METODE USULAN
PENILAIAN INVESTASI
• Payback period (PBP) : periode yang di perlukan untuk menutup kembali seluruh investasi awal yang di keluarkan dengan
menggunakan arus kas masuk yang di peroleh dari proyek tsb
• Net Present Value (NPV) : di dasarkan pada arus kas diskonto dengan menghitung arus kas masuk bersih yang diharapkan dari investasi, di diskonto dengan biaya modal kemudian
dikurangi dengan investasi awal
ARUS KAS DARI TIGA
PROYEK MUTUALLY
EXCLUSIVE
Tahun A B C PVIF (10%)
0 (1.500) (1.500) (1.500) 1,000
1 150 150 300 0,909 2 1.350 300 450 0,826 3 150 450 750 0,751 4 (150) 600 750 0,683 5 (600) 1.875 900 0,621
PAYBACK PERIOD
Unrecovered cost at start of year • Payback = Year before full recovery +
Cash fow during year
• Payback Period untuk keempat proyek adalah: - Proyek A = 2 tahun (150+1350)
- Proyek B = 4 tahun (150+300+450+600) - Proyek C = 3 tahun (300+450+750)
• Proyek yang dipilih berdasarkan metode Payback Period adalah proyek A (dipilih proyek yang
NET PRESENT VALUE
= 2.296,42 – 1.500 = 796,42
• Suatu usulan proyek investasi dinyatakan “layak diterima” jika NPV lebih besar sama dengan NOL. Apabila NPV kurang dari NOL, maka usulan proyek investasi “tidak layak di laksanakan”.
IRR
•
Dengan tingkat diskonto 25,4%, NPV yang
dihasilkan -0,72
•
Suatu proyek dapat dianggap “layak
diterima” apabila IRR lebih besar sama
dengan biaya modal. Apabila biaya modal
10%, maka proyek C yang mempunyai IRR
25,4% dpat diterima / di laksanakan
[
��� �Proyek C, tingkat diskonto 25,4%
[239,23+286,17+380,34+303,30+290,2 4] – 1500 = 0
6
SUKU BUNGA DAN OBLIGASI
����� ��������=� � 1�
(
1− 1(1+�)�
)
+�
(1+�)�
F = nilai nominal obligasi
C = kupon yang di bayarkan setiap periode T = waktu samapai jatuh tempo
OBLIGASI
Obligasi mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:
• Bunga (coupon),
Obligasi memiliki bunga yang sering disebut coupon
, merupakan salah satu bentuk pendapatan yang diperoleh pemegang obligasi, selain pendapatan
berupa gains, yaitu selisih harga jual obligasi dengan harga belinya.
• Nilai nominal (face value or par value)
Obligasi mempunyai nilai nominal, yaitu nilai yang
tercantum dalam obligasi, dan merupakan jumlah nilai yang akan dibayar kembali ketika obligasi jatuh tempo.
• Jangka waktu jatuh tempo (maturity)
Contoh soal
• perusahaan GLOBAL menerbitkan obligasi dengan jangka waktu jatuh tempo 10 tahun, dengan nominal Rp1.000.000,- dan kupon yang dibayarkan setiap tahun Rp80.000,-
• Jika suku bunga pasar sebesar sama dengan coupon rate yaitu 8%, maka nilai obligasi adalah
Nilai sekarang dari nominal obligasi = Rp 1.000.000 / (1,08)10
= Rp 1.000.000 / 2,1589 = Rp 463.190
Nilai sekarang anuitas dari kupon obligasi
= Rp 80.000 x {1 – 1/ (1,08)10 } / 0,08
= Rp 80.000 x { 1 – 1 / 2,1589} / 0,08 = Rp 80.000 x 6,7101
= Rp 536.810
• Nilai obligasi = Rp 463.190 + Rp 536.810 = Rp 1.000.000
Jika suku bunga di pasar satu tahun kemudian naik menjadi 10%, maka nilai obligasi perusahaan GLOBAL, untuk sisa umur obligasi selama 9 tahun adalah:
• Nilai sekarang dari nominal obligasi = Rp 1.000.000 / (1,10)9
= Rp 1.000.000 / 2,3579 = Rp 424.100
• Nilai sekarang anuitas dari kupon obligasi
= Rp 80.000 x { 1 – 1 / (1,10)9} / 0,10
= Rp 80.000 x { 1 -1 / 2,3579 } / 0,10 = Rp 80.000 x 5,7590
= Rp 460.720
EFEK FISHER
• Fisher efect, menjelaskan tentang hubungan antara
nominal returns, real returns dan infasi :
1 + R = ( 1 + r ) x ( 1 + h )
R= nominal rate, r = real rate,
h= tingkat infasi.
• Contoh jika nominal rate (R) = 15,5% , sedangkan
tingkat infasi (h) = 5%. Berapa real rate-nya (r) ? 1 + 0,155 = ( 1 + r ) x ( 1 + 0,05 )
1 + r = 1,155 / 1,05 1 + r = 1,10
7
SAHAM
•
Saham adalah salah satu alternative sumber
dana jangka panjang bagi suatu perusahaan,
baik dijual melalui
Private Placement
maupun
Initial Public Ofering
(IPO)
•
Penilaian saham lebih sulit daripada
penilaian obligasi, karena
• Arus kas yang dihasilkan saham biasa tidak pernah dapat di ketahui terlebih dahulu
• Saham biasa tidak punya jangka waktu jatuh tempo
contoh
• Anda mempertimbangkan membeli satu lembar saham
pada hari ini dan merencanakan untuk menjual
kembali saham tersebut satu tahun kemudian dengan harga Rp7.000,- Anda memprediksi saham tersebut akan membayarkan dividen pada akhir tahun sebesar Rp1.000,- per saham. Jika Anda mensyaratkan tingkat keuntungan sebesar 25% atas investasai saham
tersebut, berapa harga saham yang bersedia Anda bayar ?
• Dengan demikian Rp6.400 adalah merupakan nilai
saham tersebut pada hari ini.
• Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
•
Po = nilai / harga sekarang saham
P1 = harga pada suatu periode waktu yang akan datang
D1 = dividen kas yang dibayarkan pada akhir periode
Pendekatan Dividen Tetap
• Pendekatan ini menganggap bahwa besar dividen kas
yang dibayarkan perusahaan tetap setiap tahunnya.
• rumus :
• Contoh: perusahaan Global mempunyai kebijakan
pembayaran dividen yang tetap setiap tahun sebesar Rp1.000,- per saham. Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar 20%, berapa nilai saham
tersebut ?
P0 = Rp1.000/0,20
= Rp5.000,- per saham.
•
Pendekatan Dividen Dengan Pertumbuhan Tetap
• Pendekatan ini beranggapan bahwa, suatu perusahaan membayarkan dividen kas setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang tetap (g). • Jika misalnya D0 merupakan
besarnya dividen yang baru dibayarkan perusahaan, maka dividen pada tahun yang akan datang D1, adalah:
D1 = D0 x ( 1 + g )
• Dividen dua tahun yang akan datang D2 adalah :
D2 = D0 ( 1 + g )2 • Dengan demikian secara
umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
Contoh lain pendekatan dividen dengan pertumbuhan tetap
• Selama tingkat pertumbuhan (g) lebih kecil dari tingkat diskonto (r), maka nilai sekarang dari serangkaian arus kas dapat ditulis lebih sederhana sebagai berikut:
• Anggap dividen kas yang baru dibayarkan, D0 = Rp 230,
tingkat keuntungan yang disyaratkan r = 13 % dan tingkat pertumbuhan dividen yang tetap sebesar g = 5%. Berdasarkan informasi tersebut, maka nilai atau harga saham adalah:
Dengan menggunakan dividend grorwth model, dapat pula digunakan untuk menghitung harga saham pada suatu saat tertentu.
• Contoh, jika ingin mengetahui harga saham pada tahun
kelima, (P5). Pertama, dihitung dividen pada tahun
kelima (D5). Karena dividen kas yang dibayarkan
sekarang Rp230,- dengan tingkat pertumbuhan tetap 5% per tahun, maka dividen pada tahun kelima adalah
= 230 x 1,2763 = 293,5
• Dengan demikian, harga saham pada tahun ke-5 adalah:
Pendekatan dividen yang tidak tetap
• Dividen kas yang dibayarkan perusahaan dari waktu ke waktu adalah berfuktuasi, tergantung pada kebijakan dan besar kecilnya laba perusahaan
• Contoh, pertimbangkan suatu perusahaan yang sekarang tidak membayar dividen. Diperkirakan perusahaan baru
membayar dividen pertama kali pada tahun kelima, sebesar Rp500,- per saham. Diharapkan dividen kemudian tumbuh sebesar 10% dalam waktu yang tidak terbatas. Tingkat
keuntungan yang disyaratkan atas saham perusahaan tersebut sebesar 20%.
• Harga saham perusahaan sekarang
��= ���
(�,�−�,�)=�.���
Jika saham bernilai Rp5.000 pada tahun keempat, maka dapat
dihitung nilai sekarang saham perusahaan tersebut dengan mendiskontokan harga saham pada tahun keempat dengan 20%
��= ����
(�+� ,�)�=�.���
soal
suatu saham diperkirakan akan membayarkan dividen kas sebagai berikut:
Tahun Dividen yang diharapkan 1
Rp100,-2 Rp200,-3
8
ANALISIS RESIKO DALAM
PENGANGGARAN MODAL
Proyeksi Arus Kas
Perusahaan X
Tahun 0 1-5
Penjualan 6.000.000
Biaya variable 3.000.000
Biaya tetap 1.791.000
Penyusutan 300.000
Laba sebelum pajak 909.000
Pajak (34%) 309.000
Laba bersih 600.000
Arus kas 900.000
ANALISIS
SENSITIVITAS
• Analisis sensitivitas : pendekatan untuk mengukur berapa sensitive
perhitungan NPV terhadap perubahan asumsi yang digunakan dalam menghitung NPV tersebut
• Perusahaan X berencana melakukan investasi sebesar 1.500.000
dengan umur 5 tahun dengan asumsi kondisi ekonomi normal
• Arus kas setiap tahun = laba bersih + penyusutan
= 600.000 + 300.000 = 900.000
• Jika tingkat diskonto 15%, maka NPV proyek tersebut ialah
= -1.500.000 +
(782.608,70+680.529,30+591.764,61+514.577,92+447.459,06) = -1.500.000 + 3.016.940
= 1.516.940
• Karena NPV positif, maka proyek investasi tersebut layak dilaksanakan
ANALISIS BREAK-EVENT
ACCOUNTING PROFIT BEP
• Menunjukkan besarnya penjualan yang
menghasilkan laba bersih sama dengan NOL.
• Perusahaan X memiliki
• Biaya tetap = 2.091.000 • Biaya variable = 1.000/unit • Harga jual produk =
2.000/unit
• Accounting BEP =
•
CASH BEP
• Menunjukkan besarnya
penjualan yang menghasilkan arus kas operasi sama
dengan NOL.
• Cash BEP =
FINANCIAL BEP
• Disebut juga Present Value BEP, Menunjukkan besarnya penjualan yang menghasilkan NPV sma dengan NOL.
Financial BEP =
EAC = Equivalent Annual Cost
Tc = tarif pajak pendapatan perusahaan
• contoh, perusahaan DARMA, melakukan investasi
Rp1.500.000 dengan umur 5 tahun. Biaya tetap selain penyusutan Rp1.791.000 tiap tahun, sedangkan
penyusutan Rp300.000 per tahun. Biaya variabel Rp1.000 per unit, dan harga jual produknya Rp2.000 per unit. Tarif pajak perusahaan 34% dan tingkat diskonto sebesar 15%.
•
���
=
�
�����
.
���
.
���
�,��%
=���
.
���
Financial BEP =
9
BIAYA MODAL
• Biaya modal merupakan tingkat pendapatan minimum
yang disyaratkan pemilik modal. Dari sudut pandang perusahaan yang memperoleh dana, tingkat
pendapatan yang disyratkan tersebut merupakan biaya atas dana yang diperoleh perusahaan
• Biaya modal adalah salah satu tolak ukur untuk menilai
apakah keputusan pembelanjaan yang di ambil pihak manajemen sudah merupakan keputusan yang optimal
• Macam-macam biaya modal
• Biaya modal dari masing-masing sumber dana
• Biaya modal saham biasa
• Biaya modal utang
• Biaya modal saham istimewa
• Biaya modal laba ditahan
Biaya modal saham biasa
• Biaya modal saham biasa adalah tingkat pendapatan
minimum yang harus di peroleh perusahaan atas investasi yang di belanjai dengan saham biasa
• Tiga pendekatan mengukur biaya modal saham
biasa
1) Pendapatan Investasi bebas resiko ditambah premi asuransi
•
�
�=
�
�+
�������������
Misalkan pendapatan investasi bebas resiko dengan tingkat diskonto 15% dan premi asuransi 5%, maka biaya modal saham biasa adalah
Pendekatan Capital Asset Pricing Model
= pendapatan saham i pada periode t
= pendapatan investasi bebas resiko
= pendapatan pasar pada periode t = koefsien resiko sistematis saham
i
• Perusahaan X menerbitkan
saham biasa dengan beta 1,5 dan sebesar 20%. Pendapatan investasi bebas resiko 10%,
maka biaya modal saham biasa
= 25%
•
Pendekatan dividen
saham yang diharapkan
• Jika dividen diasumsikan tetap
• Perusahaan X menerbitkan saham biasa dengan nilai nominal 1.000 dijual dengan harga 1.500. setiap tahun membagikan dividen yang tetap jumlahnya, yaitu 150. maka biaya modal saham biasa
• Jika dividen/lembar diharapkan tumbuh dengan tingkat yang konstan sebesar g dan lebih besar dari g. apabila dividen
saham perusahaan diperkirakan tumbuh sebesar 5%.
=% = 15%
Biaya modal utang
• Adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan pemberi pinjaman atas investasi perusahaan yang di belanjai dengan utang.
• Jika obligasi dijual dengan harga yang tidak sama dengan nilai nominal, berarti terjadi premi atau
diskonto, maka besarnya modal utang setelah pajak dapat dihitung dengan rumus:
•
= harga jual surat utang yang di terbitkan n= jangka waktu jatuh tempo utang
It = besarnya bunga yang dibayarkan pada periode t
P = nilai pelunasan pokok utang
Kd = biaya modal utang sebelum pajak
P = nilai nominal obligasi Po = harga jual obligasi n= umur obligasi
It = biaya bunga obligasi yang jumlahnya tetap
Biaya modal saham
istimewa
• Dividen saham istimewa jumlahnya tetap serta dinyatakan sebagai persentase tertentu dari nilai nominal, dan tidak memiliki jatuh tempo
• Perusahaan X menerbitkan saham istimewa dengan nilai nominal 2.000 dan dividen sebesar 20% dari nilai nominal. Saham istimewa dijual dengan harga 4.000. maka biaya modal saham istimewa
•
Biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC)
•
Menghitung investasi yang dibiayai oleh
lebih dari satu sumber dana (kombinasi)
•
Contoh: suatu perusahaan melakukan
investasi sebesar 100 juta, yang di
belanjai dengan sumber dana sebagai
berikut:
Jenis sumberdana
Saham istimewa 10.000.0 00
0,1 13% 1,3%
Saham biasa 60.000.0
00 0,6 15% 9,0%
10
PENGGUNAAN LEVERAGE:
STRUKTUR KEUANGAN DAN
LEVERAGE
Leverage timbul karena perusahaan dalam
operasinya menggunakan aktiva atau dana yang menimbulkan beban tetap.
Jenis leverage:
1) Financial Leverage : timbul karena perusahaan menggunakan dana dengan beban tetap (utang) . Financial leverage di bedakan menjadi
1) Struktur keuangan: bagaimana perusahaan
membelanjai aktivanya (terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang, dan modal)
2) Struktur modal : menyangkut pembelanjaan jangka panjang (komposisi utang, saham biasa dan saham istimewa
3) Faktor leverage: perbandingan antara nilai buku total utang dengan total aktiva atau perbandingan antara total utang dan modal
Operating Leverage
• OL timbul bila perusahaan dalam operasinya menggunakan aktiva tetap karena akan menimbulkan beban tetap berupa penyusutan
• Jika OL semakin besar, maka penjualan semakin besar dan BEP semakin tinggi
���
=
%
%
∆
∆
����
��������� ����
�
�
C= kontribusi marjin (penjualan-biaya variabel) X = penjualanInformasi Perusahaan X
Harga jual produk = 2.000/unit Biaya tetap = 20.000.000 Biaya variable = 1.500/unit
volume penjualan = 100.000 unit (2008)
120.000 unit (2009)
Laba = P x Q – [FC+(VCxQ)]
Laba (2008) = 2.000 x 100.000 – [20.000.000 (1.500x100.000)]
= 200.000.000 – 170.000.000 = 30.000.000
Laba (2009) = 2.000 x 120.000 – [20.000.000 (1,500 x 120.000)]
= 240.000.000 – 200.000.000 = 40.000.000
=
soal
Informasi Perusahaan Y
Harga jual produk = 2.000/unit Biaya tetap = 60.000.000 Biaya variable = 1.000/unit
volume penjualan = 100.000 unit (2008)
Financial Leverage
• Timbul apabila perusahaan membelanjai
kegiatan operasi dan investasi menggunakan dana dengan beban tetap (utang)
•
rxD = bunga yang di bayar
Kombinasi Leverage
• Gabungan OL dan FL yang mengukur pengaruh
perubahan penjualan terhadap perubahan EAT atau NI
Atau DCL = DOL x DFL