• Tidak ada hasil yang ditemukan

WEWARAH PRIORITAS. Menyenangi Pembelajaran Aktif. Daftar Isi. Edisi 9/Maret/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WEWARAH PRIORITAS. Menyenangi Pembelajaran Aktif. Daftar Isi. Edisi 9/Maret/2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Edisi 9/Maret/2015

WEWARAH PRIORITAS

Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Provinsi Banten

Daftar Isi

 Disdik Tangsel Sediakan Dana Replikasi

 Bupati Tangerang Harapkan Mutu Pendidikan Meningkat  Tingkatkan Kualitas

Pendidikan lewat Praktik yang Baik

 Kolaborasi Guru dan Dosen demi Perbaikan Mutu Pembelajaran

 Adakan Pengawas Mapel dan Paguyuban Hasil Kunjungan Belajar

 Fasilitator Banten Siap Tampil Peningkatan Mutu Sekolah  Menjawab Keingintahuan lewat

PAKEM

PRAKTIK YANG BAIK  Dinamika Kelompok Ubah

Paradigma Siswa  Alam Raya Sekolahku  Sajikan Data dengan

Warna-warni Mudahkan Siswa Analisis  Peran Komite Sekolah untuk

Perbaikan Mutu Sekolah  Menuju Regrouping untuk

Peningkatan Mutu Pendidikan  Pojok Baca Dorong Siswa

Terampil Menulis  Mempelajari IPA lewat

Eksperimen Menyenangkan  Berbagi Praktik yang Baik di

Expo SMPN 2 Cilegon  Menuju Madrasah Berkualitas

dan Profesional

“Saya sebagai guru di sini sekaligus pengamat saat praktik mengajar tadi mendapatkan banyak pengalaman positif dalam pembelajaran. Setelah selesai, saya bertanya ke siswa tentang proses pembelajaran hari ini. Siswa terkesan karena pembelajarannya menarik, seperti pembentukan kelompok dengan cara berhitung sehingga tidak ada pembedaan antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan. Lalu mereka juga menyampaikan pendapatnya di kelas, biasanya siswa pemalu. Kini mereka harus bisa bercerita kepada teman-temannya,” kata Beni Suswadi (13/2), guru SMP IT Roudhotul Jannah yang berkesempatan mengamati praktik mengajar pembelajaran bahasa Inggris.

Kelas tersebut difasilitasi oleh Ristin Nofita, S.Pd dan Lilla Anita, S.Si, peserta pelatihan Pembelajaran yang Baik dalam Pembelajaran dan Manajemen Sekolah tingkat SMP/MTs di Kohor 2 yang diselenggarakan pada 9-13 Februari 2015 di Serang. USAID PRIORITAS Provinsi Banten berharap guru dan tenaga kependidikan dapat menindaklanjuti langkah nyata untuk berinovasi dan mencari solusi dalam menghadapi masalah yang dihadapi baik di kelas maupun di sekolah terkait peningkatan mutu pendidikan. Selamat membaca!

Buletin ini diterbikan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Banten, yang beralamat di Komplek Ciceri Indah Blok M No. 7 Sumur Pecung, Serang, Banten 42118 (Telepon: 0254 202777, Faksimili 0254 224725). Kunjungi laman kami, www.prioritaspendidikan.org untuk

mendapatkan berbagai pengalaman praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah.

Menyenangi Pembelajaran Aktif

Usai praktik mengajar di SMP IT Roudhotul Jannah Cilegon, peserta melaksanakan refleksi bersama dengan pengamat di kelas.

(2)

Wewarah PRIORITAS Edisi 9/Maret/2015

2

Salam Wewarah

BERITA

TANGERANG SELATAN - “Hasil pelatihan yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS Banten ternyata mampu mengubah pola pikir guru dari cara konvensional ke profesional,” kata Kepala Bidang (Kabid) PTK Kota Tangerang Selatan, Drs. H. Didi Sutisna, M.Si. dalam pembukaan district

showcase pada 3 Februari 2015.

Acara yang digelar selama satu hari ini diikuti 24 sekolah mitra yang berada di Kota Tangerang Selatan dengan menampilkan berbagai produk pembelajaran yang menarik minat pengunjung. Selain Kabid PTK-PNF Kota Tangerang Selatan yang hadir, tampak pula Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan H. Kuswanda, Kepala Madrasah dan Pendidikan Dasar Kemenag Kota Tangerang Selatan H. Ucup Yusuf, M.Pd., Staf Ahli Walikota Tangsel, Drs. Chairul Soleh, dan Kasie Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar Kemdikbud, Dra. Anis.

Dalam kesempatan ini, Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan menyampaikan komitmennya untuk mendukung terlaksananya program USAID PRIORITAS dengan menyediakan dana yang bisa dimanfaatkan oleh MGMP untuk pelatihan replikasi. Perwakilan Kantor Wilayah Kemenag Kota Tangerang Selatan juga berharap agar terjadi pendampingan dan diseminasi kepada madrasah non mitra di lima kecamatan lainnya. Siswa dan guru yang telah menjadi mitra pun turut serta mempraktikkan alat peraga aktraktif dan informatif di kelas.

Unjuk Karya Pendidikan Mitra USAID PRIORITAS Provinsi Banten Kohor 2

Disdik Tangsel Sediakan Dana

untuk Replikasi

Drs. Chairul Soleh, staf ahli wali kota Tangsel tampak sedang mendengarkan penjelasan siswa dalam

kunjungan stan antar sekolah.

Bupati Tangerang Harapkan Mutu

Pendidikan Meningkat

TANGERANG -“Saat ini baru 24 SD di Kabupaten Tangerang yang mengikuti acara ini. Nantinya kegiatan ini akan terus berlanjut sampai semua SD ataupun tingkat sekolah lainnya dapat mengikuti unjuk karya

tersebut dengan demikian, bukan mustahil dunia pendidikan di Kabupaten Tangerang dapat lebih

berkualitas dan maju seiring perkembangan zaman,” kata Bupati Kabupaten Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar yang hadir membuka unjuk karya sekolah mitra USAID PRIORITAS pada 5 Februari 2015.

Acara yang digelar selama satu hari itu dibuka dengan pameran pendidikan yang menampilkan berbagai kreasi para siswa yang tersebar di 24 sekolah mitra di Kabupaten Tangerang dalam mengaplikasikan lima mata pelajaran. Salah satu stan yang menarik minat pengunjung adalah rekayasa gunung berapi yang meletus yang berhasil dipraktikkan oleh siswa SMP mitra dengan menggunakan media pembelajaran sederhana.

Per Januari 2015, USAID PRIORITAS Provinsi Banten di Kabupaten Tangerang telah menjangkau 9.823 siswa, yang terdiri atas 5.371 siswa SD/MI dan 4.452 siswa SMP/MTs. Tercatat ada 480 guru binaan USAID PRIORITAS Provinsi Banten, yakni 242 guru SD/MI dan 238 guru SMP/MTs di Kabupaten Tangerang.

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan USAID PRIORITAS Banten,

khususnya pada medio Oktober 2014 hingga

Februari 2015 antara lain, (1) pendam-pingan sebagai tindak lanjut dari pelatihan dalam pembelajaran dan

manajemen berbasis sekolah (MBS) di seluruh sekolah mitra SD/MI dan SMP/MTs kohor 1 dan kohor 2, yaitu Kabupaten Pandeglang, Serang, Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan, (2) diseminasi pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran (PAKEM/CTL) dan MBS tingkat SD/MI dan SMP/MTs baik secara mandiri maupun dengan dukungan pemerintah daerah melalui dinas pendidikan di Kabupaten Serang dan Pandeglang serta Kabupaten

Lebak dan Kota Cilegon sebagai kabupaten/kota mitra DBE yang dikembangkan USAID PRIORITAS, (3) kegiatan lokakarya 1 analisis data dan lokakarya 2 analisis kebijakan penataan dan pemerataan guru untuk mitra kohor 2, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, serta lokakarya implementasi kebijakan di Kabupaten Pandeglang, (4) pengambilan data dalam rangka monitoring dan evaluasi untuk kohor 2, (5) district showcase atau unjuk karya keberhasilan sekolah mitra di kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang, (6) ToT modul 2 praktik yang baik dalam pembelajaran dan MBS untuk kohor 2, (vii) dan berbagai kegiatan di tingkat LPTK.

Pencapaian ini merupakan hasil kerja sama, upaya, dan kerja keras seluruh tim dan mitra program USAID PRIORITAS Banten dan tidak terlepas dari dukungan segenap pemangku kepentingan USAID PRIORITAS Banten yang masih terus kami harapkan selanjutnya demi peningkatan kualitas pendidikan dasar di Provinsi Banten. Terima kasih sekali lagi kami ucapkan.

Rifki Rosyad

Koordinator Provinsi

Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar mengunjungi stan pameran sekolah mitra.

(3)

BERITA

Tingkatkan Kualitas Pendidikan lewat

Praktik yang Baik

SERANG -“Saya dukung pelatihan ini agar kita lebih baik lagi dalam

mempraktikkan menjadi guru yang baik, mendesain pembelajaran yang baik pula agar dapat diminati oleh siswa. Saya berharap guru-guru yang mewakili madrasah dapat menerapkan hasil pelatihan sesuai dengan harapan dan terutama dapat disalurkan kepada guru lainnya demi peningkatan mutu pendidikan kita,” kata Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Banten

Drs. H. Agus Salim, M.Pd yang hadir sekaligus membuka Pelatihan Praktik yang Baik dalam Pembelajaran dan Manajemen Sekolah tingkat SMP/MTs di daerah mitra Kohor 2 USAID PRIORITAS Provinsi Banten.

Acara yang digelar pada 9-15 Februari 2015 itu diikuti oleh para calon fasilitator daerah yang terdiri atas guru, kepala sekolah, dan pengawas dari Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Pelatihan ini bertujuan untuk melatih para peserta dalam mengimplementasikan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah sehingga dapat diteruskan kepada guru dan kepala sekolah lainnya di wilayah masing-masing. Dari pelatihan ini juga diharapkan peserta mampu menguatkan tata kelola sekolah seperti menyediakan anggaran untuk pembelajaran dan program budaya membaca demi kemajuan sekolah.

“Peserta yang hadir ada tiga puluh orang. Mereka akan menjadi fasilitator di daerahnya masing-masing sehingga pelatihan ini mampu mendorong kapasitas mereka sebagai guru dan tenaga kependidikan untuk menindaklanjuti pelatihan serupa lewat dukungan pemerintah daerah,” ujar Dr. Rifki Rosyad, koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Banten di sela-sela acara.

Di hari kelima, peserta melakukan praktik mengajar di SMP IT Roudhotul Jannah, Cilegon dengan didampingi para pengajar sekolah tersebut sebagai pengamat. Siswa yang berpartisipasi dalam Praktik Mengajar ini mengaku sangat senang karena lebih mudah menyerap materi yang diberikan.

Atas: Peser ta sedang mempraktikkan mater i karakteristik pembelajaran efektif.

Bawah: Praktik ajar di SMP IT Roudhotul Jannah Cilegon, pada hari kelima pelatihan.

Kolaborasi Dosen dan Guru demi

Perbaikan Mutu Pembelajaran

TANGERANG - “Setelah mengikuti pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadakan USAID PRIORITAS ini, saya jadi paham bagaimana

melaksanakan PTK dengan baik, agar dapat

memperbaiki mutu pengajaran di kelas. Saya juga senang karena dalam pelatihan ini, saya dapat berkolaborasi dengan dosen sebagai tenaga pengajar. Di sekolah sendiri, Kepala Sekolah sudah meminta saya untuk dapat menularkan kepada rekan guru yang lainnnya.” kata Sobri, guru MIN Langon Cilegon yang menjadi peserta dalam Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas tahap 2 yang diselenggarakan USAID PRIORITAS Provinsi Banten pada 20-22 Februari 2015 di Tangerang.

Lynne Hill Teacher Training Advisor USAID PRIORITAS, juga mengatakan dalam pembukaan, “Penelitian Tindakan Kelas diharapkan juga memperkuat kerjasama di antara guru dan dosen sebagai pengajar dalam memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.”

Berkaitan dengan hal tersebut, USAID PRIORITAS Provinsi Banten telah melangsungkan dua kali pelatihan PTK agar dapat menyempurnakan instrumen dan melakukan perencanaan tindakan di kelas. Peserta terdiri atas dua dosen dan dua guru yang mencakup 4 tim yakni satu tim literasi SD, satu tim literasi MTs, satu tim Matematika MI dan satu tim IPA SMP.

