• Tidak ada hasil yang ditemukan

ACFTA DAN POLA PERDAGANGAN ASEAN-5 + TIONGKOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ACFTA DAN POLA PERDAGANGAN ASEAN-5 + TIONGKOK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ACFTA DAN POLA PERDAGANGAN

ASEAN-5 + TIONGKOK

SKRIPSI

Diajukan untuk

memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Oleh:

Jaya Septiadi

2012110049

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN

Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG

2017

(2)

ACFTA AND TRADE PATTERN ASEAN-5 +

CHINA

UNDERGRADUATE THESIS

Submitted to complete part of the requirements

for Bachelor’s Degree in Economics

By

Jaya Septiadi

2012110049

PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY

FACULTY OF ECONOMICS

PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS

Accredited by

BAN – PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013

BANDUNG

2017

(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

Adanya perdagangan bebas antara negara-negara saat ini adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari untuk semua negara. Kondisi ini meningkatkan inter-konektivitas antara negara-negara baik di wilayah yang sama atau wilayah yang berbeda. Dalam beberapa dekade terakhir telah lahir kekuatan ekonomi baru, di mana negara China menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mentransformasikannya menjadi negara industri global. Hal ini menimbulkan harapan ke banyak negara untuk memiliki hubungan dengan China, termasuk ASEAN. Hubungan perdagangan antara ASEAN dan China menunjukkan pertumbuhan yang cepat, bahkan lebih meningkat lagi setelah ACFTA telah didirikan di dua wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pola perdagangan antara ASEAN 5 dan China dan dampak dari diberlakukannya ACFTA pada perdagangan di kedua wilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam analisis adalah regresi data panel yang menunjukkan hasil bahwa pola perdagangan antara ASEAN 5 dan Cina memiliki karakteristik komplementer dan penerapan ACFTA memberikan dampak positif terhadap peningkatan perdagangan kedua wilayah ini.

(6)

vi

ABSTRACT

Free trade among countries currently is something unavoidable for all countries. This condition increases the inter-connectivity among countries in either the same region or different region. In the last decades a new economic force has risen, where China has demonstrated a high economic growth and transforming into a global industrial nation. This raises hope to many countries to have a relation with China, including ASEAN. Trading relations between ASEAN and China shows to experience a fast growth, even more after ACFTA has been established in these two region. The purpose of this study is to look at the trading pattern between ASEAN 5 and China and the impact of the enactment of ACFTA on trade in both of these region. The method used in the analysis is data regression panel shows that the trading pattern between ASEAN 5 and China has a complementary character, and the application of ACFTA gives a positive effect towards the trading enhancement of the two region.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan, atas selesainya skripsi yang berjudul : “ACFTA dan Pola perdagangan di ASEAN 5 - Cina”, sebagai syarat untuk menyelesaikan kegiatan belajar saya di Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, dan bantuan beberapa pihak yang sangat saya hargai. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung saya dalam proses belajar dan penyusunan skripsi, yaitu:

1. Orang tua saya, Tjioe Firna, yang selalu memberikan saya dukungan, doa, nasihat dan kasih sayang sehingga saya dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini dengan baik dan lancar.

2. Januarita Hendrani, Dra., M.A., Ph.D. selaku dosen pembimbing, yang telah membimbing saya selama proses skripsi dan menjadi teman diskusi saya.

3. Ibu Siwi Nugraheni, Dra., M. Env, sebagai dosen wali selama saya belajar di Program Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan.

4. Seluruh dosen-dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan, terima kasih atas pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan selama saya saya berkuliah di Program Studi ini. 5. Kolega selama di Bandung: Jaya, Vito, Vincent, Benny, Vhil, Paul, Imen,

Ajoy, “LAE”, Gembel, Vander, Radit E.S.P, Mawar, Rendy, Eric, Swenanda, Dary, Abe, Alif, Wito, Adit, Alvi, dan Tanto. Terimakasih untuk semua kenangan manis, bantuan dan dukungan yang kalian berikan selama ini. Tanpa kalian, penulis tidak akan betah di Bandung. 7. Bapak dan Ibu kost saya yang sangat membantu mempermudah

kehidupan saya sebagai anak kost.

6. Teman-teman Ekonomi Pembangunan lainnya, terima kasih atas kebersamaan selama perkuliahan.

(8)

viii Semoga segala usaha, kegiatan, studi, kehidupannya selalu diberkati dan diberikan kebahagiaan, serta diberikan kesehatan. Akhir kata, saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan kontribusi dalam penelitian selanjutnya.

