• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOPERASIAN PESAWAT UAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGOPERASIAN PESAWAT UAP"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Ketel uap atau pesawat uap adalah suatu pesawat pembangkit uap, yang pemakaian uap sebagai tenaga penggerak, telah dilakukan pada tahun 1960 oleh seorang bangsa Inggris.

Didalam orang yang pertama membuat suatu instalasi uap yang terdiri dari Ketel Uap dan Mesin Uap dimana ketel uap digunakan untuk mengubah air menjadi uap dan uap yang terjadi selanjutnya dialirkan mesin Uap.

Tenaga yang terkandung didalam uap diubah menjadi tenaga penggerak didalam Mesin uap.

Diabad modern ini sesuai dengan kemajuan teknik dan teknologi, penggunaan ketel uap untuk bidang industri atau perusahaan makin meningkat jumlahnya menghasilkan cara pengoperasian yang telah mudah dan menghasilkan uap lebih cepat, yang dilengkapi peralatan elektronis, bekerja secara otomatis.

Walaupun kerja uap secara otomatis, nanum alat – alat pengatur tersebut dibuat oleh manusia dan karena pemakaiannya akan menjadi rusak.

Oleh karena itu ketel uap atau pesawat uap selain merupakan bagian yang penting dalam proses produksinya, dalam pengoperasiannya mempunyai tingkat bahaya tinggi karena dapat menimbulkan peledakan.

Akibat terjadinya kecelakaan atau peledakan ketel uap atau pesawat uap dapat menimbulkan korban jiwa manusia, karena menimbulkan peledak.

(2)

atau pesawat uap harus mentaati ketentuan – ketentuan yang harus dipenuhi oleh setiap pemakai ketel uap atau pesawat uap termasuk cara pelayanan atau mengoperasikan pesawatnya.

Upaya yang menunjang kecelakaan pelaksanaan tugas pengawasan oleh para pegawai pengawas atau ahli keselamatan dan kesehatan kerja bidang Uap, maka diselenggarakan kursus – kursus Operator Pesawat Uap sebagai realisasi dan syarat - syarat operator pesawat uap sesuai pasal 39 ayat ( 3 ) peraturan uap tahun 1930.

(3)

BAB II

CARA PENGOPERASIAN PESAWAT UAP

I. PETUNJUK – PETUNJUK PERSIAPAN PENGOPERASIAN.Sebelum ketel – ketel uap dioperasikan

a. Untuk ketel – ketel uap baru atau lama berselang tidak dipakai dan atau telah selesai dibersihkan maupun selesai direparasi, maka sebelum lobang orang atau lobang – lobang pemeriksaan ditutup rapat, terlebih dahulu harus diperiksa bahwa didalam ketel uap yang bersangkutan tidak boleh ada alat atau perkakas antara lain : palu, pahat benda – benda lain yang dipergunakan pada waktu ketel uap dibersihkan atau direparasi.

b. Khusus bagi ketel – ketel uap baru, laksanakanlah ketentuan – ketentuan persiapan berdasarkan buku petunjuk cara mengoperasikan ketel uap yang diberikan oleh pabrik pembuat ketel uap sebelum ketel uapnya dioperasikan.

c. Untuk penyalakan api, harus dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat terutama bagi ketel yang menggunakan bahan bakar minyak atau gas.

Dengan keterlambatan mengalahkan bahan bakar minyak atau gas, maka akan terjadi letupan diruang pembakaran dan dapur. Letupan tersebut dapat terjadi karena didalam ruang pembakaran terjadi akumulator gas atau minyak yang luar atau mengalir dari ujung alat pembakar ( brander ) sehingga kandungan kadar minyak atau gas yang dicampur dengan udara pembakaran bisa terjadi letupan bila ada api.

(4)

d. Perhatikan dan periksa keadaan kran pembuangan atau blow off valve, gelas pedoman air ( glass mater gauge ), kran dan katup pengisi air ( gate valve dan nonreturn ) apakah alat - alat tersebut keadaannya masih baik dan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. e. Pengisian air kedalam ketel uap harus dilakukan sedemikian

rupa sehingga pada saat kerja tertinggi, untuk terjadinya penguapan telah dicapai, permukaan air ( water lever ) selalu berada pada batasan normal.

Tingkat pemasukan air ( nonreaturn valve ) harus dapat menutup dengan baik.

Pompa air pengisi utama harus selalu dapat bekerja dengan baik dan mempunyai kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan air yang diperlukan untuk ketel uapnya.

Harus selalu diusahakan agar didalam ketel uap tidak terjadi kekurangan air dengan selalu memperhatikan permukaan air pada gelas pedoman air.

Bila air dalam ketel uap turun sampai melewati batas air terendah, maka hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan ketel ketel uap karena logamnya menjadi terlalu panas dan bila suhu bahan telah dilampaui kemungkinan ketel uap tersebut meledak.

f. Untuk mengetahui dan meyakinkan bahwa kran cabang tiga tidak dalam keadaan menutup dilakukan dengan cara mengecek salurannya yang menuju pedoman tekanan ( pressure gauge ).

Kran cabang tersebut harus dihubungkan keruang uap dari ketel uap, dengan memakai pipa lengkung berisi air, agar supaya pedoman tekanan tersebut tidak rusak terkena uap yang panas dan menjamin kepekaan.

(5)

g. Tingkap pengaman harus diperiksa untuk mengetahui apakah kondisinya masih baik dan dapat bekerja baik. Periksalah secara praktis saja dengan jalan menarik tali / rantai pengecek / pencoba tingkap pengaman.

Penarikan tersebut hendaknya dilakukan berkali-kali agar tingkapnya dapat duduk dengan baik di tempat dudukan dan menghilangkan kemungkinan adanya kotoran yang menempel padanya.

h. Tingkap dari penutup uap induk harus diperiksa sebagaimana mestinya. Tingkapnya dibuka ( diangkat ) dan kemudian tutuplah kembali. Lakukan hal itu berulangkali sampai tingkap tersebut terpasang pada tempat dudukannya dengan baik, mudah dibuka dan ditutup serta keadaanya benar-benar bersih.

Apabila sebagai bahan bakarnya dipakai batu arang, cara peletakan batu arang tersebut pada sarangnya (kisi– kisinya) pada pertama kali lapisannya harus tipis-tipis saja agar dengan mudah dapat dinyalakan dengan kecil-kecil saja.

i. Untuk penyalaan pertama dapat juga dipergunakan kayu kering atau bahan-bahan lainnya yang mudah dapat menyala. Tetapi harus diingat pula janganlah sekali-kali untuk penyalaan itu dipergunakan bahan-bahan penyala yang dapat menimbulkan asap atau peledakan-peledakan. Apabila bahan bakar yang dipergunakan berupa bubuk ( serbuk ) batubara, minyak atau gas, maka sebelum dilakukan penyalaan pertama, terlebih dahulu harus diadakan pemeriksaan apakah pelat pengatur pemasukan dan pengeluaran udara bagian belakang sudah dibuka.

Hal ini diperlukan untuk menyalakan bahan bakar dengan mudah.

(6)

j. Apabila yang dipakai sebagai bahan bakar berupa minyak dengan sistem yang baru atau instalasi ketel uap telah selesai diservice tetapi sudah lama berselang baru akan dijalankan, maka terlebih dahulu ketel uap tersebut harus dibersihkan sebaik-baiknya. Alat penarik dari pengatur udara harus diuji ( dicoba ditarik-tarik ) sampai pelat pengatur pemasukan dan pengeluaran udara dapat membuka dan menutup dengan baik. Juga jangan sampai dilupakan, ujung-ujung lubang pengabut brander harus dibersihkan dari semua kotoran yang mungkin melekat padanya agar tidak terjadi gangguan-gangguan dalam pemakaiannya. Kotoran-kotoran dapat menyumbat lubang minyak atau lubang-lubang udara pada ujung brander.

Jika brander tersebut untuk penghembusannya ( pengabutan ) menggunakan udara bertekanan, untuk pembersihan saluran minyaknya dihembus dengan udara ( dipompa ). Setelah brander tersebut benar-benar bersih ( terutama saluran minyak dan ujung brandernya ) pasanglah kembali penyetelan serta stellah brander dengan sebaik-baiknya.

Kemudian recording angin ( udara ) harus dicek untuk mengetahui apakah tekanan udara telah sesuai sebagaimana diperlukan.

Penjelasan : tekanan udara pada cerobong harus lebih kecil dari pada tekanan didalam dapurnya tetapi perbedaanya tidak boleh terlalu besar ( ada ketentuannya ).

Bila brender sudah dapat bekerja dengan baik dengan dicoba beberapa kali, kemudian kran brander ( throttle valves ) ditutup kembali.

(7)

Koil uap untuk pemanasan minyak harus selalu diperiksa dan diuji untuk mengetahui kemungkinan adanya bocoran pada pipa minyak pada kerja minyak tertinggi.

Caranya adalah sbb : kran pemasukan uap ( steam inlet ) ke koil uap ditutup dan kran pembuang uap ( out let ) dibuka selama + 15 menit.

Kemudian kran pemasukan uap dibuka dan kran pembuangan juga dibuka. Uap dari koil uap selanjutnya ditampung / dimasukkan dalam condensat uap itu akan mengembun.

Pada endapan embun dapat diketahui, bila padanya tidak terdapat minyak berarti koil uap tidak bocor. Tetapi bila terdapat minyak berarti koil uap yang bocor. Selanjutnya koil uap harus segera direparasi.

k. Bila pada instalasi ketel uap terdapat minyak yang berhambur-hamburan terutama bila minyak itu terdapat pada lorong api maupun ruang nyala, hal ini harus segera dibersihkan sebab minyak tersebut selain dapat menimbulkan gas-gas yang dapat menimbulkan peletupan juga bisa menimbulkan pemanasan setempat ( over heating ) bila ketel uapnya dijalankan.

Untuk keperluan ventilasi guna menjamin pekerja yang melakukan pembersihan-pembersihan dalam ketel uap / dalam tembokan, pelat-pelat pengatur udara ( demper ) serta lobang-lobang pemeriksaan lainnya harus dibuka selebar mungkin.

Sebaiknya pembersihan tersebut dilakukan paling sedikit oleh dua orang dimana salah satu berada pada lobang pemeriksaan. Diminta agar selama dalam ketel uap tidak diperkenankan merokok.

(8)

l. Apabila uap dari ketel uap untuk pompa minyak dan brander tidak mencukupi ( turun ), untuk menaikkan uap kembali dapat dilakukan dengan jalan mengganti bahan bakar minyak dengan bahan bakar kayu sampai uap dalam ketel uap mencukupi sebagaimana mestinya ( sementara ).

Tangki minyak harus diperiksa dan apabila pada minyak tersebut terdapat air, dengan segera air tersebut harus dikeluarkan dari dalam tangki. Perlu diadakan suatu pemeriksaan terhadap minyak bakar yang melalui pompa, apakah ia telah cukup panas dan ready for use sebelum dialirkan ke brander. Tingkap baliknya pun perlu dicek pula untuk mengetahui apakah ia dapat bekerja ( membuka ) dengan baik.

Kemudian kran dari pompa minyak yang untuk mengalirkan minyak ke brander dibuka. Apabila saluran minyak itu dilengkapi dengan saluran udara penekan, maka saluran udara tersebut harus terisi dengan udara. Apabila ternyata minyak bakar dapat mengalir dengan lancar dan pengabutan minyak dari brander telah baik, selanjutnya ceklah seluruh instalasi pembakaran minyak beserta alat perlengkapannya untuk mengetahui adanya bocoran-bocoran yang tidak diinginkan.

m. Apabila untuk penyalaan pertama digunakan busi peletik api, caranya ialah busi tersebut dipasang didepan topbrander dan kran saluran minyak pada brander dibuka.

Bersama dengan itu perlu pula diadakan persiapan-persiapan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya peletupan – peletupan dari penyalaan tersebut.

Kemungkinan bisa terjadi obornya mati sebelum minyaknya menyala, bila hal tersebut terjadi, kran saluran minyak pada brender harus segera ditutup. Kemudian busi dinyalakan kembali.

(9)

Bila terjadi berkali-kali brander mati, untuk penyalaan berikutnya harus hati – hati sebab didalam dapur mungkin terdapat gas yang mengandung kabar minyak tertentu yang dapat menyebabkan peletupan sewaktu busi dinyalakan.

Diusahakan pula agar minyak bakar tidak berhamburan mengenai batu-batuan ( tembokan ) menjadi panas terlebih dahulu sehingga pengembangan tembokan dan logam ketel uapnya seimbang.

Bila apinya tergesa – gesa dibesarkan kemungkinan tembokannya akan retak – retak.

n. Tujuan penyalaan pertama adalah untuk mengeringkan konstruksi baut – bautan ( tembokan ) agar menjadi bener – bener kering. Untuk ketel – ketel uap baru yang ditembok pengering tersebut harus dilakukan dalam tempo beberapa hari.

Bila suatu ketel uap dihentikan dari operasinya, pada ketel uap tersebut setiap seminggu sekali harus dipasang api ( seolah – olah ketel uap dijalankan ) tetapi secara kecil – kecil saja + 1 jam untuk memperoleh uap agar ketel uapnya tidak mengalami kerusakan dalam pemberhentian tersebut.

Hanya dalam hal – hal istimewa saja pemasangan api untuk mendapatkan uap tersebut diperolehkan dalam tempo hanya + 1 ½ jam saja ( misal ketel – ketel uap pipa air ).

o. Sewaktu air dalam ketel telah panas, periksalah “level air” pada gelas penduga dengan mengecek melalui krancis-krancis serta kran semburnya, untuk meyakinkan apakah permukaan yang ditujukan oleh gelas penduga sudah bener dan untuk mengecek kemungkinan adanya bocoran – bocoran uap bila terlihat ada uap yang keluar melalui krancis-krancis.

(10)

( tembokan ) sudah cukup kering pada ketel uapnya bisa dimulai dilakukan pemanasan ( pembakaran ) secara pelan – pelan dahulu

Beberapa waktu mungkin akan diperlukan untuk menghilangkan kelembaban – pelembaban dalam dapurnya. Pembesaran apinya harus dilakukan tingkat demi tingkat.

Dalam proses pembuat uap selanjutnya, terutama pada ketel – ketel uap dimana sirkulasi airnya tidak berjalan dengan baik, harus menjadi perhatian level air harus kelihatan dengan jelas. Pada waktu tekanan kerja hampir dicapai dan ketel uapnya belum dihubungkan untuk bekerja, air dalam ketel boleh dikeluarkan bila mana diperlukan sampai pada level yang diinginkan. Tingkat pengaman harus dicoba dengan tangan untuk menghindari terjadinya kemacetan sewaktu tekanan kerja tertinggal yang diizinkan dicapai.

