• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan alat dan bahan praktikum.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengenalan alat dan bahan praktikum.docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Kevin Pranata Ginting, 230110160158

Kelas Perikanan C, Kelompok 4

ABSTRAK

Persiapan alat dan bahan dalam praktikum adalah hal penting dilakukan agar praktikum dapat berjalan dengan lancar. Selain persiapan alat dan bahan, pemahaman dalam tata cara penggunaan alat berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dan pengenalan akan sifat dan jenis bahan kimia berdasarkan MSDS (Material Safety Data Sheet). Hal-hal tersebut perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang berbahaya selama praktikum berlangsung, serta untuk mengetahui penanganan terhadap alat dan bahan kimia dalam praktikum. Praktikum kali ini adalah praktikum dasar yang bertujuan untuk memberikan pemahaman akan tata tertib dalam laboratorium. Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dalam praktikum kali ini diantaranya adalah spektofotometer, Inkubator, hot plate, lemari pendingin, water bath, beaker glass, pipet tetes,sentifugator labu erlenmeyer, dan cawan petri. Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya adalah Asam Sulfat ( H2SO4), Natrium Hidroksida (NaOH), Asam Asetat, Aquades (H2O), dan Amonia Hidroksia (NH3OH).

Kata kunci : SOP, MSDS, Praktikum, Laboratorium ABSTRACT

Preparation of tools and materials are important thing to do so that the reserach can be performed well. Beside preparation of tools and materials, it’s important to understand of how to use the tools based on SOP (Standard Operational Product) and the introduction of type and characteristics of the chemicals materials based on MSDS (Material Safety Data Sheet). All of that are necessary to do so there are no dangerous mistake when doing research at laboratory, and to know how to handle of tools and chemical materials when doing research. This is basic research whis intend to give an understanding of code of conduct when on laboratory. As for tools and materials that used on laboratory this time include spectophotometer, incubator, hot plate, refrigerator, water bath, beaker glass, pipette/dropper,sentifugator, erlenmeyer flask, and petri disk. While the chemical materials that used included Sulfiric Acid ( H2SO4), Sodium Hydrocxide (NaOH), Acetic Acid (CH3COOH), Distilled Water (H2O), Ammonium and Hydroxide (NH3OH).

Keywords : SOP,MSDS, Research, Laboratory

PENDAHULUAN

(2)

tujuan dari praktikum itu dapat tercapai maka para praktikan harus dibekali dengan pemahaman mengenai tata tertib saat berada di laboratorium selain itu praktikan juga dituntut untuk bersikap profesional selama praktikum, agar tidak terjadi hal-hal yang dapat membahayakan praktikan. Praktikan juga harus selalu bekerja berdasarkan SOP (Standar Operasional Produk) agar penggunaan alat dalam praktikum dapat dimaksimalkan. Praktikan juga harus mengerti mengenai MSDS (Material Safety Data Sheet) agar dalam penggunaan bahan kimia, tidak ada kesalahan yang berbahaya.

METODOLOGI

Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Maret 2017, pada pukul 10.00 – 11.30 WIB yang bertempat di laboratorium Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.

Praktikum kali ini membahas tentang beberapa alat dan bahan yang ada di laboratorium yang akan digunakan pada praktikum kedepannya nanti. Alat dan bahan yang digunakan kali ini antara lain adalah sebagai berikut : Spektofometer, inkubator, hot plate, lemari pendingin, water bath, beaker glass, pipet tetes, labu erlenmeyer, tabung reaksi, buret dan cawan petri. Sedangkan bahan yang digunakan diantaranya adalah Asam Sulfat ( H2SO4), Natrium Hidroksida (NaOH), Asam Asetat, Aquades (H2O), dan Amonia Hidroksia (NH3OH).

HASIL DAN PEMBAHASAN Spektofotometer

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawa atau warna yang terbentuk (Cairns 2009).

(3)

Gambar 1. Spektofotometer

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Prinsip kerja spektrofotometer adalah apabila ada cahaya monokromatik maupun campuran jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian lainnya akan diserap sedangkan sisanya akan diteruskan. Prinsip kerja alat ini didasari oleh Hukum Beer yang menyatakan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller 2000).

Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah 2012)

Inkubator

Inkubator merupakan suatu tempat yang dirancang untuk mempertahankan keadaan temperatur tertentu, yang dapat digunakan sebagai tempat inkubasi mikroba pada suhu terkontrol. Alat ini biasanya dilengkapi dengan pengatur suhu, dan pengatur waktu. Perlu diketahui bahwa semakin kecil ukuran inkubator, maka semakin rentan perubahan suhu saat inkubator dibuka. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energy panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat (Taiyeb 2006).

Gambar 2. Inkubator

(Sumber : Dokumentasi pribadi)

Adapun tipe inkubator berdasarkan kegunaannya secara khusus (Collins 2004) adalah: - Shaker incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk aerasi biakan. - Cooled incubator; inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu ambient.

