• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Masyarakat Indonesia menuju negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Masyarakat Indonesia menuju negara "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun dewasa ini perubahan –perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya, sehingga

membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan sering berjalan secara konstan.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat dunia dewasa ini merupakan gejala yang normal. Pengaruhnya bisa menjalar dengan cepat kebagian-bagian dunia lain berkat adanya komunikasi modern. Penemuan-penemuan baru di bidang teknologi yang terjadi di suatu tempat, dengan cepat dapat diketahui oleh masyarakat lain yang berada jauh dari tempat tersebut.

Perubahan akan selalu berlaku pada setiap manusia dan masyarakatnya, setiap saat dimanapun mereka hidup dan berada. Untuk itu kami berusaha menjelaskan mengenai perubahan sosial dan bentuk-bentuknya secara lebih lanjut.

B. RUMUSAN MASALAH

1 Apa yang dimaksud dengan perkembangan masyarakat Indonesia?

2 Apa yang dimaksud masyarakat Agraris dalam perkembangan masyarakat Indonesia? 3 Apa yang dimaksud masyarakat industrial dalam perkembangan masyarakat

Indonesia? C. Tujuan Masalah.

1 Mengetahui secara jelas apa itu perkembangan masyarakat Indonesia

2 Mengetahui tentang masyarakat Agraris dalam perkembangan masyarakat Indonesia 3 Dan mengetahui tentang masyarakat Industrial dalam perkembangan masyarakat

Indonesi.

(2)

A. Perkembangan Masyarakat Indonesia

Perkembangan pada masyarakat diaktualisasikan dengan adanya konsep, dan mengikuti perubahan zaman.

Perkembangan masyarakat Indonesia Menurut Selo Soemardjan : 1. Masyarakat sederhana

Masyarakat ini dalam perkembangannya relatif lambat, karena ciri – ciri masyarakat sederhana sebagai berikut :

 Hubungan kekeluargaan masih erat.

 Organisasi dalam hal tradisi masih diwariskan secara turun temurun.

 Percaya terhadap hal yang ghaib ( Animisme ).

 Belum ada lembaga khusus ( pendidikan )

 Angka buta huruf masih tinggi.

 Hukum mudah dipahami, karena masih bersifat konvensional ( tak tertulis )

 Kegiatan ekonomi masih berorientasi atas pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari saja.

 Kegiatan ekonomi yang masih memerlukan banyak tenaga. 2. Masyarakat Madya

Dalam proses perkembangannya, masyarakat ini lebih cepat dari pada masyarakat sederhana. Ciri – cirinya sebagai berikut :

 Kekeluargaan masih erat, tapi melihat untung dan rugi.

 Adat istiadat masih berlaku, tetapi menerima informasi dan teknologi dari luar.

 Timbulnya pemikiran yang rasional.

 Terdapat lembaga pendidikan.

 Adanya hukum tertulis.

 Ekonomi bersaing besar.

 Gotong royong masih berlaku untuk pembangunan fasilitas umum.

(3)

Mengakui kemajuan karena memiliki inisiatif untuk menerima teknologi dan informasi.

Ciri – Ciri :

a. Hubungan antar masyarakat berdasarkan kepentingan pribadi. b. Masyarakat percaya pada ilmu pengetahuan.

c. Sarana dan prasarana sudah terpenuhi.

d. Masyarakat terdiri dari beberapa macam profesi / pekerjaan. e. Tingkat pendidikan relatif rata. modern. Ciri – cirinya sebagai berikut :

 Adanya instansi pendidikan, seperti sekolah.

 Ada fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat , seperti puskesmas dan balai pengobatan.

 Mulai tumbuhnya industri tingkat rumahan ( Rumah tangga ).

 Masuknya teknologi dan informasi , seperti internet yang sudah tersedia di Desa desa.

- Perubahan fungsi lahan. 6. Masyarakat Pedesaan

Ciri – ciri :

 Penerimaan dalam hal interaksi berdasarkan kepada afektifitas ( tata krama ).

 Rasa persatuan dalam hal kebersamaan masih kental ( Orientasi kolektif ).

(4)

7. Masyarakat Perkotaan

 Individual

 Pendidikan

 Berdaya saing tinggi., karena berorientasi kepada kesejahteraan masing – masing.

 Terdiri dari beragam profesi.

 Cenderung matrealistik.

 Masyarakat yang lebih terbuka menerima informasi dan perubahan. 8. Masyarakat Modern

 Alat – alat yang digunakan sudah mengalami modernisasi.

 Mulai meninggalkan kehidupan tradisional.

 Mulai berfikir rasional.

Faktor- faktor yang mempengaruhi masyarakat modern :

 Pendidikan

 Urbanisasi.

 Komunikasi

 Politik.

 Industrialisasi.

(5)

Berbicara tentang masalah primitif, maka kita akan berbicara tentang kehidupan masyarakat desa. Begitu pula, kehidupan desa selalu dikaitkan dengan kehidupan

agraris, yaitu kelompok masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian di bidang pertanian. Desa sebagai penghasil pangan utama, menjadi tumpuan bagi masyarakat kota.

Menurut Bintarto, desa mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :

 Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, serta penggunaannya.

 Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran dan mata pencaharian penduduk setempat.

 Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan.

Maju mundurnya sebuah desa bergantung dari tiga unsur ini yang dalam kenyataannya ditentukan oleh faktor usaha manusia (human efforts) dan tata geografi

(geographical setting). Adapun menurut Paul H. Landis, desa adalah daerah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai pergaulan yang saling mengenal antara beberapa ribu jiwa.

b. Memiliki perhatian dan perasaan yang sama dan kuat tentang kesukaan terhadap adat

kebiasaan.

c. Memiliki cara berusaha (dalam hal ekonomi), yaitu agraris pada umumnya, dan sangat dipengaruhi oleh keadaan alam, seperti : iklim, kekayaan alam, sedangkan

(6)

Jadi yang dimaksud masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah tertentu yang penghuninya mempunyai perasaan yang sama terhadap adat

kebiasaan yang ada, serta menunjukkan adanya kekeluargaan di dalam kelompok mereka, seperti gotong royong dan tolong-menolong.

1. Ciri-ciri Masyarakat Agraris.

Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama anggota warga desa sehingga seseorang merasa dirinya merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan dari masyarakat tempat ia hidup, serta rela berkorban demi masyarakatnya, saling menghormati, serta mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama di dalam masyarakat terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama. Adapun ciri-ciri masyarakat

pedesaan antara lain; Setiap warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan warga masyarakat di luar batas-batas wilayahnya.

Sistem kehidupan pada umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya. Masyarakat itu

sering disankut pautkan dengan petani biasanya mereka menggunakan alat-alat manual misalnya, menggunakan tenaga hewan untuk membajak sawah, cangkul, sabit dan

sebagainya. Adapun mode produksi dalam bidang ekonomi biasanya berupa Pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan dengan cara tradisional. Sumber daya alamnya berupa angin, air, tanah, manusia,yang pada akhirnya mereka membutuhkan bahan mentah atau

(7)

2. Kegiatam Masyarakat Agraris.

Salah satu ciri khas dalam kehidupan masyarakat desa adalah adanya semangat

gotong-royong yang tinggi. Misalnya pada saat mendirikan rumah, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya. Gotong royong semacam ini lebih dikenal dengan sebutan kerja bakti, terutama menangani hal-hal yang bersifat kepentingan umum. Ada juga

gotong-royong untuk kepentingan pribadi, misalnya mendirikan rumah, pesta perkawinan dan kelahiran. Pekerjaan gotong royong terdiri atas dua macam, yaitu :

 Kerja sama yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (diistilahkan dari bawah, tanpa ada paksaan dari luar)

 Kerja sama dari masyarakat itu sendiri, tapi berasal dari luar (biasa berasal dari atas, misalnya atas perintah aparat desa)

Ada banyak masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian agraris. Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat

bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi, mereka bukanlah masyarakat yang senang berdiam diri tanpa aktivitas, tanpa ada suatu kegiatan, tetapi sebaliknya. Pada umumnya masyarakat desa sudah bekerja keras, namun mereka perlu diberikan pendorong yang dapat

menarik aktivitas mereka, sehingga cara dan irama bekerjanya menjadi efektif, efisien dan berkelanjutan.

Di Indonesia, aktivitas gotong roypng biasanya tidak hanya menyangkut lapangan bercocok tanam saja, tapi juga menyangkut lapangan kehidupan social lainnya seperti:

(8)

b. Dalam hal pekerjaan rumah tangga, contohnya: memperbaiki atap rumah, menggali

sumur, dll

c. Dalam hal pesta, contohnya: pernikahan, kitanan, dll.

d. Dalam hal kepentingan umum, misalnya: membuat irigasi, jembatan, jalan, dll.

3. Perkembangan Masyarakat Agraris.

Masyarakat agraris sebenarnya tidak stagnan; mereka berkembang dan berubah seperti kita namun pada tingkatan laju yang lebih rendah. Perubahan lambat yang menjadi

nyata selama berpuluh-puluh atau beratus-ratus tahun dan selama periode yang demikian kita dapat mencirikan kecenderungan jangka-panjang dari proses siklik dan kejutan acaknya.

(9)

C. Msyarakat Industri.

Masyarakat Industri adalah masyarakat yang menjalankan aktivitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil teknologi modern, bentuk kongkrit masyarakat industri dapat

dilihat pada negara-negara maju, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Perancis dan Inggris.

Manusia cenderung bersifat dinamis. Selalu ada perubahan yang terjadi pada diri manusia. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup sedangkan SDA yang tersedia

semakin menipis dan lahan kerja yang tidak memadai, keterbatasan lahan perkotaan untuk migrasi, pemerataan pembangunan dan penghematan biya produksi menyebabkan munculnya

keinginan untuk menciptakan satu hal baru yang dapat meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik dengan mengubah pola hidupnya. Perubahan paling sederhana yang tampak secara spasial adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan kawasan perumahan

yang tentu berdampak pada beralihnya profesi masyarakat petani ke profesi lain. Hal ini mempunyai pengaruh pada pola hidup, mata pencaharian, perilaku maupun cara berpikir.

Masyarakat dan kebudayaan memang saling mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tersebut dimungkinkan karena kebudayaan merupakan produk dari masyarakat. Pengaruh yang nantinya akan membuat perubahan umumnya terjadi

karena adanya tuntutan situasi sekitar yang berkembang. Sehingga, masyarakat yang awalnya masyarakat pertanian lambat laun berubah menjadi masyarakat industri.

(10)

1. Ciri-ciri Masyarakat Industri a . Secara Umum

 Meluasnya produksi massa barang-barang industri dengan menggunakan mesin, yang terpusat di kota-kota besar

 Migrasi massal dari pedesaan ke kota-kota (urbanisasi)

 Peralihan dari pekerjaan sektor pertanian kepada pekerjaan di sektor pabrik.

 Jumlah penduduk kota yang melek huruf seiring kebutuhan bidang pekerjaan yang lebih komplek

 Munculnya surat kabar untuk kaum urban sebagai sarana untuk mengiklankan produk-produk baru industri. Media massa mempunyai peranan penting dalam

masyarakat industri.

 Penemuan teknologi baru seperti film, radio, dan televisi sebagai hiburan kaum urban.

2. Secara Khusus

Pertama

Mereka dalam menyambung kehidupan tidak melewati lahan pertanian seperti masyarakat agraris atau mengandalkan hasil peternakan, seperti masyarakat padang pasir, melainkan pada jalannya mesin-mesin pabrik, khususnya di daerah perkotaan, sedangkan pertanian dikerjakan di daerah pedesaan dalam lokalisasi yang sangat kecil, karena dengan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi mampu menciptakan panen yang cukup besar, di Amerika Serikat lokalisasi pertanian hanya 5% saja, sudah mampu memberikan kehidupan pada masyarakat lain yang bekerja di luar sektor pertanian.

(11)

menghadapi kesulitan hidup mudah melepaskan kepercayaan agamanya. Berbeda dengan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan tanah pertanian, tanah tersebut tidak mampu memaksakan orang berlaku dholim.

• Kedua

Potensi-potensi kehidupan terdapat pada sarana-sarana yang dapat menunjang perkembangan pabrik diantaranya ialah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan gedung misalnya pengetahuan arsitek atau sipil, yang berhubungan dengan pengaturan personalnya terdapat pada pengetahuan personalia atau manajemen untuk pengembangan produksi terdapat pada manajemen pemasaran, akuntansi untuk kegiatan administrasinya dan masih banyak lagi pengetahuan untuk bekal hidup pada Masyarakat Industri.

Pengetahuan yang tidak berhubungan langsung untuk menunjang produksi kurang mendapatkan perhatian, misalkan pengetahuan keguruan, lebih dijauhkan lagi apabila bidangnya tidak berhubungan dengan produksi, misalkan bidang keagamaan, sejarah, bahasa, atau filsafat. Secara alamiah akan terjadi klas ilmu pengetahuan, pengetahuan teknik perusahaan lebih dominan daripada pengetahuan sosial. Akibatnya mereka akan cepat mendapatkan kemajuan material akan tetapi sangat ketinggalan terhadap permasalahan nilai-nilai kemanusiaan, kehidupan dan ketuhanan.

• Ketiga

(12)

banyak mengalami gangguan psikis, rasa ketegangan, persaingan, ketakutan terhadap ketertinggalan dan konflik, perjudian, wanita dan minuman keras sering dijadikan tempat hiburan untuk menghilangkan ketegangan.

3. Perilaku Masyarakat Industri

 Masyarakat industri pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa tergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.

 Kesempatan kerja lebih banyak diperoleh warga kota karena sistem pembagian kerja yang tegas dan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (prfesionalisme)

 Pola pemikiran yang raional, sistematis dan objektif yang pada umumnya dianut

masyarakat perkotaan menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi.

 Faktor waktu lebih penting dan berharga, sehingga pembagian waktu yang sangat teliti sangat penting untuk mengejar kepentingan individu.

 para pengelola industri akan menciptakan aturan-aturan yang berlaku sesuai tuntutan

dalam dunia industri yang jauh berbeda dengan aturan masyarakat agraris.

 aktivitas yang dilakukan masyarakat industri pun berbeda dengan masyarakat agraris.

Mereka cenderung lebih menghargai waktu, hidup serba cepat, jam kerja mereka lebih jelas, kerja tersistematisasi, persaingan ketat di berbagai aspek, dan sebagainya.  Perubahan sosial sangat nampak dengan nyata, karena kota-kota biasanya terbuka

dalam menerima pengaruh dari luar.

4. Kebudayaan Masyarakat Industri

Industri memberikan input kepada masyarakat sehingga membentuk sikap dan tingkah laku yang mencerminkan cara bersikap dalam bekerja. Dengan berkembangnya aspek ekonomi yaitu industrialisasi jelas akan membawa perubahan dalam dalam kehidupan

(13)

Mereka mulai belajar menerima budaya yang ditularkan negara luar karena adanya kerjasama satu sama lain dan hal itu tidak bisa dihindarkan. Mereka harus bisa menyesuaikan

diri, namun hal itu tidak lantas mengharuskan masyarakat meninggalkan budaya sendiri. Secara ekonomis kini masyarakat industrialis semakin bertambah kaya, baik secar kuantitas maupun kualitas. Namun kondisi yang membaik ini menurut Mercuse adalah

keadaan yang terlihat hanya dari kulit luarnya saja. Sesuatu yang menipu karena pada kenyataanya peningkatan kualitas dan kuantitas kesejahteraan manusia hanya dirasakan

secara lahiriah saja. Manusia pada masyarakat industri adalah manusia yang tidah utuh nilai-nilai kemanusiaannya. Mereka terjebak dalam budaya konsumeristik hedonisme yang dipacu oleh faktor-faktor produksi. Kemajuan dibidang material justru berbading terbalik dengan

merosotnya nilai-nilai moral, kebudayaan dan agama. Kemajuan teknologi dengan sokongan kapitalilsme hadir untuk membantu manusia mengisi kekosongan dalam kehidupan pribadi

manusia. Alih-alih melepas lelah setelah habis bekerja seharian, orang-orang kemudian mengabiskan uang dari hasil kerjanya ditempat-tempat yang telah disiapkan untuk mengilangkan kepenatan, baik itu tempat rekreasi, game zone, shooping dengan aneka barang

pilihan dan yang pasti gelaran itu akan serta-merta mendorong masyarakat pada posisi konsumen dari apa yang mereka produksi sendiri. Mereka terjebak dalam gaya hidup (life

style) konsumtif dan hedonis, sehingga secara tidak sadar mereka menjadi obyek pasar.

5. Mata Pencaharian.

kemajuan masyarakat industri di Indonesia, tidak mungkin lepas dari daya kreativitas dan inovasi pelaku industri masyarakat pengguna produk industri. Karena itu, daya kreativitas dan inovasi yang menjadi sumber mata air kemajuan dan perkembangan masyarakat industri

(14)

Dalam masyarakat industri biasanya terdapat spesialisasi pekerjaan. Terbentuknya spesialisasi pekerjaan tersebut disebabkan oleh semakin kompleks dan rumitnya

bidang-bidang pekerjaan dalam masyarakat industri. Proses perubahan yang terjadi dalam diferensiasi pekerjaan ini mengakibatkan terjadinya hierarki prestise dan penghasilan yang kemudian menimbulkan adanya stratifikasi dalam masyarakat yang biasanya berbentuk

piramida. Stratifikasi sosial inilah yang menentukan strata anggota masyarakat yang ditentukan berdasarkan sikap dan karakteristik masing-masing anggota kelompok.

Di wilayah Industri sudah banyak tedapat industri. Ini menyebabkan mata pencaharian masyarakat setempat sebagai karyawan atau buruh pabrik. Hal ini disebabkan lahan pertanian sekitar desa industri telah menjadi lahan industri, menjadikan kebanyakan warga menjadikan

mata pencaharian utama adalah sebagai karyawan pabrik atau sebagai buruh. Selain itu akibat wilayah mereka menjadi industri, menyebabkan dari masyarakat menjadi pedagang, baik

kecil maupun menengah.

Dalam masyarakat Industri, mata pencaharian masyarakatnya secara umum dapat diklasifikasikan sebagai pengolah dan pembuat barang-barang industri. Bercocok tanam tidak

lagi menjadi pekerjaan tetap mereka,karena lahan- lahan pertanian telah berubah fungsi menjadi home industri dan pabrik pabrik. Perlu digarisbawahi bahwa perubahan mata

pencaharian tadi, juga sangat berpengaruh pada kemajuan perdagangan. Sehingga berdagang juga merupakan salah satu ciri mata pencaharian masyarakat industri.

BAB III

(15)

A. Kesimulan Dan Saran

Bentuk dari perubahan sosialita adalah perubahan sosial yang lambat (evolusi)

danperubahansosial yang cepat (revolusi), perubahankecil, contohnyasepertiadanyaperubahan model pakaian dan perubahan besar, yaitu terjadinya industrialisasi dimana masyarakat agraris yang semula mata pencahariannya dari bertani berubah menjadi tenaga buruh, serta

perubahan yang direncanakan dan tidak direncanakan

Perubahan yang terjadi pada masyarakat Indonesia adalah industrialisme bukan

industrialisasi karena dapat kita lihat dari munculnya urbanisasi secara besar-besaran dan tersingkirnya tenaga kerja tradisional karena telah diganti dengan tenaga mesin. Lain halnya dengan proses industrialisasi, karena dalam proses ini sangat memperhatikan keterampilan

dan kesempatan masyarakat untuk menikmati hasil teknologi baru. Dan juga masyarakat Indonesia belum termasuk ke dalam masyarakat pos industri sekalipun indikasi mengarah

kepada masyarakat pos industri itu sudah nampak.

Hal ini dapat kita lihat dengan bermunculannya layanan-layanan jasa, seperti layanan jasa bank, jasa transportasi, jasa informasi, jasa komunikasi, jasa pos, jasa bimbingan belajar

dan sebagainya.Perubahan sosial yang muncul di masa kini dalam masyarakat

Indonesia seperti hilangnya atau menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap

institusi-institusi sosial yang sudah mapan (terutama institusi politik dan ekonomi), misalnya menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, terhadap DPR, terhadappemerintah, terhadap bank, dansebagainya.

Saran

(16)

perubahan sosial, maka:

 Sebaiknya masyarakat mendukung perubahan kearah kemajuan dan juga ikut berperan aktif untuk mewujudkan masyarakat yang berkembang untuk lebih maju.

 Walaupun sudah terjadi perubahan (perkembangan zaman), sebaiknya warga masyarakat tidak melupakan kebudayaaan peninggalan nenek moyang dan sebaiknya

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya dalam kehidupan masyarakat desa di Jawa, sambatan merupakan suatu bentuk pengerahan tenaga kerja pada masa kerja dalam aktifitas pertanian di sawah, untuk

Oleh karena itu sesuai dengan tujuan Pembangunan Nasional pada umumnya, dan pembangunan ekonomi khususnya di Indonesia hal paling penting yang sangat mendukung proses

Serta Yuliana melalui penelitian skripsinya yang berjudul “Kehidupan Sosial Ekonomi : Masyarakat Nelayan Desa Taluak Kabupaten Padang Pariaman Tahun 1980-2002”, mengkaji

Dampak dari adanya perbedaan budaya antar masyarakat Kalimantan dengan masyarakat Jawa tersebut, dapat menyebabkan terjadinya jarak sosial khususnya dalam kehidupan sosial

Seperti yang terjadi pada masyarakat di Taman Bungkul yang mengalami perubahan sosial dalam apek kehidupan mereka dari masyarakat desa yang melakukan perpindahan atau

Seperti halnya dalam kehidupan masyarakat desa di Jawa, sambatan merupakan suatu bentuk pengerahan tenaga kerja pada masa kerja dalam aktifitas pertanian di sawah, untuk

Dengan demikian dari hasil-hasil kebudayaan material seperti yang Anda pelajari pada kegiatan belajar 1 dapat dikaji dan dipelajari corak kehidupan masyarakat prasejarah

BUMDes Karya Nabah Nusantara dalam mensejahterak an masyarakat terwujud dalam dibentuknya beberapa unit usaha seperti usaha Pertanian dan Peternakan, Penjualan Air Minum Isi Ulang,