Pada ketel – ketel uap tekanan tinggi tingkat pengamannya kemungkinan harus sudah dapat bekerja dengan baik sebelum tekanan kerja maksimum dicapai.

 Penyambungan ketel uap dengan instalasi.

Sebelum ketel uapnya digandengkan instalasi, terlebih dahulu kran – kran harus dibersihkan sebaik mungkin.

Selain itu juga diadakan pula pemeriksaan ( pengecekan ) kran-kran cerat dari tingkap – tingkap pengaman, header-header induk dan kran – kran cerat lainya untuk mengetahui apakah ia dapat bekerja serta lobang – lobangnya tidak tersumbat.

Setelah itu, ketel uap baru dihubungkan dengan lini uap. Bersamaan dengan itu boleh lakukan pengecekan – pengecekan lainnya yang diperlukan sampai ketel uapnya bener – bener menggandeng ( berhubungan ) dengan lini uap.

(11)

Pada umumnya lini – lini uap dan header – headernya digandengkan terlebih dahulu sebelum ketel uapnya digandengkan dengan header headernya. Cara pemasangan bisa dilakukan dengan cara injeksi. Bila kran – kran header dilengkapi dengan tingkap “ non return”, uap dari ketel uap mula – mula dialirkan lewat tingkap non return agar kran header menjadi panas.

Selanjutnya kran header dibuka lebar – lebar, dan dengan sendirinya uap dari ketel secara langsung mengalir kelini induk uap. Bila ketel uap tersebut tidak dilengkapi dengan non return valve, cara membuka kran uap induk harus pelan – pelan sampai tekanan pada lini uap induk sama dengan tekanan dalam ketel uapnya.

Cara pengaliran ( pengeluaran ) uap.

a. Bila kran uap induk berupa kran / tingkat yang dapat dibuka dan ditutup dengan sistim dua tangan, cara membuka kran tersebut harus pelan – pelan untuk menghindari agar tidak ada air yang terbawa oleh uap. Disamping itu tingkap dekat header ( sebelum header ) harus dibuka pula. Bila tekanan pada headernya hampir sama dengan tekanan dalam ketel uapnya, kran uap induk ( main valve ) baru dibuka lebar – lebar.

b. Untuk instalasi yang diperlengkapi dengan kran yang cara membuka / menutup dengan sistim satu tangan serta satu rangkaian stop dan check valve yang dipasang didepan dan dekat header, cara membuka kran-kran tersebut harus pelan – pelan agar jumlah uap yang masuk ke brender tidak terlampau banyak.

Bila antara ketel uap dan header terdapat perbedaan tekanan sekitar 10 lbs / sqin s/d 50 lbs/sqin rangkaian stop dan check valve harus disetel ( disesuaikan ) sampai check valve terbuka cukup.

(12)

Bila header telah terisi penuh akan diketahui pula berapa tekanan uap dalam headernya.

Dengan melihat tekanan uap penuh dalam headernya secara otomatis dapat diketahui sampai dimana kerja tingkap pengecheck ( check valve ) pada penggandengan tersebut.

c. Bila instalasi tingkap pengechecknya diperlengkapi dengan pelayanan sistim satu tangan dan satu lagi dengan otomatis “ non return check valve“, cara membuka tingkap dengan pelayanan sistim satu tangan harus pelan – pelan ( tingkap demi tingkat ) sampai tekanan dalam main header menunjukkan 10 s/d 50 lbs / sqin )

d. Untuk ketel uap yang tidak disambung / dilengkapi dengan header uap, drip – drip pada lini – lini uap dibuka dan sebaiknya tekanan uap dalam ketel uap dan lini – lini uap dalam saat yang sama dibuat sama besarnya.

e. Bila pada ketel uap tersebut terapat dua lini uap induk, pada kedua lini uap tersebut berlaku ketentuan – ketentuan / cara – cara pelayanan yang sama sebagaimana dijelaskan pada tersebut diatas.

2. Perawatan / pelayanan dalam pemakaian ketel uap.

Pembakaran

Dalam pelayanan ketel uap harus selalu diusahakan agar pengupakannya dapat dilaksanakan secara merata itu merupakan penyusunan dengan tujuan ekonominya, dengan jalan menjauhkan dari ekses – ekses pembakaran atau variasi suhu – suhu yang tidak diinginkan serta peledakan – peledakan gas yang kemungkinan bisa terjadi dalam pengupakannya.

(13)

Pada ketel – ketel uap dimana sebagai bahan bakarnya dipergunakan minyak atau gas, pada lorong / dapur apinya dimana akan dilakukan pembongkaran harus ada lobang ventilasi. Sebelum ketel uap tersebut dijalankan ( apinya dinyalakan ) harus diadakan ventilasi seperlunya, guna mengurangi terjadinya pelentupan – pelentupan sewaktu penyalaan pertama atau penyalaan kembali setelah brandernya mati atau dimatikan.

Pembersih dapur api

Agar mendapatkan pembakaran yang baik bila perlu bara / yang sedang menyala boleh dibersihkan. Tetapi pembersihan tersebut sebaiknya dilakukan dalam waktu – waktu tertentu. Bagi ketel uap yang bekerja pada siang hari hal itu sebaiknya dilakukan pada pagi hari saja sebelum produksi uapnya mencapai produksi tertinggi ( maksimum ).

Hindarkan terjadinya lobang – lobang pada bara api serta penurunan pembakaran secara mendadak.

Pembersihan bara api dengan tangan dimana pintu dapur harus dibuka hanya boleh dilakukan secara terbatas saja ( bila sangat perlu )

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari agar udara dingin jangan masuk kedalam dapur sebab udara dingin tersebut selain mempengaruhi proses pembuatan uap juga dapat berpengaruh buruk pada logam dinding ketel uap.

Pelayanan api

Apabila nyala api kurang baik serta suhu dalam dapur menurun, periksalah apakah udara pembakaran yang masuk sudah cukup baik. Pengecekan udara pembakaran sangat diperlukan, guna menyesuaikan acumulasi dari pembakaran gas – gas agar sesuai dengan keperluan untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna.

(14)

Batas – batas air terendah dalam ketel.

a. Kedudukan permukaan air yang terbaik adalah selalu rata sewaktu ketel uapnya sedang dioperasikan.

Dijaga agar permukaan air dalam ketel tidak bergejolak naik atau turun. Isi air dalam ketel uap tetap menjadi tanggung jawab Boiler operator meskipun telah ada alat – alat pengaturan yang bekerja secara otomatis yang dipasang pada ketel uapnya.

b. Setiap akan mengoperasikan suatu ketel uap, kewajiban pertama dari seorang Boiler Operator adalah melakukan pemeriksaan saluran gas pedoman air ( glass water gauge ), apakah saluran penghubung uap dan air antara gelas pedoman dengan ketel uapnya telah benar – benar tersambung dan ini dapat dipastikan dengan membuka kran sembur ( drain tap ) , sampai air keluar.

Bila permukaan air turun kemudian kembali pada permukaan semula, berarti saluran gelas pedoman air telah berhubungan dengan ketel uap tersebut.

Selain gelas pedoman air, bila ketel uap tersebut dilengkapi dengan kran coba ( gage cocks ), maka ceklah air dalam ketel melalui kran – kran coba tersebut.

Hal – hal tersebut diatas sebaiknya dilakukan juga pada setiap penggatian shift, pada waktu terjadi foaming, priming dan pada saat terjadinya gangguan pada waktu memasukkan air kedalam ketel uapnya.

Demikian pula pada waktu setelah diadakan penggantian gelas pedoman dari ketel uap tersebut.

(15)

c. Pada tempat – tempat dimana gelas pedoman dipasang harus diberi penerangan yang cukup dan gelas pedoman harus dapat dilihat dengan jelas dari tempat melayani ketel uapnya.

Untuk menjamin keselamatan sedekat mungkin atau pada gelas pedomannya sendiri harus diiberi tanda strip merah pada batas air terendah yang diijinkan.

Jangan membiarkan adanya kebocoran pada sambungan gelas pedoman maupun pada kran – kran karena bila hal ini terjadi, dapat mengakibatkan kesalahan penunjukan pada pedoman tekanan ( pressure gauge )

Ujung dari pada penyalur karena sembur ( draintap ) pada gelas pedoman harus selalu dijaga dan diperiksa agar lubangnya tidak tersumbat.

d. Perlu diketahui dan telah dirasakan dalam praktek bawah dengan pemasukan air kedalam ketel uap pada saat proses pembuatan uap sedang terjadi, hal ini tidak akan bisa menurunkan tekanan uap, dan hal tersebut dapat menyebabkan bekerjanya ketel akan terganggu.

Meskipun demikian, pemasukan air kedalam ketel uap tetap harus dilaksanakan tetapi dengan hati – hati sekali secara perlahan – lahan dan bila mungkin diusahakan produksi uapnya menurun.

Jangan sekali – kali memasukkan ketel uap dengan maksud untuk meyesuaikan, membuka tingkap pengaman ( Safety valve ), menyetel kran pengeluaran uap, atau melakukan perubahan tegangan – tegangan secara dikejutkan terjadinya pada ketel uapnya.

Tentukan hal – hal yang menyebabkan ketel uap tersebut menjadi kekurangan air sebelum ketel uap dijalankan kembali. Mungkin ini terjadi disebabkan oleh hal-hal lain, misalnya terjadi pemasangan lebih ( over heating ).

(16)

e. Apabila pada suatu saat pompa – pompa air memerlukan tenaga yang besar, harus diadakan pengecekan pada instalasi penyalur airnya. Periksalah / ceklah lini – lini penyalur air beserta kran – krannya mungkin ada hambatan – hambatan atau tersebut oleh kerak – kerak / kotoran – kotoran.

