• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN. Contoh 1. Data Percakapan 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN. Contoh 1. Data Percakapan 2"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh 1. Data Percakapan 2

“Aku masak tumis bunga pepaya. Kau pasti suka kan?” Ujar Mabel tanpa melihatku. Aku mengeluarkan suara senang dan segera berlalu. Aku tidak pernah membuat Mabel-ku marah. Tidak pernah sekalipun…. (Tanah Tabu, 12)

Contoh 2. Data Percakapan 3

“Sebab di sekolah itu ada yang namanya Bapak Guru dan Bapak Kepala Sekolah, Kwee. Mereka bisa marah dan menghukum siapa saja yang tidak mematuhi peraturan.”begitu jelas Leksi ketika melihatku mencoba membuntuti langkahnya diam-diam dari belakang. (Tanah Tabu, 16)

Contoh 3. Data Percakapan 4

“Kau akan pintar membaca, menulis, dan berhitung, Nak. Dengan begitu, tidak ada lagi penjaga warung yang akan mengambil uang gula-gulamu,” ungkap Mabel manis. (Tanah Tabu, 17)

Contoh 4. Data Percakapan 11

“Kalau memang hanya itu keinginanmu, Mace, mengapa tidak kaubelikan saja rok abu-abu untukku karena aku sudah punya baju putih. Akan kupakai sekarang juga jadi kau bisa melihatku dengan bangga. Bagaimana? Aku berceloteh ringan sambil terus mengekori langkahnya dari kamar menuju dapur untuk mengambil sarapan. (Tanah Tabu, 20)

Contoh 5. Data Percakapan 25

“Semua makanan itulah yang membuatku bisa segemuk ini, walaupun hanya bisa makan keladi, sagu, ubi, atau sesekali daging kalau ada yang berpesta. Karena itu, aku akan bekerja sekeras mungkin untuk membelikanmu roti, keju, dan susu. Sabar saja, Nak. Aku akan membuatmu segemuk dia.” Lalu mata Mabel menatap Kwee dengan pandangan penuh arti. (Tanah Tabu, 35)

(2)

“Tapi harga seekor ayam sangat mahal. Seratus ribu untuk seekor ayam kampung,” gumam mace seakan ditujukan kepada dirinya sendiri. Tangannya terus sibuk mengikat sayur.

“Ampun! Sebegitu mahalkah?”

“Memang mahal dari dulu. Apalagi sekarang semua barang de1 pu2

harga naik.(Tanah Tabu, 80).

Contoh 7. Data Percakapan 187

“Kaye hanya sakit panas. Tapi kau tenang saja. Sekarang ada Mama yang mengurus di dalam. Hari ini dia mungkin tidak ke kebun.” (Tanah Tabu, 148)

Contoh 8. Data Percakapan 188

“Nanti saja kita main lagi kalau Kaye sudah sembuh. Aku yakin, besok dia pasti sudah tidak panas,” begitu janji Yosi sebelum tangis Kaye memanggilnya kembali ke dalam rumah (Tanah Tabu,m 148)

Contoh 9. Data percakapan 193

“Sudahlah, Kori! Kau ini. Hentikan cerita itu.”

“Ah, tidak-tidak! Tidak bisa, Anabel. Cucumu harus tahu sedikit tentang masa lalu neneknya.” (Tanah Tabu, 151)

Contoh 10. Data Percakapan 198

“Karena itu, Leksi, berjanjilah kepadaku untuk rajin bersekolah hingga kau kelak menjadi anak pintar yang akan membanggakan Mace3 dan Mabel-mu. Kau mau?” (Tanah Tabu, 163)

1

dia

2

(3)

“Kalau ada orang yang datang kepadamu dan bilang ia akan membuatmu jadi lebih kaya, bantingkan saja pintu di depan hidungnya. Tapi kalau orang itu bilang ia akan membuatmu lebih pintar dan maju, suruh dia masuk. Kita boleh menolak uang karena bisa saja ada setan yang bersembunyi di situ. Namun hanya orang bodoh yang menolak diberi ilmu cuma-cuma. Ilmu jauh lebih berharga daripada uang, Nak. Ingat itu,” jawab Mabel tatkala kutanya mengapa sikapnya berubah hangat kepada orang-orang itu. (Tanah Tabu, 30)

Contoh 12. Data Percakapan 141 “Selamat Natal, Anabel.’ “Terima kasih, Nyonya.”

“Bukan begitu. Kau harus membalas bilang, ‘Selamat Natal’ juga.” “Baiklah. Selamat Natal juga, Nyonya.”

