KETEGANGAN WILAYAH PERBATASAN DAN ANCAMAN INDONESIA Oleh Oppi Ulandari
(Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Malang)
Salah satu kegagalan pemerintahan saat ini adalah terkatung-katungnya pembahasan RUU Batas Wilayah Indonesia, tanpa UU Batas Wilayah, maka dikhawatirkan satu per satu pulau-pulau terluar yang berbatasan dengan negara tetangga akan lepas karena diakui oleh negara lain, atau lepas untuk berdiri sendiri karena kita dianggap tidak memperhatikan mereka. Sudah terlalu banyak konflik yang melibatkan wilayah perbatasan Indonesia yang sama sekali belum tuntas penyelesaiannya.
Masalah perbatasan memang sangat rentan, hal ini telah dialami oleh Indonesia dengan pihak Malaysia. Terjadinya konflik perbatasan tahun 2012, dimana Indonesia seolah telah melepaskan wilayah seluas 1500 ha di Tanjung Datu kepada Malaysia. Indonesia memandang Malaysia meluncurkan usaha terus-menerus untuk melakukan ekspansi terhadap wilayah Indonesia. Kasus ini meningkat profilnya setelah Pulau Sipadan dan Ligitan, juga berada di blok Ambalat, dinyatakan sebagai bagian dari Malaysia oleh Mahkamah Internasional. Sengketa Ambalat ini diakibatkan oleh negara Malaysia yang ingin merebut Ambalat karena keistimewaan Ambalat yang memiliki kekayaan laut dan bawah laut, khususnya untuk pertambangan minyak. Hal ini dapat dibuktikan ketika Malaysia membuat peta baru pada tahun 1969 yang memasukkan pulau Sipadan dan Ligitan pada wilayah negaranya, tentu negara Indonesia tidak terima dengan pengakuan sepihak tanpa dasar aturan yang jelas.
Marginalisasi kelautan telah menciptakan kompleksitas permasalahan bangsa, dari keterpurukan ekonomi, kerawanan politik hingga terancamnya keutuhan NKRI. Hal lain yang menciptakan keterpurukan sektor kelautan adalah pembangunan kelautan yang tidak dilakukan oleh satu koordinasi lembaga negara. Akankah peristiwa lepasnya Pulau Sipadan-Ligitan terulang? Berkaca dari masalah tersebut seharusnya Pemerintah Indonesia bertindak agar kasus ini tidak terjadi lagi kedepannya. Melihat Pulau Sipadan dan Ligitan yang awalnya milik Indonesia sekarang telah resmi di serahkan ke Malaysia. Malaysia memelihara, mengontruksi, memajukan pulau tersebut dan membantu menyejahterakan penduduk yang menetap disana sedangkan Indonesia acuh tak acuh terlalu meremehkan keberadaan pulau kecil yang pada dasarnya jika Indonesia dapat mengelola Pulau tersebut dengan baik Indonesia mendapat benefit dalam sektor tertentu. Bukan hanya kasus Indonesia-Malaysia saja yang mengancam keutuhan wilayah negara Indonesia namun juga konflik perbatasan Indonesia-Timor Leste, negara yang baru berdiri sejak lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1999 yang sampai saat ini belum tuntas.
referendum atas nasib timor leste, dan hasil akhirnya memisahkan diri dari Indonesia. Pemerintah Indonesia ataupun Timor Leste harus duduk bareng demi menciptakan perdamaian di perbatasan, jangan sampai ketika konflik tersebut semakin meluas baru mulai bertindak. Untuk mencegah konflik tersebut agar tidak berkembang pemerintah Indonesia harus tegas seperti membuat kesepakatan bahwa tidak boleh ada intervensi dari pihak luar karena apabila ada intervensi dari pihak luar khususnya Australia bisa jadi konflik tersebut malah akan semakin rumit dan mudah sekali dipolitisasi, mengingat ada kepentingan yang kuat atas pihak Australia di Timor Leste. Apalagi Indonesia dan Australia memiliki masalah batas bersama ZEE yang belum diratifikasi.
Permasalahan lain menyangkut perbatasan Indonesia yaitu Batas Daratan Indonesia-Singapura mengenai Penambangan Pasir Pulau Nipah. Penambangan pasir laut di perairan sekitar Kepulauan Riau yakni wilayah yang berbatasan langsung dengan Singapura, telah berlangsung sejak tahun 1970. Sengketa mengenai penambangan pasir laut ini harus ditangani serius oleh pemerintah Indonesia. Kegiatan tersebut telah mengeruk jutaan ton pasir dan mengakibatkan kerusakan ekosistem pesisir pantai yang cukup parah. Selain itu mata pencaharian nelayan yang semula di laut terganggu sehingga banyak para nelayan kita yang kehilangan mata pencaharian. Lebih parahnya penambangan pasir laut yang dilakukan itu mengancam keberadaan sejumlah pulau kecil di Indonesia karena telah ada kasus tenggelamnya pulau Nipah. Tenggelamnya pulau-pulau kecil tersebut menimbulkan kerugian besar bagi Indonesia, karena dengan perubahan pada kondisi geografis pantai akan berdampak pada penentuan batas maritim dengan Singapura di kemudian hari.