• Tidak ada hasil yang ditemukan

MITIGASI BENCANA LONGSOR DALAM PENERAPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MITIGASI BENCANA LONGSOR DALAM PENERAPAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MITIGASI BENCANA LONGSOR DALAM PENERAPAN GEOTEKNIK DI DAERAH

KERINCI DAN SEKITARNYA, PROVINSI JAMBI

Roishe Miyafto Prabowo1, Najib1, Fahdel G. P2

1 Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2 Magister Teknik Planologi, Fakultas Teknik, Universitas Dponegoro

roishemiyaftoprabowo@gmail.com

Sari

Kerinci merupakan daerah yang memiliki iklim tropis hal ini mempengaruhi terjadinya bencana longsor di daerah tersebut. Bencana longsor sering mengakibatkan kerugian materil maupun korban jiwa sehingga perlu adanya manajemen dalam penataan untuk mengurangi kerugian materil dan korban jiwa jika longsor terjadi di daerah Kerinci dan sekitarnya. Metode penelitian studi publikasi yang berkaitan dengan penelitian ini, observasi lapangan, studi geologi, analisis pola kelurusan struktural dan analisis kinematika longsor. Hasil penelitian berupa daerah yang memiliki tingkat kerawanan longsor yang tinggi berada di daerah litologi batuan vulkanik berupa batu tuff, andesit, dan aluvium, kelerengan 30% dan zona sesar berupa Sesar Siulak yang berarah baratlaut-tenggara dengan tegasan utama berarah baratdaya-timurlaut, kinematik arah longsor cenderung berarah barat-timur dari area penelitian. Daerah rawan longsor tersebut merupakan daerah yang digunakan oleh masyarakat Kerinci sebagai tempat tinggal serta sebagai jalur transportasi seperti daerah Kecamatan Siulak, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Setinjau Laut dan sekitar area perbukitan terjal. Rekomendasi dalam meminimalisir terjadi bencana longsor dengan mengurangi besar kemiringan lereng, membuat dinding penahan, grouting dan shotcrete serta perlu dikuatkan kembali menggunakan geocell. Sebelumnya belum pernah dilakukan penyelidikan geoteknik pada area penelitian.

Kata Kunci: longsor, geoteknik, shotcrete, grouting, geocell, Kabupaten Kerinci.

PENDAHULUAN

Kabupaten Kerinci secara administratif termasuk Provinsi Jambi. Morfologi daerah kerinci seperti suatu cekungan yang diapit oleh gunung-gunung di sisi barat dan timurnya. Berdasarkan letak geografis daerah Kerinci juga berada di daerah garis khatulistiwa yang dapat menyebabkan proses-proses pelapukan dan pengikisan terjadi seperti longsor dan gerakan tanah lainya. Pengamatan geomorfologi di daerah Kerinci banyak ditemukan adanya gawir-gawir sesar pada sisi bagian barat dan timur area penelitian. Hal ini juga memiliki dampak terhadap identifikasi bahwa daerah Kerinci merupakan bagian dari segmen sesar Semangko yaitu segmen Siulak dengan bidang sesar berarah baratlaut-tenggara (Sieh dan Natawidjaja, 2000).

Pola pemukiman di daerah Kabupaten Kerinci bergantung pada kondisi aliran sungai di karenakan pekerjaan masyarakat Kabupaten Kerinci didominasi oleh sektor pertanian seperti sawah dan perkebunan. Banyaknya masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian menyebabkan pola-pola pemukiman di daerah Kabupaten Kerinci berada di lereng-lereng perbukitan-perbukitan yang curam sehingga ketika terjadi musim hujan daerah Kabupaten Kerinci rawan terhadap bencana longsor yang dapat mengakibatkan adanya korban jiwa maupun kerugian

materil. Untuk mengurangi korban jiwa dan kerugian materil jika terjadi bencana longsor perlu adanya mitigasi bencana melalui tahap keteknikan salah satunya dengan metode pendekatan geoteknik. Analisis penerapan geoteknik dengan melihat kondisi morfologi, geologi, geomorfologi, kelerengan, intensitas curah hujan dan pola pemukiman di daerah Kerinci sehingga menghasilkan rekomendasi untuk tipe-tipe mitigasi geoteknik yang akan digunakan pada area tertentu.

GEOLOGI AREA PENELITIAN

(2)

umur Miosen – Pliosen secara tidak selaras diendapkan Formasi Kumun ((Tmk) yang tersusun oleh batupasir, konglomerat, breksi, sisipan lignit dan tuff. Formasi ini tersingkap di sekitar danau Kerinci. Sedangkan pada masa Pliosen terjadi kembali Intrusi batuan yang bersifat asam yaitu Granodiorit yang tersingkap di Sungai Penuh hingga pada Holosen diendapakan batuan vulkanik baik tipe efusif maupun ekplosif yang ditutupi oleh endapan aluvium.

Geologi struktur di area penelitian berupa sesar Siulak yang memiliki arah baratlaut-tenggara yang memotong batuan berumur Pra-Holosen (Kusnama dkk, 1992). Jalur sesar ini terletak sejajar dengan jalur Bukit Barisan dan memperlihatkan sejarah penyesaran yang sama, yaitu sesar dextral berumur Plio – Plistosen. Sesar-sesar tersebut merupakan struktur tua yang diaktifkan kembali selama Plio – Plistosen (Kusnama dkk, 1992).

Menurut Poedjoprajitono (2012) pada Peta Geomorfologi Indonesia Inderaan Jauh, area penelitian merupakan bagian dari rangkaian satuan geomorfologi bentukan asal gunungapi yang berbatasan dengan satuan geomorfologi bentukan asal struktur di wilayah Sumatra bagian barat. Menurut Verstappen (1975) menyatakan daerah penelitian adalah dataran antar gunung yang berada di lingkungan median graben, berbentuk memanjang dan menyempit (berakhir) di kaki selatan kerucut Gunung Kernci.

HASIL DAN DISKUSI

Hasil analisis geospasial raster calculator dengan menggunakan paramater peta geologi untuk kekuatan tanah, peta geomorfologi, peta kelerengan, peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk dan peta zona sesar di Kabupaten Kerinci.

Gambar 1. Peta Potensi Bencana Longsor daerah Kerinci (Poedjoprajitno, 2012) Penentuan zona rawan longsor menggunakan

metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang

(3)

Parameter tersebut diberikan suatu nilai pembobotan untuk penentuan zona rawan mitigasi longsor dengan nilai pembobotan sebagai berikut:

No Parameter Persen bobot

1 Kelerangan 25 %

Kelerengan merupakan faktor utama jika terjadinya tanah longsor. Kelerangan pada area penelitian sangat curam terutama pada sisi bagian barat dan timur dari area penelitian. Sudut kelerengan pada area penelitian mencapai 45o– 60o dengan hal ini dapat diprediksi bahwa kelerengan seperti akan mempercepat terjadi tanahlongsor jika terjadinya peningkatan curah hujan dan jika tidak adanya vegetasi yang dapat menahan laju gerakan tanah tersebut.

Geologi area penelitian merupakan daerah yang tersusun yang didominasi oleh batuan gunungapi seperti batuan tuffan, breksi vulkanik, konglomerat, endapan aluvium, andesit, granodiorit dan granit. Variasi kekuatan litologi batuan berdasarkan kekompokan dam kekuatan batuan yang berbeda. Batuan yang memiliki kekompokan dan kekuatan paling baik berada disisi bagian barat dari area penelitian sedangkan kekuatan yang rendah berada disisi bagian tengah dan bagian timur dari area penelitian dikarenakan tersusun oleh litologi batuan vulkanik Kuarter.

