitus, Hipertensi, dan cardiac

anomalies. Penyakit seperti Diabetes Mellitus dapat menyebabkan perdarahan  perioperatif sehingga perlu dideteksi secara dini dan bisa dikontrol sebelum operasi

(Ocampo,2009).

Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk mengetahui kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subcapsuler posterior dapat membaik dengan dilatasi pupil. Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur intraokuler  dapat memberikan petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis penglihatannya. Pemeriksaan yang sangat penting yaitu test pembelokan sinar yang dapat mendeteksi  pupil Marcus Gunn dan defek pupil aferen relatif yang mengindikasikan lesi saraf optik.

Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva, kornea, iris, bilik mata depan. Ketebalan kornea harus diperiksa dengan hati-hati, gambaran lensa harus dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil, posisi lensa dan intergritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab subluksasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak hipermatur.

Kemudian lakukan pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium pada katarak  senilis. Selain itu, pemeriksaan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari intergritas bagian belakang harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat menilai gangguan penglihatan.

H. Penatalaksanaan

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh.

(11)

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari  bertahuntahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno

hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung  pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler 

cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak  yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.

1. Intra Capsular Cataract Extraction ( ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama

 populer.ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan perdarahan.

2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE )

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular   posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan

dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk 

mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya

(12)

3. Phacoemulsification

Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal

lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya

mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan

sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.

4. SICS

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik   pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat

sembuh dan murah.

5. YAG Laser

Melubangi kapsul posterior sehingga terdapat lubang. Prosedur ini kerjanya cepat dan tidak sakit. Indikasi: Opasifikasi kapsul posterior pada katarak sekunder, Perifer  Iridotomy pada penderita glaukoma sudut tertutup akut, pan retinal

(13)

Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita memerlukan lensa  pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan cara sebagai berikut:

a. Kacamata afakia yang tebal lensanya  b. Lensa kontak 

c. Lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata pada saat  pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat.

Kekuatan implan lensa intraokuler yang akan digunakan dalam operasi dihitung sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan kelengkungan kornea.

Pasca operasi, pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode phacoemulsification. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka  pasien membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan

kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa intraokuler multifokal, lensa intraokuler yang dapat berakomodasi sedang dalam tahap pengembangan.

(14)

Perawatan pasca bedah

Jika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya lebih  pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk   bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat

selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan. Matanya dapat dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya dilindungi pakai

kacamata atau dengan pelindung seharian. Kacamata sementara dapat digunakan  beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien dapat melihat dengan baik melui

lensa intraokuler sambil menantikan kacamata permanen ( Biasanya 6-8 minggu setelah operasi ). Selain itu juga akan diberikan obat untuk :

- Mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul benerapa jam setelah hilangnya kerja bius yang digunakan saat pembedahan.

- Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak  sempurna.

- Obat tetes mata steroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk  mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.

- Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah. Hal yang boleh dilakukan antara lain :

- Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan - Melakukan pekerjaan yang tidak berat

- Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat kaki keatas. Yang tidak boleh dilakukan antara lain :

- Jangan menggosok mata

- Jangan menggendong yang berat

- Jangan membaca yang berlebihan dari biasanya - Jangan mengedan keras sewaktu buang air besar  - Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah

I. Komplikasi

(15)

Edema kornea, COA dangkal, ruptur kapsul posterior, pendarahan atau efusi

suprakoroid, pendarahan suprakoroid ekspulsif, disrupsi vitreus, incacerata kedalam luka serta retinal light toxicity.

2. Komplikasi dini pasca operatif 

- COA dangkal karena kebocoran luka dan tidak seimbangnya antara cairan yang keluar  dan masuk, adanya pelepasan koroid, block pupil dan siliar, edema stroma dan epitel, hipotonus, brown-McLean syndrome (edema kornea perifer dengan daerah sentral yang bersih paling sering)

- Ruptur kapsul posterior, yang mengakibatkan prolaps vitreus

- Prolaps iris, umumnya disebabkan karena penjahitan luka insisi yang tidak adekuat yang dapat menimbulkan komplikasi seperti penyembuhan luka yang tidak sempurna, astigmatismus, uveitis anterior kronik dan endoftalmitis.