Bandung, 3 Januari 2017

(9)

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

1. PENDAHULAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitan ... 5

1.4 Kerangka Pikir ... 5

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Teori Hecksher-Ollin ... 7

2.2 Integrasi Ekonomi ... 9

2.3 Global Value Chain (GVC) ... 13

2.4 Intra-Industry Trade ... 14

3. METODE DAN OBJEK PENELITIAN ... 16

3.1 Metode Penelitian ... 16

3.1.1 Pemilihan Model Regresi ... 18

3.1.1.1 Redundant Fixed Effect Test ... 18

3.1.1.2 Hausman Test ... 19

3.1.2 Data dan Sumber Data... 20

3.2 Objek Penelitian ... 20

3.2.1 GDP ASEAN 5 ... 21

3.2.2 GDP Cina ... 22

3.2.3 Impor barang intermediaries ASEAN 5 dari dunia kecuali Cina ... 23

3.2.4 impor barang intermediaries ASEAN 5 dari Cina ... 24

(10)

x

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

4.1 Pemilihan Model ... 27

4.1.1 Uji Multikolinearitas ... 29

4.1.2 Uji Koefisien Determinasi ... 31

4.1.2 Uji t... 31 4.1.2 Uji F ... 31 4.2 Pembahasan... 32 5. PENUTUP ... 36 5.1 Simpulan ... 36 DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN ... A-1 RIWAYAT HIDUP PENULIS ... A-2

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Impor ASEAN dari CIna ... .3

Gambar 2. Hubungan ACFTA Terhadap Impor Barang Intermediaries ... 6

Gambar 3. Gain From Trade ... 8

Gambar 4. Trade Creation ... 10

Gambar 5. Trade Divertion ... 12

Gambar 6. GDP 5 Negara ASEAN tahun 2000-2014, dalam USD ... 21

Gambar 7. GDP Cina tahun 2000-2014, dalam USD... 22

Gambar 8. Impor barang intermediaries ASEAN 5 dari dunia kecuali Cina tahun 2000-2014, dalam USD ... 23

Gambar 9. Impor Barang Intermediaries ASEAN 5 dari Cina tahun 2000-2014, dalam USD ... 24

Gambar 10. Ekspor ASEAN 5 ke Seluruh Negara tahun 2000-2014, dalam USD .. 25

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. . Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model ... .27

Tabel 2. Uji Redundant Fixed Effect ... 28

Tabel 3. Uji Multikolinearitas Model Regresi ... 29

Tabel 4. Uji Multikolinearitas Setelah Variabel Dirubah ... 29

Tabel 5. Hasil Uji VIF... 30

Tabel 6. Hasil Regresi Akhir ... .31

Tabel 7. Komoditas Ekspor Utama ASEAN ... 34

(13)

xiii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini arus Globalisasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh setiap Negara di dunia. Hal tersebut mendorong setiap negara di dunia untuk masuk ke dalam era perdagangan bebas, dimana setiap negara dapat mengekspor dan mengimpor barang ke negara lainnya. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua negara memiliki daya saing yang cukup kuat untuk ikut bersaing dalam era perdagangan bebas ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan negara-negara tersebut agar mampu bersaing dalam perdagangan bebas adalah dengan melakukan kerjasama perdagangan dengan negara-negara tetangganya atau pada satu kawasan tertentu. Beberapa contoh kerjasama perdagangan yang berada dalam satu kawasan tertentu adalah NAFTA, MERCOSUR, EFTA, SAARC dan AFTA.

Terbentuknya AFTA (ASEAN Free Trade Area) sendiri bertujuan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi antar negara ASEAN guna mencapai pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkesinambungan bagi semua negara anggota ASEAN. Kerjasama perdagangan ini pertama kali dicetuskan dalam KTT ASEAN ke-4 di Singapura pada tanggal 27-28 Januari 1992 dan terimplementasi sempurna pada 1 Januari 1993. Hal utama yang melatari terbentuknya AFTA ini adalah kekecewaan pada hasil kerjasama ASEAN yang dinilai masih sangat minim dalam melakukan interaksi perdagangan antar anggotanya. Seiring berjalannya waktu kerjasama regional intra-ASEAN telah mencapai tahapan baru, dimana kerjasama ini dikembangkan dengan memperluas kerjasama dengan negara lainnya. Salah satu bentuk tambahan kerjasama perdagangan tersebut adalah ACFTA (Asean-China Free Trade Area). Pada dasarnya kerangka awal perjanjian kerjasama ini telah ditandatangani pada tanggal 4 November 2002 di Pnom Penh, Kamboja dan terimplementasi secara sempurna pada tanggal 1 Januari 2010. Pembentukan kerjasama ini dimaksudkan untuk mengurangi hambatan perdagangan yang berupa tarif maupun non-tariff di kedua wilayah ini.

Terpilihnya Cina menjadi partner kerjasama perdagangan ASEAN tak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Cina yang sangat pesat dalam 2 dekade

(14)

2 terakhir, dimana Cina memiliki tingkat pertumbuhan sebesar 10% terhitung dari tahun 2000-2012. Hal tersebut terjadi karena kapasitas produksi negara Cina yang sangat besar, dimana hal itu memberikan keuntungan efisiensi produksi yang menyebabkan produk-produknya dapat bersaing di pasar internasional dengan harga yang kompetitif. Bergabungnya Cina dalam kerjasama perdagangan AFTA tentu saja memberikan manfaat dan tantangan bagi negara-negara ASEAN (Chia 2005, Tongzon 2005). Tantangan utama dari berlakunya ACFTA adalah peningkatkan persaingan perdagangan antar Negara anggota, di mana negara Cina dapat mendominasi pasar ASEAN. Sedangkan, manfaat yang diterima adalah produk-produk yang dihasilkan oleh negara anggota ASEAN dapat masuk ke dalam pasar Cina yang memiliki jumlah penduduk besar dan memiliki daya beli yang kuat.

Dalam beberapa dekade terakhir perdagangan internasional telah banyak mengalami perubahan yang cukup signifikan, di mana perdagangan barang intermediaries di antara negara-negara di dunia terus meningkat. Hal tersebut secara tidak langsung telah menggeser pola produksi dan perdagangan kontemporer menjadi modern. Pola produksi dan perdagangan kontemporer adalah proses produksi suatu barang hanya di satu negara dan langsung menjualnya sebagai barang final. Sedangkan pola produksi modern adalah proses produksi yang dilakukan oleh beberapa negara dengan membagi ke dalam beberapa tahapan produksi dan pada akhirnya setiap bagian komponen barang tersebut disatukan di suatu negara. Hal tersebut secara tidak langsung akan meningkatkan perdagangan barang intermediaries antara negara-negara di dunia. Perubahan pola produksi ini sangat dirasakan oleh negara-negara di dunia khususnya kawasan ASIA, dimana hasil menunjukan pertumbuhan perdagangan barang intermediaries tumbuh 6 kali lipat sedangkan pertumbuhan barang final hanya tumbuh 4 kali lipat terhitung dari tahun 1995-2013.

Di tengah perkembangan pola produksi modern, adanya kerjasama perdagangan antar wilayah akan membuat pola produksi antar negara saling terkait satu sama lain. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya tarif atas input barang yang digunakan dalam proses produksi di suatu negara. Hal ini juga dirasakan oleh kerjasama perdagangan yang dilakukan oleh negara kawasan ASEAN dengan Cina, di mana hasil menunjukan terjadinya peningkatan perdagangan atas barang

intermediaries antar kedua wilayah ini. Hal tersebut dapat ditunjukan melalui

(15)

3 Gambar 1 : Impor ASEAN dari Cina

Sumber: UNCOMTRADE, 2016 (diolah)

Gambar di atas menunjukan proporsi perdagangan antara ASEAN dengan Cina melalui 2 pengkategorian karakteristik barang, yaitu barang final dan barang intermediaries. Adanya kerjasama perdagangan antara kedua wilayah ini telah menciptakan trend peningkatan impor ASEAN dari Cina yang cukup signifikan setiap tahunnya yang ditinjau berdasarkan total impor ASEAN dari Cina. Selain itu gambar di atas juga menunjukan bahwa total impor ASEAN dari Cina lebih didominasi oleh barang intermediaries yang mencatatkan proporsi lebih dari 60% setiap tahunnya.

Besarnya total perdagangan yang didominasi oleh barang intermediaries tentu saja memberikan dampak positif dan negatif bagi masing-masing negara anggota ACFTA. Dampak positif dari hal ini adalah meningkatnya efisiensi produksi akibat barang-barang input yang diimpor biasanya memiliki harga yang relatif lebih murah daripada harga barang input yang berasal dari dalam negeri, serta terciptanya efisiensi alokasi sumber daya. Sedangkan, dampak negatif yang terjadi adalah berkurangnya industri hulu dalam negeri akibat kalah bersaing dengan barang input yang berasal dari impor.

(16)

4 Adanya dominasi perdagangan barang intermediaries di kedua wilayah ini mengindikasikan adanya integrasi produksi yang semakin erat antar anggota negara ASEAN dengan Cina. Hal tersebut jelas akan merubah pola perdagangan yang terjadi antara anggota ASEAN dengan negara lain selain Cina, dimana terdapat 2 pola perdagangan yang mungkin terjadi yaitu pola subtitusi dan pola komplementer. Pola subtitusi terjadi jika negara anggota ASEAN mengurangi porsi impor dari negara negara lain selain Cina atau dengan kata lain terjadinya pengalihan perdagangan (Trade Divertion) yang pada awalnya bukan dengan negara Cina menjadi dengan negara negara Cina. Pola komplementer terjadi jika negara anggota ASEAN meningkatkan impor dari negara lain selain Cina seiring dengan peningkatan impor bahan baku yang berasal dari Cina.

1.2 Rumusan Masalah

Berlakunya ACFTA berfungsi untuk mengurangi sejumlah hambatan perdagangan baik berupa tariff maupun non-tariff pada kedua wilayah ini. Hal tersebut juga mempengaruhi perdagangan barang intermediaries, di mana karakteristik barang tersebut digunakan sebagai input dalam proses produksi. Murahnya biaya input produksi yang berasal dari impor jelas akan memberikan keuntungan produsen di tiap tahapan produksi serta memperdalam integrasi ekonomi di kedua wilayah. Penggunaan input yang berasal dari proses ekspor dan impor menyebabkan peningkatan fragmentasi produksi yang semakin meningkat di kedua wilayah ini. Hal tersebut jelas sangat penting untuk mengetahui bagaimana perjanjian ACFTA ini akan mengubah pola produksi dan hubungan perdagangan antara Cina dan ASEAN.

Pada kenyataanya perdagangan yang dilakukan oleh ASEAN dengan Cina lebih didominasi oleh barang intermediaries yang secara tidak langsung akan memberikan dampak pada eratnya keterkaitan industri antarnegara ini. Hal tersebut jelas mengungkapkan bahwa perdagangan barang intermediaries akan memberikan manfaat yang lebih banyak ketimbang perdagangan barag final. Tambahan keuntungan tersebut didapat dari spesialisasi yang lebih baik dalam rantai produksi atas berlakunya kerjasama perdagangan ini. Beberapa penelitian sebelumnya mengasumsikan bahwa arus perdagangan yang terjadi di kedua wilayah ini kebanyakan merupakan jenis karakteristik barang final, di mana sebenarnya perdagangan barang intermediaries yang memiliki proporsi peningkatan yang cukup besar dalam kasus ACFTA.

(17)

5 1.2 Tujuan Penelitian

Berdasaran latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perdagangan barang

intermediaries yang terjadi antara Cina dengan ASEAN 5 serta dampaknya pada

negara yang bukan dalam anggota ACFTA dan dampak pemberlakuan ACFTA terhadap perdagangan kedua wilayah ini.

1.3 Kerangka Pemikiran:

Gambar 2 : Hubungan ACFTA Terhadap Impor Barang Intermediaries

Variabel GDPj dan GDPk merupakan variabel yang berfungsi untuk menggambarkan karakteristik negara eksportir maupun importir dari sisi kapasitas produksi dan market size di negara tersebut. Variabel GDPj menggambarkan

market size negara-negara ASEAN yang diharapkan memiliki pengaruh positif

terhadap impor negara-negara tersebut dari Cina. dapat kita ketahui semakin besarnya market size di suatu negara akan membuat kemungkinan yang lebih

DACFTA

Total Export masing-masing Negara

Asean (Xj)

Total Impor barang intermediaries ASEAN kecuali Cina

(Mj-k)

Impor barang intermediaries Asean

dari Cina (Mjk) GDP J dan K

(18)

6 besar untuk melakukan impor yang lebih banyak demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. sedangkan, variabel GDPk menggambarkan kapasitas produksi negara Cina yang diharapkan memiliki pengaruh positif terhadap ekspor ke negara ASEAN. Hal tersebut dapat terjadi karena semakin besarnya kapasitas produksi suatu negara akan menunjukan peningkatan efisiensi produksi yang berakhir pada harga atas produknya relatif lebih murah, sehingga memiliki potensi melakukan ekspor yang lebih banyak pula.

Variabel dummy ACFTA merupakan variabel yang berfungsi untuk menangkap pengaruh implementasi berlakunya ACFTA terhadap impor bahan

intermediaries ASEAN dari Cina. Variabel ini diharapkan memiliki pengaruh yang

positif akibat berkurangnya hambatan perdagangan yang akan meningkatkan volume perdagangan baik ekspor maupun impor. Hal tersebut dapat terjadi karena dengan berkurangnya hambatan perdagangan yang berupa tariff akan membuat harga impor sesama anggota relatif lebih murah.

Variabel Mj-k merupakan total impor barang intermediaries negara-negara anggota ASEAN kecuali dari negara Cina yang berfungsi untuk mengetahui pola perdagangan barang intermediaries negara anggota ACFTA dengan negara non-anggota. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Eichengreen et al (2007) menemukan bahwa variabel ini untuk mengetahui export dari ASIA kecuali Cina ke negara lainnya akan berdampak pada peningkatan ekspor dari Cina ke pasar yang sama. Dalam penelitian ini penggunanaan variabel ini dimaksudkan hanya untuk menangkap efek subtitusi atau komplementer atas barang impor dari Cina. Efek subtitusi terjadi jika ternyata impor ASEAN dari negara lain selain Cina bersaing dengan impor ASEAN dari Cina atau dengan kata lain menunjukan hasil yang negatif. Sedangkan, efek komplementer dapat terjadi jika impor ASEAN dari negara lain selain Cina meningkat bersamaan dengan impor negara ASEAN dari Cina atau dengan kata lain menunjukan hasil yang positif.

Variabel Xj merupakan total ekspor negara anggota ASEAN yang berfungsi untuk menangkap sensitifitas impor bahan baku dari China atas ekspor anggota ASEAN ke negara lainnya. Dalam hal ini perdagangan barang intermediaries memiliki peran yang sangat vital dalam memperluas perdagangan baik di dalam atau di luar Free Trade Area. Selain itu variabel ini dimaksudkan untuk menunjukan eksistensi dari adanya produksi lintas negara baik dengan sesama anggota maupun di luar anggota Free Trade Area. Variabel ini diharapkan memiliki pengaruh yang positif karena dengan adanya peningkatan ekspor maka peningkatan permintaan akan barang intermediaries akan meningkat juga.

Gambar

Gambar  di  atas  menunjukan  proporsi  perdagangan  antara  ASEAN  dengan  Cina  melalui  2  pengkategorian  karakteristik  barang,  yaitu  barang  final  dan  barang  intermediaries
Gambar 2 : Hubungan ACFTA Terhadap Impor Barang Intermediaries

Referensi

Dokumen terkait

Sediaan yang telah dimasukan ke dalam botol dievaluasi organoleptis Sediaan yang telah dimasukan ke dalam botol dievaluasi organoleptis dengan memperhatikan bentuk, warna, bau,

Penerapan konsinyasi dalam pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum dapat dilakukan dengan tiga alasan, yaitu pertama, kegiatan

Gambar 1.14 Diagram Persentase Persepsi Pelatih Terhadap SDM Berdasarkan diagram persentase persepsi pelatih di atas maka sumber daya manusia (SDM) yang ada di Akademi

Symbolic Precognitive Dream ditandai dengan informasi prekognitif yang abstrak yang pada umumnya tidak disadari hingga kejadian yang sebenarnya terjadi.Hal ini sulit

Sadardjoen (2010) menyarankan kepada para orang tua untuk “menormalkan” anak-anak stmewa n, untuk menumpulkan kemampuan s anak dengan cara member

Dengan mengamati data yang disajikan melalui share screen zoom meeting, siswa dapat membuat tabel tiga kolom dalam format Google Form dari data yang telah

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil dengan teknik survey tes dan variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan volume oksigen maksimal

a. Merumuskan tujuan pengembangan media pembelajaran komik digital. Tujuan umum dalam pengembangan media pembelajaran komik digital dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan