• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Hasyim 302

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PERENCANAAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MELALUI SUPERVISI MANAJERIAL DI GUGUS IV

KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER Revisi pertama : 31 Maret 2018 Diterima : 02 April 2018 Tersedia online : 04 April 2018

Tujuan dari penelitian tindakan kepengawasan sekolah ini adalah: meningkatkan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember melalui supervisi manajerial. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari 2016 sampai dengan Juni 2016 semester 2 tahun pelajaran 2015/2016. Sedangkan tempat dilaksanakan penelitian tindakan sekolah ini di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang terdiri dari SDN Andongsari 01, SDN Andongsari 02, SDN Andongsari 04, SDN Andongsari 05, SDN Andongsari 06, SDN Pontang 01, SDN Pontang 02, SDN Pontang 03, SDN Pontang 04, SDN Pontang 05. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember sebanyak 10 orang. Teknik wawancara dalam penelitian digunakan untuk memperoleh sejumlah keterangan dari kepala sekolah tentang penerapan supervisi manajerial oleh pengawas untuk meningkatkan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa supervisi manajerial oleh peneliti dinilai dapat meningkatkan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah, mulai dari pra-siklus dengan hasil rata-rata guru yang awalnya baik meningkat menjadi pada siklus I peningkatan tersebut dapat dilihat dari rata-rata kemampuan guru dalam menyusun RPP kurikulum 2013, kemudian menjadi sangat baik pada siklus II.

Kata Kunci :Kompetensi

Perencanaan Manajerial, Supervisi Manajerial, Kepengawasan Sekolah

(2)

Hasyim 303

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam mempengaruhi kelangsungan hidup manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pernyataan tersebut sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Pendidikan Nasional. “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan mulai diberikan kegenerasi muda sejak dini supaya membangun dan terbentuk karakter anak untuk hidup mandiri. Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.

Kepala sekolah merupakan guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah sehingga ia pun harus memiliki kompetensi yang disyaratkan memiliki kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Pada sekolah, kepala sekolah senantiasa berinteraksi dengan guru bawahannya, memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari. Rendahnya kinerja guru akan berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Rendahnya kinerja guru harus diidentifikasi penyebabnya. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru.

Kompetensi manajerial dapat diartikan sebagai kemampuan mengelola sumber daya melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Kunandar

(2007:1) “kepala sekolah sebagai manajer harus mampu mengatur agar semua potensi

sekolah dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, meliputi: 1) perencanaan, 2) pengorganisasian, 3) pengarahan/pengendalian, dan 4) pengawasan.”

Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah menuju pada peningkatan mutu pendidikan secara umum, dan sekolah serta pembelajaran secara khusus. Secara spesifik supervisi yang ditujukan bagi peningkatan mutu sekolah dari segi pengelolaan disebut dengan supervisi manajerial. Hal ini tentu tidak kalah penting dibandingkan dengan supervisi akademik yang sasarannya adalah guru dan pembelajaran. Tanpa pengelolaan sekolah yang baik, tentu tidak akan tercipta iklim yang memungkinkan guru bekerja dengan baik.

(3)

Hasyim 304 terlaksananya pembelajaran. Supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya (Kemendiknas, 2011: 20).

Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah Direktorat Tenaga Kependidikan, (2009:20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya manusia (SDM)

kependidikan dan sumberdaya lainnya.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang dijelaskan diatas, pengawas mengambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan supervisi manajerial dalam meningkatkan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan pengawas dalam meningkatkan kompetensi perancanaan manajerial kepala sekolah melalui supervisi manajerial di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember?

Tujuan Perbaikan

Berdasarkan rumusan malah diatas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk meningkatkan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember melalui supervisi manajerial.

2. Untuk Mengetahui upaya yang dilakukan pengawas dalam meningkatkan kompetensi perancanaan manajerial kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember melalui supervisi manajerial.

Manfaat Perbaikan

Penelitian ini dibuat agar bermanfaat bagi :

1. Manfaat bagi kepala sekolah, penelitian ini bisa dibuat sebagai acuan dan pemahaman dalam perencanaaan manajerial kepala sekolah melalui program supervisi manajerial.

2. Manfaat bagi pengawas, penelitian ini bisa dijadikan tolak ukur dalam menjalankan program supervisi manajerial dalam meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah.

KAJIAN PUSTAKA Pendidikan

(4)

Hasyim 305 merupakan bentuk hubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan secara menyeluruh (Hasibuan 2012:58).

Tujuan Pendidikan

Tujuan dari pendidikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai dalam kegiatan pendidikan. Sesuatu yang logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan yang jelas dan diasumsikan sebagai nilai. Adapun tujuan pendidikan yang dijelaskan oleh Tirtarahardja (2010:62) yaitu :

a. Tujuan umum pendidikan nasional yaitu untuk membentuk manusia pancasila. b. Tujuan institusional yaitu tujuan yang menjadi tugas dari lembaga pendidikan

tertentu untuk mencapainya.

c. Tujuan kurikuler yaitu tujuan bidang studi atau mata pelajaran.

d. Tujuan instruksional yaitu tujuan materi kurikulum yang berupa bidang.

e. Studi terdiri dari pokok bahasan dan sub pokok bahasan, terdiri atas tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus.

Indikator Tingkat Pendidikan

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, yaitu terdiri dari:

a. Pendidikan dasar: Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

b. Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.

c. Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan seorang guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah Sudarwan, (2013:26). Meskipun sebagi guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan orang yang paling betanggung jawab terhadap aplikasi prinsif-prinsif administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah.

Sebagai orang yang mendapat tugas tambahan berarti tugas pokok kepala sekolah tersebut adalah guru yaitu sebagai tenaga pengajar dan pendidik,di sisni berarti dalam suatu sekolah seorang kepala sekolah harus mempunyai tugas sebagai seorang guru yang melaksanakan atau memberikan pelajaran atau mengajar bidang studi tertentu atau memberikan bimbingan.

(5)

Hasyim 306

Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Ada banyak pandangan yang mengkaji tentang peranan kepala sekolah dasar. Campbell, Corbally & Nyshand, dalam Rahmad, (2016:58) mengemukakan tiga klasifikasi peranan kepala sekolah dasar, yaitu:

a. Peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala sekolah sebagai figurehead atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan liaison atau penghubung,

b. Peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai pemonitor, disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke semua lingkungan organisasi, dan

c. Peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala sumber, dan negosiator.

Menurut Sergiovanni, dalam Rahmad, (2016:58) membedakan tugas kepala sekolah menjadi dua, yaitu tugas dari sisi administrative process atau proses administrasi, dan tugas dari sisi task areas bidang garapan pendidikan. Tugas merencanakan, mengorganisir, mengkoordinir, melakukan komunikasi, mempengaruhi, dan mengadakan evaluasi merupakan komponen-komponen tugas proses. Program sekolah, siswa, personel, dana, fasilitas fisik, dan hubungan dengan masyarakat merupakan komponen bidang garapan kepala sekolah dasar.

Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah

Wahjosumidjo (2010:27) mendifinisikan kepala sekolah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran..

Akdon & Riduwan (2010:21) menyatakan bahwa definisi kemampuan manajerial adalah seperangkat ketrampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efesien.

METODE PENELITIAN Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2016 hingga Juni 2016 di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Sungai Lala. Sebagai subjek penelitian adalah Kelompok B dengan jumlah siswa 15 orang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan.

Desain Penelitain

(6)

Hasyim 307

Tabel 1. Standar Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dasar Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007

Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Indikator

Ketrampilan konseptual (conceptual skill)  Kemampuan analisis

 Kemampuan berpikir rasional

 Ahli atau cakap berbagai macam konsepsi

 Kemampuan menganalisis berbagai kejadian

 Kemampuan mengantisipasi perintah.

 Kemampuan menganalisis macam-macam kesempatan dan problem sosial.

Ketrampilan teknis (technical skill)  Ketrampilan menguasai metode pembelajaran.

 Ketrampilan menguasai

proses pelaksanaan

pembelajaran.

 Ketrampilan menguasai

prosedur dan teknis

pelaksanaan pembelajaran.

 Kemampuan memanfaatkan serta mendayagunakan sarana

dan peralatan untuk

mendayagunakan kegiatan pembelajaran.

Ketrampilan hubungan manusia (human

skill)

 Kemampuan untuk

memahami perilaku manusia dalam bekerja sama.

 Kemampuan untuk

memahami isi hati, sikap dan motif orang lain.

 Kemampuan untuk

berkomunikasi dengan jelas dan efektif.

 Kemampuan menciptakan kerjasama yang efektif, kooperatif, praktis dan diplomatis.

 Kemampuan berperilaku yang dapat diterima.

(7)

Hasyim 308

Subjek dan Tempat Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah di gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang terdiri dari sepuluh sekolah SD dengan subjek yang diteliti adalah sebanyak 10 (sepuluh) orang. Gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang dimaksud diantaranya adalah SDN Andongsari 01, SDN Andongsari 02, SDN Andongsari 04, SDN Andongsari 05, SDN Andongsari 06, SDN Pontang 01, SDN Pontang 02, SDN Pontang 03, SDN Pontang 04, SDN Pontang 05. Penelitian ini difokuskan pada peningkatan kompetensi perencanaan manajerial kepala sekolah melalui supervisi manajerial oleh pengawas.

Lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Gugus IV Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang beralamat di Kecamatan Ambulou Kabupaten Jember. Waktu palaksanaan penelitian ini, adalah pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016, yang di mulai sejak Januari 2016 sampai dengan Juni 2016. Dalam Penelitian ini menggunakan 3 siklus, yaitu pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.

Tekik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa teknik, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.

Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis data penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan kemudian diinterprestasikan (Sugiyono, 2010:9).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Pra Siklus

Sebelum dilakukan tindakan siklus I terlebih dahulu peneliti melakukan pengamatan mengenai perencanaan manajerial yang telah dibuat oleh kepala sekolah.

Berdasarkan hasil perolehan persentase tentang kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial dapat dijelaskan rincian perolehan persentase sesuai kategori pada tabel berikut:

Tabel 2. Rekapitulasi Kategori Kemampuan Kepala Sekolah dalam Melakukan Perencanaan Manajerial Refleksi Awal / Pra Siklus

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Sangat baik 0 0 %

2 Baik 5 50 %

3 Cukup 5 50 %

4 Kurang 0 0 %

Jumlah 10 100 %

Sumber : Hasil penelitian (2016) diolah

(8)

Hasyim 309 orang atau sebesar 50%. Kepala sekolah yang mendapatkan kategori cukup adalah sebanyak 5 orang atau sebesar 50%.

Siklus I

Berdasarkan keadaan yang telah diamati pada pra-siklus dengan melihat kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial, peneliti melakukan tindakan supervisi manajerial untuk memperbaiki kemampuan sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial. Pada pelaksanaan siklus I dilakukan empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

Tabel 3. Hasil Penilaian Kompetensi Perencanaan Manajerial Siklus I Jumlah Resp. Jumlah Nilai

Sumber : Hasil penelitian (2016) diolah

Berdasarkan hasil rekapitulasi mengenai kompetensi manajerial kepala sekolah pada siklus I didapatkan hasil rata-rata kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial adalah sebesar 76.80% yang berada dalam kategori baik. Berdasarkan hasil perolehan persentase tentang kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial dapat dijelaskan rincian perolehan persentase sesuai kategori pada tabel berikut:

Tabel 4. Rekapitulasi Kategori Kemampuan Kepala Sekolah dalam Melakukan Perencanaan Manajerial Refleksi Siklus I

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Sangat baik 0 0 %

2 Baik 10 100 %

3 Cukup 0 0 %

4 Kurang 0 0 %

Jumlah 10 100 %

Sumber : Hasil penelitian (2016) diolah

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa pada penilaian kompetensi manajerial seluruh kepala sekolah masuk dalam kategori baik. Setelah melakukan tindakan supervise manajerial kepada masing-masing kepala sekolah dilakukan wawancara kepada masing-masing kepala sekolah terkait pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh pengawas.

Siklus II

Pada pelaksanaan Siklus II dilakukan empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Kategori Kemampuan Kepala Sekolah dalam Melakukan Perencanaan Manajerial Siklus II

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Sangat baik 9 26.7 %

(9)

Hasyim 310

Lanjutan Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Kategori Kemampuan Kepala Sekolah dalam Melakukan Perencanaan Manajerial Siklus II

3 Cukup 0 0 %

4 Kurang 0 0 %

5 Kurang sekali 0 0 %

Jumlah 10 100 %

Sumber : Hasil penelitian (2016) diolah

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa kategori kompetensi manajerial kepala sekolah tidak ada kepala sekolah yang mendapatkan kategori cukup, kurang dan kurang sekali. Kepala sekolah yang mendapatkan kategori sangat baik adalah sebanyak 1 orang atau sebesar 10%. Kepala sekolah yang mendapatkan kategori baik adalah sebanyak 9 orang atau sebesar 90%.

Pembahasan

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pada umumnya kepala sekolah masih belum maksimal dalam hal melakukan perencanaan manajerial sebelum dilakukannya tindakan supervisi manajerial oleh pengawas, hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya perencanaan yang telah disusun masih jauh dari kata baik. Kepala sekolah belum menerapkan kriteria pencapaian program sekolah dengan baik. Perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang juga masih kurang.

Pada umumnya kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial sudah baik setelah dilakukannya tindakan supervisi manajerial oleh pengawas, kepala sekolah sudah dapat melakukan perencanaan manajerial sesuai dengan ketentuan. Kepala sekolah sudah menerapkan perencanaan jangka pendek, menengah dan panjang yang baik, kekurangan tentang penetapak kriteria pencapaian program sekolah juga sudah diperbaiki.

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dapat dijelaskan bahwa adanya penerapan supervisi manajerial oleh pengawas untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial dapat dikatakan berhasil, hal tersebut dapat dilihat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh peneliti, dimana pada pra-siklus didapatkan hasil bahwa kompetensi manajerial kepala sekolah masuk dalam kategori baik namun masih ada banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

(10)

Hasyim 311 dengan nilai minimal yang telah ditetapkan pada indikator keberhasilan, sehingga penelitian yang dilakukan berakhir pada siklus II. Namun pengawas tetap melakukan pembinaan diluar penelitian dengan tujuan untuk lebih meningkatkan kualitas perencanaan manajerial yang disusun oleh kepala sekolah sehingga kemampuan kepala sekolah juga meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kesimpulan yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Pada pembinaan dengan penerapan supervisi manajerial oleh pengawas dinilai dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial, hal tersebut dapat dilihat melalui hasil observasi dan penilaian yang dilakukan oleh peneliti meningkat secara signifikan mulai dari pra-siklus dengan hasil rata baik meningkat menjadi baik dengan peningkatan pada nilai rata-ratanya pada siklus I dan menjadi sangat baik pada siklus II. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya penerapan supervisi manajerial oleh pengawas dapat meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial.

2. Efektivitas upaya yang dilakukan oleh pengawas sebagai peneliti dalam meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial adalah dengan memberikan masukan kepada kepala sekolah, memberikan koreksi terhadap perencanaan manajerial yang telah disusun, untuk perbaikan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti dapat mengajukan beberapa saran yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Perlu adanya pelaksanaan pendampingan penerapan supervisi manajerial oleh kepala sekolah yang berkesinambungan untuk dapat lebih meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial yang lebih berkualitas. Sehingga diharapkan hasil yang dicapai dalam menghasilakn perencanaan manajerial yang berkualitas menjadi lebih baik dan menghasilkan mutu kepala sekolah dengan kemampuan melakukan perencanaan manajarial yang mumpuni.

2. Perlu adanya pengembangan program supervisi yang lebih baik dari segi kualitas, dengan menerapkan supervisi yang lain untuk membandingkan hasil yang didapatkan. Sehingga dalam proses untuk meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan perencanaan manajerial dapat dilakukan pertimbangan pemilihan pelaksanaan supervise dengan tujuan untuk lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

(11)

Hasyim 312 Hasibun. 2012 “Manajemen Sumber Daya Manusia”.Jakarta : PT Bumi Aksara.

Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, strategi dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nengah dan Kusmaningtiyas. 2013. Pengaruh kompetensi kepemimpinan diri, sistem penghargaan, lingkungan kerja, terhadap komitmen pada profesi dan profesionalisme Guru SMA Negeri di Bali. Journal. Ilmu ekonomi dan manajemen, IX

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang “Standar Kepala sekolah/madrasah”.

Sudarwan. 2013. Profesionalisme dan Etika Profesi Guru.Bandung: Alfabeta. Tirtarahardja. 2010. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 pasal 10 “penyelenggaraan Pendidikan” Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang “Pendidikan Nasional”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang “Guru dan Dosen”.

Gambar

Tabel 1. Standar Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dasar Berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

berkesempatan untuk belajar tentang harga diri dan otonomi, seiring dengan berkembangnya kemampuan mengendalikan bagian tubuh dan tumbuhnya pemahaman tentang benar dan salah. Salah

unlike the early proscenium arch plays that deny the interaction both characters and audience require for self-validation, Beckett’s increasingly diminished ellipses work like

I draw some of the material for this introduction from two of my earlier studies on Cam- panella: the sixth chapter of Hermes’ Lyre: Italian Poetic Self- Commentary from Dante

Hal ini sesuai dengan Suwarna (2006:77) yang menyatakan bahwa memberi penguatan bertujuan untuk 1) meningkatkan perhatian siswa pada pembelajaran; 2) meningkatkan motivasi

Dari sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar di muka bumi ini, masing-masing tanaman mengan- dung satu atau lebih mikroba endofit yang terdiri dari bakteri dan jamur (Stro bel

And yet, Katherine Duncan-Jones, in her 1997 Arden edition of the sonnets, refused to let Thorpe stand as the only begetter of his tortuous dedication, suggesting instead that,

Already head and shoulders under the hood, Gray simply turned his head and gave her a dry look.. Brianna bit her lip as she watched

yang nantinya menginkubasi perusahaan pemula dalam industri hilir kelapa sawit dan memberikan layanan bisnis dan teknologi kepada UMKM yang sudah ada. Berperan