- Pendarahan, yang biasa terjadi bila iris robek saat melakukan insisi

3. Komplikasi lambat pasca operatif  - Ablasio retina

- Endoftalmitis kronik yang timbul karena organissme dengan virulensi rendah yang terperangkap dalam kantong kapsuler 

- Post kapsul kapacity, yang terjadi karena kapsul posterior lemah Malformasi lensa intraokuler, jarang terjadi

J. Prognosis

Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.

K. Pencegahan

Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis ialah oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung terhadap sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata gelap, dan sebagainya.

(16)

Pemberian intake antioksidan seperti vitamin A, C, dan E secara teori bermanfaat (Wikipedia,2010).

BAB III KESIMPULAN

(17)

Katarak senilis adalah semua kekeruhan pada lensa yang terdapat pada usia lanjut yaitu usia diatas 50 tahun.

Penyebab terjadinya katarak senilis adalah karena proses degeneratif. Selain itu katarak  senilis juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya penyakit metabolik, trauma, serta paparan sinar ultraviolet.

Katarak senilis secara klinis dibedakan menjadi 4 stadium yaitu stadium insipien, intumesen, imatur, matur, hipermatur, dan morgagni. Gejala umum gangguan katarak meliputi  penglihatan tidak jelas seperti terdapat kabut yang menghalangi, silau, dapat terjadi

 penglihatan ganda pada 1 mata, memerlukan pencahayaan yang baik untuk dapat membaca, lensa mata berubah menjadi buram.

Pengobatan pada katarak adalah operasi. Untuk menentukan kapan katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan. Apabila dibiarkan, katarak akan

menimbulkan gangguan penglihatan dan komplikasi seperti glaukoma, uveitis, dan kerusakan retina.

Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis disebabkan oleh faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung terhadap sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata gelap dan sebagainya, pemberian intake antioksidan seperti vitamin A, C, dan E secara teori bermanfaat.

Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.

(18)

Anonim. 2010. Cataract . Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Cataract , tanggal 5 Januari 2012.

Ilham. 2006. Epidemiologi Katarak . Diakses dari

http://www.scribd.com/doc/20283414/EPIDEMIOLOGI-KATARAK , tanggal 5 Januari 2012.

Ilyas, S. 2005. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. FKUI: Jakarta.

Ocampo, V.V.D. 2009. Cataract, Senile: Differential Diagnosis and Workup. Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview , tanggal 5 Januari 2012

Razi. 2011. Katarak Senilis. Diakses dari

http://razimaulana.wordpress.com/2011/03/24/katarak-senilis/ , tanggal 5 Januari 2012.

Said. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak Senilis. Diakses dari http://alfinzone.files.wordpress.com/2010/12/patologi-pada-katarak1.pdf , tanggal

5 Januari 2012.

Suryasaputra, Wahyu. 2010. Katarak Senilis. Diakses dari

http://www.scribd.com/doc/66664997/Referat-Katarak-Senilis-Wahyu-Suryasaputra , tanggal 5 Januari 2012.

Gambar

Tabel Perbedaan Stadium Katarak 

Referensi

Dokumen terkait

Nilai bobot yang dihasilkan pada perhitungan Fuzzy AHP ini mengindikasikan tingkat kepentingan dari setiap kriteria penilaian kinerja, dimana semakin besar bobot yang

bahwa dengan berlakunya bahwa dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai

Pengaruh Ekstrak Etanol Tali Putri (Cassytha filiformis L.) terhadap Fungsi Hati Mencit Putih Jantan.. Padang : Fakultas Farmasi

Pengobatan secara tradisional masih tetap berlangsung di desa ini yaitu terdapat dukun kampung yang biasa membantu dalam kegiatan melahirkan dan melakukan

Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang diterapkan untuk dipelajari dan ditarik

Terdapat dua sumber cahaya yang dikeluarkan oleh ikan dan keduanya terdapat pada kulit, yaitu warna yang dikeluarkan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan ikan dan cahaya

a Sebelum proses penarikan konduktor dan ground wire dilaksanakan, harus di cek terlebih dahulu seluruh jalur yang akan dilalui pekerjaan stringing apakah telah aman, terutama