Zona sesar dari area penelitian dominan berada pada bagian tengah area penelitian yaitu berupa sesar dextral secara paralel yang berasosiasikan sesar naik dan sesar normal. Zona sesar yang paling tinggi berada di tengah are penelitian umumnya tersusun oleh endapan aluvium. Zona sesar tersebut difungsikan sebagai masyarakat Kabupaten Kerinci sebagai zona atau kawasan pemukiman warga. Hal ini sangat membahayakan bagi keselamatan masyarakat Kabupaten Kerinci jika terjadi bencana geologi seperti gempabumi dan gerakan tanah baik itu berupa tanahlongsor ataupun berupa rayapan tanah.

Letak area penelitian berada di zona khatulistiwa sehingga menjadi faktor utama dalam prose pelapukan dan dipengaruhi juga oleh proses vulkanik serta area penelitian berada pada zona Sesar Sumatra sehingga geomorfologi area penelitian terdiri dari satuan perbukitan struktural, fluvial struktural dan fluvial denudasional.

Pola pemukiman di area penelitian bergantung pada sektor pertanian seperti persawahan dan perkebunan sehingga banyak masyarakat Kabupaten Kerinci menempati di sekitar kawasan aliran sungai. Kawasam yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi berada di Kecamata Depati Tujuh, dan Kecamatan Air Hangat.

Bobot dari suatu parameter tersebut dibedakan kembali menjadi 3 kelas yaitu kelas rendah (1), sedang (2)

dan tinggi (3). Hasil dari raster calculater pada 6 parameter tersebut menghasilkan nilaibobot sebagai berikut:

No Kelas Nilai Bobot

1 Rendah 0 – 90

2 Sedang 91 – 220

3 Tinggi 221 – 290

Daerah yang memiliki tingkat kerentanan untuk terjadinya longsor dan penurunan tanah (subsidence) berada pada bagian tengah dari area penelitian sebagai berikut:

No Kecamatan Intensitas Longsor

1 Kayu Aro Tinggi 10 Batang Merangin Sedang 11 Gunung Raya Tinggi 12 Gunung Kerinci Tinggi

Berikut adalah peta zonasi kerentanan rawan longsor pada Kabupaten Kerinci (Gambar 3).

(4)

Penyilidikan geoteknik adalah salah satu solusi untuk mengurangi terjadi bencana longsor di Kabupaten Kerinci. Berdasarkan pengamatan data lapangan kawasan Kabupaten Kerinci belum ditemukan adanya penerapan aplikasi geoteknik yang dilaksanakan dalam pembangunan infrastruktur transportasi maupun suatu daerah yang memiliki tingkat kerelerangan yang tinggi. Perkembangan penerapan geoteknik yaang dapat digunakan adalah melakukan shotcrete atau grouting untuk menambah kekuatan nilai ikat tanah atau batuan serta penerapan aplikasi geocell yang berfungsi untuk mengurangi beban permukaan pada jalur transportasi maupun suatu kelerangan.

Zona yang dirokemendasikan untuk menggunakan shotcrete ialah daerah yang memiliki komposisi batuan yang non-kohesif seperti endapan aluvium atau batuan vulkanik. Daerah ini terdiri dari wilayah Kecamatan Gunung Kerinci, Kecamatan Siulak, Kecamatan Depati Tujuh dan Kecamatan Gunung Raya. Sedangkan untuk grouting pada akses jalan transportasi dirokemendasikan di Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Setinjau Laut, Kecamatan Keliling Danau dan Batang Merangin. Berikut ini adalah tabel rekomendasi penerapan geoteknik dalam mitigasi longsor kawasan Kabupaten Kerinci.

No Kecamatan Rekomendasi 1 Kayu Aro Grouting 2 Gunung Tujuh - 3 Siulak Shotcrete 4 Depati Tujuh Grouting 5 Air Hangat Timur Shotcrete 6 Air Hangat Grouting 7 Danau Kerinci Grouting 8 Keliling Danau Shotcrete

9 Setinjau Laut Grouting dan Shotcrete 10 Batang Merangin Shotcrete

11 Gunung Raya Shotcrete

12 Gunung Kerinci Grouting dan Shotcrete Grouting dan Shotcrete perlu dikuatkan kembali dengan menggunakan metode geocell disebabkan Kabupaten Kerinci berada di kawasan sesar aktif Sesar Sumatra sehingga perubahan elevasi tinggi tanah sangat intensif berubah dalam skala 10 tahun. Geocell (Gambar 3) sendiri dapat meminimalisir beban permukaan pada jalan dan pada suatu kelerengan sehingga dapat menghasilkan kualitias infrastruktur yang baik dan tahan lama.

(5)

Lokasi sayatan melintang daerah rawan longsor

Metode sayatan mitigasi longsor pada sayatan melintang

KESIMPULAN

Daerah yang memiliki tingkat longsor yang tinggi yaitu; Kecamtan Siulak, Kecamatan Air Hangat, Kecamatan Setinjau Laut dan Kecamatan Gunungraya. Pengaruh longsor dominan disebabkan oleh kelerengan yang curam dan kawasan penelitian berada di zona sesar aktif.

Dari analisis geoteknik terdiri dari dua jenis penanganan terjadi longsor yaitu dengan menggunakan grouting dan shortcrete pada daerah zona orange tua serta perlu adanya pengkuatan kembali dengan menggunakan metode geocell.

DAFTAR PUSTAKA

Kusnama, R. Pardede, S dan Sidarto. 1992. Peta Geologi Lembar Sungai Penuh dan Ketaun, Sumatra. Skala 1:250.000. Pusat Survei Geologi. Bandung

Proedjopradjitno, S. 2012. Morfotektonik dan Potensi Bencana Alam di Lembah Kerinci Sumatra Barat, Berdasarkan Analisis Potret Udara. Pusat Survei Geologi. Bandun.

LAMPIRAN

Geologi

Keterangan Kelas Nilai Persentb Bobot

(6)

Slope

Kelas Nilai Persentb bobot

Tinggi 3 25 75

Danau Kerinci 0 25 0

Danau Gunung 0 25 0

Tujuh

Rendah 1 25 25

Rendah 1 25 25

Rendah 1 25 25

Tinggi 3 25 75

Tinggi 3 25 75

(7)

Gambar

Gambar 1. Peta Potensi Bencana Longsor daerah Kerinci (Poedjoprajitno, 2012)
Gambar  1 Peta zona rawan longsor Kabupaten Kerinci
Gambar 3 Desain penerapan geocell pada akses jalan dan pada suatu kelerengan

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini digunakan, karena obyek-obyek yang dipakai dalam proyek ini terdiri dari elemen-elemen multimedia, yaitu : teks, gambar/grafik, animasi dan audio.Untuk

Buku cerita bergambar interaktif yang akan dirancang ini bertujuan untuk dapat mengajarkan mengenai bentuk etika berkomunikasi yang baik dan sopan kepada orang tua dan

Bahan pangan yang memiliki kadar air sangat rendah (aw < 0,1), oksidasi berlangsung sangat cepat dan pada aktivitas air lebih tinggi (aw = 0,55-0,85), laju oksidasi kembali

Linearisasi digunakan untuk mendekati respon sistem non-linear dengan PD linear yang kemudian dapat dianalisa dengan TL. Pendekatan linear terhadap sistem non-linear dapat

Siemens Indonesia terus mengembangkan kemampuan memproduksi komponen utama turbin uap untuk pembangkit listrik berupa kondensor, selubung luar bertekanan rendah (lower pressure

Secara ringkas, peningkatan kualitas visual dan spasial kawasan Krembangan ditingkatkan melalui: usulan perubahan arah lalu lintas kendaraan pada jalan Sikatan dan

Atas dasar pemikiran di atas maka diperlukan suatu kajian yang komprehensif dan mendalam yang mengacu pada pengembangan produk agroindustri olahan yang berorientasi

Dengan adanya pengembangan karir berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan pegawai untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu,