• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Istri Terhadap Perekonomian dan Ti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Istri Terhadap Perekonomian dan Ti"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Peran Istri Terhadap Perekonomian dan Tingkat Kesejahteraan dalam

Rumah Tangga

Nila Faricha, Muhammad Aris Siswanto, Dita Wahyu Permata, Hairul Rahman Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB - Universitas Trunojoyo Madura

Email : aries.cr onous@gmail.com

Abstraksi

Paper ini bertujuan untuk menganalisis kesejahteraan dan keharmonisan rumah tangga dipandang dari sudut pandang ekonomi dan islam di Kecamatan Kamal Bangkalan Madura Jawa Timur. Menurut pandangan islam dalam sebuah rumah tangga yang berkewajiban memenuhi kebutuhan hidup adalah suami. Hal ini diperkuat dengan sabda Rasulullah SAW yang isinya : “Istrimu memiliki hak atas kamu bahwa kamu mencukupi mereka dengan makanan, pakaian dan tempat berlindung dengan cara yang baik.” (HR. Muslim). Apabila dipandang menurut teori ekonomi konvensional penawaran tenaga kerja dalam rumah tangga terdapat spesialisasi, dimana antara suami atau istri yang lebih produktif, maka bekerja di luar dan yang kurang produktif bekerja di dalam rumah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan diperkuat metode kualitatif dengan menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa di dalam rumah tangga yang bekerja lebih produktif adalah istri dibandingkan suami. Hal ini bertentangan dengan hukum islam dan sabda Rasulullah SAW.

Kata kunci : Ekonomi Islam, Ekonomi Konvensional, Kesejahteraan, dan Produktifitas.

Abstraction

This paper aims to analyze the prosperity and harmony of the household is seen from an economic standpoint and Islam in the District Kamal Bangkalan Madura, East Java. In the view of Islam in a household that is required to meet daily needs is a husband. This is confirmed by the words of the Prophet Muhammad which read: "Your wife has a right over you that you meet them with food, clothing and shelter in a good way." (HR. Muslim). When viewed in terms of conventional economic theory of labor supply in the household there are specialties, where the husband or wife is more productive, then working out and less productive work in the home. The method used in this research is the method of quantitative and qualitative methods reinforced by using triangulation techniques. The study states that in households work more productively is the wife than the husband. This is contrary to Islamic law and the word of the Prophet Muhammad.

Keywords: Islamic Economics, Conventional Economics, Welfare and Productivity.

1. Pendahuluan

(2)

“Istrimu memiliki hak atas kamu bahwa kamu mencukupi mereka dengan makanan, pakaian dan tempat berlindung dengan cara yang baik.” (HR. Muslim). Disebutkan pula dalam Al-Qur’an bahwa kewajiban seorang suami adalah memberi makan dan pakaian kepada seorang istri dengan cara yang ma’ruf (Q.S.Al-Baqarah: 233) serta disebutkan pula dalam sebuah hadist ”Berikanlah nafkah kepada orang yang menjadi tanggunganmu, (jika tidak) maka istrimu akan berkata, nafkahilah aku atau ceraikan aku.” (HR.Bukhori 4936).

Menurut Hubeis (2010) Apabila dipandang menurut teori ekonomi konvensional penawaran tenaga kerja dalam rumah tangga terdapat spesialisasi, dimana model penawaran tenaga kerja tergantung pada keputusan suami dan istri dalam menentukan pilihan siapa yang bekerja dalam anggota rumah tangga tersebut. Diantara suami dan istri yang lebih produktif, maka yang produktif bekerja di luar dan yang kurang produktif bekerja di rumah. Hal yang umum terjadi, apabila istri bekerja di rumah secara penuh maka produktifitas marjinal suami yang bekerja di luar tinggi, sedangkan apabila seorang istri bekerja diluar rumah maka tingkat produktifitas marjinal suami akan menurun. Penurunan produktifitas marjinal tersebut dikarenakan suami harus membagi peran atau mengorbankan waktu yang dimiliki untuk mengurus urusan rumah tangga.

