• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN OBJEK SEGNIFIKANSI FILSAFAT I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN OBJEK SEGNIFIKANSI FILSAFAT I"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT ILMU

PENGERTIAN, OBJEK KAJIAN, DAN SIGNIFIKANSINYA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas :

Mata Kuliah Filsafat Ilmu Dosen Pengampu : Erik Sabti Rahmawati, M.A

Oleh :

Kelas D KELOMPOK 1

1. Vendra Irawan : 14220115 2. Wahid Firmanto : 14220116 3. Linda Nurhasanah : 14220117 4. Syauqi Abulkhair Asibi : 14220118 5. Ihda Nafisya M.U : 14220119 6. Zulfatus Solikhah : 14220120 7. Alvina Khoirul Umami : 14220121 8. Futuhatul Islamiyah : 14220122

FAKULTAS SYARIAH

JURUSAN HUKUM BISNIS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat, inayah, taufik yang telah Ia limpahkan kepada kami hingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk ataupun isi yang sangat amat sederhana. Semoga makalah ini dapat membantu kita semua dalam memahami materi yang bersangkutan di mata kuliah kita ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat mendorong pemahaman kita semua dalam menguasai materi kuliah ini, seingga bisa menjadi dasar untuk memahami atau menghadapi masalah yang akan timbul dari materi kuliah ini.

(3)

BAB I teoritis; filsafat praktis; filsafat peotika; metafisika; metodologi; epistimologi; biologi kefilsafatan; psikologi kefilsafatan; antropologi kefilsafatan; filsafat agama; filsafat ilmu , dan masih banyak lainya.

Dalam kesempatan kali ini pemkalah ingin menyampaikan tentang cabang filsafat yang berkaitan dengan ilmu, yaitu filsafat ilmu. Selain sebagai tugas materi makalah dari dosen, filsafat ilmu ini juga berperan penting bagi mahasiswa pemula seperti pemakalah ini. Filsafat ilmu menjadi landasan, dasar, dan juga pedoman bagi para mahasiswa bagaimana berfikir yang baik dalam maslah ilmu. Untuk apa ilmu itu. Bagaimana ilmu itu dapat bermanfaat. Apa hakikat ilmu itu sebenarnya.

(4)

baru dengan teknologi terbaru lupa, dan melupakan manfaat hakiki dari HP itu.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam kesempatan makalah kali ini pemakalah akan membahas filsafat ilmu itu tentang :

1. Apa itu filsafat ilmu?

2. Apa kajian dan objek dari pada filsafat ilmu?

(5)

DAFTAR ISI BAB I

Kata Pengantar……….i PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………...ii 1.2 Rumusan

Masalah………..iii BAB II

2.1 Pengertian Filsafat Ilmu……….1 2.2 Kajian Objek Filsafat Ilmu……….2 2.3 Signifikansi Filsafat Ilmu………5 BAB III

PENUTUP

(6)

BAB II A. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU

Defenisi filsafat ilmu terdiri dari dua kata, yaitu kata filsafat dan kata ilmu. Filsafat yaitu : pengetahuan tentang kebijaksanaan (Sophia), prinsip-prinsip mencari kebenaran, atau berpikir rasional-logis, mendalam dan tuntas (radikal) dalam memperoleh kebenaran. Sedangkan kata filsafat sendiri berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari akar kata “philos”, yang berarti cinta, dan “Sophia” yang berarti kebijaksanaan.

Adapun kata ilmu (science) diartikan sebagai pengetahuan tentang sesuatu atau bagian dari pengetahuan. Menurut J.S. Badudu (1996: 528) ilmu adalah: pertama, diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis, contoh: ilmu agama, berarti pengetahuan tentang ajaran agama atau teologi, ilmu bahasa berarti pengetahuan tentang hal ikhwal bahasa atau tata bahasa, linguistic dan lain-lain. Kedua, ilmu diartikan sebagai kepandaian atau kesaktian. Dan orang yang banyak ilmu pengetahuan mengenai suatu ilmu disebut ‘ilmuan’ atau orang yang ahli dalam bidang tertentu.

(7)

Beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh suatu pengetahuan untuk dapat masuk kategori sebagai ilmu pengetahuan, menururt Maufur (2008: 32-34) yaitu:

 Dapat dipertanggungjawabkan debgan menggunakan argumentasi

logis rasional, apalagi jika telah melalui eksperimen yang berulang kali.

Defenisi filsafat ilmu menurut beberapa ahli:

1. The Liang Gie

Filsafat ilmu merupakan segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasn ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia.

2. Beerling

Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang cirri-ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh pengetahuan tersebut.

3. Jujun S. Suriasumantri

Filsafat ilmu merupakan suatu pengetahuan atau epistemologi yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar alamiah tersebut tak lagi merupakan misteri.

4. Lewis White Black

Filsafat ilmu adalah ilmu yang mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.

5. Michael V. Berry

(8)

B. OBJEK KAJIAN FILSAFAT ILMU

Setiap ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu yang menjadi lapangana penyelidikan atau lapangan studinya. Objek ini diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang, metode, dan sistem tertentu. Adanya objek menjadikan setiap ilmu pengetahuan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Objek filsafat ilmu menurut Surajiyo (2007: 5), objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Menurut Jujun S. Suriasumantri (1986: 2) tiap-tiap ilmu pengetahuan memiliki tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang disusunya. Komponen tersebut adalah onotologi, epistemology, dan aksiologi.

1. Onotologi

Secara istilah onotologi berasal dari bahasa yunani yaitu taonta berarti “yang berada” dan logos yang berate “ilmu pengetahuan atau ajaran yang berada”. Dengan demikian, onotologi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran yang berada. Term onotologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M.

2. Epistemology

Epistemology sering juga disebut dengan teori pengetahuan. Secara etimologi, istilah epitomologi berasal dari kata yunani episteme, yang artinya pengetahuan, dan logos yang artinya ilmu atau teori. Epistemology dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber,struktur,metode dan syahnya (validitas) pengetahuan.

(9)

Istilah aksiologis berasal dari bahasa yunani axios yang berarti nilai, dan logos yang berarti ilmu atau teori. Aksiologis adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.

Menurut Noeng Muhadjir (2011: 9) objek studi filsafat ilmu dibagi menjadi dua :

1. Objek material

Objek material filsafat ilmu overlap dengan semua ilmu, yaitu membahas fakta dan kebenaran semua disiplin ilmu, serta konfirmasi dan logika yang digunakan semua disiplin ilmu. Sedangkan menurut Arif Rohman, Rukiyati dan L. Andriani (2011 : 22) objek material suatu bahan yang berupa benda, barang, keadaan atau hal yang dikaji. Menurut Surajiyo (2007: 5), objek material adalah suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Objek material juga adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal kongkret ataupun hal yang abstrak. Menurut Waryani Fajar Riyanto (2011 :20), objek materi adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian keilmuan. Ia bisa berupa apa saja baik apakah benda-benda material atau benda-benda non material. Ia tidak terbatas pada apakah hanya di dalam kenyataan kongret seperti manusia ataupun alam semetesta ataukah hanya di dalam realitas abstrak seperti Tuhan atau sesuatu yang bersifat ilahiah lainnya.

2. Objek formal

(10)

sudut pandang dan perspektif tertentu atau dalam istilah lain kemampuan berpikir manusia dalam memperoleh pengetahuan yang benar. Sementara objek formal menurut Waryani Fajar Riyanto (2011 :20) adalah cara pandang tertentu, atau sudut pandang tertentu yang dimiliki serta yang menentukan satu macam ilmu. Menurut Surajiyo (2007: 7), objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu disorot. Dalam pandangan The Liang Gie (2010: 139), obyek formal adalah pusat perhatian dalam penelaah ilmuwan terhadap fenomena itu. Penggabungan antara obyek material dan obyek formal sehingga merupakan pokok soal tertentu yang dibahas dalam pengetahuan ilmiah merupakan objek yang sebenarnya dari cabang ilmu yang bersangkutan.

PERBEDAAN OBJEK MATERIAL DAN OBJEK FORMAL FILSAFAT ILMU

Dari penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa ada perbedaan antara objek material dan objek formal filsafat ilmu, antara lain:

1. Objek material filsafat merupakan suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan itu atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak. Sedangkan Objek formal filsafat ilmu tidak terbatas pada apa yang mampu diindrawi saja, melainkan seluruh hakikat sesuatu baik yang nyata maupun yang abstrak.

(11)

dengan realisasi praktis yang sebenarnya. Sedangkan Obyek formal filsafat ilmu menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti sedalam dalamnya, atau mengerti obyek material itu secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatu itu secara mendalam (to know the nature of everything). Obyek formal inilah sudut pandangan yang membedakan watak filsafat dengan pengetahuan, karena filsafat berusaha mengerti sesuatu sedalam dalamnya

C. SIGNIFIKANSI FILSAFAT ILMU

Signifikansi Filsafat Ilmu Signifikansi atau arti penting Filsafat ilmu adalah suatu pendalaman tentang filsafat ilmu. Dimana kami memahami signifikansi itu dengan penjelasan Manfaat dan Tujuan filsafat ilmu untuk melengkapi atau memperjelas ilmu.

1. Manfaat Filsafat Ilmu

Semakin majunya perkembangan teknologi dan juga ilmu pengetahuan, diperlukan juga peran filsafat ilmu untuk mengimbangi lajunya perkembangan tersebut. Sebagai tolak ukur bagi setiap ilmuan agar selalu berpegang teguh dengan hakikat ilmu tanpa mengesampingkannya dengan mengedepankan egonya.

a) Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.

b) Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi , menguji, mengritik asumsi dan metode keilmuan. Sebab kecenderumgan yang terjadi di kalangan para ilmuan menerapkan metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengeahuan ilmu itu sendiri.

c) Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dkembangkan harus dapat dipertanggung jawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dandipergunakan secara umum.

(12)

a) Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan.

b) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.

c) Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan nonilmiah.

d) Mendorong pada calon ilmuwan dan ilmuan untuk. konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.

e) Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.

3. Signifikasi Filsafat Ilmu bagi Studi Islam

Pemikir filosofi ke dalam Islam mengakibatkan agama dikaji dengan pespektif rasional. Pemikir itu, Al-kindi, Al-farabi, dan Ibn-Sina mencoba melihat agama ini dengan rasional, kendati konsepsinya berbeda-beda. Munculnya teolog-teolog yang tidak respek terhadap filsafat seperti Al-Gazali, mengiring interaksi antara pemikiran filsafat dan dogma tersebut kearah runtuhnya rasionalisme teologis. Bahkan bukan hanya Al-Ghazali yang melarang umat islam untuk mengkaji ilmu falsafat, hinggga An-Nawawi pun melarang umat islam untuk mengkaji ilmu tersebut. Menurut mereka seorang yang belum kuat landasan dasar syaria’t keagamaanya akan terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran para filusuf non muslim, yang berakibat runtuhnya keimanan mereka.

(13)

persoalan yang didiskusikan dalam filsafat ilmu. Maksudnya, sebelum melontarkan kritisisme harus sudah memahami dengan baik berbagai persoalan yang dipertanyakan dalam filsafat ilmu dan karenanya menyadari arti pentingnya bagi usaha pengembangan studi islam.

Filsafat ilmu itu begitu signifikan dalam usaha pengembangan keilmuwan karena filsafat ilmu berusaha mencermati ilmu baik dari segi metode-metodenya, asumsi-asumsinya, tolak ukur kebenarannya dan segala sesuatuyang melandasi ilm tersebut lewat penelaahan ontologis, epistimologis, dan aksiologis. .

(14)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

(15)

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Namun manusia juga mempunyai tabiat sebagai tempat yang salah dan lupa. Sebagai orang yang terpelajar, apalgi kita sekarang ini sudah menjadi mahasiswa, kita harus mempunyai pola fikir yang ilmiah. Filsafat ilmu dengan segala aspeknya akan mengantarkan kita untuk beproses untuk mempunyai pola fikir yang ilmiah. Kita harus senantiasa mengikuti rambu-rambu dari filsafat ilmu yang akan dan telah kita pelajari nantinya.

Banyak kekurangan dan kelemahan yang ada dalam makalah ini. Kami sebagai pemakalah yang masih abru dalam dunia perkuliahan meminta masukan demi lebih baiknya makalah kami ini.

DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta : PT.Grafindo Persada, 2012.

Tafsir, ahmad, Filsafat Ilmu, Bandung : PT.Remaja Rosdkarya,2006.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan beberapa kajian teori yang telah dikemukakan, minat membaca buku Ilmu Ukur Tanah siswa kelas X Kompetensi

Hanya Anda yang tahu apa yang ingin Anda ciptakan, hanya Anda yang bisa benar-benar memvisikan apa yang Anda inginkan, hanya Anda yang bisa melibatkan semua indera Anda

Untuk mengetahui sektor apa saja yang memiliki potensi sebagai sektor unggulan dan memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing dan spesialisasi dengan menggunakan alat

12 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

11) KEHILANGAN PENGLIHATAN berarti kehilangan penglihatan secara menyeluruh dan Tetap yang tidak dapat dipulihkan. 12) KEHILANGAN KEMAMPUAN BICARA berarti ketidakmampuan

Hasil pengamatan plankton (Tabel 3) pada umur 7 dan 8 minggu terjadi penurunan kelimpahan plankton yang menyebabkan mortalitas tinggi pada tiram mutiara yang telah mencapai

Tidak adanya pencatatan dan dokumentasi dalam keluar-masuknya bahan yang ada pada badan usaha ini, serta tidak adanya pengawasan yang ketat oleh pihak pemilik dalam

Guru membagi kelas ke dalam kelompok asal dan membagi tugas kelompok ahli, kemudian menganjurkan siswa untuk berada pada kelompok asal masing-masing sesuai yang telah