“Total peserta dalam pelatihan ada enam belas orang. Mereka diharapkan dapat melakukan penelitian dengan baik sehingga mampu melakukan perubahan dalam

pembelajaran di kelasnya. Pada akhirnya, mereka juga akan dapat meningkatkan kemampuan diri baik sebagai guru maupun dosen dalam meneliti dan mengajar”, ujar Dr. Naf'an Tarihoran, M.Hum., S.Pd., Teacher Training Institute (TTI) – Development School USAID PRIORITAS Provinsi Banten. “Tujuan kegiatan ini adalah menganalisis data hasil siklus pertama yang sudah kami laksanakan dan melakukan perencanaan tindakan dan penyempurnaan instrumen untuk siklus kedua. Diharapkan guru dan dosen mampu menerapkan penelitian tindakan kelas sebagai upaya memecahkan pembelajaran di kelas,” tambahnya. Guru Matematika MIN Langon Cilegon,

(kanan) sedang berdiskusi dengan dua dosen IAIN Sultan Maulana

(4)

BERITA

DELI SERDANG - “Peran pengawas mata pelajaran (mapel) itu penting dalam perbaikan pembelajaran di kelas. Karena fungi pengawasan di setiap mapel akan membuat pengajaran lebih fokus,” seru Drs. Dadang Danial Tafif, kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, yang turut hadir dalam kunjungan belajar yang diselenggarakan USAID PRIORITAS Provinsi Banten ke SMP Negeri 2 Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara pada 24-25 November 2014.

“Bagaimanapun Pengawas tidak lagi berfungsi di sisi aspek manajerial saja, tetapi juga harus mampu menjalin kedekatan dengan sekolah sehingga pembelajaran lebih mengena di kelas,” tambahnya di sela-sela kunjungan untuk memperhatikan keberhasilan pembelajaran di salah satu kelas. Acara yang diselenggarakan selama dua hari ini ternyata mampu memberikan inspirasi bagi para tenaga kependidikan yang hadir, terutama dalam menyusun tindak lanjut usai kunjungan belajar.

Dra. Hj. Elis Yualeti, M.Pd selaku Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Serang mengatakan bahwa pendataan diperlukan lagi untuk melihat jam mengajar guru bidang studi dan penerbitan SK mengajar bagi guru yang memiliki jumlah jam kurang dari 24 jam per minggu. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan beban kerja guru sehingga lebih efektif bagi guru.

Di sisi lain, kunjungan belajar ini juga mendorong peserta untuk membentuk paguyuban serupa yang terdiri atas komite sekolah dan komite tingkat kelas untuk perbaikan kualitas pembelajaran di sekolah.

(Ahmad)

Adakan Pengawas Mapel dan Paguyuban Hasil Kunjungan Belajar

(Atas) Hj. Elis Yulaeti melakukan observasi pembelajaran di kelas

VIII-7 SMPN 2 Lubuk Pakam (25/11/2014).

(Bawah) Drs. Dadang Danial Tafif tampak berdiskusi dengan

Pengawas mapel Matematika dari Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang (24/11/2014).

Fasilitator Nasional Banten Siap Tampil Tindak Lanjuti Peningkatan Mutu Sekolah

MAKASSAR – “Jika selama ini

IPA terkesan eksklusif dan sulit, kini diharapkan siswa lebih mudah memahami konsep IPA dengan menemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran model seperti ini mengaitkan materi ajar dengan kondisi lingkungan sekitar. Hal ini akan saya terapkan kepada siswa saya kelak sehingga lebih menyenangkan dan menarik,” kesan Nurlaelati (27/2), guru IPA SMPN 1 Maja, Kabupaten Lebak.

Lain lagi pendapat Asep

Rohanda (27/2), guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang. Dia mengatakan, “Saya mendapatkan inspirasi agar sebagai guru mampu berkreasi, misalnya dalam membuat laporan sehingga lebih informatif. Caranya, siswa diberikan dulu teks awal kemudian pertanyaan-pertanyaan turunan dari subtema yang memudahkan anak menelaahnya.”

Demikian pendapat mereka yang disampaikan di sela-sela pelatihan tingkat nasional III SMP/MTs di Makassar yang dihadiri tujuh provinsi mitra, termasuk Banten. Pelatihan ini diselenggarakan pada 26

Februari hingga 1 Maret 2015 yang d i h a r a p k a n a g a r p e s e r t a d a p a t menerapkan hasil pelatihan dengan melatih dan mengembangkan sekolah bermutu. Untuk dapat melakukan penilaian yang efektif, peserta juga dilatih melakukan penilaian otentik dan dokumen portofolio sehingga guru akan menjadi lebih komprehensif dalam menilai kemampuan belajar yang sudah dan belum dikuasai siswa.

Sementara pada materi MBS, p e s e r t a d i l a t i h m e n g e m b a n g k a n keprofesionalan guru secara berkelanjutan dan penguatan program membaca. “Sebagai kepala sekolah, saya jadi mengetahui apa saja yang menjadi kendala dan tantangan untuk kemajuan sekolah. Bagaimanapun kepala sekolah, guru, p e n g a w a s d a n k o m i t e s e k o l a h b e r p e r a n u n t u k mengaplikasikannya melalui empat elemen, yakni manajemen, peran serta masyarakat, budaya baca dan pembelajaran,” ujar Didik Kuswinarto (27/02), Kepala SMPN 4 Warunggunung, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.

Salah satu percobaan pembelajaran yang dilakukan peserta pelatihan (27/2).

(5)

INOVASI PEMBELAJARAN

Menjawab Keingintahuan Siswa lewat PAKEM

Siswa pun melengkapi hasil kunjungan antar kelompok dengan menuliskan temuan tersebut dalam kertas plano. Hasil akhirnya, setiap kelompok memajang dan menempelkan bagian dari tanaman obat untuk ditampilkan di dinding kelas. “Awalnya siswa tak banyak yang paham dengan jenis dan manfaat tanaman obat jika diberikan penjelasan saja. Kini setelah diskusi dan melihat secara langsung tanaman obat, siswa mampu mengidentifikasikan jenis dan kegunaan tanaman obat. Mengapa? Sebab siswa belajar menemukan konsep secara langsung,” tegasnya.

SERANG – Enih Sukanah S.Pd, guru kelas IV yang sedang mengajar Bahasa Indonesia di SDIT Khairunnas, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, tidak menyangka bahwa bungkusan yang dibawanya ke kelas pagi ini membuat riuh siswa kelas IV. Setiap kelompok siswa mendapatkan satu bungkusan plastik hitam dengan kertas plano dan spidol untuk menuliskan hasil kelompok.

Sebelum membuka bungkus plastik yang sudah membuat penasaran setiap siswa, Enih membagikan lembar teks cerita untuk dibaca setiap siswa dengan hening selama lima menit. Lembar cerita berisi kisah Ibu Siti yang memiliki sebidang tanah untuk ditanami dengan tanaman obat.

Usai membaca teks, siswa diminta untuk membuka bungkusan di tiap kelompok. Sontak setiap siswa antusias untuk menuliskan nama tanaman yang ditemukan dalam bungkus plastik hitam tersebut. Kemudian siswa mendiskusikan jenis dan kegunaan tanaman tersebut di setiap kelompok. Siswa bisa menulis berdasarkan hasil bacaan dalam teks dan hasil diskusi bersama.

Siswa pun antusias saling bercerita tentang tanaman yang ditemukan. “Saya menemukan jahe. Jahe banyak manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Jahe juga digunakan sebagai jamu untuk menghilangkan pegal-pegal,” ujar seorang siswa dengan lantang berpendapat.

“Saya menemukan kunyit. Menurut saya kunyit sangat membantu untuk menyembuhkan batuk,” kata seorang siswa yang lain menjelaskan tanaman obat yang ditemukannya.

“Setelah kalian berdiskusi, kini kalian jadi mengetahui manfaat dan kegunaan tanaman obat tersebut dalam kelompoknya. Tugas berikutnya adalah kalian tentukan siapa yang jadi juru bicara kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompoknya. Anggota kelompok yang lainnya diminta untuk berkunjung ke kelompok yang membahas tanaman obat yang sama,” seru Enih menegaskan tugas berikutnya.

Setelah berdiskusi siswa menuliskan hasil temuannya untuk dilaporkan dalam kunjungan antar kelompok.

Dinamika Kelompok di Kelas Ubah Paradigma Siswa

TANGERANG SELATAN - “Jika dulu siswa berpendapat sekolah hanya kewajiban, sekarang siswa senang berada di sekolah. Siswa mulai merasa sekolah sebagai kebutuhan,” kata Liana M. M . P d , g u r u I PA S M P N 1 6 Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan. Ia merasakan dampak perubahan siswa berkat pembelajaran kontekstual yang diperkenalkan oleh Drs. Joko Budi Santosa M.Pd., Fasilitator Daerah Kabupaten Tangerang Selatan.

Memulai perubahan, Joko berinisiatif dengan melakukan penataan ruang kelas. Suasana kelas yang kondusif tentu akan

membuat siswa merasa nyaman memahami pembelajaran, pikirnya. Ia pun mendorong rekan guru di SMPN 16 untuk menerapkannya di seluruh mata pelajaran yang diampunya. Penataan kursi dan meja secara berkelompok adalah salah satu cara perubahan agar pembelajaran dapat berlangsung optimal dengan meransang siswa untuk aktif berdiskusi.

Siswa mulai memecahkan persoalan pembelajaran lewat partisipasi dalam kelompoknya.

Selanjutnya, penyediaan pajangan di dalam kelas membuat siswa bersemangat u n t u k m e n a m p i l k a n h a s i l k a r y a kelompoknya. “Pajangan karya siswa semacam motivasi untuk menampilkan karya terbaik. Selain itu, pajangan yang mereka tampilkan menjadi sumber belajar tempat mereka saling berbagi informasi dan inspirasi,” ujar Joko menambahkan kesan-kesannya terhadap perubahan di SMPN 16.

Perubahan yang juga dirasakan adalah penyediaan alat peraga pembelajaran yang dihasilkan oleh siswa. Guru pun menjadi termotivasi untuk membuat serupa dari bahan-bahan low-cost material dan mudah didapat. “Tentunya ini membuat siswa menarik karena suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan.” tambah Liana yang menceritakan pengalaman perubahan pembelajaran yang dialaminya di kelas.

Siswa terlihat aktif saat duduk berkelompok. Perubahan juga terjadi dengan penataan pajangan karya siswa di dalam kelas sebagai sumber belajar.

(6)

Siswa mengindentifikasikan hasil pengamatan di luar kelas kemudian mencatatnya. Guru mendampingi aktivitas di luar kelas.

Wewarah PRIORITAS Edisi 9/Maret/2015

6

INOVASI PEMBELAJARAN

Alam Raya Sekolahku

PANDEGLANG – Kita bisa belajar di mana saja. Prinsip ini diyakini oleh Uum Umiati S.Pd.SD., guru IPA kelas IV SDN Kurung Kambing 4, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang. Ia mengajak siswa turun ke sawah dan kebun dekat sekolah untuk mengamati langsung berbagai makhluk hidup yang hidup di sana. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengenal manfaat lingkungan sekitarnya bagi manusia.

“Ayo catat! Apa saja mahluk hidup yang kalian lihat?” serunya kepada para siswa. Segera siswa menjawab nama hewan dan tanaman yang mereka lihat. Selama 10 menit, mereka mencatat berbagai mahluk hidup yang ditemukan. “Saya menerapkan pendekatan kontekstual agar siswa punya pengalaman langsung berinteraksi

dengan lingkungan melalui pembelajaran. Siswa bisa memahami konsepnya dengan jelas,” tuturnya.

Uum Umiati adalah salah satu peserta praktik mengajar Pelatihan Praktik yang Baik Pembelajaran PAKEM di Kabupaten Pandeglang yang diselenggarakan USAID PRIORITAS dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang.

Perubahan siswa nampak sekali berbeda, saat masih di dalam kelas siswa cenderung lebih diam dan pasif. Sementara di luar kelas, mereka menjadi aktif dan sibuk mengamati makhluk hidup yang jadi tema pembelajaran kail ini. Sekembalinya dari luar kelas, siswa semakin antusias untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapatnya dari hasil pengamatan.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang, Drs. Nurhasan M.Pd. menyambut positif adanya praktik mengajar di sela pelatihan. “Guru yang baik adalah guru yang mampu

memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah, sehingga siswa lebih mudah mencerna pembelajaran,” katanya menutup pelatihan yang diikuti oleh 112 guru SD dan MI dari sekolah mitra di Kecamatan Bojong dan Mandalawangi. Pelatihan itu sendiri berlangsung sejak Jumat hingga Senin, 7-10 November 2014. (Usman)

Sajikan Data dengan Warna-warni Mudahkan Siswa Analisis

PANDEGLANG - “Kali ini kita akan belajar tentang menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang. Sebelum dimulai, ibu mengajak kalian semua untuk bermain. Nama-nama yang ibu panggil diharapkan maju ke depan kelas,” seru Ela Nurlaelasari, S.Pd.SD., guru Kelas VI SDN Bojong 2, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, yang sedang mengajar Matematika di hadapan seluruh siswa di kelas.

Usai disebutkan namanya satu per satu, siswa pun tampil di depan kelas. Kini terdapat enam siswa berada di depan kelas. Kemudian, guru meminta satu orang siswa untuk maju dan mengurutkan enam orang siswa tersebut mulai dari yang tertinggi hingga yang terpendek yang dilihat dari tinggi badannya. Siswa pun sepakat dan menyetujui bahwa mereka sudah berdiri sesuai urutan dari yang paling tinggi badannya hingga yang terpendek.

Guru pun membagi tugas per kelompok dengan mengurutkan skor penilaian dari yang terendah hingga

tertinggi. Selanjutnya, Lembar Kerja (LK) siswa mulai dibagikan, siswa pun mengerjakan secara berkelompok hasil penilaian siswa tersebut dan memasukkan datanya dalam LK. Siswa pun diminta untuk membuat presentasi hasil diskusi per kelompok berupa temuan data lewat tabel dan diagram batang dengan kertas warna-warni sehingga terlihat menarik. Dengan tampilan data yang menarik tentunya memudahkan bagi siswa untuk membuat analisis dan kesimpulan.

“Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, nilai 65 ada dua orang. Nilai 80 ada tiga orang. Nilai 90 ada lima orang,” kata seorang siswa menjelaskan temuan data dalam kelompoknya dengan membaca hasil diskusi yang sudah berisi tabel batang warna-warni. Hasil karya siswa per kelompok pun dipajang di dinding kelas.

“Sekarang siswa jadi mudah membuat analisis temuan data dari tabel dan diagram batang setelah mereka mampu memahami konsepnya. Mereka juga mampu menyajikan data secara menarik, dengan warna warni jadi mudah dibaca,” kesan Ela menutup sesi pembelajaran.

(Atas) Siswa berdiskusi menyajikan temuan

data dalam tabel dan diagram batang.

(Bawah) Siswa pun memajangkan hasil

(7)

TATA KELOLA DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Peran Serta Masyarakat dan Komite untuk Renovasi Sekolah

Pandeglang – Bangunan fisik sekolah sangat mempengaruhi suasana belajar. Hal itulah yang dirasakan oleh Eutik Sobariyah, Kepala SDN Panjangjaya 2, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang. Ia melihat bagunan sekolah sudah tak layak dengan kondisi gelap, tak ada ruang baca untuk siswa, serta sebagian kondisi kelas yang rusak.

Sebagai Fasilitator Daerah (Fasda), ia menggagas ide perbaikan sekolah dengan mengajak partisipasi guru dan komite sekolah untuk membentuk panitia pembangunan sekolah secara swadaya. Panitia terdiri atas guru dan komite sekolah yang bertugas menggalang dana dan melakukan pertemuan secara regular untuk memantau pelaksanaan pengumpulan dana. Hasil pengumpulan dana melebihi perkiraan semula sehingga mampu merenovasi sekolah menjadi tempat menuntut ilmu yang lebih nyaman dan layak lagi.

“Semula kami prihatin dengan kondisi sekolah yang sudah rapuh dan rusak. Bersama guru, komite sekolah dan orangtua siswa menggagas penggalangan

dana. Kami juga bersama-sama memantau pelaksanaan pembangunan sekolah. Alhamdulillah, sekarang kami sudah memiliki bangunan sekolah layak huni dan nyaman untuk siswa jika hujan datang,” kesan Eutik usai menutup rapat komite sekolah.

Pembangunan sekolah dilaksanakan secara bertahap menyesuaikan agenda sekolah dan biaya yang terkumpul. “Pertama kami memperbaiki atap yang sudah bocor untuk mengantisipasi hujan datang. Kemudian, perbaikan dilanjutkan pada tanggul depan sekolah agar siswa ny a m a n b e r a k t i v i t a s t a n p a t a k u t terpeleset. Kami berhasil memanfaatkan ruang terbuka untuk pojok baca siswa,” tambah Eutik sembari menunjukkan bangunan sekolah yang sudah diperbaiki. “Saya bersyukur kontribusi komite sekolah dan peran serta masyarakat dalam mendukung pembangunan sekolah ini sehingga menjadi bangunan sekolah yang layak dan nyaman. Bukankah untuk mendapatkan pembelajaran bermutu, diperlukan bangunan yang layak?” kesan Eutik lagi. (Usman)

(Atas) Bangunan sekolah sebelum diperbaiki sudah dengan atap yang rusak dan bocor.

(Bawah) Rapat komite sekolah dan masyarakat yang merumuskan kesepakatan pembangunan sekolah.

Peran Komite Sekolah untuk Perbaikan Mutu Sekolah

TANGERANG SELATAN – “Kami senang sekolah kami bermitra

dengan USAID PRIORITAS. Wawasan kami sebagai pengajar bertambah dalam menyelenggarakan pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga mendorong siswa untuk lebih sering bertanya dan berdiskusi di dalam kelas,” ujar Endang Sri Pujiarti, S.Pd., Kepala SDN Kademangan I, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan di sela-sela jam istirahat sekolah. Perubahan pengelolaan sekolah mulai diterapkan oleh Endang setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Banten dengan memperhitungkan ketersediaan anggaran untuk penyediaan sarana pembelajaran demi perbaikan mutu sekolah. Sekolah yang menampung 628 siswa kini berhasil dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai sekolah terbaik. Sekolah pun memajangkan prestasi dan hasil karya siswa untuk menunjukkan capaian mereka alami selama ini.

“Saya terkesan sekali. Sekarang anak saya mulai aktif bertanya tentang berbagai hal. Ia juga mulai bercerita pengalaman menyenangkan di sekolah seperti berdiskusi dengan temannya atau belajar menggunakan alat peraga di kelas,” kata Tri Wuryaningsih, orangtua siswa kelas VI yang datang ke sekolah saat itu. “Saya juga aktif di Komite Sekolah di sini supaya sama-sama bisa memantau kemajuan sekolah,” tambah Tri saat ditanya peran komite sekolah.

Membuat kemajuan sekolah bukan perkara mudah. Alasan inilah yang mendorong Endang selaku Kepala Sekolah untuk sering melibatkan komite sekolah dalam berbagai kegiatan. “Kemajuan sekolah bukan terletak pada kepala sekolah saja, tetapi semua harus berperan termasuk komite sekolah,” tuturnya.

Suasana pembelajaran di kelas IV SDN Kademangan I, Kecamatan Setu, Kabupaten Pandeglang.

(8)

Wewarah PRIORITAS Edisi 9/Maret/2015

8

TATA KELOLA DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Mendukung Regrouping untuk Peningkatan Mutu Pendidikan

PANDEGLANG - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang menyetujui pelaksanaan regrouping sebagai langkah awal penataan dan p e m e r a t a n g u r u d i K a b u p a t e n Pandeglang. Melalui serangkaian kegiatan komprehensif yang melibatkan Dinas Pendidikan, Bappeda, dan Badan K e p e g a w a i a n D a e r a h ( B K D ) Kabupaten Pandeglang pengelolaan pendidikan dasar yang efektif dan efisien melalui distribusi guru sekolah dasar menjadi perhatian khusus. Berdasarkan analisis Data Pokok Pendidikan (Dapodik), ditemukan terdapat 133 SDN yang merupakan sekolah kecil dengan jumlah siswa atau rombongan belajar kurang dari setengah Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar . Alasan lainnya j u g a , s e ko l a h - s e ko l a h t e r s e b u t memiliki lokasi yang sangat berdekatan dan tersebar di 31 Kecamatan, Kabupaten Pandeglang. Berangkat dari persoalan ini, penggabungan sekolah atau yang biasa dikenal regroup menjadi

rekomendasi kebijakan untuk penataan dan pemerataan guru selanjutnya. Proses perumusan isu strategis dan alternatif kebijakan ini mendorong keterlibatan UPTD agar lebih aktif berperan untuk memantau pelaksanaan verifikasi data dan meninjau kembali payung kebijakan regroup SD yang sudah ada sebelumnya.

“Saya sangat menyetujui penataan dan pemerataan guru PNS serta regrouping SD apalagi hal itu bertujuan untuk peningkatan mutu pendidikan,” seru Drs. H. Dadan Tafif Danial, M.M., Kepala D i n a s P e n d i d i k a n K a b u p a t e n Pandeglang dalam menyampaikan pendapatnya di hadapan peserta rapat yang terdiri atas Kepala UPTD dan tim Penataan dan Pemerataan Guru di seluruh Kabupaten Pandeglang yang hadir. (Oktin)

Pojok Baca Dorong Siswa Terampil Menulis

CILEGON - Kebiasaan membaca yang rutin ternyata menghasilkan penulis-penulis muda di kalangan SMP IT Roudhoutul Jannah, Cilegon. Sekolah yang sudah berdiri sejak dua belas tahun silam ini, telah menggagas program baca setiap Senin pagi selama 30 menit sebelum pembelajaran dimulai. Sekolah pun menyediakan fasilitas perpustakaan yang nyaman untuk membaca. Siswa pun tampak senang berkunjung di sela-sela istirahat pembelajaran dan usai pulang sekolah untuk meminjam buku.

“Kami menyediakan fasilitas perpustakaan yang nyaman untuk baca. Bahkan di setiap lantai, kami sediakan pojok baca yang nyaman sehingga mereka bisa tetap membaca dimana saja,” kata Dra. Endang Hanimah,

Kepala Sekolah yang bercerita mengenai fasilitas perpustakaan dan pojok baca di setiap lantai bangunan sekolah tersebut.

Tidak hanya program baca dan perpustakaan saja, Endang juga

berhasil menyediakan pojok baca untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk membaca.

“Orangtua bercerita pada saya bahwa kini anaknya senang menyisihkan uang untuk membeli buku. Misalnya, untuk bermain catur, siswa lebih memilih belajar bermain catur lewat buku ketimbang menonton orang bermain catur,” tambah Endang sekali lagi. Upayanya untuk mendorong siswa

t e r a m p i l m e m b a c a t e r n y a t a membuahkan hasil. Kini ia berhasil m e n go l e k s i k a r y a s i sw a u n t u k diterbitkan menjadi buku bacaan secara mandiri. Ia melihat minat siswa tidak hanya membaca saja tetapi juga menulis. Kini pojok baca yang sudah dirintisinya tampak sering dikunjungi oleh siswa di sela-sela istirahat pembelajaran dan pulang sekolah. Pojok Baca yang tersedia di lantai 2 di SMP IT Roudhotul Jannah

tampak sedang dikunjungi oleh siswa di sela-sela istirahat pembelajaran. Pojok baca dibuat dengan nyaman seperti rak buku yang berisi beberapa buku bacaan dan karpet untuk duduk. Pojok Baca berada di area yang tenang, tidak gelap, dan terbuka sehingga siapa pun dapat menikmati untuk membaca buku.

(Atas) Kepala Dinas Kabupaten Pandeglang, Drs. H. Dadan

Tafif Danial, M.M., menyatakan dukungannya terhadap penataan dan pemerataan guru.

(Bawah) Diskusi di antara kepala UPTD Kabupaten

(9)

KOORDINASI ANTAR INSTITUSI PENDIDIKAN

Promosi Praktik yang Baik di Sekolah Nonmitra

TA N G E R A N G S E L ATA N - Memasuki tahun kerja ketiga, USAID PRIORITAS melaksanakan mid-term review yang dilaksanakan oleh tim REDI, termasuk di Provinsi Banten. Evaluasi yang diadakan di paro waktu proyek dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi di tingkat Kabupaten/Kota tentang kinerja sampai saat ini, e f e k t i v i t a s d u k u n g a n u n t u k memperbaiki kualitas pendidikan, serta upaya peningkatan koordinasi secara vertikal dan horizontal di kalangan pelaku pendidikan dalam memperkuat proses belajar mengajar.

Adapun metode survei dipilih untuk pengumpulan data dengan responden terdiri atas staf atau mereka yang pernah terlibat dalam USAID PRIORITAS yang meliputi DPRD tingkat II Kabupaten/Kota, Dinas P e n d i d i k a n P r o v i n s i , K a n t o r Kementerian Agama, hingga orangtua siswa yang menyekolahkan anaknya di sekolah mitra. Data dimasukkan dalam digital data entry.

Dalam upaya evaluasi paro waktu tersebut, pengumpulan data dilakukan salah satunya di Kota Tangerang Selatan pertengahan Februari 2015. Kunjungan p e r t a m a d i l a k s a n a k a n d i D i n a s

Pendidikan Kota Tangerang Selatan. “Saya menyambut baik kehadiran U S A I D P R I O R I TA S k a r e n a m e n d o r o n g g u r u u n t u k m e n i n g k a t k a n k a p a s i t a s pembelajaran PAKEM di kelas,” ucap Kepala Dinas Pendidikan Kota Ta n g e r a n g S e l a t a n d i a w a l pembukaan pertemuan.

Secara bersamaan, disampaikan hasil pelaksanaan District Showcase yang berhasil digelar awal Februari 2015. “Saya berharap keberhasilan penyelenggaraan pendidikan berkat USAID PRIORITAS tidak hanya di dua kecamatan saja, tetapi bisa menyentuh di semua kecamatan. Oleh karena itu, saya mendukung a d a n y a d i s e m i n a s i a g a r b i s a mengembangkannya di sekolah nonmitra. Sejalan dengan sinergi program yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, kami juga mendorong Kepala UPTD d a n Pe n g aw a s S e ko l a h u n t u k merencanakan dan menggunakan dana di kemudian hari untuk program diseminasi,” tegas Drs. H. Mathodah, M.Si., Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan (16/2).

(Atas) Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, Drs.

H. Mathodah, M.Si., tampak menyimak lembar data atau yang biasa dikenal Fact Sheet yang memuat capaian terkini program USAID PRIORITAS.

(Bawah) Salah seorang Pewawancara dari Tim REDI sedang

mewawancarai Bambang Triyadi, SIP., Ketua Komisi II DPRD Tangerang Selatan.

Apa Kata Mereka?

Etty Mutianingsih Fasilitator Daerah dan Guru IPA SMPN 2 Cilegon

Setelah mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan USAID PRIORITAS, saya tidak hanya mendapatkan pengetahuan yang menambah wawasan saya sebagai guru, tetapi juga

pengalaman untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Melalui USAID PRIORITAS, saya juga pernah diundang menjadi fasilitator dalam Pelatihan

Peningkatan Mutu Pendidikan yang diselenggarakan oleh LPMP Jambi pada September 2014. Saya juga pernah melakukan pelatihan hingga ke Papua. Pengalaman menarik ini tentu berharga buat saya karena saya mampu membagikan pengetahuan dan pengalaman saya dalam praktik yang baik agar semakin banyak guru menerapkan pembelajaran aktif untuk perbaikan mutu pendidikan kita.

Lusiani Dewi Assaat, S.Pd., M.Si Dosen Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, Banten

Saya senang bisa mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan USAID PRIORITAS karena bermanfaat bagi saya sebagai dosen. Saya paham dan mampu mengelola kelas dengan baik seperti membuat mahasiswa lebih aktif berdiskusi dan pembelajaran yang menyenangkan bagi

mereka. Melalui pelatihan Penelitian Tindakan Kelas, saya juga memahami bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran lewat penelitian yang baik yang sesuai dengan dasar-dasar pengajaran.

(10)

Siswa kelas VI MIN Langon, Cilegon, sedang menguji berbagai jenis benda yang diberikan untuk mengetahui penghantar panas yang baik.

Wewarah PRIORITAS Edisi 9/Maret/2015

10

PRAKTIK YANG BAIK

Mempelajari IPA lewat Eksperimen Menyenangkan

Cilegon – Pelajaran IPA dengan memahami konsep perpindahan dan perubahan energi bukan perkara mudah bagi siswa kelas VI di semester genap. Maka pagi itu, Mahpudin, salah seorang praktik ajar Training of Trainer Modul 2 di Kohor 2 yang meliputi Ko t a Ta n g e r a n g S e l a t a n d a n K a b u p a t e n Ta n g e r a n g y a n g d i s e l e n g g a r a k a n o l e h U S A I D PRIORITAS mempraktikkannya lewat eksperimen sederhana (7/3). Pelatihan yang berlangsung pada tanggal 4-9 Maret 2015 ini diikuti 30 Peserta dan dibuka oleh Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Dinas (Dikdas) Provinsi Banten, Akhmad Yani CH, M.Si (3/3)

“Anak-anak, apa yang terjadi jika kalian memegang wajah penggorengan tanpa menggunakan kain waslap?” tanya Mahpudin kepada siswa. Siswa pun saling bersahutan memberikan kesaksian saat mereka memegang wajan penggorengan tanpa kain waslap.

Siswa yang sudah terbagi kelompok di kelas, kemudian diberikan peralatan sederhana berupa lilin, korek api, lidi, kawat, sendok logam, sendok plastik, pensil, ranting kayu dan gelas. Masing-m a s i n g ke l o Masing-m p o k y a n g s u d a h mendapatkan peralatan menguji

benda-benda yang diberikan dengan lilin yang menyala untuk menguji jenis benda yang dipanaskan di atas lilin. Siswa mengamati berbagai jenis benda yang diujikan tersebut. Salah seorang siswa kemudian mencatat hasil eksperimen sederhana dalam lembar kerja. Laporan siswa per kelompok dapat berupa poster, teks tertulis dan brosur yang menjelaskan sifat benda konduktor dan isolator yang ditemukannya dalam eksperimen mereka. Laporan siswa akan dipajang dalam dinding kelas sehingga menjadi sumber belajar bersama.

Usai eksperimen sederhana tersebut, Mahpudin pun meminta setiap kelompok untuk tampil menyampaikan hasil laporannya. “Sekarang setiap presentasi kelompok, saya pun mulai mempertimbangkan gender di antara mereka. Tidak melulu siswa lelaki atau siswa perempuan saja yang berbicara dan tampil di depan. Saya berharap setiap siswa dapat menunjukkan potensinya di dalam kelompok sendiri dan presentasi di kelas,” tambahnya di sela-sela presentasi kelompok.

Di akhir pembelajaran, siswa ditanya mengenai pengalaman eksperimen sederhana yang baru saja dilakukannya. Beberapa perwakilan siswa pun menjawab serupa bahwa pembelajaran yang baru saja mereka lakukan

itu menyenangkan. Masing-masing siswa pun menuliskan pengalaman pembelajaran di lembar refleksi. Lain Mahpudin, lain pula, Siti Khodijah S.Pd.SD., yang juga turut serta dalam praktik ajar di MIN Langon, Cilegon (7/3). Ia tampil mempraktikkan pembelajaran tematik di kelas awal. Sebagai guru di SDN Jelupang I, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan, ia merasa pengalaman pelatihan yang diberikan USAID PRIORITAS memberikan nuansa baru. Tidak hanya diberikan penguatan, tetapi lewat persiapan dan praktik ajar membantu peserta untuk lebih terarah dan matang sebelum menularkannya kembali ke rekan guru yang lain.

“Lewat praktik ajar yang saya alami hari ini, saya bisa cerita ke rekan-rekan guru yang lain bahwa kita bisa memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Saya ajak siswa untuk keluar kelas, mengamati bagian-bagian dari tumbuhan yang ditemukan di lingkungan sekolah. Kemudian mereka mencatat hasil temuannya Siti Khodijah S.Pd.SD., (berkerudung oranye) tampak sedang

memantau kelompok siswa yang mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran.

Apa Kata Mereka?

Drs. H. Agus Salim, M.Pd Kepala Kantor Wilayah

Kementerian Agama Provinsi Banten Luar biasa! Program pelatihan yang

diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS ini wajib dilaksanakan secara berkesinambungan. Pelatihan ini menguatkan guru dan tenaga kependidikan kita tentang praktik yang baik dalam

pembelajaran dan manajemen sekolah. Ini penting saya tegaskan karena untuk mendapatkan hasil yang baik perlu ditingkatkan kualitas mengajarnya. Selain itu praktik yang baik adalah bagaimana mampu merangsang

siswa untuk aktif dan kreatif di dalam kelas.

tersebut. Siswa tampak menyukai kegiatan tersebut,” ujar Siti sekali lagi sambil memantau kelompok siswa yang sedang mengamati tanaman di sekitar sekolah.

(11)

PRAKTIK YANG BAIK

Berbagi Praktik yang Baik di Expo SMPN 2 Cilegon

CILEGON - “Expo ini memiliki

beberapa tujuan. Pertama, ajang apresiasi guru dan siswa untuk menunjukkan hasil pembelajaran. Kedua, kami ingin menunjukkan bahwa kami telah berhasil

menciptakan produk pembelajaran sebagai implementasi pelatihan yang sudah kami terima, misalnya pelatihan-pelatihan yang dilakukan USAID DBE hingga USAID PRIORITAS. Melalui expo ini kami berharap dapat terus berkarya dan berinovasi sehingga dapat berbagi dengan sekolah-sekolah yang lain juga,” ujar Etty Mutianingsih, guru IPA SMPN 2 Cilegon sekaligus Fasilitator Daerah (Fasda) yang ditemui di sela-sela pameran unjuk karya tersebut (25/2).

Expo pendidikan yang bertajuk, “Membangun Generasi Kaya Kreasi, Aksi, Apresiasi, dan Prestasi” itu diselenggarakan di halaman SMPN 2 Cilegon dan berlangsung selama dua hari, 25-26 Februari 2015. Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi guru dan siswa untuk

menyampaikan gagasan dan pengalaman sehingga menjadi motivasi untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Wakil Walikota Cilegon (26/2), Edi Ariadi yang hadir memberikan dukungan akan penyelenggaraan pameran pendidikan di SMPN 2 Cilegon ini. “Pameran kreativitas guru dan siswa wajib diapresiasi dan dikembangkan oleh pihak sekolah. Expo ini menyatukan kegiatan dua arah, guru dan siswa yang melibatkan partisipasi mereka untuk memberikan yang terbaik demi peningkatan mutu

pendidikan,” katanya dalam sambutan yang dibacakan. Beliau juga menyempatkan untuk berkunjung ke setiap stan pameran kemudian berdialog dengan siswa dan guru tentang produk pembelajaran yang ditampilkan.

SMPN 2 Cilegon adalah salah satu sekolah yang berhasil menerapkan program replikasi pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah yang diselenggarakan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Banten. Sekolah yang berdiri pada tahun 1984 tersebut kini telah menerima siswa sekitar 900 siswa. Produk pembelajaran dari setiap mata pelajaran dipamerkan secara aktratif dan informatif. Acara ini mampu menyedot animo masyarakat luas yang tertarik dengan pengalaman dan gagasan pembelajaran yang baik yang ditampilkan. Pameran pendidikan ini juga terbuka untuk siapa saja.

Edi Ariadi, Wakil Walikota Cilegon tampak antusias dengan produk pembelajaran IPA yang sedang dipajang di pameran.

Menuju Madrasah Berkualitas dan Profesional

Dalam kesempatan ini, Kepala MIN Wantisari, Imron Mashadi, S.Ag. MM., yang hadir juga menyampaikan kesan yang positif bahwa pelatihan replikasi USAID PRIORITAS ini akan membantu guru dan tenaga kependidikan untuk lebih profesional. dalam meningkatkan kualitas madrasah.

LEBAK – Menjadikan madrasah menjadi sekolah yang profesional, berkualitas dan bernilai “jual” bagi masyarakat adalah harapan yang dikemukakan Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Lebak, H. Ahmad Hidayat M. S.Ip., M.Si dalam sambutannya menjelang penutupan pelatihan replikasi yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) seluruh Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Cileles (21/02). Pelatihan ini bermula dari gagasan Kelompok Kerja Madrasah (KKM) MIN Wantisari Kabupaten Lebak yang melihat keberhasilan pembelajaran di sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS.

Acara pelatihan yang mengambil tema, “Replikasi Praktik yang Baik dalam Pembelajaran dan PAKEM” itu dihadiri 75 orang yang terdiri atas guru dan pengawas MI di seluruh Kecamatan Cileles. Pelatihan ini juga mendorong kapasitas guru dan tenaga kependidikan agar mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan agar pembelajaran di madrasah berkualitas dan menjawab tantangan pembelajaran yang ada.

Untuk meningkatkan pembelajaran, Ahmad menekankan pentingnya peran Pengawas dalam mempersiapkan madrasah yang berkualitas dan profesional. “Dengan kegiatan ini, saya berharap bapak ibu yang hadir di sini dapat mempraktikkan kembali apa yang diperoleh dalam pelatihan sehingga menjadi praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah,” tegasnya.

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Lebak, H. Ahmad Hidayat M.S.Ip., M.Si., sedang menyampaikan dukungannya dalam pelatihan replikasi.

(12)

Wewarah PRIORITAS Edisi 9/Maret/2015

12

FOTO DAN PERISTIWA

Replikasi di Cipacung, Pandeglang (November 2014)

Early Grade Reading Assessment/EGRA di Serang (November 2014)

Kunjungan Belajar ke Medan (November 2014)

Lokakarya Analisis Kebijakan Publik Penataan dan Pemerataan Guru (PPG) Kohor 2 (14-16 Januari 2015)

Unjuk Karya Pendidikan Kota Tangerang Selatan (3 Februari 2015)

Unjuk Karya Pendidikan Kabupaten Tangerang (5 Februari 2015)

Rapat Kerja Provinsi Banten (Desember 2014)

Silahkan kirimkan berbagai praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah berikut RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), foto kegiatan dan foto produk pembelajaran via email ke arosita@prioritas.or.id atau pos ke Komplek Ciceri Indah Blok M No. 7, Sumur Pecung, Serang 42118, ditujukan ke Anna Rosita.

Penanggungjawab Tim Komunikasi USAID PRIORITAS Koordinator Provinsi Rifki Rosyad

Desain & Tata Letak Anna Rosita

Kontributor Staf & Penerima Manfaat

USAID PRIORITAS Provinsi Banten

USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/ pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang. Isi dari buletin ini bukan merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara praktek kerja industri dan prestasi belajar kewirausahaan secara sendiri-sendiri maupun secara

a) Wanita Pekerja Seks (WPS) Langsung adalah wanita berumur 15 tahun atau lebih yang telah berhubungan seks komersial dengan paling tidak satu pelanggan dalam satu bulan terakhir,

Dana cadangan: (a) Dana cadangan dibukukan dalam rekening tersendiri atau disimpan pada kas desa tersendiri atas nama dana cadangan pemerintah desa; (b) Dana cadangan

Membaca berbagai infor- masi tertulis dalam kon- teks bermasyarakat dan berbagai bentuk

Ciri khas rumah gadang adalah mempunyai keunikan dalam bentuk arsitekturnya dengan atap yang menyerupai tanduk kerbau yang terbuat dari bahan ijuk3. Riau – Rumah

a. Mendidik siswa untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi lebih mendalam. Proses belajar mengajar berlangsung dengan kreatif

[r]

Dari sini, e-mail dikirim ke Push Client yang tidak lain merupakan ponsel atau PDA phone pelanggan.. Cara kerja Ventus (lihat gam- bar), pada dasarnya sama antara penerimaan