(4)

- Automatic temperature change incubator; inkubator yang dilengkapi dengan pengatur perubahan suhu otomatis sehingga tidak perlu memindahkan kultur ke inkubator lain saat membutuhkan perubahan suhu secara bertahap.

- Portable incubator; inkubator jinjing atau mudah dibawa yang umumnya diaplikasikan untuk mikrobiologi lingkungan.

- Incubator room; suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator sesuai dengan keperluan dan syarat mikrobiologisnya (Collins 2004).

Cara kerja dan standar operasional menggunakan alat ini dengan cara menyambungkan kabel dengan stop kontak lalu menghidupkan inkubator dengan menekan tombol ON, masukkan larutan atau sampel kedalam inkubator dan ditutup rapat, kemudian suhu pada inkubator diatur sesuai suhu optimum yang dibutuhkan, setelah digunakan matikan kembali inkubator dengan menekan tombol OFF.

Hot Plate

Hot plate merupakan piringan panas yang di gunakan untuk menghomogenkan suatu larutan secara lebih cepat dengan suhu dan stirrer adalah magnet pengaduk yang mengaduk pada hotplate. Alat ini di gunakan untuk membuat larutan stok, dan sebelum bekerja perlu di hitung dahulu jumlah padatan atau larutan pekat yang diperlukan, sehingga perlu di timbang. Jumlah mol zat dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan volumenya. Satuan konsentrasi yang umum di pakai adalah molar (M). Kemolaran suatu zat adalah jumlah mol zat dalam tiap liter larutan (Syukri 1999).

Gambar 3. Hot Plate

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(5)

Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari hot plate yang pertama adalah menyimpan Erlenmeyer berisi media yang akan di aduk di atas Hot plate. Kemudian meletakkan kapsul magnet kedalam Erlenmeyer. Lakukan pengaturan waktu, dan kapsul magnetpun akan bergerak mengaduk media tersebut dengan merata. Bidang beputar tersebut dapat dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set eletktromagnet statis yang diletakkan dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer seringkali dilengkapi dengan lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana.

Lemari pendingin

Alat selanjutnya adalah lemari pendingin, Lemari pendingin merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan suatu zat dalam perlakuan suhu yang rendah (dingin). Lemari pendingin ini memiliki ruang yang tertutup sehingga ketika pintunya tidak dibuka, suhu rendah di dalam tidak akan terpengaruh oleh suhu ruangan. Fungsinya mengendalikan aktivitas dan pertumbuhan mikroba dalam media kultur serta untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak.

Gambar 4. Lemari Pendingin (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(6)

Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari alat ini adalah sambungkan stop kontak ke stavolt bersumber arus 220 volt. Kemudian atur suhu pendingin (cek suhu) sesuai yang diperlukan. Bahan-bahan yang akan disimpan diberi nama, tanggal pepenyimpanan dll. Masukkan bahan-bahan dengan rapih dan teratur. Bahan-bahan yang sudah tidak dipergunakan segera dikeluarkan dari lemari pendingin. Untuk mencegah kontaminasu bersihkan lemari pendingin seminggu sekali.

Water bath

Water bath merupakan sebuah peralatan yang diisi air sebagai alat pemanas dan suhunya diatur dengan thermostat. Peralatan ini dapat mempertahankan/menciptakan suhu konstan pada kondisi tertentu. Fungsinya untuk menciptakan suhu panas yang konstan dan menguapkan zat/larutan dengan suhu tidak terlalu tinggi

Gambar 5. Water Bath (Sumber : Dokumentasi pribadi)

Prinsip kerjanya yaitu pada saat saklar diposisi ‘ON’ maka arus listrik dari sumber akan memberi suplay listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik memberikan panas pada alat, suhu semakin tinggi dan berhenti naik sampai suhu yang diinginkan.

Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya, pertama dengan menghubungkan instrument dengan sumber arus melalui stabilizer. Tekan tombol power dari OFF ke ON. Isi air kira-kira 90% dari total volume water bath. Kemudian atur suhu sesuai dengan kebutuhan. Setelah selesai tekan tombol ON ke OFF. Buang air setelah digunakan. Kemudian tutup alat dengan plastik pengaman.

Beaker Glass

(7)

Gambar 6. Beaker glass ( Sumber : Dokumentasi pribadi)

Prinsip kerjanya yaitu melihat skala pada sisi beaker glass yang digunakan untuk mengukur larutan secara tidak teliti Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya, Larutan dituangkan ke dalam beaker glass secara perlahan, ukur volumenya dengan mengamati skala pada badan gelas. Jika ingin memasukkan larutan asam terlebih dahulu masukkan akuades di beaker glass tersebut.

Pipet Tetes

Pipet tetes adalah alat yang digunakan untuk memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnyadengan skala kecil, atau meneteskannya pada bahan lain. Adapun prinsip kerja dari pipet tetes adalah dengan menekan thumb knop sampai hambatan pertama kemudian melepaskan thumb knot untuk memasukkan larutan, kemudian menekan thumb knop perlahan untuk meneteskan cairannya.

Gambar 7. Pipet tetes (Sumber : Dokumentasi pribadi)

(8)

Sentrifugator

Benjamin Robins (1707-1751) anggota militer inggris adalah orang pertama yang memberi inspirasi tentang sentrifugator dengan membuat alat berupa lengan berputar, kemudian pada tahun 1864 Antonin Prandatl menciptakan sentrifugator pertama kalinya. Alat ini dapat digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan massa jenis nya. Prinsip kerja dari alat ini adalah rotasi atau perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan massa jenisnya. Larutan akan terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan dan pellet atau organel yang mengendap. Peralatan sentrifus terdiri dari sebuah rotor atau tempat untuk meletakan larutan yang akan dipisahkan. Rotor ini nantinya akan berputar dengan cepat yang akan mengakibatkan larutan akan terpisah menjadi dua fase. Semakin cepat perputaran yang dilakukan, semakin banyak pula organel sel yang dapat diendapkan begitu juga sebaliknya

Gambar 8. Sentrifugator (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(9)

Labu Erlenmeyer

Labu Erlenmeyer adalah alat laboratorium yang terbuat dari jenis gelas borosilikat, labu erlenmeyer ada yang dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labu erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai kapasitas ukuran volume dari 0 – 200 mL. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquades hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu (meniskus berada di atas garis leher).

Gambar 9 Labu erlenmeyer (Sumber : Dokumentasi pribadi)

Prinsip kerja dari labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah.

Prosedur Kerja dan Standar Operasional, yaitu masukkan larutan yang akan di uji kedalam labu Erlenmeyer. Kemudian goyangkan labu erlenmeyer untuk menghasilkan reaksi yang diinginkan.

Cawan Petri

(10)

Gambar 10. Cawan petri (Sumber : Dokumentasi pribadi) Asam Sulfat

Bahaya larutan Asam Sulfat yaitu, iritan yang bisa menyebabkan luka bakar, dermatitis, kerusakan organ mata, dan mudah menguap (jangan dihirup). Hindari kontak mata, pakaian, kulit, terhirup atau pun tertelan.

Gambar 11. Asam Sulfat (Sumber : Dokumentasi pribadi)

(11)

Natrium Hidroksida (NaOH)

Warna Natrium Hidroksida yaitu putih, berbentuk padat (kristal), tidak berbau, larut dalam air, ph basa > 14, bersifat korosi terhadap logam. Bahaya bahan kimia ini adalah iritasi, kerusakan pada mata. Simpan NaOH di botol pelastik. Pertolongan pertama jika terkena mata segeralah mencuci mata dengan air mengalir kurang lebih 15 menit, apabila terkena kulit segeralah basuh dengan sabun dan air kurang lebih 15 menit, apabila terkena pakaian segeralah melepas pakaian yang teah terkontaminasi bahan kimia, apabila terhirup maka segeralah berpindah ketempat terbuka dan memiliki banyak udara segar, apabila tertelan beberikan beberapa gelas air dan susu untuk menetralkannya.

Gambar 12. Natrium Hidroksida (Sumber : Dokumentasi pribadi) Asam Asetat

Asam asetat (CH3COOH) merupakan suatu larutan yang tidak berwarna, memiliki bau cuka dan memiliki titik didih 118oC serta mudah larut dalam air. Asam asetat termasuk zat yang berbahaya karena bersifat korosif, dapat menyebabkan kerusakan organ, beracun, membahayakan janin, beracun dalam air. Jika terkena gas tersebut dapat mengakibatkan kerusakan jaringan terutama pada selaput lendir mata, mulut dan saluran pernapasan. Tersentuh dengan kulit dapat menghasilkan luka bakar. Terhirup gas tersebut akan menghasilkan iritasi pada saluran pernapasan, yang ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang pada mata ditandai dengan mata kemerahan, penyiraman, dan gatal. Radang kulit yang ditandai dengan gatal, merah pada kulit.

(12)

Pertolongan pertama apabila terkena mata basuh mata dengan air bersih sebanyak – banyaknya dan hubungi tim medis, apabila terkena kulit basuh dengan air selama 15 menit, apabila terhirup cari udara segar tetapi apabila sulit bernapas beri oksigen, apabila tertelan jangan dimuntahkan dan jangan memberi apapun kepada orang yang pingsan. Simpan di wadah tertutup dan tempat yang sejuk juga berventilasi cukup.

Akuades (H2O)

Berbentuk cair, tidak berbau dan tidak berwarna, titik beku 0°C dan titik didih 100°C, tidak mudah terbakar, tidak beracun dan tidak berbahaya. Simpan di wadah yang tidak memiliki daya serap.

Gambar 14 Aquadest (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Amonium hidroksida (NH4OH)

Warna larutan Amonium hidroksida (NH4OH) yaitu putih seperti warna susu, cair, bau amonia. Berbahaya bersifat iritan, beracun ketika dihirup.

Gambar 15 : Amonium Hidroksida (Sumber: Dokumentasi pribadi)

(13)

KESIMPULAN

Kesimpulan dari kegiatan praktikum adalah bahwa praktikan harus memahami tentang SOP dan MSDS semua alat dan bahan praktikum sebelum memulai praktikum, dikarenakan banyak alat dan bahan praktikum yang cara pengoperasiannya berbeda satu dengan yang lainnya, pemahaman yang mendalam terhadap MSDS sangatlah diperlukan karena ketika berhadapan dengan bahan kimia, praktikan tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun, dikarenakan resiko dari penggunaan dari bahan kimia itu sendiri. Pemahaman akan SOP dan MSDS sangatlah penting karena apabila praktikan tidak memahami tentang SOP dan MSDS sebelum memulai praktikum, maka kegiatan praktikum dapat membahayakan keselamatan dari praktikan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Cairns D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Penerjemah : Puspita Rini. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22562/2/Reference.pdf (Diakses pada 23- maret- 2017, pukul 23.35)

fkh.ub.ac.id/wp.../06/.../01300%2006114%20IK%20Pemakaian%20Inkubator.pdf

Dzamarah dan Zain. 2002 Strategi Belajar Mengajar

http://library.um.ac.id/free-contents/printbook2.php/koleksi-digital-perpustakaan-30558.html (Diakses pada

23-http://fk.ub.ac.id/labfaal/wp-content/uploads/2013/10/IK-Alat.pdf hot plate Manual Prosedur Instruksi Kerja Alat Laboratorium Ilmu FAAL

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27878/5/Chapter%20I.pdf (Diakses pada 23-maret- 2017, pukul 23.05)

http://eprints.undip.ac.id/47923/6/7.BAB_II_TA.pdf

http://www.atlm.web.id/2013/04/makalah-sentrifuge.html (Diakses pada 23- maret-2017, pukul 23.05)

(14)

http://sainstkim.teknik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/

INSTRUKSI-KERJA-ALAT-hotplate-stirer-IKA-C-mag.pdf.

Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press.

http://eprints.undip.ac.id/47923/12/13.DAFTAR_PUSTAKA_TA. (Diakses pada

23-maret- 2017, pukul 23.05)

Miller, J.N and Miller, J.C. 2000.Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed, Prentice Hall : Harlow. Digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12536-dafpus

(Diakses pada 23-maret- 2017, pukul 23.05)

Taiyeb, M. 2006. Pengenalan Alat Laboratorium. Makassar :Jurusan Biologi FMIPA UNM.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA. 2012. Penggunaan Water Bath. Malang. 1 hlm.

UNIVERSITAS BRAWIJAYA. 2012. Instruksi Kerja Alat Pemakaian Lemari Pendingin. Malang. 3 hlm.

Gambar

Gambar 1.Spektofotometer
Gambar 3. Hot Plate
Gambar 4. Lemari Pendingin
Gambar 5. Water Bath
+5

Referensi

Dokumen terkait

Face Detection/Tracking merupakan teknologi pendeteksi serta pelacak wajah seseorang dengan menggunakan lensa kamera. Ketika wajah dari seseorang terdeteksi oleh kamera, kamera akan

ksanaan proyek (investasi), yaitu biaya untuk pembangunan fisik Pelabuhan Biaya operasional pelabuhan, yang terdiri dari : gaji karyawan, pengadaan keperluan balian

Pada pengukuran kualitas layanan (QoS) dapat diketahui bahwa kinerja jaringan komputer WLAN pada PT Kereta Api regional III Palembang menurut versi THIPON

Bahasa Melayu Manado (BMM) yang cikal bakalnya berasal dari bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa yang digunakan dalam masyarakat multietnik dan multikultur sebagai bahasa ibu

Ini membuktikan prinsip revolusioner bahwa kediktatoran kelas proletar adalah syarat untuk mengalahkan kaum borjuis dan menjamin revolusi sosialis, mengatasi perang dalam negeri

Pada lingkungan fasilitas kesehatan, kebersihan tangan harus selalu dilakukan pada 5 waktu kritis, antara lain pada saat : sebelum dan sesudah menggunakan alat pelindung diri

Kebijakan pembangunan ekonomi wilayah jangka menengah ke tiga (pada periode 2015-2019) diarahkan untuk terus mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengembangan bahan ajar Buku Baca Bergambar (BUBAGAM)