• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah larutan asam dan basa.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah larutan asam dan basa.docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Berikut ini kami membuat sebuah makalah dengan judul “Larutan Asam dan Basa”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari tentang larutan asam dan basa.

Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Tangerang, 07 Februari 2018

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Masalah...

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Asam dan Basa... B. Tata Nama Senyawa Basa... C. Identifikasi Asam Basa... D. Kekuatan Basa...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan... B. Saran...

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam dan basa merupakan suatu kelompok elektrolit yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dimana banyak barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari tersebut termasuk ke dalam contoh asam dan basa. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran, bahan industri, dan lain sebagainya.

Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus biru dan menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan licin, membirukan lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang bersifat netral (tidak bersifat asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka tidak mengubah warna kertas lakmus.

Salah satu aplikasi asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam proses pencucian benda-benda pusaka, yang dimana benda tersebut dicuci dengan menggunakan senyawa yang bersifat asam untuk menghilangkan korosi pada benda-benda pusaka tersebut.

Makalah ini akan membahas mengenai teori asam dan basa, kesetimbangan ion, ketetapan ionisasi, hasil kali ion air dan aplikasi asam dan basa dalam proses pencucian benda-benda pusaka.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana teori asam dan basa ?

2. Apa yang dimaksud dengan kesetimbangan ion? 3. Bagaimana ketetapan ionisasi ?

4. Bagaimana hasil kali ion air ? 5. Apa yang dimaksud dengan pH ?

(4)

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui teori asam dan basa. 2. Dapat mengetahui tentang kesetimbangan ion 3. Dapat mengetahui ketetapan ionisasi

4. Dapat mengetahui hasil kali ion air 5. Dapat mengetahui pH

6. Dapat mengetahui aplikasi asam dan basa dalam proses pencucian benda-benda pusaka

D. Manfaat Makalah

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Asam dan Basa

Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus biru dan menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan licin, membirukan lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang bersifat netral (tidak bersifat asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka tidak mengubah warna kertas lakmus.

1. Asam dan basa Arrhenius

Tahun 1887 svante Arrhenius mempostulaykan bahwa apabila elektrolit dilarutkan dalam air, akan terbentuk ion-ion negative dan positif. Asam Arrhenius adalah zat yang melarut kedalam air untuk memberikan ion-ion H+, dan basa Arrhenius adalah zat ang melarut kedalam air untuk memberikan ion-ion OH- . Teori ini dinyatakan pada akhir abad ke-9.

Contoh :

a. ASAM BASA

b. Hydrogen Klorida , HCl natrium hidroksida, NaOH c. Hydrogen Nitrat,HNO3 kalium hidroksida, KOH d. Hidrogen Sulfat , H2SO4 kalsium hidroksida, Ca(OH)2 e. Asam Asetat, HC2H3O2 amonia, NH3

Tiga yang pertama dalam tiap kelompok bersifat sangat atau seluruhnya terionkan dalam larutan air dan dikelompokan sebagai asam kuat ataupun basa kuat. Di pihak lain, asam asetat dan ammonia hanya sedikit terionkan kedalam larutan air dan karena dikelompokan masing-masing sebagai assam lemah dan basa lemah.

2. Asam dan basa bronsted-lowry

(6)

system ini, asam bronsted-lowry adalah donor proton dan basa lowry adalah penerima proton. Dengan definisi ini, beberagam sifat-sifat asam dan reaksi kimia dan saling dihubungkan, termasuk reaksi-reaksi yang berlangsung dalam pelarut-pelarut selain air maupun tanpa pelarut sama sekali.

3. Larutan air asam dan basa ( aqueous solution of acids and bases )

Larutan asam terbagi menjadi 2 yaitu asam monoprotik dan asam proliprotik : a. Asam monoprotik ,

Asam seperti HCL,HNO3,dan HC2H3O2, dengan molekul yang mampu menyumbangkan satu proton ke sebuah molekul air disebut asam monoprotik. Karena penyumbangan proton adalah suatu reaksi yang reversible, tiap asam barullah membentuk basa dengan menyumbangkan protonnya itu. Serupa pula, tiap basa harus membentuk suatu asam dengan menerima sebuah proton. Hubungan ini sering disebut dengan konjugasi : HA+ H2O

H3O++A-Bahwa HA adalah sebagai asam 1, dan A- sebagai basa 1

Sedangkan H2O Adalah sebagai basa 2 dan H3O+ sebagai asam 2 (keenan,1984)

b. Asam poliprotik

Asam, seperti H2SO4, H3PO4,dan H2CO3. Dengan molekul yang mampu menyumbangkan lebih dari satu proton disebut asam poliprotik. Karena molekul H2SO4 dan H2CO3 dapat menyumbangkan dua proton, mereka juga disebut asam poliprotik, asam dengan molekul yang dapat menyumbangkan tiga proton, seperti H3PO4, juga disebut asam poliprotik. H2SO4 + H2O H3O+ +

HSO4-Asam 1 basa 2 asam 2 basa 1

(7)

larutan basa. Basa NaOH dan KOH, yang dapat meberikan 1 mol ion hidroksida per mol senyawa, disebut basa monohidroksi. Karena 2 mol ion hidroksida per mol Ca(OH)2 dan Ba(OH)2, maka senyawa ini disebut basa dihidroksi. (keenan, 1984)

4. Asam dan basa Lewis

Menurut pandangan ini, bahwa asam adalah struktur yang mempunyai afinitas terhadap paangan elektron yang diberikan oleh basa. Dimana basa tersebut didefenisikan sebagai zat yang mempunyai pasangan elektron yang belum mendapat pemilikan bersama. (Rosenberg,1985)

Lewis juga mengkelompokan senyawa sebagai asam dan basa menurut kemampuannya melepaskan / menerima electron. Menurut lewis :

Asam : Senyawa yang menerima pasangan electron Senyawa dengan electron valensi <8

Basa : Senyawa yang mendonorkan pasangan electron Mempunyai pasangan electron bebas

Contoh: reaksi antara NH3 dan BF3 H3N: + BF3 H3N BF3

Nitrogen mendonorkan pasangan elektron bebas kepada boron. Pasangan bebas yang didonorkan ditandaai dengan tanda panah antara atom nitrogen dan boron.

B. Kesetimbangan Ion

(8)

untuk reaksi pengionan ini ditulis dengan anak panah rangkap untuk menekankan bahwa system kesetimbangan adalah reversible.

Kesetimbangan yang melibatkan pengionan asam lemah dan basa lemah dalam larutan air penting dalam banyak bidang ilmu. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi-reaksi ini masing-masing disebut tetapan pengionan asam, ka,dan tetapan pengionan basa. Tiap tetapan ini mengandung factor untuk konsentrasi air. Besarnya ketetapan ini mengandung factor untuk kensentrasi air. Besarnya ketetapan ini menyatakan kuat asam atau basa itu. Untuk asam poliprotik dan basa polibasa tetapan pengionan pertama selalu lebih besr daripada yang kedua,dan seterusnya. Daam semua larutan elektrolit lemah,derajat pengionan menigkat jika larutan bertambah encer. Namun tetapan pengionan tidaklah berubah.

Air murni mengion sedikit sekali. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini disebut hasil kali ion untuk air, kw . harganya sama untuk larutan air apa saja pada suatu tempertur tertentu dan sama dengan hasil kali tetapan pengionan untuk pasangan asam basa konjugasi apa saja.

Harga konsentrasi ion H+ dalam larutan apa saja menentukan apakah larutan itu asam, basa atau netral. Dalam banyak larutan konsentrasi H+ bergantung pada hidrolisis kation asam ataupun anion basa. Pengukuran yang secara numeris tidak merepotkan terhadap keasaman suatu larutan adalah pH-nya, yang dapat diukur dengan suatu pH-meter. Untuk beberapa maksud pOH merupakan ukuran yang lebih enak dipakai. Jumlah pH dan pOH larutan apa saja adalah pKw itu .

(9)

pH suatu larutan seringkali dapat dipekirakan dengan suatu indicator asam basa, yang berubah warna paa harga pH tertentu. Dalam titrasi asam basa, titik kesetaraan adalah titik dimana kuantitas yang secara kimiawi setara (dari) dua zat yang telah dicampur. Secara khas, terdapat perubahan pH yang besar dan mendadak dari larutan paada titik ini. Tititk akhir titrasi adalah titik pada mana indicator berubaah warna. Dengan memilih indikatos secara seksama, titik akhir itu tepat berimpit dengan titik kesetaraan. Banyak informasi yang bermanfaat mengenai suatu asam basa dapat diperoleh dari kurva titrasi, yakni suatu alur pH terhadap volume pereaksi yang ditambahkan.

C. Ketetapan Ionisasi

Asam dan basa kuat terionisasi seluruhnya sehingga tidak memiliki tetapan kesetimbangan. Namun asam dan basa lemah memiliki tetapan kesetimbangan karena dalam air hanya terurai atau hanya terionisasi sebagian. Misalnya suatu asam lemah (HA) dilarutkan dalam air akan terurai sesuai

dengan Ka = tetapan ionisasi asam Ca = konsentrasi asam awal Kb = tetapan ionisasi basa Cb = kosentrasi basa.

Dari rumus di atas, konsentrasi H+ dan OH- dari asam lemah dan basa lemah dapat ditentukan asal harga Ka dan Kb diketahui.

Hubungan Ka, Kb dengan derajat ionisasi asam dan basa Ka = Ca x α2

(10)

Jika Ka dan Kb disubstitusikan ke rumus

Akan diperoleh persamaan sebagai berikut

Derajat Ionisasi dapat diketahui dengan menggunakan rumus di bawah ini :

Jika zat terionisasi sempurna, maka derajat ionisasinya bernilai satu (α=1). Jika zat tidak dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya bernilai nol (α=0). Sedangkan zat yang terionisasi sebagian, maka derajat ionisasinya kurang dari satu, sangat kecil (α<1).

Asam dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu

1. Asam kuat, yaitu asam yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami ionisasi sempurna. Misalnya: HCl

2. Asam lemah, yaitu asam yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami ionisasi sebagian. Misalnya : CH3COOH

Sedangkan basa dapat dikelompokan berdasarkan kekuatannya, yaitu: 1. Basa kuat, yaitu basa yang derajat ionisasinya = 1 atau mengalami ionisasi

sempurna. Misalnya: KOH

2. Basa lemah, yaitu basa yang derajat ionisasinya <1 atau mengalami ionisasi sebagian. Misalnya: amonia

(11)

D. Hasil Kali Ion Air

Air merupakan pelarut yang unik. Salah satu sifat khasnya yaitu kemampuannya untuk bertindak baik sebagai asam maupun basa. Air berfungsi sebagai basa dalam reaksi dengan asam-asam seperti HCl dan CH3COOH, dan pelarut ini berfungsi sebagai asam dalam reaksi dengan basa seperti NH3. Air merupakan elektrolit yang lemah dan hanya terionisasi sedikit.

H2O(l) H+ (aq) + OH- (aq) Reaksi ini disebut autoionisasi air. H2O + H2O H3O+ +

OH-Pasangan asam basa konjugasinya ialah (1) H2O (asam) dan OH- (basa) (2) H3O+ (asam) dan H2O (basa).

Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan (K) ditulis sebagai berikut.

K [H2O] = [H+] [OH‾] Kw = [H+] [OH‾]

Pada temperatur 25 °C diperoleh harga Kw = 1,0 x 10-14 artinya pada temperatur 25 °C dalam satu liter air murni terdapat 10-7 ion H+ dan 10-7 ion OH‾.

Hubungan antara Kw dan pKw sama persis seperti hubungan antara Ka dan pKa, atau [H+] dan pH.

pKw = – log10 Kw

Harga Kw 1.00 x 10-14 mol2 dm-6 pada temperatur ruangan memberikan harga pKw 14.

Menyatakan Banyak sedikitnya zat elektrolit yang terion dalam larutan. Derajat ionisasi ini dapat ditentukan dengan cara membandingkan jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan.

E. pH

(12)

basa mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7.

Larutan Konsentrasi ion [H+] dalam suatu larutan encer umumnya sangat rendah tetapi sangat menentukan sifat – sifat dari larutan terutama, larutan dalam air. Menurut Sorensen , pH merupakan fungsi logaritma negative dari konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dan dirumuskansebagaiberikut :

pH = – log [H+]

Dengan analogi yang sama untuk menentukan harga konsentrasi OH- dalam larutan dapat digunakan rumusan harga pOH:

pOH = – log [OH-]

Dalam keadaan kesetimbangan air terdapat tetapan kesetimbangan : Kw = [H+] [OH-]

Jadi dengan menggunkan konsep – log = p ,maka : – Log Kw = – log [H+] [OH-]

– Log Kw = { – log [H+]} + {- log [OH-]} pKw = pH + pOH

F. Aplikasi Asam Dan Basa Dalam Proses Pencucian Benda-Benda Pusaka

Observasi yang kami lakukan bertempat di keraton Cirebon, disini kami ingin mengetahui bagai mana proses pencucian benda-benda pusaka dan apa hubungannya dengan materi kimia mengenai asam dan basa. Dalam melakukan observasi kami dipandu oleh bapak Mungal dari observasi yang dilakukan kami memperoleh banyak informasi mengenai keraton .

(13)

Proses pencucian benda-benda pusaka itu sendiri dimulai dengan merendam keris dan benda pusaka ke dalam air kelapa. Dijelaskan, air kelapa bersifat asam lemah dan bermanfaat untuk melepaskan kotoran, kerak, dan mempermudah lepasnya karat yang terbentuk dipermukaan keris. Karena sifat asamnya yang lemah diperlukan perendaman agar betul-betul meresap dan dapat melepaskan kotoran terutama yang terdapat di pori-pori logam. Setelah direndam, benda pusaka itu digosok permukaannya dengan irisan jeruk nipis sampai bersih atau putih mengkilap. Proses ini bertujuan untuk membersihkan keris dari karat. Setelah itu, keris dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari. Kemudian, setelah kering, keris dicuci dengan air dari sumur-sumur yang ada di Keraton Kasepuhan seperti sumur kejayaan, sumur kemandungan, dan sumur pitu. Proses terakhir diolesi dengan minyak wangi. Ada empat jenis wewangian yakni minyak cendana, misik putih, melati, dan mawar. Setelah itu keris dan benda pusaka Suatu benda kuno menjadi pusaka bukan karena kekuatan supranaturalnya saja, tapi karena benda tersebut adalah peninggalan nenek moyang yang menjadi bukti sejarah, pencapaian dan kejayaan budaya bangsa kita di masa lalu dan menjadi suatu kebanggaan bangsa di masa kini. Keris dan benda pusaka sebagai bukti sejarah tersebut patut dan wajib dilestarikan agar tidak kehilangan akar sejarah dan budaya.

(14)
(15)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

1. Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam. Memerahkan lakmus biru dan menetralkan basa. Basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan licin, membirukan lakmus merah dan menetralkan asam. Sedangkan larutan yang bersifat netral (tidak bersifat asam dan tidak basa), jika diuji dengan lakmus, maka tidak mengubah warna kertas lakmus. 2. Asam dan basa kuat terionisasi seluruhnya sehingga tidak memiliki

tetapan kesetimbangan. Namun asam dan basa lemah memiliki tetapan kesetimbangan karena dalam air hanya terurai atau hanya terionisasi sebagian.Menyatakan Banyak sedikitnya zat elektrolit yang terion dalam larutan. Derajat ionisasi ini dapat ditentukan dengan cara membandingkan jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan. Jika zat terionisasi sempurna, maka derajat ionisasinya bernilai satu (α=1). Jika zat tidak dapat terionisasi, maka derajat ionisasinya bernilai nol (α=0). Sedangkan zat yang terionisasi sebagian, maka derajat ionisasinya kurang dari satu, sangat kecil (α<1).

3. pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH lebih kecildari 7, larutan basa mempunyai pH lebih besar dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH= 7.

4. Pencucian benda-benda pusaka merupakan aplikasi asam dan basa dalam kehidupan. Pencucian menggunakan asam bisa menghilangkan karat pada logam karena asam akan melarutkan logam yang teroksidasi.

B. Saran

(16)

Bagi para pembaca, diharapkan agar lebih memperdalam pengetahuan tentang asam basa baik melalui buku-buku referensi kimia maupun lewat situs-situs web dan lebih baiknya lagi apabila dapat dilakukan percobaan agar lebih memahami tentang asam basa karena kegunaannya yang sangat besar bagi kehidupan kita sehingga perlu dipelajari dan dipahami.

C. Hasil Praktekulum

LARUTAN WARNA INDIKATOR SIFAT LAKMUS MERAH LAKMUS BIRU

Jeruk Nipis Tidak Ada Perubahan

Berubah Merah Asam Asam Cuka Tidak Ada

Perubahan

(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

❖ Zat pentiter adalah asam kuat. ❖ Daerah perubahan pH drastis 4-7. ❖ Indikator yang dapat digunakan adalah metil merah. Titrasi basa kuat dengan asam lemah. ❖ Zat

Karena ion-ion garam dalam air ada yang terhidrolisis maka pelarutan garam-garam di dalam air dapat mengubah pH larutan menjadi bersifat asam atau basa.. Larutan Garam

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Bergambar mengenai Larutan Asam Basa Stoikiometri dan Titrasi Asam Basa untuk Kelas XI SMA RSBI” yang disusun oleh Nendrowati,

Menurut konsep ini, komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis).. • Garam yang terbentuk dari asam kuat dan

Menurut Bronsted-Lowry, dalam reaksi yang melibatkan transfer proton, asam adalah spesi yang bertindak sebagai donor proton, sedangkan basa adalah spesi yang bertindak sebagai akseptor

mendiskusikan cara mengenali sifat larutan, bahan alam apa saja yang dapat digunakan sebagai indikator larutan asam dan basa serta menganalisis asupan sayuran

Indikator asam basa adalah senyawa khusus yang ditambahkan pada larutan dengan tujuan mengetahui kisaran pH dari larutan tersebut. Indikator asam basa akan memberikan

Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara