• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT D"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

27

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT DALAM PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU

DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Rahmawati11), Nurlina2), A. Nur Anna AS3)

1Diploma III Keperawatan, Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar (Rahmawati 1)

email: [email protected]

2Diploma III Keperawatan, Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar (Nurlina 2)

email: [email protected]

3Diploma III Keperawatan, Akademi Keperawatan Muhammadiyah Makassar (A. Nur Anna AS 3)

email: [email protected]

Abstract

Pulmonary tuberculosis is a contagious disease that requires a long healing process. World Health organization has declared tuberculosis as “Global Emergency. Indonesia prevalence TB fourth in the world. Riskesdas survey at 2013 prevalence TB based on diagnosis 0.4% from total population. While Makassar city with BTA positive as big as 72.44%. Nurse’s role as discharge planning is needed in providing nursing care on an ongoing basis, from patients treated up out of the hospital to health improve quality of life. Therefore the knowledge nurses and attitude in the implementation of discharge planning very important. The aim of this research is determine the relationship knowledge and attitude of nurses implementation discharge planning in patients pulmonary tuberculosis at hospital Labuang Baji Makassar. This is descriptive analysis by using cross sectional study. The sample of the reseach is 36 by using total sampling and analysis is univariat and bivariate. The result of knowledge nurses good 61.1% and the knowledge less 38.9%. attitude nurse in implementation discharge planning good 97.2% and attitude less 2.8%. while value p 0.418 which means greater than 0.05 concluded that there is no relationship knowledge and attitude nurses in the implementation discharge planning.

Keywords: Corelation, knowledge, attitude, implementation of discharge planning, Pulmonary tuberculosis.

Pendahuluan

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah global dalam kesehatan masyarakat di dunia. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai “Global Emergency” (Lewis, et all, 2011).

Menurut WHO, sepertiga dari populasi dunia diperkirakan terinfeksi mycobacterium tuberkulosis. Pada tahun 2009, ada 9,4 juta kasus baru dengan 1,7 juta kematian secara global. Sebagian besar kematian terdapat pada negara berkembang yang memiliki keterbatasan sumber daya (Belay et al, 2011).

Data WHO (2014) menunjukkan pengurangan angka kematian TB, meskipun penurunan angka prevalensi TB masih lambat dari 422 menjadi 246/100.000 penduduk.Saat ini, jumlah penderita TB di Indonesia menempati peringkat empat terbanyak di seluruh dunia setelah Cina, India, dan Afrika Selatan.

Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi TB berdasarkan diagnosis sebesar 0.4 % dari jumlah penduduk. Data BPPPL Kota Makassar menunjukkan angka penemuan penderita TB paru BTA positif sebesar 1.811 (72.44%) dari 2.500 sasaran dan BTA positif berobat sebesar 2091 kasus. (Dinkes, 2014).

Kebijakan pemerintah tentang JKN melalui BPJS, menjamin pelayanan penderita TB paru di semua fasilitas kesehatan milik pemerintah dan swasta. Proyeksi biaya pengendalian TB tahun 2013 sebesar 57 juta USD (Warta TB Indonesia, 2013). Hal ini berdampak pada pembatasan waktu rawat, sehingga peran perawat sebagai discharge planner sangat dibutuhkanxq

(2)

28

discharge planning terhadap kesiapan pasien TB paru menghadapi pemulangan sangat signifikan (p=0,000).

Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan discharge planning akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik (Nursalam, 2009). Oleh karena itu, pengetahuan dan sikap perawat dalam pelaksanaan discharge planning sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan secara berkesiambungan, mulai pasien dirawat sampai kembali ke rumah untuk membantu pasien mencapai kualitas hidup optimum, menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas..

Metode Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional study untuk menjelaskan hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat terhadap pelaksanaan discharge planning pada pasien tuberkulosis paru di RSUD Labuang Baji Makassar. Sampel penelitian sebanyak 36 orang dengan teknik sampling adalah total sampling. Data dikumpul melalui kuesioner, kemudian dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 4.1. Frekuensi dan presentase Karakteristik responden

Karakteristik Frekuensi %

Usia

Dewasa Awal 16 44.4

Dewasa Akhir 18 50.0

Lansia Awal 2 5.6

Total 36 100

Jenis Kelamin

Laki-laki 2 5.6

Perempuan 34 94.4

Total 36 100

Tingkat Pendidikan

D3 6 16.7

D4 1 2.8

S1 Keperawatan 8 22.2

Ners 21 58.3

Total 36 100

Lama Bekerja

Sedang 1 2.8

Lama 35 97.2

Total 36 100

Status Karyawan

Tetap 27 75.5

Tidak Tetap 9 25.5

Total 36 100

Tabel 4.1 menjelaskan karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja dan status karyawan. Rentang usia responden dengan presentase secara berurutan adalah dewasa akhir 50.0%, dewasa awal 44.6% dan lansia awal 5.6%. Untuk responden jenis kelamin perempuan dengan presentase 94.4% dan laki-laki 5.6%. Tingkat pendidikan masing-masing kelompok secara berurutan Ners 58.3%, S1 Keperawatan 22.2, D3 16.7%, dan D4 2.8%. Lama bekerja dengan presentase lama 97.2% dan sedang 2.8%. dan Status Karyawan dengan presentase pegawai tetap 75.5% dan pegawai tidak tetap 25.5%.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perawat

Variabel Frekuensi %

Pengetahuan

Pengetahuan Baik 22 61.1

Pengetahuan Kurang 14 38.9

Total 36 100

Sikap

Sikap Baik 35 97.2

Sikap Kurang Baik 1 2.8

Total 36 100

Tabel 4.2 menjelaskan tentang distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dan sikap perawat. Pengetahuan perawat dalam melaksanakan discharge planning, dengan presentase pengetahuan baik 61.1% dan pengetahuan kurang 38.9%. Sedangkan sikap perawat dalam melaksanakan discharge planning presentase sikap baik 97.2% dan 2.8% dengan sikap kurang baik.

Tabel 4.3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam Melaksanakan Discharge Planning

Variabel

Sikap

P Sikap

Kurang Baik

Sikap Baik

Pengetahuan

Pengetahuan Baik 1 21 0.418 Pengetahuan Kurang 0 14

Total 1 35

(3)

29

antara pengetahuan dan sikap perawat dalam melaksanakan discharge planning.

Menurut Perry dan Potter (2006) mengkategorikan pengetahuan menjadi 3 bagian yaitu pengetahuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengetahuan kognitif terkait dengan pemahaman sesorang mengenai suatu informasi. Pengetahuan afektif terkait dengan perilaku seseorang setelah memahami informasi, sedangkan pengetahuan psikomotor terkait dengan pelaksanaan atas informasi yang di dapatkan. Setiap individu berbeda dalam menelaah informasi, hal inilah yang menyebabkan tingkat pengetahuan individu berbeda-beda.

Penelitian di Bangladesh ditemukan bahwa sebagian besar (99%) dari peserta telah mendengar tentang TB, dan hampir semua tahu bahwa TB adalah penyakit menular belum dapat disembuhkan. Lebih dari setengah (53%) dari key community members (KCMs) memiliki pengetahuan yang baik mengenai TB, tetapi pekerja Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) yang ditemukan lebih luas dibandingkan dengan KCMs lainnya. Namun, kesenjangan pengetahuan yang cukup yang diamati antara BRAC petugas kesehatan masyarakat (Paul et al., 2015).

Hasil penelitian yang di lakukan oleh Raynes (2013) tentang perbedaan budaya pada penyedia pelayanan kesehatan terkait pengetahuan, sikap dan praktek untuk mengobati tuberkulosis. Bahwa budaya kesadaran secara bermakna dikaitkan dengan kemungkinan peningkatan mengenali manifestasi dari tuberkulosis, manajemen penyakit tidak terkait dengan budaya kesadaran dan budaya kesadaran antara penyedia pelayanan akan menjadi faktor sangat penting untuk pengenalan diagnosis dan manajemen TBC.

Studi pada insiden HCA-TB di mana kemungkinan pasien dan rekan kerja yang terdeteksi tertular. Pada diagnosis TB aktif 0.05% bayi, 0.57% anak-anak, 0.03% pada dewasa dan petugas kesehatan. Pada kasus TB aktif yang komplikasi antara individu yang terpapar adalah 0.57% bayi, 0.09% pada anak-anak, 4.32% pada dewasa dan 2.62% untuk petugas kesehatan yang beresiko (Schepisi et al., 2015).

Penelitian ini menjadi salah satu pertimbangan rumah sakit umum dr. H. Koesnadi Bondowoso dalam menyusun discharge planning menggunakan konsep DSME (Rondhianto, 2012). Nilai rata-rata kesiapan pasien pada kelompok kontrol menghadapi pemulangan adalah 39.75%. Kesiapan pasien pada kelompok menghadapi pemulangan 42.85 dan discharge planning membantu pasien dalam menghadapi

pemulangan di RSUD Balung Kabupaten Jember (Wijayanti, Asmuji, Supriyadi. 2013).

Hal yang sama diungkapkan oleh Fuady, Sjattar., & Hadju (2016) bahwa pelaksanaan discharge planning harus selalu dilaksanakan oleh perawat untuk membantu pasien dan keluarga menyiapkan kepulangan. Pelaksanaan discharge planning pasien Tb mulai dari pengkajian dan evaluasi dapat membantu pasien dan keluarga menyiapkan kepulangan pasien (Lestari, 2014).

Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengetahuan perawat dalam melaksanakan discharge planning, dengan presentase pengetahuan baik 61.1% dan pengetahuan kurang 38.9%. Sikap perawat dalam melaksanakan discharge planning presentase sikap baik 97.2% dan 2.8% sikap kurang baik. Terdapat satu orang responden yang mempunyai pengetahuan baik namun sikapnya kurang baik dalam melaksanakan discharge planning. Sedangkan nilai p 0.418 yang berarti lebih besar dari 0.05 disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap perawat dalam melaksanakan discharge planning.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih disampaikan kepada Direktur RSUD Labuang Baji Makassar beserta jajarannya atas terlaksananya penelitian ini. Juga terima kasih kepada Kemenristekdikti dan Akper Muhammadiyah Makassar, atas bantuan dana hibah, sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

Referensi

AHRQ. IDEAL Discharge planning Overview, Process, and Checklist. (online), (www.ahrg.gov, diakses 2 April 2015) Belay M, Bjune G, Ameni G, Abebe M. (2011).

Serodiagnostic Performance of Resat-6-CFP-10 in the Diagnosis of Pulmonary Tuberculosis in Ethiopia. (Online), ( http://dx.doi.org/10.4172/2161-1068.1000103.pdf, diakses 2 April 2015) Budiman., Riyanto, A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Masyarakat. Salemba Medika : Jakarta

Dinkes Makassar. (2014). Profil Kesehatan Kota Makassar 2013. Makassar, (Online), (dinkeskotamakassar.net/download/718 Gabung%20profil%202013.pdf, diakses tanggal 22 April 2015

(4)

30

(Discharge planning) yang Dilakukan oleh Perawat terhadap Kesiapan PasienTB Paru Menghadapi Pemulangan. JOM Vol 2 No 1, Februari 2015, hal.647-653. (Online), (http://jom.unri.ac, diakses tanggal 26 April 2015

Fuady., F. A. N., Sjattar., E. L., & Hadju. V. (2016). Pengaruh pelaksanaan discharge planning terhadap dukungan psikososial keluarga merawat pasien stroke di RSUP DR. Wahidin Sudirohosudo. JST Kesehatan Vol 6. 2. 172-178. ISSN 2252-5416 Jakarta, (online),

(www.depkes.go.id/.../profil- kesehatan.../profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf, diakses tanggal 23 April 2014) Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset

Kesehatan Dasar. Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan Jakarta, (Online),

(www.depkes.go.id/resources/download /./Hasil%20Riskesdas%202013.pdfDiak ses tanggal, 22 April 2015)

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Lestari, Y. W. (2014). Hubungan pelaksanaan

discharge planning dengan kesiapan keluarga dalam menjalankan tugas perawatan kesehatan pada pasien tuberkulosi paru di ruang rawat inap rumah sakit paru Jember. Program Studi Ilmu Keperawatan: Universitas Jember Lewis L. Sharon., Dirksen SR., Heitkemper,

Bucher, Camera. (2011). Medikal Surgical Nursing: Clinical Management for Fositive Outcomes. Saunders Elsevier : St. Louis, Missouri USA Notoatmodjo, S. (2007), Pomosi Kesehatan dan

Ilmu Perilaku, ed 2. Rineka Cipta: Jakarta.

Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika. Paul, S., Akter, R., Aftab, A., Khan, A. M.,

Barua, M., Islam, S., & Sarker, M. (2015). Knowledge and attitude of key community members towards tuberculosis: Mixed method study from BRAC TB control areas in bangladesh. BMC Public Health, 15 doi:http://dx.doi.org/10.1186/s12889-015-1390-5

Potter P.A & Perry A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Raynes., E. A. (2013). Cultural Differences in Healthcare Providers’ Knowledge,

Attitudes, and Practices in Treating Tuberculosis. Walden University.

Retrieved from

http://search.proquest.com/docview/

Rondhianto. (2012). Planning diabetes self management education dalam discharge planning terhadap self care behavior pasien diabetes mellitus tipe 2. Program studi ilmu keperawatan universitas Jember. Vol. 7, No 3. Jurnal Keperawatan Soedirman.

San Mateo County Health Department. (2007). San Mateo County Tuberculosis Control Discharge planning Summary. (Online), (smchealth.org, diakses tanggal 21 April 2015

Schepisi, M. S., Sotgiu, G., Contini, S., Puro, V., Ippolito, G., & Girardi, E. (2015). Tuberculosis transmission from healthcare workers to patients and co-workers: A systematic literature review and meta-analysis. PLoS One, 10(4) doi:http://dx.doi.org/10.1371/journal.pon e.0121639

Suprapti, E., Kristina, T. N., & Sulisno, M. (2012). Pengaruh discharge planning terstruktur untuk meningkatkan kesiapan pasien TB paru menghadapi pemulangan (studi eksprimental di RSUD Tugurejo dan RSUD Kota Semarang). Fakultas Kedokteran Undip, Semarang. Retrieved from

download.portalgaruda.org/article.php?. ..PENGARUH%20DISCH

The Royal Marsden Hospital. (2004). Discharge

planning. (Online),

(http://www.royalmarsden.org, diakses tanggal 21 April 2015)

Wadah Informasi Gerakan Terpadu Nasional TB. (2013), Pembiayaan AIDS, TB dan Malaria Menyongsong BPJS 2014. Warta Tuberkulosis Indonesia, Vol. 23 April 2013, (Online), (htpp://www.kalbe.com.id.htm, diakses 22 Maret 2015).

Gambar

Tabel 4.1.Frekuensi Karakteristik responden

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan kepada dosen yang menekuni bidang media dan dosen yang menekuni relasi efektivitas penggunaan media pada perolehan pengetahuan siswa. Dosen yang menekuni

Dalam penelitian ini hal yang akan dianalisis adalah mengenai makna horangi, fungsi, dan diksi yang terkandung pada sepuluh peribahasa Korea tersebut.. 1.5

Faktor yang ketiga yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah..

Dalam hal ini para pengusaha kofeksi harus memperbanyak promosi atau iklan produk yang akan dibuat pengusaha dan promosi produk tersebut di harapkan bisa di

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam perkembangan ilmu hukum pidana pada umumnya yang berkaitan dengan pembinaan terhadap terpidana mati di

Sementara itu, wilayah lain yang tergolong dalam kondisi infrastruktur sedang mencapai 12 provinsi dengan didominasi oleh berbagai provinsi Kawasan Indonesia Timur,

Data produksi ini mencakup luasan dan volume kayu yang dipanen atau ditebang menurut jenis tebangan yang ada di Perum Perhutani yaitu: (a) Tebang Habis Biasa,

Menentukan farak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan negatif,4. Menetukan nilai preferensi untuk