“Sama-sama, Anabel. Sama-sama.” (Tanah Tabu, 119)

Contoh 13. Data Percakapan 138

“Natal adalah saatnya berbagi cinta kasih!” begitu teriak Nyonya Hermine sambil menjadikan kedua tangannya corong,” jadi alangkah baiknya jika Anda membicarakan baik-baik masalah Anda dengan keluarga di rumah.”(Tanah Tabu,117)

Contoh 14. Data Percakapan 139

“Lupakan apa yang kaulihat tadi, Anabel. Kau bisa mimpi buruk nanti,” saran Nyonya Hermine yang selama kejadian menyembuyikan wajah Ann di dadanya. (Tanah Tabu, 117-118)

Contoh 15. Data Percakapan 143

“Kami rasa pengetahuanmu sekarang ini sudah lebih dari cukup, Anabel. Kau sudah sangat maju dari dirimu yang dulu. Bahkan kalau mau, kau bisa mendapat ilmu yang lebih banyak lagi dari membaca buku. Kau ini anak yang cerdas, Anabel. Cepat tanggap dan mudah menyerap setiap pelajaran dari mana pun asalnya, termasuk buku. Jadi untuk apa bersekolah? Apalagi sekolah kampung seperti yang ada sini. Itu hanya untuk anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis,” jelas Tuan Piet. (Tanah Tabu, 122)

(4)

“Ayo dimakan saja. Jangan malu-malu.” (Tanah Tabu, 202)

Contoh 17. Data Percakapan 121 “Hp?”

“Ya, hp. Eh, Mace…. Kau tau dari mana namanya hp?” (Tanah Tabu, 92)

Contoh 18. Data Percakapan 248

“Ngg… tapi, anu. Sekarang Mabel sudah tidak punya kaos itu lagi. Aku sudah memberikannya sebagian kepada Yosi.” (Tanah Tabu, 204)

Contoh 19. Data Percakapan 249

“Siapa? Yosi? Yooo… Yosi si Bocah Bau itu kau bilang?! Uhh…” (Tanah Tabu, 204)

Contoh 20. Data Percakapan 255

A chacha, Mote. Kau sudah jadi orang kaya rupanya. Punya bos pula. Sudah bisa bagi-bagi uang.” (Tanah Tabu, 208)

Contoh 21. Data Percakapan 110

“Hati-hati, Karel. Itu mobilnya hantu-hantu!” teriak Yosi penuh kengerian. “Ah, tahu apa kau? Diam mo5 !(Tanah Tabu, 89)

Contoh 22. Data percakapan 95

(5)

“Jangan dirusak itu. Jangan!”

“Tolong perlakukan Mabel baik-baik, Pak. Dia sudah tua. Tolonglah.” (Tanah Tabu, 221)

Contoh 24. Data Percakapan 108 “Fotonya boleh dimintakah?”

“Yoo… ternyata Ade ini bisa bicara. Coba dari tadi.” (Tanah Tabu, 88)

Contoh 25. Data Percakapan 98

“Halo, Ade kecil. Panas-panas begini mau ke manakah?” (Tanah Tabu, 85)

Contoh 26. Data Percakapan 153

“Kurasa ia mabuk, Kwee. Sebaiknya kita pergi saja. Nanti kita dipukulnya.” (Tanah Tabu, 129)

Contoh 27. Data Percakapan 195 “Mari makan dulu, Mama.”

“Terima kasih, Lisbeth.” (Tanah Tabu, 151)

Contoh 28. Data Percakapan 189

“Ini cucuku. Leksi,” ujar Mabel saat tiba waktunya aku diperkenalkan. (Tanah Tabu, 149)

Contoh 29. Data Percakapan 292

“Dia bilang akan bermain bersamaku hari ini. Katanya, Kaye pasti sudah sembuh karena hanya sakit panas. Memangnya sakit Kaye makin parah? Atau Yosi ikut-ikutan sakit juga?” (Tanah Tabu, 167)

(6)

“Tapi ini noken6, Anak, bukan bendera.” “Diam kau! Semuanya orang sudah tahu!” “Lalu masalahnya apa?”

“Jangan coba-coba mengelak. Nokennya sengaja kau buat berwarna bendera, bukan?” (Tanah Tabu, 220)

Contoh 31. Data Percakapan 239

“Leksi! Apakah kau menguping lagi?”

