• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Praktikum dengan Menumpat Secara L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hasil Praktikum dengan Menumpat Secara L"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Hasil Praktikum dengan Menumpat Secara Langsung TINGGI

TEFLON

JARAK

0 mm 10mm

ATAS BAWAH ATAS BAWAH

2 mm Tidak ada goresan Tidak ada goresan Ada goresan Ada goresan Cure light

meter

369 nm 194 nm

5 mm Tidak ada goresan Ada goresan Ada goresan Ada goresan Cure light

meter

382 nm 128 nm

8mm Tidak ada

goresan

Ada goresan

Cure light meter

383 nm

Hasil Praktikum dengan Menumpat per Layer

TINGGI TEFLON JARAK

0 mm

ATAS BAWAH

8 mm Tidak ada goresan Tidak ada goresan

Cure light meter 421 nm

8mm Tidak ada goresan Tidak ada goresan

Cure light meter 371 nm

8 mm Tidak ada goresan Tidak ada goresan

Cure light meter 352 nm

8mm Tidak ada goresan Tidak ada goresan

(2)

Pada percobaan ini, dilakukan pengamatan terhadap pengaruh jarak penyinaran dan pengaruh ketebalan resin komposit terhadap proses polimerisasi. Percobaan pertama menggunakan teflon dengan tinggi 2 mm dengan intensitas cahaya adalah 369 nm serta jarak sinar 0 mm terhadap resin komposit. Setelah melalui proses penyinaran, permukaan atas yang terkena sinar secara langsung tidak mengalami goresan setelah pengujian dengan sonde, begitu juga dengan permukaan bawah tidak ada goresan . Sedangkan pada cetakan yang sama tetapi jarak penyinaran menjadi 10 mm dan intensitas menjadi 194 nm, setelah pengujian terlihat bahwa pada permukaan atas komposit ada goresan begitu juga permukaan bawah komposit. Dari kedua percobaan di atas, disimpulkan perbedaan jarak penyinaran mempengaruhi polimerisasi resin komposit. Penyinaran dengan jarak 0 mm menghasilkan polimerisasi lebih baik dibandingkan dengan penyinaran 10 mm. Ini ditandai dengan tidak ada goresan pada komposit dengan penyinaran 0 mm. Semakin dekat jarak penyinaran, polimerisasi semakin baik.

Pada percobaan selanjutnya, menggunakan teflon dengan tinggi 5 mm dengan intensitas cahaya adalah 382 nm serta jarak sinar 0 mm terhadap resin komposit. Setelah melalui proses penyinaran, pada permukaan atas komposit tidak terdapat goresan setelah pengujian, sedangkan pada permukaan bawah komposit terdapat goresan. Pada ketebalan yang sama tetapi dengan jarak penyinaran menjadi 10 mm dan intensitas 128 nm, hasil percobaan menunjukkan pada permukaan atas komposit terdapat goresan begitu pula bagian bawahnya. Dari kedua percobaan dengan ketebalan 5 mm, menunjukkan bahwa permukaan bawah resin komposit masih tergores sonde. Setelah dibandingkan dengan resin komposit ketebalan 2 mm, hasil praktikum ini menunjukkan polimerisasi dipengaruhi oleh ketebalan resin komposit.

Pada percobaan selanjutnya, menggunakan teflon dengan tinggi 8 mm dengan intensitas cahaya adalah 383 nm serta jarak sinar 0 mm terhadap resin komposit. Setelah melalui proses penyinaran, pada permukaan atas komposit tidak terdapat goresan setelah pengujian, sedangkan pada permukaan bawah komposit terdapat goresan

(3)

Referensi

Dokumen terkait

bersama dengan data pengetahuan guru dianalisis menggunakan uji beda.Hasil uji Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan yang bermakna skor pengetahuan guru sebelum dengan sesudah

Berdasarkan data dan pembahasan pada penelitian pengembangan modul mitigasi bencana berbasis potensi lokal yang terintegrasi dalam pelajaran IPA di SMP maka dapat

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul

Dalam penelitian ini, penulis mengambil iterasi dari beberapa jurnal sebelumnya yang membahas mengenai studi kasus yang memiliki persamaan yaitu pada penelitian

Communication Objective Dari riset penyelenggara pasca event yang dilakukan melalui 60 responden yang mengetahui Klub sepatu roda kota Semarang, sebanyak 43, yang berminat gabung

Keenam : Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Analis Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam profil dan kompetensi lulusan terdiri

Maryani (2018) menyatakan bahwa mata kuliah bahasa Inggris untuk keperawatan pada dasarnya adalah untuk menjawab tuntutan dunia kerja bagi para calon perawat yang

Nair (1989) menyebutkan bahwa agroforestry adalah suatu nama kolektif untuk sistem-sistem penggunaan lahan dan teknologi, dimana tanaman keras berkayu (pohon-pohonan, perdu,