Mengabstraksi & Menginterpretasi – Teks
Berita
Mengabstraksi & Menginterpretasi – Teks
Berita
Mengabstraksi
Mengabstraksi
•
Abstraksi berarti merumuskan kembali secara ringkas
isi suatu teks eksposisi.
•
Ringkasan disusun berdasarkan pokok-pokok teks
sehingga memiliki hubungan yang logis dan padu.
•
Untuk dapat mengabstraksi atau meringkas teks
Langkah-langkah Mengabstraksi
Langkah-langkah Mengabstraksi
Membaca
Teks Berita
Membaca
Teks Berita
n Ide Pokok
n Ide Pokok
Menentuka
Menentuka
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam
Mengabstraksi Teks Berita
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam
Mengabstraksi Teks Berita
•
Isi memuat bagian penting berdasarkan struktur teks berita,
termasuk unsur-unsur 5W + 1H.
•
Bahasa yang digunakan harus singkat, jelas, dan padu.
•
Struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca harus diperhatikan
Kabut Asap Ganggu Penerbangan di Sulawesi
BAUBAU, TRIBUN-TIMUR.COM - Pesawat Garuda Indonesia tujuan Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terbang dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Jumat (23/10/2015), gagal mendarat, akibat kabut asap yang menyelimuti Bandara Betoambari.
Kepala BMKG Kota Baubau, Natsir membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, jadwal penerbangan Garuda yang seharusnya mendarat sekitar 7.30 wita, baru sekitar pukul 10.00 Wita baru bisa mendarat. "Iya, setelah pihak BMKG memberikan data ke pihak Garuda di mana berdasarkan pantauan jarak pandang di Kota Baubau hanya sampai 3 km. Hal ini disebabkan kabut asap yang menyelimuti Kota Baubau termasuk di bandara Betoambari," kata Natsir, Jumat malam.
Setelah berkomunikasi sekitar dua jam antara BMKG Baubau dan perwakilan Garuda di Makassar, kata Natsir, akhirnya pihak maskapai memutuskan untuk menunda penerbangan. Berdasarkan standar Garuda, kata Nasir, pilot akan melakukan pendaratan jika jarak pandang minimal 5 km. Sedangkan jarak pandang di sekitar kota Baubau hanya berkisar 3-4 km.
Kabut asap saat ini, lanjut Nasir, diperparah dengan kebakaran di Kolaka, Konawe Selatan dan beberapa daerah di sekitar Kendari. Untuk itu, dia berharap kepada masyarakat untuk tidak panik dengan kabut asap itu karena belum terlalu menganggu. Terkait dengan jadwal penerbangan yang mengalami gangguan, pihak BMKG akan terus melakukan komunikasi dengan pihak maskapai.(kiki andi patti)
Kabut Asap Ganggu Penerbangan di Sulawesi
BAUBAU, TRIBUN-TIMUR.COM - Pesawat Garuda Indonesia tujuan Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terbang dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Sulawesi Selatan, Jumat (23/10/2015), gagal mendarat, akibat kabut asap yang menyelimuti Bandara Betoambari.
Kepala BMKG Kota Baubau, Natsir membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, jadwal penerbangan Garuda yang seharusnya mendarat sekitar 7.30 wita, baru sekitar pukul 10.00 Wita baru bisa mendarat. "Iya, setelah pihak BMKG memberikan data ke pihak Garuda di mana berdasarkan pantauan jarak pandang di Kota Baubau hanya sampai 3 km. Hal ini disebabkan kabut asap yang menyelimuti Kota Baubau termasuk di bandara Betoambari," kata Natsir, Jumat malam.
Setelah berkomunikasi sekitar dua jam antara BMKG Baubau dan perwakilan Garuda di Makassar, kata Natsir, akhirnya pihak maskapai memutuskan untuk menunda penerbangan. Berdasarkan standar Garuda, kata Nasir, pilot akan melakukan pendaratan jika jarak pandang minimal 5 km. Sedangkan jarak pandang di sekitar kota Baubau hanya berkisar 3-4 km.
Kabut asap saat ini, lanjut Nasir, diperparah dengan kebakaran di Kolaka, Konawe Selatan dan beberapa daerah di sekitar Kendari. Untuk itu, dia berharap kepada masyarakat untuk tidak panik dengan kabut asap itu karena belum terlalu menganggu. Terkait dengan jadwal penerbangan yang mengalami gangguan, pihak BMKG akan terus melakukan komunikasi dengan pihak maskapai.(kiki andi patti)
Kabut Asap Ganggu Penerbangan di Sulawesi
Salah satu maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, yang terbang dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tujuan Bau-bau dikabarkan gagal mendarat. Hal ini disebabkan karena polusi udara akibat kabut asap di wilayah udara Kota Bau-bau.
Seperti yang dikatakan kepala BMKG Kota Bau-bau, jarak pandang di wilayah udara Kota Bau-bau hanya berkisar 3-4 km. Hal ini tidak sesuai dengan standar pendaratan maskapai Garuda Indonesia itu sendiri yang mengharuskan jarak pandang pilot minimal 5 km untuk melakukan pendaratan. Oleh karena itu, pesawat ini memutuskan untuk tidak mendarat di Kota Bau-bau melainkan kembali ke Bandara Sultan Hasanuddin dan menunggu sampai kondisi yang lebih baik.
Menurut informasi kepala BMKG, kabut asap ini disebabkan karena pembakaran lahan di beberapa wilayah sekitar Kendari. Terkait jadwal penerbangan yang terganggu, pihak BMKG akan terus berkoordinasi untuk memberi informasi tentang kondisi udara yang layak untuk melakukan transportasi jalur udara.
Kabut Asap Ganggu Penerbangan di Sulawesi
Salah satu maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, yang terbang dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar tujuan Bau-bau dikabarkan gagal mendarat. Hal ini disebabkan karena polusi udara akibat kabut asap di wilayah udara Kota Bau-bau.
Seperti yang dikatakan kepala BMKG Kota Bau-bau, jarak pandang di wilayah udara Kota Bau-bau hanya berkisar 3-4 km. Hal ini tidak sesuai dengan standar pendaratan maskapai Garuda Indonesia itu sendiri yang mengharuskan jarak pandang pilot minimal 5 km untuk melakukan pendaratan. Oleh karena itu, pesawat ini memutuskan untuk tidak mendarat di Kota Bau-bau melainkan kembali ke Bandara Sultan Hasanuddin dan menunggu sampai kondisi yang lebih baik.
Menurut informasi kepala BMKG, kabut asap ini disebabkan karena pembakaran lahan di beberapa wilayah sekitar Kendari. Terkait jadwal penerbangan yang terganggu, pihak BMKG akan terus berkoordinasi untuk memberi informasi tentang kondisi udara yang layak untuk melakukan transportasi jalur udara.