• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN MANAJEMEN KUALITAS ATAS PENINGK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINJAUAN MANAJEMEN KUALITAS ATAS PENINGK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN MANAJEMEN KUALITAS ATAS PENINGKATAN PENJUALAN BRAND ONEPLUS, STARTUP BERBASIS SMARTPHONE

Marazuddin Budianto Harahap

Program Studi Magister Manajemen Telekomunikasi, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jakarta - Indonesia

marazuddin.budianto@ui.ac.id Dosen: Dr. Ir. Iwan Krisnadi, M.B.A.

Abstrak

Jurnal ini bertujuan untuk meninjau sejauh mana dan bagaimana peningkatan penjualan yang dilakukan dan diterapkan dari perusahaan startup berbasis smartphone atau ponsel pintar asal Tiongkok, Oneplus melalui teori manajemen kualitas dan strategi diferensiasi produk terkait pasar smartphone dan ICT (Information and Communication). Jurnal penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif dan menggunakan analisa melalui data primer dari Website resmi OnePlus juga data sekunder dari jurnal bisnis terkait. Hasil analisa yang telah dilakukan menunjukkan bahwa smartphone OnePlus dengan strategi diferensiasi produk yang tepat berhasil mengatur kualitas produknya melalui penerapan teori manajemen kualitas yaitu Six Sigma yang menghasilkan peningkatan penjualan setiap tahun dan menjadi salah satu market leader Negara dengan user pengguna smartphone terbanyak di dunia yaitu India, dan tentu berpotensi untuk menjadi salah satu market leader di dunia apabila terus meningkatkan strategi dan kualitasnya di masa mendatang.

Kata Kunci: OnePlus, ponsel, kualitas, penjualan, manajemen.

Abstract

This journal aims to review the extent and how to increase sales made and applied from startup companies based on smartphones from China, Oneplus through the theory of quality management and product differentiation strategy related with smartphone market and ICT (Information and Communication). This research journal uses descriptive qualitative methodology and uses analysis through primary data from OnePlus official website as well as and for secondary data from related business journals. The results of the analysis have shown that the OnePlus smartphone with the right product differentiation strategy managed to manage the quality of its products through the application of the quality management theory that is Six Sigma which generate sales increase every year and become one of the market leader of the country with the user of the most smartphone users in the world that is India, and certainly has the potential to become one of the market leaders in the world if it continues to improve its strategy and quality in the future.

Keywords: OnePlus, smartphone, quality, sales, management.

1. Pendahuluan

(2)

Di India, OnePlus cukup digemari dan juga masuk ke dalam 5 dari top list penjualan smartphone. India sendiri adalah pasar smartphone terbesar kedua dunia yang ada saat ini. Pergerakan peningkatan pasar smartphone di India dapat mereseprentasikan pergerakan pasar smartphone secara global. OnePlus di India disambut sangat baik sampai sekarang ini, bahkan Pete Lau CEO Oneplus mengatakan bahwa India adalah rumah kedua dari Oneplus setelah tiongkok, negara asalnya. Penetrasi OnePlus di India memang sangat baik, hal itu didukung oleh strategi dari OnePlus sendiri yang baik dengan melihat pangsa pasar di India yang mementingkan kualitas dan juga harga yang sesuai. Pilihan OnePlus menjadikan India sebagai rumah kedua dari OnePlus karena Pete Lau, CEO OnePlus melihat banyak kemiripan antara India dan Tiongkok. OnePlus menggunakan strategi penjualan online agar lebih menarik dan terkesan ekslusif bagi para penggunanya. Penjualan OnePlus secara online pun dapat menekan cost penjualan tanpa adanya toko fisik yang dibutuhkan untuk menjual produknya. OnePlus bekerja sama dengan online store yang ada di negara-negara yang disambanginya, contohnya seperti Lazada Indonesia di Indonesia. OnePlus juga membuka pintu yang besar bagi para pengguna untuk memberikan ulasan, keluhan ataupun saran yang ditujukan pada produk-produknya guna diperbaiki lagi di masa mendatang. OnePlus memakai cara ini sejak awal peluncuran produknya tersebut. Respons dari OnePlus sendiri cukup baik dalam menanggapi pelanggan yang memberikan keluhan, saran ataupun pertanyaan yang menyangkut produknya sendiri. Hal tersebut membuat para pengguna menjadi lebih eksklusif bila dibandingkan dengan merek-merek smartphone lainnya. Dengan begitu tak heran bila penjualan OnePlus semakin naik dari tahun ke tahunnya.

Gambar 1 Smartphone Market Share 2015

Pada tahun 2015 OnePlus telah berhasil masuk ke dalam top market leader di India dengan mengalahkan beberapa merek-merek besar lainnya seperti LG, Lenovo, Huawei dan Vivo. Pada tahun 2017 Q2, OnePlus berhasil menembus pimpinan penjualan di India dengan penjualan sebesar 57% berdasarkan International Data Corporation's (IDC). Itu adalah hasil yang luar biasa bagi sebuah perusahaan yang masih cukup muda umurnya ini.

(3)

Dari data di atas bisa dilihat bahwa terdapat kenaikan yang cukup signifikan oleh OnePlus. hal tersebut dikarenakan terus dijaganya kualitas baik itu produk dan juga layanan purna jual dari OnePlus dengan mengandalkan komunitas online yang akan terus memberikan keluhan maupun saran untuk OnePlus sendiri. Strategi tersebut berhasil digunakan oleh OnePlus dan memberikan pengalaman tersendiri bagi para pengguna seperti istimewa dan seperti dibawa terhadap kemajuan OnePlus dari masa ke masa. Dari sisi produknya pun, OnePlus terus memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di smartphone sebelumnya dengan memberikan pembaharuan ataupun kejutan-kejutan yang ada pada smartphone keluaran selanjutnya. OnePlus yang selalu mengusung teknologi terbaru pada produknya ini terus memberikan produk terbaik dan pengalaman terbaik bagi para penggunanya.

2. Landasan Teori 2.1. Strategi Diferensiasi

Philip Kotler (1999), memberikan definisi dari diferensiasi sebagai berikut: “Diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing”.

Strategi diferensiasi adalah suatu strategi yang dapat memelihara loyalitas pelanggan di mana dengan menggunakan strategi diferensiasi, pelanggan mendapat nilai lebih dibandingkan dengan produk lainnya. Aaker dan Jummaini menyatakan bahwa strategi diferensiasi yang sukses haruslah strategi yang mampu:

1. Menghasilkan nilai pelanggan,

2. Memunculkan persepsi yang bernilai khas dan baik serta, 3. Tampil sebagai wujud berbeda yang sulit untuk ditiru.

Esensi dari strategi diferensiasi adalah perusahaan dapat memberikan perbedaan yang lebih unik dari pada pesaing, sehingga dengan perbedaan itu konsumen memiliki nilai yang lebih tinggi, dan menciptakan competitive advantage yang baik dan berkelanjutan secara long-term atau jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan.

2.2. Strategi Manajemen Kualitas 2.2.1. Manajemen Kualitas

Manajemen kualitas adalah "sebuah sistem manajemen strategis terpadu yang melibatkan semua staf dan menggunakan metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk terus meningkatkan proses-proses di dalam organisasi demi memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan-harapan pelanggan".

Secara konseptual, manajemen kualitas dapat diterapkan baik pada barang maupun jasa, karena yang ditekankan dalam penerapan manajemen kualitas adalah peningkatan sistem kualitas.

Pada dasarnya proses industri harus dipandang sebagai suatu peningkatan terus menerus (continuous industrial process improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk, pengembangan produk, proses produksi, sampai distribusi kepada konsumen. Seterusnya, berdasarkan informasi sebagai umpan-balik yang dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) itu dapat dikembangkan ide-ide kreatif untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini.

2.2.2. Elemen Pokok Manajemen Kualitas

Terdapat 2 elemen pokok yang ada dalam manajemen kualitas, yaitu: 1. Jaminan Kualitas

Untuk menjaga kualitas produk dan pelayanan di atas tingkat tertentu. Kualitas yang dibutuhkan oleh pelanggan akan dipastikan pada tahap-tahap memperoleh bahan baku, pembuatan, penerimaan order/penjualan, logistic, penggunaan oleh pelanggan dan pembuangan.

2. Pemecahan Masalah

(4)

Proses produksi dan pengiriman produk dengan memuaskan pelanggan (quality assurance) dan membuat pengembangan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan baru dari pelanggan dan menanggulangi semua masalah yang terjadi (problem resolution) merupakan dua elemen pokok dalam manajemen kualitas.

2.3. Six Sigma

2.3.1. Pengertian Six Sigma

Six sigma terdiri dari dua kata yaitu Six yang berarti enam dan sigma yang berarti sebuah simbol atau lambang standar deviasi yang lebih dapat diartikan sebagai ukuran satuan dalam statistik yang melambangkan kemampuan suatu proses dan ukuran suatu nilai sigma.

Pengertian six sigma secara umum adalah sebuah proses bisnis yang dapat dikaitkan dengan sebuah kinerja, yang di mana sebuah kinerja harus ditingkatkan dalam sebuah perusahaan. Kinerja dapat ditingkatkan dengan cara mendesain dan memonitor kegiatan bisnis setiap hari untuk mengurangi hingga menghindari kecacatan dan sumber daya yang tersedia pada saat dibutuhkan oleh konsumen, hal tersebut dilakukan demi mencapai sebuah kepuasan dari konsumen,

Six sigma memiliki artian yang sangat luas dan memiliki beberapa artian dari beberapa sumber, yaitu strategi Six Sigma merupakan metode sistematis yang menggunakan pengumpulan data dan analisis statistik untuk menentukan sumber-sumber variasi dan cara-cara untuk menghilangkannya (Harry dan Scroeder, 2000).

2.3.2. Metodologi Six Sigma

Pendekatan metode six sigma yang dibutuhkan untuk melakukan peningkatan terus menerus yaitu pendekatan yang sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta dengan menggunakan peralatan, pelatihan dan pengukuran, sehingga semua kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi.

Terdapat pendekatan yang digunakan dalam pendekatan metode six sigma, yaitu sebagai berikut:

DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control)

Metodologi DMAIC digunakan pada saat sebuah perusahaan sudah terdapat sebuah produk jadi atau produk yang masih dalam tahap proses, namun belum mencapai spesifikasi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Berikut adalah penjelasan dari metodologi DMAIC:

1. Define, menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.

2. Measure, mengukur proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau sebelum mengalami perbaikan.

3. Analyze, menganalisis dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat atau kegagalan.

4. Improve, memperbaiki proses menghilangkan atau mengurangi jumlah cacat atau kegagalan.

5. Control, mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalami perbaikan.

(5)

Gambar 3 Siklus DMAIC (Sumber: Pende, 2000)

2.3.3. Langkah-langkah Six Sigma

Gambar 4 Langkah Six Sigma

1. Define (D)

Langkah ini adalah langkah operasional awal dalam program peningkatan kualitas six sigma. Pada tahap define ada 2 hal yang perlu dilakukan yaitu:

1. Mendefinisikan proses inti perusahaan

Proses inti adalah suatu rantai tugas, biasanya mencakup berbagai departemen atau fungsi yang mengirimkan nilai (produk, jasa, dukungan, informasi) kepada para pelanggan eksternal. Dalam hal pemilihan tema Six Sigma pertama-tama yang dilakukan adalah mempertimbangkan dan menjelaskan tujuan dari suatu proses inti akan dievaluasi. (Pende, 2000).

2. Mendefinisikan kebutuhan spesifik pelanggan

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pemain paling penting didalam semua proses, yakni pelanggan, pelanggan bisa internal maupun eksternal adalah tugas Black Belt dan tim untuk menentukan dengan baik apa yang diinginkan pelanggan eksternal. Pekerjaan ini membuat suara pelanggan (voice to customer VOC) menjadi hal yang menantang. Dalam hal mendefinisikan kebutuhan spesifik dari pelanggan adalah memahami dan membedakan diantara dua kategori persayaratan kritis, yaitu persyaratan output dan persyaratan pelayanan. (Pende, 2000).

2. Measure (M)

Dalam langkah yang kedua dalam tahapan operasional pada program peningkatan kualitas Six Sigma terdapat 3 hal pokok yang dilakukan, salah satunya adalah: (Vincent Gaspersz, 2002: 72-198).

Mengembangkan rencana pengumpulan data

Pada dasarnya pengukuran karakteristik kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat, yaitu: Rencana pengukuran tingkat proses, adalah mengukur setiap langkah atau aktivitas dalam proses dan karakteristik kualitas input yang diserahkan oleh pemasok yang mengendalikan dan mempengaruhi karakteristik kualitas output yang diinginkan. Tujuan dari pengukuran ini adalah mengidentifikasi setiap perilaku yang mengatur setiap langkah dalam proses.

Pengukuran tingkat output, mengukur karakteristik kualitas output yang dihasilkan suatu proses dibandingkan dengan karakteristik kualitas yang diinginkan pelanggan.

Rencana pengukuran tingkat outcome, mengukur bagaimana baiknya suatu produk atau jasa itu memenuhi kebutuhan spesifik dari pelanggan. Jadi pada tingkat ini adalah mengukur kepuasan

Defin e

Meas ure

Analy ze

Impro ve

(6)

pelanggan dalam menggunakan produk dan/atau jasa yang diserahkan kepada pelanggan. (Vincent Gaspersz, 2002: 96).

3. Analyze (A)

Analyze merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas. Pada tahap ini, tiga hal yang perlu dilakukan, salah satunya adalah:

Menentukan stabilitas dan kemampuan proses

Proses industri harus dipandang sebagai suatu peningkatan terus-menerus, yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk (barang dan/atau jasa), pengembangan produk, proses produksi, sampai kepada 13 distribusi kepada pelanggan. Berdasarkan informasi sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna produk itu dapat dikembangkan ide untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta proses produksinya.

4. Improve (I)

Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah kualitas teridentifikasi, maka perlu dilakukan penetapan rencana tindakan untuk melakukan peningkatan kualitas Six Sigma. Pada dasarnya rencana-rencana tindakan akan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta prioritas dan/atau alternatif yang dilakukan dalam implementasi dari rencana tersebut.

5. Control (C)

Perlu adanya pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil yang diinginkan sedang dalam proses pencapaian. Hasil dari tahap improve harus diterapkan dalam kurun waktu tertentu untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan, praktik-praktik terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses distandarisasikan dan disebarluaskan, prosedur-prosedur didokumentasikan dan dijadikan pedoman kerja standar, serta kepemilikan atau tanggung jawab ditransfer dari tim Six Sigma kepada pemilik atau penanggung jawab proses.

3. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan pada jurnal ini adalah Kualitatif Deskriptif yang bertujuan untuk mengungkapkan kejadian, fakta, keadaan juga fenomena dari subjek yang ingin diangkat. Peneliti ingin menguraikan serta memberikan pandangan yang terjadi terhadap keadaan yang terjadi pada subjek yang ingin diteliti. Adapun menurut Sugiyono (2005) yang telah menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Penelitian ini melakukan pengambilan primary data dari website smartphone OnePlus dan secondary data dari jurnal dan artikel bisnis terkait perkembangan merk OnePlus, smartphone secara global dan teknologi ICT (Information and Communication) terkini.

4. Analisa Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan teori yang dipaparkan di atas, berikut merupakan analisa yang didapatkan oleh peneliti :

● Sebagai market challenger, OnePlus menggunakan strategi diferensiasi melalui penjualan produk yang eksklusif hanya lewat portal online dan juga dengan bekerja sama dengan beberapa retailer online dari masing-masing negara, untuk terus meningkatkan competitive advantage dari perusahaan, agar dapat bersaing dengan merek smartphone lain, dan menjadi salah satu dari top market leader dengan market share yang terus meningkat. ● Hal tersebut terbukti dengan keberhasilan OnePlus belakangan ini. Dilansir dari artikel

(7)

OnePlus terus meningkatkan kualitas produknya dan terus mendengar masukan dari para konsumen dan penggemarnya ini.

● Adapun alat manajemen strategi Six Sigma pada OnePlus yang digunakan untuk mengendalikan kualitas tersebut, dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan terkait kualitas produk adalah sebagai berikut :

Setiap proses development produk dalam satu periode berulang, OnePlus terus mengendalikan dan meningkatkan kualitas produknya guna meningkatkan competitive advantage agar terus bersaing dalam perkembangan smartphone. Terkait skema Six Sigma, berikut adalah proses pengendalian kualitas yang digunakan oleh OnePlus : (Jelaskan kesimpulan dari chartsnya, contoh ada di bawah).

1. Define

Mendefinisikan proses inti perusahaan

OnePlus mendefinisikan proses inti perusahaannya dengan menjelaskan semua tentang perusahaan dan lini bisnis yang dijalankan. Dijelaskan kepada setiap anggota perusahaan mengenai semua produk, jasa dan juga alur bisnis yang dijalankan oleh OnePlus, dengan tujuan memiliki visi dan misi yang sama mulai dari semua anggota perusahaan sampai dengan para stake holder yang berada di dalamnya.

Mendefinisikan kebutuhan spesifik pelanggan

Di sini semua tim di OnePlus mendefinisikan semua kebutuhan para konsumen atau pelanggan akan smartphone pada zaman tersebut. Contoh misalnya pada saat kehadiran pertama kali OnePlus dengan produk OnePlus One nya, tim OnePlus mendefinisikan setiap kebutuhan akan manusia (konsumen) akan smartphone. Mulai dari situ, akan terlihat bahwa semua fitur-fitur yang bisa ditanamkan dan juga semua kemudahan yang dapat dihadirkan pada smartphone tersebut bisa ter gambarkan. Disusunlah sejumlah keunggulan produk yang akan diusung oleh OnePlus dalam produknya tersebut, dalam kasus ini adalah OnePlus One. Dan dinilai bahwa hal tersebut akan membuat pelanggan mendapatkan kepuasannya.

2. Measure

Pada tahap ini, OnePlus menggunakan forum online untuk berdiskusi antar para pengguna ataupun dengan tim dari OnePlus itu sendiri. Di dalam forum ini bisa berupa kritikan, saran, dan juga permintaan fitur lainnya yang diminta pada produk keluaran berikutnya. Salah satu upaya OnePlus dalam tahap ini adalah mengumpulkan setiap data yang masuk, mau berupa saran, kritikan dan juga permintaan akan fitur-fitur yang diinginkan oleh para pengguna. Dengan begitu, OnePlus dapat membaca kebutuhan pelanggan secara tepat dan tidak salah sasaran. Pada kasus ini contohnya pada produk keluaran OnePlus saat ini, yaitu OnePlus 5T. OnePlus 5T hadir sebagaimana kampanyenya pada video teaser nya. OnePlus 5T hadir karena para fans nya menginginkan smartphone tersebut, setiap fitur yang dihadirkan adalah hasil evaluasi dari produk sebelumnya dan juga ditambahkan kebutuhan yang ada pada setiap individu pelanggan. Semua dihadirkan akibat permintaan dari para pengguna atau fansnya.

Selain itu OnePlus juga memperhatikan sebagaimana growth perusahaannya, apabila semua sesuai dan juga sejalan dengan growth yang diinginkan maka OnePlus akan terus melanjutkan pada tahap berikutnya.

3. Analyze

Setelah mendapatkan semua input informasi dari berbagai sumber, OnePlus mulai masuk dalam tahap produksinya. Mulai menginisiasi produksi smartphone terbarunya tersebut, mulai dari penerapan konsep yang diinginkan dari para pengguna dan menyatukannya dengan kemungkinan yang ada. Bagian riset berperan penting dalam tahap ini, bagaimana caranya menghadirkan sekumpulan fitur yang diinginkan, ditanamkan pada sebuah smartphone yang memiliki keterbatasan yang ada.

(8)

cara memasarkan produknya ini, OnePlus memilih India sebagai lokasi yang tepat untuk terus mengembangkan perusahaannya ini, seperti yang dilansir pada artikel dengan judul “OnePlus is the Fastest Growing Premium Smartphone in India - Doubled Market Share During 2017 Q3” oleh BusinessWireIndia pada tahun 2017.

4. Improve

Masuk ke tahap berikutnya, setelah setiap konsep dan rencana implementasi sudah matang, produksi smartphone pun mulai naik produksi. Setiap perubahan dari produk-produk yang ada mengalami perbaikan dari produk-produk sebelumnya, hal ini harus dilakukan agar OnePlus terus bisa mengikuti perkembangan industri smartphone saat ini, dan bisa menjadi market leader pada industri ini. Seperti yang dilansir pada artikel yang berjudul “OnePlus gains over 50% of Indian smartphone market share in Q2” oleh The Hindu Business Line pada tahun 2017, bahwa OnePlus berhasil mengungguli beberapa merk lain pada market share smartphone di India. Nilai yang signifikan dari sebelumnya, OnePlus mendapatkan 57% market share, di atas Apple yang mendapatkan 38% dan Samsung hanya 4%. Ini sebuah hasil yang baik bagi OnePlus.

5. Control

Tahap ini sangat penting, karena tahap ini lah yang berperan penting dalam perkembangan OnePlus. Kontrol yang baik harus dilakukan pada setiap anggota perusahaan. Proses pengontrolan juga terus dipantau mulai dari diskusi online di forum maupun setiap keluhan yang datang dari para pengguna ke service center OnePlus itu sendiri. Ini juga menjadi sebuah tahap yang penting yang berhubungan dengan tahap Measure dan juga Improve. Pengontrolan setiap produk dan juga bagaimana bisnis dari smartphone ini bisa terus berjalan.

Begitu juga para Stakeholder harus jeli dengan perkembangan dunia smartphone ke depannya, harus jeli melihat lini bisnis ini akan berkembang dengan baik ataukah memang harus mulai menekan jumlah produksi untuk alasan tertentu. Kontrol daripada pengguna juga harus terus diperhatikan, di mana produksi harus ditingkatkan yang bertujuan berimbang dengan tingkat kebutuhan atau di mana produksi harus ditekan karena kebutuhannya memang tidak begitu tinggi.

5. Penutup

Penjualan OnePlus dari tahun ke tahun menunjukkan adanya kenaikan setiap rilisnya produk baru. Hal ini disebabkan oleh kualitas produk yang terjaga, juga adanya community dalam OnePlus yang selalu responsif dan aktif, yang digunakan sebagai tempat riset bagi pihak RnD OnePlus untuk mengetahui produk apa yang diinginkan oleh konsumen sekaligus peningkatan kualitas.

Proses Six Sigma yang dilalui oleh OnePlus sendiri sudah baik, hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti penentuan harga dan juga waktu untuk peluncuran produk. Sebaiknya harga yang ditetapkan untuk sebuah produk terbarunya harus dilihat dan dibandingkan dengan keunggulan yang ada pada produk tersebut. Agar harga yang pas dirasa cocok untuk semua fans yang setia memberikan masukan untuk OnePlus agar bisa lebih berkembang lagi ke depannya. Untuk waktu peluncuran produk barunya sendiri, harus dipertimbangkan dengan matang agar tidak terlalu dirasa cepat atau memiliki jarak yang pendek dari peluncuran produk terbaru dari produk sebelumnya, sepertinya 1 tahun adalah waktu yang dirasa cukup untuk setiap peluncuran produk terbaru dari OnePlus ini, agar tidak terlalu sering pergantian yang diberikan, agar para fans pun tidak begitu merasa sia-sia apabila membeli produknya.

(9)

6. Daftar Pustaka

Amanda, Fitria (2017). Strategi Diferensiasi. Dikutip dari:

http://www.eko-faiqurridho.com/2017/06/Differentiation-Strategy.html

Bhagat, htesh Raj (2016). Consumer loyalty boosting organic growth: OnePlus co-founder Carl Pei. Dikutip dari:

https://economictimes.indiatimes.com/opinion/interviews/consumer-loyalty-boosting-organic-growth-oneplus-co-founder-carl-pei/articleshow/53459957.cms

BusinessWireIndia (2017). OnePlus is the Fastest Growing Premium Smartphone in India - Doubled Market Share During 2017 Q3. Dikutip dari:

http://businesswireindia.com/news/fulldetails/oneplus-is-fastest-growing-premium-smartphone-india-doubled-market-share-during-2017-q3/55776

Cerira (2015). Di 2017, India Jadi Pasar Smartphone Terbesar Kedua di Dunia. Dikutip dari: http://www.jagatreview.com/2015/07/di-2017-india-jadi-pasar-smartphone-terbesar-kedua-di-dunia/

Gadget360 (2017). OnePlus 5T Sold Out Within 5 Minutes in Second Early Access Sale on Amazon India. Dikutip dari:

https://gadgets.ndtv.com/mobiles/news/oneplus-5t-sold-out-within-5-minutes-in-second-early-access-sale-on-amazon-india-1779595

Krisnadi, Iwan (2017). Project Management

Merriman, Chris (2017). OnePlus 5 has 'sold out' everywhere fuelling rumours of a OnePlus 5T. Dikutip dari:

https://www.theinquirer.net/3019253

Metasari, Nur (2008). Konsep Six Sigma. Dikutip dari:

https://qualityengineering.wordpress.com/tag/konsep-six-sigma/

Rao, Chethan (2017). OnePlus 5 breaking records already: 3x higher sales than the OnePlus 3T. Dikutip dari:

http://www.techradar.com/news/oneplus-5-breaking-records-already-3x-higher-sales-than-the-oneplus-3t

Statista (2017). Number of smartphone users* in top 15 countries worldwide, as of April 2017 (in millions). Dikutip dari:

https://www.statista.com/statistics/748053/worldwide-top-countries-smartphone-users/

Tech Desk (2016). Premium smartphone segment grows, OnePlus emerges as big winner: CMR. Dikutip dari:

http://indianexpress.com/article/technology/mobile-tabs/premium-smartphone-segment-grows-OnePlus-emerges-as-big-winner-cmr/

Valecha, Urvashi & Thomas, K Thomas (2017). India will be OnePlus’ second headquarters in 5 years, says CEO. Dikutip dari:

http://www.thehindubusinessline.com/info-tech/india-will-be-oneplus-second-headquarters-in-5-years-says-ceo/article9733666.ece

Venkatraman, Aarti (2017). How OnePlus India Plans To Leverage ‘Never Settle’ To Build A Premium O2O Smartphone Experience For Indian Users. Dikutip dari:

https://inc42.com/startups/chinas-oneplus-india-smartphone/

Wijaya (2008). Manajemen Kualitas. Dikutip dari:

(10)

(2013). Kualitas dan Manajemen Kualitas. Dikutip dari:

https://tariecliple.wordpress.com/2013/05/04/kualitas-dan-manajemen-kualitas/

Gambar

Gambar 2 Smartphone Market Share 2017 Q2 (Sumber: IDC, 2017)
Gambar 3 Siklus DMAIC

Referensi

Dokumen terkait

yang bersangkutan dengan judul “ Persepsi Pemustaka Tentang Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan SMPN 3 Tengah Lembang Sinjai Barat ”.. Memandang bahwa skripsi ini

Berdasarkan pada data tersebut dapat dilihat bahwa sediaan krim sunscreen ekstrak kulit buah nanas konsentrasi 20% masuk pada tingkat kemampuan tabir surya, akan

Sedangkan penambahan kalium (K + ) berpengaruh terhadap metabolisme yaitu dalam kestabilan transpor sel sehingga kemampuan kerja/aktifitas enzim berjalan normal walaupun

Dalam perkembangan wilayah Kota Banjarmasin, Kota Yogyakarta, dan Kota Medan perlu diidentifikasi bagaimana karakteristik RTH kota-kota dataran rendah secara umum dan RTH ketiga

Sikap jujur dibiasakan dengan cara guru harus berkerja sama dengan orang tua untuk memantau siswa, misalnya jika di sekolah maka tugas guru untuk memantau siswa bersikap jujur

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.. Dan hendaklah seorang penulis di

Analisis beban statik dorong ( pushover analysis ) adalah suatu analisis statik non linier dimana pengaruh gempa rencana terhadap struktur bangunan gedung dianggap sebagai beban-beban

Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga format pesan tersebut digunakan untuk merepresentasikan kelompok cyberprotest yang terstruktur, terdokumentasi,