“Tidak, tidak! Aku tidak berani.” (Tanah Tabu, 198)

6

(7)

KARYA ANINDITA S. THAYF

Tanah Tabu adalah tanah warisan leluhur yang sangat ditabukan oleh turunannya yang berbakti. Begitu juga bagi Mabel, Tanah Tabu harus dijaga dan dipertahankan oleh generasi selanjutnya. Tanah Tabu berkisah tentang tanah Papua.

Mabel adalah ibu mertua Mace, sedangkan Leksi adalah cucu perempuannya yang kritis terhadap banyak hal. Leksi memiliki wajah yang manis dan baru masuk SD sering mengajukan pertanyaan yang merepotkan Mabel dan Mace untuk mencari jawabannya. Leksi pula yang menjadi tumpuan harapan Mabel dan Mace supaya kehidupan Leksi lebih baik dari kehidupan mereka berdua. Untuk itu, Leksi harus lebih pintar dari mereka, supaya tak mudah tergilas ganasnya kenyataan.

Mabel memiliki teman yang selalu menemaninya sampai dia tua yaitu Pum. Pum menceritakan kisah hidup yang dialami oleh Mabel saat Mabel masih remaja sampai tua kepada cucu Mabel, Leksi. Mabel adalah perempuan yang sangat beruntung karena dia satu-satunya perempuan Papua yang dapat berbahasa Belanda, berhitung, dan membaca tanpa bersekolah karena sewaktu kecil dia pernah diasuh ioleh keluarga Belanda. Pum juga menuturkan bahwa Mabel pernah dipenjara karena dianggap memberontak terhadap kebijakan pemerintah daerah, yang lebih mementingkan keinginan pendatng.

Mabel pernah menikah dan memiliki anak. Pernikahannya tidak berlangsung lama, karena suaminya pergi meninggalkannya. Anak Mabel, Johanis yang menikahi Mace (Lisbeth) juga pergi karena malu setelah mengetahui bahwa Mace (Lisbeth) pernah diperkosa oleh para lelaki biadab, sehingga membuat Leksi tidak mengenal ayah kandungnya sampai usianya tujuh (7) tahun. Keinginan Leksi untuk bertemu dengan ayah kandungnya, sehingga membuatnya mencoba untuk pergi ke daerah yang dilarang oleh Mabel dan Mace.

Mabel, si pemberani yang tak gentar mengkritik tetangga-tetangganya yang dianggap “menjual” tanah tabu atau tanah keramat Papua, akhirnya diambil paksa oleh beberapa orang bersenjata karena dituduh membuat noken, tas rajut khas Papua yang dibawa dengan cara digantung di atas kepala, dengan warna bendera musuh. Mabel yang buta warna tak tahu bahwa orang yang memesan, sekaligus menentukan warna noken-noken itu, memang berniat menjebaknya. Dan Mabel masuk ke dalam perangkapnya.

“Jangan menangis, Lisbeth! Jadilah perempuan yang kuat untukku. Dan Leksi! Berjanjilah untuk rajin bersekolah, Nak. Jangan jadi buta warna seperti Mabel-mu ini hingga kau bisa ditipu. Jangan pula jadi buta hati seperti mereka, yang tega menipu dan menyakiti kita. Jaga diri kalian. Aku pasti pulang!”

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya Soeharto (2005) menjelaskan bahwa penyuluhan pertanian bagian dari sistem pembangunan pertanian yang merupakan system pendidikan di luar sekolah (pendidikan

Abst r a k : Penelit ian ini bert uj uan unt uk m engukur capaian lit erasi m at em at ika siswa j enj ang pendidikan m enengah dengan m enggunakan desain t es int

Musik dalam hal ini gong kebyar saat ini bukan hanya milik masyarakat Bali dan masyarakat pencinta seni dan budaya Bali, namun secara tidak langsung telah menjadi produk

The Int ernat ional Conf erence in Special Educat ion 2012 (ICSE 2012) organized by Facult y of Educat ion and Human Development is aimed at f ost ering and enhancing t he qualit

penghasilan, dan utang selain utang dagang. Kewajiban berbunga jangka panjang yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan tidak jatuh tempo dalam jangka waktu dua

inklusi sosial dalam arena ini adalah kewajiban pemerintahan desa (bekerja dengan.. prinsip-prinisip tertentu, berkoordinasi dan bekerjasama, menyertakan

Negara-Negara Anggota akan mengambil segala langkah bersesuaian menghapuskan diskriminasi terhadap wanita bagi memastikan hak-hak mereka yang sama dengan lelaki

Apakah terdapat pengaruh kualitas pelayanan jasa perguruan tinggi (aspek akademik, aspek non akademik, reputasi, akses dan program pengajaran) secara simultan