Pada ekonomi rumah tangga yang miskin peran istri tidak hanya sebagai pengurus rumah tangga, mendidik anak-anak, mengurus kebutuhan suami, dan urusan lain yang berkenaan dengan kehidupan rumah tangga tetapi sebagian dari mereka (istri) harus bekerja di luar rumah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Menurut hasil penelitian (Muammar, 2012) penyebab istri bekerja dikarenakan pendapatan suami rendah, kurangnya tanggung jawab suami dalam memberikan nafkah, suami benar-benar kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Ekonomi merupakan pilar utama dalam menjalani kehidupan dan pendidikan anak-anak. Tingkat ekonomi menentukan tingkat kesejahteraan dalam rumah tangga, meskipun hal ini terdengar matrialistis tetapi pada kenyataannya ketika terjadi masalah dalam ekonomi rumah tangga maka akan berdampak langsung terhadap keharmonisan dan ketentraman dalam rumah tangga tersebut. Hal ini menyebabkan seorang istri harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Keadaan ekonomi yang baik merupakan impian dari semua manusia termasuk dalam menjalankan rumah tangga.

(3)

yang terlihat bekerja adalah istri sedangkan suami hanya membantu pakerjaan istri tersebut. Jika dilihat secara sepintas terlihat terjadinya pergeseran peran antara suami dan istri.

Maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pergeseran peran suami dan istri dalam rumah tangga serta mencari akar permasalahan mengapa dasar hukum islam yang diterapkan dalam rumah tangga tidak sejalan dengan teori-teori ekonomi konvensional.

Organisasi penulisan paper ini tersusun sebagai berikut. Bagian kedua dalam paper ini menguraikan tentang tinjauan pustaka. Bagian ketiga membahas tentang metode penelitian, sementara bagian keempat menyajikan tentang hasil dan pembahasan. Kesimpulan dan saran diberikan kepada bagian kelima dan menjadi penutup dalam paper ini.

2. Tinjauan Pustaka

Menurut ahli psikolog yang diperkuat oleh ajaran agama islam, skala prioritas seorang istri bertanggung jawab mengurus suami dan mendidik anak agar menjadi shalih karena hal tersebut merupakan tingkat kemaslahatan yang paling tinggi. Kemaslahatan keluarga merupakan dasar utama bagi masyarakat. Apabila tatanan dari sebuah keluarga itu rusak, maka keseluruhan aktifitas kehidupan seperti pendidikan, ekonomi dan sosial tidak bisa berjalan dengan ideal (Ambarwati 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi istri berpartisipasi dalam dunia kerja adalah: Pendapatan suami yang belum mencukupi kebutuhan keluarga, tingkat pendidikan istri yang tinggi, upah tenaga kerja yang tinggi. Menurut Hubeis (2010) Gender adalah suatu konsep tentang suatu sistem peran dan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang tidak hanya sebatas pebedaan biologis tetapi juga ditentukan oleh lingkungan, sosial, politik dan ekonomi. Hubeis juga menyatakan bahwa gender berperan dalam menggambarkan kesepakatan antara pandangan masyarakat dengan suatu budaya dalam kehidupan sehingga mengakibatkan kesenjangan, terutama dalam bidang pekerjaan dan pendapatan. (Megawangi 2009)

(4)

Menurut Puspitawati (2009) Perempuan itu cenderung lebih sulit dalam mendapatkan pekerjaan karena dikhawatirkan mereka tidak dapat bekerja secara profesional (Peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan pekerja). Sehingga memunculkan pandangan dalam masyarakat bahwa suami-lah yang harus mencari nafkah (mainbreadwinner) dan istri hanya sebagai pengatur rumah tangga atau kegiatan domestik (homemaker). (Megawangi 2009)

Kesejahteraan rumah tangga dikatakan sejahtera apabila dapat memenuhi seluruh kebutuhan anggata keluarganya, baik dalam segi sandang, papan, pangan, sosial dan agama Sulaiman(2008). Setiap orang memiliki penilaian yang berbeda terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga, hal ini disebabkan setiap orang memiliki pengalaman dan tingkat kepuasan yang berbeda serta kepribadian masing-masing individu terhadap tingkat kepuasan dan mindset yang dimiliki (Megawangi 2009).

Menurut Sunarti (2008) Tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat diukur melalui dua sudut pandang yaitu tingkat kesejahteraan subjektif dan tingkat kesejahteraan objektif. Kesejahteraan subjektif adalah kesejahteraan yang diukur dari kualitas hidup seperti, kepuasan, persepsi, komitmen, aspirasi dan motivasi. Sedangkan kesejahteraan objektif dapat diukur dengan melihat kondisi perumahan, ekonomi dan keadaan demografi. Menurut Angur (2004) Kesejahteraan objektif diasumsikan perhitungannya melalui kuantitatif atau angka. Sedangkan kesejahteraan subjektif diukur melalui asumsi subjektif (kualitatif) pengalaman (Sumarsono 2013).

Menurut G.S Becker (1976), Kepuasan individu bisa diperoleh melalui konsumsi atau menikmati waktu luang (leisure). Sedang kendala yang dihadapi individu adalah tingkat pendapatan dan waktu. Bekerja sebagai kontrofersi dari leisure menimbulkan penderitaan, sehingga orang hanya mau melakukan kalau memperoleh kompensasi dalam bentuk pendapatan, sehingga solusi dari permasalahan individu ini adalah jumlah jam kerja yang ingin ditawarkan pada tingkat upah dan harga yang diinginkan.

(5)

Layard dan Walters (1978), menyebutkan bahwa keputusan individu untuk menambah atau mengurangi waktu luang dipengaruhi oleh tingkat upah dan pendapatan non kerja. Adapun tingkat produktivitas selalu berubah-rubah sesuai dengan fase produksi dengan pola mula-mula naik mencapai puncak kemudian menurun. (Sholeh 2007)

Sibling Effect merupakan efek keturunan yang diwariskan oleh orang tua, bisa juga disebabkan karena lingkungan keluarganya. Apabila sebuah keluarga memiliki bakat wirausaha maka keturunan dari kelurga tersebut mewarisi sifat tersebut. (Yen-Chien et al. 2009)

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena untuk menunjukkan permasalahan secara lebih luas yang ditunjukkan melalui data dan penelitian sebelumnya dan diperkuat metode kualitatif sebab permasalahanya terlalu kompleks, sehingga permasalahan yang ada perlu diungkap.

Penelitian kuantitatif digunakan untuk mendapatkan informasi secara lebih luas tentang peran istri yang bekerja menurut pandangan islam dan konvensional melalui data dan hasil penelitian yang telah di teliti sebelumnya. Data diperoleh dengan melakukan pendataan dan wawancara langsung kepada responden. Hasil dari data tersebut diolah dan diregresikan.

Dalam penelitian kuantitatif menggunakan variabel dependent yaitu jam kerja istri dan variabel independent yaitu upah suami, upah istri, dan sibling effect. Metode analisa data menggunakan model analisa regresi linier berganda, dengan metode ini peneliti dapat menemukan bentuk atau pola hubungan variabel dependent dan variabel independent. Persamaan garis regresi dalam penelitian ini adalah:

(1)

Dalam melaksanakan analisis regresi linier berganda, diadakan pengujian 5 asumsi klasik yang dianggap penting, yaitu : Normalitas, homoskedastisitas, linearitas, dan multikolinearitas.

Penelitian kualitatif ini digunakan dengan mengambil sampel dengan cara memilih informan yang memiliki wawasan tentang peran istri yang baik. Teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan teknik triangulasi yaitu dengan melakukan wawancara kepada informan. Kemudian hasil wawancara tersebut di cek dengan observasi, dilengkapi dengan

(6)

dokumentasi dan menyebar kuisioner. Data yang sudah terkumpul di uji keabsahannya dengan uji kredibilitas data dengan cara melakukan diskusi yang lebih mendalam dengan informan yang memiliki respon yang berbeda.

Penelitian ini dilakukan di daerah Kecamatan Kamal karena sebagian besar para istri di Kecamatan Kamal memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan bekerja untuk membantu suami dalam memenuhi kebutuhan atau keperluan rumah tangga serta penduduk daerah Kamal sebagian besar memeluk agama Islam yang bersifat masih sangat kental.

4. Hasil Dan Pembahasan

Berdasarkan hasil regresi, dapat disimpulkan bahwa :

a. Upah suami berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap istri yang bekerja. Ketika upah suami naik sebesar satu satuan maka istri akan mengurangi jam kerja sebesar 0,4572 Hal ini berarti jika, ketika upah suami mengalami kenaikan maka jam kerja istri akan berkurang, tetapi data regresi menujukkan tidak ada keterkaitan antara jam kerja istri dengan suami.

b. Upah istri berpengaruh positif dan signifikan terhadap jam kerja istri. Ketika upah istri naik sebesar satu-satuan maka istri akan menaikkan jam kerjanya sebesar 0,0529. Hal ini berarti jika upah istri naik, maka istri akan menambah jam kerja begitu pula sebaliknya.

(7)

0,0814. Hal ini berarti jika orang tua sang istri mempunyai sebuah usaha dan mewariskan usaha tersebut kepadanya, maka istri tersebut akan menaikkan jam kerjanya.

Hasil Penelitian Kualitatif dari hasil wawancara dan dokumentasi kepada beberapa informan terungkap bahwa sebagian besar istri yang bekerja disebabkan oleh upah sang suami yang belum mencukupi kebutuhan keluarganya atau tidak adanya kepastian upah suami, sehingga hal inilah yang menyebabkan istri untuk bekerja karena jika tidak bekerja maka kebutuhan rumah tangga tidak akan terpenuhi terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anak.

5. Kesimpulan dan Saran

Penelitian ini menggunakan data primer dengan melakukan wawancara langsung terhadap responden dan informan yang berada di Kecamatan Kamal. Faktor-faktor yang mempengaruhi istri bekerja adalah :

1. Tingkat upah istri.

Semakin tinggi upah maka istri akan menambah jam kerjanya, apabila upah istri rendah maka istri tersebut akan mengurangi jam kerjanya.

2. Sibling effect.

Apabila seorang istri mendapatkan warisan usaha dari orang tuanya maka istri tersebut meneruskan usaha tersebut dan cenderung menambah jam kerjanya.

Hasil wawancara dengan informan dikatahui bahwa yang yang menjadi penyebab utama istri bekerja adalah tingkat upah suami yang belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau ketidakpastian upah suami, jika mereka (istri) tidak bekerja maka kebutuhan rumah tangga tidak akan tercukupi atau kekurangan.

Dalam pandangan islam seorang istri diperbolehkan untuk bekerja dengan seizin suami tetapi tidak melupakan tugas utamanya sebagai istri (mengurus suami, rumah tangga, dan mendidik anak) dan dilaksanakan tanpa adanya keterpaksaan, sedangkan menurut hasil wawancara seorang istri yang bekerja dikarenakan keterpaksaan dalam tuntutan ekonomi rumah tangga, sehingga hal ini bertentangan dengan hadist dan sabda rasulullah SAW.

(8)

Referensi

Ambarwati, A., 2009. TENAGA KERJA WANITA DALAM PERSPEKTIF ISLAM.

ketenagakerjaan, 1(tenaga kerja dalam pandangan islam), pp.101–108.

Megawangi, 2009. Perekonomian rumah tangga. Ekonomi, (Megawangi 1999), pp.9–26.

Muammar, 2012. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Peran Istri Dalam Mencari Nafkah dan Relevansinya dengan UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 34.

Sholeh, M., 2007. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja Serta Upah: Teori Serta Beberapa Potretnya di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 4(April), pp.62–75.

Sugiono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono, 2013. Ketenagakerjaan. Ekonomi, (Teori Upah), p.13.

Yen-Chien, C., Stacey, H.C. & Jin-Tan, L., 2009. Separate Effects of Sibling Gender and Family Size on Educational Achievements - Methods and First Evidence from Population Birth Registry. Available at:

http://ideas.repec.org/p/hol/holodi/0903.html.

Lampiran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perancangan mekanik generator yang digunakan kapasitas daya 55 kW mengacu pada data teknikal dari IEC frame size tipe Y2 250M 2 dan perancanga turbin crossflow dengan

Tolok ukur kondisi Sosial (sesuai baku mutu/ penera/ volume target Nilai Besaran Parameter Indikator Sosial setelah Pengelolaan Sosial 1 2 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Pada jurnal Hasan dan Putra (2019), Sharon dan Santoso (2017) dan Aminah dkk (2017) menuliskan metode SERVQUAL sebagai ldanasan digunakan dalam mengukur kualitas

Trigonometri sebagai suatu metode dalam perhitungan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan- perbandingan pada bangun geometri, khususnya dalam

39 Pemberian GCSF pada manusia dapat meningkatkan jumlah sel yang mengekspresikan molekul penanda CD133 dan VEGFR-2 (molekul penanda untuk EPC yang juga merupakan reseptor dari

Dalam hal ini, praktek pembatalan khitbah yang dilakukan oleh pihak perempuan dengan mengembalikan semua barang-barang yang telah di berikan ketika proses khitbah dengan di

Tanggapan Teknis adalah Karakteristik Teknis yang dapat menjawab espektasi dari Pelanggan Hotel X terhadap kualitas pelayanan Hotel X, untuk karateristik teknis

Jalur langsung adalah jalur yang memiliki jalur khusus berupa trotoar yang menghubungkan langsung antar gedung asal dengan gedung yang menjadi tujuan pejalan