Pembersihan terhadap foaming dan priming.

Apabila terjadi pembuihan yang hebat, lobang dari kran uap induk ( main steam valve ) lobang penyalurannya dikecilkan atau ditutup sama sekali. Kemudian diadakan pemeriksaan ( pengecekan ), dimana letak permukaan air yang sebenarnya. Kalau letaknya cukup tinggi terhadap batas normal dapat segera dilakukan blow down.

Hal tersebut perlu dilakukan berkali – kali secara terus menerus selama masih terjadi pembuihan dan nyala apinya segera dikecilkan.

Setelah pembersihan ( blow down ) dilakukan secukupnya, kemudian dilakukan pemasukan air baru kedalam ketel uapnya.

Periksalah tingkap – tingkap pengaman atau tingkap – tingkap lainnya, penghubung – penghubung pedoman tekanan ( manometer ), gelas pedoman air dan bagian atau perlengkapan – perlengkapan lainnya untuk mengetahui kemungkinan adanya kecepatan – kecepatan pada salurannya.

Kemungkinan diadakan penelitian sebab musabab terjadinya pembuihan tersebut.

Minyak dalam ketel uap.

Sangat tidak dibenarkan apabila pada air dalam ketel uap atau pemanas – pemanas air terdapat minyak, lebih – lebih kalau sampai terlihat pada gelas pedoman. Apabila minyak tersebut hanya sedikit, dapat dikeluarkan cukup dengan menggunakan drain tap.

(17)

Tetapi apabila minyak tersebut agak banyak, untuk pembersihnya harus menggunakan cara – cara lain.

Pengolahan air pengisi ketel uap.

Untuk mengolah air pengisi harus diperhatikan benar – benar petunjuk – petunjuk ( direction – direction ) dari instalasi pengolahannya, baik cara maupun bahan – bahannya jangan sekali – kali mencoba instalasi pengolahan tersebut dengan bahan – bahan buatan tersendiri ( yang dimaksud instalasi pengolahan disini adalah treathing instalasi )

Pengurasan ( blow down ) ketel uap

a. Pengurasan harus diadakan setiap 24 jam sekali, dengan jalan membuka kran pembuang selebar – lebarnya kemudian segera ditutup kembali. Kecuali ada keterangan – keterangan / peraturan – peraturan lain yang menentukan tentang penentuan secara kimia atau cara – cara ilmiah lainnya.

Blow down tersebut sebaiknya dilakukan pada waktu produksi uapnya sedang dalam keadaan seminimal mungkin. Apabila ketel uap diperlengkapi dengan kran pembuangan dengan kran atau tingkap buku cepat yang dipasang pada sambungan blow down, pelaksanaan pengurasan ( blow down ) dilakukan sebagai berikut :

Mula –mula yang dibuka kran atau tingkap buka cepatnya, kemudian baru membuka kran pembuangannya.

Sebaliknya bila menutup, yang ditutup lebih dahulu kran pembuangan kemudian disusul kran buka cepat.

Apabila pada suatu saat ketel uap memerlukan pengurasan ( blow down ) yang banyak, mula – mula kran buka cepat dibuka sampai permukaan air dalam gelas pedoman terlihat turun ½ inchi dibawah tinggi semula.

(18)

pengurasan hal – hal lain dari ketel uapnya dalam keadaan tidak terkontrol ( perhatian ditujukan pada pengurasan ).

Untuk menjaga agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan sebaiknya ditunjuk seorang operator yang ditugaskan secara khusus untuk mengawasi secara terus menerus permukaan air dalam ketel uap serta bila perlu ( ada sesuatu ) yang harus, memberitahukan kepada operator lainnya dengan bunyi – bunyian atau isyarat.

Kebocoran – kebocoran

Apabila pada ketel uap / bagian – bagian serta alat – alat perlengkapannya terjadi kebocoran ( baik kebocoran itu kecil maupun besar ) harus segera diperiksa sampai dimana itu terjadi dan segera dilaporkan kepada atasannya disamping itu sedapat mungkin mengadakan pembetulan seperlunya.

Untuk hal – hal yang berbahaya umpama pada sambungan – sambungan untuk selanjutnya dilaporkan kepada atasannya untuk selanjutnya dilaporkan kepada Boiler inspektur.

Apabila kebocoran tersebut dipandang membahayakan dan untuk itu ketel uap atau apinya dimatikan, sebaiknya air pengisi ketel uap tersebut dialihkan ke ketel uap lainnya. Bagi ketel uap yang dimatikan tersebut berada dalam tembokan penutupan kran air pengisi pada ketel uapnya hanya boleh dilakukan apabila pasangan batunya ( tembokan ) yang panas sudah menjadi cukup dingin untuk mencegah terjadinya kerusakan ketel uap ( akibat adanya penurunan suhu yang mendadak ).

(19)

Reparasi / pembetulan ketel

Reparasi / pembetulan ketel uap hanya boleh dilakukan apabila telah ada izin dari yang berwenang ( gambar rencana reparasinya telah disetujui / disahkan oleh D.B.N.K.K & Hyperkes) pelaksanaan reparasi tersebut harus sesuai dengan gambar rencana yang telah disahkan.

Pembersihan jelaga dan debu.

a. Apabila untuk pembersihan jelaga / kotoran pada pipa – pipa bila digunakan uap atau angin, maka uap atau angin yang digunakan harus cukup kering. Untuk pembersihan jelaga dapat juga digunakan alat – alat mekanis, tetapi alat – alat tidak boleh yang terlalu tajam agar logamnya tidak rusak / cacat.

b. Apabila abu ditempat abu telah bertumpuk, angkatlah dan buanglah abu tersebut dari dalam ketel uapnya. Jangan sekali – kali membiarkan dan menumpuk abu tersebut disisi sarangan pembersihkan abu tersebut dengan air karena dapat merusak bagian – bagian logamnya.

c. Apabila untuk pembersihan atau pembuangan abu dilakukan dengan semburan angin, periksalah dahulu apakah pintu eksposifnya keadaannya baik dan dapat bekerja dengan baik. Bila untuk membersihkan dipergunakan semburan uap, operator berkewajiban memberitahukan hal itu kepada teman – temannya sebelum dilakukan pembersihan.

Hal tersebut dimaksudkan agar mereka mengetahui sebelumnya, apabila nantinya terjadi abu – abu yang panas berhamburan ke luar. Adakan penjagaan sebaik mungkin di belakang pintu dapur untuk menghadapi terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan

(20)

TIDAK DIPAKAI

q. Pemberhentian ketel uap ( cutting out ) dari bekerjanya.

Langkah pertama dalam menghentikan ketel uap ialah menghentikan pemasukkan bahan bakarnya, sedang pembakaran dibiarkan saja dahulu, sampai bahan bakar yang sudah berada dalam dapurnya terbakar habis.

Kemungkinan ketel uap tersebut didinginkan secara perlahan – lahan sesuai dengan kondisi operasi dari ketel uapnya.

Setelah ketel uap berhenti tutuplah kran uap induk. Apabila kran tersebut mempunyai tingkap kombinasi dimana salah satu dari kran tersebut cara membukanya dengan sistim kombinasi tingkap stop dan tingkap pengecek, jagalah agar cakram tingkapnya tidak meleset dari dudukannya.

Setelah itu aturlah tingkap balik serta air serta pengisi ketel tersebut sedemikian rupa sehingga tidak timbul hal – hal yang tidak diinginkan. Bila dipakai 2 tingkap stop, bukalah drain – drain diantara dua tingkap tersebut, sampai keadaannya benar – benar baik.

Bila diperlukan dan memang ketel uap yang bersangkutan diperlengkapi dengan alat –alat penyembur uap, semburlah jelaga – jelaga yang melekat pada pipa-pipa sebelum apinya mati atau selagi pipa-pipa sebelum apinya mati atau selagi pipa – pipanya masih dalam keadaan panas.

r. Pengeluaran ( pengosongan ) air dari ketel uap.

Pehatikanlah dengan sebaik – baiknya pada saat mendinginkan ketel uap dan harus diusahakan agar pendinginan tersebut secara pelan saja. Jika tekanan uap dalam ketel uap tersebut sudah tidak ada, bukalah salah satu lobang dibagian ruangan uap agar dalam ketel uapnya tidak terjadi kehampaan.

(21)

Setelah ketel uapnya benar – benar dingin barulah air dikeluarkan dari dalam ketel atau dikosongkan.

Hal ini untuk menjaga agar kerak – kerak ketel tidak melekat pada pipa – pipanya sehingga tidak akan terjadi kebocoran – kebocoran ditempat sambungan.

Apabila ketel uap tersebut berhubungan ketel – ketel uap lainnya yang sedang bekerja dan bertekanan ( battery ketel ), harus berhati – hati sekali dan yakinkanlah bahwa yang dibuka hanyalah kran pembuang dari ketel yang bersangkutan ( yang dihentikan ). Setelah pengosongan ketel uap tersebut selesai, tutuplah lobang permukaan yang sekiranya diperlukan boleh dibuka.

s. Pembersihan ketel uap.

 Crew pembersih ketel uap harus selalu berhati – hati sewaktu akan menunaikan tugasnya.

Sebaliknya pembersih hanya dilakukan bilamana ketel uapnya sudah benar-benar dingin.

Seorang crew pembersih ketel uap setelah diadakan pemeriksaan dan diyakini benar – benar bahwa dalam drum atau badan ketel uap tersedia ventilasi yang baik dan tidak terdapat gas – gas yang mudah terbakar atau meletup atau gas – gas lainnya yang berbahaya. Apabila dikarenakan oleh suatu hal crew pembersih harus masuk kedalam ketel uap atau bagian – bagian lainnya jangan sampai kepanasan akibat akumulasi debu bahan bakar yang masih agak panas.

 Sebelum memasuki drum atau badan ketel uap, terlebih dahulu harus mengadakan pemeriksaan terhadap kran – kran pembuang, kran uap induk dan kran dari pompa pengisi, untuk meyakinkan apakah alat – alat tersebut sudah menutup dengan baik.

(22)

PENGOPERASIAN

PESAWAT UAP

0.1. 22

Tentukanlah methode – methode untuk memasuki ketel uap serta adakanlah persiapan – persiapan untuk lebih aman lagi, semua kran pembuang dan ketel-ketel uap lain ( yang bersambungan dengan ketel yang dibersihkan atau battery ketel, harus dijaga dengan baik melalui kran pengumpul ).

Kran pengumpul yang berhubungan dengan ketel yang akan dibersihkan harus dilepas.

Bila untuk penerangannya dipergunakan lampu listrik, arus lisrik yang dipakai ( disupply ) harus arus listrik tegangan rendah ( maksimum 50 V ).

Periksalah dahulu apakah kabel-kabel masih baik dan sesuai untuk keperluan tersebut ( kabel S. R. M. L. ).

Lampunya harus dilindungi atau dipasang pada pemegang sumber cahaya. Bila untuk masuk kedalam ketel uap tersebut crew pembersih harus naik keatas ketel uap, maka sediakanlah tangga yang kuat dan diikat pada badan ketel uap agar tidak tergelincir atau terpeleset.

Setelah persiapan-persiapan tersebut di atas selesai, maka tentukanlah cara-cara pembersihan. Untuk pembersihan tersebut dilakukan dengan :

1. Mempergunakan air yang ditekan dengan jalan menyemprotkan ke bagian-bagian ketel uap.

2. Memakai alat-alat khusus dimana untuk membersihkan kerak-kerak ketel dilakukan dengan tangan atau mekanis.

(23)

Ad.1. Untuk pembersihan dengan air yang ditekan.

Terlebih dahulu baik lini uap maupun lini air serta kran pembuang yang berhubungan dengan ketel-ketel uap lain harus diputuskan hubungannya. Kemudian air dalam ketel uap dikeluarkan dan kran pembuangannya dibuka. Setelah kosong semprotlah semua kotoran yang menempel baik pada dinding ketel maupun pada pipa-pipanya. Sebaiknya untuk menyemprotkan air tersebut dengan menggunakan selang karet atau plastik.

Bilamana diperlukan pakailah perlengkapan yang menggunakan saringan.

Pembersihan ( penyemprotan ) pada pipa mendatar harus dilakukan dari bawah dan dari atas Yang terakhir dari atas ke bawah agar supaya kotoran terbawa keluar bersama air semprotan.

Diusahakan agar air bekas cucian tersebut tidak terkena tembokan yang terbuat dari batu tahan api, agar supaya dalam pemakaian nanti tidak memerlukan pengeringan kembali.

Ad.2. Untuk pembersihan dengan mempergunakan alat-alat khusus Bila pembersihan memakai perkakas-perkakas pemukul mekanis hendaknya menjadi perhatian agar pemukulan dilakukan tidak hanya setempat saja. Pemukulan tersebut tidak boleh terlalu keras dan hanya boleh dalam beberapa detik saja.

Lebih baik dengan mempergunakan rantai-rantai pembersih atau alat-alat lain yang memungkinkan tidak merusak logamnya.

(24)

 Setelah pembersihan dilakukan, terangilah semua bagian yang dibersihkan dengan lampu yang cukup terang untuk mengetahui apakah pembersihan itu telah cukup baik atau perlu diulangi lagi serta untuk mengetahui apakah tidak ada alat-alat yang tertinggal didalam ketel uap.

 Untuk ketel-ketel uap baru yang akan dijalankan untuk pertama kalinya, pembersihan ketel uap tersebut sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pemanasan ketel uap itu sendiri. Dalam hal ini air ketel uap dicampur dengan soda ash dan coustic soda.

Caranya adalah sebagai berikut :

Ketel uap diisi dengan air sampai permukaan air dalam gelas pedoman menunjukkan setengah ukuran.

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi profil objek wisata sungai hijau di Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar 3HQHOLWLDQ LQL EHUMXGXO ³ Dampak

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan dari tahap acara manyaratuih hari, makanan yang dihidangkan, alat yang digunakan untuk menghidangkan makanan adat,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi Frase Nominal

!etak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam !etak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu

Terjadinya peningkatan nilai pH media pulp pada fermentasi 5 hari dengan konsentrasi starter 8 dan 9% disebabkan karena yeast mengalami fase pertumbuhan yang

Setiap kali melakukan pengajaran di kelas mahasiswa harus mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dapat digunakan sebagai panduan dalam melakukan tatap muka

humidicola kandungan bahan organik relatif sama, sedangkan protein kasar lebih tinggi dan kandungan, NDF serta ADF lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian N ASRULLAH

Sedangkan pengawasan terhadap rodentia perlu diadakan kecuali karena mungkin kena penyakit akibat gigitan binatang tersebut yang kebetulan terinfeksi, juga karena pada tubuh